Dokumen tersebut membahas pendekatan sistematis dalam pemakaian sistem pneumatik, mencakup:
1. Diagram alir proses dan rangkaian
2. Penomoran dan penamaan komponen secara terstruktur
3. Simbol dan konvensi gambar yang seragam untuk representasi komponen pneumatik
2. Pendekatan sistematis pada pemakaian pneumatik
Pemakaian sistem pneumatik dan pengaturannya dilakukan
dengan dokumentasi yang dapat mengkomunikasikan langkah
atau proses , rangkaian dan hasil akhir dari disain.
3. Cara penomoran tiap elemen diberi kan dengan kriteria
berikut:
0. Catu daya
1,2,3 dst Nomor dari tiap grup atau mata rantai kontrol
1.0, 2.0 dst Elemen kerja (aktuator)
.1 Elemen kontrol
.01 , .02 dst Elemen antara elemen kontrol dan elemen kerja
.2, .4 dst Elemen pengaktif silinder silinder ke luar
.3, .5 dst Elemen pengaktif silinder bergerak masuk
4. No
.
lubang/ sambungan DIN ISO
5599
Sistem huruf
lubang tekanan 1 P
lubang buangan 3 R (katup 3/2)
lubang buangan 5,3 R,S (katup 5/2)
keluaran 2,4 B,A
saluran pengaktifan:
membuka aliran dari 1
ke 2
12 Z (katup 3/2)
membuka aliran dari 1
ke 4
14 Y (katup 5/2)
menutup aliran 10 Z, Y
pilot udara tambahan 81,91 PZ
Klasifikasi penomoran dan indikator warna
sistem penomoran yang digunakan untuk menandai KKA sesuai dengan DIN
ISO 5599. sistem huruf yang terdahulu digunakan untuk penomoran
table
5. 1.0 1.3
1.01
1.6
1.1
1.2 1.4 1.3
0.1
1(P)
3(R)
1(P)
1(P)3(R) 3(R)
2(A)
2(A) 2(A)
x y
A
14(Z)
5(R)
3(S)
1(P)
12(Y)
4(A)
2(B)
Penomoran elemen pada rangkaian pneumatik
6. Penamaan komponen dalam sistem
Semua elemen pada posisi awal diaktifkan
Ditandai dengan panah dari sumber tekanan 1(P) ke 2(A) saat tidak
aktif Cam tidak menekan sehingga pegas akan mengembalikan posisi
2(A) terhubung dengan saluran buang.
1(P)
2(A)
3(R)
posisi awal teraktuasi
7. · Sinyal mengalir dari bawah rangkaian ke atas
· Gambar silinder arah horisontal
· Arah gerak silinder ke luar dari kiri ke kanan
· Sinyal yang diaktifkan dalam satu arah
digambarkan dengan sebuah panah sebagai tanda
· Cam digambar dengan garis diarsir atau panah
Sambungan ditandai dengan tanda dot pada persilangan garis.
8. Keselamatan kerja
Kegagalan sistem kontrol
Pemberhentian darurat
Polusi lingkungan
Safety dalam sistem pneumatik
Persyaratan safety pada sistem pneumatik
standar dan ketentuan sistem pneumatik masih terbatas
rujukan diambildari berbagai bidang teknik
misal pedoman VDI 3229 tentang keselamatan
“Technical Design Guidelines for Machine Tools and
other Production Equipment”
9. misalnya:
sistem kontrol alat cekam pneumatik harus dirancang dan diatur
sedemikian rupa sehingga kecelakaan terhindar. caranya adalah:
•peralatan kontak secara manual yang dilengkapi tutup pelindung atau
•kontrol saling mengunci(interlock)
•perlu waspada untuk mencegah agar luka tangan akibat alat cekam
dihindari
•mesin dengan alat cekam pneumatik harus dilengkapi sehingga
spindle atau alat pemakan tidak akan bekerja sampai pencekaman
cempurna. caranya adalah dengan menambahkan transduser
tekanan atau katup sekuens tekanan
10. •bila ada kegagalan suplai udara tekan, alat cakam yang
masih mengerjakan benda kerja tidak boleh membuka,
caranya : tersedia tangki udara cadangan
•kontrol saling mengunci atau katup memori
Polusi Lingkungan
ada 2 yang dapat disebutkan disini yaitu:
•kebisingan suara udara bertekanan
•kabut oli
11. Diagram alir sistem pengaturan
Aktuator
sinyal keluaran
Elemen kontrol akhir
sinyal kendali
Elemen pemproses
sinyal proses
Elemen masukan
sinyal masukan
Pasokan Energi
sumber
Energidan
Aliransinyal
12. Pendekatan sistematis pada pemakaian pneumatik
Pemakaian sistem pneumatik dan pengaturannya
dilakukan dengan dokumentasi yang dapat
mengkomunikasikan langkah atau proses , rangkaian dan
hasil akhir dari disain.
Dokumentasi yang memadai meliputi:
1. diagram gerakan terhadap langkah dan atau gerakan
2. diagram alir proses
3. diagram rangkaian
4. daftar nama komponen pada sistem
5. petunjuk operasi
6. petunjuk penanganan gangguan
7. data komponen
Tata letak rangkaian
Diagram rangkaian
13. 1.0 1.3
1.01
1.6
1.1
1.2 1.4 1.3
0.1
1(P)
3(R)
1(P)
1(P)3(R) 3(R)
2(A)
2(A) 2(A)
x y
A
14(Z)
5(R)
3(S)
1(P)
12(Y)
4(A)
2(B)
Penamaan komponen dalam sistem
Semua elemen pada posisi awal diaktifkan
Ditandai dengan panah dari sumber tekanan 1(P) ke 2(A) saat tidak aktif
Cam tidak menekan sehingga pegas akan mengembalikan posisi 2(A)
terhubung dengan saluran buang.
1(P)
2(A)
3(R)
posisiawalteraktuasi
14. · Sinyal mengalir dari bawah rangkaian ke atas
· Gambar silinder arah horisontal
· Arah gerak silinder ke luar dari kiri ke kanan
· Sinyal yang diaktifkan dalam satu arah
digambarkan
dengan sebuah panah sebagai tanda
· Cam digambar dengan garis diarsir atau panah
· Sambungan ditandai dengan tanda dot pada
persilangan
garis.
15. konstruksi control valve dan penutup
control valve sizing
digunakan sebagai prosedur untuk menghitung ukuran
yang tepat dari penutup untuk penentuan debit aliran
fluida yang akan dikendalikan alirannya.
Persamaan debit aliran fluida berkorelasi dengan bukaan
katup (valve) yaitu ukurannya (size).
ρ
P
AQ v
∆
= .
dengan :
Av
= valve flow coefficient dalam satuan SI
∆P = pressure drop sepanjang valve
ρ = kerapatan fluida
Cv
= valve flow coefficient
G = specific gravity atau relative density
16. Control valve
Kegunaan control valve pada sistem pneumatik
Mengatur arah gerakan dari aktuator
Mengatur kecepatan dari aktuator
Mengatur batasan tekanan pada sistem
Jenis control valve berdasarkan kegunaannya:
Directional control valve
Flow controlvalve
Pressure control valve
Directional control valve
Adalah control valve yang berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida.
Aliran fluida secara bebas akan lewat searah leawat valve
Posisi ball bearing ditekan melawan pegas
Saat ball bearing tidak ditekan aliran fluida akan tertutup
Sebagai contoh pada mesin otomatik yang memerlukan operasi untuk memulainya
tekanan awal harus melewati ambang batas tertentu.
17. Ada 3 tipe pressure control valve yaitu:
1. pressure regulating valve
2. pressure limiting valve
3. pressure sequence valve
pressure limiting valve
adalah valve yang mempunyai 1 buah orifice yang dalam keadaan normal akan
tertutup. Saat tekanan fluida inlet berlebih maka akan mendorong pegas, dan valve
akan terbuka dan fluida akan terbuang ke atmosfer. Valve jenis ini sering disebut
pressure limiting valve atau pressure relief valve yang gunanya untuk
pengaman(safeguard) sistem terhadap tekanan yang berlebih.
pressure sequence valve
pada pressure limiting valve tekanan batas di set pada input, maka valve dapat
digunakan sebagai pressure sequence valve. Yang akan mengalirkan fluida dari suatu
bagian tertentu jika tekanan telah melewati batas tekanan tertentu pada pressure
sequence valve.
Tampak pada gambar bahwa valve akan switching on (terbuka) pada saat tekanan inletnya
mencapai suatu nilai ambang dan membolehkan tekanan yang diperbolehkan untuk melewatinya
pada bagian pada sistem selanjutnya.
Pada rangkaian sekuensial
20. Persamaan debit untuk standar US gallons:
ρ
P
CxxQ v
∆
= −
.1037.2 5
atau
G
P
CxxQ v
∆
= −
.1075.0 6
tabel 1. hubungan koefiien aliran dengan ukuran valve
Flow
coefficient
Valve size (mm)
480 640 800 960 1260 1920 2560
Cv
8 14 22 30 50 110 200
Av
x 10-5
19 33 52 71 119 261 474
21. Contoh:
Hitung ukuran bukaan katup valve yang diperlukan untuk mengendalikan debit
aliran air dengan debit aliran maksimum yang diperlukan adalah sebesar Q=
0.012 [m3
/ s] dan pressure drop sepanjang valve yang diperbolehkan adalah
300 kPa.
Solusi:
dengan menggunakan persamaan
karena kerapatan air adalah 1000 kg/m3
, maka
nilai Av
terdekat dengan nilai tersebut adalah 71x10-5
; jadi
berdasarkan tabel 1, maka ukuran valve adalah 960 mm.
ρ
P
AQ v
∆
= .
5
3
103,69
10300
1000
012.0 −
==
∆
= x
xP
QAv
ρ
22. Sistem pengaturan yang digunakan pada pneumatik:
• Sistem pengaturan manual(pilot)
• Sistem pengaturan memory
• Sistem pengaturan terprogram
23. Penamaan bagi tiap komponen:
sistem penomoran tiap elemen biasanya bertalian dengan nomor group dan
kriteria sebagai berikut:
No
.
Pemberian
nomor
0. catu daya
1, 2, 3 dst nomor group atau mata rantai kontrol
1.0, 2.0. dst elemen kerja (actuator)
.1 elemen kontrol
.01, .02 dst elemen yang dipasang antara elemen
kontrol dan elemen kerja
.2, .4 dst elemen yang mengaktifkan silinder
bergerak ke luar
.3, .5 dst elemen yang mengaktifkan silinder
bergerak ke dalam
deskripsi
24. Simbol dan pendekatan gambar yang seragam dari elemen
pneumatik dengan simbol yang mempunyai ciri2
sbb:
•Fungsi dari elemen
•metode pengaktifan dan deaktivasi
•jumlah lubang
•jumlah posisi kontak
•prinsip kerja
•gambaran aliran sinyal
namun simbol sistem pneumatik tidak menjelaskan
tentang:
•ukuran / dimensi dari komponen
•metode konstruksi
•biaya
•disain arah saluran
•komponen fisik secara detail
•jenis sambungan
25. simbol yang digunakan dalam pneumatik dalam standar norma DIN
ISO 1219.(circuit symbols fo fluidic equipment and system)
simbol untuk pengadaan dan penyaluran udara tekan
pasokan
kompresor kapasitas tetap
tangki udara dan sambungan T
peralatan pelayanan
filter separasi dan filtrasi partikel
pemisah air pemisah air parsial
pelumas jumlah terukur oli yang melalui aliran udara
pengatur tekanan tipe relief
ventilasi untuk kelebihan
tekanan
simbol kombinasi
26. unit pelayanan udara filter, pengatur tekanan,
alat ukur, pelumas
unit pelayanan udara
sumber tekanan