Makalah ini membahas tentang perkembangan kognitif pada masa dewasa akhir khususnya perihal pekerjaan dan pensiun. Pertama, dibahas persentase orang dewasa lanjut yang tetap bekerja dan produktivitas mereka. Kedua, dijelaskan fase-fase yang dijalani saat memasuki masa pensiun beserta penyesuaian dirinya. Makalah ini bertujuan menambah pengetahuan tentang periode tersebut sehingga mudah beradapt
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir Pekerjaan dan Pensiun
1. Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir
Pekerjaan dan Pensiun
MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Yang dibimbing oleh bapak Bisri
Oleh:
Risly Nur Chamidah
(120211406679)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
Desember 2013
2. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan seseorang dimulai sejak ia masih berupa benih dalam kandungan, lahir sebagai
seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi balita, anak-anak, remaja, hingga ia dewasa. Seiring
pertumbuhan tersebut, seseorang itu akan berkembang sesuai masanya. Dalam tiap-tiap
perkembangan seseorang berinteraksi dan bersosialisasi, sesuai dengan kodratnya yang
memang membutuhkan satu sama lain selama hidupnya. Perkembangan seseorang tidak
terhenti ketika ia telah sampai pada usia dewasa. Pada usia dewasa, banyak hal yang perlu
diperhatikan, termasuk diantaranya yaitu bekerja dan fase-fase pensiun. Dalam fase-fase
tersebut, seseorang akan mengalami banyak perubahan yang tentu saja menuntut kita untuk
beradaptasi. Makalah ini disusun dengan tujuan menambah pengetahuan sekaligus
mengenalkan fase-fase tersebut sehingga ketika fase-fase itu datang, kita dapat menyambut
fase-fase itu dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana persentase orang dewasa lanjut yang tetap bekerja?
1.2.2 Bagaimanakah produktivitas pada orang dewasa lanjut?
1.2.3 Bagaimana fase-fase pensiun dan penyesuaian diri pada fase pensiun?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui persentase orang dewasa lanjut yang tetap bekerja.
1.3.2 Untuk mengetahui produktivitas orang dewasa lanjut.
1.3.3 Untuk mengetahui fase-fase pensiun dan penyesuaikan diri pada fase pensiun.
3. BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Persentase Orang Dewasa Lanjut yang Tetap Bekerja
Pada tahun 1990-an, persentase orang laki-laki berumur lebih dari 65 tahun yang tetap
bekerja lebih sedikit dibanding awal abad 20. Penurunan terjadi tahun 1900-an sampai tahun
1980-an sebesar 70%. Perubahan besar pada orang dewasa lanjut adalah meningkatnya
pekerjaan-pekerjan paruh waktu.
Pada sebuah survei nasional yang memfokuskan perhatian pada pekerja usia lanjut
yaitu pada rentang usia 68-73 tahun menunjukkan tiap 500 pria dan 500 wanita yang ikut
berpartisipasi selama 4-5 jam mengenai pendidikan, keluarga, pekerjaan, dan kualitas hidup
mereka, hanya 4% pria bekerja penuh dan 12% bekerja paruh waktu. Kebanyakan dari
mereka bekerja dalam pekerjaan yang tidak membutuhkan pelatihan profesional, 41%
bekerja dalam pekerjaan umum da pekerjaan jasa, 14% di perdagangan mekanik, teknik, atau
perdagangan konstruksi. Sedang 33% ada dalam posisi atau administrasi. Hanya sekitar
122% yang berada dalam pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan pelatihan akademis.
Sedangkan persentase untuk wanita yaitu 8% bekerja paruh waktu, dan 12% bekerja penuh.
29% bekerja dalam pekerjaan yang membutuhkan pelatihan akademis, 31% bekerja sebagai
buruh yang tidak membutuhkan ketrampilan, sementara 39% wanita bekerja baik penuh
maupun paruh waktu, sebagai sales atau administrasi.
2.2 Produktivitas Orang Dewasa Lanjut
Pada usia lanjut, beberapa orang memilih tetap mempertahankan produktivitasnya di
sepanjang hidupnya. Mereka juga mungkin mengikuti agenda melelahkan para pekerja muda.
Para pekerja tua menunjukkan keterampilan-keterampilan kreatif yang lebih tinggi
dibandingkan pekerja muda. Pada dunia bisnis dan industri terjadi hubungan positif antara
usia dan poduktivitas pada pekerja tua, seperti catatan kehadiran yang 20% lebih baik
dibanding pekerja muda, dan yang mengejutkan, mereka mengalami lebih sedikit luka-luka
yang melumpuhkan dan frekuensi kecelakaan yang lebih sedikit, sehingga peluang yang
diberikan oleh hukum federal pada perubahan hukumnya bagi individu berusia diatas 65
4. tahun untuk terus bekerja terdengar bijaksana dan humanis. Orang-orang dewasa lanjut
menunjukkan kebanggaan besar dan kepuasan hidup pada kemampuan mereka untuk
melanjutkan pekerjaan mereka sampai masa dewasa akhir.
Pada tahun 1967 The Age Discrimination Act membuat kebijakan federal untuk
melarang pemecatan para pekerja karena usia sebelum mereka mencapai usia yang
ditetapkan. Kongres memperpanjang usia pensiun untuk perusahaan, industri, dan
pemerintahan federal dari 65 tahun menjadi 70 tahun pada tahun 1978. Sedangkan pada
tahun 1986 konggres memutuskan untuk melarang penetapan usia pensiun bagi semua
kecuali untuk profesi yang sangat membutuhkan keamanan seperti polisi, pilot pesawat, dan
pemadam kebakaran.
2.3 Fase-fase Pensiun dan Penyesuaian Diri pada Fase Pensiun
Seorang ahli gerontologi, Robert Atchley (1976) menggambarkan 7 fase pensiun yang
dilalui orangorang dewasa. Fase pertama adalah fase jauh (the remote phase). Pada fase ini
kebanyakan individu sedikit melakukan sesuatu untuk mempersiapkan fase pensiun, bahkan
ada juga yang masih menyangkal akan datangnya fase pensiun. Fase yang kedua yaitu fase
mendekat (the near phase). Pada fase ini, para pekerja mulai berpartisipasi dalam program
pra-pensiun. Biasanyya program ini membatu seseorang untuk memutuskan kapan dan
bagaimana mereka pensiun dengan cara mengakrabkan mereka pada keunttungan-keuntungan
dan dana pensiun yang diharapkan akan dapat mereka terima atau melibatkan mereka pada
diskusi mengenai isu-isu kesehatan fisik dan mental, sehingga kesadaram mereka mengenai
pentingnya perencanaan keuangan di masa mendatang. Partisipasi dalam perencanaan pra-
pensiun telah terjadi pada dekade terakhir. Selanjutnya adalah fase yang terjadi setelah fase
pensun, yaitu fase bulan madu (the honeymoon phase) yaitu fase terawal pensiun. Pada fase
ini banyak individu yang bahagia, dan melakukan segala sesuatu yang tidak pernah mereka
lakukan sebelumnya. Merekaa menikmati kegiatan-kegiatan merekaa di waktu luang. Namun
bagi mereka yang pensiun karena sakit atau kecewa pada pekerjaan mereka, kemungkinan
mereka tidak mengalami aspek-aspek positif pada fase ini. Selanjutnya adalah fase
kekecewaan (the disenchantment), yaitu fase ketika orang dewasa menyadari bahwa pensiun
benar-benar datang. Fase yang kelima yaitu fase re-orientasi (reorientation phase). Pada fase
ini, mereka mencatat apa yang masih dimiliki, mereka kumpulkan, dan mereka kembangkan
alternatif-alternatif kehidupan yang lebih realistik. Mereka juga menimbang-nimbang gaya
5. hidup mana yang dapat mereka paka untuk menikmati kepuasan hidup. Fase keenam yaitu
fase stabil (the stability phase) yaitu fase ketika mereka telah menentukan pilihan gaya hidup
yang akan mereka jalani. Sebagian dari mereka akan merasakan fase ini mengikuti fase bulan
madu, namun bagi sebagian orang lagi perubahannya lambat dan lebih sulit. Yang terakhir
adalah fase akhir (the termination phase) yaitu ketika orang yang sudah pensiun tidak dapat
lagi mandiri dan mencukupi kebutuhannya sendiri.
Orang yang memiliki penyesuaian diri paling baik dalam fase pensiun adalah orang
yang sehat, berpendapatan layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas,
baik teman, maupun keluarga. Kebanyakan mereka puas dengan kehidupannya sebelum
pensiun. Sedangkan bagi orang dewasa lanjut yang berpenghasilan kurang layak dan
kesehatan buruk, dan harus membutuhkan stress lainnya yang terjadi seiring pensiun, seperti
kematian pasangannya, panti jompo, dll. Mereka akan lebih sulit beradaptasi dengan fase
pensiun. Pilihan-pilihan untuk mengontrol dan menentukan diri merupakan aspek-aspek
penting dari kesehatan mental orang-orang dewasa lanjut.
6. BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada usia dewasa lanjut, banyak orang yang memilih tetap bekerja dan terus
mengembangkan produktivitas mereka. Mereka cenderung tidak mau kalah dengan pekerja
muda. Mereka menunjukkan kebanggaan dan kepuasan hidup pada kemampuan mereka. Fase
pensiun adalah fase penuh perubahan yang menuntut mereka beradaptasi. Mereka yang
memiliki penghasilan, pendidikan, serta sosialisasi yang baik akan melalui masa pensiun
dengan mudah, sedangkan bagi mereka yang memiliki penghasilan, pendidikan, serta
sosialisasi yang kurang akan mengalami kesulitan dalam masa pensiun.
3.2 Saran
Untuk mempersiapkan diri menempuh kehidupan di hari tua semestinya dimulai dari
sekarang dengan lebih bersosialisasi dengan siapapun, terutama dengan keluarga dan rekan,
selain itu juga lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja, dapat pula dengan menambah
peluang penghasilan yang tidak banyak menyita waktu namun dapat menambah lebih banyak
penghasilan. Selain hal-hal tersebut, mendaftarkan diri pada badan asuransi sesuai keadaan
juga akan sangat membantu untuk berjaga-jaga datangnya berbagai kemungkinan yang tidak
diinginkan. Kritik dan saran pembaca sangat diharapkan demi penulisan makalah yang lebih
baik di kemudian hari.