Konsep adalah representasi simbolik dari objek yang diketahui atau dialami oleh manusia. Konsep berada di alam ide dan mewakili objek di alam fakta. Konsep dapat berjenjang dari konkret hingga abstrak, dan penting dalam membangun teori dan metodologi ilmu sosial. Hubungan antara konsep dan teori bersifat konstitutif.
2. Dalam bahasa sehari-hari, itu biasa
disebut ‘kata’
Dalam bisnis, itu sering diartikan
sebagai rencana/draft
Dalam logika, itu biasa disebut
‘terma’
Dalam perbincangan keilmuan, itu
biasa disebut ‘istilah’
3. Konsep ialah simbol tertentu yang
Tentang Teori, Konsep dan Paradigma
Soetandyo Wignjosoebroto,
digunakan sebagai representasi objek
yang diketahui dan/atau dialami oleh
manusia dalam kehidupan nyata.
Setiap konsep bermukim di alam
numenon, yakni alam ide yang
imajinatif
Objek yang diwakili berada di alam
phenomenon, yakini alam fakta-aktual
yang indrawi
4. Konsep dalam alam imajinasi yang
abstrak ini masih berjenjang-jenjang,
terkategorikan ke dalam kelas-kelas.
Relatif lebih konkret (maknanya tegas
dan jelas)
Relatif lebih–atau bahkan bisa jauh lebih–
abstrak (maknanya lebih umum atau luas)
Di tingkat abstraksi, konsep bisa
direduksi agar lebih konkrit dengan
menambahkan kata sifat atau keterangan
lain yang berefek mengkhususkan.
5. Membahas keberadaan sesuatu yang
bersifat konkret
Konsep adalah keberadaan psikologis,
titik awal bagi representational theory
of the mind (RTM).
Menurut RTM, berfikir terjadi dalam
sistem internal dari representasi.
Keyakinan, hasrat, dan sikap
proposisional lain, masuk ke dalam
proses mental sebagai simbol internal.
6. Memiliki bahasa natural adalah
penting untuk bisa mendapatkan
konsep (Brandom 1994, Davidson
1975, Dummett 1993)
Bagaimana dengan non-verbal?
Bagaimana dengan non-bahasa?
Stanford Encyclopedia of Philosophy
7. Objek-objek yang terjumpai dalam
Tentang Teori, Konsep dan Paradigma
Soetandyo Wignjosoebroto,
kehidupan pun harus dibataskan
secara definitif kedalam konsep-
konsep.
Tujuannya untuk memperjelas,
memilah-milah, membuat lebih
konkrit, dan tidak melebar tanpa
batas.
8. Kajian-kajian ilmu hayat/alam dengan
objek hewan atau tumbuhan atau fisik
manusia, atau benda-benda adalah
lebih kasat indera (terutama mata).
Seabstrak apa pun simbol-simbol
yang dipakai sebagai konsep, itu
selalu saja gampang menunjuk ke
objek-objeknya dengan sekali atau
sedikit amatan.
9. Kajian-kajian dalam ilmu sosial lebih
banyak berkenaan dengan objek-
objek yang tak secara langsung
berkategori kasat indera.
Konsep tak bisa didefinisikan
berdasarkan kerja ‘sekali amatan
langsung’, melainkan mesti dengan
memperhatikan tengara-tengaranya
(the signs) yang manifes di alam
indrawi.
10. Konsep-konsep yang dikembangkan
cenderung lebih abstrak, imajinatif, dan
merupakan konstruksi rasional dalam alam
pikiran, daripada bersifat hasil abstraksi
langsung dengan objek fenomenondi alam
indrawi
Ilmu pengetahuan sosial, termasuk ilmu HI,
boleh dikata lebih gampang dicenderungkan ke
gambaran ideal dengan blue-sky concepts
daripada natural and life sciences yang bersifat
lebih nyata, lebih down to earth, punya
padanan nyata dan langsung di alam indrawi.
11. Konsep yang dapat diamati dan diukur
Dimensinya bisa bervariasi
Pemaknaannya jadi lebih sempit
12. Independen; variabel yang diketahui
pada awal eksperimen atau prosss.
Dependen; variabel yang tercipta
sebagai hasil dari studi atau
eksperimen.
Terkontrol; variabel yang terjaga agar
tetap konstan sehingga tidak banyak
berpengaruh bagaimana variabel
independen mempengaruhi variabel
dependen.
13. Konsep berada di inti teori dan
metodologi ilmu sosial
Konsep menjadi inti pembangun ilmu
sosial
Konsep memberi substansi pada teori;
membentuk basis bagi pengukuran;
mempengaruhi pemilihan kasus-
kasus.
14. Konsep adalah konstituen dari teori.
Teori dipahami sebagai ‘bodies of
beliefs’ atau representasi proposisional
yang lain, dan semua ini memiliki
konsep-konsep sebagai konstituen.
Keyakinan bahwa elektron bermuatan
negatif adalah bagian dari teori tentang
elektron, dan keyakinan itu berisi
konsep elektron sebagai bagiannya
(begitu juga dengan muatan negatifnya).
15. Hubungan konstituensial ini bisa berjalan ke
lain arah
Konsep-konsep itu sendiri bisa diidentifikasi
sebagai miniatur teori dalam domain tertentu
Konsep adalah teori saat ia menjelaskan
tentang hubungan antara konstituen mereka
sendiri, asal-usul mereka sendiri, dan
hubungan mereka dengan hal lain (Frank C. Keil,
Concepts, Kinds, and Cognitive Development, 1989, 281)
Konsep ‘elektron’ bisa saja mengandung dalil
berbagai teori tentang elektron, atau
hubungan dengan sesuatu yang lain