2. Takhrijul
Hadits
Etimologis adalah mengeluarkan, melatih, membiasakan
dan menghadapkan.
Terminologis adalah penunjukan terhadap tempat hadist
di dalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad dan
martabatnya sesuai keperluan.
3. TUJUAN FAEDAH
mengetahui sumber
asal hadist yang
ditakhrij.
mengetahui ditolak
atau diterimanya
hadist-hadist tersebut.
1. Dapat diketahui banyak
sedikitnya jalur periwayatan
suatu hadist yang sedang
menjadi topik kajian.
2. Dapat diketahui kuat dan
tidaknya periwayatan akan
menambah kekuatan riwayat.
3. Dapat menemukan status hadits
4. Memberikan kemudahan bagi
orang yg hendak mengamalkan
setelah mengetahui bahwa hadist
tersebut adalah maqbul.
5. Menguatkan keyakinan bahwa
hadits tersebut memang benar
berasal dari Rasul, karena adanya
bukti-bukti yang kuat.
4. • Penguasaan para ulama’ dahulu terhadap sumber-
sumber hadist begitu luas sehingga jika disebutkan
suatu hadist mereka tidak merasa kesulitan untuk
mengetahui sumber hadist tersebut.
• Namun, ketika semangat belajar mereka melemah dan
merasa kesulitan, sebagian ulama’ bangkit dan
memperlihatkan hadist-hadist yang ada pada sebagian
kitab dan menjelaskan sumbernya dari kitab hadist
yang asli, menjelaskan metodenya, dan menerangkan
kualitasnya.
• Ulama’ yang pertama kali melakukan takhrij menurut
Mahmud Ath-Thahhan adalah Al-Khatib Al-Baghdadi
(w. 436 H). Pada perkembangan selanjutnya, cukup
banyak bermunculan kitab yang berupaya mentakhrij
kitab-kitab dalam berbagai ilmu agama.
5. 1. Hidayatul bari ila
tartabi ahadisil bukhari
2. Fuhris litartibi ahadisi
shahihul muslim
4. al- bugyatu fi
tartibi ahadisi al-
hilyah
5. al-
jami’us
shagir
3. Miftahus sahihain
6. al-mu’jam al-
mufahras li alfadzil
hadis nabawi