2. lustrasi Kemacetan
Macet lagi macet lagi gara-gara si komo lewat kendaraan
makin banyak dan ga ada pelebaran jalan. Yah begitulah ibu
kota kita teman, ibu kota yang semua orang dari berbagai
suku di Indonesia berkumpul plek dadi siji! Cuma untuk bisa
mencari uang demi sesuap nasi, gombalmu! Manganmu akeh
ngono kok!, demi beberapa piring dah!
Profit! Itulah yang mereka cari termasuk saya, tapi profit
bukan alasan untuk “cerai” wekekekekeke… (ra ngompor-
ngompori kiy!)
3. Prasarana Jalan yang Tidak Memadai, Akibatnya U Turn
menjadi Sempit
Prasarana jalan dalam hal ini lebar jalan yang sempit
sementara kendaraan semakin banyak. Lebar jalan yang tidak
bisa memuat berkembangnya kendaraan, akibatnya
kemacetan akibat jalanan yang ada putar balik (U turn) untuk
kendaraan banyak terjadi di Jakarta.
4. untuk berbelok atau berbalik arah sehingga di
jalanan Jakarta yang sempit dengan pembatas jalan
yang hanya berukuran 60 cm hingga 1,5 meter
(bervariasi, tidak lebih dari panjang
mobil/kendaraan roda empat) bahkan kurang dari itu
menjadikan sebagian jalan termakan oleh ukuran
panjang mobil
5. Beberapa titik yang sering gw perhatikan adalah di
Jl. Jend Basuki Rachmat Cipinang Muara sepanjang
BKT (Bekasi Kanal Timur), Pangkalan Jati kea rah
Pondok Gede depan Perum Kodam, Sepanjang jalan
Pasar Minggu Raya dan beberapa titik lainnya.
Lalu bagaimana mengatasi hal ini? Mengurangi
jumlah mobilkah? Mengurangi jumlah motorkah?
Apa harus beralih ke transportasi umum? Sudah
layakkah sementara biaya yang dikeluarkan untuk
naik motor lebih murah ketimbang naik angkutan
umum?