SlideShare a Scribd company logo
1 of 391
Download to read offline
Seni Musik
SENI MUSIK KLASIK




                         Klasik
                         Moh. Muttaqin
                         Kustap
untuk SMK




                         untuk
                         Sekolah Menengah Kejuruan
Moh. Muttaqin | Kustap




                              Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
                              Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
                              Departemen Pendidikan Nasional
MUSIK KLASIK:
Pengantar Musikologi Untuk SMK




Penulis:
Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum.
Kustap, S.Sn., M.Sn.




Editor
Drs. Hari Martopo, M.Sn.




DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK
2008
MUSIK KLASIK:
Pengantar Musikologi Untuk SMK
Penulis:
Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum.
Kustap, S.Sn., M.Sn.


Editor
Drs. Hari Martopo, M.Sn.




410

HAR   HARININGSIH, Dwi

 m            Musik Klasik: Pengantar Musikologi untuk SMK oleh Drs. Moh.
      Muttaqin, M.Hum., Kustap, S.Sn., M.Sn. ---- Jakarta:Pusat Perbukuan,
      Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

         vi. 136 hlm.: ilus.: 30 cm.

         Bibliografi : hlm.129



DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK
2008
PENGANTAR PENULIS


      Perkembangan musik khususnya pada dunia pendidikan musik di
Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal
ini bisa dipahami karena musik nampaknya telah menjadi kebutuhan
umum sehari-hari. Keadaan demikian harus diimbangi dengan berbagai
usaha yang dapat mengarahkan pertumbuhan tersebut ke suatu tujuan
yang lebih baik.

     Banyaknya peminat musik dan tersedianya fasilitas saja tidak akan
menjamin tumbuhnya musik dengan baik. Juga demikian halnya dengan
banyaknya sekolah dan murid yang beramai-ramai mempelajari musik
harus diikuti bukan saja dengan kesiapan guru dan adanya metodologi
pembelajaran yang baik, tetapi juga dengan kelengkapan buku pelajaran
yang memadai sebagai acuan pengetahuan musik. Harus diakui bahwa
buku demikian masih sangat langka dalam dunia pendidikan musik kita.

      Seiring dengan kondisi tersebut serta dengan maksud turut
melengkapi bahan bacaan yang masih sangat terbatas di bidang musik,
buku Musik Klasik untuk SMK - ini ditulis. Namun begitu, sebagai buku
pertama dalam bidang ilmu musik yang baru diterbitkan di Indonesia,
tentu saja tidak terlepas dari berbagai kesulitan baik di dalam merumus-
kan bab maupun sub-sub bab di dalamnya yang sesuai untuk para siswa
SMK. Ini bisa dimaklumi oleh karena masih sangat jarangnya atau bahkan
mungkin bisa dikatakan belum adanya buku-buku yang secara khusus
membahas musik klasik secara komprehensif untuk para siswa SMK.

     Di dalam buku ini disusun materi secara komprehensif dan saling
berkaitan antara bab yang satu dengan bab lainnya. Hal ini dimaksudkan
agar para siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
komprehensif tentang musik Klasik sehingga bisa memberi manfaat
kepada para siswa baik ketika masih sebagai pelajar maupun setelah lulus.

     Akhirnya, kami berharap semoga buku ini dapat memberi manfaat
dalam membantu para guru dan siswa SMK dalam belajar musik. Saran
dan masukan untuk kesempurnaan buku ini senantiasa kami harapkan.

                                              Jakarta,              2008




                                   ii
PENGANTAR
DIREKTUR PEMBINAAN SMK




          iii
DAFTAR TIM PENYUSUN


No.             Nama                     Institusi   Bidang Keahlian


1.    Drs. Moh. Muttaqin,M.Hum.   Universitas        Gitar dan Teori
                                  Negeri Semarang    Musik


2.    Kustap, S,Sn.,M.Sn.         ISI Yogyakarta     Musikologi dan
                                                     Sejarah Musik




                                    iv
DAFTAR ISI



PENGANTAR PENULIS                                     ii
PENGANTAR DIREKTUR SMK                               iii
DAFTAR TIM PENYUSUN                                  iv
DAFTAR ISI                                            v
DAFTAR ILUSTRASI                                      x
DAFTAR TABEL                                         xv
LEMBAR PENGESAHAN                                   xvi
DAFTAR ISTILAH                                     xvii
PETA KOMPETENSI                                    xxii

 BAB 1 PRELUDE                                        1

 BAB 2 BIDANG KEAHLIAN MUSIK KLASIK                   7

 BAB 3 PENGERTIAN MUSIK                              15
         3.1. Pengertian Musik                       15
         3.2. Manfaat Musik                          17
         3.3. Fungsi Musik dalam Masyarakat          21
         3.4. Musik Klasik dan Proses Sosial         25
         3.5. Musik Klasik dan Ekspresi Artistik     26

 BAB 4 ELEMEN-ELEMEN DASAR MUSIK                     29
          4.1. Bunyi dan Nada                        29
          4.2. Melodi                                30
          4.3. Ritme dan Tempo                       31
          4.4. Harmoni dan Kontrapung                33
          4.5. Bentuk Musik                          35

 BAB 5 NILAI NADA DAN TANDA ISTIRAHAT                39
          5.1. Bentuk Nada                           39
          5.2. Nilai Nada                            41
          5.3. Tanda Irama                           43

 BAB 6 GARIS PARANADA                               47

 BAB 7 TANGGANADA                                    53
         7.1. Tangganada Mayor                       53
         7.2. Tangganada Minor                       56


                              v
7.3. Tangganada Lain                        58
              7.4. Kunci                                  59

  BAB 8    TEMPO DAN TANDA-TANDA EKSPRESI                 65
             8.1. Tempo                                   65
             8.2. Dinamika                                67
             8.3. Tanda Ekspresi                          70
                                                          71
             8.4. Timbre/ Warna Suara


 BAB 9    INTERVAL                                        75
              9.1.   Pengertian                           75
              9.2.   Penamaan Interval                    75
              9.3.   Kualitas Interval                    76
              9.4.   Interval Konsonan                    77
              9.5. Interval Disonan                       78
              9.6. Perubahan Kualtias Interval Disonan    79
              9.7. Interval Enharmonis                    80

BAB 10    AKOR DAN ARPEGIO                                83
             10.1. Trisuara                               83
             10.2. Tingkatan Trisuara                     84
             10.3. Akor Augmented dan Diminished          85
             10.4. Arpegio                                89


BAB 11    TINJAUAN SEJARAH MUSIK                          93
             11.1. Era Kuno (Antiquity – 500)             93
             11.2. Era Abad Pertengahan (Medieval Era)   96
                   (600-1450)
             11.3. Era Renesan (1450-1600)                98
             11.4. Era Barok (1600 – 1750)                99
             11.5. Era Klasik (1750-1820)                100
             11.6. Era Romantik (1820-1800)              102
             11.7. Era Kontemporer (1900 s/d sekarang)   103

BAB 12    PARA KOMPOSER ABAD PERTENGAHAN                 107
          HINGGA BAROK
             12.1. Era Abad Pertengahan (600-1450)       107
             12.2. Era Renaisans (1450-1600)             109


                                   vi
12.3. Era Barok (1600 – 1750)            112

BAB 13   PARA KOMPOSER ERA KLASIK                     121

BAB 14   PARA KOMPOSER JAMAN ROMANTIK                 127
         (1820-1900)

BAB 15   KOMPOSER ERA KONTEMPORER (1900-              155
         SEKARANG)

BAB 16   SOLFEGIO                                     175
           16.1. Pengertian Solfegio                  175
           16.2. Fungsi Solfegio                      175
           16.3. Kedudukan Solfegio                   176
           16.4. Lingkup Bahasan Solfegio             177
           16.5. Metode Pengetesan Solfegio           178
           16.6. Bahan Latihan dan Ujian Solfegio     178

BAB 17    GRAMATIKA MELODI DAN BENTUK-                183
          BENTUK DASAR
            17.1. Frase                               183
            17.2. Frase Ireguler                      186
            17.3. Bentuk Kalimat (periode)            188

BAB 18   BENTUK-BENTUK LAGU DASAR                     191
            18.1. Elemen-elemen Dasar                 191
            18.2. Bentuk Lagu Dua-Bagian              195
            18.3. Bentuk Lagu Tiga Bagian             197

BAB 19   SONATA: BENTUK KHAS MUSIK KLASIK             199
            19.1. Latar Belakang Historis Sonata      199
            19.2. Evolusi sonata                      203
            19.3. Asal Mula Sruktural Bentuk Sonata   204
                  Allegro
            19.4. Garis Besar Bentuk Sonata           207
            19.5. Bentuk Sonatine                     214

BAB 20   ORKESTRA                                     217
            20.1. Tinjauan Singkat Sejarah Orkestra   217
            20.2. Formasi Instrumen dalam Orkestra    223
            20.3. Kondaktor                           228
            20.4. Bentuk-bentuk Musik Orkestra        237



                                  vii
BAB 21   SEKSI GESEK                                 247
            21.1. Biola                              247
            21.2. Biola Alto                         256
            21.3. Cello dan Contra Bass              262

BAB 22   PENGANTAR PENGETAHUAN CELLO                 265
            22.1. Penyeteman dan Jangkauan Nada      267
            22.2. Bagian Bridge dengan sebuah Mute   270
            22.3. Fitur-fitur Bagian Dalam           270
            22.4. Perekat                            271
            22.5. Busur Cello                        271
            22.6. Perkembangan Cello                 272
            22.7. Dimensi Instrumen Cello            273
             22.8. Assesoris                         274

BAB 23   BIDANG KETERAMPILAN CELLO                   277
            23.1. Teknik Bermain Cello               277
            23.2. Penggunaan Cello                   283
            23.3. Tuntutan Kompetensi                287
            23.4. Tuntutan Kompetensi                299

BAB 24   SEKSI PERKUSI                               305
            24.1. Peran dan Fungsi Perkusi dalam     305
                  Orkestrta
            24.2. Klasifikasi Seksi Perkusi          306

BAB 25   SEKSI TIUP                                  315
            25.1. Seksi Tiup Kayu                    315
            25.2. Seksi Tiup Logam                   326

BAB 26   TROMBONE                                    331
            26.1. Standar Kompetensi Keterampilan    332
                  Trombone

BAB 27   TROMPET                                     347
            27.1. Sejarah Trompet Primitif dan Non   347
                  Barat
            27.2. Karakteristik Umum                 349
            27.3. Ciri Khas Trompert                 350
            27.4. Jenis –jenis Trompet               351
            27.5. Teknik Permainan Trompet           355


                                viii
DAFTAR ILUSTRASI


BAB 4
Ilustrasi   4.1. Susunan Tangga Nada Mayor                       30
Ilustrasi   4.2. Susunan tangga nada Minor Asli dari “A”.        30
Ilustrasi   4.3. Contoh letak petunjuk tempo (Allegro Vivace)    31
                 dan tanda irama 2/4 pada Sonata Beethoven
                 (Serie 16; Np. 139)
Ilustrasi   4.4. Irama “common time” ditandai dengan tanda       32
                 “C” pada permulaan lagu untuk solo gitar.
Ilustrasi   4.5. ”Fugue” dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV   34
                 998 (J.S. Bach)
Ilustrasi   4.6. ”Fugue” dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV   35
                 998 (J.S. Bach)
BAB 5
            5.1. Unsur-unsur Bentuk Nada
Ilustrasi                                                        40
            5.2. Bentuk tanda nada dan istirahat ”breve”
Ilustrasi                                                        41
Ilustrasi   5.3. ”Pizza” perbandingan nilai nada                 42
Ilustrasi   5.4. Perbandingan nilai nada berdasarkan             42
                 jumlahnya.
BAB 6
Ilustrasi   6.1. Paranada, birama, garis birama dan garis        48
                 bantu
Ilustrasi   6.2. Posisi nada-nada dalam paranada                 49
Ilustrasi   6.3. Posisi nada C berdasarkan kunci (clef)          49

BAB 7
Ilustrasi   7.1.   Tangga nada C mayor                           54
Ilustrasi   7.2.   Daftar tangga nada Mayor berkres              54
Ilustrasi   7.3    Daftar tangga nada bermol                     55
Ilustrasi   7.4.   Tangga nada A minor asli/ natural             56
Ilustrasi   7.5.   Tangga nada A minor harmonis                  57
Ilustrasi   7.6.   Tangga nada A minor melodis                   58
Ilustrasi   7.7.   Tangga nada Kromatis                          58
Ilustrasi   7.8.   Tangga nada Whole-Tone                        59

BAB 9
Ilustrasi  9.1. Nama-nama Interval di atas Tonika                76
                Tangganada Mayor
Ilustrasi 9.2. Interval-interval Murni                           77
Ilustrasi 9.3. Perubahan kualitas dari Murni ke Berlebih         77


                                       x
Ilustrasi   9.4.   Perubahan dari interval Murni ke Menyempit   78
Ilustrasi   9.5.   Interval-interval mayor                      78
Ilustrasi   9.6.   Interval-interval mayor                      79
Ilustrasi   9.7.   Perubahan pada interval Terts Mayor          79
Ilustrasi   9.8.   Perubahan pada interval Terts Minor          80
Ilustrasi   9.9.   Fenomena enharmonis pada interval Oktaf      80
                   dan Septim
BAB 10
Ilustrasi 10.1. Susunan trinada di atas tangga nada C mayor      84
Ilustrasi 10.2. Trinada C augmented.                             86
Ilustrasi 10.3. Susunan trinada di atas tangga nada A minor      86
                harmonis
Ilustrasi 10.4. Trisuara C diminished.                           87
Ilustrasi 10.5. Dominant 7th pada tangga nada C mayor            87
Ilustrasi 10.6. Dominat 7th pada tangga nada A minor             88
Ilustrasi 10.7. Trinada pembalikan                               89
Ilustrasi 10.8. Latihan arpegio untuk piano                      90

BAB 11
Ilustrasi 11.1. Lukisan pada kuburan Mesir di Thebes yang        95
                menunjukkan alat-alat musik harpa, lute, oboe
                ganda, dan lyra.
Ilustrasi 11.2. Syair Guido d’Arezzo sebagai dasar Solfegio      96
Ilustrasi 11.3. Keterangan gambar menurut arah jarum jam         97
                dari kiri atas: (1) Trouveres terakhir dan
                terbesar, Adam de la Halle, dari Arras(1288);
                (2) Tannhaüser dalam pakaian Ksatrio Orde
                Jerman, tampil dalam Kontes Menyanyi di
                Wartburg; (3) Henrich Frauenlob, salah
                seorang pendiri Meistersingers, tampak di
                antara para musisi; (4) Pommers (sebuah
                instrumen reed ganda) dan beberapa trompet,
                dari iluminasi koleksi Richenthal Chronicle.

BAB 12
Ilustrasi 12.1. Dua Tokoh Musik Abad Pertengahan                108
Ilustrasi 12.2. Para Tokoh Musik Jaman Renaisans                111
Ilustrasi 12.3. Para Tokoh Musik Jaman Barok                    118

BAB 13
Ilustrasi 13.1. Para Tokoh Musik Jaman Klasik                   125
BAB 14
Ilustrasi 14.1. Para Tokoh Musik Jaman Romantik                 131
Ilustrasi 14.2. Para Tokoh Musik Jaman Romantik                 138


                                      xi
Ilustrasi 14.3. Para Tokoh Musik Jaman Romantik               150

BAB 15
Ilustrasi 15.1. Para Tokoh Musik Era Kontemporer              158
Ilustrasi 15.2. Para Tokoh Musik Era Kontemporer              166
Ilustrasi 15.3. Para Tokoh Musik Era Kontemporer              170

BAB 16
Ilustrasi 16.1. Perbandingan Tingkat Ketrampilan Instrumen    176

BAB 17
Ilustrasi   17.1.   Frase Tunggal Berbirama Empat             184
Ilustrasi   17.2.   Contoh frase lengkap                      184
Ilustrasi   17.3.   Kadens setengah di akhir frase            185
Ilustrasi   17.4.   Hubungan sebuah frase dalam kesatuan      185
                    periode
Ilustrasi 17.5.     Frase yang terdiri dari satu birama       187
Ilustrasi 17.6.     Frase berbirama tiga                      187
Ilustrasi 17.7.     Struktur dasar bentuk periode             189
Ilustrasi 17.8.     Bentuk kalimat/ periode                   189
Ilustrasi 17.9.     Periode parallel                          189
Ilustrasi 17.10.    Contoh periode kontras                    190

BAB 18
Ilustrasi 18.1. Formula pembentukan periode                   195
Ilustrasi 18.2. Melodi yang tersusun dari bentuk lagu dua     196
                bagian
Ilustrasi 18.3. Bahan baku Part III pada bentuk lagu tiga     197
                bagian
Ilustrasi 18.4. Pengulangan pada bentuk lagu tiga bagian      197

BAB 19
Ilustrasi 19.1. Legrenzi, Sonata Quarta, Op. 10               201
Ilustrasi 19.2. Area-area tonal yang berbeda dan tema-tema    204
                 yang kontras
Ilustrasi 19.3. Caldara: Trio Sonate G-moll                   206
Ilustrasi 19.4. Bagan bentuk Sonata-Allegro                   208
Ilustrasi 19.5. Skema analisis Fountaiin (1967) pada Sonata   209
                 Beethoven, Op. 10, No. 3
Ilustrasi 19. 6 Diabelli, Sonatine IV                         213
Ilustrasi 19. 7. Skema Umum Sonatatine                        215

BAB 20
Ilustrasi 20. 1. Pertunjukan Musik Orkestra                   224
Ilustrasi 20. 2. Pertunjukan Musik Orkestra                   229

                                      xii
Ilustrasi 20. 3. Kondakter Lorin Maazel                       232
Ilustrasi 20. 4. Leonard Bernstein                            234
Ilustrasi 20. 5. Zubin Mehta                                  236

BAB 21
Ilustrasi 21. 1.      Biola dan tongkat penggeseknya          248
Ilustrasi 21. 2.    Pemain biola dunia, Yehudi Menuhin        249
Ilustrasi 21. 3.    Anatomi instrumen Biola                   251
Ilustrasi 21. 4.    Bagian-bagian biola                       252
Ilustrasi 21. 5.    Nada-nada Biola pada Posisi Dawai Lepas   253
Ilustrasi 21. 6.    Wilayah Nada Instrumen Biola              254
Ilustrasi 21. 7.    Biola Alto                                256
Ilustrasi 21. 8.    Wilayah Nada Instrumen Biola Alto         257
Ilustrasi 21. 9.    Tuning Peg (pasak penala) Biola Alto      258
Ilustrasi 21.10.    Posisi Bermain Bass                       263
Ilustrasi 21.11.    Wilayah Nada Instrumen Contra Bas         264

BAB 22
Ilustrasi 22.1. Gambar instrumen Cello dilihat dari depan     266
Ilustrasi 22.2. Wilayah Nada Cello                            267
Ilustrasi 22.3 Dawai – dawai Cello dalam Posisi Lepas         268

BAB 23
Ilustrasi 23.1. Seorang Pemain Cello (Cellist)                278
Ilustrasi 23.2. Cellistt Julian Lloyd Webber (kiri) dan       285
                Mstislav Rostrpovich.

Ilustrasi   23.4.
                Cara memainkan tangganada                     289
Ilustrasi   23.5.
                Bentuk dasar permainan arpegio                289
Ilustrasi   23.6.
                Ritmis yang gunakan tangganada                292
Ilustrasi   23.7.
                Arpegio dengan tiga nada dalam sekali         294
                gesekan
Ilustrasi 23.8. Sistem bowing untuk tangganada G              296
Ilustrasi 23.9. Konten muatan teknis Standar Kompetensi       300
                dan Kompetensi dasar instrumen Cello

BAB 24
Ilustrasi   24.1.   Timpani                                   306
Ilustrasi   24.2.   Sticks and mallets                        307
Ilustrasi   24.3.   Perangkat lengkap Timpani                 307
Ilustrasi   24.4.   Timpani dari arah belakang kursi pemain   308
Ilustrasi   24.5.   Bass Drum                                 308
Ilustrasi   24.6.   Keluarga drum set                         309
Ilustrasi   24.7.   Tamburin dan Kastanet                     310
Ilustrasi   24.8.   Perkusi dengan efek hentakan berdesing    310
Ilustrasi   24.9.   Marimba                                   311


                                       xiii
Ilustrasi 24.10. Perkusi bernada paling sederhana               312
Ilustrasi 24.11. Xylophone                                      312
Ilustrasi 24.12. Vibraphone                                     313

BAB 25
Ilustrasi   25.1.    Wilayah Nada Instrumen Flute               315
Ilustrasi   25.2.    Flute                                      316
Ilustrasi   25. 3.   Oboe                                       317
Ilustrasi   25.4.    Wilayah nada instrumen oboe                318
Ilustrasi   25.5.    Bagian-bagian Cor Anglais                  319
Ilustrasi   25.6.    Clarinet dan Bagian-bagiannya              320
Ilustrasi   25.7.    Wilayah Nada Instrumen Klarinet in Bes     321
Ilustrasi   25.8.    Macam-maca Clarinet                        322
Ilustrasi   25.9.    Wilayah Nada Instrumen Bassoon             324
Ilustrasi   25.10.   Bagian-bagian basson                       325
Ilustrasi   25.11.   Horn                                       326
Ilustrasi   25.12.   Wilayah Nada Instrumen Horn                327
Ilustrasi   25.13.   Bagian-bagian Tuba                         328
Ilustrasi   25.14.   Wilayah Nada InstrumenTuba                 329

BAB 26
Ilustrasi 26.1. Wilayah nada Trombone                           331
Ilustrasi 26.2. Trombon dan Bagiannya                           332

BAB 27
Ilustrasi 27.1. Moche Trompet. 300 A.D. Koleksi Museum          348
                Larco, Lima, Peru.
Ilustrasi 27.2. Tiruan Trompet Jaman Barok oleh Michael         349
                Laird
Ilustrasi 27.3. Tiruan Trompet Jaman Barok oleh Michael         350
                Laird
Ilustrasi 27.4. Ambitus nada Trompet                            351
Ilustrasi 27.5. Trompet-Piccolo in Bes, dengan pipa pengantar   352
                untuk menala ke Bes (pendek) dan ke A
                (panjang)
Ilustrasi 27.6. Trompet in C dengan katup-katup memutar         353
Ilustrasi 27.7. Penampilan Seorang Pemain Trompet dalam         356
                Pentas Bersama Band AAU Amerika di Eropa
Ilustrasi 27.8. Beberapa Latihan Dasar                          356




                                        xiv
DAFTAR TABEL

                                                 Halaman
Tabel
 5.1.   Bentuk, Nama, Nilai not dan Tanda Diam        40
 5.2.   Jenis-jenis Tanda Irama Reguler               43
 7.1.   Kunci dasar dan Tanda Kunci                   60
19.1.   Evolusi Sonata                               203




                                 xv
DAFTAR ISTILAH


      Aksidental Tanda-tanda untuk menaikkan (kres) atau menu-
                 runkan (mol) nada, dan natural untuk mengem-
                 balikan nada-nada aksidental.
     Aransemen Susunan iringan baru yang diterapkan pada
               sebuah melodi.
         Atonal Sitem musik non tonal.
  Basso continuo Permainan bas yang berkelanjutan yang mendasari
                 permainan musik Barok.
         Bentuk Desain suatu karya musik.
         Birama Petak-petak yang dibatasi oleh garis-garis vertikal
                pada garis paranada.
          Breve Durasi dua kali nada penuh.
          Coda Bagian akhir atau penutup karya musik
     Compound Gabungan; biasanya berhubungan dengan jenis
              irama, sebagai lawan dari bersahaja (simple)
       Crotchet Durasi seperempat.
Demi semi quaver Durasi seperenambelas.
    Development Bagian tengah dari bentuk sonata.
       Diatonik Sistem tujuh nada.
       Dinamik Ekspresi yang berkaitan dengan
       Dominan Nada atau akor ke lima dalam tangga nada minor
               atau mayor.
         Duple Irama dua ketukan
       Eksposisi Bagian pertama pada bentuk sonata.
       Ensambel Permainan musik secara bersama-sama dengan
                jumlah pemain tidak ditentukan
         Epilog Bagian akhir suatu komposisi. Istilah ini biasa
                digunakan dalam musik Romantik atau Modern
          Figur Unit frase terkecil



                               xvi
Frase Unit frase empat birama
Fundamental Dasar-dasar pengetahuan atau ketrampilan musik
    Harmoni Aransemen pengiring suatu melodi dalam susun-
            an horizontal berupa rangkaian akor-akor.
  Homofonik Tekstur musikal       yang   menggunakan     sistem
            harmoni
     Interval Jarak dari nada ke nada yang dihitung dari nada
              terrendah sebagai hitungan pertama.
      Irama Susunan aksen dengan hitungan yang teratur pada
            suatu denyut yang stabil.
   Komposisi Hasil karya musik.
  Kondaktor Pemimpin suatu kelompok paduan suara atau
            orkestra.
      Konser Pertunjukan musik tanpa pengecualian jumlah
             pemeran utama.
    Konserto Komposisi orkestra yang melibatkan seorang solis
             sebagai penyeimbang peran orkestra
 Kontrapung Teknik penulisan aransemen dengan mengguna-
            kan alur-alur melodi secara horizontal sebagai
            pengiring.
  Kunci/ clef Adalah simbol di awal paranada yang menentu-
              kan identitas setiap garis dan spasi
      Mayor Biasa digunakan untuk akor atau tangga nada
            untuk membedakan dari jenis yang minor.
  Melismatis Teknik menyanyikan sebuah kata dengan bebera-
             pa nada berbeda.
      Minor Jenis tangga nada atau akor yang merupakan
            pasangan dari jenis-jenis mayor.
   Modulasi Perpindahan nada dasar di tengah-tengah lagu.
  Monofonik Tekstur musik yang hanya terdiri dari satu alur
            melodi.
Musik Kamar Bentuk permainan ensambel yang tertentu jumlah
            pemainnya, seperti duet, trio, kuartet, quintet, dan
            sekstet.



                           xvii
Musik Klasik Musik seni yang biasa disebut sebagai musik
             seriosa, sebagai lawan dari musik hiburan.
 Musik Seni Musik yang biasa disebut Art music dalam bahasa
            Inggris.
  Not balok Sistem penulisan umum nada-nada dalam musik
            klasik.
      Oktaf Pengulangan nada yang sama pada tingkat
            ketinggian yang berbeda.
     Opera Seni pertunjukan musik yang melibatkan berbagai
           cabang seni lain seperti teater dan seni rupa.
   Orkestra Bentuk ensambel yang besar dan melibatkan
            hampir seluruh instrumen musik.
   Overture Adalah karya instrumental yang merupakan
            musik pembuka dalam suatu karya opera.
  Paranada Lima buah garis horizontal yang digunakan untuk
           menuliskan butir-butir notasi nada-nada.
 Pentatonik Sistem musik dengan lima nada
    Polifoni Tekstur alur banyak suara
    Prelude Pembukaan sebuah karya musik yang terdiri dari
            kumpulan karya-karya dengan satu topik (suite)
   Prinsipal Pimpinan pemain sekelompok instrumen dalam
             orkestra.
 Quadruple Irama dengan empat hitungan.
    Quaver Jenis nada atau tanda istirahat seperdelapan.
Rekapitulasi Kembalinya materi eksposisi setelah melalui
             bagian development dalam keadaan yang telah
             berubah, pada bentuk sonata.
    Resital Pertunjukan yang menampilkan peranan tunggal.
 Semi Frase Unit frase dua birama.
Semi quaver Jenis nada atau tanda istirahat seperenambelas.
  Semibreve Jenis nada atau tanda istirahat penuh.
  Semi-tone Jarak atau laras setengah nada yang terdapat di
            antara dua nada berurutan.



                         xviii
Seni Musik Jenis musik serius yang biasa disebut Musical arts
            dalam bahasa Inggris.
     Silabis Cara menyanyi nada-nada yang sejalan dengan
             kata-kata.
    Simfoni Karya standar orkestra.
   Solmisasi Sistem pengucapan nada-nada diatonik dalam
             menyanyi.
     Sonata Suaru bentuk standar dalam musik klasik yang
            tersusun dari eksposisi (pameran tema), develop-
            ment (pengembangan) dan rekapitulasi.
   Sonatine Sonata kecil.
Sub Dominan Di bawah dominan atau dominan bawah
Tanda Kunci Dalam bahasa Inggris disebut key signature (bukan
            clef) yang berarti tanda yang menunjukkan nada
            dasar suatu karya musik
Tangga nada Susunan nada-nada yang meningkat secara
            bertahap mulai dari Tonik hingga oktafnya.
     Tempo Tingkat kecepatan irama musiik.
 Teori musik Pengetahuan kognitif yang menyertai tingkat ke-
             trampilan instrumen musik.
    Titinada Tingkat ketinggian nada yang biasa disebut pitch,
             dalam bahasa Inggris.
      Tonal Sistem musik diatonik yang mendasarkan pe-
            ngembangan kreatifnya berdasarkan nada Atonik
            (nada pertama)
      Tonik Nada atau akor pertama dalam suatu sistem
            diatonik.
 Transkripsi Penyalinan ulang kepada instrumen yang
             berlainan, biasanya disertai dengan transposisi
             nada dasar.
 Transposisi Pemindahan nada dasar suatu karya musik
             sebagai konsekuensi transkripsi
    Trinada Susunan tiga nada di atas landasan suatu nada
            dalam tangga nada ,dengan dua interval terts
            (ketiga) dari nada ke nada.


                            xix
Triple Jenis irama tiga ketukan
Whole tone Sistem tangga nada yang berjarak penuh dari satu
           nada ke nada yang lain.




                         xx
PETA KOMPETENSI

    Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dikembangkan         sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan program          sekolah
berbasis pada kebutuhan dan kompetensi wilayah. Sehubungan   dengan
maksud tersebut, maka orientasi dari materi pembelajaran      adalah
mempersiapkan dunia kerja

Pengembangan Program Materi Pada Bidang Musik
   1. Musik Klasik
   2. Musik Non-Klasik


Kompetensi Musik Klasik:
  1. Pelaku Seni:
     1.1.   Pemain musik (vocal/instrument)
     1.2.   Komposer;
     1.3.   Arranger;

   2. Guide:
      Jasa Informasi

   3. Event Organizer :
      menyiapkan jasa penyelenggaraan pertunjukan




                                xxi
BAB 1
                             PRELUDE




 P
       relude adalah bagian pembuka suatu karya musik klasik.
       Terminologi ini populer dalam kehidupan musik abad ke-17,
       sebagai pembuka kumpulan jenis-jenis tarian tradisional di Eropa.
       Pada musik populer saat ini, musik umumnya didahului oleh
introduksi, diselingi interlude instrumental di tengah-tengah sebagai
jembatan pengulangan lagu, dan diakhiri dengan bagian akhir yang
disebut Coda yang secara literal berarti ekor. Walaupun termasuk genre
kuno, hingga saat ini beberapa komposer juga menggunakan istilah
tersebut yang walaupun dengan maksud yang berbeda,               namun
pengertian dasarnya sama yaitu pembuka. Dalam buku ini istilah
tersebut dipinjam sebagai pendahuluan dari buku ini.
     Jenis-jenis musik yang ada di seluruh dunia dapat dikelompokkan
dengan berbagai cara, di antaranya dapat dikelom-pokkan berdasarkan
kemiripan ciri-ciri umumnya (genre), fung-sinya, maupun geografi.
Secara geografi, musik dapat dibagi menjadi musik Barat yang mengacu
kepada negara-negara Eropa, dan musik Timur di wilayah Asia dan
Timur Tengah yang memiliki varian yang sangat banyak.
      Dari berbagai kemungkinan pengelompokan yang ada, tampaknya
secara umum musik yang ada di dunia dapat dikelompokkan kepada tiga
jenis yaitu musik tradisi, musik hiburan, dan musik serius yang
umumnya disebut orang sebagai musik klasik. Kreativitas pertunjukan
dan penciptaan musik tradisi dibatasi oleh norma-norma yang berlaku
pada suatu kebudayaan sehingga memiliki ciri lokal yang amat kental. Di
Indonesia, musik-musik tradisi dapat dikenali berdasarkan batasan
geografis dan etnisitasnya, misalnya, musik Minang, musik Batak, musik
Dayak, dan musik Jawa. Di Jawa dan Bali ada istilah khusus untuk
menyebut musik tradisi, yaitu yang dikenal dengan istilah karawitan.
Sekarang ada istilah untuk menyebut seluruh musik yang terdapat di
seluruh wilayah kepuluan Indonesia, termasuk karawitan, yaitu musik
Nusantara.
      Musik hiburan adalah musik yang paling populer di kalangan
masyarakat modern saat ini. Secara umum, kreativitas musik hiburan
dibatasi oleh selera masyarakat. Dari segi ekonomi, musik hiburan
merupakan salah satu bentuk industri. Keberhasilan pertunjukan musik
Prelude
2
    Bab 1



hiburan ditentukan oleh promosi penjualannya. Guna mencapai sukses
para manajer musik hiburan perlu memahami selera pasar yang sedang
berlaku. Karakteristik musik hiburan mengacu kepada sistem diatonik
yang berasal dari Barat sementara ciri-ciri lokal umumnya didominasi
oleh aspek bahasa. Walaupun demikian, pada lingkungan masyarakat
tradisional juga terdapat musik hiburan yang mengacu kepada idiom-
idiom musik tradisi.
      Pada umumnya musik hiburan didominasi oleh musik vokal dan
sedikit di antaranya dari jenis musik instrumental. Di antara beberapa
jenis musik hiburan ada juga yang memperhatikan aspek-aspek
kreativitas yang tinggi dan tidak tergantung dari musik vokal serta tidak
sepenuhnya mengikuti selera masyarakat. Di antara musik hiburan
tersebut dari jenis tersebut ialah musik jazz yang mengutamakan aspek
kreativitas dalam bentuk permainan improvisasi bagi seluruh pemain
instrumennya termasuk penyanyinya. Walaupun demikian kebebasan
mereka tetap berada dalam rambu-rambu tonalitas yang berlaku dalam
musik diatonik.
      Berbeda dengan musik tradisi dan musik hiburan, kreativitas musik
klasik pada masyarakat modern sama sekali tidak dibatasi baik oleh
tradisi maupun oleh kecenderungan yang berkembang di masyarakat.
Dengan kata lain, musik serius memiliki kebebasan artistik yang jauh
lebih luas dibandingkan dengan musik hiburan. Namun sebaliknya, di
samping kreativitas yang berkembang secara bebas, dalam beberapa
kasus musik klasik justru memanfaatkan idiom-idiom berbagai musik
populer, musik rakyat, bahkan tradisi berbagai kebudayaan guna
memperkaya karya-karyanya.
      Kebebasan artistik dalam serius bukan berarti tidak memilki aturan
melainkan didasarkan atas berbagai pertimbangan konsep-konsep
teoretik yang juga senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Hal
tersebut yang menyebabkan musik klasik senantiasa selalu berubah
selama berabad-abad. Sejak era Abad Pertengahan hingga saat ini varian
musik klasik sangat luas dan senantiasa berkembang. Perkembangan
musik klasik mulai dari penerapan sistem diatonik yang sederhana pada
abad pertengahan hingga mencapai kompleksitasnya di akhir era
Romantik. Bahkan sejak memasuki abad ke-20, sementara model sitem
tonalitas diatonik yang merupakan warisan era Klasik abad ke-18 dan
eksplorasi sistem tersebut sebagai warisan era Romantik era abad ke-19
hingga kini masih tetap diterapkan pada musik hiburan populer dan jazz,
Prelude   3
                                                              Bab I



musik klasik telah meninggalkan sistem tersebut dan terus
mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang paling mutakhir.
      Banyak orang mengira kalau musik klasik senantiasa menggunakan
media akustik. Aliran komposisi musik elektronik dalam musik klasik
telah dimulai lama sebelum ditemukannya synthesizer, dengan tape loops
dan alat musik elektronik analog di tahun 1950-an dan 1960-an. Para
komposer bahkan tidak mengandalkan perkembangan teknologi
melainkan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kreativitas mereka.
Para pelopor aliran musik elektronik tersebut antara lain John Cage,
Pierre Schaeffer, dan Karlheinz Stockhausen. Beberapa komposer musik
elektronik masa kini yang telah memberikan kontribusinya untuk
pengembangan musik klasik aliran kontemporer ialah Ton de Leuw dari
Belanda dan Jack Body dari New Zealand. Saat ini Indonesia sendiri
memiliki beberapa komposer yang menaruh perhatian terhadap musik
elektronik, di antaranya ialah Otto Shidarta dari Jakarta, dan Slamet
Raharjo dari Yogyakarta.
      Istilah musik klasik umumnya lebih dikenal luas sebagai musik
serius. Walaupun demikian, secara khusus dalam diskusi
etnomusikologi, istilah musik klasik tidak hanya merujuk pada musik
klasik Eropa saja, melainkan juga pada musik-musik di Asia dan Timur
seperti misalnya musik klasik Persia, India, Tiongkok, dan lain-lain.
Dalam lingkup musikologi, penggunaan kata ‘klasik’ bisa mengandung
tiga makna. Yang pertama ialah berarti Musik Kuno, yaitu musik yang
berkembang pada era Yunani Kuno (masa Antiquity). Pengertian yang
kedua ialah musik pada era Klasik, yang didominasi oleh gaya Wina
pada abad ke-18 dengan tiga tokoh komposer yang terkenal yaitu Haydn,
Mozart, dan Beethoven. Ketiga, kata ‘klasik’ yang diterapkan pada musik
klasik pada saat ini ialah sebagai musik seni (art music); yang
pengertiannya berbeda dengan istilah seni musik atau musical arts. Yang
dimaksud klasik dalam konteks ini ialah lawan dari musik hiburan.
Secara khusus, di Indonesia ada istilah lagu seriosa untuk menamai
musik vokal yang intinya mirip dengan musik klasik pada umumnya.
Namun istilah tersebut umumnya lebih dipahami sebagai musik vokal
tunggal. Walaupun demikian musik klasik yang menjadi pokok
pembahasan dalam buku ini bukan hanya musik seriosa dalam
pengertian musik vokal namun meliputi segala bentuk pertunjukan yang
meliputi vokal dan instrumental.
Prelude
4
    Bab 1



      Pokok bahasan musik klasik sangat luas karena tidak melulu
membicarakan fenomena musikal yang terjadi di sekitar saat ini tapi juga
yang terjadi selama berabad-abad. Dengan demikian berbeda dengan
musik non klasik yang didasarkan atas fenomena musikal yang terjadi
saat ini atau masa kontemporer, dan tidak jauh dari sekitar abad ke-20.
Tidaklah mengherankan jika secara kuantitatif musik klasik tidak hanya
memiliki repertoar yang sangat luas namun juga literatur yang juga luas.
Keluasan cakupan pembahasan musik klasik yang menyangkut waktu
berabad-abad memungkinkannya untuk dilakukan pembahasan dengan
pendektan sejarah, baik secara diakronis melalui pendekatan kronologis,
yaitu dari tahun ke tahun secara bertahap, maupun secara sinkronis,
yaitu mengkaitkannya dengan aspek-aspek terkait di sekitar periode
yang dibahas.
      Guna memudahkan pemahaman terhadap musik klasik maka
seseorang perlu memahami aspek-aspek sejarah musik klasik yang
meliputi pengertian-pengertian dasar mengenai musik secara umum. Di
antara berbagai aspek tersebut meliputi sejarah proses kelahiran sistem
tonal berikut pengembangannya selama berad-abad hingga akhirnya
digantikan oleh sistem musikal yang lain. Namun karena terbatasnya
tempat maka buku ini tidak secara khusus membahas sejarah musik
klasik. Sehubungan dengan itu aspek-aspek sejarah hanya disinggung
secara singkat meliputi kronologi sejarah dan riwayat hidup beberapa
komponis musik klasik. Termasuk ke dalam pembahasan material musik
ialah dasar-dasar teori musik yang meliputi pemahaman berbagai aspek
musikal. Landasan teori musik ini diarahkan untuk memahami bentuk-
bentuk musik.


     •   Bacaan untuk pendalaman:
         Sumaryo LE. 1978. Komponis, Pemain Musik dan Publik. Jakarta:
            Pustaka Jaya.
         Sylado, Remy. 1983. Menuju Apresiasi Musik. Bandung: Penerbit
            Angkasa.
Prelude   5
                                                          Bab I



•   Latihan-latihan (Jawablah dan diskusikanlah!):
    1. Jelaskan pengertian Prelude dalam musik Klasik!
    2. Secara umum musik yang ada di seluruh dunia dapat
       dikelompokkan menjadi berapa macam? Sebutkan masing-
       masing beserta contohnya!
    3. Dalam konteks musik istilah ”klasik”          memiliki   tiga
       pengertian. Jelaskan masing-masing!
    4. Bagaimana perbandingan keluasan jangkauan pembahasan
       musik klasik dan musik non klasik (populer)?
    5. Menurut Anda, apakah yang dimaksud musik klasik itu?
BAB 2
            BIDANG KEAHLIAN MUSIK KLASIK




B
       idang keahlian seni musik klasik meliputi banyak hal namun
       secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua arus. Arus
       pertama berkaitan dengan kesenimanan musik dan arus kedua
       bidang keilmuan musik. Bidang kesenimanan dalam musik klasik
meliputi Komposisi atau penciptaan musik dan pertunjukan musik.
Bidang keahlian pertunjukan musik klasik di antaranya meliputi resitalis
(penampil solo instrumen atau vokal), instrumen pengiring (biasanya
piano), pemain orkestra, pemain ensambel, dan pemain musik kamar.
Kondakting atau keahlian memimpin orkestra termasuk ke dalam bidang
pertunjukan musik. Arus kedua yang membidangi keilmuan musik
meliputi bidang musikologi (termasuk etnomusiko-logi) dan transfer
keilmuan dan ketrampilan musik atau dikenal dengan pendidikan musik.

      Hingga kini, Indonesia telah mengelola pendidikan formal musik
hingga ke tingkat perguruan tinggi. Di perguruan tinggi Indonesia, kini
telah dikembangkan berbagai bidang baik bidang-bidang kesenimanan
maupun keilmuan hingga tingkat Magister (S2). Sebagai contoh ialah
program-program yang kini sedang dikembangkan oleh Jurusan Musik,
Fakultas Seni Pertunjukan, dan Program Pasca Sarjana di Institut Seni
Indonesia ialah bidang Musik Pertunjukan, Komposisi Musik,
Musikologi, dan Musik Pendidikan. Walaupun tampaknya belum ada
keselarasan yang menghubungkan sistem pendidikan musik di semua
jenjang pendidikan baik umum maupun kejuruan, kini upaya-upaya
tersebut tengah dilakukan oleh semua pihak yang terkait.

      Bidang kejuruan musik yang kini sedang menjadi perhatian
pemerintah kita ialah industri orkestra. Sehubungan dengan itu program-
program pendidikan sekolah kejuruan musik diarahkan agar dapat
mendukung perkembangan industri tersebut. Walaupun demikian
karena berbagai keterbatasan maka pendidikan ketrampilan instrumen
orkestra belum dapat terlayani secara menyeluruh.

     Instrumen-instrumen dalam orkestra terbagi ke dalam kelompok-
kelompok yaitu Tiup Kayu yang terdiri dari Flute, Oboe, Clarinet, dan
Bassoon. Kecuali flute, produksi suara instrumen-instrumen tiup kayu
Bidang Keahlian Musik Klasik
8
    Bab 2


dihasilkan oleh getaran potongan kayu tipis yang ditempelkan pada
ujung tempat meniup. Potongan kayu tersebut disebut reed. Ada yang
menggunakan reed ganda seperti Oboe, dan ada juga yang menggunakan
reed tunggal seperti saxophone. Tiup Logam yang terdiri dari Trompet,
Horn, Tuba, dan Trombone, menghasilkan suara yang keras melalui
suatu bulatan logam berlubang yang ditempelkan pada ujung tempat
meniup. Logam ini disebut sebagai mouth piece. Instrumen Gesek yang
terdiri dari Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass. Produksi suara
kelompok instrumen ini dihasilkkan dengan cara menggesekkan tongkat
berserabut yang disebut bow. Di samping itu instrumen-instrumen
penunjang orkestra lainnya ialah piano, harpa, dan perkusi.

      Walaupun hingga kini orkestra diyakini sebagai suatu formasi
standar dalam bisnis musik klasik yang menjanjikan, namun sesuai
dengan Standar Komkompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
bidang studi Seni Musik Klasik untuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), instrumen-instrumen orkestra yang akan dibahas hanya dibatasi
pada pembahasan solfegio, sebuah instrumen gesek yaitu Cello, dan tiga
buah instrumen tiup logam yaitu Trompet, Trombone dan Cornet.

      Buku teks pelajaran produktif ini didasarkan atas SK/KD
kelompok bidang kejuruan dan program keahlian seni musik klasik pada
Sekolah Menengah Kejuruan musik. Secara keseluruhan SK/KD bidang
ini dapat dikelompokkan kepada pembahasan lima instrumen yaitu: (1)
solfegio, (2) Instrumen Cello, (3) Instrumen Trombone, (4) Instrumen
Soprano Cornet, (5) Instrumen Horn, dan (6) Trompet.

      SK program keahlian yang pertama ialah mengidentifikasi solfegio
sementara KD-nya ialah menirukan, menuliskan, dan membaca: (1)
interval, (2) akord, (3) ritme, (4) melodi. Dari SK kedua hingga keenam
terpusat pada pelatihan instrumen Cello, dan dari SK ketujuh hingga
kesebelas pada instrumen trombone. Sementara itu dari SK keduabelas
hingga ketujubelas, masing-masing melibatkan tiga instrumen yaitu
Soprano Cornet, Horn, dan Trompet.

      Selain SK/KD pertama, yaitu SK kedua hingga ketujuhbelas,
tersusun dalam struktur dan kata kunci yang sama yaitu: “Menguasai
repertoar dalam daftar A, B, dan C” dan KD yang sama pula dengan kata
kunci “memainkan” aspek-aspek teknik permainan instrumen seperti
tangga nada, tangga nada kromatis, arpegio, dominan tujuh, diminis
tujuh, dan primavista/lagu pendek.
Bidang Keahlian Musik Klasik    9
                                                                 Bab 2


       Beberapa bagian dalam SK/KD program keahlian seni musik klasik
untuk SMK menyulitkan penyusunan materi buku teks ini karena
kalimat repetitif yang tidak jelas baik pada SK maupun KD. Secara
sepintas isi SK seperti sama antara satu dengan yang lainnya, namun jika
diteliti ternyata terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak terlalu mudah
dipahami. Kalimat “dalam daftar A, B, dan C” pada SK tidak spesifik dan
masih bersifat abstrak karena tidak ada pernyataan kategori repertoar
apakah yang terdapat pada daftar tersebut. Akan lebih spesifik dan
kongkrit jika kualitas kategori tersebut disebutkan, misalnya: Barok,
Klasik, dan Romantik; atau Etude, Polifonis, dan Modern.


                    PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK
           1.      SK:      Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                            (Tangga nada G, D, mayor [Satu Oktaf: naik
                            turun] C mayor [dua oktaf naik turun])
                            instrumen cello
                   KD:      1) Memainkan tangga nada
                            2) Memainkan arpegio
                            3) Memainkan primavista



      Kalimat di antara tanda kurung: “Kunci nada/ dalam kunci”
(kompetensi 3-11) dan “tangga nada” (kompetensi 2, 12-17) tampaknya
membatasi karakteristik kunci pada repertoar yang harus dimainkan
dalam daftar yang dimaksud. Namun penjelasan tersebut juga
membingungkan karena di dalamnya terdapat juga kalimat: “ tangga
nada … satu oktaf naik turun” (lihat SK ke-2). Menguasai repertoar tidak
bisa diartikan menguasai tangga nada.

      Seluruh KD untuk bidang keahlian ini hanya menyangkut aspek
teknik, kecuali primavista. Primavista adalah kemampuan membaca
repertoar sederhana secara spontan atau tanpa persiapan. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah sight reading. Dengan demikian berbeda
dengan latihan-latihan teknik yang meliputi tangga nada dan arpegio,
kalimat yang lebih tepat untuk bagian prima vista ialah “melakukan”
bukan “memainkan.”
Bidang Keahlian Musik Klasik
10
     Bab 2


      SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Cello ialah sebagai
berikut.

                       PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK
           2.       SK:       Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                              (Kunci nada: F, A, Bb mayor; D minor, C, G mayor)
                              instrumen cello
                    KD:       1) Memainkan tangga nada
                              2) Memainkan arpegio
                              3) Memainkan primavista

           3.       SK        Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                              (dalam kunci nada: A, Bb mayor; C, G minor; C,
                              D, F, G mayor; D minor) instrumen cello
                    KD        1) Memainkan tangga nada
                              2) Memainkan arpegio
                              3) Memainkan dominan tujuh
                              4) Memainkan primavista

           4.       SK        Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                              (dalam kunci nada: Es, F, G, A, Bb mayor; C, D, G
                              minor) instrumen cello
                    KD        1) Memainkan tangga nada
                              2) Memainkan tangga nada kromatik
                              3) Memainkan arpegio
                              4) Memainkan akor dominan tujuh
                              5) Memainkan lagu pendek secara primavista

           5.       SK        Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                              (dalam kunci nada: Eb, F, A, Ab, Bb mayor; C, D.
                              G, D minor) instrumen cello
                    KD        1) Memainkan tangga nada
                              2) Memainkan tangga nada kromatik
                              3) Memainkan arpegio
                              4) Memainkan akor dominan tujuh
                              5) Memainkan Diminis Tujuh
                              6) Memainkan primavista
Bidang Keahlian Musik Klasik   11
                                                             Bab 2


     SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Trombone adalah
sebagai berikut:

                PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK
        6.     SK     Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                      (dalam Kunci Bass: Bb mayor; C minor; Kunci G:
                      C mayor; D minor) instrumen Trombone
               KD     1) Memainkan tangga nada
                      2) Memainkan arpegio
                      3) Memainkan lagu pendek secara primavista

        7.     SK     Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                      (Kunci Bass: D, Eb mayor; D minor; Ab mayor; G
                      minor; Kunci G: E, F mayor; E minor; Bb mayor; A
                      minor) instrumen Trombone
               KD     1) Memainkan tangga nada
                      2) Memainkan tangga nada kromatik
                      3) Memainkan arpegio
                      4) Memainkan lagu pendek secara primavista

        8.     SK     Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                      (Kunci Bass: Db mayor; E minor, Ab, Bb mayor; G
                      minor; Kunci G: Eb mayor; F# minor, Bb, C
                      mayor; A minor) instrumen Trombone
               KD     1) Memainkan tangga nada
                      2) Memainkan tangga nada kromatik
                      3) Memainkan arpegio
                      4) Memainkan lagu pendek secara primavista

        9.     SK     Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                      (Kunci Bass: A mayor; C minor (interval
                      keduabelas) F, F#, G mayor; F, G minor [dua
                      oktaf]. Kunci G: B mayor; D minor [interval
                      keduabelas], G, Ab mayor; G, A minor [dua
                      oktaf]) instrumen Trombone
               KD     1) Memainkan tangga nada
                      2) Memainkan tangga nada kromatik
                      3) Memainkan arpegio
Bidang Keahlian Musik Klasik
12
     Bab 2


                               4) Memainkan lagu pendek secara primavista

            10.      SK        Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                               (Kunci Bass: Bb, C mayor; Bb, C# minor [interval
                               keduabelas], Ab mayor; F# minor [dua oktaf].
                               Kunci G: C, D mayor; C, Eb minor [interval
                               keduabelas] F#, Bb mayor; G minor [dua oktaf])
                               instrumen Trombone
                     KD        1) Memainkan tangga nada
                               2) Memainkan tangga nada kromatik
                               3) Memainkan arpegio
                               4) Memainkan lagu pendek secara primavista



     SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Soprano Cornet, Horn,
dan Trompet adalah sebagai berikut:

                       PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK
            11.      SK        Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C,
                               untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada
                               daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga
                               nada C mayor, A minor) instrumen trompet.
                     KD        1) Memainkan tangga nada
                               2) Memainkan arpegio
                               3) Memainkan lagu pendek secara primavista

            12.      SK        Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                               untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada
                               daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga
                               nada Bb, D mayor; A, D minor) instrumen
                               trompet.
                     KD        1) Memainkan tangga nada
                               2) Memainkan tangga nada kromatik
                               3) Memainkan arpegio
                               4) Memainkan lagu pendek secara primavista

            13.      SK        Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
                               untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada
Bidang Keahlian Musik Klasik   13
                                                Bab 2


           daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga
           nada Eb, E mayor; C, E minor; A mayor)
           instrumen trompet.
      KD   1) Memainkan tangga nada
           2) Memainkan tangga nada kromatik
           3) Memainkan arpegio
           4) Memainkan lagu pendek secara primavista

14.   SK   Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
           untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada
           daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga
           nada F mayor; F minor; Ab, Bb mayor; A, B
           minor) instrumen trompet.
      KD   1) Memainkan tangga nada
           2) Memainkan tangga nada kromatik
           3) Memainkan arpegio
           4) Memainkan lagu pendek secara primavista

15.   SK   Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
           untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada
           daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga
           nada Bb, Db mayor; Bb, C# minor; G, Ab mayor;
           G minor) instrumen trompet.
      KD   1) Memainkan tangga nada
           2) Memainkan arpegio
           3) Memainkan tangga nada kromatik
           4) Memainkan akor dominan tujuh

16.   SK   Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C
           untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada
           daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga
           nada Bb, Db mayor; Bb, C# minor, G, Ab mayor;
           G minor) instrumen trompet.
      KD   1) Memainkan tangga nada

           2) Memainkan arpegio
           3) Memainkan tangga nada kromatik
           4) Memainkan akor dominan tujuh
Bidang Keahlian Musik Klasik
14
     Bab 2


•    Bacaan untuk Pendalaman:

     Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-istilah Musik. Jakarta: Penerbit Jambatan.

•    Latihan (Jawab dan diskusikan):

     1. Bidang keahlian musik klasik meliputi apa saja?
     2. Membuat atau menulis lagu termasuk bidang keahlian apa?
     3. Kondakter termasuk ke dalam kelompok keahlian apa?
     4. Apa yang kamu ketahui tentang ”resital” dalam konteks musik
        klasik?
     5. Menurut apakah harpa termasuk instrumen orkestra?
     6. Saxophone termasuk kelompok instrumen tiup kayu atau tiup
        logam? Jelaskan jawabanmu!
     7. Apakah perbedaan ciri dari segi proses produksi suara kelompok
        tiup logam dan tiup kayu?
     8. Trombone termasuk kategori instrumen bersuara rendah atau
        tinggi?
     9. Menurutmu peranan melodi pokok dalam kelompok tiup logam
        dimainkan oleh instrumen apa?
     10. Mengapa Flute digolongkan ke dalam kelompok tiup kayu
         sementara tidak menggunakan reed seperti instrumen tiup kayu
         yang lain?
BAB 3

                     PENGERTIAN MUSIK




M
          usik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggu-
          nakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari
          waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson
maupun mesin sepeda motor dan mobil, handphone, radio, televisi, tape
recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya
dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut merupakan
suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi,
harmoni, ritme, timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk.
Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek
lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karya-
karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan
terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik,
dan jenis-jenis musik.


3.1. Pengertian Musik

      Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan
definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang
diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap.
Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu
yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Di samping itu ada juga
yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu
karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun
demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut.
Terlepas dari berbagai perbedaan, beberapa definisi berikut ini dapat
membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik.

     Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai
sejumlah definisi tentang musik. Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa
musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi musik
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-
Pengertian Musik
 16
      Bab 3


unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003, 9) setuju dengan pendapat
bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang
pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian. Prier
(1991, 9) sependapat degan Aristoteles bahwa musik merupakan curahan
kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam
suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.


      Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik, sebagaimana
dikutip oleh Ewen (1963, vii) ialah:

      “The science and art of the rhytmic combination of tones, vocal or instrumental,
      embracing melody and harmony for the expression of anything possible by this means,
      but chiefly emotional”

      ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental,
      yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang
      memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”

      Walaupun demikian selama berabad-abad para ahli menganggap
definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di
antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang
lain mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai
ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa musik
adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satu-
satunya pesona termurah dan halal di muka bumi.

      Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan
apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa musik
dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup
mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang
menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah
logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat.
Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan
bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu
Herbert Spencer, seorang filsuf dari Inggris mempertimbangkan musik
sebagai seni murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik
adalah pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap
orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan
berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii).
Pengertian Musik   17
                                                                 Bab 3


      Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat
dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang
mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4)
memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama
seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan
pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis,
dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda.
Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-
nada memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang
lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan musik
menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau
perasaan.

      Dari beberapa pendapat di atas setidaknya dapat dipahami bahwa
musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama,
puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah
ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan
nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental.
Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas
kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau
struktur, dan ekspresi.


3.2. Manfaat Musik
       Dari perspektif filsafat, musik diartikan sebagai bahasa nurani yang
menghubungkan pemahaman dan pengertian antar manusia pada sudut-
sudut ruang dan waktu, di mana pun kita berada. Oleh karena itu
Nietzsche, seorang filsuf Jerman, meyakini bahwa musik tidak diragukan
dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia.
Sehubungan dengan itu ia mengatakan: quot;Without music, life would be an
error.quot; Dalam kenyataannya musik memang memiliki fungsi atau peran
yang sangat penting sehingga tidak satupun manusia yang bisa lepas
dari keberadaan musik.


3.2.1. Musik Sebagai Hiburan

      Aristoteles, filsuf Yunani yang lahir di Stagira pada tahun 384 SM,
mengatakan bahwa musik mempunyai kemampuan untuk mendamaikan
hati yang gundah. Sehubungan dengan itu musik memiliki efek terapi
Pengertian Musik
 18
      Bab 3


yang rekreatif dan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan jiwa patriotisme.
Pandangan Aristoteles ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita
bahwa dalam mengarungi bahtera kehidupannya, manusia tidak selalu
menjumpai hal-hal yang menyenangkan. Suatu ketika ia bisa mengalami
peristiwa yang menyedihkan, memilukan, atau bahkan menyakitkan,
sedangkan di lain waktu, bisa juga mengalami peristiwa yang sungguh
menyenangkan.

      Musik dapat mempengaruhi hidup seseorang, hanya dengan
musik, suasana ruang batin seseorang dapat dipengaruhi. Entah apakah
itu suasana bahagia ataupun sedih, bergantung pada pendengar itu
sendiri. Jelasnya, musik dapat memberi semangat pada jiwa yang lelah,
resah dan lesu. Apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, musik
seakan-akan dapat menjadi kekuatan untuk menyemangati perjalanan
cinta seseorang.

       Sebagai hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman
atau penyegaran pada pendengarnya. Terkadang pada saat pikiran kita
lagi risau, serba buntu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan; dengan
mendengarkan musik, segala pikiran bisa kembali segar. Hasilnya, kita
bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang tertunda.

      Di samping itu sebagai hiburan, musik juga dapat menyembuhkan
depresi, musik terbukti dapat menurunkan denyut jantung. Ini
membantu menenangkan dan merang-sang bagian otak yang terkait ke
aktivitas emosi dan tidur. Peneliti dari Science University of Tokyo
menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat stres
dan gelisah. Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik
adalah cara terbaik untuk membantu mengatasi depresi.



3.2.2. Musik dan Terapi Kesehatan

      Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika
seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otaknya
dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja
sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan, musik mampu
mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta
mampu meningkatkan daya ingat. Musik dan kesehatan memiliki kaitan
Pengertian Musik   19
                                                                Bab 3


erat, dan tidak diragukan bahwa dengan mendengarkan musik
kesukaannya seseorang akan mampu terbawa ke dalam suasana hati
yang baik dalam waktu singkat.

      Musik juga memiliki kekuatan memengaruhi denyut jantung dan
tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin
lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah
menurun. Akhirnya, pendengar pun terbawa dalam suasana santai, baik
itu pada pikiran maupun tubuh. Oleh karena itu, sejumlah rumah sakit di
luar negeri mulai menerapkan terapi musik pada pasiennya yang
mengalami rawat inap.

      Musik dapat menyembuhkan sakit punggung kronis, ia bekerja
pada sistem syaraf otonom yaitu bagian sistem syaraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi otak—yang
mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem
tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita
menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan
ratusan otot dalam punggung. Mendengarkan musik secara teratur
membantu tubuh santai secara fisik dan mental sehingga membantu
menyembuhkan dan mencegah sakit punggung. Para ahli yakin setiap
jenis musik klasik seperti Mozart atau Beethoven dapat membantu sakit
otot.

     Fungsi kesehatan lain ialah untuk membantu kelahiran. Dengan
memperdengarkan musik, ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi
rasa sakit saat melahirkan. Bentuk ekspresi melalui musik dapat
menyembuhkan sakit dalam tubuh dan membantu otot menjadi relaks.
Dokter menganjurkan jenis musik klasik atau musik masa kini tetapi
mendengarkan musik pilihan sendiri juga baik.

      Telah terbukti bahwa musik juga sangat membantu anak sebelum
menjalani operasi. Mendengarkan musik bagi anak yang tengah
menunggu operasi dapat membantu menyembuhkan ketakutan dan
gelisah karena musik membantu menenangkan ketegangan otot.
Meskipun tidak ada musik khusus, musik-musik yang akrab bagi anak-
anak jelas yang terbaik.
Pengertian Musik
 20
      Bab 3


3.2.3. Musik dan Kecerdasan

      Musik memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan
manusia. Salah satu istilah untuk sebuah efek yang bisa dihasilkan
sebuah musik yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan
intelegensia seseorang, yaitu Efek Mendengarkan Musik Mozart. Hal ini
sudah terbukti, ketika seorang ibu yang sedang hamil duduk tenang,
seakan terbuai alunan musik tadi yang juga ia perdengarkan di perutnya.
Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat
intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang
dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. Dengan cara tertentu, otak
pun akan distimulasi untuk “belajar” segala sesuatu lewat nada-nada
musik. Selain itu, musik-musik yang berirama klasik adalah jenis musik
yang dianjurkan banyak pakar buat ibu hamil dan si bayi, yaitu bisa
mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan buat ibu yang
sedang hamil.

      Sehubungan dengan itu, musik mampu mencegah kehilangan
daya ingat. Bagi banyak orang yang mengalami kehilangan daya ingat
dimana berbicara dengan bahasa menjadi tidak berguna, musik dapat
membantu pasien mengingat nada atau lagu dan berkomunikasi dengan
sejarah mereka. Ini karena bagian otak yang memproses musik terletak di
sebelah memori. Para peneliti menunjukkan bahwa orang dengan
kehilangan daya ingat merespon lebih baik terhadap jenis musik
pilihannya.



3.2.4. Musik dan Kepribadian

      Musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Bagi
orang yang berolahraga musik dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan olahraga yang lebih baik. Untuk selanjutnya pada saat
berolahraga musik membantu olahragawan untuk meningkatkan daya
tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan olahragawan dari setiap
pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Jenis musik terbaik
untuk olah raga adalah musik dengan tempo cepat seperti hip-hop atau
musik dansa.
Pengertian Musik   21
                                                               Bab 3


      Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan
dan suasana hati tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan
muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika
motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada
tenaga untuk beraktivitas. Coba saja diingat saat upacara bendera setiap
Senin pagi yang di dalam upacara tersebut kita diwajibkan menyanyikan
lagu wajib nasional itu, semata-mata kan hanya untuk menimbulkan
motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahlawan, dan memberi
semangat baru pada pesertanya. Hal ini seharusnya berlaku juga pada
irama mars yang merupakan irama untuk mengobarkan semangat
perjuangan.

      Perkembangan kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Sewaktu kecil kita suka
mendengarkan lagu-lagu anak, setelah dewasa kita pun akan memilih
sendiri jenis musik yang kita sukai. Pemilihan jenis musik yang disukai
bisa dibilang membantu kita untuk memberikan nuansa hidup yang kita
butuhkan.




3.3. Fungsi Musik dalam Masyarakat

     Sebagai bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari tujuh
unsur kebudayaan universal, musik memiliki fungsi sosial yang secara
universal umumnya dapat ditemukan di setiap kebudayaan suku bangsa
manapun di seluruh dunia.


3.3.1. Fungsi Ekspresi Emosional

      Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai
kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di Barat musik
digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat
mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta
musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya
mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai
objek cerapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan
bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nada-nada
sesuai dengan suasana hatinya.
Pengertian Musik
 22
      Bab 3


3.3.2. Fungsi Penikmatan Estetis

     Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan dengan
berbagai kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent) tentang
apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan sosialnya, orang
juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang memiliki
kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal mencerap atau
memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik.

     Untuk menikmati rasa indah (estetis), maka orang perlu belajar
dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaan-
nya sendiri. Kemudian ia bisa mulai mencoba mendengarkan musik-
musik jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan
menyukainya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan
harmonis; maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya.


3.3.3. Fungsi Hiburan

      Hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan
hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salah-satu cabang seni
juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas akan
irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa
saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau
terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam
irama musik tertentu.
      Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan
kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop
lebih terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi
panggung, atau bahkan hanya popularitas penyanyinya saja. Kini musik
bahkan ditengarai lebih berfungsi hiburan karena industri musik
berkembang dengan sangat cepat.


3.3.4. Fungsi Komunikasi

     Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik
dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang
menggunakan sangkakala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga
digunakan dalam suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga
Pengertian Musik   23
                                                                Bab 3


digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakan-
teriakan pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di
pegunungan maupun di hutan-hutan.

      Bunyi-bunyi yang teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan
alur-alur melodi, menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik.
Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon semakin hari
semakin banyak menggunakan bunyi-bunyi musikal.




3.3.5. Fungsi Representasi Simbolik

      Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah
yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka; musik
digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai
tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, kesedihan, kesetiaan,
kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau
perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara
sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacara-
upacara.


3.3.6. Fungsi Respon Sosial
       Para pencipta lagu nasional Indonesia sangat peka terhadap adanya
kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahan masyarakat.
Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakan syair-syair
menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh Bimbo, Ebiet G.
Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih
banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik
sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah.
Para pengamen jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu
protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak
jalanan, generasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya.


3.3.7. Fungsi Pendidikan Norma Sosial

      Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan
norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun
Pengertian Musik
 24
      Bab 3


berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur,
Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud — semua berupaya
mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada
orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada
guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial,
kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat
telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta
lagu tersebut.




3.3.8. Fungsi Pelestari Kebudayaan

     Lagu-lagu daerah banyak sekali berfungsi sebagai pelestari
budayanya, karena tema-tema dan cerita di dalam syair
menggambarkan budaya secara jelas. Syair-syair lagu sering juga
berasal dari pantun-pantun yang biasa dilantunkan oleh
masyarakat adat dan daerah-daerah di Indonesia. Budaya
Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya dengan
berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya
yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya
budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya.

    Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna
populer seperti musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang
lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui
syair-syair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari
karawitan. Demikian pula dengan musik Sunda dan sekitarnya di
Propinsi Jawa Barat, memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian dari
upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Dengan
demikian jelas bahwa Indonesia memiliki         kekayaan budaya dan
terutama musiknya seperti termasuk yang paling dikenal dunia seperti
Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua.


3.3.9. Fungsi Pemersatu Bangsa

    Setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan (national anthem) yang
mewakili citarasa estetik, semangat kebangsa-an, dan watak dari budaya
Pengertian Musik   25
                                                                Bab 3


masing-masing. Lagu kebangsa-an Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf
Soepratman adalah lagu atau musik yang diciptakan untuk
mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah di
wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil.

      Keaneka-ragaman budaya yang sangat banyak jumlahnya harus
dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional tanpa meninggalkan
budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa;
Indonesia diperke-nalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya. Tetapi,
lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi
sebagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan,
contohnya antara lain Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda,
Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka,
Rayuan Pulau Kelapa, Mars Pancasila, Halo-Halo Bandung, dan Syukur.



3.3.10. Fungsi Promosi Dagang

      Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini
banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang
disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisi-televisi swasta terutama
di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja
dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk
penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen
pasar yang dituju.



3.4. Musik Klasik dan Proses Sosial

     Di atas telah disinggung berbagai pemahaman musik serta
fungainya sehingga dapat kita maklumi bahwa musik memiliki manfaat
yang nyata bagi kehidupan manusia pada umumnya dan pada
kebudayaan tertentu khususnya. Keberadaan musik pada suatu
kebudayaan adalah suatu yang wajar karena ia adalah bagian dari
kesenian yang merupakan salah satu dari ciri kebudayaan universal.

     Manfaat dan fungsi musik sebagaimana yang telah diuraikan di
atas mengandung pengertian atau definisi bahwa musik ialah proses
Pengertian Musik
 26
          Bab 3


sosial. Walaupun musik klasik termasuk ke dalam kategori musik seni
yang mengutamakan segi estetik dan artistik namun dalam beberapa
kesempatan secara insidental juga digunakan sebagai proses sosial. Jenis
musik klasik yang digunakan dalam proses sosial seperti misalnya,
resepsi perkawinan, pengangkatan jabatan, perayaan-perayaan, dan
sebagainya, biasanya dipilih yang ringan atau bersifat menghibur.



3.5. Musik Klasik dan Ekspresi Artistik

      Walaupun sama-sama memiliki fungsi menghibur, perbedaan
musik klasik dengan jenis-jenis musik hiburan lainnya adalah: Sementara
musik hiburan melayani kebutuhan pelepas lelah maka musik klasik
melayani rasa haus estetik dan artistik yang lebih tinggi. Pada musik
hiburan audiens cenderung dilayani sehingga tidak perlu repot-repot
mencurahkan perhatiannya. Dengan kata lain audiens cenderung
bersikap pasif. Pada musik klasik audiens tidak semata-mata dilayani
tapi juga disediakan spasi yang lebih luas untuk mencari sudut-sudut
kenikmatan dalam suatu karya musik.

       Sehubungan dengan itu musik hiburan biasanya sederhana
sedangkan kekuatannya terletak pada lirik yang didukung oleh melodi
sederhana yang logis. Dari segi sitem musikal sebenarnya tidak ada
perbedaan yang signifikan di antara musik hiburan dengan musik klasik
diatonis; misalnya di antara lagi Ebied G. Ade dan sonata W.A. Mozart.
Namun pengolahannya yang mendalam pada musik klasik sehingga
mampu mewadahi tidak hanya semata-mata ekspresi estetis namun juga
artistik. Audiens musik klasik tidak melulu membutuhkan hiburan tapi
secara aktif membutuhkan kenikmatan estetis dan artistik.

      •   Bacaan untuk Pendalaman:

          Ewen, David. 1963. “Introduction: Music – The Heavenly Maid”
             dalam The Home Book of Musical Knowledge. New Jersey:
             Prentice Hall, Inc., hal. vii-viii.

           Sylado, Remy. 1983. Menuju Apresiasi Musik. Bandung: Penerbit
               Angkasa.
Pengertian Musik   27
                                                         Bab 3


•    Latihan (Jawab dan diskusikan):



    1. Menurutmu apakah pengertian “Musik”?
    2. Apakah “musik” memiliki pengertian yang universal?
    3. Jelaskan apa manfaat umum musik bagi kehidupan manusia!
    4. Sebutkan tiga contoh fungsi musik!
    5. Jelaskan apa kemiripan musik dengan bahasa!
    6. Jelaskan apa perbedaan di antara musik klasik dan musik
       hiburan! Apa kontribusi musik dalam pendidikan anak?
BAB 4

            ELEMEN-ELEMEN DASAR MUSIK




P
      ada bab      ini kita akan mempelajari elemen-elemen dasar
      pembentuk musik. Sebagaimana halnya produk-produk manusia
      yang lain seperti kendaraan bermotor, gedung, senjata, dan apapun
yang terdapat di dunia ini, bahkan termasuk manusia sendiri yang
merupakan ciptaan Tuhan, maka musik pun tersusun dari unsur-unsur
yang membentuk keberadaannya. Jika dibandingkan dengan manusia
hidup maka musik juga memiliki jiwa, jantung, pikiran, dan kerangka.
Jiwa musik terdapat pada melodi, jantung atau denyut jantungnya
adalah ritme, pikiriannya adakah harmoni dan kontrapung, dan
kerangkanya ialah bentuk. Beberapa komponen pembentuk musik
tersebut tersusun dari bahan-bahan pembentuk unsur-unsur tersebut
yang akan dibahas dalam bab ini.


4.1. Bunyi dan Nada

      Bunyi dan nada dipelajari dalam mata pelajaran iImu akustika
musik. Biasanya ilmu akustika dipelajari sebagai landasan dalam
memahami produksi bunyi berbagai instrumen musik. Secara akustik,
bunyi dihasilkan oleh getaran. Sebagai contoh ialah fenomena produksi
suara yang dihasilkan dengan jalan menggesekkan alat penggesek (bow)
pada dawai-dawai biola. Contoh lain ialah petikan pada dawai-dawai
gitar. Perlu dicatat bahwa bunyi bukan vibrasi melainkan efek yang
dihasilkan vibrasi. Secara sederhana bunyi adalah sensasi otak. Bunyi
yang diproduksi alat musik maupun apa saja, menyebar ke segala arah.
Beberapa di antaranya ditangkap oleh telinga kemudian dikirim ke otak.
Otak kemudian menerjemahkan pesan-pesan tersebut sebagai bunyi.

       Nada memiliki tingkat ketinggian yang berbeda-beda. Tingkat
ketinggian bunyi maupun nada yang dalam istilah internasional disebut
pitch (bahasa Inggris) ditentukan oleh kecepatan getar atau biasa disebut
frekuensi. Getaran yang teratur pada jumlah tertentu dalam setiap
detiknya menghasilkan nada-nada musikal yang membedakan dari
Elemen-elemen Dasar Musik
30
     Bab 4


     bunyi yang diproduksi untuk tujuan lain. Semakin tinggi kecepatan
     getaran maka semakin tinggi pula tingkat ketinggian suatu bunyi atau
     nada. Sebuah nada dengan jumlah getaran tertentu akan menjadi satu
     oktaf lebih tinggi jika jumlah getarannya dilipat gandakan. Misalnya
     nada C tengah yang memiliki 256 getaran per detik, maka nada oktafnya,
     yaitu C berikutnya, akan memiliki 512 getaran per detik.


     4.2. Melodi

           Melodi yang setiap hari didengar oleh setiap pecinta musik klasik
     tersusun dari tangga nada diatonis. Dia, dari bahasa Latin, berarti tujuh,
     dan tonis dari kata tonic yang berarti nada. Jika ditambahkan satu nada
     lagi sebagai pengulangan nada pertama maka seluruhnya terdiri dari
     delapan nada. Penyebutan nada-nada musikal menggunakan tujuh abjad
     pertama yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Walaupun demikian tangga nada
     mayor yang paling mendasar mulai dari nada C sebagai nada yang
     terrendah dan dilanjutkan dengan D, E, F, G, A, B, hingga yang tertinggi
     sebagai kelipatan nada perama yaitu C, disebut sebagai oktaf.




                                  Ilustrasi 4.1.:
                           Susunan Tangga Nada Mayor

         Selama berabad-abad komposer menyusun serta menyusun ulang
     susunan kedelapan nada tersebut ke dalam berbagai lagu baru. Susunan
     kedelapan nada tersebut memiliki setidaknya dua pola yang disebut
     Mayor dan Minor. Tangga nada mayor memiliki jarak setenga (semi tone)
     di antara nada ketiga dan keempat, dan di antara nada ketujuh dan
     kedelapan, sementara di antara nada-nada selain urutan tersebut berjarak
     penuh (tone) tersebut.




                                 Ilustrasi 4.2.:
                      Susunan tangga nada Minor Asli dari “A”.
Elemen-elemen Dasar Musik   31
                                                                    Bab 4


      Tangga nada minor memiliki jarak setengah nada di antara nada
kedua dan ketiga, dan di antara nada kelima dan keenam. Susunan pola
Minor tersebut dikenal sebagai tangga nada Minor Asli atau Natural.
Sebenarnya terdapat dua variasi tangga nada Minor namun akan dibahas
secara khusus pada bab yang lainnya. Dengan pola tersebut maka tangga
nada diatonis dapat dikembangkan hingga 48 tangga nada mayor dan
minor.

      Di samping susunan Mayor dan Minor, terdapat juga susunan lain
yang pada saat ini jarang digunakan dan kurang dikenal. Di antaranya
ialah tangga nada modus-modus gereja, tangga nada berjarak penuh
(whole-tone) yang digunakan oleh Debussy, dan tangga nada pentatonik
(lima nada) yang banyak digunakan di wilayah Asia. Di samping itu
terdapat juga pola yang dikembangkan dari sistem diatonis yaitu tangga
nada kromatis yang berjarak setengah (semi tone) dari satu nada ke nada
yang lainnya.


4.3. Ritme dan Tempo

      Ritme dan tempo dapat diibaratkan jantung dari musik. Damrosch
(dikutip oleh Ewen 1954:4) mengibaratkan Tempo sebagai polisi yang
mengatur kelancaran lalulintas sedangkan kelancaran lalulintasnya ialah
ritme. Tempo ialah ketentuan tingkat kecepatan atau cepat-lambatnya
suatu lagu harus dibawakan. Petunjuk tempo biasanya tertulis di kiri atas
halaman pertama sebuah komposisi musik. Petunjuk tersebut umumnya
menggunakan bahasa Italia seperti misalnya: Andante, Allegro, largo,
Presto, dan sebagainya.




                              Ilustrasi 4.3.:
    Contoh letak petunjuk tempo (Allegro Vivace) dan tanda irama 2/4
                pada Sonata Beethoven (Serie 16; Np. 139)
Elemen-elemen Dasar Musik
32
     Bab 4


           Ritme ialah pengaturan panjang pendeknya dan bertekanan atau
     tidaknya nada-nada,    menurut pola yang berulang-ulang. Dengan
     demikian dapat juga dikatakan bahwa ritme ialah melodi dari sebuah
     nada tunggal (monotone). Secara umum ritme ialah denyut jantung
     sebuah karya musik yang tanpanya musik tidak dapat hidup atau
     bernafas.

            Pada setiap karya musik terdapat Tanda Birama. Istilah ini berasal
     dari istilah bahasa Inggris, time signature. Walaupun demikian di negara
     kita sering juga disebut dengan istilah lain seperti Tanda Sukat. Tanda
     ini ditulis dalam bentuk pembagian angka yang menunjukan jumlah
     tekanan dalam setiap birama, yaitu ruas-ruas yang membatasi
     pengulangan-pengulangan pola ritme (akan dijelkaskan pada bab yang
     lain).




                                      Ilustrasi 4.4.:
                 Irama “common time” ditandai dengan tanda “C” pada
                          permulaan lagu untuk solo gitar.

           Gambar di atas ialah contoh transkripsi permainan solo gitar ke
     dalam dua sistem notasi yaitu Not Balok dan Tablatur sehingga gitaris
     bisa memilih salah satu di antaranya. Sebagaimana tampak pada gambar
     tersebut, Jenis irama yang paling sering dijumpai ialah “common time”,
     yaitu istilah lain dari irama 4/4. Secara sederhana dapat dijelaskan
     bahwa dengan irama ini akan terdapat empat nada seperempat dalam
     setiap bar. Walaupun demikian sebenarnya kita dapat menggantikan
     nada-nada seperempat tersebut dengan nada-nada lain seperti nada
     setengah, seperdelapan, dsb. Secara khusus 4/4 berarti empat ketukan
     tiap birama. Irama Waltz (3/4) memiliki tiga ketukan tiap birama,
     sedangkan irama Mars (2/4) memiliki dua ketukan. Tanda irama juga
Elemen-elemen Dasar Musik   33
                                                                  Bab 4


menggunakan satuan nada-nada seper-delapan seperti misalnya 3/8,
6/8, dan 12/8)


4.4. Harmoni dan Kontrapung

      Dapat dikatakan bahwa harmoni dan kontrapung ialah otak atau
pikiran dari musik. Harmoni ialah ilmu mengkombinasikan nada-nada
ke dalam suatu akor yang biasanya terdiri dari susunan tiga atau empat
nada. Akor terdiri dari tiga nada yang dipisahkan oleh dua buah interval
tiga (Terts) disebut Trisuara atau triad. Jika sebuah Trisuara dibangun di
atas nada pertama maka disebut trisuara Tonika. Trisuara yang memiliki
empat nada disebut Akor Tujuh. Akor ini biasanya dibangun di atas nada
kelima (Dominan).

      Sebuah trinada disusun dengan menggunakan interval Terts.
Misalnya jika dibangun di atas nada C maka susunannya ialah C, E, G.
Jika ditambahkan satu interval lagi di aasnya, yaitu C, E, G, B, maka
tersusun Akor Tujuh. Susunan dasar tersebut dapat divariasi dengan
memindahkan nada terrendah ke/ menjadi nada teratas (E, G, C);
susunan seperti ini disebut pembalikan pertama. Jika kita kemudian
memindahkan nada terrendah dari susunan pembalikan pertama yaitu E,
menjadi nada teratas (dalam hal ini G menjadi yang terrendah), maka
susunan ini disebut pembalikan kedua.

      Pada susunan pembalikan pertama terbentuk interval sekt
(keenam) di antara nada pertama dan ketiga sehingga biasa disebut
sebagai akor 6/3. Sementara itu pada susunan pembalikan kedua
terdapat interval empat (kwart) di antara nada pertama dan kedua
sehingga susunan ini biasa juga disebut sebagai akor 6/4. Dalam karya
piano sering kita jumpai permainan melodi oleh tangan kanan dan
permainan harmoni pada tangan kiri. Jika hanya dimainkan melodinya
saja maka akan secara musikal terasa kosong, kurang dalam, kaya, dan
juga lemah dalam warna suara. Harmoni akan dibahas lebih lanjut dalam
pembahasan akord dan arpegio pada bab ke-9.

     Di samping susunan harmoni terdapat juga susunan kontrapung.
Dalam suatu harmoni terdapat melodi tunggal dengan iringan harmoni
sedangkan dalam harmoni terdapat beberapa melodi yang berjalan secara
simultan dengan suatu efek harmonis yang tidak bertabrakan. Walaupun
Elemen-elemen Dasar Musik
34
     Bab 4


     demikian, dengan menggunakan teknik Imitasi, efek kontrapung dapat
     juga dihadirkan hanya dengan menggunakan satu alur melodi saja.
           Kontrapung dapat didefinisikan sebagai seni mengkombinasikan
     melodi. Dalam konteks yang lebih luas kita dapat membedakan antara
     gaya homofoni denga kontrapungtis. Gaya homofonik pada dasarnya
     bersifat akor (chordal) yang umumnya tampak pada berbagai lagu himne
     sebagai contoh bentuk yang paling sederhana. Pada model tersebut lagu
     diringi oleh akor-akor dasar atau sederhana. Di samping itu juga biasa
     terdapat pada grekan-gerakan satabande pada suite abad ke-18. Dalam
     penulisan kontrapung juga terdapat basis logika akor, tapi bagian-bagian
     suaranya memiliki alur melodi yang berdiri sendiri. Sebagai contoh yang
     sederhana ialah kontrapung pada karya-karya Two-part Invention Bach.
     Alur melodi suara basnya sama menariknya dengan melodi pada suara
     atas. Demikian pula pada karya-karya Gigue dari French Suite No. 5 Bach,
     yang menerapkan kontrapung tiga suara yang berjalan bersama.
           Penulis kontrapung yang terkenal di antaranya ialah Bach dan
     Handel. Walaupun Bach kadang-kadang mencoba menggunakan konsep
     homofonis namun kesan kontrapungnya tetap tidak bisa hilang. Gaya
     kontrapung juga seringkali menerapkan teknik-teknik imitasi, bahkan
     ada yang secara berlebihan mengatakan bahwa imitasi adalah darah
     kehidupan kontrapung. Dalam kenyataanya imitasi adalah teknik yang
     jauh lebih ringan dari yang diperkirakan banyak orang. Teknik
     kontrapung banyak diterapkan dalam karya-karya solo instrumental,
     khususnya piano. Walaupun demikian terdapat juga untuk karya-karya
     solo gitar, dan bahkan untuk solo instrumen gesek seperti biola dan cello.
     Contoh kontrapung tiga suara di bawah ini dikutip dari Prelude, Fugue,
     and Allegro BWV 998, untuk keyboard karya J.S. Bach.




                                     Ilustrasi 4.5:
            .”Fugue” dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 998 (J.S. Bach)
Elemen-elemen Dasar Musik   35
                                                                 Bab 4



      Walaupun pada dasarnya kontrapung ialah paling tidak terjadi dari
perpaduan dua melodi, namun efek kontrapung juga bisa diterapkan
pada alur melodi tunggal, yaitu dengan teknik imitasi. Model kontrapunf
seperti ini dapat dijumpai pada karya-karya Bach, baik untuk permainan
biola maupun cello tanpa iringan. Berikut ini ialah Prelude dari Cello
Suite No. 1 dalam C mayor, yang telah ditranskrip untuk notasi gitar
dalam D mayor.




                              Ilustrasi 4.6.:
                ”Prelude” dari Cello Suite No. 1 (J.S. Bach)

      Contoh di atas menunjukkan beberapa teknik untuk menimbulkan
kesan kontrapung pada melodi tunggal. Walaupun hanya satu alur
melodi tunggal dengan teknik-teknik imitatif dapat menimbulkan kesan
kontrapung. Pada baris pertama setidaknya tersirat adanya dua alur
melodi. Melodi pertama (suara atas) dalam nada-nada seperenambelas
(semi quaver) sedangkan alur melodi kedua tersusun dari skala D mayor
menurun, mulai dari dominan (lihat nada-nada yang dilingkari). Untuk
baris kedua (dari birama 31) walaupun dalam kenyataannya tertulis
dalam semi quaver tersirat adanya kesan melodi dalam nada-nada quaver
pada alur suara kedua yang diiringi nada-nada monoton pada alur suara
pertama.


4.5. Bentuk Musik

     Jika tubuh manusia memiliki kerangka, maka demikian pula
dengan musik. Kerangka tubuh suatu karya musikal ialah bentuk. Para
Elemen-elemen Dasar Musik
36
     Bab 4


     komponis tidak menulis karyanya begitu saja atau menumpahkan aliran
     ide-ide dan bunyi-bunyian secara sporadis tanpa batasan-batasan.
     Mereka tentu saja menggunakan disiplin yang mapan mengenai pola-
     pola struktural. Simfoni, Konserto, Oratorio, dan Sonata adalah bentuk-
     bentuk musik yang lebih besar atau luas dibandingkan dengan bentuk-
     bentuk lain yang lebih pendek dan kecil seperti: Bentuk Lagu, Minuet,
     Rondo dan Scherzo. Pola struktural dalam bentuk-bentuk inilah yang
     dijadikan wadah bagi komposer untuk menumpahkan ide-ide
     komposisinya.

          Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang
     bentuk musik merupakan peta topografi para komponis yang tentu saja
     bermanfaat juga bagi audiens dalam memahami isi musik klasik dalam
     rangka mencapai penikmatan yang maksimal.




        •   Bacaan untuk Pendalaman:

            Ewen, David. 1963. “The ABC of Music” dalam The Home Book of
                Musical Knowledge. New Jersey: Prentice Hall, Inc., hal. 3-6.

            Jones, Goerge Thaddeus.1974.Music Theory.London:Barnes &
                 Noble Books.


        •   Latihan-latihan :
            1. Menurutmu apa perbedaan di antara “bunyi” dan “nada”?
            2. Sebutkan empat elemen dasar musik!
            3. Jelaskan perbedaan konstruksi di antara tangga nada Mayor
               dan Minor!
            4. Ada berapa variasi tangga nada Minor? Sebutkan masing-
               masing!
            5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Tempo” dan “Ritme”!
            6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tanda irama? Berikan
               contohnya!
            7. Apa yang dimaksud “common time”?
Elemen-elemen Dasar Musik   37
                                                       Bab 4


8. Apakah yang disebut dengan “Trisuara”?
9. Apakah yang dimaksud dengan harmoni?
10. Apakah yang dimaksud dengan kontrapung?
11. Apakah perbedaan yang mendasar di antara kontrapung dan
    harmoni?
BAB 5

         NILAI NADA DAN TANDA ISTIRAHAT




H
         ingga kini kita mengenal beberapa sistem notasi yang digunakan
         dalam permainan musik seperti notasi angka, tablatur dan notasi
         balok. Notasi angka digunakan untuk menyanyikan laval solfegio,
yaitu nada-nada dalam tangga nada seperti: do, re, mi, fa, sol, la, si, dan
do. Notasi tablatur digunakan untuk penulisan lagu-lagu instrumen petik
seperti gitar dan bass. Notasi balok digunakan untuk penulisan musik
semua instrumen termasuk vokal. Notasi ini menunjukkan aspek-aspek
tinggi rendah maupun panjang pendeknya nada secara eksak.


5.1. Bentuk Nada

         Nada      butir-butir berbentuk lonjong. Butir-butir nada
    mberbentuk emiliki berbagai model yang pararel dengan bentuk-
    bentuk tanda istirahat. Butir nada adalah tanda      agar nada
    dibunyikan dalam durasi tertentu sementara tanda istirahat
    menunjukkan bahwa pemain tidak boleh membunyikan apapun
    selama waktu tertentu.

         Sementara tanda istirahat memiliki bentuk yang bervariasi,
    bentuk nada mengacu pada dan dikembangkan dari butir nada yang
    kosong, kemudian bentuk solid dan diberi bendera. Dengan
    demikian secara umum notasi balok terdiri dari tiga unsur yaitu: (1)
    Kepala nada yang berbentuk lonjong menyamping ke kanan dan
    agak naik, (2) Tanglai nada yang ditulis vertikal di sisi kanan jika
    menunjuk ke atas dan di sebelah kiri ika menunjuk ke bawah, dan (3)
    Bendera, yaitu lengkungan yang menempel pada ujung tangkai yang
    bersebrangan dengan posisi kepala nada. Bendera senantiasa
    menghadap ke kanan walaupun tangkai menghadap ke bawah
Nilai Nada dan Tanda Istirahat
40
     Bab 5




                 Ilustrasi 5.1.: Unsur-unsur Bentuk Nada


          Walaupun demikian tidak semua nada bertangkai dan
     berbendera. Tangkai dan bendera mengindikasikan nilai-nilai yang
     lebih kecil atau durasi yang lebiih pendek. Sementara nada-nada
     mengacu pada butir kepala nada, maka tanda istirahat memiliki
     bentuk yang agak lebih bervariasi. Pada tabel di bawah ini tampak
     kesejajaran nilai di antara anda bunyi dan tanda istirahat.

           Tabel 5.1.   : Bentuk, nama, dan nilai not dan tanda diam


                                 NAMA NADA/ TANDA
          BENTUK                                               TANDA
                                     ISTIRAHAT
           NADA                                              ISTIRAHAT
                        ANGKA NILAI       PERISTILAHAN

                        Penuh/ Whole        Semi breve


                             1/2              Minim


                             1/4             Crotchet


                             1/8              Quaver


                             1/16          Semi Quaver


                             1/32       Demi Semi Quaver
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK
MUSIK KLASIK SMK

More Related Content

Viewers also liked

Musik yunani kuno
Musik yunani kunoMusik yunani kuno
Musik yunani kunoAdhiSuharno
 
Dinamika Kelompok
Dinamika KelompokDinamika Kelompok
Dinamika KelompokRiinong
 
Teknik vokal dan dinamik suara
Teknik vokal dan dinamik suaraTeknik vokal dan dinamik suara
Teknik vokal dan dinamik suaraIsmail Noh
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Sudanis Hariyanto
 
SD-MI kelas02 ips kuswanto suharjanto
SD-MI kelas02 ips kuswanto suharjantoSD-MI kelas02 ips kuswanto suharjanto
SD-MI kelas02 ips kuswanto suharjantosekolah maya
 
Fiesta fin de curso infantil
Fiesta fin de curso infantilFiesta fin de curso infantil
Fiesta fin de curso infantilXXX XXX
 
Maximum Leverage June Specials
Maximum Leverage June SpecialsMaximum Leverage June Specials
Maximum Leverage June SpecialsMaximum Leverage
 
Día no violencia 2015
Día no violencia 2015Día no violencia 2015
Día no violencia 2015XXX XXX
 
Día de la lectura 2016
Día de la lectura 2016Día de la lectura 2016
Día de la lectura 2016XXX XXX
 
Teatro bilingüe
Teatro bilingüeTeatro bilingüe
Teatro bilingüeXXX XXX
 
Visita jugadores baloncesto 2016
Visita jugadores baloncesto 2016Visita jugadores baloncesto 2016
Visita jugadores baloncesto 2016XXX XXX
 
SMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammad
SMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammadSMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammad
SMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammadsekolah maya
 
Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016
Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016
Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016XXX XXX
 
Día del libro 2016
Día del libro 2016Día del libro 2016
Día del libro 2016XXX XXX
 
Visita alameda 1 er ciclo nov 2016
Visita alameda 1 er ciclo nov 2016Visita alameda 1 er ciclo nov 2016
Visita alameda 1 er ciclo nov 2016XXX XXX
 
sma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawan
sma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawansma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawan
sma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawansekolah maya
 
Visita alhambra tercer ciclo
Visita alhambra tercer cicloVisita alhambra tercer ciclo
Visita alhambra tercer cicloXXX XXX
 
Visita al entorno 1 er ciclo
Visita al entorno 1 er cicloVisita al entorno 1 er ciclo
Visita al entorno 1 er cicloXXX XXX
 

Viewers also liked (20)

Musik yunani kuno
Musik yunani kunoMusik yunani kuno
Musik yunani kuno
 
Dinamika Kelompok
Dinamika KelompokDinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
 
Teknik vokal dan dinamik suara
Teknik vokal dan dinamik suaraTeknik vokal dan dinamik suara
Teknik vokal dan dinamik suara
 
Makalah musik
Makalah musikMakalah musik
Makalah musik
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
 
SD-MI kelas02 ips kuswanto suharjanto
SD-MI kelas02 ips kuswanto suharjantoSD-MI kelas02 ips kuswanto suharjanto
SD-MI kelas02 ips kuswanto suharjanto
 
Fiesta fin de curso infantil
Fiesta fin de curso infantilFiesta fin de curso infantil
Fiesta fin de curso infantil
 
Maximum Leverage June Specials
Maximum Leverage June SpecialsMaximum Leverage June Specials
Maximum Leverage June Specials
 
Día no violencia 2015
Día no violencia 2015Día no violencia 2015
Día no violencia 2015
 
Día de la lectura 2016
Día de la lectura 2016Día de la lectura 2016
Día de la lectura 2016
 
Teatro bilingüe
Teatro bilingüeTeatro bilingüe
Teatro bilingüe
 
Visita jugadores baloncesto 2016
Visita jugadores baloncesto 2016Visita jugadores baloncesto 2016
Visita jugadores baloncesto 2016
 
SMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammad
SMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammadSMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammad
SMP-MTs kelas08 ctl ipa rinie nur rahardjo yuni muhammad
 
Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016
Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016
Visita ayuntamiento 1 er ciclo 2016
 
Premiums 062409
Premiums 062409Premiums 062409
Premiums 062409
 
Día del libro 2016
Día del libro 2016Día del libro 2016
Día del libro 2016
 
Visita alameda 1 er ciclo nov 2016
Visita alameda 1 er ciclo nov 2016Visita alameda 1 er ciclo nov 2016
Visita alameda 1 er ciclo nov 2016
 
sma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawan
sma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawansma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawan
sma/kelas11_terampil-berbahasa-indonesia_gunawan
 
Visita alhambra tercer ciclo
Visita alhambra tercer cicloVisita alhambra tercer ciclo
Visita alhambra tercer ciclo
 
Visita al entorno 1 er ciclo
Visita al entorno 1 er cicloVisita al entorno 1 er ciclo
Visita al entorno 1 er ciclo
 

More from sekolah maya

Kegunaan bahan kimia SMP
Kegunaan bahan kimia SMPKegunaan bahan kimia SMP
Kegunaan bahan kimia SMPsekolah maya
 
Materi dan sifatnya SMP
Materi dan sifatnya SMPMateri dan sifatnya SMP
Materi dan sifatnya SMPsekolah maya
 
Struktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMPStruktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMPsekolah maya
 
Tata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni weni
Tata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni weniTata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni weni
Tata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni wenisekolah maya
 
Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK, MAK, Kelas10, Syanmsuri dkk
Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK,  MAK,  Kelas10,  Syanmsuri dkkSistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK,  MAK,  Kelas10,  Syanmsuri dkk
Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK, MAK, Kelas10, Syanmsuri dkksekolah maya
 
Seni Teater, SMK, MAK, Kelas10, Eko
Seni Teater, SMK, MAK,  Kelas10,   EkoSeni Teater, SMK, MAK,  Kelas10,   Eko
Seni Teater, SMK, MAK, Kelas10, Ekosekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmida
SMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmidaSMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmida
SMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmidasekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk seni rupa agung
SMK-MAK kelas10 smk seni rupa agungSMK-MAK kelas10 smk seni rupa agung
SMK-MAK kelas10 smk seni rupa agungsekolah maya
 
SMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyati
SMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyatiSMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyati
SMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyatisekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunur
SMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunurSMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunur
SMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunursekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswarti
SMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswartiSMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswarti
SMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswartisekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyono
SMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyonoSMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyono
SMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyonosekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial juda
SMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial judaSMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial juda
SMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial judasekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra
SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indraSMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra
SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indrasekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilar
SMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilarSMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilar
SMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilarsekolah maya
 
SMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyono
SMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyonoSMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyono
SMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyonosekolah maya
 
SMK MAK kelas10 smk kria kulit wayan
SMK MAK kelas10 smk kria kulit wayanSMK MAK kelas10 smk kria kulit wayan
SMK MAK kelas10 smk kria kulit wayansekolah maya
 
SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu
SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyuSMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu
SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyusekolah maya
 

More from sekolah maya (20)

Hakikat IPA SMP
Hakikat IPA SMPHakikat IPA SMP
Hakikat IPA SMP
 
Kegunaan bahan kimia SMP
Kegunaan bahan kimia SMPKegunaan bahan kimia SMP
Kegunaan bahan kimia SMP
 
Materi dan sifatnya SMP
Materi dan sifatnya SMPMateri dan sifatnya SMP
Materi dan sifatnya SMP
 
Struktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMPStruktur fungsi tumbuhan SMP
Struktur fungsi tumbuhan SMP
 
Tatasurya SMP
Tatasurya SMPTatasurya SMP
Tatasurya SMP
 
Tata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni weni
Tata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni weniTata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni weni
Tata Busana, SMK, MAK, Kelas 10, Ernawati Izwerni weni
 
Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK, MAK, Kelas10, Syanmsuri dkk
Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK,  MAK,  Kelas10,  Syanmsuri dkkSistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK,  MAK,  Kelas10,  Syanmsuri dkk
Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, SMK, MAK, Kelas10, Syanmsuri dkk
 
Seni Teater, SMK, MAK, Kelas10, Eko
Seni Teater, SMK, MAK,  Kelas10,   EkoSeni Teater, SMK, MAK,  Kelas10,   Eko
Seni Teater, SMK, MAK, Kelas10, Eko
 
SMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmida
SMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmidaSMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmida
SMK-MAK kelas10 smk seni tari rahmida
 
SMK-MAK kelas10 smk seni rupa agung
SMK-MAK kelas10 smk seni rupa agungSMK-MAK kelas10 smk seni rupa agung
SMK-MAK kelas10 smk seni rupa agung
 
SMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyati
SMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyatiSMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyati
SMK MAK kelas10 smk restoran prihastuti kokom sutriyati
 
SMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunur
SMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunurSMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunur
SMK-MAK kelas10 smk rekayasa perangkat lunak aunur
 
SMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswarti
SMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswartiSMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswarti
SMK-MAK kelas10 smk perancangan sistem kerja dan ergonomi industri liswarti
 
SMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyono
SMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyonoSMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyono
SMK-MAK kelas10 smk pedalangan supriyono
 
SMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial juda
SMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial judaSMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial juda
SMK-MAK kelas10 smk pekerjaan sosial juda
 
SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra
SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indraSMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra
SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra
 
SMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilar
SMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilarSMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilar
SMK-MAK kelas10 smk matematika seni hendy gumilar
 
SMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyono
SMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyonoSMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyono
SMK MAK kelas10 smk kria tekstil budiyono
 
SMK MAK kelas10 smk kria kulit wayan
SMK MAK kelas10 smk kria kulit wayanSMK MAK kelas10 smk kria kulit wayan
SMK MAK kelas10 smk kria kulit wayan
 
SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu
SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyuSMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu
SMK-MAK kelas10 smk kria keramik budiyanto wahyu
 

Recently uploaded

MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

MUSIK KLASIK SMK

  • 1. Seni Musik SENI MUSIK KLASIK Klasik Moh. Muttaqin Kustap untuk SMK untuk Sekolah Menengah Kejuruan Moh. Muttaqin | Kustap Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
  • 2. MUSIK KLASIK: Pengantar Musikologi Untuk SMK Penulis: Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum. Kustap, S.Sn., M.Sn. Editor Drs. Hari Martopo, M.Sn. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
  • 3. MUSIK KLASIK: Pengantar Musikologi Untuk SMK Penulis: Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum. Kustap, S.Sn., M.Sn. Editor Drs. Hari Martopo, M.Sn. 410 HAR HARININGSIH, Dwi m Musik Klasik: Pengantar Musikologi untuk SMK oleh Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum., Kustap, S.Sn., M.Sn. ---- Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. vi. 136 hlm.: ilus.: 30 cm. Bibliografi : hlm.129 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
  • 4. PENGANTAR PENULIS Perkembangan musik khususnya pada dunia pendidikan musik di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini bisa dipahami karena musik nampaknya telah menjadi kebutuhan umum sehari-hari. Keadaan demikian harus diimbangi dengan berbagai usaha yang dapat mengarahkan pertumbuhan tersebut ke suatu tujuan yang lebih baik. Banyaknya peminat musik dan tersedianya fasilitas saja tidak akan menjamin tumbuhnya musik dengan baik. Juga demikian halnya dengan banyaknya sekolah dan murid yang beramai-ramai mempelajari musik harus diikuti bukan saja dengan kesiapan guru dan adanya metodologi pembelajaran yang baik, tetapi juga dengan kelengkapan buku pelajaran yang memadai sebagai acuan pengetahuan musik. Harus diakui bahwa buku demikian masih sangat langka dalam dunia pendidikan musik kita. Seiring dengan kondisi tersebut serta dengan maksud turut melengkapi bahan bacaan yang masih sangat terbatas di bidang musik, buku Musik Klasik untuk SMK - ini ditulis. Namun begitu, sebagai buku pertama dalam bidang ilmu musik yang baru diterbitkan di Indonesia, tentu saja tidak terlepas dari berbagai kesulitan baik di dalam merumus- kan bab maupun sub-sub bab di dalamnya yang sesuai untuk para siswa SMK. Ini bisa dimaklumi oleh karena masih sangat jarangnya atau bahkan mungkin bisa dikatakan belum adanya buku-buku yang secara khusus membahas musik klasik secara komprehensif untuk para siswa SMK. Di dalam buku ini disusun materi secara komprehensif dan saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab lainnya. Hal ini dimaksudkan agar para siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif tentang musik Klasik sehingga bisa memberi manfaat kepada para siswa baik ketika masih sebagai pelajar maupun setelah lulus. Akhirnya, kami berharap semoga buku ini dapat memberi manfaat dalam membantu para guru dan siswa SMK dalam belajar musik. Saran dan masukan untuk kesempurnaan buku ini senantiasa kami harapkan. Jakarta, 2008 ii
  • 6. DAFTAR TIM PENYUSUN No. Nama Institusi Bidang Keahlian 1. Drs. Moh. Muttaqin,M.Hum. Universitas Gitar dan Teori Negeri Semarang Musik 2. Kustap, S,Sn.,M.Sn. ISI Yogyakarta Musikologi dan Sejarah Musik iv
  • 7. DAFTAR ISI PENGANTAR PENULIS ii PENGANTAR DIREKTUR SMK iii DAFTAR TIM PENYUSUN iv DAFTAR ISI v DAFTAR ILUSTRASI x DAFTAR TABEL xv LEMBAR PENGESAHAN xvi DAFTAR ISTILAH xvii PETA KOMPETENSI xxii BAB 1 PRELUDE 1 BAB 2 BIDANG KEAHLIAN MUSIK KLASIK 7 BAB 3 PENGERTIAN MUSIK 15 3.1. Pengertian Musik 15 3.2. Manfaat Musik 17 3.3. Fungsi Musik dalam Masyarakat 21 3.4. Musik Klasik dan Proses Sosial 25 3.5. Musik Klasik dan Ekspresi Artistik 26 BAB 4 ELEMEN-ELEMEN DASAR MUSIK 29 4.1. Bunyi dan Nada 29 4.2. Melodi 30 4.3. Ritme dan Tempo 31 4.4. Harmoni dan Kontrapung 33 4.5. Bentuk Musik 35 BAB 5 NILAI NADA DAN TANDA ISTIRAHAT 39 5.1. Bentuk Nada 39 5.2. Nilai Nada 41 5.3. Tanda Irama 43 BAB 6 GARIS PARANADA 47 BAB 7 TANGGANADA 53 7.1. Tangganada Mayor 53 7.2. Tangganada Minor 56 v
  • 8. 7.3. Tangganada Lain 58 7.4. Kunci 59 BAB 8 TEMPO DAN TANDA-TANDA EKSPRESI 65 8.1. Tempo 65 8.2. Dinamika 67 8.3. Tanda Ekspresi 70 71 8.4. Timbre/ Warna Suara BAB 9 INTERVAL 75 9.1. Pengertian 75 9.2. Penamaan Interval 75 9.3. Kualitas Interval 76 9.4. Interval Konsonan 77 9.5. Interval Disonan 78 9.6. Perubahan Kualtias Interval Disonan 79 9.7. Interval Enharmonis 80 BAB 10 AKOR DAN ARPEGIO 83 10.1. Trisuara 83 10.2. Tingkatan Trisuara 84 10.3. Akor Augmented dan Diminished 85 10.4. Arpegio 89 BAB 11 TINJAUAN SEJARAH MUSIK 93 11.1. Era Kuno (Antiquity – 500) 93 11.2. Era Abad Pertengahan (Medieval Era) 96 (600-1450) 11.3. Era Renesan (1450-1600) 98 11.4. Era Barok (1600 – 1750) 99 11.5. Era Klasik (1750-1820) 100 11.6. Era Romantik (1820-1800) 102 11.7. Era Kontemporer (1900 s/d sekarang) 103 BAB 12 PARA KOMPOSER ABAD PERTENGAHAN 107 HINGGA BAROK 12.1. Era Abad Pertengahan (600-1450) 107 12.2. Era Renaisans (1450-1600) 109 vi
  • 9. 12.3. Era Barok (1600 – 1750) 112 BAB 13 PARA KOMPOSER ERA KLASIK 121 BAB 14 PARA KOMPOSER JAMAN ROMANTIK 127 (1820-1900) BAB 15 KOMPOSER ERA KONTEMPORER (1900- 155 SEKARANG) BAB 16 SOLFEGIO 175 16.1. Pengertian Solfegio 175 16.2. Fungsi Solfegio 175 16.3. Kedudukan Solfegio 176 16.4. Lingkup Bahasan Solfegio 177 16.5. Metode Pengetesan Solfegio 178 16.6. Bahan Latihan dan Ujian Solfegio 178 BAB 17 GRAMATIKA MELODI DAN BENTUK- 183 BENTUK DASAR 17.1. Frase 183 17.2. Frase Ireguler 186 17.3. Bentuk Kalimat (periode) 188 BAB 18 BENTUK-BENTUK LAGU DASAR 191 18.1. Elemen-elemen Dasar 191 18.2. Bentuk Lagu Dua-Bagian 195 18.3. Bentuk Lagu Tiga Bagian 197 BAB 19 SONATA: BENTUK KHAS MUSIK KLASIK 199 19.1. Latar Belakang Historis Sonata 199 19.2. Evolusi sonata 203 19.3. Asal Mula Sruktural Bentuk Sonata 204 Allegro 19.4. Garis Besar Bentuk Sonata 207 19.5. Bentuk Sonatine 214 BAB 20 ORKESTRA 217 20.1. Tinjauan Singkat Sejarah Orkestra 217 20.2. Formasi Instrumen dalam Orkestra 223 20.3. Kondaktor 228 20.4. Bentuk-bentuk Musik Orkestra 237 vii
  • 10. BAB 21 SEKSI GESEK 247 21.1. Biola 247 21.2. Biola Alto 256 21.3. Cello dan Contra Bass 262 BAB 22 PENGANTAR PENGETAHUAN CELLO 265 22.1. Penyeteman dan Jangkauan Nada 267 22.2. Bagian Bridge dengan sebuah Mute 270 22.3. Fitur-fitur Bagian Dalam 270 22.4. Perekat 271 22.5. Busur Cello 271 22.6. Perkembangan Cello 272 22.7. Dimensi Instrumen Cello 273 22.8. Assesoris 274 BAB 23 BIDANG KETERAMPILAN CELLO 277 23.1. Teknik Bermain Cello 277 23.2. Penggunaan Cello 283 23.3. Tuntutan Kompetensi 287 23.4. Tuntutan Kompetensi 299 BAB 24 SEKSI PERKUSI 305 24.1. Peran dan Fungsi Perkusi dalam 305 Orkestrta 24.2. Klasifikasi Seksi Perkusi 306 BAB 25 SEKSI TIUP 315 25.1. Seksi Tiup Kayu 315 25.2. Seksi Tiup Logam 326 BAB 26 TROMBONE 331 26.1. Standar Kompetensi Keterampilan 332 Trombone BAB 27 TROMPET 347 27.1. Sejarah Trompet Primitif dan Non 347 Barat 27.2. Karakteristik Umum 349 27.3. Ciri Khas Trompert 350 27.4. Jenis –jenis Trompet 351 27.5. Teknik Permainan Trompet 355 viii
  • 11. DAFTAR ILUSTRASI BAB 4 Ilustrasi 4.1. Susunan Tangga Nada Mayor 30 Ilustrasi 4.2. Susunan tangga nada Minor Asli dari “A”. 30 Ilustrasi 4.3. Contoh letak petunjuk tempo (Allegro Vivace) 31 dan tanda irama 2/4 pada Sonata Beethoven (Serie 16; Np. 139) Ilustrasi 4.4. Irama “common time” ditandai dengan tanda 32 “C” pada permulaan lagu untuk solo gitar. Ilustrasi 4.5. ”Fugue” dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 34 998 (J.S. Bach) Ilustrasi 4.6. ”Fugue” dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 35 998 (J.S. Bach) BAB 5 5.1. Unsur-unsur Bentuk Nada Ilustrasi 40 5.2. Bentuk tanda nada dan istirahat ”breve” Ilustrasi 41 Ilustrasi 5.3. ”Pizza” perbandingan nilai nada 42 Ilustrasi 5.4. Perbandingan nilai nada berdasarkan 42 jumlahnya. BAB 6 Ilustrasi 6.1. Paranada, birama, garis birama dan garis 48 bantu Ilustrasi 6.2. Posisi nada-nada dalam paranada 49 Ilustrasi 6.3. Posisi nada C berdasarkan kunci (clef) 49 BAB 7 Ilustrasi 7.1. Tangga nada C mayor 54 Ilustrasi 7.2. Daftar tangga nada Mayor berkres 54 Ilustrasi 7.3 Daftar tangga nada bermol 55 Ilustrasi 7.4. Tangga nada A minor asli/ natural 56 Ilustrasi 7.5. Tangga nada A minor harmonis 57 Ilustrasi 7.6. Tangga nada A minor melodis 58 Ilustrasi 7.7. Tangga nada Kromatis 58 Ilustrasi 7.8. Tangga nada Whole-Tone 59 BAB 9 Ilustrasi 9.1. Nama-nama Interval di atas Tonika 76 Tangganada Mayor Ilustrasi 9.2. Interval-interval Murni 77 Ilustrasi 9.3. Perubahan kualitas dari Murni ke Berlebih 77 x
  • 12. Ilustrasi 9.4. Perubahan dari interval Murni ke Menyempit 78 Ilustrasi 9.5. Interval-interval mayor 78 Ilustrasi 9.6. Interval-interval mayor 79 Ilustrasi 9.7. Perubahan pada interval Terts Mayor 79 Ilustrasi 9.8. Perubahan pada interval Terts Minor 80 Ilustrasi 9.9. Fenomena enharmonis pada interval Oktaf 80 dan Septim BAB 10 Ilustrasi 10.1. Susunan trinada di atas tangga nada C mayor 84 Ilustrasi 10.2. Trinada C augmented. 86 Ilustrasi 10.3. Susunan trinada di atas tangga nada A minor 86 harmonis Ilustrasi 10.4. Trisuara C diminished. 87 Ilustrasi 10.5. Dominant 7th pada tangga nada C mayor 87 Ilustrasi 10.6. Dominat 7th pada tangga nada A minor 88 Ilustrasi 10.7. Trinada pembalikan 89 Ilustrasi 10.8. Latihan arpegio untuk piano 90 BAB 11 Ilustrasi 11.1. Lukisan pada kuburan Mesir di Thebes yang 95 menunjukkan alat-alat musik harpa, lute, oboe ganda, dan lyra. Ilustrasi 11.2. Syair Guido d’Arezzo sebagai dasar Solfegio 96 Ilustrasi 11.3. Keterangan gambar menurut arah jarum jam 97 dari kiri atas: (1) Trouveres terakhir dan terbesar, Adam de la Halle, dari Arras(1288); (2) Tannhaüser dalam pakaian Ksatrio Orde Jerman, tampil dalam Kontes Menyanyi di Wartburg; (3) Henrich Frauenlob, salah seorang pendiri Meistersingers, tampak di antara para musisi; (4) Pommers (sebuah instrumen reed ganda) dan beberapa trompet, dari iluminasi koleksi Richenthal Chronicle. BAB 12 Ilustrasi 12.1. Dua Tokoh Musik Abad Pertengahan 108 Ilustrasi 12.2. Para Tokoh Musik Jaman Renaisans 111 Ilustrasi 12.3. Para Tokoh Musik Jaman Barok 118 BAB 13 Ilustrasi 13.1. Para Tokoh Musik Jaman Klasik 125 BAB 14 Ilustrasi 14.1. Para Tokoh Musik Jaman Romantik 131 Ilustrasi 14.2. Para Tokoh Musik Jaman Romantik 138 xi
  • 13. Ilustrasi 14.3. Para Tokoh Musik Jaman Romantik 150 BAB 15 Ilustrasi 15.1. Para Tokoh Musik Era Kontemporer 158 Ilustrasi 15.2. Para Tokoh Musik Era Kontemporer 166 Ilustrasi 15.3. Para Tokoh Musik Era Kontemporer 170 BAB 16 Ilustrasi 16.1. Perbandingan Tingkat Ketrampilan Instrumen 176 BAB 17 Ilustrasi 17.1. Frase Tunggal Berbirama Empat 184 Ilustrasi 17.2. Contoh frase lengkap 184 Ilustrasi 17.3. Kadens setengah di akhir frase 185 Ilustrasi 17.4. Hubungan sebuah frase dalam kesatuan 185 periode Ilustrasi 17.5. Frase yang terdiri dari satu birama 187 Ilustrasi 17.6. Frase berbirama tiga 187 Ilustrasi 17.7. Struktur dasar bentuk periode 189 Ilustrasi 17.8. Bentuk kalimat/ periode 189 Ilustrasi 17.9. Periode parallel 189 Ilustrasi 17.10. Contoh periode kontras 190 BAB 18 Ilustrasi 18.1. Formula pembentukan periode 195 Ilustrasi 18.2. Melodi yang tersusun dari bentuk lagu dua 196 bagian Ilustrasi 18.3. Bahan baku Part III pada bentuk lagu tiga 197 bagian Ilustrasi 18.4. Pengulangan pada bentuk lagu tiga bagian 197 BAB 19 Ilustrasi 19.1. Legrenzi, Sonata Quarta, Op. 10 201 Ilustrasi 19.2. Area-area tonal yang berbeda dan tema-tema 204 yang kontras Ilustrasi 19.3. Caldara: Trio Sonate G-moll 206 Ilustrasi 19.4. Bagan bentuk Sonata-Allegro 208 Ilustrasi 19.5. Skema analisis Fountaiin (1967) pada Sonata 209 Beethoven, Op. 10, No. 3 Ilustrasi 19. 6 Diabelli, Sonatine IV 213 Ilustrasi 19. 7. Skema Umum Sonatatine 215 BAB 20 Ilustrasi 20. 1. Pertunjukan Musik Orkestra 224 Ilustrasi 20. 2. Pertunjukan Musik Orkestra 229 xii
  • 14. Ilustrasi 20. 3. Kondakter Lorin Maazel 232 Ilustrasi 20. 4. Leonard Bernstein 234 Ilustrasi 20. 5. Zubin Mehta 236 BAB 21 Ilustrasi 21. 1. Biola dan tongkat penggeseknya 248 Ilustrasi 21. 2. Pemain biola dunia, Yehudi Menuhin 249 Ilustrasi 21. 3. Anatomi instrumen Biola 251 Ilustrasi 21. 4. Bagian-bagian biola 252 Ilustrasi 21. 5. Nada-nada Biola pada Posisi Dawai Lepas 253 Ilustrasi 21. 6. Wilayah Nada Instrumen Biola 254 Ilustrasi 21. 7. Biola Alto 256 Ilustrasi 21. 8. Wilayah Nada Instrumen Biola Alto 257 Ilustrasi 21. 9. Tuning Peg (pasak penala) Biola Alto 258 Ilustrasi 21.10. Posisi Bermain Bass 263 Ilustrasi 21.11. Wilayah Nada Instrumen Contra Bas 264 BAB 22 Ilustrasi 22.1. Gambar instrumen Cello dilihat dari depan 266 Ilustrasi 22.2. Wilayah Nada Cello 267 Ilustrasi 22.3 Dawai – dawai Cello dalam Posisi Lepas 268 BAB 23 Ilustrasi 23.1. Seorang Pemain Cello (Cellist) 278 Ilustrasi 23.2. Cellistt Julian Lloyd Webber (kiri) dan 285 Mstislav Rostrpovich. Ilustrasi 23.4. Cara memainkan tangganada 289 Ilustrasi 23.5. Bentuk dasar permainan arpegio 289 Ilustrasi 23.6. Ritmis yang gunakan tangganada 292 Ilustrasi 23.7. Arpegio dengan tiga nada dalam sekali 294 gesekan Ilustrasi 23.8. Sistem bowing untuk tangganada G 296 Ilustrasi 23.9. Konten muatan teknis Standar Kompetensi 300 dan Kompetensi dasar instrumen Cello BAB 24 Ilustrasi 24.1. Timpani 306 Ilustrasi 24.2. Sticks and mallets 307 Ilustrasi 24.3. Perangkat lengkap Timpani 307 Ilustrasi 24.4. Timpani dari arah belakang kursi pemain 308 Ilustrasi 24.5. Bass Drum 308 Ilustrasi 24.6. Keluarga drum set 309 Ilustrasi 24.7. Tamburin dan Kastanet 310 Ilustrasi 24.8. Perkusi dengan efek hentakan berdesing 310 Ilustrasi 24.9. Marimba 311 xiii
  • 15. Ilustrasi 24.10. Perkusi bernada paling sederhana 312 Ilustrasi 24.11. Xylophone 312 Ilustrasi 24.12. Vibraphone 313 BAB 25 Ilustrasi 25.1. Wilayah Nada Instrumen Flute 315 Ilustrasi 25.2. Flute 316 Ilustrasi 25. 3. Oboe 317 Ilustrasi 25.4. Wilayah nada instrumen oboe 318 Ilustrasi 25.5. Bagian-bagian Cor Anglais 319 Ilustrasi 25.6. Clarinet dan Bagian-bagiannya 320 Ilustrasi 25.7. Wilayah Nada Instrumen Klarinet in Bes 321 Ilustrasi 25.8. Macam-maca Clarinet 322 Ilustrasi 25.9. Wilayah Nada Instrumen Bassoon 324 Ilustrasi 25.10. Bagian-bagian basson 325 Ilustrasi 25.11. Horn 326 Ilustrasi 25.12. Wilayah Nada Instrumen Horn 327 Ilustrasi 25.13. Bagian-bagian Tuba 328 Ilustrasi 25.14. Wilayah Nada InstrumenTuba 329 BAB 26 Ilustrasi 26.1. Wilayah nada Trombone 331 Ilustrasi 26.2. Trombon dan Bagiannya 332 BAB 27 Ilustrasi 27.1. Moche Trompet. 300 A.D. Koleksi Museum 348 Larco, Lima, Peru. Ilustrasi 27.2. Tiruan Trompet Jaman Barok oleh Michael 349 Laird Ilustrasi 27.3. Tiruan Trompet Jaman Barok oleh Michael 350 Laird Ilustrasi 27.4. Ambitus nada Trompet 351 Ilustrasi 27.5. Trompet-Piccolo in Bes, dengan pipa pengantar 352 untuk menala ke Bes (pendek) dan ke A (panjang) Ilustrasi 27.6. Trompet in C dengan katup-katup memutar 353 Ilustrasi 27.7. Penampilan Seorang Pemain Trompet dalam 356 Pentas Bersama Band AAU Amerika di Eropa Ilustrasi 27.8. Beberapa Latihan Dasar 356 xiv
  • 16. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1. Bentuk, Nama, Nilai not dan Tanda Diam 40 5.2. Jenis-jenis Tanda Irama Reguler 43 7.1. Kunci dasar dan Tanda Kunci 60 19.1. Evolusi Sonata 203 xv
  • 17. DAFTAR ISTILAH Aksidental Tanda-tanda untuk menaikkan (kres) atau menu- runkan (mol) nada, dan natural untuk mengem- balikan nada-nada aksidental. Aransemen Susunan iringan baru yang diterapkan pada sebuah melodi. Atonal Sitem musik non tonal. Basso continuo Permainan bas yang berkelanjutan yang mendasari permainan musik Barok. Bentuk Desain suatu karya musik. Birama Petak-petak yang dibatasi oleh garis-garis vertikal pada garis paranada. Breve Durasi dua kali nada penuh. Coda Bagian akhir atau penutup karya musik Compound Gabungan; biasanya berhubungan dengan jenis irama, sebagai lawan dari bersahaja (simple) Crotchet Durasi seperempat. Demi semi quaver Durasi seperenambelas. Development Bagian tengah dari bentuk sonata. Diatonik Sistem tujuh nada. Dinamik Ekspresi yang berkaitan dengan Dominan Nada atau akor ke lima dalam tangga nada minor atau mayor. Duple Irama dua ketukan Eksposisi Bagian pertama pada bentuk sonata. Ensambel Permainan musik secara bersama-sama dengan jumlah pemain tidak ditentukan Epilog Bagian akhir suatu komposisi. Istilah ini biasa digunakan dalam musik Romantik atau Modern Figur Unit frase terkecil xvi
  • 18. Frase Unit frase empat birama Fundamental Dasar-dasar pengetahuan atau ketrampilan musik Harmoni Aransemen pengiring suatu melodi dalam susun- an horizontal berupa rangkaian akor-akor. Homofonik Tekstur musikal yang menggunakan sistem harmoni Interval Jarak dari nada ke nada yang dihitung dari nada terrendah sebagai hitungan pertama. Irama Susunan aksen dengan hitungan yang teratur pada suatu denyut yang stabil. Komposisi Hasil karya musik. Kondaktor Pemimpin suatu kelompok paduan suara atau orkestra. Konser Pertunjukan musik tanpa pengecualian jumlah pemeran utama. Konserto Komposisi orkestra yang melibatkan seorang solis sebagai penyeimbang peran orkestra Kontrapung Teknik penulisan aransemen dengan mengguna- kan alur-alur melodi secara horizontal sebagai pengiring. Kunci/ clef Adalah simbol di awal paranada yang menentu- kan identitas setiap garis dan spasi Mayor Biasa digunakan untuk akor atau tangga nada untuk membedakan dari jenis yang minor. Melismatis Teknik menyanyikan sebuah kata dengan bebera- pa nada berbeda. Minor Jenis tangga nada atau akor yang merupakan pasangan dari jenis-jenis mayor. Modulasi Perpindahan nada dasar di tengah-tengah lagu. Monofonik Tekstur musik yang hanya terdiri dari satu alur melodi. Musik Kamar Bentuk permainan ensambel yang tertentu jumlah pemainnya, seperti duet, trio, kuartet, quintet, dan sekstet. xvii
  • 19. Musik Klasik Musik seni yang biasa disebut sebagai musik seriosa, sebagai lawan dari musik hiburan. Musik Seni Musik yang biasa disebut Art music dalam bahasa Inggris. Not balok Sistem penulisan umum nada-nada dalam musik klasik. Oktaf Pengulangan nada yang sama pada tingkat ketinggian yang berbeda. Opera Seni pertunjukan musik yang melibatkan berbagai cabang seni lain seperti teater dan seni rupa. Orkestra Bentuk ensambel yang besar dan melibatkan hampir seluruh instrumen musik. Overture Adalah karya instrumental yang merupakan musik pembuka dalam suatu karya opera. Paranada Lima buah garis horizontal yang digunakan untuk menuliskan butir-butir notasi nada-nada. Pentatonik Sistem musik dengan lima nada Polifoni Tekstur alur banyak suara Prelude Pembukaan sebuah karya musik yang terdiri dari kumpulan karya-karya dengan satu topik (suite) Prinsipal Pimpinan pemain sekelompok instrumen dalam orkestra. Quadruple Irama dengan empat hitungan. Quaver Jenis nada atau tanda istirahat seperdelapan. Rekapitulasi Kembalinya materi eksposisi setelah melalui bagian development dalam keadaan yang telah berubah, pada bentuk sonata. Resital Pertunjukan yang menampilkan peranan tunggal. Semi Frase Unit frase dua birama. Semi quaver Jenis nada atau tanda istirahat seperenambelas. Semibreve Jenis nada atau tanda istirahat penuh. Semi-tone Jarak atau laras setengah nada yang terdapat di antara dua nada berurutan. xviii
  • 20. Seni Musik Jenis musik serius yang biasa disebut Musical arts dalam bahasa Inggris. Silabis Cara menyanyi nada-nada yang sejalan dengan kata-kata. Simfoni Karya standar orkestra. Solmisasi Sistem pengucapan nada-nada diatonik dalam menyanyi. Sonata Suaru bentuk standar dalam musik klasik yang tersusun dari eksposisi (pameran tema), develop- ment (pengembangan) dan rekapitulasi. Sonatine Sonata kecil. Sub Dominan Di bawah dominan atau dominan bawah Tanda Kunci Dalam bahasa Inggris disebut key signature (bukan clef) yang berarti tanda yang menunjukkan nada dasar suatu karya musik Tangga nada Susunan nada-nada yang meningkat secara bertahap mulai dari Tonik hingga oktafnya. Tempo Tingkat kecepatan irama musiik. Teori musik Pengetahuan kognitif yang menyertai tingkat ke- trampilan instrumen musik. Titinada Tingkat ketinggian nada yang biasa disebut pitch, dalam bahasa Inggris. Tonal Sistem musik diatonik yang mendasarkan pe- ngembangan kreatifnya berdasarkan nada Atonik (nada pertama) Tonik Nada atau akor pertama dalam suatu sistem diatonik. Transkripsi Penyalinan ulang kepada instrumen yang berlainan, biasanya disertai dengan transposisi nada dasar. Transposisi Pemindahan nada dasar suatu karya musik sebagai konsekuensi transkripsi Trinada Susunan tiga nada di atas landasan suatu nada dalam tangga nada ,dengan dua interval terts (ketiga) dari nada ke nada. xix
  • 21. Triple Jenis irama tiga ketukan Whole tone Sistem tangga nada yang berjarak penuh dari satu nada ke nada yang lain. xx
  • 22. PETA KOMPETENSI Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dikembangkan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan program sekolah berbasis pada kebutuhan dan kompetensi wilayah. Sehubungan dengan maksud tersebut, maka orientasi dari materi pembelajaran adalah mempersiapkan dunia kerja Pengembangan Program Materi Pada Bidang Musik 1. Musik Klasik 2. Musik Non-Klasik Kompetensi Musik Klasik: 1. Pelaku Seni: 1.1. Pemain musik (vocal/instrument) 1.2. Komposer; 1.3. Arranger; 2. Guide: Jasa Informasi 3. Event Organizer : menyiapkan jasa penyelenggaraan pertunjukan xxi
  • 23. BAB 1 PRELUDE P relude adalah bagian pembuka suatu karya musik klasik. Terminologi ini populer dalam kehidupan musik abad ke-17, sebagai pembuka kumpulan jenis-jenis tarian tradisional di Eropa. Pada musik populer saat ini, musik umumnya didahului oleh introduksi, diselingi interlude instrumental di tengah-tengah sebagai jembatan pengulangan lagu, dan diakhiri dengan bagian akhir yang disebut Coda yang secara literal berarti ekor. Walaupun termasuk genre kuno, hingga saat ini beberapa komposer juga menggunakan istilah tersebut yang walaupun dengan maksud yang berbeda, namun pengertian dasarnya sama yaitu pembuka. Dalam buku ini istilah tersebut dipinjam sebagai pendahuluan dari buku ini. Jenis-jenis musik yang ada di seluruh dunia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, di antaranya dapat dikelom-pokkan berdasarkan kemiripan ciri-ciri umumnya (genre), fung-sinya, maupun geografi. Secara geografi, musik dapat dibagi menjadi musik Barat yang mengacu kepada negara-negara Eropa, dan musik Timur di wilayah Asia dan Timur Tengah yang memiliki varian yang sangat banyak. Dari berbagai kemungkinan pengelompokan yang ada, tampaknya secara umum musik yang ada di dunia dapat dikelompokkan kepada tiga jenis yaitu musik tradisi, musik hiburan, dan musik serius yang umumnya disebut orang sebagai musik klasik. Kreativitas pertunjukan dan penciptaan musik tradisi dibatasi oleh norma-norma yang berlaku pada suatu kebudayaan sehingga memiliki ciri lokal yang amat kental. Di Indonesia, musik-musik tradisi dapat dikenali berdasarkan batasan geografis dan etnisitasnya, misalnya, musik Minang, musik Batak, musik Dayak, dan musik Jawa. Di Jawa dan Bali ada istilah khusus untuk menyebut musik tradisi, yaitu yang dikenal dengan istilah karawitan. Sekarang ada istilah untuk menyebut seluruh musik yang terdapat di seluruh wilayah kepuluan Indonesia, termasuk karawitan, yaitu musik Nusantara. Musik hiburan adalah musik yang paling populer di kalangan masyarakat modern saat ini. Secara umum, kreativitas musik hiburan dibatasi oleh selera masyarakat. Dari segi ekonomi, musik hiburan merupakan salah satu bentuk industri. Keberhasilan pertunjukan musik
  • 24. Prelude 2 Bab 1 hiburan ditentukan oleh promosi penjualannya. Guna mencapai sukses para manajer musik hiburan perlu memahami selera pasar yang sedang berlaku. Karakteristik musik hiburan mengacu kepada sistem diatonik yang berasal dari Barat sementara ciri-ciri lokal umumnya didominasi oleh aspek bahasa. Walaupun demikian, pada lingkungan masyarakat tradisional juga terdapat musik hiburan yang mengacu kepada idiom- idiom musik tradisi. Pada umumnya musik hiburan didominasi oleh musik vokal dan sedikit di antaranya dari jenis musik instrumental. Di antara beberapa jenis musik hiburan ada juga yang memperhatikan aspek-aspek kreativitas yang tinggi dan tidak tergantung dari musik vokal serta tidak sepenuhnya mengikuti selera masyarakat. Di antara musik hiburan tersebut dari jenis tersebut ialah musik jazz yang mengutamakan aspek kreativitas dalam bentuk permainan improvisasi bagi seluruh pemain instrumennya termasuk penyanyinya. Walaupun demikian kebebasan mereka tetap berada dalam rambu-rambu tonalitas yang berlaku dalam musik diatonik. Berbeda dengan musik tradisi dan musik hiburan, kreativitas musik klasik pada masyarakat modern sama sekali tidak dibatasi baik oleh tradisi maupun oleh kecenderungan yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain, musik serius memiliki kebebasan artistik yang jauh lebih luas dibandingkan dengan musik hiburan. Namun sebaliknya, di samping kreativitas yang berkembang secara bebas, dalam beberapa kasus musik klasik justru memanfaatkan idiom-idiom berbagai musik populer, musik rakyat, bahkan tradisi berbagai kebudayaan guna memperkaya karya-karyanya. Kebebasan artistik dalam serius bukan berarti tidak memilki aturan melainkan didasarkan atas berbagai pertimbangan konsep-konsep teoretik yang juga senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut yang menyebabkan musik klasik senantiasa selalu berubah selama berabad-abad. Sejak era Abad Pertengahan hingga saat ini varian musik klasik sangat luas dan senantiasa berkembang. Perkembangan musik klasik mulai dari penerapan sistem diatonik yang sederhana pada abad pertengahan hingga mencapai kompleksitasnya di akhir era Romantik. Bahkan sejak memasuki abad ke-20, sementara model sitem tonalitas diatonik yang merupakan warisan era Klasik abad ke-18 dan eksplorasi sistem tersebut sebagai warisan era Romantik era abad ke-19 hingga kini masih tetap diterapkan pada musik hiburan populer dan jazz,
  • 25. Prelude 3 Bab I musik klasik telah meninggalkan sistem tersebut dan terus mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang paling mutakhir. Banyak orang mengira kalau musik klasik senantiasa menggunakan media akustik. Aliran komposisi musik elektronik dalam musik klasik telah dimulai lama sebelum ditemukannya synthesizer, dengan tape loops dan alat musik elektronik analog di tahun 1950-an dan 1960-an. Para komposer bahkan tidak mengandalkan perkembangan teknologi melainkan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kreativitas mereka. Para pelopor aliran musik elektronik tersebut antara lain John Cage, Pierre Schaeffer, dan Karlheinz Stockhausen. Beberapa komposer musik elektronik masa kini yang telah memberikan kontribusinya untuk pengembangan musik klasik aliran kontemporer ialah Ton de Leuw dari Belanda dan Jack Body dari New Zealand. Saat ini Indonesia sendiri memiliki beberapa komposer yang menaruh perhatian terhadap musik elektronik, di antaranya ialah Otto Shidarta dari Jakarta, dan Slamet Raharjo dari Yogyakarta. Istilah musik klasik umumnya lebih dikenal luas sebagai musik serius. Walaupun demikian, secara khusus dalam diskusi etnomusikologi, istilah musik klasik tidak hanya merujuk pada musik klasik Eropa saja, melainkan juga pada musik-musik di Asia dan Timur seperti misalnya musik klasik Persia, India, Tiongkok, dan lain-lain. Dalam lingkup musikologi, penggunaan kata ‘klasik’ bisa mengandung tiga makna. Yang pertama ialah berarti Musik Kuno, yaitu musik yang berkembang pada era Yunani Kuno (masa Antiquity). Pengertian yang kedua ialah musik pada era Klasik, yang didominasi oleh gaya Wina pada abad ke-18 dengan tiga tokoh komposer yang terkenal yaitu Haydn, Mozart, dan Beethoven. Ketiga, kata ‘klasik’ yang diterapkan pada musik klasik pada saat ini ialah sebagai musik seni (art music); yang pengertiannya berbeda dengan istilah seni musik atau musical arts. Yang dimaksud klasik dalam konteks ini ialah lawan dari musik hiburan. Secara khusus, di Indonesia ada istilah lagu seriosa untuk menamai musik vokal yang intinya mirip dengan musik klasik pada umumnya. Namun istilah tersebut umumnya lebih dipahami sebagai musik vokal tunggal. Walaupun demikian musik klasik yang menjadi pokok pembahasan dalam buku ini bukan hanya musik seriosa dalam pengertian musik vokal namun meliputi segala bentuk pertunjukan yang meliputi vokal dan instrumental.
  • 26. Prelude 4 Bab 1 Pokok bahasan musik klasik sangat luas karena tidak melulu membicarakan fenomena musikal yang terjadi di sekitar saat ini tapi juga yang terjadi selama berabad-abad. Dengan demikian berbeda dengan musik non klasik yang didasarkan atas fenomena musikal yang terjadi saat ini atau masa kontemporer, dan tidak jauh dari sekitar abad ke-20. Tidaklah mengherankan jika secara kuantitatif musik klasik tidak hanya memiliki repertoar yang sangat luas namun juga literatur yang juga luas. Keluasan cakupan pembahasan musik klasik yang menyangkut waktu berabad-abad memungkinkannya untuk dilakukan pembahasan dengan pendektan sejarah, baik secara diakronis melalui pendekatan kronologis, yaitu dari tahun ke tahun secara bertahap, maupun secara sinkronis, yaitu mengkaitkannya dengan aspek-aspek terkait di sekitar periode yang dibahas. Guna memudahkan pemahaman terhadap musik klasik maka seseorang perlu memahami aspek-aspek sejarah musik klasik yang meliputi pengertian-pengertian dasar mengenai musik secara umum. Di antara berbagai aspek tersebut meliputi sejarah proses kelahiran sistem tonal berikut pengembangannya selama berad-abad hingga akhirnya digantikan oleh sistem musikal yang lain. Namun karena terbatasnya tempat maka buku ini tidak secara khusus membahas sejarah musik klasik. Sehubungan dengan itu aspek-aspek sejarah hanya disinggung secara singkat meliputi kronologi sejarah dan riwayat hidup beberapa komponis musik klasik. Termasuk ke dalam pembahasan material musik ialah dasar-dasar teori musik yang meliputi pemahaman berbagai aspek musikal. Landasan teori musik ini diarahkan untuk memahami bentuk- bentuk musik. • Bacaan untuk pendalaman: Sumaryo LE. 1978. Komponis, Pemain Musik dan Publik. Jakarta: Pustaka Jaya. Sylado, Remy. 1983. Menuju Apresiasi Musik. Bandung: Penerbit Angkasa.
  • 27. Prelude 5 Bab I • Latihan-latihan (Jawablah dan diskusikanlah!): 1. Jelaskan pengertian Prelude dalam musik Klasik! 2. Secara umum musik yang ada di seluruh dunia dapat dikelompokkan menjadi berapa macam? Sebutkan masing- masing beserta contohnya! 3. Dalam konteks musik istilah ”klasik” memiliki tiga pengertian. Jelaskan masing-masing! 4. Bagaimana perbandingan keluasan jangkauan pembahasan musik klasik dan musik non klasik (populer)? 5. Menurut Anda, apakah yang dimaksud musik klasik itu?
  • 28. BAB 2 BIDANG KEAHLIAN MUSIK KLASIK B idang keahlian seni musik klasik meliputi banyak hal namun secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua arus. Arus pertama berkaitan dengan kesenimanan musik dan arus kedua bidang keilmuan musik. Bidang kesenimanan dalam musik klasik meliputi Komposisi atau penciptaan musik dan pertunjukan musik. Bidang keahlian pertunjukan musik klasik di antaranya meliputi resitalis (penampil solo instrumen atau vokal), instrumen pengiring (biasanya piano), pemain orkestra, pemain ensambel, dan pemain musik kamar. Kondakting atau keahlian memimpin orkestra termasuk ke dalam bidang pertunjukan musik. Arus kedua yang membidangi keilmuan musik meliputi bidang musikologi (termasuk etnomusiko-logi) dan transfer keilmuan dan ketrampilan musik atau dikenal dengan pendidikan musik. Hingga kini, Indonesia telah mengelola pendidikan formal musik hingga ke tingkat perguruan tinggi. Di perguruan tinggi Indonesia, kini telah dikembangkan berbagai bidang baik bidang-bidang kesenimanan maupun keilmuan hingga tingkat Magister (S2). Sebagai contoh ialah program-program yang kini sedang dikembangkan oleh Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, dan Program Pasca Sarjana di Institut Seni Indonesia ialah bidang Musik Pertunjukan, Komposisi Musik, Musikologi, dan Musik Pendidikan. Walaupun tampaknya belum ada keselarasan yang menghubungkan sistem pendidikan musik di semua jenjang pendidikan baik umum maupun kejuruan, kini upaya-upaya tersebut tengah dilakukan oleh semua pihak yang terkait. Bidang kejuruan musik yang kini sedang menjadi perhatian pemerintah kita ialah industri orkestra. Sehubungan dengan itu program- program pendidikan sekolah kejuruan musik diarahkan agar dapat mendukung perkembangan industri tersebut. Walaupun demikian karena berbagai keterbatasan maka pendidikan ketrampilan instrumen orkestra belum dapat terlayani secara menyeluruh. Instrumen-instrumen dalam orkestra terbagi ke dalam kelompok- kelompok yaitu Tiup Kayu yang terdiri dari Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon. Kecuali flute, produksi suara instrumen-instrumen tiup kayu
  • 29. Bidang Keahlian Musik Klasik 8 Bab 2 dihasilkan oleh getaran potongan kayu tipis yang ditempelkan pada ujung tempat meniup. Potongan kayu tersebut disebut reed. Ada yang menggunakan reed ganda seperti Oboe, dan ada juga yang menggunakan reed tunggal seperti saxophone. Tiup Logam yang terdiri dari Trompet, Horn, Tuba, dan Trombone, menghasilkan suara yang keras melalui suatu bulatan logam berlubang yang ditempelkan pada ujung tempat meniup. Logam ini disebut sebagai mouth piece. Instrumen Gesek yang terdiri dari Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass. Produksi suara kelompok instrumen ini dihasilkkan dengan cara menggesekkan tongkat berserabut yang disebut bow. Di samping itu instrumen-instrumen penunjang orkestra lainnya ialah piano, harpa, dan perkusi. Walaupun hingga kini orkestra diyakini sebagai suatu formasi standar dalam bisnis musik klasik yang menjanjikan, namun sesuai dengan Standar Komkompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) bidang studi Seni Musik Klasik untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), instrumen-instrumen orkestra yang akan dibahas hanya dibatasi pada pembahasan solfegio, sebuah instrumen gesek yaitu Cello, dan tiga buah instrumen tiup logam yaitu Trompet, Trombone dan Cornet. Buku teks pelajaran produktif ini didasarkan atas SK/KD kelompok bidang kejuruan dan program keahlian seni musik klasik pada Sekolah Menengah Kejuruan musik. Secara keseluruhan SK/KD bidang ini dapat dikelompokkan kepada pembahasan lima instrumen yaitu: (1) solfegio, (2) Instrumen Cello, (3) Instrumen Trombone, (4) Instrumen Soprano Cornet, (5) Instrumen Horn, dan (6) Trompet. SK program keahlian yang pertama ialah mengidentifikasi solfegio sementara KD-nya ialah menirukan, menuliskan, dan membaca: (1) interval, (2) akord, (3) ritme, (4) melodi. Dari SK kedua hingga keenam terpusat pada pelatihan instrumen Cello, dan dari SK ketujuh hingga kesebelas pada instrumen trombone. Sementara itu dari SK keduabelas hingga ketujubelas, masing-masing melibatkan tiga instrumen yaitu Soprano Cornet, Horn, dan Trompet. Selain SK/KD pertama, yaitu SK kedua hingga ketujuhbelas, tersusun dalam struktur dan kata kunci yang sama yaitu: “Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C” dan KD yang sama pula dengan kata kunci “memainkan” aspek-aspek teknik permainan instrumen seperti tangga nada, tangga nada kromatis, arpegio, dominan tujuh, diminis tujuh, dan primavista/lagu pendek.
  • 30. Bidang Keahlian Musik Klasik 9 Bab 2 Beberapa bagian dalam SK/KD program keahlian seni musik klasik untuk SMK menyulitkan penyusunan materi buku teks ini karena kalimat repetitif yang tidak jelas baik pada SK maupun KD. Secara sepintas isi SK seperti sama antara satu dengan yang lainnya, namun jika diteliti ternyata terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak terlalu mudah dipahami. Kalimat “dalam daftar A, B, dan C” pada SK tidak spesifik dan masih bersifat abstrak karena tidak ada pernyataan kategori repertoar apakah yang terdapat pada daftar tersebut. Akan lebih spesifik dan kongkrit jika kualitas kategori tersebut disebutkan, misalnya: Barok, Klasik, dan Romantik; atau Etude, Polifonis, dan Modern. PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 1. SK: Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Tangga nada G, D, mayor [Satu Oktaf: naik turun] C mayor [dua oktaf naik turun]) instrumen cello KD: 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan primavista Kalimat di antara tanda kurung: “Kunci nada/ dalam kunci” (kompetensi 3-11) dan “tangga nada” (kompetensi 2, 12-17) tampaknya membatasi karakteristik kunci pada repertoar yang harus dimainkan dalam daftar yang dimaksud. Namun penjelasan tersebut juga membingungkan karena di dalamnya terdapat juga kalimat: “ tangga nada … satu oktaf naik turun” (lihat SK ke-2). Menguasai repertoar tidak bisa diartikan menguasai tangga nada. Seluruh KD untuk bidang keahlian ini hanya menyangkut aspek teknik, kecuali primavista. Primavista adalah kemampuan membaca repertoar sederhana secara spontan atau tanpa persiapan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah sight reading. Dengan demikian berbeda dengan latihan-latihan teknik yang meliputi tangga nada dan arpegio, kalimat yang lebih tepat untuk bagian prima vista ialah “melakukan” bukan “memainkan.”
  • 31. Bidang Keahlian Musik Klasik 10 Bab 2 SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Cello ialah sebagai berikut. PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 2. SK: Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci nada: F, A, Bb mayor; D minor, C, G mayor) instrumen cello KD: 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan primavista 3. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam kunci nada: A, Bb mayor; C, G minor; C, D, F, G mayor; D minor) instrumen cello KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan dominan tujuh 4) Memainkan primavista 4. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam kunci nada: Es, F, G, A, Bb mayor; C, D, G minor) instrumen cello KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan akor dominan tujuh 5) Memainkan lagu pendek secara primavista 5. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam kunci nada: Eb, F, A, Ab, Bb mayor; C, D. G, D minor) instrumen cello KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan akor dominan tujuh 5) Memainkan Diminis Tujuh 6) Memainkan primavista
  • 32. Bidang Keahlian Musik Klasik 11 Bab 2 SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Trombone adalah sebagai berikut: PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 6. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam Kunci Bass: Bb mayor; C minor; Kunci G: C mayor; D minor) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan lagu pendek secara primavista 7. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: D, Eb mayor; D minor; Ab mayor; G minor; Kunci G: E, F mayor; E minor; Bb mayor; A minor) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 8. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: Db mayor; E minor, Ab, Bb mayor; G minor; Kunci G: Eb mayor; F# minor, Bb, C mayor; A minor) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 9. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: A mayor; C minor (interval keduabelas) F, F#, G mayor; F, G minor [dua oktaf]. Kunci G: B mayor; D minor [interval keduabelas], G, Ab mayor; G, A minor [dua oktaf]) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio
  • 33. Bidang Keahlian Musik Klasik 12 Bab 2 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 10. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: Bb, C mayor; Bb, C# minor [interval keduabelas], Ab mayor; F# minor [dua oktaf]. Kunci G: C, D mayor; C, Eb minor [interval keduabelas] F#, Bb mayor; G minor [dua oktaf]) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Soprano Cornet, Horn, dan Trompet adalah sebagai berikut: PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 11. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C, untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada C mayor, A minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan lagu pendek secara primavista 12. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Bb, D mayor; A, D minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 13. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada
  • 34. Bidang Keahlian Musik Klasik 13 Bab 2 daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Eb, E mayor; C, E minor; A mayor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 14. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada F mayor; F minor; Ab, Bb mayor; A, B minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 15. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Bb, Db mayor; Bb, C# minor; G, Ab mayor; G minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan tangga nada kromatik 4) Memainkan akor dominan tujuh 16. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Bb, Db mayor; Bb, C# minor, G, Ab mayor; G minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan tangga nada kromatik 4) Memainkan akor dominan tujuh
  • 35. Bidang Keahlian Musik Klasik 14 Bab 2 • Bacaan untuk Pendalaman: Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-istilah Musik. Jakarta: Penerbit Jambatan. • Latihan (Jawab dan diskusikan): 1. Bidang keahlian musik klasik meliputi apa saja? 2. Membuat atau menulis lagu termasuk bidang keahlian apa? 3. Kondakter termasuk ke dalam kelompok keahlian apa? 4. Apa yang kamu ketahui tentang ”resital” dalam konteks musik klasik? 5. Menurut apakah harpa termasuk instrumen orkestra? 6. Saxophone termasuk kelompok instrumen tiup kayu atau tiup logam? Jelaskan jawabanmu! 7. Apakah perbedaan ciri dari segi proses produksi suara kelompok tiup logam dan tiup kayu? 8. Trombone termasuk kategori instrumen bersuara rendah atau tinggi? 9. Menurutmu peranan melodi pokok dalam kelompok tiup logam dimainkan oleh instrumen apa? 10. Mengapa Flute digolongkan ke dalam kelompok tiup kayu sementara tidak menggunakan reed seperti instrumen tiup kayu yang lain?
  • 36. BAB 3 PENGERTIAN MUSIK M usik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggu- nakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor dan mobil, handphone, radio, televisi, tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut merupakan suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme, timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karya- karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan jenis-jenis musik. 3.1. Pengertian Musik Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Di samping itu ada juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik. Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik. Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-
  • 37. Pengertian Musik 16 Bab 3 unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003, 9) setuju dengan pendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian. Prier (1991, 9) sependapat degan Aristoteles bahwa musik merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama. Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik, sebagaimana dikutip oleh Ewen (1963, vii) ialah: “The science and art of the rhytmic combination of tones, vocal or instrumental, embracing melody and harmony for the expression of anything possible by this means, but chiefly emotional” ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional” Walaupun demikian selama berabad-abad para ahli menganggap definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lain mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” (musik mulai ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa musik adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satu- satunya pesona termurah dan halal di muka bumi. Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa musik dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert Spencer, seorang filsuf dari Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii).
  • 38. Pengertian Musik 17 Bab 3 Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada- nada memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan musik menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan. Dari beberapa pendapat di atas setidaknya dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi. 3.2. Manfaat Musik Dari perspektif filsafat, musik diartikan sebagai bahasa nurani yang menghubungkan pemahaman dan pengertian antar manusia pada sudut- sudut ruang dan waktu, di mana pun kita berada. Oleh karena itu Nietzsche, seorang filsuf Jerman, meyakini bahwa musik tidak diragukan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan itu ia mengatakan: quot;Without music, life would be an error.quot; Dalam kenyataannya musik memang memiliki fungsi atau peran yang sangat penting sehingga tidak satupun manusia yang bisa lepas dari keberadaan musik. 3.2.1. Musik Sebagai Hiburan Aristoteles, filsuf Yunani yang lahir di Stagira pada tahun 384 SM, mengatakan bahwa musik mempunyai kemampuan untuk mendamaikan hati yang gundah. Sehubungan dengan itu musik memiliki efek terapi
  • 39. Pengertian Musik 18 Bab 3 yang rekreatif dan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Pandangan Aristoteles ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam mengarungi bahtera kehidupannya, manusia tidak selalu menjumpai hal-hal yang menyenangkan. Suatu ketika ia bisa mengalami peristiwa yang menyedihkan, memilukan, atau bahkan menyakitkan, sedangkan di lain waktu, bisa juga mengalami peristiwa yang sungguh menyenangkan. Musik dapat mempengaruhi hidup seseorang, hanya dengan musik, suasana ruang batin seseorang dapat dipengaruhi. Entah apakah itu suasana bahagia ataupun sedih, bergantung pada pendengar itu sendiri. Jelasnya, musik dapat memberi semangat pada jiwa yang lelah, resah dan lesu. Apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, musik seakan-akan dapat menjadi kekuatan untuk menyemangati perjalanan cinta seseorang. Sebagai hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau penyegaran pada pendengarnya. Terkadang pada saat pikiran kita lagi risau, serba buntu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan; dengan mendengarkan musik, segala pikiran bisa kembali segar. Hasilnya, kita bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang tertunda. Di samping itu sebagai hiburan, musik juga dapat menyembuhkan depresi, musik terbukti dapat menurunkan denyut jantung. Ini membantu menenangkan dan merang-sang bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan tidur. Peneliti dari Science University of Tokyo menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat stres dan gelisah. Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik adalah cara terbaik untuk membantu mengatasi depresi. 3.2.2. Musik dan Terapi Kesehatan Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otaknya dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan, musik mampu mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat. Musik dan kesehatan memiliki kaitan
  • 40. Pengertian Musik 19 Bab 3 erat, dan tidak diragukan bahwa dengan mendengarkan musik kesukaannya seseorang akan mampu terbawa ke dalam suasana hati yang baik dalam waktu singkat. Musik juga memiliki kekuatan memengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah menurun. Akhirnya, pendengar pun terbawa dalam suasana santai, baik itu pada pikiran maupun tubuh. Oleh karena itu, sejumlah rumah sakit di luar negeri mulai menerapkan terapi musik pada pasiennya yang mengalami rawat inap. Musik dapat menyembuhkan sakit punggung kronis, ia bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi otak—yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan ratusan otot dalam punggung. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh santai secara fisik dan mental sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah sakit punggung. Para ahli yakin setiap jenis musik klasik seperti Mozart atau Beethoven dapat membantu sakit otot. Fungsi kesehatan lain ialah untuk membantu kelahiran. Dengan memperdengarkan musik, ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi rasa sakit saat melahirkan. Bentuk ekspresi melalui musik dapat menyembuhkan sakit dalam tubuh dan membantu otot menjadi relaks. Dokter menganjurkan jenis musik klasik atau musik masa kini tetapi mendengarkan musik pilihan sendiri juga baik. Telah terbukti bahwa musik juga sangat membantu anak sebelum menjalani operasi. Mendengarkan musik bagi anak yang tengah menunggu operasi dapat membantu menyembuhkan ketakutan dan gelisah karena musik membantu menenangkan ketegangan otot. Meskipun tidak ada musik khusus, musik-musik yang akrab bagi anak- anak jelas yang terbaik.
  • 41. Pengertian Musik 20 Bab 3 3.2.3. Musik dan Kecerdasan Musik memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan manusia. Salah satu istilah untuk sebuah efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan intelegensia seseorang, yaitu Efek Mendengarkan Musik Mozart. Hal ini sudah terbukti, ketika seorang ibu yang sedang hamil duduk tenang, seakan terbuai alunan musik tadi yang juga ia perdengarkan di perutnya. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. Dengan cara tertentu, otak pun akan distimulasi untuk “belajar” segala sesuatu lewat nada-nada musik. Selain itu, musik-musik yang berirama klasik adalah jenis musik yang dianjurkan banyak pakar buat ibu hamil dan si bayi, yaitu bisa mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan buat ibu yang sedang hamil. Sehubungan dengan itu, musik mampu mencegah kehilangan daya ingat. Bagi banyak orang yang mengalami kehilangan daya ingat dimana berbicara dengan bahasa menjadi tidak berguna, musik dapat membantu pasien mengingat nada atau lagu dan berkomunikasi dengan sejarah mereka. Ini karena bagian otak yang memproses musik terletak di sebelah memori. Para peneliti menunjukkan bahwa orang dengan kehilangan daya ingat merespon lebih baik terhadap jenis musik pilihannya. 3.2.4. Musik dan Kepribadian Musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Bagi orang yang berolahraga musik dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan olahraga yang lebih baik. Untuk selanjutnya pada saat berolahraga musik membantu olahragawan untuk meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan olahragawan dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Jenis musik terbaik untuk olah raga adalah musik dengan tempo cepat seperti hip-hop atau musik dansa.
  • 42. Pengertian Musik 21 Bab 3 Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan suasana hati tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Coba saja diingat saat upacara bendera setiap Senin pagi yang di dalam upacara tersebut kita diwajibkan menyanyikan lagu wajib nasional itu, semata-mata kan hanya untuk menimbulkan motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahlawan, dan memberi semangat baru pada pesertanya. Hal ini seharusnya berlaku juga pada irama mars yang merupakan irama untuk mengobarkan semangat perjuangan. Perkembangan kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Sewaktu kecil kita suka mendengarkan lagu-lagu anak, setelah dewasa kita pun akan memilih sendiri jenis musik yang kita sukai. Pemilihan jenis musik yang disukai bisa dibilang membantu kita untuk memberikan nuansa hidup yang kita butuhkan. 3.3. Fungsi Musik dalam Masyarakat Sebagai bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal, musik memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat ditemukan di setiap kebudayaan suku bangsa manapun di seluruh dunia. 3.3.1. Fungsi Ekspresi Emosional Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di Barat musik digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai objek cerapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nada-nada sesuai dengan suasana hatinya.
  • 43. Pengertian Musik 22 Bab 3 3.3.2. Fungsi Penikmatan Estetis Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan dengan berbagai kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent) tentang apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan sosialnya, orang juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal mencerap atau memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik. Untuk menikmati rasa indah (estetis), maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaan- nya sendiri. Kemudian ia bisa mulai mencoba mendengarkan musik- musik jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukainya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis; maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya. 3.3.3. Fungsi Hiburan Hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salah-satu cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam irama musik tertentu. Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop lebih terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi panggung, atau bahkan hanya popularitas penyanyinya saja. Kini musik bahkan ditengarai lebih berfungsi hiburan karena industri musik berkembang dengan sangat cepat. 3.3.4. Fungsi Komunikasi Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkakala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga digunakan dalam suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga
  • 44. Pengertian Musik 23 Bab 3 digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakan- teriakan pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan. Bunyi-bunyi yang teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan alur-alur melodi, menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik. Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon semakin hari semakin banyak menggunakan bunyi-bunyi musikal. 3.3.5. Fungsi Representasi Simbolik Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka; musik digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, kesedihan, kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacara- upacara. 3.3.6. Fungsi Respon Sosial Para pencipta lagu nasional Indonesia sangat peka terhadap adanya kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahan masyarakat. Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakan syair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh Bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan, generasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya. 3.3.7. Fungsi Pendidikan Norma Sosial Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun
  • 45. Pengertian Musik 24 Bab 3 berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud — semua berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu tersebut. 3.3.8. Fungsi Pelestari Kebudayaan Lagu-lagu daerah banyak sekali berfungsi sebagai pelestari budayanya, karena tema-tema dan cerita di dalam syair menggambarkan budaya secara jelas. Syair-syair lagu sering juga berasal dari pantun-pantun yang biasa dilantunkan oleh masyarakat adat dan daerah-daerah di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syair-syair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan. Demikian pula dengan musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat, memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Dengan demikian jelas bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya dan terutama musiknya seperti termasuk yang paling dikenal dunia seperti Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua. 3.3.9. Fungsi Pemersatu Bangsa Setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan (national anthem) yang mewakili citarasa estetik, semangat kebangsa-an, dan watak dari budaya
  • 46. Pengertian Musik 25 Bab 3 masing-masing. Lagu kebangsa-an Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman adalah lagu atau musik yang diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah di wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Keaneka-ragaman budaya yang sangat banyak jumlahnya harus dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa; Indonesia diperke-nalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya. Tetapi, lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi sebagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan, contohnya antara lain Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Mars Pancasila, Halo-Halo Bandung, dan Syukur. 3.3.10. Fungsi Promosi Dagang Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisi-televisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen pasar yang dituju. 3.4. Musik Klasik dan Proses Sosial Di atas telah disinggung berbagai pemahaman musik serta fungainya sehingga dapat kita maklumi bahwa musik memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan manusia pada umumnya dan pada kebudayaan tertentu khususnya. Keberadaan musik pada suatu kebudayaan adalah suatu yang wajar karena ia adalah bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari ciri kebudayaan universal. Manfaat dan fungsi musik sebagaimana yang telah diuraikan di atas mengandung pengertian atau definisi bahwa musik ialah proses
  • 47. Pengertian Musik 26 Bab 3 sosial. Walaupun musik klasik termasuk ke dalam kategori musik seni yang mengutamakan segi estetik dan artistik namun dalam beberapa kesempatan secara insidental juga digunakan sebagai proses sosial. Jenis musik klasik yang digunakan dalam proses sosial seperti misalnya, resepsi perkawinan, pengangkatan jabatan, perayaan-perayaan, dan sebagainya, biasanya dipilih yang ringan atau bersifat menghibur. 3.5. Musik Klasik dan Ekspresi Artistik Walaupun sama-sama memiliki fungsi menghibur, perbedaan musik klasik dengan jenis-jenis musik hiburan lainnya adalah: Sementara musik hiburan melayani kebutuhan pelepas lelah maka musik klasik melayani rasa haus estetik dan artistik yang lebih tinggi. Pada musik hiburan audiens cenderung dilayani sehingga tidak perlu repot-repot mencurahkan perhatiannya. Dengan kata lain audiens cenderung bersikap pasif. Pada musik klasik audiens tidak semata-mata dilayani tapi juga disediakan spasi yang lebih luas untuk mencari sudut-sudut kenikmatan dalam suatu karya musik. Sehubungan dengan itu musik hiburan biasanya sederhana sedangkan kekuatannya terletak pada lirik yang didukung oleh melodi sederhana yang logis. Dari segi sitem musikal sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan di antara musik hiburan dengan musik klasik diatonis; misalnya di antara lagi Ebied G. Ade dan sonata W.A. Mozart. Namun pengolahannya yang mendalam pada musik klasik sehingga mampu mewadahi tidak hanya semata-mata ekspresi estetis namun juga artistik. Audiens musik klasik tidak melulu membutuhkan hiburan tapi secara aktif membutuhkan kenikmatan estetis dan artistik. • Bacaan untuk Pendalaman: Ewen, David. 1963. “Introduction: Music – The Heavenly Maid” dalam The Home Book of Musical Knowledge. New Jersey: Prentice Hall, Inc., hal. vii-viii. Sylado, Remy. 1983. Menuju Apresiasi Musik. Bandung: Penerbit Angkasa.
  • 48. Pengertian Musik 27 Bab 3 • Latihan (Jawab dan diskusikan): 1. Menurutmu apakah pengertian “Musik”? 2. Apakah “musik” memiliki pengertian yang universal? 3. Jelaskan apa manfaat umum musik bagi kehidupan manusia! 4. Sebutkan tiga contoh fungsi musik! 5. Jelaskan apa kemiripan musik dengan bahasa! 6. Jelaskan apa perbedaan di antara musik klasik dan musik hiburan! Apa kontribusi musik dalam pendidikan anak?
  • 49. BAB 4 ELEMEN-ELEMEN DASAR MUSIK P ada bab ini kita akan mempelajari elemen-elemen dasar pembentuk musik. Sebagaimana halnya produk-produk manusia yang lain seperti kendaraan bermotor, gedung, senjata, dan apapun yang terdapat di dunia ini, bahkan termasuk manusia sendiri yang merupakan ciptaan Tuhan, maka musik pun tersusun dari unsur-unsur yang membentuk keberadaannya. Jika dibandingkan dengan manusia hidup maka musik juga memiliki jiwa, jantung, pikiran, dan kerangka. Jiwa musik terdapat pada melodi, jantung atau denyut jantungnya adalah ritme, pikiriannya adakah harmoni dan kontrapung, dan kerangkanya ialah bentuk. Beberapa komponen pembentuk musik tersebut tersusun dari bahan-bahan pembentuk unsur-unsur tersebut yang akan dibahas dalam bab ini. 4.1. Bunyi dan Nada Bunyi dan nada dipelajari dalam mata pelajaran iImu akustika musik. Biasanya ilmu akustika dipelajari sebagai landasan dalam memahami produksi bunyi berbagai instrumen musik. Secara akustik, bunyi dihasilkan oleh getaran. Sebagai contoh ialah fenomena produksi suara yang dihasilkan dengan jalan menggesekkan alat penggesek (bow) pada dawai-dawai biola. Contoh lain ialah petikan pada dawai-dawai gitar. Perlu dicatat bahwa bunyi bukan vibrasi melainkan efek yang dihasilkan vibrasi. Secara sederhana bunyi adalah sensasi otak. Bunyi yang diproduksi alat musik maupun apa saja, menyebar ke segala arah. Beberapa di antaranya ditangkap oleh telinga kemudian dikirim ke otak. Otak kemudian menerjemahkan pesan-pesan tersebut sebagai bunyi. Nada memiliki tingkat ketinggian yang berbeda-beda. Tingkat ketinggian bunyi maupun nada yang dalam istilah internasional disebut pitch (bahasa Inggris) ditentukan oleh kecepatan getar atau biasa disebut frekuensi. Getaran yang teratur pada jumlah tertentu dalam setiap detiknya menghasilkan nada-nada musikal yang membedakan dari
  • 50. Elemen-elemen Dasar Musik 30 Bab 4 bunyi yang diproduksi untuk tujuan lain. Semakin tinggi kecepatan getaran maka semakin tinggi pula tingkat ketinggian suatu bunyi atau nada. Sebuah nada dengan jumlah getaran tertentu akan menjadi satu oktaf lebih tinggi jika jumlah getarannya dilipat gandakan. Misalnya nada C tengah yang memiliki 256 getaran per detik, maka nada oktafnya, yaitu C berikutnya, akan memiliki 512 getaran per detik. 4.2. Melodi Melodi yang setiap hari didengar oleh setiap pecinta musik klasik tersusun dari tangga nada diatonis. Dia, dari bahasa Latin, berarti tujuh, dan tonis dari kata tonic yang berarti nada. Jika ditambahkan satu nada lagi sebagai pengulangan nada pertama maka seluruhnya terdiri dari delapan nada. Penyebutan nada-nada musikal menggunakan tujuh abjad pertama yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Walaupun demikian tangga nada mayor yang paling mendasar mulai dari nada C sebagai nada yang terrendah dan dilanjutkan dengan D, E, F, G, A, B, hingga yang tertinggi sebagai kelipatan nada perama yaitu C, disebut sebagai oktaf. Ilustrasi 4.1.: Susunan Tangga Nada Mayor Selama berabad-abad komposer menyusun serta menyusun ulang susunan kedelapan nada tersebut ke dalam berbagai lagu baru. Susunan kedelapan nada tersebut memiliki setidaknya dua pola yang disebut Mayor dan Minor. Tangga nada mayor memiliki jarak setenga (semi tone) di antara nada ketiga dan keempat, dan di antara nada ketujuh dan kedelapan, sementara di antara nada-nada selain urutan tersebut berjarak penuh (tone) tersebut. Ilustrasi 4.2.: Susunan tangga nada Minor Asli dari “A”.
  • 51. Elemen-elemen Dasar Musik 31 Bab 4 Tangga nada minor memiliki jarak setengah nada di antara nada kedua dan ketiga, dan di antara nada kelima dan keenam. Susunan pola Minor tersebut dikenal sebagai tangga nada Minor Asli atau Natural. Sebenarnya terdapat dua variasi tangga nada Minor namun akan dibahas secara khusus pada bab yang lainnya. Dengan pola tersebut maka tangga nada diatonis dapat dikembangkan hingga 48 tangga nada mayor dan minor. Di samping susunan Mayor dan Minor, terdapat juga susunan lain yang pada saat ini jarang digunakan dan kurang dikenal. Di antaranya ialah tangga nada modus-modus gereja, tangga nada berjarak penuh (whole-tone) yang digunakan oleh Debussy, dan tangga nada pentatonik (lima nada) yang banyak digunakan di wilayah Asia. Di samping itu terdapat juga pola yang dikembangkan dari sistem diatonis yaitu tangga nada kromatis yang berjarak setengah (semi tone) dari satu nada ke nada yang lainnya. 4.3. Ritme dan Tempo Ritme dan tempo dapat diibaratkan jantung dari musik. Damrosch (dikutip oleh Ewen 1954:4) mengibaratkan Tempo sebagai polisi yang mengatur kelancaran lalulintas sedangkan kelancaran lalulintasnya ialah ritme. Tempo ialah ketentuan tingkat kecepatan atau cepat-lambatnya suatu lagu harus dibawakan. Petunjuk tempo biasanya tertulis di kiri atas halaman pertama sebuah komposisi musik. Petunjuk tersebut umumnya menggunakan bahasa Italia seperti misalnya: Andante, Allegro, largo, Presto, dan sebagainya. Ilustrasi 4.3.: Contoh letak petunjuk tempo (Allegro Vivace) dan tanda irama 2/4 pada Sonata Beethoven (Serie 16; Np. 139)
  • 52. Elemen-elemen Dasar Musik 32 Bab 4 Ritme ialah pengaturan panjang pendeknya dan bertekanan atau tidaknya nada-nada, menurut pola yang berulang-ulang. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa ritme ialah melodi dari sebuah nada tunggal (monotone). Secara umum ritme ialah denyut jantung sebuah karya musik yang tanpanya musik tidak dapat hidup atau bernafas. Pada setiap karya musik terdapat Tanda Birama. Istilah ini berasal dari istilah bahasa Inggris, time signature. Walaupun demikian di negara kita sering juga disebut dengan istilah lain seperti Tanda Sukat. Tanda ini ditulis dalam bentuk pembagian angka yang menunjukan jumlah tekanan dalam setiap birama, yaitu ruas-ruas yang membatasi pengulangan-pengulangan pola ritme (akan dijelkaskan pada bab yang lain). Ilustrasi 4.4.: Irama “common time” ditandai dengan tanda “C” pada permulaan lagu untuk solo gitar. Gambar di atas ialah contoh transkripsi permainan solo gitar ke dalam dua sistem notasi yaitu Not Balok dan Tablatur sehingga gitaris bisa memilih salah satu di antaranya. Sebagaimana tampak pada gambar tersebut, Jenis irama yang paling sering dijumpai ialah “common time”, yaitu istilah lain dari irama 4/4. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa dengan irama ini akan terdapat empat nada seperempat dalam setiap bar. Walaupun demikian sebenarnya kita dapat menggantikan nada-nada seperempat tersebut dengan nada-nada lain seperti nada setengah, seperdelapan, dsb. Secara khusus 4/4 berarti empat ketukan tiap birama. Irama Waltz (3/4) memiliki tiga ketukan tiap birama, sedangkan irama Mars (2/4) memiliki dua ketukan. Tanda irama juga
  • 53. Elemen-elemen Dasar Musik 33 Bab 4 menggunakan satuan nada-nada seper-delapan seperti misalnya 3/8, 6/8, dan 12/8) 4.4. Harmoni dan Kontrapung Dapat dikatakan bahwa harmoni dan kontrapung ialah otak atau pikiran dari musik. Harmoni ialah ilmu mengkombinasikan nada-nada ke dalam suatu akor yang biasanya terdiri dari susunan tiga atau empat nada. Akor terdiri dari tiga nada yang dipisahkan oleh dua buah interval tiga (Terts) disebut Trisuara atau triad. Jika sebuah Trisuara dibangun di atas nada pertama maka disebut trisuara Tonika. Trisuara yang memiliki empat nada disebut Akor Tujuh. Akor ini biasanya dibangun di atas nada kelima (Dominan). Sebuah trinada disusun dengan menggunakan interval Terts. Misalnya jika dibangun di atas nada C maka susunannya ialah C, E, G. Jika ditambahkan satu interval lagi di aasnya, yaitu C, E, G, B, maka tersusun Akor Tujuh. Susunan dasar tersebut dapat divariasi dengan memindahkan nada terrendah ke/ menjadi nada teratas (E, G, C); susunan seperti ini disebut pembalikan pertama. Jika kita kemudian memindahkan nada terrendah dari susunan pembalikan pertama yaitu E, menjadi nada teratas (dalam hal ini G menjadi yang terrendah), maka susunan ini disebut pembalikan kedua. Pada susunan pembalikan pertama terbentuk interval sekt (keenam) di antara nada pertama dan ketiga sehingga biasa disebut sebagai akor 6/3. Sementara itu pada susunan pembalikan kedua terdapat interval empat (kwart) di antara nada pertama dan kedua sehingga susunan ini biasa juga disebut sebagai akor 6/4. Dalam karya piano sering kita jumpai permainan melodi oleh tangan kanan dan permainan harmoni pada tangan kiri. Jika hanya dimainkan melodinya saja maka akan secara musikal terasa kosong, kurang dalam, kaya, dan juga lemah dalam warna suara. Harmoni akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan akord dan arpegio pada bab ke-9. Di samping susunan harmoni terdapat juga susunan kontrapung. Dalam suatu harmoni terdapat melodi tunggal dengan iringan harmoni sedangkan dalam harmoni terdapat beberapa melodi yang berjalan secara simultan dengan suatu efek harmonis yang tidak bertabrakan. Walaupun
  • 54. Elemen-elemen Dasar Musik 34 Bab 4 demikian, dengan menggunakan teknik Imitasi, efek kontrapung dapat juga dihadirkan hanya dengan menggunakan satu alur melodi saja. Kontrapung dapat didefinisikan sebagai seni mengkombinasikan melodi. Dalam konteks yang lebih luas kita dapat membedakan antara gaya homofoni denga kontrapungtis. Gaya homofonik pada dasarnya bersifat akor (chordal) yang umumnya tampak pada berbagai lagu himne sebagai contoh bentuk yang paling sederhana. Pada model tersebut lagu diringi oleh akor-akor dasar atau sederhana. Di samping itu juga biasa terdapat pada grekan-gerakan satabande pada suite abad ke-18. Dalam penulisan kontrapung juga terdapat basis logika akor, tapi bagian-bagian suaranya memiliki alur melodi yang berdiri sendiri. Sebagai contoh yang sederhana ialah kontrapung pada karya-karya Two-part Invention Bach. Alur melodi suara basnya sama menariknya dengan melodi pada suara atas. Demikian pula pada karya-karya Gigue dari French Suite No. 5 Bach, yang menerapkan kontrapung tiga suara yang berjalan bersama. Penulis kontrapung yang terkenal di antaranya ialah Bach dan Handel. Walaupun Bach kadang-kadang mencoba menggunakan konsep homofonis namun kesan kontrapungnya tetap tidak bisa hilang. Gaya kontrapung juga seringkali menerapkan teknik-teknik imitasi, bahkan ada yang secara berlebihan mengatakan bahwa imitasi adalah darah kehidupan kontrapung. Dalam kenyataanya imitasi adalah teknik yang jauh lebih ringan dari yang diperkirakan banyak orang. Teknik kontrapung banyak diterapkan dalam karya-karya solo instrumental, khususnya piano. Walaupun demikian terdapat juga untuk karya-karya solo gitar, dan bahkan untuk solo instrumen gesek seperti biola dan cello. Contoh kontrapung tiga suara di bawah ini dikutip dari Prelude, Fugue, and Allegro BWV 998, untuk keyboard karya J.S. Bach. Ilustrasi 4.5: .”Fugue” dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 998 (J.S. Bach)
  • 55. Elemen-elemen Dasar Musik 35 Bab 4 Walaupun pada dasarnya kontrapung ialah paling tidak terjadi dari perpaduan dua melodi, namun efek kontrapung juga bisa diterapkan pada alur melodi tunggal, yaitu dengan teknik imitasi. Model kontrapunf seperti ini dapat dijumpai pada karya-karya Bach, baik untuk permainan biola maupun cello tanpa iringan. Berikut ini ialah Prelude dari Cello Suite No. 1 dalam C mayor, yang telah ditranskrip untuk notasi gitar dalam D mayor. Ilustrasi 4.6.: ”Prelude” dari Cello Suite No. 1 (J.S. Bach) Contoh di atas menunjukkan beberapa teknik untuk menimbulkan kesan kontrapung pada melodi tunggal. Walaupun hanya satu alur melodi tunggal dengan teknik-teknik imitatif dapat menimbulkan kesan kontrapung. Pada baris pertama setidaknya tersirat adanya dua alur melodi. Melodi pertama (suara atas) dalam nada-nada seperenambelas (semi quaver) sedangkan alur melodi kedua tersusun dari skala D mayor menurun, mulai dari dominan (lihat nada-nada yang dilingkari). Untuk baris kedua (dari birama 31) walaupun dalam kenyataannya tertulis dalam semi quaver tersirat adanya kesan melodi dalam nada-nada quaver pada alur suara kedua yang diiringi nada-nada monoton pada alur suara pertama. 4.5. Bentuk Musik Jika tubuh manusia memiliki kerangka, maka demikian pula dengan musik. Kerangka tubuh suatu karya musikal ialah bentuk. Para
  • 56. Elemen-elemen Dasar Musik 36 Bab 4 komponis tidak menulis karyanya begitu saja atau menumpahkan aliran ide-ide dan bunyi-bunyian secara sporadis tanpa batasan-batasan. Mereka tentu saja menggunakan disiplin yang mapan mengenai pola- pola struktural. Simfoni, Konserto, Oratorio, dan Sonata adalah bentuk- bentuk musik yang lebih besar atau luas dibandingkan dengan bentuk- bentuk lain yang lebih pendek dan kecil seperti: Bentuk Lagu, Minuet, Rondo dan Scherzo. Pola struktural dalam bentuk-bentuk inilah yang dijadikan wadah bagi komposer untuk menumpahkan ide-ide komposisinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang bentuk musik merupakan peta topografi para komponis yang tentu saja bermanfaat juga bagi audiens dalam memahami isi musik klasik dalam rangka mencapai penikmatan yang maksimal. • Bacaan untuk Pendalaman: Ewen, David. 1963. “The ABC of Music” dalam The Home Book of Musical Knowledge. New Jersey: Prentice Hall, Inc., hal. 3-6. Jones, Goerge Thaddeus.1974.Music Theory.London:Barnes & Noble Books. • Latihan-latihan : 1. Menurutmu apa perbedaan di antara “bunyi” dan “nada”? 2. Sebutkan empat elemen dasar musik! 3. Jelaskan perbedaan konstruksi di antara tangga nada Mayor dan Minor! 4. Ada berapa variasi tangga nada Minor? Sebutkan masing- masing! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Tempo” dan “Ritme”! 6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tanda irama? Berikan contohnya! 7. Apa yang dimaksud “common time”?
  • 57. Elemen-elemen Dasar Musik 37 Bab 4 8. Apakah yang disebut dengan “Trisuara”? 9. Apakah yang dimaksud dengan harmoni? 10. Apakah yang dimaksud dengan kontrapung? 11. Apakah perbedaan yang mendasar di antara kontrapung dan harmoni?
  • 58. BAB 5 NILAI NADA DAN TANDA ISTIRAHAT H ingga kini kita mengenal beberapa sistem notasi yang digunakan dalam permainan musik seperti notasi angka, tablatur dan notasi balok. Notasi angka digunakan untuk menyanyikan laval solfegio, yaitu nada-nada dalam tangga nada seperti: do, re, mi, fa, sol, la, si, dan do. Notasi tablatur digunakan untuk penulisan lagu-lagu instrumen petik seperti gitar dan bass. Notasi balok digunakan untuk penulisan musik semua instrumen termasuk vokal. Notasi ini menunjukkan aspek-aspek tinggi rendah maupun panjang pendeknya nada secara eksak. 5.1. Bentuk Nada Nada butir-butir berbentuk lonjong. Butir-butir nada mberbentuk emiliki berbagai model yang pararel dengan bentuk- bentuk tanda istirahat. Butir nada adalah tanda agar nada dibunyikan dalam durasi tertentu sementara tanda istirahat menunjukkan bahwa pemain tidak boleh membunyikan apapun selama waktu tertentu. Sementara tanda istirahat memiliki bentuk yang bervariasi, bentuk nada mengacu pada dan dikembangkan dari butir nada yang kosong, kemudian bentuk solid dan diberi bendera. Dengan demikian secara umum notasi balok terdiri dari tiga unsur yaitu: (1) Kepala nada yang berbentuk lonjong menyamping ke kanan dan agak naik, (2) Tanglai nada yang ditulis vertikal di sisi kanan jika menunjuk ke atas dan di sebelah kiri ika menunjuk ke bawah, dan (3) Bendera, yaitu lengkungan yang menempel pada ujung tangkai yang bersebrangan dengan posisi kepala nada. Bendera senantiasa menghadap ke kanan walaupun tangkai menghadap ke bawah
  • 59. Nilai Nada dan Tanda Istirahat 40 Bab 5 Ilustrasi 5.1.: Unsur-unsur Bentuk Nada Walaupun demikian tidak semua nada bertangkai dan berbendera. Tangkai dan bendera mengindikasikan nilai-nilai yang lebih kecil atau durasi yang lebiih pendek. Sementara nada-nada mengacu pada butir kepala nada, maka tanda istirahat memiliki bentuk yang agak lebih bervariasi. Pada tabel di bawah ini tampak kesejajaran nilai di antara anda bunyi dan tanda istirahat. Tabel 5.1. : Bentuk, nama, dan nilai not dan tanda diam NAMA NADA/ TANDA BENTUK TANDA ISTIRAHAT NADA ISTIRAHAT ANGKA NILAI PERISTILAHAN Penuh/ Whole Semi breve 1/2 Minim 1/4 Crotchet 1/8 Quaver 1/16 Semi Quaver 1/32 Demi Semi Quaver