3. Gerakannya yang unik dan khas seakan
menggambarkan kelihayan perenang dasar
laut yang mempesona. Ini mungkin bisa
menggambarkan betapa unik dan indah
melihat penyu laut berenang bebas di bawah
permukaan laut. Dengan menggerakkan
kedua kaki renang depan untuk mengontrol
gerakan dan kecepatan, hewan ini bergerak
gesit di dasar laut. Juga dengan bantuan kaki
belakang sebagai penyeimbang seakan
memberikan kesempurnaan gaya renang yang
memukau.
4.
5. Penyu adalah kura – kura
Penyu Hijau laut. Penyu ditemukan di
Hawaii
semua samudera di dunia.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Menurut data para ilmuwan,
Filum
Kelas
: Chordata
: Sauropsida
penyu sudah ada sejak akhir
Ordo : Testudinata
Upaordo : Cryptodira
zaman Jura (145 - 208 juta
Superfamili: Chelonioidea
Genera
tahun yang lalu) atau seusia
Familia Cheloniidae
- Carreta
dengan dinosaurus. Pada
-
-
Chelonia
Eretmochelys
masa itu Archelon, yang
- Lepidochelys
- Natator
panjang badannya berukuran
Familia Dermochelyidae enam meter, dan Cimochelys
- Dermochelys
Familia Protostegidae (hanya fosil) telah berenang di laut purba
Familia Toxochelyidae (hanya fosil)
Familia Thalassemyidae (hanya
seperti penyu masa kini.
fosil
6. Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa
kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang
di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di
dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata kelas
reptilia ini tetap harus naik ke permukaan air untuk
mengambil napas. Hal itu dikarenakan penyu bernapas
dengan paru - paru. Penyu, umumnya bermigasi dengan
jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu
lama. Kita mungkin masih ingat salah satu adegan dalam
film Finding Nemo, saat induk jantan Nemo bertemu
dengan gerombolan penyu hijau yang bermigrasi. Tidak
persis sama dengan pola migrasi penyu umumnya,
namum jelas memberikan gambaran bahwa penyu
bermigrasi sebagai rangkaian dari siklus
hidupnya. Pernah di laporkan migrasi penyu hijau yang
mencapai jarak 3.000 km dalam 58 – 73 hari.
7. Penyu, khususnya penyu Hijau adalah hewan
pemakan tumbuhan (herbivore) namun sesekali
dapat menelan beberapa hewan kecil. Hewan ini
sering di laporkan beruaya di sekitar padang
lamun (seagrass) untuk mencari makan dan
kadang ditemukan memakan macroalga di sekitar
padang alga. Pada padang lamun hewan ini lebih
menyukai beberapa jenis lamun kecil dan lunak
seperti Thalassia testudinum, Halodule uninervis,
Halophila ovalis, and H. ovata. Pada padang alga,
hewan ini menyukai Sargassum illiafolium and
Chaclomorpha aerea. Pernah di laporkan pula
bahwa penyu hijau memakan beberapa
invertebrate yang umumnya melekat pada daun
lamun dan alga.
8. Penyu adalah adalah hewan yang menghabiskan hampir
seluruh hidupnya di bawah permukaan laut. Induk betina dari
hewan ini hanya sesekali ke daratan untuk meletakkan telur-
telurnya di darat pada substrate berpasir yang jauh dari
pemukiman penduduk. Untuk penyu Hijau, seekor induk
betina dapat melepaskan telur-telurnya sebanyak 60 – 150
butir, dan secara alami tanpa adanya perburuan oleh manusia,
hanya sekitar 11 ekor anak yang berhasil sampai ke laut
kembali untuk berenang bebas untuk tumbuh
dewasa. Beberapa peneliti pernah melaporkan bahwa
presentase penetasan telur hewan ini secara alami hanya
sekitar 50 % dan belum ditambah dengan adanya beberapa
predator-predator lain saat mulai menetas dan saat kembali ke
laut untuk berenang. Predator alami di daratan misalnya
kepiting pantai (Ocypode saratan, Coenobita sp.), burung dan
tikus. Di laut, predator utama hewan ini antara lain ikan-ikan
besar yang beruaya di lingkungan perairan pantai.
9. Sangat kecilnya presentase tersebut lebih
diperparah lagi dengan penjarahan oleh manusia
yang mengambil telur-telur tersebut segera setelah
induk-induk dari penyu tadi bertelur.
Sangat disayangkan memang, walaupun
beberapa daerah pengeraman alami telur penyu
jauh dari pemukiman penduduk, namun tidak
luput dari perburuan illegal oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Kondisi ini semakin menurunkan populasi
penyu di lingkungan asli mereka. Keunikannya
tidak akan tampak lagi, saat banyak dari
penduduk pantai merusak dan menjarah telur-
telur meraka, memburuh induk-induk mereka,
dan merusak rumah-rumah mereka.
10.
11. Penyu mengalami siklus bertelur yang
beragam mulai dari 2 - 8 tahun sekali.
Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh
hidupnya di laut, penyu betina sesekali
mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu
betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari
manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai
tempat bertelur yang berjumlah ratusan
itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang
tungkai belakangnya. Pada saat mendarat
untuk bertelur, gangguan berupa cahaya
ataupun suara dapat membuat penyu
mengurungkan niatnya dan kembali ke laut.
12. Penyu yang menetas di perairan pantai
Indonesia ada yang ditemukan di sekitar
kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Perlu
diketahui bahwa penyu tidak setia pada
tempat kelahirannya.
Penyu yang sedang bertelur. Penyu tersebut
adalah Penyu Belimbing. Salah satu jenis
penyu terbesar di dunia. Panjangnya bisa
mencapai 2,75 meter.
13. Di tempat-tempat yang populer sebagai
tempat bertelur penyu, biasanya sekarang
dibangun stasiun penetasan untuk
membantu meningkatkan tingkat
kelulushidupan (survival). Di Indonesia,
misalnya terdapat stasiun penetasan di:
Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh
KSPL Chelonia UNAS)
Pantai selatan Bali (di dekat Kuta)
Kalimantan Tengah (Sungai Cabang FNPF)
Pantai selatan Lombok
Jawa Timur (Alas Purwo)
14.
15. Saat ini hanya ada tujuh jenis penyu
yang masih bertahan, yaitu:
Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu Kemp’s Ridley (Lepidochelys
kempi)
Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu Pipih (Natator depressus)
Penyu Tempayan (Caretta caretta)
16. Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp's
Ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di
perairan Indonesia.
Dari jenis-jenis tersebut, penyu Belimbing
adalah yang terbesar dengan ukuran panjang
badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900
kilogram sedangkan penyu lekang adalah
penyu yang terkecil, dengan bobot sekitar 50
kilogram. Namun demikin, jenis yang paling
sering ditemukan adalah penyu Hijau.
Penyu, terutama penyu Hijau, adalah hewan
pemakan tumbuhan yang sesekali memangsa
beberapa hewan kecil.
17.
18. Hilang dan rusaknya habitat
Pembangunan yang tidak terkendali menyebabkan rusaknya
pantai-pantai yang penting bagi penyu hijau untuk bertelur.
Demikian juga habitat tempat penyu hijau mencari makan seperti
terumbu karang dan hamparan lamun laut terus mengalami
kerusakan akibat sedimentasi atau pun pengrusakan oleh
manusia.
Pengambilan secara langsung
Para peneliti memperkirakan setiap tahun sekitar 30.000 penyu
hijau ditangkap di Baja, California dan lebih dari 50.000 penyu
laut dibunuh di kawasan Asia Tenggara (khususnya di
Bali, Indonesia) dan di Pasifik Selatan.
Di banyak negara, anak-anak penyu laut ditangkap, diawetkan
dan dijual sebagai cendera mata kepada wisatawan. .
19. Pengambilan secara tidak langsung
Setiap tahu, ribuan penyi hijau terperangkap
dalam jaring penangkap. Penyu merupakan
reptile dan mereka bernafas dengan paru-paru,
sehingga saat mereka gagal untuk mencapai
permukaan laut mereka mati karena
tenggelam.
Penyakit
Di sejumlah kepulauan Hawaii, hampir 70%
dari penyu hijau yang terdampar, terkena
fibropapillomas, penyakit tumor yang dapat
membunuh penyu laut. Saat ini, penyebab
tumor belum diketahui.
20. Pemangsa Alami
Penyu dapat mengeluarkan lebih dari 150 telur
per sarang dan bertelur beberapa kali selama
musimnya, agar semakin banyak penyu yang
berhasil mencapai tingkat dewasa.
Keseimbangan antara penyu laut dan
pemangsanya dapat menjadi lawan bagi
keberlanjutan hidup penyu saat pemangsa
baru diintroduksi atau jika pemangsa alami
tiba-tiba meningkat sebagai hasil dari kegiatan
manusia. Seperti yang terjadi di pantai
perteluran di Guianas, kini anjing menjadi
ancaman utama bagi telur dan penetasan.
21. Dewasa ini memang sangat mendesak adanya
upaya manajeman perlindungan lingkungan asli
hewan ini yang tidak hanya berlaku pada suatu
kawasan perteluran hewan ini namun juga di
beberapa daerah yang merupakan jalur migrasi
hewan ini dalam mencari makan.
Upaya konservasi dan perlindungan harusnya
bukan hanya di atas kertas saja namun lebih ke
arah praktek pemeliharaan yang rill guna menjaga
kelangsungan hidup dan lingkungan alami hewan
ini.
Tentunya upaya ini akan bermuara ke realitas
perlindungan lingkungan yang rill dan
pemeliharaan biodiversity laut agar anak cucu kita
masih dapat menyaksikan hewan ini berenang
lincah di lautan bebas. Semoga.