SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
LAPORAN PRAKTIKUM 
PENGINDERAAN JAUH 
Acara 5 Interpretasi Citra Radar SRTM 
(Shutle Radar Topography Mission) 
Nama : Windayani Ika Yunita S. 
Nim : 451 408 147 
Kelas/Angkatan : Geografi B / 2008 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI S1 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 
2010
1. Judul : 
Acara 1 Interpretasi Citra Satelit Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography 
Mission ) 
2. Tujuan : 
 Agar dapat mengidentifikasi objek yang ada pada citra Citra Radar SRTM (Shutle 
Radar Topography Mission ) 
 Agar dapat mendelineasi hasil interpretasi citra Citra Radar SRTM (Shutle Radar 
Topography Mission secara teliti) 
 Agar dapat membuat peta hasil interpretasi citra Citra Radar SRTM (Shutle Radar 
Topography Mission ) 
3. Alat dan Bahan : 
 Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission ) 
 Plastik Trasparan 
 Spidol OHP 
 Penggaris, Gunting, Alkohol, Kapas 
4. Dasar Teori : 
 Interpretasi citra 
Pengenalan objek merupkan bagian vital dalam interpretasi citra. Tanpa dikenali 
identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra. Demikian pentingnya pengenalan 
objek itu sehingga ada satu periode perkembangan penginderaan jauh. 
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra 
inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali 
objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut 
untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur 
interpretasi yang terdiri dari antara lain:
a. Rona dan warna 
Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat 
pada foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya 
adalah hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca 
saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar 
(pagi, siang atau sore) dan sebagainya. Pada foto udara berwarna, rona sangat 
dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya 
menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan 
sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona 
yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang 
yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna. Warna 
adalah ujud yang tampak pada mata,menunjukan tingkat kegelapan yang beragam warna 
biru,hijau,kuning mera,jingga dan lainnya. 
 Cara pengukuran rona 
Rona dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan cara cara relatif dengan 
menggunakan mata biasa dan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat.dengan 
menggunakan mata biasa ,pada umumnya rona dibedakan menjadi lima tingkat yaitu 
putih,kelabu-putih,kelabu,kelabu-hitam dan hitam.dengan menggunakan alat maka rona 
dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan tingkat pembedaan yang lebih banyak. 
 Faktor yang mempengaruhi rona 
Rona pada citra dipengaruhi oleh lima faktor antara lain: 
 Karakteristik objek ; karakteristik objek yang mempengaruhi rona ialah permukaan 
kasar cenderung menimbulkan rona gelappada foto karena sinar yang datang 
mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang di pantulkan. Warna objek yang 
gelap cenderung menimbulkan rona gelap. Objek basah gelap menimbulkan rona 
gelap.
 Bahan yang digunakan; 
 Pemrososan emulasi; emulasi dapat di proses denga hasil redup (mat), setengah redup 
(semi mat), dan gilap (glossy). Cetakan gilap menguntungkan karena ronanya lebih 
cerah akan tetapi sukar di tulisi atau di gambari, cetaskan redup bersifat sebaliknya. 
 Cuaca; 
 Letak objek; 
 Cara pengukuran warna 
Ada dua cara Pengukuran warna yaitu dengan cara integral dan cara 
analitik.pengukuran warna dengan cara integral adalah pengukuran warna gabungan yang 
dibuahkan oleh lapisan-lapisan zat warna,tanpa memisahkan satu persatu.cara 
pengukuran analitik adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi tiap 
lapis zat warna. 
 Faktor yang mempengaruhi warna 
Faktor yang mempengaruhi warna ialah panjang gelombang sinar yang 
membentuk warna itu.panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk warna biru sedang warna 
gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.panjang gelombang yang dominan atau 
panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna disebut “hue”.dengan kata lain hue 
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna. Disamping dipengaruhi oleh 
hue,warna juga dipengaruhi oleh dua faktor lainnya yaitu kejenuhan (soturation) dan 
intensitas.kejenuhan mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk 
warna.intensitas ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan,terlepas dari panjang 
gelombangnya. 
b. Bentuk 
Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi 
atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek 
yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja. 
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan kerangka suatu objek. 
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang banyak dikenali
berdasarkan bentuknya saja. Dalam konteks ini bentuk dapat berupa bentuk yang tampak 
dari luar (umum), maupun menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.contoh; 
gedung perkantoran biasanya berbentuk huruf I, L atau U; pohon kelapa berbentuk 
bintang sedang pinus berbentuk kerucut. Ada dua istilah di dalam bahasa inggris yang 
artinya bentuk, yaitu shape dan from. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang 
from merupakan susunan atau struktur yang lebih rinci. 
c. Ukuran 
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak,luas,tinggi,lereng dan 
volume, karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,maka didalam 
memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat 
skalanya.sebagai contoh: ukuran suatu rumah dibedakan apakah rumah hunian, kantor, 
atau pabrik rumah hunian biasanya ukuranya relatif lebih kecil dibandingkan dengan 
perkantoran atau pabrik. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk 
(segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m). 
d. Tekstur 
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona 
kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.biasanya 
dinyatakan dalam ujud kasar,halus atau bercak-bercak. contoh:hutan biasanya tampak 
bertekstuk kasar, sedangkan belukar berstektur sedang,semak bertekstur halus. 
e. Pola 
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau 
keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan 
manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam 
mengenalinya. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak 
obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan. 
Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai 
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu 
ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun
kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya 
yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya. 
f. Bayangan 
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan 
menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, 
tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada 
foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. Bayangan bersifat menyembunyikan 
detail atau obyek yang berada didaerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak didaerah 
bayangan umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang tampak samar-samar.namun 
demikian merupakan faktor penting untuk mengamati obyek-obyek yang tersembunyi. 
Contoh ; Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong 
asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat 
condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas, 
sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika pengambilan 
gambarnya dilakukan pada tengah hari. 
g. Situs 
Situs merupakan hasil engamatan dari hubungan antara obyek dilingkungan 
sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain,jadi bukan mencirikan suatu obyek 
secara langsung. Contoh : situs kebun kopi terletak ditanah miring karena tanaman kopi 
memerlukan pengaturan air yang baik; kompleks permukiman biasanya memenjang 
disepanjang jalan,pada tanggul alam, atau igir beting pantai, permukiman pada umumnya 
memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga 
persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya. 
h. Asosiasi 
Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang 
lain,berdasarkan asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek tertentu maka dapat 
dijadikan petunjuk bagi obyek yang lain. Contoh ; lapangan sepak bola berasosiasi
dengan tiang gawang,tribun penonton bila itu stadion yang besar. Stasiun kereta api 
berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang). 
Citra Satelit Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission ) berfungsi untuk : 
 Mengumpulkan kenampakan 3 dimensional dari permukaan bumi 
 Memperoleh data equired data untuk mendapatkan gambaran lengkap 
mengenai kondisi topografi permukaan bumi. 
Dari tanggal 11 - 22 Februari 2000, wahana NASA Space Shuttle Endeavour meluncur di 
luar angkasa dimana salah satu misinya adalah melakukan melakukan perekaman muka bumi 
dengan teknik interferometry (perekaman suatu titik dari dua arah antena radar), dengan sensor 
perekam yang dikenal dengan nama SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), sehingga dapat 
diperoleh data ketinggian. Data SRTM yang diperoleh adalah berupa data yang meliputi daerah 
USA dengan resolusi spatial yang cukup bagus (30m) dan daerah luar USA dengan resolusi 
spasial yang lebih rendah (90m). Dengan menggunakan data ketinggian digital dari SRTM ini 
selanjutya dapat diperoleh peta topografi dan visualisasi muka bumi bagi berbagai kepentingan. 
Salah satunya adalah bagi penelitian hidrologi dan geologi. Puslit Geoteknologi - LIPI selama 
tahun 2007 telah mencoba kegunaan data tersebut untuk menjawab beberapa permasalahan 
berkenaan dengan aspek hidrologi/geohidrologi dengan menggunakan TIN (Triangulated 
Irregular Network) dan Kriging, serta mengintegrasikan dengan hasil analisa visual citra satelit 
lain. Adapun contoh kasus adalah meliputi Penyebaran air payau pada wilayah dataran Aceh 
pasca Tsunami 2004; Pengaruh bentang alam terhadap penyebaran aliran air permukaan pada 
daerah Porong pra semburan lumpur Sidoarjo; Penyebab banjir musiman pada daerah 
Karanganyar Selatan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Secara keseluruhan kasus-kasus di 
atas masih bersifat studi awal. 
1. Definisi Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) 
Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) adalah suatu proyek kerjasama antara 
National Imagery and Mapping Agency (NIMA) dan National Aeronautics and Space 
Administration ( NASA), untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan bumi resolusi 
tinggi dengan meluncurkan sebuah pesawat dilengkapi dengan system radar. Menggunaka 
Spaceborne Imaging Radar (SIR-C) dan X-Band Synthetic Aperture Radar (X- SAR), SRTM 
diluncurkan pertama kali pada tanggal 11 Februari 2000. Misi yang dijalankan adalah
pengambilan / record permukaan bumi dalam bentuk three dimension (3D) selama 11 hari 
mengorbid. Lebih dari 12 terabytes data yang sudah didapat diproses dibagi oleh Jet 
Laboratory Propulsion ( JPL) di Pasadena sebelum data tersebut di gunakan. interferometry. 
2. Ciri Teknis dan Cara Perolehan Data 
Pesawat SRTM diorbidnya beredar pada ketinggian 225 km diatas permukaan bumi 
dan kemiringan 57o, menggunakan dua antena SIR-C dan X-SA. Dua antenna ini jaraknya 
berjauhan (60m) sehingga merekam data ketinggian yang berbeda, sehingga didapatkan 
elevasi obyek tersebut. Semua daratan bumi yang berada antara 600 U – 560 LS untuk 
direkam oleh SRTM atau sekitar 80% bumi. 
Data SRTM dibagi atas 3 resolusi : 
a) Resolusi 30 m, khusus untuk kawasan Amerika Serikat. 
b) Resolusi 90 m, untuk kawasan lain di dunia . 
c) Resolusi 90 m, untuk SRTM-GTOPO30 Nilai ketinggian pada SRTM adalah nilai 
ketinggiandari datum WGS 1984, bukan dari permukaan laut. Tapi karena datum WGS 
1984 hampit berimpit dengan permukaan laut maka untuk skala tinjau diabaikan 
berbedaan diantara keduanya. 
3. Kelebihan dan Aplikasi Data SRTM DEM 
Data SRTM pada saat ini lebih banyak digunaka dibandingkan denga data DEM dari 
produk lainnya. Hal itu dikarenakan beberapa keunggukan yang dimiliki oleh DEM SRTM 
antara lain, DEM RBI tidak dapat menampilkan bukit-bukit pada ketinggian tertentu 
sedangkan tidak untuk DEM SRTM, DEM dapat menampilkan flat area with city building 
sedang untuk DEM RBI tidak dapat terlihat. 
Kunggulan lain DEM SRTM : 
 Mudah didapat, karenafree untuk seluruh area di Indonesia 
 Kualitas yang bagus, lebih bagus karena dengan DEM Fill. 
 Informasi yang didapat lebih banyak, sampai dengan bangunan kota . 
 Hampir sama dengan DEM RBI skala 1 : 25.000.
Data berupa DEM ini dapat digunakan untuk memenuhi berbagai macam keperluan, 
seperti kebutuhan militer, sipil, dan masyarakat pemakai ilmiah dan proyek yang 
memerlukan gambaran yang akurat bentuk dan tingginya daratan atau analisa ketinggian 
suatu topografi. Beberapa contoh adalah pengendali banjir, menitoring konservasi, reboisasi, 
monitoring gunung api, riset gempa bumi, dan monitoring pergerakan gletser. 
Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) berfungsi untuk: 
a) Mengumpulkan kenampakan 3 dimensional dari permukaan bumi. 
b) Memperoleh data acquired data untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai kondisi 
topografi permukaan bumi. 
Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) memiliki karakteristik sebagai 
berikut: 
a) C-band interferometricSAR for topographic mesurements using a 60m mast 
b) DEM of 80% of the earth’s inasingle 11 day shuttle flight 
- 60 degress north and 56 degress south latitude 
- 57 degress indination 
c) 225 km Swath 
d) WGS84 ellipsoid datum 
e) JPL/NASA will deliver all the processed data to NIMA by januari 2003 
f) Absolute accuracy requerements 
- 20 m horizontal 
- 16 m vertical 
g) The current best estimate of the SRTM accuracy is 
- 10 m horizontal and 8 m vertical
5. Cara Kerja 
Pada praktikum acara 1 ini memiliki cara kerjanya sebagai berikut: 
1) Menyiapkan citra pengindraan jauh Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi 
Mission ) 
2) Mengamati obyek-obyek yang ada pada citra tersebut secara cermat, 
3) Mengidentifikasikan seluruh obyek pada citra secara detil, 
4) Membuat simpulan nama obyeknya, 
5) Melakukan untuk seluruh obyek pada citra, 
6) Untuk kegiatan apa kiranya itra tersebut cocok di gunakan, 
7) Membuat uraian tentang keunggulan dan keterbatasan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar 
Topographi Mission ) 
6. Hasil Praktikum
7. Pembahasan 
Pada awal praktikum, kelompok kami sebelumnya menyiapkan bahan yang akan di 
gunakan untuk praktikum yaitu pertama, kami menyediakan Peta Citra Radar SRTM (Shuttle 
Radar Topographi Mission ), di sini kami mengamati ketinggian di provinsi Gorontalo dengan 
menggunakan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ). Citra ini memilki 
keterangan gambar yang dapat membantu kami mengidentifikasi citra tersebut. Interpretasi 
citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek melalui citra inderaja. Citra ini berguna 
dalam praktikum yakni untuk mengidentifikasi ketinggian kota yang ada di provinsi 
gorontalo. Pada citra ini mendelineasi hasil citra quickbird, dan membuat peta hasil 
intrepretasi Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ). 
Obyek yang ada pada citra ini harus sesuai dengan keadaan di lapangan. Bahkan kita 
juga perlu turun langsung dilapangan untuk mengetahui langsung apakah yang kita amati ini 
ada di lapangan atau tidak. Ada tiga pokok yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi, 
yaitu deteksi, identifikasi dan analisis. Deteksi citra merupakan pengamatan tentang adanya 
suatu objek, misalkan pendeteksian objek disebuah daerah dekat perairan. Identifikasi atau 
pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan 
keterangan yang cukup. Sedangkan analisis penentuan ada atau tidaknya suatu objek pada 
citra. 
Setelah dilakukan langkah pertama, lalu kami meletakkannya di atas peta tersebut 
untuk di buat interpretasi. Sebelumnya kami mengidentifikasi peta tersebut. Setelah 
melakukan deteksi langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi atau kegiatan 
mencirikan masing-masing obyek dengan memberi keterangan yang cukup pada setiap obyek 
untuk dapat membedakan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain sehingga tidak 
terjadi kesalahan dalam memahami obyek. Keterangan yang kami berikan pada setiap obyek 
adalah dengan memberikan warna yang berbeda pada setiap obyek ketika menggambar. 
Seperti sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui 
objek apa saja yang ada dalam citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) 
tersebut.
Setelah mengidentifikasi objek-objek tersebut yang ada pada citra ini, kami 
mendelineasi hasil dari citra ini tersebut untuk mendapatkan hasil akhir yang sempurna. 
Kegiatan ini merupakan tahap lanjut yang dilakukan untuk menggambarkan objek-objek 
tersebut yang ada dalam citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ), yakni 
dengan cara menggambar objek-objek atau daerah yang ada pada citra Radar SRTM (Shuttle 
Radar Topographi Mission ) di atas plastik bening yang telah di potong dengan ukuran A3. 
Plastik ini diletakkan di atas peta interpretasi citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi 
Mission ) untuk di gambar. Objek-objek yang telah diamati dan telah diidentifikasi ini 
kemudian di interpretasi di atas plastik bening tersebut dengan menggunakan spidol OHP. 
Adapun fungsi dari spidol OHP ini adalah untuk menggambar objek atau daerah yang ada 
pada citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) , serta untuk membedakan 
objek yang satu dan yang lainnya, sebab spidol ini memilki warna yang sesuai dengan objek-objek 
yang telah ditentukan. Objek ataupun gambar yang ada dalam dalam citra di beri warna 
yang telah ditentukan. 
Pemberian warna ini untuk memudahkan dalam hal pengamatan dan 
pengklasifikasian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi 
yang telah dilakukan. Dari hasil pengamatan dan identifikasi yang telah dilakukan, Obyek-obyek 
yang kami peroleh dari hasil pengamatan di antaranya yaitu: 
 Permukaan daratan dengan ketinggian 0-200 meter merupakan daerah dataran rendah 
yang memilki warna biru tua, 
 Permukaan yang memilki ketinggian 200-300 meter merupakan daerah yang 
bergelombang atau permukaan yang tidak rata dan berwarna biru muda. 
 Perbukitan dengan ketinggian 500-1000 meter merupakan daerah yang tinggi dan 
berwarna hijau, 
 Pegunungan dengan ketinggian 1000-1500 meter merupakan daerah yang paling tinggi di 
bandingkan dengan perbukitan, dan kami memberi warna kuning, namun puncak 
pegunungan kami memberi warna orange, di sini kami hanya ingin membedakan 
pegunungan dengan puncak pegunungan.
Untuk hasil pengamatan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) 
ini kami mengkopi plastik transparan tadi di kertas A3, untuk hasil akhir pengamatan 
kami. Setelah kami mengkopinya, selanjutnya kami memberi warna pada masing-masing 
objek yang telah di identifikasi sebelumnya, yaitu : 
 Dataran rendah (dengan ketinggian 0-200 m) berwarna biru tua, 
 Permukaan yang bergelombang (dengan ketinggian 200-300m ) berwarna biru muda, 
 Permukaan yang berbukit (dengan ketinggian 500-1000m) berwarna hijau,dan 
 Pegunungan ( dengan ketinggian 1000-1500m) berwarna kuning. 
Dari penjelasan yang telah di jelaskan sebelumnya, ini merupakan hasil akhir dari 
pengamatan yang kami lakukan. Karena kami memerlukan hasil yang baik.
8. Kesimpulan 
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra 
inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali 
objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut 
untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur 
interpretasi yang terdiri dari antara lain: Rona dan warna, Bentuk,Ukuran, Tekstur, Pola, 
Bayangan, Situs dan Asosiasi. 
Sesuai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 
 Pada awal praktikum kami menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada 
saat praktikum. Alat dan bahan ini antara lain adalah Citra Radar SRTM (Shuttle 
Radar Topographi Mission), Plastik Trasparan,Spidol OHP, Penggaris, Gunting, 
Alkohol, dan Kapas. 
 Setelah itu kami mengamati objek-objek yang ada pada citra tersebut secara cermat, 
dan mengidentifikasikan seluruh objek pada citra secara detail,Obyek-obyek yang 
kami amati adalah ketinggian masing-masing daerah yang ada di daerah gorontalo. 
 Langkah kami berikutnya meletakan plastik bening yang berukuran A3 di atas peta 
Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission), dan menggambarnya setelah 
itu kami memberi warna sesuai dengan obyek yang telah ditentukan menggunakan 
spidol OHP. 
 Dan selanjutnya pemberian warna di kertas A3 dari hasil kopian citra di plastik 
transparan. Hal ini memudahkan kami dalam hal pengamatan dan pengklasifikasian 
agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi yang telah 
dilakukan. Warna yang akan digunakan untuk mewarnai peta hasil interpretasi Citra 
Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission) yaitu sebagai berikut: 
 Dataran rendah (dengan ketinggian 0-200 m) berwarna biru tua, 
 Permukaan yang bergelombang (dengan ketinggian 200-300m ) berwarna biru 
muda, 
 Permukaan yang berbukit (dengan ketinggian 500-1000m) berwarna hijau,dan 
 Pegunungan ( dengan ketinggian 1000-1500m) berwarna kuning.
Daftar Pustaka 
Anonim, 2007, interpretasi-citra-pengindraan-jauh :http://mbojo.wordpress.com/22 juni 2010 
Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah 
Mada University Press. Jogyakarta 
Nawir Sune dkk, 2010. Modul Praktikum Penginderaan Jauh. Progam Studi Geografi, Jurusan 
Fisika, fakultas Mipa: UNG 
Purnomo, Dony, 2009,unsur-unsur-iterpretasi-penginderaan jauh/http://masdony.wordpress.com 
22 jui 2010 
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh; Jilid 1. Gajah Mada University Press. Jogyakarta

Más contenido relacionado

Destacado

Alexander calder
Alexander calderAlexander calder
Alexander calder
cisenberg2
 

Destacado (20)

En kalabalik sehirler
En kalabalik sehirlerEn kalabalik sehirler
En kalabalik sehirler
 
2014 Realtron Exclusive Presentation
2014 Realtron Exclusive Presentation2014 Realtron Exclusive Presentation
2014 Realtron Exclusive Presentation
 
2015 MARKET OUTLOOK Commercial Real Estate Trends
2015 MARKET OUTLOOK Commercial Real Estate Trends2015 MARKET OUTLOOK Commercial Real Estate Trends
2015 MARKET OUTLOOK Commercial Real Estate Trends
 
Analysis of film title se7en
Analysis of film title   se7enAnalysis of film title   se7en
Analysis of film title se7en
 
Dünyanın en gelişmiş ülkeleri
Dünyanın en gelişmiş ülkeleriDünyanın en gelişmiş ülkeleri
Dünyanın en gelişmiş ülkeleri
 
Session 9 Christmas Special Session!!
Session 9 Christmas Special Session!!Session 9 Christmas Special Session!!
Session 9 Christmas Special Session!!
 
Cilory jewellery
Cilory jewelleryCilory jewellery
Cilory jewellery
 
Lift off top boxes
Lift off top boxesLift off top boxes
Lift off top boxes
 
mencuci dengan sabun clean heart
mencuci dengan sabun clean heartmencuci dengan sabun clean heart
mencuci dengan sabun clean heart
 
Ac dc
Ac dcAc dc
Ac dc
 
Alexander calder
Alexander calderAlexander calder
Alexander calder
 
Cosmografi
CosmografiCosmografi
Cosmografi
 
Conventions of Jessabelle
Conventions of JessabelleConventions of Jessabelle
Conventions of Jessabelle
 
Conventions
ConventionsConventions
Conventions
 
AARP Studios: Tethering Storytelling to Social
AARP Studios: Tethering Storytelling to SocialAARP Studios: Tethering Storytelling to Social
AARP Studios: Tethering Storytelling to Social
 
Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa
Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisaMetode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa
Metode hermeneutika dan penerapannya pada psikoanalisa
 
Annabelle
AnnabelleAnnabelle
Annabelle
 
Turkiyenin en zenginleri 2014 forbes
Turkiyenin en zenginleri 2014 forbesTurkiyenin en zenginleri 2014 forbes
Turkiyenin en zenginleri 2014 forbes
 
Embossed art
Embossed artEmbossed art
Embossed art
 
Extinction
ExtinctionExtinction
Extinction
 

Similar a laporan penginderaan jauh tahap 5

Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfPenginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
MukarobinspdMukarobi
 
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
DoniSiahaan1
 

Similar a laporan penginderaan jauh tahap 5 (20)

SOP Fotogram
SOP FotogramSOP Fotogram
SOP Fotogram
 
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfPenginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
 
INTERPRETASI CITRA.ppt
INTERPRETASI CITRA.pptINTERPRETASI CITRA.ppt
INTERPRETASI CITRA.ppt
 
Penginderaan jauh erna
Penginderaan jauh ernaPenginderaan jauh erna
Penginderaan jauh erna
 
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
 
Interpretasi citra penginderaan jau hq
Interpretasi citra penginderaan jau hqInterpretasi citra penginderaan jau hq
Interpretasi citra penginderaan jau hq
 
laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh 2.ppt
Penginderaan Jauh 2.pptPenginderaan Jauh 2.ppt
Penginderaan Jauh 2.ppt
 
Penginderaan Jauh 1-2.ppt
Penginderaan Jauh 1-2.pptPenginderaan Jauh 1-2.ppt
Penginderaan Jauh 1-2.ppt
 
Jl
JlJl
Jl
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
KUNCI INTERPRETASI CITRA SATELIT.pptx
KUNCI INTERPRETASI CITRA SATELIT.pptxKUNCI INTERPRETASI CITRA SATELIT.pptx
KUNCI INTERPRETASI CITRA SATELIT.pptx
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
LN s03-machine vision-s2
LN s03-machine vision-s2LN s03-machine vision-s2
LN s03-machine vision-s2
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Spektrometer
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang SpektrometerLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Spektrometer
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Spektrometer
 
25 modul belajar_geografi
25 modul belajar_geografi25 modul belajar_geografi
25 modul belajar_geografi
 
Pengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptxPengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptx
 

Más de 08' geografi di universitas negeri gorontalo_next '13 geografi di universitas negeri makassar

Más de 08' geografi di universitas negeri gorontalo_next '13 geografi di universitas negeri makassar (20)

Document 50
Document 50Document 50
Document 50
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
4 pendekatan-scientific
4 pendekatan-scientific4 pendekatan-scientific
4 pendekatan-scientific
 
Sulawesi pertanian
Sulawesi pertanianSulawesi pertanian
Sulawesi pertanian
 
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengah
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengahPeta kawasan pertanian di sulawesi tengah
Peta kawasan pertanian di sulawesi tengah
 
Pertanian di australia
Pertanian di australiaPertanian di australia
Pertanian di australia
 
tugas geografi industri
tugas geografi  industri tugas geografi  industri
tugas geografi industri
 
geologi umum
geologi umum geologi umum
geologi umum
 
ekologi lingkungan
ekologi lingkunganekologi lingkungan
ekologi lingkungan
 
ekologi
ekologiekologi
ekologi
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
 
skenario stella
skenario stellaskenario stella
skenario stella
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
biogeografi
biogeografibiogeografi
biogeografi
 
tugas biogeografi
tugas  biogeografitugas  biogeografi
tugas biogeografi
 
Tugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkunganTugas geografi lingkungan
Tugas geografi lingkungan
 
Tugas geo industri
Tugas geo industri Tugas geo industri
Tugas geo industri
 
Geografi industri
Geografi  industriGeografi  industri
Geografi industri
 
geografi transportasi
geografi transportasigeografi transportasi
geografi transportasi
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Último (20)

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

laporan penginderaan jauh tahap 5

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH Acara 5 Interpretasi Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission) Nama : Windayani Ika Yunita S. Nim : 451 408 147 Kelas/Angkatan : Geografi B / 2008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI S1 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2010
  • 2. 1. Judul : Acara 1 Interpretasi Citra Satelit Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission ) 2. Tujuan :  Agar dapat mengidentifikasi objek yang ada pada citra Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission )  Agar dapat mendelineasi hasil interpretasi citra Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission secara teliti)  Agar dapat membuat peta hasil interpretasi citra Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission ) 3. Alat dan Bahan :  Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission )  Plastik Trasparan  Spidol OHP  Penggaris, Gunting, Alkohol, Kapas 4. Dasar Teori :  Interpretasi citra Pengenalan objek merupkan bagian vital dalam interpretasi citra. Tanpa dikenali identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra. Demikian pentingnya pengenalan objek itu sehingga ada satu periode perkembangan penginderaan jauh. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur interpretasi yang terdiri dari antara lain:
  • 3. a. Rona dan warna Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan sebagainya. Pada foto udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna. Warna adalah ujud yang tampak pada mata,menunjukan tingkat kegelapan yang beragam warna biru,hijau,kuning mera,jingga dan lainnya.  Cara pengukuran rona Rona dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan cara cara relatif dengan menggunakan mata biasa dan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat.dengan menggunakan mata biasa ,pada umumnya rona dibedakan menjadi lima tingkat yaitu putih,kelabu-putih,kelabu,kelabu-hitam dan hitam.dengan menggunakan alat maka rona dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan tingkat pembedaan yang lebih banyak.  Faktor yang mempengaruhi rona Rona pada citra dipengaruhi oleh lima faktor antara lain:  Karakteristik objek ; karakteristik objek yang mempengaruhi rona ialah permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelappada foto karena sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang di pantulkan. Warna objek yang gelap cenderung menimbulkan rona gelap. Objek basah gelap menimbulkan rona gelap.
  • 4.  Bahan yang digunakan;  Pemrososan emulasi; emulasi dapat di proses denga hasil redup (mat), setengah redup (semi mat), dan gilap (glossy). Cetakan gilap menguntungkan karena ronanya lebih cerah akan tetapi sukar di tulisi atau di gambari, cetaskan redup bersifat sebaliknya.  Cuaca;  Letak objek;  Cara pengukuran warna Ada dua cara Pengukuran warna yaitu dengan cara integral dan cara analitik.pengukuran warna dengan cara integral adalah pengukuran warna gabungan yang dibuahkan oleh lapisan-lapisan zat warna,tanpa memisahkan satu persatu.cara pengukuran analitik adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi tiap lapis zat warna.  Faktor yang mempengaruhi warna Faktor yang mempengaruhi warna ialah panjang gelombang sinar yang membentuk warna itu.panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk warna biru sedang warna gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.panjang gelombang yang dominan atau panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna disebut “hue”.dengan kata lain hue merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna. Disamping dipengaruhi oleh hue,warna juga dipengaruhi oleh dua faktor lainnya yaitu kejenuhan (soturation) dan intensitas.kejenuhan mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk warna.intensitas ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan,terlepas dari panjang gelombangnya. b. Bentuk Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja. Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan kerangka suatu objek. Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang banyak dikenali
  • 5. berdasarkan bentuknya saja. Dalam konteks ini bentuk dapat berupa bentuk yang tampak dari luar (umum), maupun menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.contoh; gedung perkantoran biasanya berbentuk huruf I, L atau U; pohon kelapa berbentuk bintang sedang pinus berbentuk kerucut. Ada dua istilah di dalam bahasa inggris yang artinya bentuk, yaitu shape dan from. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang from merupakan susunan atau struktur yang lebih rinci. c. Ukuran Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak,luas,tinggi,lereng dan volume, karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,maka didalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya.sebagai contoh: ukuran suatu rumah dibedakan apakah rumah hunian, kantor, atau pabrik rumah hunian biasanya ukuranya relatif lebih kecil dibandingkan dengan perkantoran atau pabrik. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m). d. Tekstur Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.biasanya dinyatakan dalam ujud kasar,halus atau bercak-bercak. contoh:hutan biasanya tampak bertekstuk kasar, sedangkan belukar berstektur sedang,semak bertekstur halus. e. Pola Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun
  • 6. kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya. f. Bayangan Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada didaerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak didaerah bayangan umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang tampak samar-samar.namun demikian merupakan faktor penting untuk mengamati obyek-obyek yang tersembunyi. Contoh ; Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas, sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari. g. Situs Situs merupakan hasil engamatan dari hubungan antara obyek dilingkungan sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain,jadi bukan mencirikan suatu obyek secara langsung. Contoh : situs kebun kopi terletak ditanah miring karena tanaman kopi memerlukan pengaturan air yang baik; kompleks permukiman biasanya memenjang disepanjang jalan,pada tanggul alam, atau igir beting pantai, permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya. h. Asosiasi Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain,berdasarkan asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek tertentu maka dapat dijadikan petunjuk bagi obyek yang lain. Contoh ; lapangan sepak bola berasosiasi
  • 7. dengan tiang gawang,tribun penonton bila itu stadion yang besar. Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang). Citra Satelit Citra Radar SRTM (Shutle Radar Topography Mission ) berfungsi untuk :  Mengumpulkan kenampakan 3 dimensional dari permukaan bumi  Memperoleh data equired data untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai kondisi topografi permukaan bumi. Dari tanggal 11 - 22 Februari 2000, wahana NASA Space Shuttle Endeavour meluncur di luar angkasa dimana salah satu misinya adalah melakukan melakukan perekaman muka bumi dengan teknik interferometry (perekaman suatu titik dari dua arah antena radar), dengan sensor perekam yang dikenal dengan nama SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), sehingga dapat diperoleh data ketinggian. Data SRTM yang diperoleh adalah berupa data yang meliputi daerah USA dengan resolusi spatial yang cukup bagus (30m) dan daerah luar USA dengan resolusi spasial yang lebih rendah (90m). Dengan menggunakan data ketinggian digital dari SRTM ini selanjutya dapat diperoleh peta topografi dan visualisasi muka bumi bagi berbagai kepentingan. Salah satunya adalah bagi penelitian hidrologi dan geologi. Puslit Geoteknologi - LIPI selama tahun 2007 telah mencoba kegunaan data tersebut untuk menjawab beberapa permasalahan berkenaan dengan aspek hidrologi/geohidrologi dengan menggunakan TIN (Triangulated Irregular Network) dan Kriging, serta mengintegrasikan dengan hasil analisa visual citra satelit lain. Adapun contoh kasus adalah meliputi Penyebaran air payau pada wilayah dataran Aceh pasca Tsunami 2004; Pengaruh bentang alam terhadap penyebaran aliran air permukaan pada daerah Porong pra semburan lumpur Sidoarjo; Penyebab banjir musiman pada daerah Karanganyar Selatan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Secara keseluruhan kasus-kasus di atas masih bersifat studi awal. 1. Definisi Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) adalah suatu proyek kerjasama antara National Imagery and Mapping Agency (NIMA) dan National Aeronautics and Space Administration ( NASA), untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan bumi resolusi tinggi dengan meluncurkan sebuah pesawat dilengkapi dengan system radar. Menggunaka Spaceborne Imaging Radar (SIR-C) dan X-Band Synthetic Aperture Radar (X- SAR), SRTM diluncurkan pertama kali pada tanggal 11 Februari 2000. Misi yang dijalankan adalah
  • 8. pengambilan / record permukaan bumi dalam bentuk three dimension (3D) selama 11 hari mengorbid. Lebih dari 12 terabytes data yang sudah didapat diproses dibagi oleh Jet Laboratory Propulsion ( JPL) di Pasadena sebelum data tersebut di gunakan. interferometry. 2. Ciri Teknis dan Cara Perolehan Data Pesawat SRTM diorbidnya beredar pada ketinggian 225 km diatas permukaan bumi dan kemiringan 57o, menggunakan dua antena SIR-C dan X-SA. Dua antenna ini jaraknya berjauhan (60m) sehingga merekam data ketinggian yang berbeda, sehingga didapatkan elevasi obyek tersebut. Semua daratan bumi yang berada antara 600 U – 560 LS untuk direkam oleh SRTM atau sekitar 80% bumi. Data SRTM dibagi atas 3 resolusi : a) Resolusi 30 m, khusus untuk kawasan Amerika Serikat. b) Resolusi 90 m, untuk kawasan lain di dunia . c) Resolusi 90 m, untuk SRTM-GTOPO30 Nilai ketinggian pada SRTM adalah nilai ketinggiandari datum WGS 1984, bukan dari permukaan laut. Tapi karena datum WGS 1984 hampit berimpit dengan permukaan laut maka untuk skala tinjau diabaikan berbedaan diantara keduanya. 3. Kelebihan dan Aplikasi Data SRTM DEM Data SRTM pada saat ini lebih banyak digunaka dibandingkan denga data DEM dari produk lainnya. Hal itu dikarenakan beberapa keunggukan yang dimiliki oleh DEM SRTM antara lain, DEM RBI tidak dapat menampilkan bukit-bukit pada ketinggian tertentu sedangkan tidak untuk DEM SRTM, DEM dapat menampilkan flat area with city building sedang untuk DEM RBI tidak dapat terlihat. Kunggulan lain DEM SRTM :  Mudah didapat, karenafree untuk seluruh area di Indonesia  Kualitas yang bagus, lebih bagus karena dengan DEM Fill.  Informasi yang didapat lebih banyak, sampai dengan bangunan kota .  Hampir sama dengan DEM RBI skala 1 : 25.000.
  • 9. Data berupa DEM ini dapat digunakan untuk memenuhi berbagai macam keperluan, seperti kebutuhan militer, sipil, dan masyarakat pemakai ilmiah dan proyek yang memerlukan gambaran yang akurat bentuk dan tingginya daratan atau analisa ketinggian suatu topografi. Beberapa contoh adalah pengendali banjir, menitoring konservasi, reboisasi, monitoring gunung api, riset gempa bumi, dan monitoring pergerakan gletser. Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) berfungsi untuk: a) Mengumpulkan kenampakan 3 dimensional dari permukaan bumi. b) Memperoleh data acquired data untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai kondisi topografi permukaan bumi. Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) memiliki karakteristik sebagai berikut: a) C-band interferometricSAR for topographic mesurements using a 60m mast b) DEM of 80% of the earth’s inasingle 11 day shuttle flight - 60 degress north and 56 degress south latitude - 57 degress indination c) 225 km Swath d) WGS84 ellipsoid datum e) JPL/NASA will deliver all the processed data to NIMA by januari 2003 f) Absolute accuracy requerements - 20 m horizontal - 16 m vertical g) The current best estimate of the SRTM accuracy is - 10 m horizontal and 8 m vertical
  • 10. 5. Cara Kerja Pada praktikum acara 1 ini memiliki cara kerjanya sebagai berikut: 1) Menyiapkan citra pengindraan jauh Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) 2) Mengamati obyek-obyek yang ada pada citra tersebut secara cermat, 3) Mengidentifikasikan seluruh obyek pada citra secara detil, 4) Membuat simpulan nama obyeknya, 5) Melakukan untuk seluruh obyek pada citra, 6) Untuk kegiatan apa kiranya itra tersebut cocok di gunakan, 7) Membuat uraian tentang keunggulan dan keterbatasan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) 6. Hasil Praktikum
  • 11. 7. Pembahasan Pada awal praktikum, kelompok kami sebelumnya menyiapkan bahan yang akan di gunakan untuk praktikum yaitu pertama, kami menyediakan Peta Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ), di sini kami mengamati ketinggian di provinsi Gorontalo dengan menggunakan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ). Citra ini memilki keterangan gambar yang dapat membantu kami mengidentifikasi citra tersebut. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek melalui citra inderaja. Citra ini berguna dalam praktikum yakni untuk mengidentifikasi ketinggian kota yang ada di provinsi gorontalo. Pada citra ini mendelineasi hasil citra quickbird, dan membuat peta hasil intrepretasi Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ). Obyek yang ada pada citra ini harus sesuai dengan keadaan di lapangan. Bahkan kita juga perlu turun langsung dilapangan untuk mengetahui langsung apakah yang kita amati ini ada di lapangan atau tidak. Ada tiga pokok yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi, yaitu deteksi, identifikasi dan analisis. Deteksi citra merupakan pengamatan tentang adanya suatu objek, misalkan pendeteksian objek disebuah daerah dekat perairan. Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Sedangkan analisis penentuan ada atau tidaknya suatu objek pada citra. Setelah dilakukan langkah pertama, lalu kami meletakkannya di atas peta tersebut untuk di buat interpretasi. Sebelumnya kami mengidentifikasi peta tersebut. Setelah melakukan deteksi langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi atau kegiatan mencirikan masing-masing obyek dengan memberi keterangan yang cukup pada setiap obyek untuk dapat membedakan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memahami obyek. Keterangan yang kami berikan pada setiap obyek adalah dengan memberikan warna yang berbeda pada setiap obyek ketika menggambar. Seperti sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui objek apa saja yang ada dalam citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) tersebut.
  • 12. Setelah mengidentifikasi objek-objek tersebut yang ada pada citra ini, kami mendelineasi hasil dari citra ini tersebut untuk mendapatkan hasil akhir yang sempurna. Kegiatan ini merupakan tahap lanjut yang dilakukan untuk menggambarkan objek-objek tersebut yang ada dalam citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ), yakni dengan cara menggambar objek-objek atau daerah yang ada pada citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) di atas plastik bening yang telah di potong dengan ukuran A3. Plastik ini diletakkan di atas peta interpretasi citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) untuk di gambar. Objek-objek yang telah diamati dan telah diidentifikasi ini kemudian di interpretasi di atas plastik bening tersebut dengan menggunakan spidol OHP. Adapun fungsi dari spidol OHP ini adalah untuk menggambar objek atau daerah yang ada pada citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) , serta untuk membedakan objek yang satu dan yang lainnya, sebab spidol ini memilki warna yang sesuai dengan objek-objek yang telah ditentukan. Objek ataupun gambar yang ada dalam dalam citra di beri warna yang telah ditentukan. Pemberian warna ini untuk memudahkan dalam hal pengamatan dan pengklasifikasian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi yang telah dilakukan. Dari hasil pengamatan dan identifikasi yang telah dilakukan, Obyek-obyek yang kami peroleh dari hasil pengamatan di antaranya yaitu:  Permukaan daratan dengan ketinggian 0-200 meter merupakan daerah dataran rendah yang memilki warna biru tua,  Permukaan yang memilki ketinggian 200-300 meter merupakan daerah yang bergelombang atau permukaan yang tidak rata dan berwarna biru muda.  Perbukitan dengan ketinggian 500-1000 meter merupakan daerah yang tinggi dan berwarna hijau,  Pegunungan dengan ketinggian 1000-1500 meter merupakan daerah yang paling tinggi di bandingkan dengan perbukitan, dan kami memberi warna kuning, namun puncak pegunungan kami memberi warna orange, di sini kami hanya ingin membedakan pegunungan dengan puncak pegunungan.
  • 13. Untuk hasil pengamatan Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission ) ini kami mengkopi plastik transparan tadi di kertas A3, untuk hasil akhir pengamatan kami. Setelah kami mengkopinya, selanjutnya kami memberi warna pada masing-masing objek yang telah di identifikasi sebelumnya, yaitu :  Dataran rendah (dengan ketinggian 0-200 m) berwarna biru tua,  Permukaan yang bergelombang (dengan ketinggian 200-300m ) berwarna biru muda,  Permukaan yang berbukit (dengan ketinggian 500-1000m) berwarna hijau,dan  Pegunungan ( dengan ketinggian 1000-1500m) berwarna kuning. Dari penjelasan yang telah di jelaskan sebelumnya, ini merupakan hasil akhir dari pengamatan yang kami lakukan. Karena kami memerlukan hasil yang baik.
  • 14. 8. Kesimpulan Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur interpretasi yang terdiri dari antara lain: Rona dan warna, Bentuk,Ukuran, Tekstur, Pola, Bayangan, Situs dan Asosiasi. Sesuai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :  Pada awal praktikum kami menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada saat praktikum. Alat dan bahan ini antara lain adalah Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission), Plastik Trasparan,Spidol OHP, Penggaris, Gunting, Alkohol, dan Kapas.  Setelah itu kami mengamati objek-objek yang ada pada citra tersebut secara cermat, dan mengidentifikasikan seluruh objek pada citra secara detail,Obyek-obyek yang kami amati adalah ketinggian masing-masing daerah yang ada di daerah gorontalo.  Langkah kami berikutnya meletakan plastik bening yang berukuran A3 di atas peta Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission), dan menggambarnya setelah itu kami memberi warna sesuai dengan obyek yang telah ditentukan menggunakan spidol OHP.  Dan selanjutnya pemberian warna di kertas A3 dari hasil kopian citra di plastik transparan. Hal ini memudahkan kami dalam hal pengamatan dan pengklasifikasian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi yang telah dilakukan. Warna yang akan digunakan untuk mewarnai peta hasil interpretasi Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topographi Mission) yaitu sebagai berikut:  Dataran rendah (dengan ketinggian 0-200 m) berwarna biru tua,  Permukaan yang bergelombang (dengan ketinggian 200-300m ) berwarna biru muda,  Permukaan yang berbukit (dengan ketinggian 500-1000m) berwarna hijau,dan  Pegunungan ( dengan ketinggian 1000-1500m) berwarna kuning.
  • 15. Daftar Pustaka Anonim, 2007, interpretasi-citra-pengindraan-jauh :http://mbojo.wordpress.com/22 juni 2010 Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah Mada University Press. Jogyakarta Nawir Sune dkk, 2010. Modul Praktikum Penginderaan Jauh. Progam Studi Geografi, Jurusan Fisika, fakultas Mipa: UNG Purnomo, Dony, 2009,unsur-unsur-iterpretasi-penginderaan jauh/http://masdony.wordpress.com 22 jui 2010 Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh; Jilid 1. Gajah Mada University Press. Jogyakarta