SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
Konsep
   Dalam bahasa sehari-hari, itu biasa
    disebut ‘kata’
   Dalam bisnis, itu sering diartikan
    sebagai rencana/draft
   Dalam logika, itu biasa disebut
    ‘terma’
   Dalam perbincangan keilmuan, itu
    biasa disebut ‘istilah’
 Konsep ialah simbol tertentu yang




                                         Tentang Teori, Konsep dan Paradigma
                                                                       Soetandyo Wignjosoebroto,
  digunakan sebagai representasi objek
  yang diketahui dan/atau dialami oleh
  manusia dalam kehidupan nyata.
 Setiap konsep bermukim di alam
  numenon, yakni alam ide yang
  imajinatif
 Objek yang diwakili berada di alam
  phenomenon, yakini alam fakta-aktual
  yang indrawi
   Konsep dalam alam imajinasi yang
    abstrak ini masih berjenjang-jenjang,
    terkategorikan ke dalam kelas-kelas.
   Relatif lebih konkret (maknanya tegas
    dan jelas)
   Relatif lebih–atau bahkan bisa jauh lebih–
    abstrak (maknanya lebih umum atau luas)
   Di tingkat abstraksi, konsep bisa
    direduksi agar lebih konkrit dengan
    menambahkan kata sifat atau keterangan
    lain yang berefek mengkhususkan.
   Membahas keberadaan sesuatu yang
    bersifat konkret
   Konsep adalah keberadaan psikologis,
    titik awal bagi representational theory
    of the mind (RTM).
   Menurut RTM, berfikir terjadi dalam
    sistem internal dari representasi.
   Keyakinan, hasrat, dan sikap
    proposisional lain, masuk ke dalam
    proses mental sebagai simbol internal.
   Memiliki bahasa natural adalah
    penting untuk bisa mendapatkan
    konsep (Brandom 1994, Davidson
    1975, Dummett 1993)
   Bagaimana dengan non-verbal?
   Bagaimana dengan non-bahasa?


         Stanford Encyclopedia of Philosophy
Objek-objek yang terjumpai dalam




                                       Tentang Teori, Konsep dan Paradigma
                                                                     Soetandyo Wignjosoebroto,

    kehidupan pun harus dibataskan
    secara definitif kedalam konsep-
    konsep.
   Tujuannya untuk memperjelas,
    memilah-milah, membuat lebih
    konkrit, dan tidak melebar tanpa
    batas.
   Kajian-kajian ilmu hayat/alam dengan
    objek hewan atau tumbuhan atau fisik
    manusia, atau benda-benda adalah
    lebih kasat indera (terutama mata).
   Seabstrak apa pun simbol-simbol
    yang dipakai sebagai konsep, itu
    selalu saja gampang menunjuk ke
    objek-objeknya dengan sekali atau
    sedikit amatan.
   Kajian-kajian dalam ilmu sosial lebih
    banyak berkenaan dengan objek-
    objek yang tak secara langsung
    berkategori kasat indera.
   Konsep tak bisa didefinisikan
    berdasarkan kerja ‘sekali amatan
    langsung’, melainkan mesti dengan
    memperhatikan tengara-tengaranya
    (the signs) yang manifes di alam
    indrawi.
   Konsep-konsep yang dikembangkan
    cenderung lebih abstrak, imajinatif, dan
    merupakan konstruksi rasional dalam alam
    pikiran, daripada bersifat hasil abstraksi
    langsung dengan objek fenomenondi alam
    indrawi

   Ilmu pengetahuan sosial, termasuk ilmu HI,
    boleh dikata lebih gampang dicenderungkan ke
    gambaran ideal dengan blue-sky concepts
    daripada natural and life sciences yang bersifat
    lebih nyata, lebih down to earth, punya
    padanan nyata dan langsung di alam indrawi.
   Konsep yang dapat diamati dan diukur
   Dimensinya bisa bervariasi
   Pemaknaannya jadi lebih sempit
   Independen; variabel yang diketahui
    pada awal eksperimen atau prosss.
   Dependen; variabel yang tercipta
    sebagai hasil dari studi atau
    eksperimen.
   Terkontrol; variabel yang terjaga agar
    tetap konstan sehingga tidak banyak
    berpengaruh bagaimana variabel
    independen mempengaruhi variabel
    dependen.
   Konsep berada di inti teori dan
    metodologi ilmu sosial
   Konsep menjadi inti pembangun ilmu
    sosial
   Konsep memberi substansi pada teori;
    membentuk basis bagi pengukuran;
    mempengaruhi pemilihan kasus-
    kasus.
   Konsep adalah konstituen dari teori.
   Teori dipahami sebagai ‘bodies of
    beliefs’ atau representasi proposisional
    yang lain, dan semua ini memiliki
    konsep-konsep sebagai konstituen.
   Keyakinan bahwa elektron bermuatan
    negatif adalah bagian dari teori tentang
    elektron, dan keyakinan itu berisi
    konsep elektron sebagai bagiannya
    (begitu juga dengan muatan negatifnya).
 Hubungan konstituensial ini bisa berjalan ke
  lain arah
 Konsep-konsep itu sendiri bisa diidentifikasi
  sebagai miniatur teori dalam domain tertentu
 Konsep adalah teori saat ia menjelaskan
  tentang hubungan antara konstituen mereka
  sendiri, asal-usul mereka sendiri, dan
  hubungan mereka dengan hal lain (Frank C. Keil,
    Concepts, Kinds, and Cognitive Development, 1989, 281)


   Konsep ‘elektron’ bisa saja mengandung dalil
    berbagai teori tentang elektron, atau
    hubungan dengan sesuatu yang lain
KONSEP

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalYossytaAryanto
 
Aspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek OntologiAspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek OntologiAdy Setiawan
 
Lapangan penyelidikan kefilsafatan
Lapangan penyelidikan kefilsafatanLapangan penyelidikan kefilsafatan
Lapangan penyelidikan kefilsafatanNurmahmudah M.Phil.
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)ELce PurWandarie
 
Semiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budayaSemiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budayaOktari Aneliya
 
Tubuh Pengetahuan
Tubuh PengetahuanTubuh Pengetahuan
Tubuh PengetahuanAbdul Jalil
 
mengenal filsafat
mengenal filsafatmengenal filsafat
mengenal filsafatDara Azizi
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuAdy Setiawan
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsMutiara Cess
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuecaishak
 
Teori teori komunikasi
Teori teori komunikasiTeori teori komunikasi
Teori teori komunikasiHafiza .h
 
Ontology non reg matraman
Ontology  non reg matramanOntology  non reg matraman
Ontology non reg matramangadisghumi
 
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuIchan32
 

La actualidad más candente (20)

Bahasa dalam kefilsafatan
Bahasa dalam kefilsafatanBahasa dalam kefilsafatan
Bahasa dalam kefilsafatan
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
 
Aspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek OntologiAspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek Ontologi
 
Lapangan penyelidikan kefilsafatan
Lapangan penyelidikan kefilsafatanLapangan penyelidikan kefilsafatan
Lapangan penyelidikan kefilsafatan
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
 
Dimensi Ontologi
Dimensi OntologiDimensi Ontologi
Dimensi Ontologi
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Semiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budayaSemiotik dan dinamika sosial budaya
Semiotik dan dinamika sosial budaya
 
Ontology
OntologyOntology
Ontology
 
Tubuh Pengetahuan
Tubuh PengetahuanTubuh Pengetahuan
Tubuh Pengetahuan
 
mengenal filsafat
mengenal filsafatmengenal filsafat
mengenal filsafat
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Tugas dds 4 kel v (ontologi)
Tugas dds 4 kel v (ontologi)Tugas dds 4 kel v (ontologi)
Tugas dds 4 kel v (ontologi)
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
 
Teori teori komunikasi
Teori teori komunikasiTeori teori komunikasi
Teori teori komunikasi
 
Ontology non reg matraman
Ontology  non reg matramanOntology  non reg matraman
Ontology non reg matraman
 
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
 

Destacado

Branding in social media
Branding in social mediaBranding in social media
Branding in social mediaMuhammad Yasin
 
Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011
Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011
Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011Konstantinos Giantsios
 
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your BusinessBarry Feldman
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsLinkedIn
 

Destacado (9)

Amber project
Amber projectAmber project
Amber project
 
Module6
Module6Module6
Module6
 
Module6
Module6Module6
Module6
 
Double beat
Double beatDouble beat
Double beat
 
Bohemia Snare
Bohemia SnareBohemia Snare
Bohemia Snare
 
Branding in social media
Branding in social mediaBranding in social media
Branding in social media
 
Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011
Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011
Presentation by white tower media at corallia 22 june 2011
 
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
32 Ways a Digital Marketing Consultant Can Help Grow Your Business
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
 

Similar a KONSEP

FENOMENOLOGI(1).pptx
FENOMENOLOGI(1).pptxFENOMENOLOGI(1).pptx
FENOMENOLOGI(1).pptxZainal78
 
FENOMENOLOGI.pptx
FENOMENOLOGI.pptxFENOMENOLOGI.pptx
FENOMENOLOGI.pptxrisca18
 
FENOMENOLOGI.docx
FENOMENOLOGI.docxFENOMENOLOGI.docx
FENOMENOLOGI.docxmettasatya
 
Filsafat Ilmu metode penelitian fenomenologi
Filsafat Ilmu metode penelitian fenomenologiFilsafat Ilmu metode penelitian fenomenologi
Filsafat Ilmu metode penelitian fenomenologiTatiWulandari2
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)UIN Surabaya
 
Filosofi penelitian kualitatif
Filosofi penelitian kualitatifFilosofi penelitian kualitatif
Filosofi penelitian kualitatifSrie Hartono
 
Makalah definisi zulva
Makalah definisi   zulvaMakalah definisi   zulva
Makalah definisi zulvazulvamunayati
 
Rangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologiRangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologiNasria Ika
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanIIKCASIKIN
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatifdkarhita
 
1.1 psikologi kepribadian
1.1 psikologi kepribadian1.1 psikologi kepribadian
1.1 psikologi kepribadianSuharno M.Pd.B
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sDwiKhusnulRahmat
 

Similar a KONSEP (20)

FENOMENOLOGI(1).pptx
FENOMENOLOGI(1).pptxFENOMENOLOGI(1).pptx
FENOMENOLOGI(1).pptx
 
FENOMENOLOGI.pptx
FENOMENOLOGI.pptxFENOMENOLOGI.pptx
FENOMENOLOGI.pptx
 
FENOMENOLOGI.docx
FENOMENOLOGI.docxFENOMENOLOGI.docx
FENOMENOLOGI.docx
 
Filsafat Ilmu metode penelitian fenomenologi
Filsafat Ilmu metode penelitian fenomenologiFilsafat Ilmu metode penelitian fenomenologi
Filsafat Ilmu metode penelitian fenomenologi
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
 
Filosofi penelitian kualitatif
Filosofi penelitian kualitatifFilosofi penelitian kualitatif
Filosofi penelitian kualitatif
 
Makalah definisi zulva
Makalah definisi   zulvaMakalah definisi   zulva
Makalah definisi zulva
 
Rangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologiRangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologi
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Bab i .2.
Bab i .2.Bab i .2.
Bab i .2.
 
Kapita selekta
Kapita selektaKapita selekta
Kapita selekta
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatif
 
1.1 psikologi kepribadian
1.1 psikologi kepribadian1.1 psikologi kepribadian
1.1 psikologi kepribadian
 
Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
Tugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmuTugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmu
 
Logika6
Logika6Logika6
Logika6
 

Más de rumahbianglala

Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...
Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...
Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...rumahbianglala
 
Cerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoax
Cerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoaxCerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoax
Cerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoaxrumahbianglala
 
Motivasi dan tips untuk Menulis buku
Motivasi dan tips untuk Menulis bukuMotivasi dan tips untuk Menulis buku
Motivasi dan tips untuk Menulis bukurumahbianglala
 
Media Relations; menghadapi wartawan nakal
Media Relations; menghadapi wartawan nakalMedia Relations; menghadapi wartawan nakal
Media Relations; menghadapi wartawan nakalrumahbianglala
 
Globalisasi; konflik dan perang
Globalisasi; konflik dan perangGlobalisasi; konflik dan perang
Globalisasi; konflik dan perangrumahbianglala
 
Green Theories in International Relations
Green Theories in International RelationsGreen Theories in International Relations
Green Theories in International Relationsrumahbianglala
 
Menengok Isi Otak Teroris
Menengok Isi Otak TerorisMenengok Isi Otak Teroris
Menengok Isi Otak Terorisrumahbianglala
 
Membangun Kepercayaan Diri
Membangun Kepercayaan DiriMembangun Kepercayaan Diri
Membangun Kepercayaan Dirirumahbianglala
 
model bisnis untuk jurnalisme online
model bisnis untuk jurnalisme onlinemodel bisnis untuk jurnalisme online
model bisnis untuk jurnalisme onlinerumahbianglala
 
Media effect terhadap kaum muda
Media effect terhadap kaum mudaMedia effect terhadap kaum muda
Media effect terhadap kaum mudarumahbianglala
 

Más de rumahbianglala (20)

Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...
Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...
Buku-buku yang pernah ditulis, diedit, diterjemahkan oleh, atau ada nama Tegu...
 
Cerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoax
Cerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoaxCerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoax
Cerdas Media; jangan mau terhanyut oleh hoax
 
Motivasi dan tips untuk Menulis buku
Motivasi dan tips untuk Menulis bukuMotivasi dan tips untuk Menulis buku
Motivasi dan tips untuk Menulis buku
 
Assumptions of IR
Assumptions of IRAssumptions of IR
Assumptions of IR
 
Media Relations; menghadapi wartawan nakal
Media Relations; menghadapi wartawan nakalMedia Relations; menghadapi wartawan nakal
Media Relations; menghadapi wartawan nakal
 
Globalisasi; konflik dan perang
Globalisasi; konflik dan perangGlobalisasi; konflik dan perang
Globalisasi; konflik dan perang
 
Power in ir
Power in irPower in ir
Power in ir
 
Culture of peace
Culture of peaceCulture of peace
Culture of peace
 
Green Theories in International Relations
Green Theories in International RelationsGreen Theories in International Relations
Green Theories in International Relations
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 
Menengok Isi Otak Teroris
Menengok Isi Otak TerorisMenengok Isi Otak Teroris
Menengok Isi Otak Teroris
 
Membangun Kepercayaan Diri
Membangun Kepercayaan DiriMembangun Kepercayaan Diri
Membangun Kepercayaan Diri
 
model bisnis untuk jurnalisme online
model bisnis untuk jurnalisme onlinemodel bisnis untuk jurnalisme online
model bisnis untuk jurnalisme online
 
Berita news
Berita newsBerita news
Berita news
 
Menulis opini
Menulis opiniMenulis opini
Menulis opini
 
Best pictures nobles
Best pictures noblesBest pictures nobles
Best pictures nobles
 
Media effect terhadap kaum muda
Media effect terhadap kaum mudaMedia effect terhadap kaum muda
Media effect terhadap kaum muda
 
Lennon
LennonLennon
Lennon
 
Tes otak
Tes otakTes otak
Tes otak
 
Actors in ir
Actors in irActors in ir
Actors in ir
 

KONSEP

  • 2. Dalam bahasa sehari-hari, itu biasa disebut ‘kata’  Dalam bisnis, itu sering diartikan sebagai rencana/draft  Dalam logika, itu biasa disebut ‘terma’  Dalam perbincangan keilmuan, itu biasa disebut ‘istilah’
  • 3.  Konsep ialah simbol tertentu yang Tentang Teori, Konsep dan Paradigma Soetandyo Wignjosoebroto, digunakan sebagai representasi objek yang diketahui dan/atau dialami oleh manusia dalam kehidupan nyata.  Setiap konsep bermukim di alam numenon, yakni alam ide yang imajinatif  Objek yang diwakili berada di alam phenomenon, yakini alam fakta-aktual yang indrawi
  • 4. Konsep dalam alam imajinasi yang abstrak ini masih berjenjang-jenjang, terkategorikan ke dalam kelas-kelas.  Relatif lebih konkret (maknanya tegas dan jelas)  Relatif lebih–atau bahkan bisa jauh lebih– abstrak (maknanya lebih umum atau luas)  Di tingkat abstraksi, konsep bisa direduksi agar lebih konkrit dengan menambahkan kata sifat atau keterangan lain yang berefek mengkhususkan.
  • 5. Membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret  Konsep adalah keberadaan psikologis, titik awal bagi representational theory of the mind (RTM).  Menurut RTM, berfikir terjadi dalam sistem internal dari representasi.  Keyakinan, hasrat, dan sikap proposisional lain, masuk ke dalam proses mental sebagai simbol internal.
  • 6. Memiliki bahasa natural adalah penting untuk bisa mendapatkan konsep (Brandom 1994, Davidson 1975, Dummett 1993)  Bagaimana dengan non-verbal?  Bagaimana dengan non-bahasa? Stanford Encyclopedia of Philosophy
  • 7. Objek-objek yang terjumpai dalam Tentang Teori, Konsep dan Paradigma Soetandyo Wignjosoebroto,  kehidupan pun harus dibataskan secara definitif kedalam konsep- konsep.  Tujuannya untuk memperjelas, memilah-milah, membuat lebih konkrit, dan tidak melebar tanpa batas.
  • 8. Kajian-kajian ilmu hayat/alam dengan objek hewan atau tumbuhan atau fisik manusia, atau benda-benda adalah lebih kasat indera (terutama mata).  Seabstrak apa pun simbol-simbol yang dipakai sebagai konsep, itu selalu saja gampang menunjuk ke objek-objeknya dengan sekali atau sedikit amatan.
  • 9. Kajian-kajian dalam ilmu sosial lebih banyak berkenaan dengan objek- objek yang tak secara langsung berkategori kasat indera.  Konsep tak bisa didefinisikan berdasarkan kerja ‘sekali amatan langsung’, melainkan mesti dengan memperhatikan tengara-tengaranya (the signs) yang manifes di alam indrawi.
  • 10. Konsep-konsep yang dikembangkan cenderung lebih abstrak, imajinatif, dan merupakan konstruksi rasional dalam alam pikiran, daripada bersifat hasil abstraksi langsung dengan objek fenomenondi alam indrawi  Ilmu pengetahuan sosial, termasuk ilmu HI, boleh dikata lebih gampang dicenderungkan ke gambaran ideal dengan blue-sky concepts daripada natural and life sciences yang bersifat lebih nyata, lebih down to earth, punya padanan nyata dan langsung di alam indrawi.
  • 11. Konsep yang dapat diamati dan diukur  Dimensinya bisa bervariasi  Pemaknaannya jadi lebih sempit
  • 12. Independen; variabel yang diketahui pada awal eksperimen atau prosss.  Dependen; variabel yang tercipta sebagai hasil dari studi atau eksperimen.  Terkontrol; variabel yang terjaga agar tetap konstan sehingga tidak banyak berpengaruh bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
  • 13. Konsep berada di inti teori dan metodologi ilmu sosial  Konsep menjadi inti pembangun ilmu sosial  Konsep memberi substansi pada teori; membentuk basis bagi pengukuran; mempengaruhi pemilihan kasus- kasus.
  • 14. Konsep adalah konstituen dari teori.  Teori dipahami sebagai ‘bodies of beliefs’ atau representasi proposisional yang lain, dan semua ini memiliki konsep-konsep sebagai konstituen.  Keyakinan bahwa elektron bermuatan negatif adalah bagian dari teori tentang elektron, dan keyakinan itu berisi konsep elektron sebagai bagiannya (begitu juga dengan muatan negatifnya).
  • 15.  Hubungan konstituensial ini bisa berjalan ke lain arah  Konsep-konsep itu sendiri bisa diidentifikasi sebagai miniatur teori dalam domain tertentu  Konsep adalah teori saat ia menjelaskan tentang hubungan antara konstituen mereka sendiri, asal-usul mereka sendiri, dan hubungan mereka dengan hal lain (Frank C. Keil, Concepts, Kinds, and Cognitive Development, 1989, 281)  Konsep ‘elektron’ bisa saja mengandung dalil berbagai teori tentang elektron, atau hubungan dengan sesuatu yang lain