SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB 1

                                     PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

             Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi

      Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara

      berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh

      manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat

      maupun tersirat.

             Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca,

      memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang

      mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu

      menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang

      kekal abadi. Mushaf Al Quran yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui

      perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang

      silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu

      jaminan atas keotentikan Al Quran langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub

      dalam firman-Nya QS.AL Hijr -(15):9: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-

      Dzikr (Al Quran), dan kamilah yang akan menjaganya".



B. Tujuan

             Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita

      tentang sejarah kodifikasi Al-Quran.




                                               1
C. Manfaat

        Manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui sejarah kodifikasi

     Al Quran mulai dari Jaman Rasulullah Saw sampai Jaman Khalifah Usman Bin `Affan.




                                           2
BAB II

                                     PEMBAHASAN


Sejarah Kodifikasi Al-Quran

A. Al-Quran Pada Jaman Rasulullah Saw

   Pengumpulan Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:

   Pertama : Al Jam'u Fis Sudur Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali

           Rasulullah SAW menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan

           mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan

           nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan

           dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya.

   Kedua : Al Jam'u Fis Suthur Yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau

           berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu

           terus menerus turun selama kurun waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah.

           SAW setiap kali turun wahyu kepadanya selalu membacakannya kepada para

           sahabat secara langsung dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari

           melarang para sahabat untuk menulis hadishadis beliau karena khawatir akan

           bercampur dengan Al Quran. Rasul SAW bersabda "Janganlah kalian menulis

           sesuatu dariku kecuali Al Quran, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain Al

           Quran maka hendaklah ia menghapusnya " (Hadis dikeluarkan oleh Muslim (pada

           Bab Zuhud hal 8) dan Ahmad (hal 1).

             Biasanya sahabat menuliskan Al Quran pada media yang terdapat pada waktu itu

      berupa ar-Riqa' (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang),

      al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al Quran waktu itu


                                              3
mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al Quran telah

terjadi pada masa Rasulullah s.a.w. adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh al-

Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas r.a., ia berkata: "Suatu saat kita

bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al Quran (mengumpulkan) pada kulit

binatang ".

       Dari kebiasaan menulis Al Quran ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah

(manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang terkenal

adalah: Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan

Salin bin Ma'qal.

       Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al

Quran pada waktu itu adalah Rasulullah SAW melarang membawa tulisan Al Quran ke

wilayah musuh. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah kalian membawa catatan Al

Quran kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al

Quran tersebut jatuh ke tangan mereka".

       Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan dalam

bukubukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara perempuannya yang

bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari sebuah catatan (manuskrip) Al

Quran kemudian `Umar mendengar, meraihnya kemudian memba-canya, inilah yang

menjadi sebab ia mendapat hidayah dari Allah sehingga ia masuk islam. Sepanjang hidup

Rasulullah s.a.w Al Quran selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al

Quran diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.




                                          4
B. Al-Quran Pada Zaman Khalifah Abu Bakar As Sidq

                Sepeninggal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah

      catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah

      Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan

      surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin

      nuzul).

                Imam    Bukhari    meriwayatkan     dalam    shahihnya   sebab-sebab     yang

      melatarbelakangi pengumpulan naskah-naskah Al Quran yang terjadi pada masa Abu

      Bakar yaitu Atsar yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. yang berbunyi: "Suatu ketika

      Abu bakar menemuiku untuk menceritakan perihal korban pada perang Yamamah ,

      ternyata Umar juga bersamanya. Abu Bakar berkata :" Umar menghadap kapadaku dan

      mengatakan bahwa korban yang gugur pada perang Yamamah sangat banyak khususnya

      dari kalangan para penghafal Al Quran, aku khawatir kejadian serupa akan menimpa para

      penghafal Al Quran di beberapa tempat sehingga suatu saat tidak akan ada lagi sahabat

      yang hafal Al Quran, menurutku sudah saatnya engkau wahai khalifah memerintahkan

      untuk mengumpul-kan Al Quran, lalu aku berkata kepada Umar : " bagaimana mungkin

      kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah s. a. w. ?" Umar

      menjawab: "Demi Allah, ini adalah sebuah kebaikan".

                Selanjutnya Umar selalu saja mendesakku untuk melakukannya sehingga Allah

      melapangkan hatiku, maka aku setuju dengan usul umar untuk mengumpulkan Al Quran.

                Zaid berkata: Abu bakar berkata kepadaku : "engkau adalah seorang pemuda yang

      cerdas dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al Quran)




                                              5
untuk Rasulullah s. a. w., maka sekarang periksa dan telitilah Al Quran lalu

kumpulkanlah menjadi sebuah mushaf".

       Zaid berkata : "Demi Allah, andaikata mereka memerintahkan aku untuk

memindah salah satu gunung tidak akan lebih berat dariku dan pada memerintahkan aku

untuk mengumpulkan Al Quran. Kemudian aku teliti Al Quran dan mengumpulkannya

dari pelepah kurma, lempengan batu, dan hafalan para sahabat yang lain).

       Kemudian Mushaf hasil pengumpulan Zaid tersebut disimpan oleh Abu Bakar,

peristiwa tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah

sesudahnya yaitu Umar, setelah ia pun wafat mushaf tersebut disimpan oleh putrinya dan

sekaligus istri Rasulullah s.a.w. yang bernama Hafsah binti Umar r.a.

       Semua sahabat sepakat untuk memberikan dukungan mereka secara penuh

terhadap apa yang telah dilakukan oleh Abu bakar berupa mengumpulkan Al Quran

menjadi sebuah Mushaf. Kemudian para sahabat membantu meneliti naskah-naskah Al

Quran dan menulisnya kembali. Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa

yang bersejarah ini dengan mengatakan : " Orang yang paling berjasa terhadap Mushaf

adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat Allah karena ialah yang pertama kali

mengumpulkan Al Quran, selain itu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut Al

Quran sebagai Mushaf).

       Menurut riwayat yang lain orang yang pertama kali menyebut Al Quran sebagai

Mushaf adalah sahabat Salim bin Ma'qil pada tahun 12 H lewat perkataannya yaitu :

       "Kami menyebut di negara kami untuk naskah-naskah atau manuskrip Al Quran

yang dikumpulkan dan di bundel sebagai MUSHAF" dari perkataan salim inilah Abu

bakar mendapat inspirasi untuk menamakan naskah-naskah Al Quran yang telah



                                        6
dikumpulkannya sebagai al-Mushaf as Syarif (kumpulan naskah yang mulya). Dalam Al

      Quran sendiri kata Suhuf (naskah ; jama'nya Sahaif) tersebut 8 kali, salah satunya adalah

      firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 " Yaitu seorang Rasul utusan Allah yang

      membacakan beberapa lembaran suci. (Al Quran)"



C. Al-Quran Pada Jaman Khalifah Umar Bin Khatab

             Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al Quran yang

      dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah

      pertama yaitu mengemban misi untuk menyebarkan islam dan mensosialisasikan sumber

      utama ajarannya yaitu Al Quran pada wilayah-wilayah daulah islamiyah baru yang

      berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredibilitas serta kapasitas ke-Al-

      Quranan-nya bisa dipertanggungjawabkan. Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah

      bin Shamith dan Abu Darda'.



D. Al-Quran Pada Jaman Khalifah Usman Bin `Affan

             Pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan terjadi perluasan wilayah islam di luar

      Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja

      ('Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif. alah satu dampaknya

      adalah ketika mereka membaca Al Quran, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab.

      Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang

      juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin al-yaman.

             Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang

      pada waktu itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria)



                                              7
mendapa misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq

menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana

terdapat perbedaan bacaan Al Quran yang mengarah kepada perselisihan.

       Ia berkata : "wahai usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara

bacaan Al Quran, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga menyerupai

kaum yahudi dan nasrani ".

       Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya untuk

disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para

sahabat diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin al'Ash, Abdurrahman

bin al- Haris dan lain-lain.

       Kodifikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al Quran ini terjadi pada tahun 25 H,

Usman berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat

bahasa suku Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan gaya bahasa mereka. Setelah

panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah.

Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan

manuskrip Al Quran selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf. Mushaf

hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam

dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang

belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.

       Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam

perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari

dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa

mengumpulkan Al Quran. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk



                                       8
Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm alAnbath tanpa harakat

     atau Syakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).



E. Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran

            Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah

     salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah

     Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan

     Khat Kufy.

            Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di

     perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat islam dilarang untuk

     melihatnya.

            Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin

     memerintahkan untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M.

     Tapi setelah terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada

     parlemen Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand

     (Uzbekistan, negara di bagian asia tengah), Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy

     di kota Kairo mesir dan Mushaf ketiga dan keempat terdapat di kota Istambul Turki.

     Umat islam tetap mempertahankan keberadaan mushaf yang asli apa adanya. Sampai

     suatu saat ketika umat islam sudah terdapat hampir di semua belahan dunia yang terdiri

     dari berbagai bangsa, suku, bahasa yang berbeda-beda sehingga memberikan inspirasi

     kepada salah seorang sahabat Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah pada waktu itu

     yang bernama Abul- Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I'rab) yang

     berupa tanda titik.



                                            9
Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan

membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-Aswad ad-Dualy

membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika Abul-Aswad adDualy

menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca kasrah

pada kata "Warasuulihi" yang seharusnya dibaca "Warasuuluhu" yang terdapat pada QS.

At-Taubah (9) 3 sehingga bisa merusak makna.

       Abul-Aswad ad-Dualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah

untuk menandai fathah, kasrah, Dhammah, Tanwin dan menggunakan warna hijau untuk

menandai Hamzah. Jika suatu kata yang ditanwin bersambung dengan kata berikutnya

yang berawalan huruf Halq (idzhar) maka ia membubuhkan tanda titik dua horizontal

seperti "adzabun alim" dan membubuhkan tanda titik dua Vertikal untuk menandai

Idgham seperti "ghafurrur rahim".

       Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf

yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan

Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah

(40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah,

Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-

Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.

       Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad

untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al Quran khususnya

bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa Isymam,

Rum, dan Mad. Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai

pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti



                                        10
membaca),ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah

yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.

       Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi' yaitu tanda

pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan

penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi

yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.

       Sebelum ditemukan mesin cetak, Al Quran disalin dan diperbanyak dari mushaf

utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M.

Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan)

dicetaklah Al-Qur'an untuk pertama kali di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M.

       Naskah tersebut sepenuhnya dilengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak

ini semakin mempermudah umat islam memperbanyak mushaf Al Quran. Mushaf Al

Quran yang pertama kali dicetak oleh kalangan umat islam sendiri adalah mushaf edisi

Malay Usman yang dicetak pada tahun 1787 dan diterbitkan di St. Pitersburg Rusia.

       Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di Kazan pada tahun 1828,

Persia Iran tahun 1838 dan Istambul tahun 1877. Pada tahun 1858, seorang Orientalis

Jerman , Fluegel, menerbitkan Al Quran yang dilengkapi dengan pedoman yang amat

bermanfaat. Sayangnya, terbitan Al Quran yang dikenal dengan edisi Fluegel ini ternyata

mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai dengan sistem

yang digunakan dalam mushaf standar. Mulai Abad ke-20, pencetakan Al Quran

dilakukan umat islam sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat dari para

Ulama untuk menghindari timbulnya kesalahan cetak. Cetakan Al Quran yang banyak




                                        11
dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan Mesir yang juga dikenal dengan

edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya.

       Edisi ini ditulis berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali

diterbitkan di Kairo pada tahun 1344 H/1925 M. Selanjutnya, pada tahun 1947 M untuk

pertama kalinya Al Quran dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan

memakai huruf-huruf yang indah. Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa

seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said Nursi.




                                        12
BAB III

                                      PENUTUP


A. Kesimpulan

            Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi

     Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara

     berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh

     manusia.

            Sejarah Kodifikasi Al-Quran dimulai pada jaman Rasulullah Saw. Pengumpulan

     Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara. Lalu Al-Quran pada

     jaman Khalifah Abu Bakar As Sidq.

            Sepeninggal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah

     catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah

     Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan

     surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin

     nuzul). Kemudian Al-Quran pada jaman Khalifah Umar Bin Khatab, lalu-Quran Pada

     Jaman Khalifah Usman Bin `Affan.

            Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran. Sampai sekarang, setidaknya

     masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang

     diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama

     ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy.


B. Saran

            Demikianlah pembahasan tentang sejarah kodifikasi Al-Quran yang dapat kami

     kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-katanya

                                           13
sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang, kami meminta

maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, semoga para pembaca,

pendengar dan guru pembimbing dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat

membangun, demi kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Wassalamu’alaiku

wr.wrb.




                                   14
DAFTAR PUSTAKA


Hendrata, Denny.Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an.http://dennyhendrata.wordpress.com/.(diakses
      tanggal : 22 November 2012)




                                             15

More Related Content

What's hot

Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah PemeliharaannyaAl Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannyam10ehebat
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqmawardi ardi
 
Peristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahPeristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahEeLly Lunjani
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabDewi_Sejarah
 
PPT SKI Bani Umayyah kelas VII
PPT SKI Bani Umayyah kelas VIIPPT SKI Bani Umayyah kelas VII
PPT SKI Bani Umayyah kelas VIIdayat7
 
Kodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur anKodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur an51yadi
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinmbahkelip
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanKeonk Hawk
 
Pengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsirPengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsiradinc_26
 
Konsep dan Dalil tabarruk
Konsep dan Dalil tabarrukKonsep dan Dalil tabarruk
Konsep dan Dalil tabarrukMoh Hari Rusli
 

What's hot (20)

Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Hadis masa tabiin
Hadis masa tabiinHadis masa tabiin
Hadis masa tabiin
 
PPT Masa Bani umayyah
PPT Masa Bani umayyahPPT Masa Bani umayyah
PPT Masa Bani umayyah
 
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah PemeliharaannyaAl Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
 
Peristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahPeristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu Makkah
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
 
Biografi syu'bah
Biografi syu'bah Biografi syu'bah
Biografi syu'bah
 
PPT SKI Bani Umayyah kelas VII
PPT SKI Bani Umayyah kelas VIIPPT SKI Bani Umayyah kelas VII
PPT SKI Bani Umayyah kelas VII
 
Kodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur anKodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur an
 
Ali bin abi thalib
Ali bin abi thalibAli bin abi thalib
Ali bin abi thalib
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
 
Ali bin abi thalib
Ali bin abi thalibAli bin abi thalib
Ali bin abi thalib
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraan
 
Perang uhud
Perang uhudPerang uhud
Perang uhud
 
Pengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsirPengantar ilmu tafsir
Pengantar ilmu tafsir
 
Konsep dan Dalil tabarruk
Konsep dan Dalil tabarrukKonsep dan Dalil tabarruk
Konsep dan Dalil tabarruk
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Fathu Makkah
Fathu MakkahFathu Makkah
Fathu Makkah
 
K hulafa
K hulafaK hulafa
K hulafa
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Kodifikasi al qur’an
Kodifikasi al qur’anKodifikasi al qur’an
Kodifikasi al qur’an
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quran
 
كتاب جمع القران
كتاب جمع القرانكتاب جمع القران
كتاب جمع القران
 
Hadist maudu' intan dan melda
Hadist maudu' intan dan meldaHadist maudu' intan dan melda
Hadist maudu' intan dan melda
 
Makalah q
Makalah qMakalah q
Makalah q
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Presentasi Tauhid
Presentasi TauhidPresentasi Tauhid
Presentasi Tauhid
 

Similar to Sejarah Kodfikas Al Quran

iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an fajar ramadhan alfarisi
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-anAsr Ajah
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ibnu Ahmad
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.docAmmar Yassir
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranqoida malik
 
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4   pokok bahasan ulumul qur'anTm4   pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'anAji Hehe Rezpector
 
Presentation agama
Presentation agamaPresentation agama
Presentation agama16juni98
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanRiyan Smart
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanRiyan Smart
 
Pengumpulan al quran
Pengumpulan al quranPengumpulan al quran
Pengumpulan al quranWan Syafawati
 

Similar to Sejarah Kodfikas Al Quran (20)

iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)
 
Ma rifatul qur an
Ma rifatul qur anMa rifatul qur an
Ma rifatul qur an
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
Kuliah 2
Kuliah 2Kuliah 2
Kuliah 2
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
 
Utsman bin affan
Utsman bin affanUtsman bin affan
Utsman bin affan
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
 
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4   pokok bahasan ulumul qur'anTm4   pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
 
Ulumul quran 1
Ulumul quran 1Ulumul quran 1
Ulumul quran 1
 
Rasm al-ur'an
Rasm al-ur'anRasm al-ur'an
Rasm al-ur'an
 
AL - QUR'AN.pptx
AL - QUR'AN.pptxAL - QUR'AN.pptx
AL - QUR'AN.pptx
 
Presentation agama
Presentation agamaPresentation agama
Presentation agama
 
Ulumul quran
Ulumul quranUlumul quran
Ulumul quran
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
Pengumpulan al quran
Pengumpulan al quranPengumpulan al quran
Pengumpulan al quran
 

More from Rifka Marwani

Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifasKebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifasRifka Marwani
 
MEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanMEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanRifka Marwani
 
Menuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madaniMenuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madaniRifka Marwani
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseRifka Marwani
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaRifka Marwani
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaRifka Marwani
 

More from Rifka Marwani (8)

Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifasKebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
 
MEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanMEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatan
 
Menuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madaniMenuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madani
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
 
Iman kepada kitab
Iman kepada kitabIman kepada kitab
Iman kepada kitab
 
Midwifery of canada
Midwifery of canadaMidwifery of canada
Midwifery of canada
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 

Sejarah Kodfikas Al Quran

  • 1. BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat maupun tersirat. Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi. Mushaf Al Quran yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu jaminan atas keotentikan Al Quran langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub dalam firman-Nya QS.AL Hijr -(15):9: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz- Dzikr (Al Quran), dan kamilah yang akan menjaganya". B. Tujuan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang sejarah kodifikasi Al-Quran. 1
  • 2. C. Manfaat Manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui sejarah kodifikasi Al Quran mulai dari Jaman Rasulullah Saw sampai Jaman Khalifah Usman Bin `Affan. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Sejarah Kodifikasi Al-Quran A. Al-Quran Pada Jaman Rasulullah Saw Pengumpulan Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara: Pertama : Al Jam'u Fis Sudur Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya. Kedua : Al Jam'u Fis Suthur Yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu terus menerus turun selama kurun waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah. SAW setiap kali turun wahyu kepadanya selalu membacakannya kepada para sahabat secara langsung dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadishadis beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al Quran. Rasul SAW bersabda "Janganlah kalian menulis sesuatu dariku kecuali Al Quran, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain Al Quran maka hendaklah ia menghapusnya " (Hadis dikeluarkan oleh Muslim (pada Bab Zuhud hal 8) dan Ahmad (hal 1). Biasanya sahabat menuliskan Al Quran pada media yang terdapat pada waktu itu berupa ar-Riqa' (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al Quran waktu itu 3
  • 4. mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al Quran telah terjadi pada masa Rasulullah s.a.w. adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh al- Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas r.a., ia berkata: "Suatu saat kita bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al Quran (mengumpulkan) pada kulit binatang ". Dari kebiasaan menulis Al Quran ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah (manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang terkenal adalah: Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Salin bin Ma'qal. Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al Quran pada waktu itu adalah Rasulullah SAW melarang membawa tulisan Al Quran ke wilayah musuh. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah kalian membawa catatan Al Quran kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al Quran tersebut jatuh ke tangan mereka". Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan dalam bukubukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara perempuannya yang bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari sebuah catatan (manuskrip) Al Quran kemudian `Umar mendengar, meraihnya kemudian memba-canya, inilah yang menjadi sebab ia mendapat hidayah dari Allah sehingga ia masuk islam. Sepanjang hidup Rasulullah s.a.w Al Quran selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al Quran diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap. 4
  • 5. B. Al-Quran Pada Zaman Khalifah Abu Bakar As Sidq Sepeninggal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin nuzul). Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebab-sebab yang melatarbelakangi pengumpulan naskah-naskah Al Quran yang terjadi pada masa Abu Bakar yaitu Atsar yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. yang berbunyi: "Suatu ketika Abu bakar menemuiku untuk menceritakan perihal korban pada perang Yamamah , ternyata Umar juga bersamanya. Abu Bakar berkata :" Umar menghadap kapadaku dan mengatakan bahwa korban yang gugur pada perang Yamamah sangat banyak khususnya dari kalangan para penghafal Al Quran, aku khawatir kejadian serupa akan menimpa para penghafal Al Quran di beberapa tempat sehingga suatu saat tidak akan ada lagi sahabat yang hafal Al Quran, menurutku sudah saatnya engkau wahai khalifah memerintahkan untuk mengumpul-kan Al Quran, lalu aku berkata kepada Umar : " bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah s. a. w. ?" Umar menjawab: "Demi Allah, ini adalah sebuah kebaikan". Selanjutnya Umar selalu saja mendesakku untuk melakukannya sehingga Allah melapangkan hatiku, maka aku setuju dengan usul umar untuk mengumpulkan Al Quran. Zaid berkata: Abu bakar berkata kepadaku : "engkau adalah seorang pemuda yang cerdas dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al Quran) 5
  • 6. untuk Rasulullah s. a. w., maka sekarang periksa dan telitilah Al Quran lalu kumpulkanlah menjadi sebuah mushaf". Zaid berkata : "Demi Allah, andaikata mereka memerintahkan aku untuk memindah salah satu gunung tidak akan lebih berat dariku dan pada memerintahkan aku untuk mengumpulkan Al Quran. Kemudian aku teliti Al Quran dan mengumpulkannya dari pelepah kurma, lempengan batu, dan hafalan para sahabat yang lain). Kemudian Mushaf hasil pengumpulan Zaid tersebut disimpan oleh Abu Bakar, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah sesudahnya yaitu Umar, setelah ia pun wafat mushaf tersebut disimpan oleh putrinya dan sekaligus istri Rasulullah s.a.w. yang bernama Hafsah binti Umar r.a. Semua sahabat sepakat untuk memberikan dukungan mereka secara penuh terhadap apa yang telah dilakukan oleh Abu bakar berupa mengumpulkan Al Quran menjadi sebuah Mushaf. Kemudian para sahabat membantu meneliti naskah-naskah Al Quran dan menulisnya kembali. Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa yang bersejarah ini dengan mengatakan : " Orang yang paling berjasa terhadap Mushaf adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat Allah karena ialah yang pertama kali mengumpulkan Al Quran, selain itu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut Al Quran sebagai Mushaf). Menurut riwayat yang lain orang yang pertama kali menyebut Al Quran sebagai Mushaf adalah sahabat Salim bin Ma'qil pada tahun 12 H lewat perkataannya yaitu : "Kami menyebut di negara kami untuk naskah-naskah atau manuskrip Al Quran yang dikumpulkan dan di bundel sebagai MUSHAF" dari perkataan salim inilah Abu bakar mendapat inspirasi untuk menamakan naskah-naskah Al Quran yang telah 6
  • 7. dikumpulkannya sebagai al-Mushaf as Syarif (kumpulan naskah yang mulya). Dalam Al Quran sendiri kata Suhuf (naskah ; jama'nya Sahaif) tersebut 8 kali, salah satunya adalah firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 " Yaitu seorang Rasul utusan Allah yang membacakan beberapa lembaran suci. (Al Quran)" C. Al-Quran Pada Jaman Khalifah Umar Bin Khatab Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al Quran yang dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah pertama yaitu mengemban misi untuk menyebarkan islam dan mensosialisasikan sumber utama ajarannya yaitu Al Quran pada wilayah-wilayah daulah islamiyah baru yang berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredibilitas serta kapasitas ke-Al- Quranan-nya bisa dipertanggungjawabkan. Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah bin Shamith dan Abu Darda'. D. Al-Quran Pada Jaman Khalifah Usman Bin `Affan Pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan terjadi perluasan wilayah islam di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja ('Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif. alah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al Quran, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab. Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin al-yaman. Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada waktu itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria) 7
  • 8. mendapa misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana terdapat perbedaan bacaan Al Quran yang mengarah kepada perselisihan. Ia berkata : "wahai usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara bacaan Al Quran, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga menyerupai kaum yahudi dan nasrani ". Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya untuk disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para sahabat diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin al'Ash, Abdurrahman bin al- Haris dan lain-lain. Kodifikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al Quran ini terjadi pada tahun 25 H, Usman berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat bahasa suku Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan gaya bahasa mereka. Setelah panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah. Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan manuskrip Al Quran selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf. Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam. Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa mengumpulkan Al Quran. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk 8
  • 9. Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm alAnbath tanpa harakat atau Syakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf). E. Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy. Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat islam dilarang untuk melihatnya. Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin memerintahkan untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M. Tapi setelah terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada parlemen Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand (Uzbekistan, negara di bagian asia tengah), Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di kota Kairo mesir dan Mushaf ketiga dan keempat terdapat di kota Istambul Turki. Umat islam tetap mempertahankan keberadaan mushaf yang asli apa adanya. Sampai suatu saat ketika umat islam sudah terdapat hampir di semua belahan dunia yang terdiri dari berbagai bangsa, suku, bahasa yang berbeda-beda sehingga memberikan inspirasi kepada salah seorang sahabat Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah pada waktu itu yang bernama Abul- Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I'rab) yang berupa tanda titik. 9
  • 10. Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-Aswad ad-Dualy membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika Abul-Aswad adDualy menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca kasrah pada kata "Warasuulihi" yang seharusnya dibaca "Warasuuluhu" yang terdapat pada QS. At-Taubah (9) 3 sehingga bisa merusak makna. Abul-Aswad ad-Dualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah untuk menandai fathah, kasrah, Dhammah, Tanwin dan menggunakan warna hijau untuk menandai Hamzah. Jika suatu kata yang ditanwin bersambung dengan kata berikutnya yang berawalan huruf Halq (idzhar) maka ia membubuhkan tanda titik dua horizontal seperti "adzabun alim" dan membubuhkan tanda titik dua Vertikal untuk menandai Idgham seperti "ghafurrur rahim". Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al- Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H. Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al Quran khususnya bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa Isymam, Rum, dan Mad. Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti 10
  • 11. membaca),ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain. Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi' yaitu tanda pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri. Sebelum ditemukan mesin cetak, Al Quran disalin dan diperbanyak dari mushaf utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M. Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan) dicetaklah Al-Qur'an untuk pertama kali di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M. Naskah tersebut sepenuhnya dilengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak ini semakin mempermudah umat islam memperbanyak mushaf Al Quran. Mushaf Al Quran yang pertama kali dicetak oleh kalangan umat islam sendiri adalah mushaf edisi Malay Usman yang dicetak pada tahun 1787 dan diterbitkan di St. Pitersburg Rusia. Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di Kazan pada tahun 1828, Persia Iran tahun 1838 dan Istambul tahun 1877. Pada tahun 1858, seorang Orientalis Jerman , Fluegel, menerbitkan Al Quran yang dilengkapi dengan pedoman yang amat bermanfaat. Sayangnya, terbitan Al Quran yang dikenal dengan edisi Fluegel ini ternyata mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai dengan sistem yang digunakan dalam mushaf standar. Mulai Abad ke-20, pencetakan Al Quran dilakukan umat islam sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat dari para Ulama untuk menghindari timbulnya kesalahan cetak. Cetakan Al Quran yang banyak 11
  • 12. dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan Mesir yang juga dikenal dengan edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya. Edisi ini ditulis berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali diterbitkan di Kairo pada tahun 1344 H/1925 M. Selanjutnya, pada tahun 1947 M untuk pertama kalinya Al Quran dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan memakai huruf-huruf yang indah. Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said Nursi. 12
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Sejarah Kodifikasi Al-Quran dimulai pada jaman Rasulullah Saw. Pengumpulan Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara. Lalu Al-Quran pada jaman Khalifah Abu Bakar As Sidq. Sepeninggal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin nuzul). Kemudian Al-Quran pada jaman Khalifah Umar Bin Khatab, lalu-Quran Pada Jaman Khalifah Usman Bin `Affan. Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran. Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy. B. Saran Demikianlah pembahasan tentang sejarah kodifikasi Al-Quran yang dapat kami kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-katanya 13
  • 14. sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang, kami meminta maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, semoga para pembaca, pendengar dan guru pembimbing dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, demi kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Wassalamu’alaiku wr.wrb. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Hendrata, Denny.Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an.http://dennyhendrata.wordpress.com/.(diakses tanggal : 22 November 2012) 15