2. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag
berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan
itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa
lambung. (Kapita Selecta
Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).
3. Next,.......
Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung( Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah ,Edisi Kedelapan hal
1062).
5. Penjelasan
Gastritis Akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang
dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau
perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis
besar yaitu :
Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh
faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimiamisal :
lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis
iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi
terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah
dapat menyebabkan erosi mukosa lambung)).
Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang
disebabkan oleh kelainan badan ).
6. Next,....
Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh
bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis
kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A
dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika
mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B
lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi
helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada
dinding lambung.
7. Etiologi
1. Infeksi bakteri.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara
terus menerus.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan.
4. Penggunaan kokain.
5. Stress fisik.
6. Kelainan autoimmune.
7. Crohn’s disease.
8. Radiasi and kemoterapi.
9. Penyakit bile reflux.
10. Faktor-faktor lain.
8. Patofisiologi
Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-
Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat
menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen
dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan
cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut
hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah
lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan
secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan
dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian
aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan
mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor
defensif terganggu.
9. Next,.....
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan
makanan yang mengandung nitrat (bahan
pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein
seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan
merokok dapat memicu terjadinya gastritis.
Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu
sering kontak dengan dinding lambung
akan memicu sekresi asam lambung
berlebih sehingga dapat mengikis lapisan
mukosa lambung.
10. Next,....
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis
yang lama dapat menyebabkan gastritis.
Stress seperti syok, sepsis, dan trauma
menyebabkan iskemia mukosa lambung.
Iskemia mukosa lambung mengakibatkan
peningkatan permeabilitas mukosa
akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam
mukosa. Mukosa tidak mampu lagi
menahan asam berlebih menyebabkan
edema lalu rusak.
11. Kronik
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan
tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut
sebagai gastritis autoimun) diakibatkan
dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal
ini dihubungkan dengan penyakit
otoimun, seperti anemia pernisiosa dan
terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.
12. Next,......
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan
bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan
obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini
dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan
bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah
dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.
Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka
atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori
tersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan
infeksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi
H. Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi
juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan
tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal
superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk
menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi
bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga
terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi
(perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung
akan terbentuk.
13. Manisvestasi Klinis
1. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat
sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan
asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada
uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
3. Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai
darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda
anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.
14. Komplikasi
Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis
akut adalah perdarahan saluran cerna bagian
atas (SCBA) berupa hematemesis dan
melena, dapat berakhir sebagai syock
hemoragik. Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir
sama. Namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah H. pylory, sebesar 100%
pada tukak duodenum dan 60-90 % pada
tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi.
15. Kronik
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu
gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang
pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis
juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritis akan
dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan
pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis
dapat meningkatkan resiko kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus
menerus pada dinding lambung dan perubahan pada
sel-sel di dinding lambung.
16. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan gastritis secara umum
adalah menghilangkan faktor utama
yaitu etiologinya, diet lambung dengan
porsi kecil dan sering, serta Obat-
obatan. Namun secara spesifik dapat
dibedakan sebagai berikut :
17. Gastritis Akut
Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah
menjadi diet yang tidak mengiritasi.
Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
sukralfat (untuk sitoprotektor).
Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
encer atau cuka yang di encerkan.
Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan
atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi
gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa
sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam
lambung yang diproduksi.
18. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat
AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini.
Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara
menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam
dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah
omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H.
pylori.
H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol)
atau terapi H.Phylory. .Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori.
Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang
ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton
berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat
beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif
daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan
10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan
pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua
jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan
menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri
tersebut sudah hilang.
19. Farmakologi
Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang
mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan asam
dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup
aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin
banyak kadar antasida di dalam obat maag maka semakin
banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif
mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik.
Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis
akut akibat konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat
NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan
menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat
infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi H.
pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam
antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam
lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor).
Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam
lambung, penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan
atau mengurangi asam lambung, misalnya (Mayo Clinic,2007) :
20. Next,.....
1. Antasid : Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet
dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi
gastritis ringan. Antasida menetralkan asam lambung
sehingga cepat mengobati gejala antara lain
promag, mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker) : Jika antasid tidak cukup
untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat
penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau
famotidin.
3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : Obat ini
bekerja mengurangi asam lambung dengan cara menghambat
pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang
tergolong dalam kelompok ini adalah
omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll.
Untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan
obat dari golongan penghambat pompa
proton, dikombinasikan dengan antibiotika.
21. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output
cair yang berlebih ( mual dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan
intake asupan gizi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit
berhubungan dengan kurangnya
informasi.
22. Intervensi,.....
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan output cair yang berlebih ( mual
dan muntah ).
Tujuan :
Mencegah output yang berlebih dan
mengoptimalkan intake cair.
Kriteria Hasil :
Mempertahankan volume cairan adekuat
dengan dibuktikan oleh mukosa bibir
lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler
berwarna merah muda, input dan output
seimbang.
23. Intervensi
Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan
klien untuk minum ( Dewasa : 40-60
cc/kg/jam).
Berikan cairan tambahan IV sesuai
indikasi.
Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor
kulit, pengisian kapiler dan membran
mukosa.
Kolaborasi pemberian cimetidine dan
ranitidine Intake cairan yang adekuat akan
mengurangi resiko dehidrasi pasien.
24. Rasional
Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan
cairan dalam fase segera.
Menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan kebutuhan
untuk peningkatan penggantian cairan.
Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi
asam lambung
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake asupan gizi.
Tujuan :
Gangguan nutrisi teratasi
Kriteria Hasil :
Antoprometri: Berat badan, lingkar lengan atas kembali normal.
Albumin,hemoglobin normal.
Klinis : terlihat segar.
Porsi makan habis.
25. Intervensi,....--....,
Intervensi
Reduksi stress dan farmakoterapi seperti cytoprotective agent, penghambat pompa
proton, anatasida.
Koloborasi transfusi albumin.
Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori / kebutuhan nutrisi .
Tambahan vitamin seperti B12.
Batasi makanan yang menyebabkan peningkatan asam lambung berlebih, dorong klien untuk
menyatakan perasaan masalah tentang makan diet.
Berikan nutrisi melalui IV sesuai indikasi.
Rasional
Stress menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, untuk klien dengan gastritis penggunaan
penghambat pompa proton membantu untuk mengurangi asam lambung dengan cara menutup
pompa asam dalam sel lambung penghasil asam. Kemudian untuk penggunaan cytoprotective agent
membantu untuk melindungi jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. pada klien dengan
gastritis antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung dan dapat mengurangi rasa sakit.
Dengan tranfusi albumin diharapkan kadar albumin dalam darah kembali normal sehingga kebutuhan
nutrisi kembali normal.
Pemasukan individu dapat dikalkulasikan dengan berbagai perhitungan yang berbeda, perlu bantuan
dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
Mencegah terjadinya anemia.
Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makanan yang menyebabkan terjadinya
gejala.
Program ini mengistirahatkan saluran pencernaan sementara , dan memenuhi nutrisi sangat penting
dan dibutuhkan.
27. Next,.....
Intervensi
Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat
sesuai dengan indikasi.
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Ajarkan klien metode penghematan energy untuk
aktivitas (lebih baik duduk daripada berdiri saat
melakukan aktivitas)
RasionL
Tirah baring dapat meningkatkan stamina tubuh
pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali.
Lingkungan yang nyaman dan tenang dapat
mendukung pola istirahat pasien.
Klien dapat beraktivitas secara bertahap sehingga
tidak terjadi kelemahan.
28. Next,......
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan :
Informasi tepat dan efektif.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
29. Next,....
Intervensi & Rasionalnya
Beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang
penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk
bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk
kesembuhan klien.
Evaluasi tingkat pengetahuan pasien.
Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat
membuat pilihan informasi tentang kontrol masalah
kesehatan. Keterlibatan orang lain yang telah menerima
masalah yang sama dapat meningkatkan koping , dapat
meningkatkan terapi dan proses penyembuhan.
Pengkajian / evaluasi secara periodik meningkatkan
pengenalan / pencegahan dini terhadap komplikasi
seperti ulkus peptik dan pendarahan pada lambung