Jalur kritis pada proyek ini ada 3 jalur yaitu A B C D F , A B D F dan A C D F. Pekerjaan yang bisa ditunda pada proyek ini adalah pekerjaan E dan pekerjaan G.
1. Jaringan PERT dan Jalur Kritis
Proyek Perangkat Lunak “Sistem Gudang On-Line”
A. LATAR BELAKANG
PT. ABC merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam persewaan peralatan
tangga-tangga besi (scaffolding) untuk mendukung pembangunan, perbaikan
maupun renovasi rumah-rumah dan gedung-gedung.
Setidaknya ada 18 jenis item barang yang direntalkan oleh PT. ABC, seperti pipe
support (TS-70, TS-90), main frame (t-190, t-170), stair, cat walk, jack base (t-60, t40), U-Head (t-60, t-40), cross brace (p-200, p-193), join pin, leader frame (90, 60),
swimple clamp, horry beam dan pipe 6 meter.
PT. ABC sebenarnya telah memiliki sistem inventory yang belum on-line. Namun
seiring dengan perkembangan bisnisnya yang kian maju, menyebabkan volume
transaksi bisnisnya kian meningkat, sehingga pihak pemilik (owner) memandang
perlu untuk mengubah sistem inventory yang ada menjadi sistem yang bersifat “online”.
B. PERMASALAHAN
PT. ABC sebenarnya telah memiliki sistem inventory yang belum on-line. Namun
seiring dengan perkembangan bisnisnya yang kian maju, menyebabkan volume
transaksi bisnisnya kian meningkat, sehingga pihak pemilik (owner) memandang
perlu untuk mengubah sistem inventory yang ada menjadi sistem yang bersifat “online” dengan kemampuan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Mendapatkan laporan (report) yang dikehendaki secara on-line
Menampilkan inventaris barang-barang secara on-line
Menampilkan deskripsi barang-barang secara on-line
File maintenance secara on-line.
C. TUJUAN
Proyek perangkat lunak “Sistem Gudang On-Line” ini dimaksudkan :
1. Menghasilkan perangkat lunak untuk aplikasi Sistem Gudang On-Line yang
memiliki fitur-fitur standar seperti menambah barang, menghapus barang,
menampilkan inventarisasi barang dan pembuatan laporan dan sebagainya.
2. Memudahkan pekerjaan administrator gudang, karena bisa mendapatkan
informasi barang secara cepat dan akurat.
3. Memudahkan pekerjaan up-date barang, karena ada penambahan barang baru
dan pengurangan barang akibat rusak maupun hilang.
D.
RUANG LINGKUP
Mengingat kendala berbagai macam media penyimpanan (storage), kinerja
(performance) dan waktu responnya (time response), master file barang yang
sudah ada tidak akan digunakan dalam sistem on-line yang baru. Namun sistem
lama tersebut masih dipakai dalam batch system. Sebagai gantinya, beberapa
bagian file tersebut disimpan dalam File Pilihan Barang. Barang-barang yang
2. terdapat dalam file ini akan dipilih dari master file barang dan biasanya sering
diakses.
Dalam sistem gudang on-line yang akan dibuat, pengguna dapat mengetahui
informasi barang yang ada seperti persediaan barang tertentu, jumlah barang
dipesan, tanggal dipesan dsb. Juga tersedia fasilitas untuk menambahkan barang
baru maupun menghapus barang yang sudah tidak dikehendaki ke File Pilihan
Barang.
Kedua operasi terakhir dilakukan melalui Tabel Pilihan Barang yang
menghubungkan item-item yang ada di File Pilihan Barang ke master dan
mengontrol suatu perhitungan record terakhir. Suatu Laporan Inventory Barang
bisa disajikan dalam sistem gudang on-line ini. Laporan ini bisa diminta melalui
terminal operator. Laporan ini minimal terdiri dari header dan rincian yang.
memuat daftar barang persediaan dan yang dipesan.
Laporan Kontrol Pilihan juga bisa diberikan untuk membuat daftar semua
perubahan pada File Pilihan Barang akibat transaksi bisnis yang terjadi. Laporan ini
terdiri dari bagian rincian dan ringkasan. Bagian rincian berisi penambahan barang,
penghapusan barang dan jumlah permintaan yang salah. Sedangkan bagian
ringkasan berisi rekapitulasi jumlah barang yang ditambahkan maupun dihapus,
laporan ukuran dan status terakhirnya.
3. E. METODOLOGI
Berikut ini adalah suatu metodologi untuk merealisasikan proyek perangkat lunak
“Sistem Gudang On-Line” pada PT. ABC, akan ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Studi Kelayakan (feasibility study)
Mempelajari proses bisnis yang berlangsung di PT. ABC, mengidentifikasi
fungsi-fungsi bisnis yang diperlukan sehingga bisa disimpulkan kebutuhan
aplikasi perangkat lunak secara pasti.
2. Desain Fungsi (Design Function)
Melakukan desain sistem secara detail, mulai dari Context Diagram, Data Flow
Diagram (DFD), desain file, desain tabel, relasi tabel dsb sehingga membentuk
sistem lengkap sesuai dengan fungsi-fungsi bisnis yang dikehendaki.
3. Pemrograman (Programming)
Melakukan coding untuk merealisasikan desain fungsi yang telah dibuat.
Jumlah baris coding ini turut menentukan besar-kecilnya harga perangkat
lunak yang dibuat.
4. Pengujian (Testing)
Dilakukan untuk mengetahui apakah pekerjaan pemrograman telah dilakukan
secara benar sehingga bisa menghasilkan fungsi-fungsi yang dikehendaki.
Pengujian juga dimaksudkan untuk mengetahui keterbatasan dan kelemahan
program aplikasi yang dibuat untuk sebisa mungkin dilakukan
penyempurnaan.
5. Pelatihan (Training)
Sebelum diserahterimakan ke user, pihak developer proyek perangkat lunak
bertanggung jawab melatih user atau operator PT. ABC yang hendak
mengoperasikan program aplikasi yang telah dibuat. Pihak pengembang juga
berkewajiban memberikan informasi yang benar dan terbuka sehingga tidak
menyulitkan para pengguna di kemudian hari.
6. Pemeliharan (Maintenance)
Proyek perangkat lunak tidak bisa selesai begitu saja setelah diserahterimakan,
tetapi masih berlanjut hingga tenggat waktu yang cukup untuk memastikan
bahwa produk perangkat lunak yang telah diserahkan tersebut bisa beroperasi
dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.
7. Dokumentasi (Dokumentation)
Dalam sebuah proyek bisa terdiri dari beberapa dokumen. Dokumen dibuat
untuk melihat kemajuan proyek yang sedang dikembangkan, sebagai referensi
untuk troubleshooting bila terjadi kendala, sebagai pedoman operasional dsb.
4. Urutan Pekerjaan :
Waktu
Simbol Penyelesaian
(HARI)
Jenis
Pekerjaan
No
Biaya
Pekerjaan /
Hari (Rp)
Pekerjaan Yang
Mendahului /
Sebelumnya
1
Studi Kelayakan
A
7
40
‒
2
Desain Fungsi
B
14
50
A
3
Pemrograman
C
30
65
A dan B
4
Pengujian
D
14
15
B dan C
5
Pelatihan
E
14
35
D
6
Pemeliharaan
F
30
20
D
7
Dokumentasi (50 hal )
G
30
3
A , B dan C
Jaringan PERT
21
21
7
B,14
7
7
7
1
1
J
a
r
i
n
g
a
n
P
E
R
T
A,7
D,14
7
G,30
7
F,30
J
7
a
r
i
n
g
a
n
P
E
R
T
C,30
E,14
Jalur Kritis :
pekerjaan
A
B
C
D
E
F
G
ES
0
7
21
51
65
65
51
EF
7
21
51
65
79
95
81
LS
0
7
21
51
81
65
65
LF
7
21
51
65
95
95
95
LS - ES
0
0
0
0
16
0
14
5. Keterangan gambar dan tabel :
Hubungan antar aktivitas
Hubungan antar aktivitas untuk jalur kritis
ES
= (Earliest Start) waktu tercepat dimulainya suatu pekerjaan
EF
= (Earliest Finish) waktu tercepat diselesaikannya suatu pekerjaan
LS
= (Latest Start) waktu paling lambat dimulainya suatu pekerjaan
LF
= (Latest Finish) waktu paling lambat diselesaikannya suatu pekerjaan
LS – ES
= tenggang waktu yang dimiliki oleh suatu kegiatan
Jalur kritis ( pekerjaan yang tidak bisa ditunda ) = 3 yaitu A B C D F , A
B D F dan A C D F
1. Waktu Pengerjaan Secara Normal : 95 hari
2. Total Biaya Normal : Rp. 228
Proyek ingin di percepat menjadi 85 hari dengan biaya keterlambatan perhari Rp.5 dan
efisiensi biaya karena percepatan Rp 5. Maka :
No
Jenis
Pekerjaan
Simbol
Waktu
Penyelesaian
Percepatan
(HARI)
Biaya
Percepatan /
Hari (Rp)
1
Studi Kelayakan
A
6
40
2
Desain Fungsi
B
14
50
3
Pemrograman
C
25
70
4
Pengujian
D
13
18
5
Pelatihan
E
14
35
6
Pemeliharaan
F
26
25
7
Dokumentasi (50 hal )
G
30
3
6. Jaringan PERT
21
7
B,14
7
21
D,13
7
7
7
1
1
J
a
r
i
n
g
a
n
P
E
R
T
A,7
7
G,30
F,26
J
7
a
r
i
C,25
E,14
n
g
a
n
P
a. E
Maka pekerjaan yang bisa dipercepat pada jalur kritis adalah pekerjaan C, D dan
R Sedangkan pekerjaan E yang seharusnya dikerjakan hari ke 59 bisa ditunda
F.
T
pengerjaannya sampai hari ke 71 dan G yang seharusnya dikerjakan hari ke 46
bisa ditunda pengerjaannya sampai hari ke 55. Hal ini disebabkan karena tidak
ada pekerjaan yang menunggu untuk dikerjakan setelah selesainya pekerjaan E
dan G tersebut, artinya kedua pekerjaan tersebut mempunyai waktu sampai hari
ke 85.
b. Biaya percepatan pekerjaan bertambah sebesar Rp.13 dan dialokasikan untuk
pekerjaan C sebesar Rp. 5, pekerjaan D sebesar Rp. 3 dan pekerjaan F sebesar Rp.
5.
c. Kesimpulan : pekerjaan Proyek ini selesai 10 hari lebih cepat dari waktu normal.
d. Total biaya percepatan = Rp. 241
F. KESIMPULAN
Pada Proyek Perangkat Lunak ini dikerjakan selama 95 hari untuk waktu normal
dengan total biaya sebesar Rp. 228 dan waktu dipercepat selama 85 hari dengan
total biaya percepatan sebesar Rp. 241. Jalur kritis pada proyek ini ada 3 jalur yaitu
A B C D F , A B D F dan A C D F. Pekerjaan yang bisa
ditunda pada proyek ini adalah pekerjaan E dan pekerjaan G. Dengan demikian
proyek ini dikerjakan 10 hari lebih cepat dari waktu normalnya.
7. LAMPIRAN
Gambar 1. Diagram PERT untuk waktu normal
Gambar 2. Tabel Analisa kegiatan proyek untuk waktu normal
Gambar 3. Tabel Jalur Kritis
Gambar 4. Tabel analisa kegiatan proyek waktu dipercepat
Gambar 5. Diagram PERT untuk waktu dipercepat