1. LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH
Acara 5 Interpretasi Citra Radar SRTM
(Shutle Radar Topography Mission)
Nama : Windayani Ika Yunita S.
Nim : 451 408 147
Kelas/Angkatan : Geografi B / 2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI S1
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2010
2. 1. Judul :
Acara 1 Interpretasi Citra Satelit Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography
Mission )
2. Tujuan :
Agar dapat mengidentifikasi objek yang ada pada citra Citra Radar SRTM (Shutle
Radar Topography Mission )
Agar dapat mendelineasi hasil interpretasi citra Citra Radar SRTM (Shutle Radar
Topography Mission secara teliti)
Agar dapat membuat peta hasil interpretasi citra Citra Radar SRTM (Shutle Radar
Topography Mission )
3. Alat dan Bahan :
Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission )
Plastik Trasparan
Spidol OHP
Penggaris, Gunting, Alkohol, Kapas
4. Dasar Teori :
Interpretasi citra
Pengenalan objek merupkan bagian vital dalam interpretasi citra. Tanpa dikenali
identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra. Demikian pentingnya pengenalan
objek itu sehingga ada satu periode perkembangan penginderaan jauh.
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra
inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali
objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut
untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur
interpretasi yang terdiri dari antara lain:
3. a. Rona dan warna
Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat
pada foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya
adalah hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca
saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar
(pagi, siang atau sore) dan sebagainya. Pada foto udara berwarna, rona sangat
dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya
menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan
sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona
yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang
yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna. Warna
adalah ujud yang tampak pada mata,menunjukan tingkat kegelapan yang beragam warna
biru,hijau,kuning mera,jingga dan lainnya.
Cara pengukuran rona
Rona dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan cara cara relatif dengan
menggunakan mata biasa dan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat.dengan
menggunakan mata biasa ,pada umumnya rona dibedakan menjadi lima tingkat yaitu
putih,kelabu-putih,kelabu,kelabu-hitam dan hitam.dengan menggunakan alat maka rona
dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan tingkat pembedaan yang lebih banyak.
Faktor yang mempengaruhi rona
Rona pada citra dipengaruhi oleh lima faktor antara lain:
Karakteristik objek ; karakteristik objek yang mempengaruhi rona ialah permukaan
kasar cenderung menimbulkan rona gelappada foto karena sinar yang datang
mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang di pantulkan. Warna objek yang
gelap cenderung menimbulkan rona gelap. Objek basah gelap menimbulkan rona
gelap.
4. Bahan yang digunakan;
Pemrososan emulasi; emulasi dapat di proses denga hasil redup (mat), setengah redup
(semi mat), dan gilap (glossy). Cetakan gilap menguntungkan karena ronanya lebih
cerah akan tetapi sukar di tulisi atau di gambari, cetaskan redup bersifat sebaliknya.
Cuaca;
Letak objek;
Cara pengukuran warna
Ada dua cara Pengukuran warna yaitu dengan cara integral dan cara
analitik.pengukuran warna dengan cara integral adalah pengukuran warna gabungan yang
dibuahkan oleh lapisan-lapisan zat warna,tanpa memisahkan satu persatu.cara
pengukuran analitik adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi tiap
lapis zat warna.
Faktor yang mempengaruhi warna
Faktor yang mempengaruhi warna ialah panjang gelombang sinar yang
membentuk warna itu.panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk warna biru sedang warna
gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.panjang gelombang yang dominan atau
panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna disebut “hue”.dengan kata lain hue
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna. Disamping dipengaruhi oleh
hue,warna juga dipengaruhi oleh dua faktor lainnya yaitu kejenuhan (soturation) dan
intensitas.kejenuhan mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk
warna.intensitas ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan,terlepas dari panjang
gelombangnya.
b. Bentuk
Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi
atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek
yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja.
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan kerangka suatu objek.
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang banyak dikenali
5. berdasarkan bentuknya saja. Dalam konteks ini bentuk dapat berupa bentuk yang tampak
dari luar (umum), maupun menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.contoh;
gedung perkantoran biasanya berbentuk huruf I, L atau U; pohon kelapa berbentuk
bintang sedang pinus berbentuk kerucut. Ada dua istilah di dalam bahasa inggris yang
artinya bentuk, yaitu shape dan from. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang
from merupakan susunan atau struktur yang lebih rinci.
c. Ukuran
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak,luas,tinggi,lereng dan
volume, karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,maka didalam
memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat
skalanya.sebagai contoh: ukuran suatu rumah dibedakan apakah rumah hunian, kantor,
atau pabrik rumah hunian biasanya ukuranya relatif lebih kecil dibandingkan dengan
perkantoran atau pabrik. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk
(segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m).
d. Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona
kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.biasanya
dinyatakan dalam ujud kasar,halus atau bercak-bercak. contoh:hutan biasanya tampak
bertekstuk kasar, sedangkan belukar berstektur sedang,semak bertekstur halus.
e. Pola
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau
keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan
manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam
mengenalinya. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan.
Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu
ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun
6. kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya
yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
f. Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan
menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi,
tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada
foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. Bayangan bersifat menyembunyikan
detail atau obyek yang berada didaerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak didaerah
bayangan umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang tampak samar-samar.namun
demikian merupakan faktor penting untuk mengamati obyek-obyek yang tersembunyi.
Contoh ; Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong
asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat
condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas,
sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika pengambilan
gambarnya dilakukan pada tengah hari.
g. Situs
Situs merupakan hasil engamatan dari hubungan antara obyek dilingkungan
sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain,jadi bukan mencirikan suatu obyek
secara langsung. Contoh : situs kebun kopi terletak ditanah miring karena tanaman kopi
memerlukan pengaturan air yang baik; kompleks permukiman biasanya memenjang
disepanjang jalan,pada tanggul alam, atau igir beting pantai, permukiman pada umumnya
memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga
persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
h. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang
lain,berdasarkan asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek tertentu maka dapat
dijadikan petunjuk bagi obyek yang lain. Contoh ; lapangan sepak bola berasosiasi
7. dengan tiang gawang,tribun penonton bila itu stadion yang besar. Stasiun kereta api
berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
Citra Satelit Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission ) berfungsi untuk :
Mengumpulkan kenampakan 3 dimensional dari permukaan bumi
Memperoleh data equired data untuk mendapatkan gambaran lengkap
mengenai kondisi topografi permukaan bumi.
Dari tanggal 11 - 22 Februari 2000, wahana NASA Space Shuttle Endeavour meluncur di
luar angkasa dimana salah satu misinya adalah melakukan melakukan perekaman muka bumi
dengan teknik interferometry (perekaman suatu titik dari dua arah antena radar), dengan sensor
perekam yang dikenal dengan nama SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), sehingga dapat
diperoleh data ketinggian. Data SRTM yang diperoleh adalah berupa data yang meliputi daerah
USA dengan resolusi spatial yang cukup bagus (30m) dan daerah luar USA dengan resolusi
spasial yang lebih rendah (90m). Dengan menggunakan data ketinggian digital dari SRTM ini
selanjutya dapat diperoleh peta topografi dan visualisasi muka bumi bagi berbagai kepentingan.
Salah satunya adalah bagi penelitian hidrologi dan geologi. Puslit Geoteknologi - LIPI selama
tahun 2007 telah mencoba kegunaan data tersebut untuk menjawab beberapa permasalahan
berkenaan dengan aspek hidrologi/geohidrologi dengan menggunakan TIN (Triangulated
Irregular Network) dan Kriging, serta mengintegrasikan dengan hasil analisa visual citra satelit
lain. Adapun contoh kasus adalah meliputi Penyebaran air payau pada wilayah dataran Aceh
pasca Tsunami 2004; Pengaruh bentang alam terhadap penyebaran aliran air permukaan pada
daerah Porong pra semburan lumpur Sidoarjo; Penyebab banjir musiman pada daerah
Karanganyar Selatan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Secara keseluruhan kasus-kasus di
atas masih bersifat studi awal.
1. Definisi Shuttle Radar Topography Mission (SRTM)
Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) adalah suatu proyek kerjasama antara
National Imagery and Mapping Agency (NIMA) dan National Aeronautics and Space
Administration ( NASA), untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan bumi resolusi
tinggi dengan meluncurkan sebuah pesawat dilengkapi dengan system radar. Menggunaka
Spaceborne Imaging Radar (SIR-C) dan X-Band Synthetic Aperture Radar (X- SAR), SRTM
diluncurkan pertama kali pada tanggal 11 Februari 2000. Misi yang dijalankan adalah
8. pengambilan / record permukaan bumi dalam bentuk three dimension (3D) selama 11 hari
mengorbid. Lebih dari 12 terabytes data yang sudah didapat diproses dibagi oleh Jet
Laboratory Propulsion ( JPL) di Pasadena sebelum data tersebut di gunakan. interferometry.
2. Ciri Teknis dan Cara Perolehan Data
Pesawat SRTM diorbidnya beredar pada ketinggian 225 km diatas permukaan bumi
dan kemiringan 57o, menggunakan dua antena SIR-C dan X-SA. Dua antenna ini jaraknya
berjauhan (60m) sehingga merekam data ketinggian yang berbeda, sehingga didapatkan
elevasi obyek tersebut. Semua daratan bumi yang berada antara 600 U – 560 LS untuk
direkam oleh SRTM atau sekitar 80% bumi.
Data SRTM dibagi atas 3 resolusi :
a) Resolusi 30 m, khusus untuk kawasan Amerika Serikat.
b) Resolusi 90 m, untuk kawasan lain di dunia .
c) Resolusi 90 m, untuk SRTM-GTOPO30 Nilai ketinggian pada SRTM adalah nilai
ketinggiandari datum WGS 1984, bukan dari permukaan laut. Tapi karena datum WGS
1984 hampit berimpit dengan permukaan laut maka untuk skala tinjau diabaikan
berbedaan diantara keduanya.
3. Kelebihan dan Aplikasi Data SRTM DEM
Data SRTM pada saat ini lebih banyak digunaka dibandingkan denga data DEM dari
produk lainnya. Hal itu dikarenakan beberapa keunggukan yang dimiliki oleh DEM SRTM
antara lain, DEM RBI tidak dapat menampilkan bukit-bukit pada ketinggian tertentu
sedangkan tidak untuk DEM SRTM, DEM dapat menampilkan flat area with city building
sedang untuk DEM RBI tidak dapat terlihat.
Kunggulan lain DEM SRTM :
Mudah didapat, karenafree untuk seluruh area di Indonesia
Kualitas yang bagus, lebih bagus karena dengan DEM Fill.
Informasi yang didapat lebih banyak, sampai dengan bangunan kota .
Hampir sama dengan DEM RBI skala 1 : 25.000.
9. Data berupa DEM ini dapat digunakan untuk memenuhi berbagai macam keperluan,
seperti kebutuhan militer, sipil, dan masyarakat pemakai ilmiah dan proyek yang
memerlukan gambaran yang akurat bentuk dan tingginya daratan atau analisa ketinggian
suatu topografi. Beberapa contoh adalah pengendali banjir, menitoring konservasi, reboisasi,
monitoring gunung api, riset gempa bumi, dan monitoring pergerakan gletser.
Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) berfungsi untuk:
a) Mengumpulkan kenampakan 3 dimensional dari permukaan bumi.
b) Memperoleh data acquired data untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai kondisi
topografi permukaan bumi.
Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a) C-band interferometricSAR for topographic mesurements using a 60m mast
b) DEM of 80% of the earth’s inasingle 11 day shuttle flight
- 60 degress north and 56 degress south latitude
- 57 degress indination
c) 225 km Swath
d) WGS84 ellipsoid datum
e) JPL/NASA will deliver all the processed data to NIMA by januari 2003
f) Absolute accuracy requerements
- 20 m horizontal
- 16 m vertical
g) The current best estimate of the SRTM accuracy is
- 10 m horizontal and 8 m vertical
10. 5. Cara Kerja
Pada praktikum acara 1 ini memiliki cara kerjanya sebagai berikut:
1) Menyiapkan citra pengindraan jauh Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi
Mission )
2) Mengamati obyek-obyek yang ada pada citra tersebut secara cermat,
3) Mengidentifikasikan seluruh obyek pada citra secara detil,
4) Membuat simpulan nama obyeknya,
5) Melakukan untuk seluruh obyek pada citra,
6) Untuk kegiatan apa kiranya itra tersebut cocok di gunakan,
7) Membuat uraian tentang keunggulan dan keterbatasan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar
Topographi Mission )
6. Hasil Praktikum
11. 7. Pembahasan
Pada awal praktikum, kelompok kami sebelumnya menyiapkan bahan yang akan di
gunakan untuk praktikum yaitu pertama, kami menyediakan Peta Citra Radar SRTM (Shuttle
Radar Topographi Mission ), di sini kami mengamati ketinggian di provinsi Gorontalo dengan
menggunakan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ). Citra ini memilki
keterangan gambar yang dapat membantu kami mengidentifikasi citra tersebut. Interpretasi
citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek melalui citra inderaja. Citra ini berguna
dalam praktikum yakni untuk mengidentifikasi ketinggian kota yang ada di provinsi
gorontalo. Pada citra ini mendelineasi hasil citra quickbird, dan membuat peta hasil
intrepretasi Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ).
Obyek yang ada pada citra ini harus sesuai dengan keadaan di lapangan. Bahkan kita
juga perlu turun langsung dilapangan untuk mengetahui langsung apakah yang kita amati ini
ada di lapangan atau tidak. Ada tiga pokok yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi,
yaitu deteksi, identifikasi dan analisis. Deteksi citra merupakan pengamatan tentang adanya
suatu objek, misalkan pendeteksian objek disebuah daerah dekat perairan. Identifikasi atau
pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan
keterangan yang cukup. Sedangkan analisis penentuan ada atau tidaknya suatu objek pada
citra.
Setelah dilakukan langkah pertama, lalu kami meletakkannya di atas peta tersebut
untuk di buat interpretasi. Sebelumnya kami mengidentifikasi peta tersebut. Setelah
melakukan deteksi langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi atau kegiatan
mencirikan masing-masing obyek dengan memberi keterangan yang cukup pada setiap obyek
untuk dapat membedakan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam memahami obyek. Keterangan yang kami berikan pada setiap obyek
adalah dengan memberikan warna yang berbeda pada setiap obyek ketika menggambar.
Seperti sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
objek apa saja yang ada dalam citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission )
tersebut.
12. Setelah mengidentifikasi objek-objek tersebut yang ada pada citra ini, kami
mendelineasi hasil dari citra ini tersebut untuk mendapatkan hasil akhir yang sempurna.
Kegiatan ini merupakan tahap lanjut yang dilakukan untuk menggambarkan objek-objek
tersebut yang ada dalam citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ), yakni
dengan cara menggambar objek-objek atau daerah yang ada pada citra Radar SRTM (Shuttle
Radar Topographi Mission ) di atas plastik bening yang telah di potong dengan ukuran A3.
Plastik ini diletakkan di atas peta interpretasi citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi
Mission ) untuk di gambar. Objek-objek yang telah diamati dan telah diidentifikasi ini
kemudian di interpretasi di atas plastik bening tersebut dengan menggunakan spidol OHP.
Adapun fungsi dari spidol OHP ini adalah untuk menggambar objek atau daerah yang ada
pada citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) , serta untuk membedakan
objek yang satu dan yang lainnya, sebab spidol ini memilki warna yang sesuai dengan objek-objek
yang telah ditentukan. Objek ataupun gambar yang ada dalam dalam citra di beri warna
yang telah ditentukan.
Pemberian warna ini untuk memudahkan dalam hal pengamatan dan
pengklasifikasian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi
yang telah dilakukan. Dari hasil pengamatan dan identifikasi yang telah dilakukan, Obyek-obyek
yang kami peroleh dari hasil pengamatan di antaranya yaitu:
Permukaan daratan dengan ketinggian 0-200 meter merupakan daerah dataran rendah
yang memilki warna biru tua,
Permukaan yang memilki ketinggian 200-300 meter merupakan daerah yang
bergelombang atau permukaan yang tidak rata dan berwarna biru muda.
Perbukitan dengan ketinggian 500-1000 meter merupakan daerah yang tinggi dan
berwarna hijau,
Pegunungan dengan ketinggian 1000-1500 meter merupakan daerah yang paling tinggi di
bandingkan dengan perbukitan, dan kami memberi warna kuning, namun puncak
pegunungan kami memberi warna orange, di sini kami hanya ingin membedakan
pegunungan dengan puncak pegunungan.
13. Untuk hasil pengamatan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission )
ini kami mengkopi plastik transparan tadi di kertas A3, untuk hasil akhir pengamatan
kami. Setelah kami mengkopinya, selanjutnya kami memberi warna pada masing-masing
objek yang telah di identifikasi sebelumnya, yaitu :
Dataran rendah (dengan ketinggian 0-200 m) berwarna biru tua,
Permukaan yang bergelombang (dengan ketinggian 200-300m ) berwarna biru muda,
Permukaan yang berbukit (dengan ketinggian 500-1000m) berwarna hijau,dan
Pegunungan ( dengan ketinggian 1000-1500m) berwarna kuning.
Dari penjelasan yang telah di jelaskan sebelumnya, ini merupakan hasil akhir dari
pengamatan yang kami lakukan. Karena kami memerlukan hasil yang baik.
14. 8. Kesimpulan
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra
inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali
objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut
untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur
interpretasi yang terdiri dari antara lain: Rona dan warna, Bentuk,Ukuran, Tekstur, Pola,
Bayangan, Situs dan Asosiasi.
Sesuai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada awal praktikum kami menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada
saat praktikum. Alat dan bahan ini antara lain adalah Citra Radar SRTM (Shuttle
Radar Topographi Mission), Plastik Trasparan,Spidol OHP, Penggaris, Gunting,
Alkohol, dan Kapas.
Setelah itu kami mengamati objek-objek yang ada pada citra tersebut secara cermat,
dan mengidentifikasikan seluruh objek pada citra secara detail,Obyek-obyek yang
kami amati adalah ketinggian masing-masing daerah yang ada di daerah gorontalo.
Langkah kami berikutnya meletakan plastik bening yang berukuran A3 di atas peta
Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission), dan menggambarnya setelah
itu kami memberi warna sesuai dengan obyek yang telah ditentukan menggunakan
spidol OHP.
Dan selanjutnya pemberian warna di kertas A3 dari hasil kopian citra di plastik
transparan. Hal ini memudahkan kami dalam hal pengamatan dan pengklasifikasian
agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi yang telah
dilakukan. Warna yang akan digunakan untuk mewarnai peta hasil interpretasi Citra
Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission) yaitu sebagai berikut:
Dataran rendah (dengan ketinggian 0-200 m) berwarna biru tua,
Permukaan yang bergelombang (dengan ketinggian 200-300m ) berwarna biru
muda,
Permukaan yang berbukit (dengan ketinggian 500-1000m) berwarna hijau,dan
Pegunungan ( dengan ketinggian 1000-1500m) berwarna kuning.
15. Daftar Pustaka
Anonim, 2007, interpretasi-citra-pengindraan-jauh :http://mbojo.wordpress.com/22 juni 2010
Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah
Mada University Press. Jogyakarta
Nawir Sune dkk, 2010. Modul Praktikum Penginderaan Jauh. Progam Studi Geografi, Jurusan
Fisika, fakultas Mipa: UNG
Purnomo, Dony, 2009,unsur-unsur-iterpretasi-penginderaan jauh/http://masdony.wordpress.com
22 jui 2010
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh; Jilid 1. Gajah Mada University Press. Jogyakarta