Konsep "Kami Pemilih Cerdas" dirintis oleh Mitra Mahasiswa dan Pemuda Lampung untuk mendidik masyarakat memilih pemimpin dengan bijak pada pemilihan kepala daerah mendatang. Konsep ini mendorong masyarakat memilih calon berdasarkan kualitas bukan hadiah, mengingat pemimpin sebelumnya kurang fokus pada rakyat. Tujuannya meningkatkan martabat masyarakat dan mencegah praktik politik uang.
1. POJOK PEMILIH CERDAS
MITRA MAHASISWA DAN PEMUDA LAMPUNG:
“KAMI PEMILIH CERDAS”
OLEH: ROSIM NYERUPA
Ketika sebuah konsep pemilih cerdas muncul dari ide ide emas
para mahasiswa dan pemuda lampung dengan Bapak. Dr. Andi
Aesfiandi dan Bapak Sofyan Indra Caya, merupakan obat bagi
para pemimpin bangsa ini yang cenderung korup. Konsep “kami
pemilih cerdas” lampung ini di gagas oleh Mitra Mahasiswa
Dan Pemuda Lampung dari awal tahun 2012 dulu yang
merupakan wadah para mahasiswa dan pemuda lampung yang
mempunyai idealisme, loyalitas dan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap lampung sai bumi
ruwa jurai . Konsep pemilih cerdas muncul dari hasil blusukan para mahasiswa dan pemuda
bersama tokoh sosial bapak sofyan indra caya nuban di daerah provinsi lampung seperti
lampung tengah, way kanan, tulang bwang, tanggamus, pesawaran dan lampung selatan.
Banyak permasalah yang kendati dialami masyarakat terutama diderah terpencil yang ada di
provinsi lampung. Masalah yang dikeluhkan masyarakat diantaranya adalah jalan jalan yang
rusak, kemiskinan, jauhnya kawasan kesehatan, harga kebutuhan yang tidak seimbang, petani
yang kekurangan pupuk dan tempat penjualan hasil pertanian yang jauh membuat para
masyarakat agak sedikit terkecoh dan galau. Selain berbagai masalah yang ada, stabilitas
keamanan dilampung pun mengenaskan, banyak titik titik tempat yang rawan akan
pembegalan, hal demikian yang sudah lumrah terjadi di lampung. Ketika berbicara masalah
tersebut yang menjadi pertanyaan dimanakah peran pemerintah dalam optimalisasi penangan
permasalahan ini ?
Tentu sangat miris bagi lampung sendiri dan merugikan adalah dampak yang akan dialami,
mulai dari pihak investor yang enggan akan masuk ke lampung ketika memang keamanan
yang sangat minim, pendidikan yang masih belum merata hal ini terbukti dibeberapa daerah
pelosok bumi lampung ini, mereka terpaksa putus sekolah hingga sd, smp maupun sma
karena masalah biaya yang tidak bisa mereka jangkau.birokrasi pemerintahan Yang KKN
semakin menjadi jadi. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum sepenuhnya di penuhi
dan merupakan kewajiban pemerintah selaku pengelola bangsa ini. Banyak alasan yang
diutarakan para pemimpin bangsa ini terutama kepala daerah saat di minta keterangan
mengenai persoalan yang di jeritkan masyarakat. Sungguh ironis ketika banyak permasalahan
yang terjadi dimasyarakat namun pemerintah tidak cepat dan tanggap mengatasi persoalan
tersebut. Mengapakah ini bisa terjadi ? Apakah pemerintah tidak fokus memipin masyarakat?
Atau mengupayakan kesejahteraan masyarakat? Dengan berbagai fenomena yang ada
memang tidak asing lagi kita lihat di tengah birokrasi pemerintahan yang ada.
Sebuah pemikiran yang mencoba menganalisa dan mengamati persoalan yang ada bahwa
yang melatar belakangi itu semua adalah komitmen pemimpin yang tidak fokus memimpin
2. masyarakat. “bagaimana mau fokus memimpin rakyat, jika pemimpinnya sendiri bermasalah
!”
Lampung merupakan salah satu provinsi yang masuk kedalam ketegori provinsi yang miskin
di indonesia, mengapa ? Alasannya seperi apa yang saya utarakan diatas. Padahal jika
membuka sejarah lampung dahulu kaya akan kopi dan lada, hasil pertanian yang begitu baik
namun itu semua hanya tinggal cerita yang sekarang hanya angan angan jika akan seperti
lampung yang dulu seperti judul lagu salah satu band ternama di indonesia, „„mungkinkah”.
Namun, biarkanlah itu semua berlalu dan takkan terulang kembali jika pemerintah nya nanti
benar benar fokus memimpin lampug ini.
Masa kepemimpinan pemimpin lampung saat ini akan segera habis, artinya lampung sebentar
lagi akan menghelat pesta demokrasi pemilihan kepala daerah. Dalam hal ini masyarakat
selaku penentu pemimpin tentunya mengharapkan pemimpin yang serius memikirkan rakyat
dan selalu ada ketika rakyat sedang bermasalah, tentunya mengutamakan inspirasi dan
aspirasi masyarakat.
Dengan permasalahan dan persoalan yang ada dimasyarakat dan birokrasi pemerintah sendiri
muncullah gagasan bahwasannya lampung harus ada perubahan bukan berarti sekarang tidak
baik namun harapannya akan lebih baik lagi.
Lembar baru kepemimpinan lampung nanti akan mampu menggoreskan tulisan yang baik
manakala penulisnya baik, maka dari itu muncul lah konsep pemilih cerdas dalam sebuah
diskusi kecil mahasiswa dan pemuda lampung di gedung lbh darmapala bandar lampung.
Konsep pemilih cerdas muncul ketika melihat persoalan yang ada di masyarakat oleh para
mahasiswa dan pemuda yang terhimpun dalam Mitra Mahasiswa Dan Pemuda Lampung.
Setelah di diskusikan bahwa pucuk permasalahan yang ada dimasyarakat adalah berada pada
pemimpin itu sendiri. Pasalnya bahwa pemimpin tidak fokus memimpin masyarakatnya
melainkan fokus mengembalikan modal kampanye yang besar ia keluarkan. Hal ini fakta
terbukti bahwasannya banyak kepala daerah yang terjerat dalam kasus tindak pidana korupsi.
Maka dari itu masyarakat didorong untuk cerdas dalam memilih pemimpinnya nanti.
Apa itu pemilih cerdas ? Pemilih cerdas merupakan sebutan bagi orang yang memilih calon
pemimpinnya sesuai kehendak sendiri alias hati nurani bukan karena hadiah berupa uang
ataupun sembako dan juga anti politik sogokan. Politik sogokan yang gencar dilakukan
sekarang oleh beberapa pasang kandidat jelas merupakan pembodohan terhadap masyarakat
lampung dan bukan pendidikan politik yang baik tanpa basa basi lagi bahwasannya para
kandidat adalah kaum elite poltik artinya bahwa sang kandidat tahu bahwasannya politik
transaksional dan money politik itu tidak baik tapi mengpa mereka masih saja menggunakan
itu ? “ya inilah namanya politik perebutan kekuasaan halal haram hantam (ala
mechipelly)”. Ketika berargumen demikian, ada muncul opini bahwa “itu semua memang
sudah budaya masyarakat” jika benar adanya demikian, “lalu siapa yang membuat budaya
itu ?” Adalah pemimpinnya sendiri. Logikanya bahwa era orde baru tidak mungkin
mengoreksi reormasi namun reformasi yang mengoreksi orde baru maka lahirnya reformasi,
3. artinya bahwa budaya yang ada dimasyarakat seperti mengharapkan hadiah dari si kandidat
bisa kita rubah paradigmanya asal ada komitmen sang calon.
Kemudian dari pada itu konsep “Kami Pemilih Cerdas” yang di buat oleh Mitra Mahasiswa
Dan Pemuda Lampung adalah metode pendidikan politik terhadap masyarakat untuk
menghadapi pilkada lampung mendatang, memberikan pencerahan kepada masyarakat,
hakekat demokrasi, apa itu pilkada, pentingnya memilih pemimpin sesuai hati nurani dan
bahaya adanya politik sogokan seperti bagi bagi uang dan sembako dan pembelian suara oleh
sang kandidat, yang kemudian ketika kandidat yang menang mereka tidak akan fokus
memimpin masyarakat, memikirkan kesejahteraan masyarakat yang jelas sudah tertuang
dalam pembukaan uud 1945 namun mereka fokus bagaimana caranya mengembalikan modal
kampanye, jadi jangan heran jika salah pilih nanti banyak permasalahan yang ada, aturan
jalan bisa mulus, pendidikan merata, kesehatan terjangkau dll namun semua itu tidak karena
uang untuk itu di gunakan untuk mengembalikan modal kampanye.
Pemilih cerdas yang dibuat mempunyai tujuan mengangkat harkat martabat dan harga diri
(fi‟il pesengiri) masyarakat lampung yang sudah mulai kendor karena tergiur dengan embel
embel para pencari kekuasaan yang ada. Dan yang akan kita pilih bukanlah politisi tapi sosok
yang negarawan.
Yang kita cari bukanlah politisi tetapi adalah negarawan. Seorang negarawan ia tidak akan
menjajakan dirinya untuk dipilih. Atau si negarawan tidak akan menggunakan uang agar
orang terpaksa pemilihnya. Negarawan adalah orang yang dipilih, karena kebanyakan orang
menganggab dia layak, pantas dan baik untuk dipilih.
Tapi politisi adalah orang yang menganggap dirinya lah yang paling layak dipilih. Karena itu,
ia memaksa para pemilih dengan segala cara, mulai dengan janji-janis manis sampai dengan
serangan fajar atau malam. Apapun dilakukannya, agar ia dipilih.
Selain itu, negarawan adalah orang yang berwatak transformatif dan solidaritas maker. Ia
hadir melahirkan perubahan dan kebaikan tanpa ia memaksa orang untuk berbuat baik. Ia
selalu memposisikan diri sebagai pengayom, perekat dan mediasi dari berbagai kepentingan
untuk kebaikan bersama. Sementara politisi lebih berwatak transaksional. Segala sesuatu
selalu di barter (tukar guling) demi kepentingan jangka pendek. Dan ia, bukannya
mengayomi, melainkan lebih memihak pada kepentingan pribadi dan kebaikan pribadi
Untuk itu, dalam menyambut pilkada mendatang masyarakat didorong untuk menjadi pemilih
cerdas, melalui kegiatan sosialisasi “Kami Pemilih Cerdas” oleh mitra Mahasiswa Dan
Pemuda Lampung yang didukung oleh Rektor IBI Darmajaya Bapak Dr. Andi Desfiandi,
Bapak Sofyan Indra Caya, SE dan Bapak H. Amalsyah Tarmizi, S.IP ini diharapkan
masyarakat dapat ikut serta untuk menggiatkan pemilih cerdas setidaknya dari keluarga dan
kerabat.
4. Kemudian dari pada itu, kami mengajak putera puteri terbaik lampung untuk bergabung
bersama kami di mitra mahasiswa dam pemuda lampung untuk mensukseskan konsep “Kami
Pemilih Cerdas” ini.