SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 20 TAHUN 2006 20000
T E N T A N G
PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PAKPAK BHARAT,
Menimban
g
: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan;
b. bahwa dalam rangka pengelolaan hutan untuk memperoleh hasil yang
optimal dari hutan dan kawasan hutan di Kabupaten Pakpak Bharat
dengan tidak mengubah fungsi pokoknya, Pemerintah Kabupaten
Pakpak Bharat wajib melakukan pembinaan dan pengawasan;
c. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut pada huruf a dan b di atas,
dipandang perlu mengatur pemungutan hasil hutan bukan kayu
dengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3699);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3848);
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888);
5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4048);
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten
Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4272);
7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
9. Undang......../2
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan
Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4206);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4207);
14. Peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Bupati Pakpak Bharat Nomor 1 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Kantor Kecamatan, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Pakpak Bharat Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Kantor Kecamatan, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat (Berdasarkan Surat Edaran Depdagri RI
Nomor 061/731/SJ tentang Rancangan Reorganisasi Pemkab Pakpak
Bharat).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
dan
BUPATI PAKPAK BHARAT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN
KAYU
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat;
2. Kepala daerah adalah Bupati Pakpak Bharat;
2
3. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Pakpak Bharat;
4. Pemerintah............/3
4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD Kabupaten Pakpak
Bharat adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Pakpak Bharat;
6. Dinas Kehutanan adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Pakpak Bharat;
7. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup
pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan lingkungan ekosistem dan potensi
yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari;
8. Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah segala bentuk kegiatan untuk
mengambil hasil hutan bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi pokok hutan;
9. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah izin dengan segala kegiatan untuk
mengambil hasil hutan bukan kayu antara lain rotan, madu, buah-buahan, getah-
getahan, tanaman obat-obatan dan lain sebagainya didalam hutan lindung dan atau
hutan produksi;
10. Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan selanjutnya disingkat SKSHH adalah dokumen
yang menyatakan sahnya pengangkutan, penguasaan dan pemilikan hasil hutan,
sebagai bukti atas legalitas hasil hutan yang diberikan pejabat yang ditunjuk;
11. Perorangan adalah seorang anggota masyarakat setempat yang cakap bertindak
menurut hukum dan Warga Negara Republik Indonesia;
12. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang, seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan;
13. Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu adalah pengolahan hasil hutan bukan kayu
menjadi barang setengah jadi atau jadi;
14. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
BAB II
PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU
Pasal 2
(1) Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu, dapat dilaksanakan dengan mengambil hasil
hutan bukan kayu yang sudah ada secara alami dengan tidak merusak fungsi utama
kawasan hutan;
(2) Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri
dari jenis kelompok rotan pulut,kelompok rotan saga,kelompok rotan lambang,
kelompok rotan tohiri, kelompok rotan manau, kelompok rotan semambu, getah
jelutung, getah karet hutan, getah karet HTI, getah pinus, damar rosak, kemendangan,
biji kemiri,kemenyan,asam,gambir, minyak nilam, minyak kayu putih, minyak keming,
sarang burung walet putih, sarang burung walet hitam, kulit kayu acacia, kulit kayu
manis, kulit kayu medang, bambu apus, bambu betung, bambu milah, madu, ijuk dan
sagu;
(3) Tidak diperbolehkan memungut hasil hutan bukan kayu yang dilindungi undang-
undang;
(4) Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan
perorangan, koperasi dan badan usaha lainnya.
BAB III
IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU
Pasal 3
(1) Usaha Perorangan, Koperasi dan Badan Hukum lainnya yang berupa Pemungutan
Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), harus
memiliki Izin dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk;
(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanya dapat diberikan paling banyak 2
(dua) Izin kepada Perorangan, Koperasi dan Badan Usaha Milik Negara, Daerah dan
3
Swasta;
(3) Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu tidak boleh dipindah tangankan;
(4) Areal yang telah diberi Izin Pungutan Hasil Hutan Bukan Kayu tidak dapat dijadikan
jaminan atau dijaminkan kepada pihak lain.
Pasal 4
(1) Masa berlaku Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu, diberikan paling lama 1 (satu)
tahun dan volume maksimal 20 (dua puluh) ton;
(2) Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud ayat (1) setelah
berakhir masa berlakunya dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun berikutnya;
(3) Lokasi, jenis dan jumlah (volume) pemungutan hasil hutan bukan kayu, ditetapkan
dalam izin yang diberikan;
(4) Syarat dan tata cara memperoleh izin dan perpanjangan Izin, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB IV
KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
Pasal 5
(1) Melaksanakan perlindungan hutan di areal kerjanya dari gangguan keamanan;
(2) Menjaga kelestarian hutan;
(3) Membayar Retribusi Izin Usaha Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (RIUPHHBK).
Pasal 6
Besar Retribusi yang wajib dibayar oleh Pemegang Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan
Kayu dikenakan Retribusi sebagai berikut:
No URAIAN
TARIF (Rp)
Ton Kg
Batang
/ Liter
ROTAN.
1) Kelompok Rotan Pulut;
2) Kelompok Rotan Sega;
3) Kelompok Rotan Lambang;
4) Kelompok Rotan Tohiri panjang maksimal 4m;
a). Diameter s/d 24 mm;
b). Diameter 25 mm s/d 30 mm;
5) Kelompok Rotan Manau panjang maksimal 4 m;
6) Kelompok Rotan Semambu panjang maksimal 4m;
7) Kelompok Rotan jenis lainnya.
84.000,-
71.500,-
42.900,-
54.000,-
69.000,-
-
-
48.600,-
84,-
71,5,-
42,9,-
54,-
69,-
-
-
48,6,-
-
-
-
-
-
140,-
140,-
-
GETAH.
1) Getah Jelutung;
2) Getah Karet Hutan;
3) Getah Karet HTI;
4) Getah Pinus.
56.100,-
25.850,-
19.400,-
14.300,-
56,1,-
25,85,-
19,4,-
14,3,-
-
-
-
-
DAMAR.
1) Damar Rosak;
2) Kemendangan;
3) Biji kemiri;
4) Kemenyan;
5) Asam;
6) Gambir.
12.100,-
1.500.,
500,-
100.000
8.800,-
17.050,-
4.400,-
12,1,-
1.500,-
50‘-
1.000,-
8,8,-
17,05,-
4,4,-
-
-
-
-
-
-
-
MINYAK ATSIRI.
1) Minyak Nilam;
2) Minyak Kayu Putih;
3) Minyak Keming.
-
-
-
2.000,-
-
-
-
550 ltr
110 ltr
SARANG BURUNG .
1) Walet Putih; - 500.000, -
4
2) Walet Hitam. - 500.000, -
KULIT KAYU.
1) Acacia;
2) Kayu Manis;
3) Kayu Medang.
10.450,-
50.000,-
80.000.-
10,45,-
500,-
800.-
-
-
-
BAMBU.
1) Bambu Apus;
2) Bambu Betung;
3) Bambu Milah.
-
-
-
-
-
-
150,-
150,-
150,-
Lain-lain.
1) Madu;
2) Ijuk.
3) Sagu
-
27.500,-
27.500.-
-
27,5,-
27.5.-
500 ltr
-
BAB V
BERAKHIRNYA IZIN
Pasal 7
Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu berakhir bila :
a. Jangka waktu izin berakhir;
b. Izin diserahkan kembali oleh pemegang Izin secara tertulis kepada pemberi izin sebelum
jangka waktunya berakhir;
c. Target volume atau berat yang diIzinkan dalam izin telah terpenuhi;
d. Pemegang Izin meninggal dunia.
BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 8
Retribusi dipungut diwilayah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
BAB VII
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 9
(1) Pembayaran retribusi tidak dapat diborongkan;
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau
dokumen lainnya yang dipersamakan;
(3) Tata cara pemungutan pembayaran, penyetoran retribusi diatur dengan Peraturan
Bupati;
(4) Kepada Petugas diberikan upah pungut atau perangsang sebesar 5 % (lima perseratus)
dari retribusi yang disetor, yang pembagiannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 10
(1) Pembinaan dan Pengendalian izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu dilakukan oleh
Bupati atau Dinas terkait;
(2) Tata cara pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
5
dengan Peraturan Bupati.
BAB IX........../6
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 11
(1) Barang siapa melanggar, melalaikan atau tidak mematuhi ketentuan yang tercantum
dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), merupakan tindak pidana
pelanggaran;
(3) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) segala kerugian yang timbul
akibat pelanggaran terhadap peraturan daerah ini dibebankan kepada si pelanggar.
BAB X
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 12
(1) Selain Pejabat Penyidik POLRI yang bertugas untuk menyidik pidana sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
(2) Dalam melaksanakan penyidikan para Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud pada peraturan daerah ini berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya Tindak
Pidana;
b. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka;
c. Melakukan penyitaan benda dan atau surat;
d. Memanggil seseorang untuk didengarkan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
g. Mengadakan penghentian penyidikan atau pemeriksaan setelah mendapat
petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
bukan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut
kepada Penuntut Umum, tersangka dan atau keluarganya;
h. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
((3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang :
a. Pemeriksaan tersangka;
b. Pemasukan rumah;
c. Penyitaan benda;
d. Pemeriksaan Surat;
e. Pemeriksaan saksi;
f. Pemeriksaan di tempat kejadian, dan mengirimkannya kepada Penuntut Umum
melalui Kepolisian Negara Republik Indonesia.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 13
6
Dengan berlakunya peraturan daerah ini maka Izin Penggunaan Jasa Terminal yang telah
diterbitkan sebelum diundangkannya peraturan daerah ini dan belum berakhir masa
berlakunya paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini
wajib mendaftar ulang.
BAB XII......../7
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 15
Peraturan Daerah ini dinyatakan sah mulai berlaku pada tanggal pengundangannya.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
Ditetapkan di Salak
pada tanggal 10 Juli 2006
BUPATI PAKPAK BHARAT,
dto.
MUGER HERRY I. BERUTU
Diundangkan di Salak
pada tanggal 11 Juli 2006
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
dto.
GANDI WARTHA MANIK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2006
NOMOR 20
7
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 20 TAHUN 2006
TENTANG
PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU
I. UMUM
Dalam rangka pengelolaan hutan untuk memperoleh manfaat yang optimal dari
hutan dan kawasan hutan dapat dikelola dengan tetap memperhatikan sifat karakteristik
dan ketentramannya, serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokoknya yaitu fungsi
konservasi, lindung dan produksi. Oleh karena itu dalam pengelolaan hutan perlu dijaga
keseimbangan ketiga fungsi tersebut.
Untuk menjaga keseimbangan dimaksud, pemanfaatan hutan guna tujuan dan
sasaran yang diinginkan, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat wajib melakukan
Pembinaan dan Pengawasan di wilayah hukumnya.
Bahwa dalam rangka Pembinaan dan Pengawasan Pemungutan Hasil Hutan Bukan
Kayu di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8 ayat (1): Yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan adalah bahwa
seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan
kepada pihak ketiga namun dalam pengertian ini bukan berarti
8
Pemerintah Daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak ketiga.
Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi
Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerjasama dengan Badan-
Badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya
untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi
secara lebih efisien, kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat
dibekerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan
besarnya retribusi yang terutang, pengawasan pemungutan retribusi
dan penagihan retribusi.
ayat (2) Cukup jelas
ayat (3) Cukup jelas
ayat (4) Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 28
9
Pemerintah Daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak ketiga.
Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi
Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerjasama dengan Badan-
Badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya
untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi
secara lebih efisien, kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat
dibekerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan
besarnya retribusi yang terutang, pengawasan pemungutan retribusi
dan penagihan retribusi.
ayat (2) Cukup jelas
ayat (3) Cukup jelas
ayat (4) Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 28
9

More Related Content

What's hot

Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanppbkab
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029Probolinggo Property
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...iniPurwokerto
 
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahPerda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahArifuddin Ali.
 
No. 12 ttg pembatalan 4 perda
No. 12 ttg pembatalan 4 perdaNo. 12 ttg pembatalan 4 perda
No. 12 ttg pembatalan 4 perdappbkab
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...iniPurwokerto
 
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTUPerda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUGanglumpur KUKAR
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...iniPurwokerto
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahappbkab
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbandika_combat
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHKota Serang
 
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentuNo. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentuppbkab
 
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...inideedee
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+provPA_Klaten
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, RiauRencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, RiauPenataan Ruang
 

What's hot (20)

Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
 
Perda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusiPerda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusi
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
 
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahPerda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
 
No. 12 ttg pembatalan 4 perda
No. 12 ttg pembatalan 4 perdaNo. 12 ttg pembatalan 4 perda
No. 12 ttg pembatalan 4 perda
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
 
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTUPerda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
 
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentuNo. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu
 
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, RiauRencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
 

Similar to Kab pakpak barat 20_2006 ujud

Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Jhon Blora
 
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasiPp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasiwalhiaceh
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Sapik Bubud
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...ppbkab
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MagelangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MagelangPenataan Ruang
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Jhon Blora
 
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docPerda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docYulius Swardana
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BantulRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BantulPenataan Ruang
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Hari Susandi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BaliRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BaliPenataan Ruang
 
Perda kab kendal 20_2011_Pola ruang
Perda kab kendal 20_2011_Pola ruangPerda kab kendal 20_2011_Pola ruang
Perda kab kendal 20_2011_Pola ruangBobby D'Arch
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanPenataan Ruang
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuJhon Blora
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PekalonganPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BatangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BatangPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PatiRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PatiPenataan Ruang
 

Similar to Kab pakpak barat 20_2006 ujud (20)

Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
 
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasiPp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MagelangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
 
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docPerda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BantulRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
 
P43 2014
P43 2014P43 2014
P43 2014
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BaliRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
 
Perda kab kendal 20_2011_Pola ruang
Perda kab kendal 20_2011_Pola ruangPerda kab kendal 20_2011_Pola ruang
Perda kab kendal 20_2011_Pola ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
 
Uu 15 2000
Uu 15 2000Uu 15 2000
Uu 15 2000
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BatangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PatiRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati
 

More from Medan Comonity

Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013Medan Comonity
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdMedan Comonity
 
Na ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi amanNa ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi amanMedan Comonity
 
Matrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi baleg
Matrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi balegMatrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi baleg
Matrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi balegMedan Comonity
 
2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negara
2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negara2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negara
2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negaraMedan Comonity
 
Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Medan Comonity
 
Kabupaten pakpakbharat 2-2005
Kabupaten pakpakbharat 2-2005Kabupaten pakpakbharat 2-2005
Kabupaten pakpakbharat 2-2005Medan Comonity
 
Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008Medan Comonity
 

More from Medan Comonity (12)

Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
 
Na ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi amanNa ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi aman
 
Matrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi baleg
Matrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi balegMatrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi baleg
Matrix usulan perubahan terhadap ruu pphma versi baleg
 
2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negara
2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negara2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negara
2013 abdon nababan sinergi hukum adat dan hukum negara
 
Ruu pphma versi aman
Ruu pphma versi amanRuu pphma versi aman
Ruu pphma versi aman
 
Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012
 
Pemerintah desa
Pemerintah desaPemerintah desa
Pemerintah desa
 
Lamaran mau dikirim
Lamaran mau dikirimLamaran mau dikirim
Lamaran mau dikirim
 
Kabupaten pakpakbharat 2-2005
Kabupaten pakpakbharat 2-2005Kabupaten pakpakbharat 2-2005
Kabupaten pakpakbharat 2-2005
 
Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008
 
Uu no 9_2003
Uu no 9_2003Uu no 9_2003
Uu no 9_2003
 

Kab pakpak barat 20_2006 ujud

  • 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 20 TAHUN 2006 20000 T E N T A N G PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimban g : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan; b. bahwa dalam rangka pengelolaan hutan untuk memperoleh hasil yang optimal dari hutan dan kawasan hutan di Kabupaten Pakpak Bharat dengan tidak mengubah fungsi pokoknya, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat wajib melakukan pembinaan dan pengawasan; c. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut pada huruf a dan b di atas, dipandang perlu mengatur pemungutan hasil hutan bukan kayu dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848); 4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888); 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 9. Undang......../2
  • 2. 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4206); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4207); 14. Peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 15. Peraturan Bupati Pakpak Bharat Nomor 1 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Kantor Kecamatan, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Bharat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Pakpak Bharat Nomor 7 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Kantor Kecamatan, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Bharat (Berdasarkan Surat Edaran Depdagri RI Nomor 061/731/SJ tentang Rancangan Reorganisasi Pemkab Pakpak Bharat). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT dan BUPATI PAKPAK BHARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat; 2. Kepala daerah adalah Bupati Pakpak Bharat; 2
  • 3. 3. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Pakpak Bharat; 4. Pemerintah............/3 4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD Kabupaten Pakpak Bharat adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Pakpak Bharat; 6. Dinas Kehutanan adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Pakpak Bharat; 7. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan lingkungan ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari; 8. Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah segala bentuk kegiatan untuk mengambil hasil hutan bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok hutan; 9. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah izin dengan segala kegiatan untuk mengambil hasil hutan bukan kayu antara lain rotan, madu, buah-buahan, getah- getahan, tanaman obat-obatan dan lain sebagainya didalam hutan lindung dan atau hutan produksi; 10. Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan selanjutnya disingkat SKSHH adalah dokumen yang menyatakan sahnya pengangkutan, penguasaan dan pemilikan hasil hutan, sebagai bukti atas legalitas hasil hutan yang diberikan pejabat yang ditunjuk; 11. Perorangan adalah seorang anggota masyarakat setempat yang cakap bertindak menurut hukum dan Warga Negara Republik Indonesia; 12. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang, seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan; 13. Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu adalah pengolahan hasil hutan bukan kayu menjadi barang setengah jadi atau jadi; 14. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. BAB II PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU Pasal 2 (1) Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu, dapat dilaksanakan dengan mengambil hasil hutan bukan kayu yang sudah ada secara alami dengan tidak merusak fungsi utama kawasan hutan; (2) Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari jenis kelompok rotan pulut,kelompok rotan saga,kelompok rotan lambang, kelompok rotan tohiri, kelompok rotan manau, kelompok rotan semambu, getah jelutung, getah karet hutan, getah karet HTI, getah pinus, damar rosak, kemendangan, biji kemiri,kemenyan,asam,gambir, minyak nilam, minyak kayu putih, minyak keming, sarang burung walet putih, sarang burung walet hitam, kulit kayu acacia, kulit kayu manis, kulit kayu medang, bambu apus, bambu betung, bambu milah, madu, ijuk dan sagu; (3) Tidak diperbolehkan memungut hasil hutan bukan kayu yang dilindungi undang- undang; (4) Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan perorangan, koperasi dan badan usaha lainnya. BAB III IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU Pasal 3 (1) Usaha Perorangan, Koperasi dan Badan Hukum lainnya yang berupa Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), harus memiliki Izin dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk; (2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanya dapat diberikan paling banyak 2 (dua) Izin kepada Perorangan, Koperasi dan Badan Usaha Milik Negara, Daerah dan 3
  • 4. Swasta; (3) Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu tidak boleh dipindah tangankan; (4) Areal yang telah diberi Izin Pungutan Hasil Hutan Bukan Kayu tidak dapat dijadikan jaminan atau dijaminkan kepada pihak lain. Pasal 4 (1) Masa berlaku Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu, diberikan paling lama 1 (satu) tahun dan volume maksimal 20 (dua puluh) ton; (2) Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu sebagaimana dimaksud ayat (1) setelah berakhir masa berlakunya dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun berikutnya; (3) Lokasi, jenis dan jumlah (volume) pemungutan hasil hutan bukan kayu, ditetapkan dalam izin yang diberikan; (4) Syarat dan tata cara memperoleh izin dan perpanjangan Izin, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB IV KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN Pasal 5 (1) Melaksanakan perlindungan hutan di areal kerjanya dari gangguan keamanan; (2) Menjaga kelestarian hutan; (3) Membayar Retribusi Izin Usaha Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (RIUPHHBK). Pasal 6 Besar Retribusi yang wajib dibayar oleh Pemegang Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu dikenakan Retribusi sebagai berikut: No URAIAN TARIF (Rp) Ton Kg Batang / Liter ROTAN. 1) Kelompok Rotan Pulut; 2) Kelompok Rotan Sega; 3) Kelompok Rotan Lambang; 4) Kelompok Rotan Tohiri panjang maksimal 4m; a). Diameter s/d 24 mm; b). Diameter 25 mm s/d 30 mm; 5) Kelompok Rotan Manau panjang maksimal 4 m; 6) Kelompok Rotan Semambu panjang maksimal 4m; 7) Kelompok Rotan jenis lainnya. 84.000,- 71.500,- 42.900,- 54.000,- 69.000,- - - 48.600,- 84,- 71,5,- 42,9,- 54,- 69,- - - 48,6,- - - - - - 140,- 140,- - GETAH. 1) Getah Jelutung; 2) Getah Karet Hutan; 3) Getah Karet HTI; 4) Getah Pinus. 56.100,- 25.850,- 19.400,- 14.300,- 56,1,- 25,85,- 19,4,- 14,3,- - - - - DAMAR. 1) Damar Rosak; 2) Kemendangan; 3) Biji kemiri; 4) Kemenyan; 5) Asam; 6) Gambir. 12.100,- 1.500., 500,- 100.000 8.800,- 17.050,- 4.400,- 12,1,- 1.500,- 50‘- 1.000,- 8,8,- 17,05,- 4,4,- - - - - - - - MINYAK ATSIRI. 1) Minyak Nilam; 2) Minyak Kayu Putih; 3) Minyak Keming. - - - 2.000,- - - - 550 ltr 110 ltr SARANG BURUNG . 1) Walet Putih; - 500.000, - 4
  • 5. 2) Walet Hitam. - 500.000, - KULIT KAYU. 1) Acacia; 2) Kayu Manis; 3) Kayu Medang. 10.450,- 50.000,- 80.000.- 10,45,- 500,- 800.- - - - BAMBU. 1) Bambu Apus; 2) Bambu Betung; 3) Bambu Milah. - - - - - - 150,- 150,- 150,- Lain-lain. 1) Madu; 2) Ijuk. 3) Sagu - 27.500,- 27.500.- - 27,5,- 27.5.- 500 ltr - BAB V BERAKHIRNYA IZIN Pasal 7 Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu berakhir bila : a. Jangka waktu izin berakhir; b. Izin diserahkan kembali oleh pemegang Izin secara tertulis kepada pemberi izin sebelum jangka waktunya berakhir; c. Target volume atau berat yang diIzinkan dalam izin telah terpenuhi; d. Pemegang Izin meninggal dunia. BAB VI WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 8 Retribusi dipungut diwilayah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. BAB VII PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 9 (1) Pembayaran retribusi tidak dapat diborongkan; (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau dokumen lainnya yang dipersamakan; (3) Tata cara pemungutan pembayaran, penyetoran retribusi diatur dengan Peraturan Bupati; (4) Kepada Petugas diberikan upah pungut atau perangsang sebesar 5 % (lima perseratus) dari retribusi yang disetor, yang pembagiannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Pasal 10 (1) Pembinaan dan Pengendalian izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu dilakukan oleh Bupati atau Dinas terkait; (2) Tata cara pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur 5
  • 6. dengan Peraturan Bupati. BAB IX........../6 BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Barang siapa melanggar, melalaikan atau tidak mematuhi ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), merupakan tindak pidana pelanggaran; (3) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) segala kerugian yang timbul akibat pelanggaran terhadap peraturan daerah ini dibebankan kepada si pelanggar. BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 12 (1) Selain Pejabat Penyidik POLRI yang bertugas untuk menyidik pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; (2) Dalam melaksanakan penyidikan para Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada peraturan daerah ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya Tindak Pidana; b. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; c. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; d. Memanggil seseorang untuk didengarkan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; g. Mengadakan penghentian penyidikan atau pemeriksaan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka dan atau keluarganya; h. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. ((3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan tersangka; b. Pemasukan rumah; c. Penyitaan benda; d. Pemeriksaan Surat; e. Pemeriksaan saksi; f. Pemeriksaan di tempat kejadian, dan mengirimkannya kepada Penuntut Umum melalui Kepolisian Negara Republik Indonesia. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 6
  • 7. Dengan berlakunya peraturan daerah ini maka Izin Penggunaan Jasa Terminal yang telah diterbitkan sebelum diundangkannya peraturan daerah ini dan belum berakhir masa berlakunya paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini wajib mendaftar ulang. BAB XII......../7 BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 15 Peraturan Daerah ini dinyatakan sah mulai berlaku pada tanggal pengundangannya. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Ditetapkan di Salak pada tanggal 10 Juli 2006 BUPATI PAKPAK BHARAT, dto. MUGER HERRY I. BERUTU Diundangkan di Salak pada tanggal 11 Juli 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT dto. GANDI WARTHA MANIK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2006 NOMOR 20 7
  • 8. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU I. UMUM Dalam rangka pengelolaan hutan untuk memperoleh manfaat yang optimal dari hutan dan kawasan hutan dapat dikelola dengan tetap memperhatikan sifat karakteristik dan ketentramannya, serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokoknya yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi. Oleh karena itu dalam pengelolaan hutan perlu dijaga keseimbangan ketiga fungsi tersebut. Untuk menjaga keseimbangan dimaksud, pemanfaatan hutan guna tujuan dan sasaran yang diinginkan, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat wajib melakukan Pembinaan dan Pengawasan di wilayah hukumnya. Bahwa dalam rangka Pembinaan dan Pengawasan Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 ayat (1): Yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga namun dalam pengertian ini bukan berarti 8
  • 9. Pemerintah Daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerjasama dengan Badan- Badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi secara lebih efisien, kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dibekerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang terutang, pengawasan pemungutan retribusi dan penagihan retribusi. ayat (2) Cukup jelas ayat (3) Cukup jelas ayat (4) Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 28 9
  • 10. Pemerintah Daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerjasama dengan Badan- Badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi secara lebih efisien, kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dibekerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang terutang, pengawasan pemungutan retribusi dan penagihan retribusi. ayat (2) Cukup jelas ayat (3) Cukup jelas ayat (4) Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 28 9