1. HENDRA
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 1
Main of Reference
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 2
1
2. History
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 3
Origin of the term
• The word hygiene is derived from the name of the
Greek goddess of health known as Hygieia. She was
the daughter of Asclepius and sister to Panacea. While
her father and sister were connected with the
treatment of existing disease Hygeia was regarded as
being concerned with the preservation of good health
and the prevention of disease.
• In Greek mythology, Hygea or Hygieia, was the
daughter of Aesculapius. She was the goddess of
health. She was represented as a blooming maid with a
bowl in her hand, from which she is feeding a snake,
the symbol of health.
http://www.probertencyclopaedia.com/D_HYGEA.HTM
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 4
2
3. Origins of Industrial Hygiene
• Seperti halnya profesi yang lain, menentukan
kapan pertama kalinya praktek higiene industri
dilakukan sangat sulit untuk ditentukan, bahkan
hampir mustahil. Namun, kita bisa mulai
menjawabnya dengan mengidentifikasi kapan
manusia mulai menyadari adanya bahaya di
te pat e ja da bagaimana cara
tempat kerja dan baga a a ca a
mengendalikannya.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 5
Origins of Industrial Hygiene
• Pada tahun 370 SM, seorang dokter yang bernama
Hippocrates (460-370SM) membuat tulisan tentang
penyakit akibat kerja, keracuan timbal pada pekerja
kerja
pertambangan dan metalurgi.
• Tulisannya ini merupakan tulisan pertama dalam bidang
kedokteran kerja (occupational medicine).
• Pada dasarnya, Hippocrates mempelajari tentang
kesehatan masyarakat bukan hanya pada pekerja.
masyarakat, pekerja
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 6
3
4. Origins of Industrial Hygiene
• Pada awal abad pertama setelah masehi, Plinius
Secundus (Pliny the Elder) menulis bahwa:
– ” sedikit penambang …..menyelimuti mukanya dengan l
dikit b li ti k d loose
bladder (kain penutup yang terbuat dari kandung kemih
binatang), yang memungkinkan mereka melihat tanpa
menghirup debu-debu yang berbahaya”.
– Dari tulisannya tersebut kita melihat bahwa pada awal abad
pertama setelah masehi, Pliny berhasil mengidentifikasi
adanya baha a debu
adan a bahaya deb di tempat kerja dan menuliskan
ke ja men liskan
bagaimana sebagian pekerja telah berusaha melakukan
kontrol terhadap bahaya tersebut dengan menggunakan alat
pelindung diri berupa loose bladder.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 7
Origins of Industrial Hygiene
• Pada tahun 1473, Ellenbog mengenali bahaya dari uap
logam dan menggambarkan gejala-gejala akibat
keracunan uap logam timbal dan merkuri. Ellenbog juga
merkuri
memberikan beberapa saran bagaimana cara mencegah
keracunan tersebut.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 8
4
5. Origins of Industrial Hygiene
• Pada tahun 1556, Georgius Agricola menerbitkan
tulisan De Re Metallica
– menyatakan bahwa semua aspek di industri
pertambangan, peleburan dan penyulingan, tidak ada
yang terbebas dari penyakit dan celaka, dan alat
yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit dan
celaka tersebut adalah ventilasi.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 9
Origins of Industrial Hygiene
• Dilanjutkan dengan adanya hasil penelitian yang luar
biasa dari Paracelsus, pada tahun 1567 tentang
penyakit respirasi pada pekerja pertambangan disertai
penjelasan tentang keracunan merkuri.
• Paracelsus ini dikenal sebagai Bapak Toksikologi karena
ungkapannya yang sangat terkenal bahwa:
– ” semua zat it b if t racun….. D i yang t
t itu bersifat Dosis tepatlah yang
tl h
membedakan apakah zat tersebut menjadi obat atau bahkan
menjadi racun”.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 10
5
6. Origins of Industrial Hygiene
• De Morbis Artificium Diatriba (penyakit para pekerja) merupakan tulisan
pertama yang dianggap sebagai risalah lengkap dalam bidang penyakit akibat
kerja.
• T li
Tulisan ini adalah hasil karya Bernardino Ramazzini (1633-1714), yang dikenal
i i d l h h il k B di R i i (1633 1714) dik l
sebagai Bapak kedokteran kerja (occupational Medicine) dan diterbitkan pada
tahun 1713.
• Melalui observasinya sendiri, Ramazzini menggambarkan dengan sangat
akurat stratifikasi dari pekerjaan, bahaya yang ada di tempat kerja tersebut
dan penyakit yang mungkin muncul akibat pekerjaan tersebut.
• Meskipun Ramazzini memberikan cara pencegahan penyakit tersebut, seperti
perlunya menutupi wajah untuk menghindari debu, tetapi kebanyakan dari
l t i j h t k hi d i d b t t i k b k d i
rekomendasinya bersifat terapi dan kuratif.
• Perhatiannya untuk melindungi pekerja dan peringatannya kepada para dokter
yang menangani pasien di tempat kerja untuk menanyakan: “apakah
pekerjaan anda?” mengantarkan Ramazzini menjadi Bapak Kedokteran Kerja.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 11
Origins of Industrial Hygiene
• Percival Pott (1714-1788),
– Pada tahun 1775, menyatakan bahwa para pekerja pembersih
cerobong asap di Inggris menderita penyakit kanker skrotum.
skrotum
– Percival Pott menekankan bahwa adanya jelaga dan
kurangnya higiene di cerobong asap yang menyebabkan
terjadinya kanker skrotum.
– Dari penelitiannya ini, maka Percival Pott menjadi
Occupational epidemiologist pertama dalam sejarah.
Penelitian ini berhasil melahirkan Chi
P liti i i b h il l hi k Chimney-sweeps A t pada
Act d
tahun 1788.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 12
6
7. Origins of Industrial Hygiene
• Lebih dari 100 tahun setelah tulisan Ramazinni diterbitkan, tidak
ada penambahan yang berarti pada literatur kedokteran kerja .
• Baru pada abad ke 19, dua orang dokter yakni Charles Thackrah
ke-19
di Inggris dan Benjamin W. Mc Cready di Amerika, memulai
lahirnya literatur modern dalam bidang rekognisi penyakit akibat
kerja.
• On the influenece of Trades, Professions, and Occupations in the
United States, in the Production of disease, hasil karya Benjamin
Mc Cready, merupakan literatur kedokteran kerja pertama yang
Cready
dipublikasikan di Amerika.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 13
Origins of Industrial Hygiene
• Pada tahun 1910, Dr Alice Hamilton melakukan
penelitian di beberapa tempat kerja yang dianggap
berbahaya.
berbahaya
• Penelitian yang dilakukannya meliputi rekognisi
penyakit akibat kerja, melakukan evaluasi dan
mengontrol penyebab penyakit akibat kerja tersebut.
• Penelitian yang dilakukan oleh Dr Alice Hamilton ini
dianggap sebagai praktek Higiene Industri pertama di
Amerika Serikat.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 14
7
8. Definisi
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 15
DEFINISI HI
• Industrial hygiene has been defined as that science and art
devoted to the anticipation, recognition, evaluation and
control of those environmental factors or stresses, arising in or
from th workplace, which may cause sickness, impaired health
f the k l hi h i k i i d h lth
and well-being or significant discomfort among workers or
among the citizens of the community.
• Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam
melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan
pengendalian terhadap faktor faktor lingkungan atau stresses
faktor-faktor stresses,
yang timbul di atau dari tempat kerja, yang bisa menyebabkan
sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau
ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun warga
masyarakat.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 16
8
9. Komponen Definisi HI
• science and art
• Anticipation
• Recognition
• Evaluation
• Control
• environmental factors or stresses
• in or from the workplace
• may cause sickness impaired health and well-being or significant
sickness, well being
discomfort
• among workers or among the citizens of the community
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 17
Komponen Definisi HI
• science and art
– Merupakan ilmu pengetahuan yang berisikan teori, metode, dan
implementasi keilmuan yang memenuhi kaidah ilmiah.
– T d
Terdapat aspek seni khususnya dalam mengimplementasikan metode dan
t k i kh d l i l t ik t d d
pendekatan-pendekatan keilmuan HI di tempat kerja.
• Anticipation
– Kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat kerja
• Recognition
g
– Melakukan pengenalan atau identifikasi terhadap bahaya yang ada di
tempat kerja
– Melakukan pengukuran (spot) untuk menemukan keberadaan bahaya di
tempat kerja.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 18
9
10. Komponen Definisi HI
• Evaluation
– Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja dengan
metode yang spesifik.
– Melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap semua bahaya yang ada
dengan menggunakan standar dan kriteria tertentu.
• Control
– Kegiatan untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja sehingga
keberadaannya tidak menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerja
khususnya dan masyarakat umumnya
umumnya.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 19
Komponen Definisi HI
• Environmental factors or stresses
– Merupakan faktor lingkungan kerja yang meliputi segala sesuatu yang ada
di tempat kerja.
– D l
Dalam jumlah tunggal disebut stressor, dan dalam jumlah banyak (multi
j l ht l di b t t d d l j l hb k ( lti
factor) disebut stresses
• in or from the workplace
– Terdapat di lingkungan kerja atau di tempat lain namun berasal dari
lingkungan kerja
• may cause sickness, impaired health and well-being or significant
discomfort
– Dapat menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan kesejahteraan
atau ketidaknyamanan yang secara objektif sangat signifikan.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 20
10
11. Komponen Definisi HI
• among workers or among the citizens of the community
– Pada pekerja khususnya dan pada warga masyarakat umumnya.
– Warga masyarakat yaitu yang tinggal atau bermukim berdekatan dengan
lingkungan industri.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 21
Ruang Lingkup HI
• A NTISIPASI • Merupakan sekuen atau
urutan langkah atau
• R EKOGNISI metode dalam
implementasi HI
• E VALUASI • Urutan tidak bisa dibolak-
balik
• P ENGENDALIAN • Merupakan suatu siklus
yang tidak berakhir
(selama aktivitas industri
berjalan)
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 22
11
12. Ruang Lingkup HI
IN P P
D L E Ya
U A R ANTISIPASI Aman PENGENDALIAN
S N U
T T B Ya
RI A
Tidak
A B H
L A A
R N
P U Berbahaya
Tidak
R Berisiko
(Maintenance Program)
O
C
E
S
S REKOGNISI EVALUASI
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 23
Industrial Hygienist defined…
• An Industrial hygienist is a person having a
college or university degree or degrees in
engineering, chemistry, physics medicine
engineering chemistry physics, medicine, or
related physical and biological sciences who, by
virtue of special studies and training, has
acquired competence in industrial hygiene.
•I d
Industrial hygienist is a person who because of
i lh i i i h b f
their more generalized skill, should be able to
make independent decision.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 24
12
13. Industrial Hygienist abilities…
• To recognize the environmental factors and to
understand their effect on humans and their well-being
• To evaluate, on the basis of experience and with the
aid of quantitative measurement techniques, the
magnitude of these stresses in term of ability to impair
human health and well-being
• To prescribe methods to eliminate control, or reduce
eliminate, control
such stresses when necessary to alleviate their effects.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 25
Industrial Hygienist Job description…
• The job description of Industrial hygiene personnel follow those related to
safety. The entry level classification, normally called a safety and/or health
technologist. A person who regularly inspects operations using a checklist
and a few simple instruments, and investigates minor accidents
• The next higher level, normally called an Industrial hygienist is similar, in
function, to a safety engineer. This person carries out:
– more detailed studies of accidents,
– prepares recommendation and other reports,
– reviews new processes or machinery and lay outs from a health or safety
engineering viewpoint,
– promotes health or safety education,
– and advises all levels of management in safe practices, procedures and
practices procedures,
equipment needs.
• The industrial hygiene supervisor is similar to the safety director, and
manages the total hygiene program with responsibilities equivalent to those of
safety supervisor.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 26
13
14. Level of Industrial Hygienist…
• Industrial hygienist-in-training (IHIT)
• Occupational health and safety technologist
(OHST)
• Industrial Hygienist
• The industrial hygiene manager
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 27
Industrial hygienist in training (IHIT)
• This designation is part of the ABIH’s
certification program (1972)
• It is awarded to persons having a college or
university degree in industrial hygiene,
chemistry, engineering, physics, medicine, or
related biological sciences, or special studies and
g
training.
• Have complete at least one full year of industrial
hygiene practice acceptable to the board
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 28
14
15. Occupational health and safety technologist (OHST)
• This designation is part of the ABIH’s certification program
(1976)
• Perform duties under supervision of an industrial hygienist
hygienist.
• Designation Certified Industrial Hygiene Technologist (CIHT)
• Air sampling
• Monitoring
• Instrumentation
• Specialized investigations
• Specialized laboratory procedures
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 29
Industrial Hygienist
• Direct the industrial hygiene program
• Examine the work environment
– Study the work operation and processes
– Make appropriate measurement of hazards
– Study the biological monitoring aspect
• Interpret results of the examination of the environment
• M k decisions as to need for or effectiveness of
Make d i i t df ff ti f
control measures.
• Prepare rules, regulations, standard, and procedures.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 30
15
16. Industrial Hygienist
• Supervise the technical and clerical staff in an industrial
hygiene office.
• P
Prepare b d t and plans.
budget d l
• Be familiar with governmental agencies related to this
operation.
• Relate industrial hygiene operations to research and
development, and other departments or function within
corporate group
group.
• Prepare appropriate weekly, monthly, and annual
report.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 31
The Industrial Hygiene Manager
• Present expert testimony before courts of law, hearing
board, worker’s compensation commission, etc.
• Prepare appropriate text for labels and precautionary
information for materials and product.
• Conduct programs for education of workers and public.
• Conduct epidemiological studies of workers and
industries.
industries
• Conduct research to advance knowledge concerning the
effect of occupation to human health
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 32
16
17. Code Ethics
for the Professional Practice of Industrial Hygiene
At its meeting Dec. 14, 1994 (AIHA)
• Objectives
– This canon provides standards of ethical conduct for industrial
hygienist as they practice their profession and exercise their
primary mission to protect the health and well-being of
working people and the public from chemical, microbiological,
and physical health hazards present at, or emanating from the
workplace.
• Canons of Ethical Conduct
– At next page
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 33
Code Ethics
for the Professional Practice of Industrial Hygiene
• Canons 1
Industrial Hygienist shall Practice their profession following
recognized scientific principles with the realization that the lives,
g p p ,
health, and well-being of people may depend upon their
professional judgment and that they are obligated to protect the
health and well-being of people.
– Industrial Hygienists should base their professional opinions, judgments,
interpretations of findings, and recommendations upon recognized
scientific principles and practices which preserve and protect the health
and well-being of people.
– I d t i l Hygienist shall not distort, alter, or hide facts in rendering
Industrial H i i t h ll t di t t lt hid f t i d i
professional opinions or recommendations.
– Industrial Hygienists shall not knowingly make statements that
misrepresent or omit facts.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 34
17
18. Code Ethics
for the Professional Practice of Industrial Hygiene
• Canons 2
Industrial Hygienist shall counsel affected parties factually
regarding potential health risk and precaution necessary to avoid
adverse health effects.
– Industrial hygienist should obtain information regarding potential health
risks from reliable sources.
– Industrial Hygienist should review the partinent, readily available
information to factually inform the affected parties.
– Industrial Hygienist should initiative appropriate measures to see that the
health risks are effectively communicated to the affected parties.
– Parties may include management, clients, employees, contractor
employees, or others, dependent on circumstances at the time.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 35
Code Ethics
for the Professional Practice of Industrial Hygiene
• Canons 3
Industrial Hygienist shall Keep confidential personal and business
information obtained during the exercise of industrial hygiene
activities, except when required by law or overriding health and
safety considerations.
– Industrial Hygienist should report and communicate information which is
necessary to protect the health and safety of workers and the community.
– If their professional judgment is overruled under circumstances where the
health and lives of people are endangered, Industrial Hygienist shall notify
their employer, client, or other such authority, as may be appropriate.
p y , , y, y pp p
– Industrial Hygienist should release confidential personal or business
information only with the information owners express authorization, except
when there is a duty to disclose information as required by law or
regulation.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 36
18
19. Code Ethics
for the Professional Practice of Industrial Hygiene
• Canons 4
Industrial Hygienist shall Avoid circumstances where a compromise of
professional judgment or conflict of interest may arise.
– Industrial Hygienist should promptly disclose known or potential conflicts of
interest to parties that may be affected.
– Industrial Hygienist shall not solicit or accept financial or other valuable
consideration from any party, directly or indirectly, which is intended to influence
professional judgment.
– Industrial Hygienist shall not offer any substantial gift, or other valuable
consideration, in order to secure work.
– Industrial Hygienist should advise their clients or employer when they initially
believe a project to improve industrial hygiene conditions will not be successful.
successful
– Industrial Hygienist should not accept work that negatively impacts the ability to
fulfill existing commitments.
– In the even that this Code of Ethics appears to conflict with another professional
code to which Industrial Hygienist are bound, they will resolve the conflict in the
manner that protects the health of affected parties.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 37
Code Ethics
for the Professional Practice of Industrial Hygiene
At its meeting Dec. 14, 1994 (AIHA)
• Canons of Ethical Conduct
Industrial Hygienist shall:
– Perform services only in the areas of their
competence.
– Act responsibly to uphold the integrity of the
profession.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 38
19
20. ANTISIPASI DAN REKOGNISI
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 39
Apa itu Antisipasi…
• Merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi
bahaya dan risiko di tempat kerja.
• Tahap awal dalam melakukan atau penerapan
higiene industri di tempat kerja.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 40
20
21. Tujuan Antisipasi
• Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini
sebelum muncul menjadi bahaya dan risiko yang nyata
• Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu
proses dijalankan atau suatu area dimasuki
• Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada
saat suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 41
Kunci Antisipasi
INFORMASI
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 42
21
22. Informasi Apa yang dicari…?
• Karakteristik bangunan tempat kerja
• Mesin-mesin yang digunakan
• Proses kerja dari mesin dan alat produksi
• Bahanbaku yang digunakan
• Alat-alat yang dipakai
• Cara kerja yang dilakukan
• Jumlah d k kt i tik k j
J l h dan karakteristik pekerja
• dll
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 43
Apa fokus dari semua Informasi…?
Potensi bahaya dan risiko
baik kesehatan maupun
keselamatan
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 44
22
23. Potensi Bahaya apa yang Utama?
Potensi terhadap timbulnya
gangguan kesehatan pada pekerja
jika bekerja di area atau proses
tersebut…
t b t
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 45
Apa potensi yang lain..?
• Dampak terhadap lingkungan
p p g g
• Dampak aspek keselamatan pekerja
• Dampak terhadap kerusakan alat dan
terhentinya proses
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 46
23
24. Langkah-Langkah Antisipasi
• Pengumpulan Informasi
– Melalui studi literatur
– Mempelajari hasil penelitian
– Dokumen-dokumen perusahaan
– Survey lapangan
• Analisis dan diskusi
– Di k i dengan pihak terkait yang kompeten
Diskusi d ih k t k it k t
• Pembuatan Hasil
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 47
Hasil Antisipasi
• Daftar potensi bahaya dan risiko yang
dapat dikelompokkan:
p p
– Berdasarkan lokasi atau unit
– Berdasarkan kelompok pekerja
– Berdasarkan jenis potensi bahaya
– Berdasarkan tahapan proses produksi
– dll
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 48
24
25. Perhatian…!
• Hasil antisipasi hanya berupa daftar potensi
bahaya yang belum tentu membahayakan pada
kondisi yang sebenarnya.
sebenarnya
• Cantumkan semua daftar potensi bahaya sedetil
mungkin.
• Hasil antisipasi belum bisa dijadikan ukuran
untuk menyatakan suatu area atau proses
k k
berbahaya dan berisiko.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 49
Rekognisi
• Merupakan serangkaian kegiatan untuk
mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih
komprehensif dengan menggunakan suatu
metode yang sistematis sehingga dihasilkan
suatu hasil yang objektif dan bisa
dipertanggungjawabkan
(Hendra)
(Hend a)
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 50
25
26. Rekognisi
• Mengenali Identifikasi
• Mengukur Untuk mendapatkan informasi
tentang konsentrasi, dosis, ukuran
(partikel), jenis, kandungan atau struktur,
sifat, dll
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 51
Tujuan Rekognisi
• Mengetahui karakteristik suatu bahaya
secara detil (sifat, kandungan, efek,
( , g , ,
severity, pola pajanan, besaran)
• Mengetahui sumber bahaya dan area yang
berisiko
• Mengetahui pekerja yang berisiko
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 52
26
27. METODE REKOGNISI BAHAYA
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 53
Accident or Injury Report
• Rekognisi bahaya yang menimbulkan traumatic
injury.
• Analisis statistik terhadap data kecelakaan dan
injury yang ada dapat membantu menemukan
proses atau area yang berisiko
• Memerlukan data investigasi kecelakaan yang
detil dan banyak
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 54
27
28. Accident or Injury Report
• Pada banyak kasus, metode ini hanya bisa
dilakukan setelah terjadi banyak kejadian
kecelakaan
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 55
Physical Examinations
• Pemeriksaan fisik (kesehatan) pekerja dapat
dijadikan media untuk rekognisi bahaya yang
ada di tempat kerja
• Sering dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi
kronik yang mungkin disebabkan kontak dengan
bahaya di tempat kerja.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 56
28
29. Physical Examinations
• Memerlukan data pemeriksaan awal
(pre-employment examination)
• Harus dilakukan
pengukuran/pemantauan kesehatan
secara periodik (annual check-up)
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 57
Physical Examinations
• Contoh:
– Kejadian penurunan tingkat pendengaran dari hasil
audiometri pada pekerja mengindikasikan bahwa
terjadi pajanan bising yang tinggi dan/atau berulang-
ulang.
– Tingginya kadar Pb dalam darah menunjukkan
adanya pajanan Pb di tempat kerja.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 58
29
30. Employee Notification
• Dibeberapa kasus, pekerja di lapangan
mengenali bahaya K3 sebelum dilakukan
rekognisi oleh petugas K3
• Harus didukung oleh kondisi manajemen yang
kondusif sehingga pekerja mau menyampaikan
masalah yang dihadapi di tempat kerja.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 59
Employee Notification
• Kontribusi pekerja terhadap K3 akan
merangsang pekerja untuk mau berdiskusi
dengan petugas K3 tentang masalah-masalah K3
yang dihadapi di tempat kerja
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 60
30
31. Required Inspection
• Beberapa bagian dari satu alat memerlukan
inspeksi yang rutin
• Inspeksi ini dapat mengindikasikan masalah-
masalah sebelum menjadi bahaya K3 bagi
pekerja
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 61
Literature & Discussion with
Other Professional
• Dengan melakukan review secara periodik
terhadap suatu masalah melalui meeting dan
training dimana suatu masalah bisa didiskusikan
dengan para ahli yang lain
• Menjaga komunikasi dengan tenaga ahli di
industri lain
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 62
31
32. Literature & Discussion with
Other Professional
• Mungkin masalah yang dihadapi sekarang pernah
dialami oleh perusahaan lain sebelumnya, sehingga
sebelumnya
input untuk perbaikan sangat mungkin didapatkan
dari tenaga ahli yang lain
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 63
Walk Through Inspection
• Digunakan untuk melakukan rekognisi bahaya
yang sudah jelas diketahui keberadaannya di
tempat kerja
• Sebaiknya ada orang yang memahami berbagai
jenis bahaya pada saat melakukan walk through
plant
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 64
32
33. Walk Through Inspection
• Tidak semua bahaya dapat direkognisi pada saat
melakukan walk through inspection
• Dilakukan oleh tim
• Biasanya menggunakan form rekognisi atau
check-list
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 65
Sampling & Spot Inspection
• Kadang hanya terbatas untuk melakukan
rekognisi terhadap bahaya atmosfir (air quality
studies)
• Masalah yang dihadapi adalah untuk
menentukan jumlah sampel dan titik pengukuran
yang tepat
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 66
33
34. Sampling & Spot Inspection
• Dapat merekognisi berbagai tipe bahaya
• Efisiensi dari segi waktu
• Kadangkala hasil spot sampling
belum tentu menggambarkan
kondisi yang sebenarnya
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 67
Preliminary Hazard Analysis
• Dilakukan untuk mempelajari potensi bahaya
• Pendekatan ini sangat baik jika dilakukan pada
sistem operasi baru atau yang sudah
dimodifikasi untuk menentukan potensi bahaya
yang akan timbul pada sistem tersebut jika
dioperasikan.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 68
34
35. Review of Process Flows
• Rekognisi bahaya dengan mengevaluasi potensi
bahaya pada setiap langkah proses produksi
atau langkah kerja yang ada dari awal sampai
akhir.
• Sering digunakan hanya untuk mengidentifi-kasi
potensi bahaya kimia dan kualitas udara
• U t k menentukan reaksi-reaksi mana yang
Untuk t k k i k i
menimbulkan bahaya kimia baik proses awal,
intermediate, maupun akhir
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 69
Review of Process Flows
• Pendekatan ini juga sering digunakan untuk
identifikasi bahaya yang terkait dengan mekanik
dan elektrik untuk mereview potensi kontak
antara pekerja dengan benda yang bergerak,
bahaya ergonomik, dan pajanan panas, dll
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 70
35
36. Fault Tree Analysis
• Analisis pohon kesalahan, yang berawal dari
suatu kejadian, kemudian dicari akar
permasalahan atau penyebab dasar dari
kejadian tersebut.
• Merupakan model probabilitas terhadap suatu
event atau kejadian.
•D
Dapat menentukan b
t t k besar k kemungkinan d
ki dan
urutan kejadian terhadap suatu event atau
kejadian.
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 71
Fault Tree Analysis
• Banyak digunakan untuk safety analysis
Event (Kejadian)
Penyebab Penyebab Penyebab
Penyebab Penyebab Penyebab Penyebab Penyebab Penyebab
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 72
36
37. Critical Incident Technique
• Beberapa pekerja diinterview untuk
mendapatkan informasi tentang perilaku tidak
aman (unsafe act) yang mungkin terjadi pada
saat mereka bekerja
• Critical incident kemudian dikelompokkan dan
kemudian secara sistematik disusun area yang
mempunyai potensi bahaya dan harus dikontrol
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 73
Failure Mode and Effect
• Suatu teknik rekognisi bahaya dengan cara
mengasumsikan jika terjadi kegagalan pada suatu
komponen atau elemen di dalam suatu sistem lalu
sistem,
ditentukan efek atau dampak dari kegagalan pada
komponen atau elemen tersebut.
• Teknik ini membantu untuk menentukan kemungkinan
terjadinya kegagalan kecil yang dapat menghasilkan
suatu kejadian yang besar
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 74
37
38. Job Safety Analysis
• Setiap pekerjaan diuraikan dalam bentuk task-
task dan komponen lain yang terlibat
• Setiap task kemudian direview untuk
menentukan potensi bahaya yang mungkin akan
memajan pekerja
• Banyak dilakukan untuk mengevaluasi langkah
atau prosedur kerja
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 75
Job Safety Analysis
• Tindakan yang diambil untuk mengendalikan
potensi bahaya adalah dengan memodifikasi
prosedur kerja, peralatan yang digunakan, dan
pengendalian yang bisa dilakukan untuk
mengurangi pajanan
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 76
38
39. Metode Apa yang baik…?
• Tidak ada metode yang “baik” dalam arti bisa
digunakan untuk semua jenis bahaya dan semua
jenis operasi dan lingkungan kerja
• Metode rekognisi yang sering digunakan adalah
kombinasi dari beberapa metode dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 77
Hazard Recognition Worksheet
Date :_________________________
Area : _________________________ Investigator :
________________________
LEVEL OF PROBABILITY
DESCRIPTION EMPLOYEES EFFECT HAZARD
TYPE OF PRESENT
OF POTENTIAL POTENTIALLY EXISTING PRIORITY
EXPOSURE CONTROLS LOW-MED-
HAZARD AFFECTED
HI LOW-MED-HI
@ Hendra “Higiene Industri” Program Sarjana 78
39