SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
Download to read offline
1 
LAPORAN PARTUS 
OLEH : 
NAMA : AYU LISTIAN 
NIM : 2011 1B 004 
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE 
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA 
KABUPATEN MUNA 
2011
2
3
4 
RIWAYAT HIDUP 
A. Identitas Diri 
1. Nama : Ariati 
2. Nim : 2011.IB.0002 
3. Jenis kelamin : Perempuan 
4. Tempat/ tanggal lahir : Ambon, 08 Januari 1995 
5. Agama : Islam 
6. Suku/Kebangsaan : Ambon/ Indonesia 
7. Alamat : Jln, Lumba-Lumba 
B. Identitas Orang Tua 
1. Nama Ayah/Ibu : Alimuddin. G/ Suriati 
2. Pekerjaan : Wiraswasta 
3. Alamat : Jln. Lumba-Lumba 
C. Pendidikan 
1. SD : SD Negeri 18 Katobu Tahun 2005 
2. SMP : SMP Negeri 2 Raha Tahun 2008 
3. SMA : SMA Negeri 1 Raha 2011 
4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2011 sampai sekarang.
5 
KATA PENGANTAR 
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang 
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat 
menyelesaikan studi kasus ini. 
Studi Kasus ini dapat dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam 
menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha 
Kabupaten Muna dengan judul “ Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan 
Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan Ibu Hamil di 
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09 
s.d 31 Mei 2014 
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih jauh dari 
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran 
yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan 
Studi Kasus ini. 
Dalam penulisan Studi Kasus ini banyak hambatan dan kesulitan yang 
dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga 
Studi Kasus ini dapat diselesaikan, untuk itu penulis menyampaikan ucapan 
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Arif Ndaga, 
SKM., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Rosdiana, S.ST selaku pembimbing II 
atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan 
dorongan baik moril maupun materi yang begitu sangat berharga.
6 
Demikian pula penulis banyak ucapkan terima kasih dan penghargaan yang 
sebesar-besarnya kepada : 
1. Bapak Laode Muhlisi, A. Kep., M.Kes selaku ketua yayasa Akademi 
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 
2. Ibu Rosminah Mannsyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi 
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 
3. Ibu Sitti Derita, S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan 
saran dan kritik dalam ujian Studi Kasus. 
4. Bapak dan ibu dosen staff Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten 
Muna yang telah banyak memberikan bantuan, pembimbing, pengetahuan 
dan keterampilan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti 
pendidikan.. 
5. Kepada orang tua tercinta, Ibunda Suriati dan Ayahanda Alimuddin. G 
yang dengan penuh cinta mendidik, memberikan dukungan moril maupun 
materi, do”a dan kasih sayang kepada penulis menyelesaikan pendidikan 
DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 
6. Kepada kekasihku tercinta Ibrahim, yang penuh kasih sayang memberikan 
dukungan , semangat dan pengorbanannya yang tak pernah penulis 
lupakan selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata 
Raha Kabupaten Muna. 
7. Kepada adik-adiku Harisman dan Sahrul dan serta keluarga besarku yang 
telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama proses 
penulisan Studi Kasus ini.
7 
8. Kepada sahabat-sahabatku Selvyn, Intan, Osin, Esty, Sulis yang menjadi 
motivator dan tempet curhat terbaik buat penulis. 
9. Kepada teman-teman seangkatanku yang penulis tidak bisa sebutkan satu 
persatu terimah kasih banyak buat dukungan dan semangatnya selama 
menyelesaikan DIII Kebidanan Paramata Raha. 
10. Kepada teman-teman yang penulis sudah anggap seperti kakaku sendiri 
ada Rocki, Ilan, Bento dan lain-lain yang penulis tidak bisa tulis pesatu 
nama-namanya, yang sudah memberikan dukungan dan semangat dalam 
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan 
yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan 
kepada penulis dan semoga studi kasus ini dapat memberikan manfaat kepada kita 
semua, amin. 
Raha, Agustus 2014 
Ariati
8 
DAFTAR ISI 
Halaman Judul ………………………………………………………….................. i 
Lembar Persetujuan…………………………………………………….................. ii 
Lembar Pengesahan................................................................................................. iii 
Riwayat Hidup ..................................................................................................... iv 
Kata Pengantar ……….. .......................................................................................... v 
Daftar Isi .................................................................................................... vii 
Daftar Tabel …………………………….…………………………………… viiii 
Intisari ……………………………………………………………………….. ....... x 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah..........................................................1 
B. Ruang Lingkup Pembahasan ...................................................3 
C. Tujuan Telaah..........................................................................3 
D. Manfaat Telaah........................................................................5 
E. Metode Telaah .........................................................................6 
F. Sistematika Telaah……………………………………….. .....7 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
A. Telaah Pustaka ...............................................................................8 
1. Komunitas ...............................................................................8 
a. Pengertian ...........................................................................8 
b. Ciri-ciri komunitas ………………………… .....................8 
c. Peran bidan dikomunitas ....................................................9 
2. Keluarga ................................................................................10 
a. Pengertian .........................................................................10 
b. Bentuk/ tipe keluarga .......................................................12 
c. Peranan keluarga ..............................................................13 
d. Tugas-tugas keluarga ........................................................14 
3. Kehamilan .............................................................................14 
a. Pengertian .........................................................................14
9 
b. Perubahan anatomi dalam kehamilan ...............................15 
c. Perubahan dan adaptasi dalam kehamilan ........................18 
d. Asuhan neonatal ...............................................................19 
4. Kehamilan dengan factor resiko(APGO) ...............................20 
a. Pengertian .........................................................................20 
b. Macam-macam kehamilan resiko tinggi ..........................20 
c. Kehamilan dengan factor resiko tinggi .............................21 
d. Bahaya yang terjadi pada ibu hamil .................................22 
e. Primi tua sekunder ............................................................25 
f. Bekas operasi sesar ...........................................................27 
B. Konsep Manajemen Kebidanan ...................................................27 
1. Pengertian ..............................................................................27 
2. Langkah-Langkah Manajemen .............................................28 
3. Pendokumentasian ................................................................31 
BAB III STUDI KASUS 
A. Pengumpulan Data Dasar .................................................................33 
B. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Aktual ....................................43 
C. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Potensial .................................46 
D. Menilai Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi ...............................46 
E. Perencanaan Asuhan Kebidanan ......................................................47 
F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ........................................................48 
G. Evaluasi Kefektifan Asuhan .............................................................49 
H. Pendokumentasian ...........................................................................50 
I. Catatan Perkembangan .....................................................................55 
BAB IV PEMBAHASAN 
BAB V PENUTUP 
A. Kesimpulan ............................................................................................67 
B.Saran .......................................................................................................68 
DaftarPustaka ....................................................................................................69 
Lampiran-Lampiran
10 
INTISARI 
Ariati (2011.IB.0002), Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan 
Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan IBU Hamil di 
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09 
s.d 31 Mei 2014, di Bawah bimbingan Arif Ndaga dan Rosdiana. 
Latar Belakang : Penulisan karya tulis ini karena melihat dengan masih 
tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan umur lebih dari 
35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan penanggulangan 
serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, karena masalah tersebut 
apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi kesehatan ibu, seperti pada 
hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus macet, perdarahan, sedangkan 
bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa cacat. 
Tujuan : Untuk dapat melakukan, memperoleh gambaran umum dan dapat 
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada klien dengan ibu hamil di 
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu. 
Metode Penulisan : Pada karya tulis ini metode yang digunakan adalah 
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi 
kepustakaan. 
Waktu dan Tempat : Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien Ny”L” di 
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna yang dilaksanakan 
pada tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. 
Hasil : Yang didapatkan setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien melalui 
evaluasi dalam mencatat perkembangan selama 3 minggu 1 hari menunjukan 
keadaan umum ibu baik, Kesadaran compesmentis, Tekanan Darah :120/80 
mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,80C, Pernapasan: 20x/menit. Dari diagnose 
masalah dapat teratasi. 
Pembahasan : Pada Karya Tulis ini, membahas perbandingan antara teori dengan 
kasus tentang ibu hamil dari segi pengkajian, diagnose kebidanan, rencana 
tindakan, pelaksanaan sampai evaluasi atau dengan menggunakan 7 langkah 
varney. 
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kasus ini menggunakan metode 
pendekatan proses keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara 
sistematis dan berksinambungan sampai tercaainya penyembuhan. 
Kata kunci : Asuhan Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil 
Daftar pustaka : 14 (2008-2013)
11 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Kebidanan kesehatan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional 
yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, 
dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan 
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan 
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencana, 
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.(Syafaruddin.2011/10/konsep 
dasar kebidanan komunitas). 
Kebidanan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh factor 
lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, social dan cultural dan spiritual 
terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan 
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, dalam upaya mencapai tujuan. Selain 
itu, komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan 
mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan 
kerjasama suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti 
serta masyarakat / komunitas tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujua 
ntersebut.(Syafaruddin.2011/10/konsep dasar kebidanan komunitas). 
Kehamilan merupakan sesuatu yang unik dan penuh misteri bagi pasangan 
suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir dengan aman dan 
sejahtera baik bagi ibu maupun janinnya, oleh karena itu, pelayanan kesehatan
12 
maternal sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan mendapatkan akses 
terhadap pelayanan kesehatan tersebut. 
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah 
pbesar di negara–negara berkembang, di negara miskin, 20%-50% kematian 
wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut 
data statistic yang dikeluarkan WHO bidan PBB yang menangani masalah bidang 
kesehatan. Tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia 
mencapai 515.000 setiap tahun (Sarwono,2008). 
Dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan 
umur lebih dari 35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan 
penanggulangan serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, 
karena masalah tersebut apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi 
kesehatan ibu, seperti pada hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus 
macet, perdarahan, sedangkan bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa 
cacat.(Manuaba,2010). 
Survey awal yang telah dilakukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna 
jumlah ibu hamil pada tahun 2013 sebanyak 4295 orang dan ibu hamil lebih dari 
35 tahun sebanyak 353 orang , dan pada tahun 2014 sejak bulan Januari - April 
sebanyak 2247 orang dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 496 orang . 
(Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2013 - 2014). 
Data dari Puskesmas Batalaiworu tahun 2014 sejak bulan Januari-Mei jumlah 
ibu hamil sebanyak 122 dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 7 orang. 
(Puskesmas batalaiworu, 2014)
13 
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk mengadakan studi kasus pada 
keluarga Tn.T dengan umur ibu hamil lebih dari 35 tahun dengan kategori 
APGO. Dengan menelusuri kasus tersebut di harapkan dapat menjadi bahan 
masukan bagi bidan, bahwa asuhan bukan saja di berikan di klinik tetapi jg di 
rumah klien bersama keluarga. 
B. Ruang Lingkup Pembahasan 
Ruang lingkup pembahasan studi kasus ini dalam manajemen asuhan 
kebidanan komunitas pada keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu 
kecamatan Batalaiworu kabupaten Muna, mulai tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. 
C. Tujuan Telaah 
1. Tujuan Umum 
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas pada 
Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil dengan menggunakan pendekatan manajemen 
asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan. 
2. Tujuan Khusus 
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan dapat : 
a. Melaksanakan dan melakukan pengkajian dan pengumpulan analisis data 
pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan 
Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. 
b. Merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada Keluarga Tn. T dengan Ibu 
Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna 
tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
14 
c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada Keluarga Tn.T dengan Ibu 
Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna 
tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. 
d. Menilai perlunya kebutuhan tindakan segera, konsultasi, dan kolaborasi pada 
Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan 
Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. 
e. Menetapkan rencana asuhan sesuai dengan rencana diagnosa aktual dan 
potensial dan masalah pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan 
Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 
2014. 
f. Ditetapkan asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan efektif pada 
Keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan 
Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. 
g. Terlaksanya tindakan yang telah dilakukan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu 
Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna 
tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. 
h. Terdokumentasinya asuhan kebidanan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil 
di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu 09 s.d 31 Mei 2014.
15 
D. Manfaat Telaah 
1. Manfaat Teoritis 
Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki status kesehatan ibu hamil 
terhadap resiko yang terjadi. 
2. Manfaat Praktis 
Sebagai salah satu sumber informsi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan 
program baik pihak puskesmas dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, 
dan evaluasi program sebagai upaya pencegahan. 
3. Manfaat Bagi institusi 
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat di manfaatkn terutama dalam 
pengembangan konsep tentang kategori APGO di Institusi Program Studi DIII 
Kebidanan Paramata Raha. 
4. Manfaat Bagi Penulis 
a. Pengetahuan yang telah di peroleh khususnya asuhan sebagai salah satu 
persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir di jenjang pendidikan 
Diploma III Kebidanan Paramata Raha. 
b. Merupakan konstribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan 
ilmu kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO.
16 
E. Metode Telaah 
Metode yang di gunakan dalam pembuatan studi kasus ini adalah sebagai 
berikut : 
1. Studi Kepustakaan yaitu dengan membaca buku-buku dan makalah yang 
berhubungan dengan judul studi kasus ini. 
2. Studi Kasus yaitu dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam 
asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan 
diagnosa/masalah aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan 
mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO serta 
mendokumentasikan. 
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ini : 
a. Anamnese/wawancara 
Wawancara dengan klien dan keluarganya guna mendapatkan data yang di 
perlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut. 
b. Observasi 
Dilakukan dengan melihat dan mengamati secara langsung keadaan dan pola 
hidup klien juga termasuk lingkungan fisik dan keluarga. 
c. Pemeriksaan fisik 
Klien di lakukan pemeriksaan secara umum terdiri dari keadaan umum, tanda-tanda 
vital, pemeriksaan secara sistematis dari kepala hingga kaki dengan 
teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium.
17 
3. Diskusi dan Tanya Jawab 
Mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan bidan yang menangani langsung 
klien tersebut dan dosen pembimbing studi kasus. 
F. Sistematika Penulisan 
Sistematika yang digunakan dalam pembuatan studi kasus ini yaitu : 
1. Bab 1 pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup 
pembahasan, tujuan telaah, manfaat telaah, metode telaah, dan sistematika 
telaah. 
2. Bab II tinjauan pustaka terdiri dari telaah pustaka dan konsep manejemen 
kebidanan yang didalamnya terdapat pengertian, langkah-langkah manejemen 
dan pendokumentasian. 
3. Bab III studi kasus terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa 
dan masalah aktual, identifikasi diagnose dan masalah potensial, menilai 
perlunya intervensi segera, konsultasi dan kolaborasi, perencanaan asuhan 
kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi kefektifan asuhan dan 
pendokumentasian. 
4. Bab IV pembahasan 
5. Bab V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 
Selain itu, dalam pembuatan kasus ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka 
dan lampiran- lampiran.
18 
BAB II 
TINJAUAN TEORI 
A. Telaah Pustaka 
1. Komunitas 
a. Pengertian 
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih 
dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang 
erat antar para anggota kunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau 
values (kadra,200). 
Komunitas terdiri dari sekelompok individu yang tinggal pada wilayah 
tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative sama serta adanya 
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selain itu, komunitas juga 
dipandang sebagai target pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan 
komunitas, komunitas tersebut harus dilibatkan secara aktif (syafrudin, 2009). 
b. Ciri-Ciri Komunitas 
Adapun ciri-ciri komunitas adalah sebagai berikut : 
1) Adanya kesatuan wilayah (teritorialitas) terbatas. 
2) Adanya kesatuan adat istiadat. 
3) Berlaku nilai nilai kolektif 
4) Adanya rasa identitas dan loyalitas terhadap komunitas (syafrudin, 2009).
19 
c. Peran bidan dikomunitas 
1) Pemberi pelayanan kesehatan (provider) 
Memberikan pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada 
klien dengan menggunakan asuhan kebidanan terhadap individu, keluarga, 
kelompok, dan masyarakat. 
2) Pendidik 
Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko 
tinggi dan kader kesehatan. 
3) Pengelola 
Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakan, dan 
mengevaluasi) pelayanan kebidanan baik secara langsung maupun tidak 
langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan 
komunitas. 
4) Konselor 
Memberikan konseling/bimbingan kepada kader keluarga dan masyarakat 
tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas. 
5) Pembela klien (advokat) 
Peran bidan sebagai penasehat adalah kegiatan memberikan informasi dan 
sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang 
terbaik dan memungkinkan bagi dirinya. Sokongan dapat berupa dorongan 
secara verbal atau keterlibatan berdiskusi dengan petugas kesehatan lain, 
instansi atau anggota keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi keluarga 
dalam pelayanan kebidanan komunitas.
20 
6) Kolaborator/koordinator 
Kolaborasi dengan disiplin ilmu baik lintas program maupun sektoral. 
7) Perencanaan 
Peranan bidan dikomunitas sebagai perencana yaitu dalam bentuk 
perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi 
dalam perencanaan program-program dimasyarakat luas untuk suatu 
kebutuhan tertentu yang ada kaitanya dengan kesehatan. 
8) Peneliti 
Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas 
(syafrudin,2009). 
2. Keluarga 
a. Pengertian 
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainya, bergantung pada 
orientasi dan cara pandang yang di gunakan seseorang dalam mendefinisikanya. 
Ada beberapa pengertian tentang keluarga antara lain 
Menurut Bussard dan Ball (1966) keluarga merupakan lingkungan sosial yang 
sangat dekat hubunganya dengan seseorang. Menurut WHO (1969) keluarga 
adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, 
adopsi, atau perkawinan. Menurut Duval (1972) kelurga adalah sekumpulan orang 
yang di hubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan 
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan 
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga.
21 
Menurut Depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang 
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di 
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. 
Menurut UU.No 10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat 
ang terdiri dari suami, istri, dan anaknya atau anak atau ayahnya dan anak atau 
ibunya, dan anaknya. 
b. Bentuk / Tipe kelurga 
Pembagian tipe ini bergantung pada kepada konteks keilmuan dan orang yang 
mengelompokan : 
1) Secara tradisional 
Secara tradisional keluarga di kelompokan menjadi 2 yaitu: 
a) Keluarga inti ( Nuclear Family ) 
Adalah keluarga yang hanya terdiri daria ayah, ibu,dan anak di peroleh dari 
keturunan atau adopsi atau keduanya 
b) Keluarga besar (Extended Family) 
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain ang masih mempunyai 
hubungan darah (kakek- nenek, paman, bibi). 
2) Secara moderen 
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,maka 
pengelompokan tipe keluarga selain yang tersebut di atas adalah: 
a) Dyadic Nucler yaitu Suami- istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai 
anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah.
22 
b) Single parent yaitu satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian 
pasaganya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah. 
c. Peranan Keluarga 
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, 
kegiatan yang berhubungan dengan indifidu dalam posisi dan situasi tertentu. 
Peranan individu di dasari dengan harapan dan pola perilaku dari kelurga, 
kelompok dan masyarakat. 
1) Peranan ayah 
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai 
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala 
keluarga, sebagai anggota dari sekelompok sosialnya, serta sebagai anggota 
masyarakat dari lingkungan. 
2) Peran ibu 
Sementara istri sebagai ibu dari anak-anaknya mempunyai peranan untuk 
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, 
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta 
sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat 
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 
3) Peran anak 
Sementara peran anak dalam melaksanakan peran psiko-sosial sesuai tingkat 
perkembanganya sampai kelak menjadi orang tua baru (Effendy, 1998).
23 
d. Tugas-tugas keluarga 
Tugas-tugas keluarga mencakup : 
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukanya. 
4) Sosialisasinya antar anggota keluarga. 
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga. 
6) Penetapan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas 
(Effendy, 1998). 
2. Kehamilan 
a. Pengertian 
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita 
memiliki organ reproduksi sehat, yang telah megalami menstruasi, dan melakukan 
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat 
besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini 
direncanakan akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Mandriwati, 
2007) 
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya 
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) 
dihitung dari hari pertama haid terakhir (saifuddin,2007). kehamilan di bagi dalam 
3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan
24 
kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh 
sampai 9 bulan (Ratna Pediastuti,2012:1) 
Periode antepartun adalah periode kehamilan yang di hitung sejak hari 
pertama haid terakhir sampai di mulainya persalinan.periode antepartum di bagi 
atas 3 trimester yang masing-masing terdiri atas 13 minggu, pembgian waktu ini 
diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan di 
perkirakan kurang dari 40 minggu. Pada praktiknya,trimester 1 dipertimbangkan 
secara umum berlangsung pada minggu pertama hingga minggu ke-12(12 
minggu),trimester II minggu ke –13 sampai dengan minggu ke -27 (15 minggu ), 
dan trimester III minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-40 (13 minggu) 
(Asrinah,2010) 
b. Perubahan Anatomi dan Adaptasi fisiologi dalam Kehamilan. 
Menurut Sarwono Prawiroharjo (2010), perubahan anatomi dan adaptasi 
fisiologi pada ibu hamil adalah sebagai barikut: 
1) Perubahan Sistem Reproduksi 
a) Uterus 
Pada kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh 
desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan 
ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir 
kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. 
b) Serviks 
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak 
jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
25 
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh 
darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick. 
c) Vagina dan Vulva 
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan 
kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan 
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas 
vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina 
supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, 
jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina. 
d) Ovarium 
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru 
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel 
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu 
akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal 
e) Payudara 
Karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh aktifitas 
hormon,jaringan glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih 
efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada 
waktu menjelang persalinan. Estrogen menyebabkan pertumbuhan tubulus 
lactiforeus dan duktus juga menyebabkan penyimpangan lemak.progesteron 
menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih tervaskularisasi dan mampu 
bersekresi. Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan
26 
penting dalam perkembangan ini, Prolaktin merangsang produksi kolostrum dan 
air susu ibu.(Nurul Jannah,2011) 
f) Kulit 
Terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena hormon hipofis yaitu 
MSH(Melanopshore Stimulating Hormon) meningkat, Kloasma gravidarum 
adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit dahi, pipi, hidung 
dan leher, Peningkatan pigmentasi juga terdapat pada perut bawah bagian tengah 
biasanya tampak garis gelap yang di sebut linea nigra. Srtriae grafidarum adalah 
kulit perut tampak retak biru, di mana setelah partus tampak berwarna putih yang 
di sebut striae albicans, Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan 
menyebabkan robeknya serabut di bawah kulit sehingga timbul striae 
grafidarum.(Manuaba, 2010). 
c. Perubahan dan adaptasi psiklogik dalam kehamilan 
1) Kehamilan pada trimester I 
Setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan 
meningkat, ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, 
lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat. 
2) Kehamilan trimester II 
Pada trimester ini biasanya ibu sudah merasa sehat, telah terbiasa dengan 
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah 
berkurang. Ibu telah meneriama kehamilanya dan mulai menggunakan energi 
serta pikiran secara lebih konstruktif, pada trimester ini ibu sudah merasakan 
pergerakan janinya.
27 
3) Kehamilan trimester III 
Pada trimester ini sering di sebut sebagai periode menunggu dan waspada 
sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang 
ibu mersa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-waktu, ibu merasa khawatir kalau 
bayinya lahir tidak normal. 
d. Asuahan Antenatal 
Menurut Fraser, dkk (2012) asuhan antenatal di tujukan untuk memantau 
kemajuan kehamilan guna mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin 
normal. 
1) Tujuan asuhan antenatal 
Tujuan asuhan antenatala adalah sebagai berikut : 
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan 
tumbuh kembang bayi 
b) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi 
c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan komplikasi yang mungkin 
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan 
pembedahan 
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu 
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin 
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian AsiI 
ekslusif 
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar 
dapat tumbuh kembang secara normal
28 
4. Kehamilan dengan faktor resiko (APGO) 
a. Pengertian 
Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya 
kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan 
yang kebetulan atau unik. ( Manuaba,2010 ) 
b. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan 
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang 
mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. 
Tanda bahaya pada kehamilan adalah: 
a. Perdarahan pervaginam 
b. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang 
c. Perubahan visual yang hebat 
d. Nyeri abdomen yang hebat 
e. Bayi kurang bergerak seperti biasa 
f. Pembengkakan pada wajah dan tangan 
(Manuaba, 2010) 
c. Faktor Resiko Umur >35 Tahun 
Masalah-masalah utama pada resiko kehamilan usia diatas 35 tahun adalah 
yang sering ditemukan para dokter pada wanita hamil dengan usia diatas 35 tahun 
seperti diabetes gestasional (diabetes yang muncul pada saat kehamilan), tekanan 
darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia 
lebih tua akan lebih sering mengalami masalah pada kandung kemih dibandingkan 
wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko lainnya adalah resiko
29 
keguguran yang lebih besar. Kehamilan diusia > 35 tahun terjadi gangguan pada 
sistem hormon seperti hormon progesteron dan estrogen. Selain jumlah sel telur 
yang sedikit juga berpengaruh terhadap kemampuan rahim untuk menerima bakal 
janin dan embrio faktor ini terkadang mengalami kesulitan untuk melekat 
dilapisan dinding rahim atau endometrium, ini dapat meningkatkan terjadinya 
keguguran. (Ridwanamiruddin, 2007) 
Resiko bagi sang Ibu diantaranya adalah: 
1) Tekanan darah tinggi dan diabetes. 
2) Pendarahan yang dapat membahayakan Ibu dan bayinya. 
3) Bayi dilahirkan secara Caesar. 
4) Terjadi kehamilan diluar rahim. 
Sedangkan resiko pada bayi adalah: 
1) Cacat bawaan, bisa berupa kelainan kromosom pada anak 
2) Keguguran, dikarenakan penurunan kemampuan rahim untuk menerima 
janin. 
3) Resiko meninggalnya bayi yang dilahirkan 
4) Persalinan dengan bayi prematur (berat lahir rendah) (Saifudin, 2009). 
d. Macam-macan kehamilan resiko tinggi 
Menurut Poedji Rochyati dkk kriteria resiko tinggi adalah sebagai berikut: 
1) Resiko 
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk 
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa 
mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau
30 
ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi. Ukuran risiko dapat dituangkan dalam 
bentuk angka disebut skor. Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka 
dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko 
menengah, risiko tinggi. 
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok: 
a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) 
Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar 
diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat. 
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) 
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun 
janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun 
janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat. 
c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) 
Kehamilan dengan faktor risiko: 
(1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi 
jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan 
segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu 
dan bayinya. 
(2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya 
meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh 
dokter.
31 
2) Batasan Faktor Risiko / Masalah 
a) Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO 
Kehamilan yang perlu di waspadai adalah sebagai berikut : 
(1) Terlalu Tua 
Hamil pada usia tua atau >35 tahun merupakan faktor resiko bahaya dalam 
kehamilan baik bahaya bagi ibu maupun janin di mana pada usia tersebut keadaan 
kesehatan dan fungsi alat reproduksinya mengalami penurunan fungsi sehingga 
kemungkinan kehamilan dan persalinannya mengalami penyulit. Semakin tua 
pertambahan umur atau lebih dari 40 tahun kemungkinan lebih besar mengalami 
tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit kardiovaskuler selama kehamilan. 
Pada beberapa wanita dengan usia lebih tua, penurunan kesehatan otot dan 
fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit kontraksi sehingga kelahiran rata-rata 
lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih sering harus di lakukan opersi caesar 
(SC) dan pertolongan kelahiran lain (ekstraksi vakum) (Murkoff, 2007). 
(2) Terlalu Muda 
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 
tahun akan meningkat 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang 
terjadi pada usia 20-29 tahun (Prawirohardjo, 2007). 
Hamil pada usia muda atau <20 th merupakan faktor resiko bahaya kehamilan 
bagi ibu maupun janin dimana pada usia tersebut keadaan kesehatan, kementalan 
fisik dan fungsi alat reproduksi belum matang, belum siap untuk hamil (Murkoff , 
2007).
32 
b) Bahaya yang terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut : 
(1) Ibu hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi 
penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga 
tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak 
cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya yang terjadi antara 
lain:, Hipertensi / tekanan darah tinggi, Pre-eklamsia, ketuban pecah dini: 
yaitu ketuban pecah sebelum persalinan, persalinan tidak lancar atau macet: 
ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu 
sendiri melalui jalan lahir biasa., Perdarahan setelah bayi lahir, Bayi lahir 
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr. 
c) Anak terkecil < 2 tahun 
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. 
Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu 
masih menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. 
Bahaya yang dapat terjadi: 
1) Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah 
2) Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu 
3) Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. 
d) Primitua sekunder 
Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam 
kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama 
lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada: 
1) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
33 
2) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB. 
Bahaya yang akan terjadi: 
(a) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi 
(b) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB. 
e) Grande multi 
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan 
maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan: 
1) Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi 
2) Kekendoran pada dinding perut 
3) Tampak ibu dengan perut menggantung 
4) Kekendoran dinding rahim 
Bahaya yang dapat terjadi: 
1) Kelainan letak, persalinan letak lintang 
2) Robekan rahim pada kelainan letak lintang 
3) Persalinan lama 
4) Perdarahan pasca persalinan. 
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih 
hidup atau mati 
f) Umur 35 tahun atau lebih 
Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi 
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. 
Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya 
yang dapat terjadi :
34 
1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia 
2) Ketuban pecah dini 
3) Persalinan tidak lancar / macet 
4) Perdarahan setelah bayi lahir 
g) Tinggi badan 145 cm atau kurang 
Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini: 
1) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu 
dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua 
kemungkinan yang terjadi: 
2) Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak 
besar. 
3) Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar 
4) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati 
dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang. 
5) Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup bulan, dan 
berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi: persalinan 
berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan 
medik : persalinan operasi sesar. 
h) Riwayat obstetri jelek (ROJ) 
Dapat terjadi pada ibu hamil dengan: 
Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama mengalami 
1) Keguguran 
2) Lahir belum cukup bulan
35 
3) Lahir mati 
4) Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari 
5) Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami 
keguguran ≥ 2 kali 
6) Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan. 
Bahaya yang dapat terjadi: 
1) Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda 
pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang. 
2) Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya: 
Diabetes mellitus, radang saluran kencing 
i) Persalinan yang lalu dengan tindakan 
Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-vaginam: 
1) Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi: 
(a) Robekan / perlukaan jalan lahir 
(b) Perdarahan pasca persalinan 
2) Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan 
menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila: 
(a) Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri 
(b) Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc 
Bahaya yang dapat terjadi: 
(1) Radang, bila tangan penolong tidak steril 
(2) Perforasi, bila jari si penolong menembus rahim 
(3) Perdarahan
36 
(4) Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu 
mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc, 
sehingga ibu menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfusi darah. 
j) Bekas Operasi Sesar 
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu 
pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan 
rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi. 
( deso, 2011) 
B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan 
1. Pengertian 
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang 
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan 
berdasarkan teori ilmiah, temuan, atau keterampilan dalam rangkaian tahapan 
logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.( Erna Juliana 
Simatupang,2008 ) 
2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan 
Proses manajemen kebidanan terdiri dari atas 7 langkah. Manajemen asuhan 
kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi 
asuhan kebidanan. Ketujuh langkah terdiru dari keseluruhan kerangka kerja yang 
dapat di pakai dalam segala situasi.
37 
a. Identifikasi Data Dasar 
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, 
langkah merupakan intelektual dan mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang 
di laksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan 
pengolahan.( Varney,2007 ) 
1) Pengumpulan data 
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi 
baik dari klien, keluarga maupun tim kesehatan lainnya atau data yang di peroleh 
dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang di lakukan 
dalam pengumpulan data meliputi: 
a) Wawancara 
Wawancara/ anamnese adalah tanya jawab yang di lakukan antara bidan 
klien, keluarga maupun ytim medis lainya dan data ang di kumpulkan 
mencangkup semua keluhan dan masalah yang di miliki 
b) Observasi dan pemerikssan fisik 
Pada saat observasi di lakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. 
Pemeriksaan di lakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki. 
2). Pengolahan data 
Setelah data di kumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya di 
kelompokan dalam: 
a) Data subyektif 
Meliputi identitas klien, keluhan utama. Riwayat penyakit,riwayat menstruasi,latar 
belakang budaya,pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan
38 
psikososial.sehingga dalam hal ini kasus hiperemesis gravidarum berdasarkan 
teori dan hasil pemerikssan yang biasa dikeluhkan oleh pasien yaitu,sering 
muntah, lemas, dan cepat lelah. 
b) Data obyektif 
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan 
keadaan fisik obstetri. 
b. Interprestsi Data Dasar 
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang di putuskan 
berdasarkan identifikasi yang di dapat dari analisa-analisa dasar. 
Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional 
sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang di tegakan 
harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.( Varney, 2007 ) 
c. Merumuskan diagnosa/masalah potensial 
Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada 
klien jika mendapatkan penanganan yang akurat, yang di lakukan melalui 
pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi 
bila tidak segera di tangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya 
sehingga mengancam kehidupan pasien 
d. Identifikasi Perlunya Tindakan Segeradan Kolaborasi 
Mengidentifikasi perlunya tindalkan segera oleh bidan atau dokter dan / untuk 
di konsultasikan atau di tangani brersama dengan anggota tim kesehatan yang lain 
sesuai dengan kondisi klien.pada tahap ini mencerminkan kesinambungan dari 
proses manajemen kebidanan.
39 
e. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan 
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang di tentukan 
oleh langkah-langkah sebelumnya.juga mengantisipasi diagnosa dan masalah 
kebidanan secara komprehensif yang di dasari atas rasional tindakan yang relevan 
dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi brerdasarkan analisa dan 
asumsi yang seharusnya boleh di kerjakan atau tidak oleh bidan.( Varney,2007 ) 
f. Langkah VI.Implementsi 
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan 
tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung, 
konsultasi maupun kolaborsi, implementasi ang efisien akan mengungi waktu dan 
biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien. 
g. Langkah VII.Evaluasi 
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah di berikan, meliputi pemenuhan 
kebutuhan terhadap masalah yang telah diidentifikasi di dalam masalah dan 
diagnosis 
C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) 
1. Data Subyektif 
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencangkup 
nama,umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan dan 
keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari 
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
40 
2. Data Obyektif 
Data yang di peroleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup 
inspeksi,palpasi,perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan 
laboratorium. 
3 Assesment 
Merupakan keputusan yang di tegakan dari hasil perumusan masalah yang 
mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan 
diagnosa kebidanan di jadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya 
menanggulangi ancaman keselamatan pasien/ klien. 
4 Planning/perencanaan 
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan 
dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.
41 
BAB III 
STUDI KASUS 
Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam 
asuhan kebidanan pada keluarga Tn. T dengan ibu hamil kategori APGO di 
Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu pada 09 s.d 31 Mei 2014, yang diawali 
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. 
A. Identifikasi Data Dasar 
1. Pengkajian Keluarga 
Meliputi semua informasi yang akurat dan lengkap dari klien maupun keluarga 
yang terdiri dari anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan 
pemeriksaan penunjang. 
a. Struktur dan Sifat Keluarga 
1. Struktur Keluarga 
Nama KK : Tn.T 
Umur : 45 tahun 
Agama : Islam 
Pendidikan terakhir : SMA 
Pekerjaan : Wiraswasta(pedagang) 
Perkawinan ke : I ( satu ) 
Lamanya menikah : ± 20 tahun 
Penghasilan perbulan : ± Rp 800.000,_ 
Alamat : Laino
42 
Tabel 1.1 Daftar anggota keluarga 
No Nama Umur Agama Hubun 
gan 
Pendidikan Pekerjaan Penolong 
L P persalinan 
1. Ny .L 40 
thn 
Islam Istri SMP IRT Dukun 
2. An .D 16 
Thn 
Islam Anak Sementara 
SMA 
Belum 
kerja 
Dukun 
3. An. K 14 
thn 
Islam Anak Sementara 
SMP 
Belum 
kerja 
Dukun 
4. An. F 11 
thn 
Islam Anak Sementara 
SD 
Belum 
kerja 
Bidan 
5. An. K 9 
thn 
Islam Anak Sementara 
SD 
Belum 
kerja 
Bidan 
6. An. K 4 
thn 
Islam Anak Belum 
sekolah 
Belum 
kerja 
Bidan 
1) Sifat Keluarga 
a) Tipe keluarga merupakan istri / Nuclear family. 
b) Hubungan kepala keluarga dengan istri dan anak cukup baik 
2) Peran Anggota Keluarga 
Bapak sebagai suami dan kepala keluarga, ibu sebagai istri dan ibu rumah 
tangga. 
b. Pola Kebiasaan Sehari – Hari 
1) Kebiasaan sehari-hari 
a) Makanan pokok keluarga : Nasi 
b) Pola makan keluarga : makanan pokok +sayur+lauk 
c) Frekuensi makan : 3x sehari.
43 
c. Jenis Rekreasi dan hiburan 
1) Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi secara khusus. 
2) Saat – saat santai digunakan untuk nonton televisi. 
d. Pola komunikasi Keluarga 
1) Bapak berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga 
2) Dalam mencari jalan pemecahan masalah dalam keluarga dilakukan 
dengan musyawarah keluarga. 
3) Tidak ada konflik dalam keluarga. 
e. Pola istrahat keluarga 
1) Kebiasaan istrahat siang / tidur siang : ± 1 jam ( 13.00 – 14.00 Wita 
2) Kebiasaan istrahat malam / tidur malam : ± 7 jam ( 22.00 – 05.00 wita ). 
f. Personal hygiene keluarga 
1) Rambut dicuci 2x seminggu menggunakan sampo. 
2) Gosok gigi 2x sehari menggunakan pasta gigi. 
3) Mandi 3x sehari memakai sabun 
4) Keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan, memakai alas kaki, 
mencuci kaki sebelum tidur, memotong kuku 1x/ minggu. 
5) Kebiasaan mengganti pakaian dan pakaian dalam 2x sehari. 
2. Faktor Sosial Ekonomi Dan Budaya 
a. Penghasilan dan pengeluaran 
1) Pekerjaan kepala keluarga adalah Wiraswasta(pedagang) 
2) Besarnya penghasilan yang di dapat setiap bulan Rp ± 800.000,- 
3) Penghasilan dalam sebulan cukup untuk makan sehari – hari
44 
4) Penentuan keuangan dalam keluarga adalah kepala keluarga, dan istri 
bertanggung jawab mengatur kebutuhan rumah tangga sehari – hari. 
b. Suku dan Agama 
a. Bapak dan Ibu bersuku Buton. 
b. Bapak dan Ibu beragama Islam dan melakukan sholat 5 waktu secara 
rutin. 
c. Peran Anggota Keluarga 
1) Bapak sebagai pencari nafkah. 
2) Ibu mengatur urusan rumah tangga dan segala hal keperluan pokok 
sehari – hari. 
d. Hubungan keluarga dengan masyarakat 
Keluarga mempunyai hubungan baik dengan masyarakat sekitar dimana 
bapak dan ibu selalu mengikuti kegiatan warga 
3. Faktor lingkungan 
a. Rumah 
Keluarga menempati rumah sendiri dengan bentuk rumah papan dengan 
ukuran 7x6 meter di atas tanah seluas 15x18 meter dengan kontruksi 
rumah terbuat dari papan dan dinding papan.
45 
Dena Rumah : 
I 
IV 
II III 
7 Meter 
Ket : 
I Ruang tamu dengan ukuran 7 x 2,5 meter 
II Ruang tidur dengan ukuran 3 x 3,5 meter 
III Ruang dapur dan ruang makan 3 x 3,5 meter 
IV Wc 2x2 meter 
a. Memiliki fentilasi dan jendela sehingga pertukaran udara dalam rumah baik 
b. Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya matahari 
c. Pengaturan perabot dalam rumah dari kebersihan cukup terjaga 
d. Sudah memiliki kamar mandi sehingga bila mandi langsung dalam kamar 
mandi.
46 
b. Sumber air minum dan sarana air bersih 
1) Sumber air bersih di ambil dari air PAM yang keadaan airnya jernih tidak 
berbau dan tidak berasa, dan keadaan sumur memenuhi syarat kesehatan 
2) Pengolahan air untuk di minum dengan cara merebus sampai mendidih 
selama ± 5-10 menit 
c. Tempat pembuangan 
1) Tinja keluarga di buang di Wc yang berbentuk leher angsa 
2) Pembuangan sampah di buang pada tempatnya 
3) Sampah kering di bakar 
4) Sampah basah di kumpulkan di buang pada tempatnya 
5) Pembuangan air limbah langsung digot 
d. lingkungan Rumah 
Lingkungan rumah tidak di tanami pohon 
e. Fasilitas hiburan 
Keluarga sudah memiliki televisi sebagai sarana hiburan dan informasi 
4. Keadaan Kesehatan Keluarga Berencana 
a. Keadaan kesehatan Keluarga 
b. Kondisi kesehatan keluarga umumnya baik Bapak : Nampak sehat tidak ada 
kelainan 
c. Keadaan Kesehatan Ibu secara umum baik. Ibu dalam keadaan hamil, pada 
kehamilannya sekarang ibu mengatakan : 
1) Hamil yang kedelapan, pernah melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah 
keguguran.
47 
2) Hari pertama haid terakhir tanggal 30 – 09 - 2013. 
3) Sudah merasakan pergerakan janinnya sejak umur kehamilan 4 bulan dan 
masih dirasakan sampai sekarang. 
4) Umur kehamilan ±8 bulan. 
5) Ibu sudah disuntik imunisasi TT5 
6) Status Gizi keluaga 
Secara umum keadaan gizi keluarga baik. 
7) Belum pernah menggunakan KB 
d. Pemeriksaan Fisik 
Sehubungan dengan kesehatan keluarga dilakukan pemeriksaan fisik yaitu: 
1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan 
a. Berat Badan : 59 kg 
b. Tinggi Badan : 170 cm 
c. Tanda – tanda Vital : 
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg 
Nadi : 80x / menit 
Suhu : 36,8 0C 
Pernapasan : 22 x / menit 
2) Ibu mengatakan selama kehamilannya mengalami muntah-muntah 
a. Keadaan umum ibu : kurang baik 
b. Kesadaran : komposmentis 
c. Tafsiran persalinan : 08-07-2014 
d. Umur kehamilan : 31 minggu 3 hari
48 
e. Tinggi Badan : 160 cm 
f. Berat Badan : 60 cm 
g. Tanda – tanda Vital : 
Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg 
Nadi : 88 x / menit 
Suhu : 36 0C 
Pernapasan : 20 x / menit 
h. Lila : 25 cm 
i. Pemeriksaan fisik 
a. Kepala 
Rambut dan kulit kepala bersih, tidak rontok dan tidak ada benjolan. 
b. Wajah 
Ekspresi wajah baik, tidak pucat, tidak ada Oedema. 
c. Mata 
Konjung tiva merah muda, sklera tidak ikterus. 
d. Hidung 
Bersih, tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan. 
e. Mulut dan gigi 
Bibir tidak pecah – pecah, tidak ada karies pada gigi. 
f. Telinga 
Lekukan telinga normal dan bersih
49 
g. Leher 
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, arteri karotis, dan tidak ada 
peningkatan vena jugularis. 
h. Payudara 
Putting susu menonjol, heperpigmentasi pada areola mamae,tidak ada nyeri 
tekan, tidak ada benjolan dan kolostrum sudah ada bila dipencet. 
i. Abdomen 
Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut kendor,pembesaran perut 
sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850 Gram. 
Leopold : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong) 
Leopold II : Teraba memanjang seperti papan(puki) 
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting(kepala) 
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul 
Djj : 144x/menit 
j. Ektremitas 
Tidak ada oedema refleks patella (+) kiri kanan. 
2) Pengkajian Psikososial 
1. Status Emosi 
Tingkat emosional keluarga cukup baik, bila ada masalah umumnya dapat 
diselesaikan dengan baik. 
2. Konsep diri 
a) Pembawaan kepala keluarga dengan masyarkat sekitar baik. 
b) Bapak cenderung pendiam dan tidak banyak bicara.
50 
3) Pola interaksi 
Pola interaksi keluarga cukup baik, bahasa yang digunakan sehari – hari 
adalah bahasa daerah muna 
4) Pola pertahanan keluarga 
Bapak dan ibu saling memahami bila ada masalah dibicarakan bersama dan 
demikian pula ada permasalahan dengan saudara/ tetangga. 
5) Pengkajian Pengetahuan Terhadap Kesehatan 
1) Keluarga sudah memahami tentanng pemanfatan fasilitas kesehatan, 
sehingga memiliki kebiasaan memilih tenaga bidan yang pertama dihubungi 
bila mengalami ,masalah kesehatan. 
2) Keluarga belum mengetahui tentang resiko yang akan terjadi jika hamil di 
atas umur 35 tahun 
6) Harapan Keluarga Tentang Petugas Kesehatan 
Dapat membantu keluarga untuk memahami risiko ibu hamil dengan umur 
lebih dari 35 tahun.
51 
B. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual 
Pada langkah ini dignosa atau masalah berdasarkan interprestasi yang akurat 
data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan 
masalah yang spesifik, terdiri dari: 
1. Kehamilan dengan kategori APGO 
No. DATA ANALISIS DAN 
INTERPRESTASI 
1. Subyektif : 
Ibu mengatakan : 
a. Hamil kedelapan, 
melahirkan tujuh kali dan 
belum pernah keguguran. 
b. Hari pertama haid terakhir 
tanggal 30-09-2013 
Obyektif : 
a. Tonus otot perut kendor 
b. Ada striae albicans 
c. Tafsiran persalinan 
tanggal 08-07-2014 
a. Tonus otot perut kendor 
disebabkan adanya 
peregangan pada kehamilan 
sebelumnya. 
b. Nampak striae albicans yang 
merupakan retak-retak 
jaringan kulit pada 
kehamilan sebelumnya yang 
bewarna kebiruan dan 
berubah warna putih setelah 
melahirkan. 
2. Subyektif : 
Ibu mengatakan : 
Umur ibu lebih dari 35 tahun. 
Obyektif : 
Umur ibu 40 tahun 
Kehamilan yang terlalu tua dapat 
beresiko pada ibu dan janinya.
52 
Tabulasi Perumusan Masalah 
Tabulasi perumusan masalah adalah 
1. Ibu hamil 
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 
1. Sifat Masalah 1 
3 
푥 1 
1 
3 
Situasi krisis keluarga dan 
individu membutuhkan 
penyesuaian terhadap 
perubahan diri dan perlu 
mempersiapkan sumber 
daya dalam menghadapi 
kehamilan, persalinan dan 
bayi baru lahir. 
2. Kemungkina 
n masalah 
dapat terjadi 
0 
2 
푥 2 
0 
Kemungkinan masalah tidak 
dapat di rubah karena 
kehamilan tidak dapat di 
rubah dengan tindakan 
sebab kehamilan adalah 
proses alamiah. 
3. Potensial 
masalah 
untuk diubah 
1 
3 
푥 1 
1 
3 
Masalah tidak bisa di cegah 
sampai proses kelahiran 
selesai. 
4. Menonjolnya 
masalah 
1 
2 
푥 1 
1 
2 
Masalah perlu segera di 
tangani karena proses 
kelahiran akan segera 
berlangsung berlangsung. 
Jumlah 
1 1/6
53 
2. Kehamilan dengan kategori APGO 
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 
1. Sifat Masalah 
2 
3 
푥 1 
2 
3 
Merupakan ancaman 
kesehatan yang dapat 
mempengaruhi 
kehamilan 
2. Kemungkinan 
masalah dapat 
diubah 
0/2x2 
0 
Masalah dengan APGO 
tidak dapat dirubah 
3. Potensi 
masalah untuk 
dirubah 
1/3x1 
1 
3 
Potensi masalah untuk 
dapat di rubah sangat 
rendah 
4. Menonjolnya 
masalah 
0/2x1 
0 
Masalah tidak langsung 
di rasakan oleh ibu saat 
ini kecuali ada masalah 
pada saat persalinan 
Jumlah 3
54 
3. Masalah ibu yang belum menggunakan KB 
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 
1. Sifat Masalah 2 
3 
푥 1 
2 
3 
Merupakan ancaman 
kesehatan yang dapat 
mempengaruhi 
kehamilan 
2. Kemungkinan 
masalah dapat 
diubah 
2 
3 
푥 2 
2 
Kemungkinan masalah 
dapat dirubah sebagian. 
3. Potensi 
masalah untuk 
dirubah 
2 
3 
푥 1 
2 
3 
Dengan memberi 
penyuluhan pada 
keluarga tentang 
pentingnya ber KB. 
4. Menonjolnya 
masalah 
2 
2 
푥 1 
1 
Masalah tidak langsung 
di rasakan oleh ibu saat 
ini. 
Jumlah 
2 1/3 
C. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial 
Berdasarkan keadaan kesehatan Ny”L” dapat ditetapkan adanya suatu masalah 
potensial yang akan terjadi pada Ny”L” yaitu potensial terjadinya perdarahan post 
partum. 
D. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi 
Berdasarkan data yang telah di kumpulkan pada Ny”L” tidak ada tindakan 
kolaborasi dengan dokter.
55 
E. Rencana Asuhan 
Sesuai dengan beberapa diagnosa dan masalah yang ada maka di susunlah 
rencana rencana asuhan yang komprehensif guna mengatasi dan memenuhi 
kebutuhan ibu yang meliputi preventif,promotif,dan rehabilitasi. Dalam memilih 
asuhan yang akan di laksanakan di maksudkan untuk mencapai tujuan yang di 
kehendaki berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada. 
Untuk lebih jelas dapat di lihat pada uraian di bawah ini: 
A. Tujuan : 
1. Jangka panjang 
a. Keadaan umum ibu baik 
b. Keluarga dapat meningkatkan status kesehatannya yang baik. 
c. Kehamilan berlangsung normal tanpa ada penyulit atau komplikasi sehingga 
dapat melahirkan dengan normal. 
d. Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB yang sesuai keinginanya. 
2. Jangka pendek 
a. Keluarga memiliki pengetahuan tentang faktor risiko pada ibu hamil dengan 
umur lebih dari 35 tahun. 
b. Rencana melahirkan di bidan. 
c. Ibu memeriksakan kehamilannya minimal empat kali dalam kehamilan. 
d. Ibu belum menggunakan KB selama kehamilan nya ini. 
B. Kriteria Keberhasilan 
1. Keadaan umum ibu baik di tandai dengan tanda-tanda vital dalam batas 
normal, yaitu:
56 
a. Tekanan darah : 100/70 MmHg 
b. Nadi : 88 kali/ menit 
c. Suhu : 36 0C 
d. Pernapasan : 20 kali/ menit 
2. Keadaan kesehatan ibu dan keluarga baik 
3. Kehamilan berlangsung normal di tandai dengan tidak terjadi tanda-tanda 
bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan pervaginam,nyeri kepala yang 
hebat, penglihatan kabur, demam,oedema pada wajah, tangan dan kaki,dan 
belum merasakan pergerakan janinya. 
4. Ibu bersedia menggunakan KB dan KB pilihanya suntik 3 bulan 
C. Rencana Asuhan 
1. Lakukan pendekatan pada keluarga 
Rasional : keluarga bersikap ramah dan memberikan penerimaan yang baik. 
2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan. 
Rasional : Ibu koperatif dengan petugas 
3. Beritahukan pada keluarga tentang masalah yang ada kehamilan dengan umur 
lebih dari 35 tahun. 
Rasional : keluarga dapat mengetahui tentang risiko yang terjadi pada ibu 
hamil yang umur lebih dari 35 tahun. 
4. Bersama Keluarga membahas masalah yang ada 
c. Kehamilan dengan kategori APGO 
Berikan penyuluhan pada keluarga tentang faktor resiko 
akibat kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun
57 
Rasional : Keluarga dapat mengetahui faktor resiko umur diatas 35 tahun 
d. Menganjurkan pada ibu untuk membuat rencana persalinan di bidan serta 
menyiapkan biaya dan kebutuhan lainya 
Rasional : agar komplikasi dalam persalinan dapat dicegah 
5. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan 
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui tentang tanda – tanda persalinan. 
F. Implementasi 
Sistematika dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan 
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi kesehatan dari Ny”L” yang 
teridentifikasi. 
1. Lakukan pendekatan pada keluarga. 
Hasil : Keluarga koperatif dengan petugas 
2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan 
Hasil : Tekanan darah : 110/80 MmHg 
Nadi : 88 kala/ menit 
Suhu : 36,5 0C 
Pernapasan : 20 kali/menit 
3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah ibu yang hamil diatas umur 35 
tahun, resiko yang terjadi pada ibunya tekanan darah yang tinggi, perdarahan 
yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayi dilahirkan secara cesar, dan 
terjadi kehamilan diluar rahim. 
Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilan nya saat ini.
58 
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan 
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan. 
G. Evaluasi 
Tanggal 09 Mei 2014 Jam: 12.15 WITA 
1. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal 
Tekanan darah : 110/80 MmHg 
Nadi : 88 kali/ menit 
Suhu : 36,5 0C 
Pernapasan : 20 kali/menit 
2. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850 
Gram. Leopold 1 : Teraba lunak, keras dan tidak melenting(bokong) 
Leopold II : Teraba bagian yang datar, keras(punggung kiri) 
Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting(kepala) 
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul 
Djj : 144x/menit 
H. Pendokumentasian 
Pada langkah ini telah di uraikan tentang penerapan manajemen kebidanan 
dalam 7 langkah Varney dan akan di persingkat menjadi pendokumentasia pada 
ibu hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu 
Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
59 
1. Data Subyektif (S) 
Ibu mengatakan : 
1. Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali dan tidak pernah keguguran 
2. Hamil 8 bulan 
3. Hari pertama haid terakhir tanggal 30-09-2013 
4. Sudah merasakan pergerakan janinya dalam 1 hari pergerakan janinya 
sering bergerak. 
2. Data Obyektif (O) 
1. Keadaan umum ibu : Baik 
2. Kesadaran : Composmentis 
3. Tinggi badan : 160 cm 
4. Berat badan : 60 kg 
5. Lila : 25 cm 
6. Tanda-tanda vital 
a. Tekanan darah : 100/70 MmHg 
b. Nadi : 80 kali/ menit 
c. Suhu : 36,5 0C 
d. Pernapasan : 20 kali/menit 
7. Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi 
a. Kepala dan rambut 
Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok 
Palpasi : Tidak ada benjolan
60 
b. Wajah/muka 
Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada 
cloasma gravidarum. 
Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah 
c. Mata 
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, 
skelera tidak ikterus. 
d. Hidung 
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, 
skelera tidak ikterus. 
e. Telinga 
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya 
polieter. 
f. Mulut dan gigi 
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah 
bersih, gusi merah muda, tidak ada sariawan. 
g. Leher 
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok 
Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh 
limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis. 
h. Payudara 
Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, 
hyperpigmentasi pada areola mammae.
61 
Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum ada, payudara tegang. 
i. Abdomen 
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, 
tampak linea nigra, terdapat striae livide. 
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. 
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting(bokong) 
Pengukuran: 
Tinggu fundus uteri : 30 cm 
Lingkar perut : 95 cm 
Tafsiran berat janin : 2850 gram 
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras 
dan memanjang(punggung kiri) 
Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting 
(kepala). 
Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala 
belum masuk pintu atas panggul) 
Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan 
frekuensi 140x/menit 
j. Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks 
patella (+) kiri dan kanan.
62 
3. Assesment (A) 
GVIIIPVIIA0,umur kehamilan 31 minggu 3 hari,punggung kiri, letak kepala, 
belum masuk pintu atas panggul,intrauterin, tunggal, hidup, keadaan umum 
ibu baik,dengan ibu hamil kategori APGO. 
4. Planning (P) 
1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan 
Hasil : ibu bersedia dan mau di periksa. 
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu: 
Tekanan darah : 100/70 MmHg 
Nadi : 88 kali/menit 
Suhu : 36,5 0C 
Pernapasan : 20 kali/menit. 
Hasil : ibu mengerti dengan keadaanya saat ini. 
3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah factor resiko yang terjadi pada 
ibu hamil diatas umur 35 tahun. 
Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilanya saat ini. 
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35 
tahun, bahaya nya pada ibu bias terjadi tekanan darah yang tinggi, perdarahan 
yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayinya dilahirkan secara cesar, 
dan terjadi kehamilan diluar rahim. 
Hasil : Ibu dan keluarga baru mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih 
dari 35 tahun.
63 
I. Catatan Perkembangan 
Pada catatan perkembangan ini dilakukan pemantauan selama 3 minggu 1 
hari mulai pada hari rabu dengan menggunakan metode pendekatan 
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn”T” dengan ibu hamil 
APGO Dikelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna 09 s.d 31 
Mei 2014. 
Kunjugan 1 
Jum”at, 12 Mei 2014, Jam 11.30-13.30 WITA 
a. Data subyektif (S) 
Ibu mengatakan : 
1) Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah keguguran. 
2) Sudah memeriksakan kehamilanya kepada bidan. 
b. Data obyektif (O) 
1) Keadaan umum ibu baik 
2) Kesadaran composmentis 
3) Tanda-tanda vital : 
Tekanan darah : 100/70 mmHg 
Nadi : 80x/menit 
Pernapasan : 20x/menit 
Suhu : 36,5 0c 
4) Pemeriksaan fisik 
1) Ibu 
a) Keadaan umum ibu : Baik
64 
b) Kesadaran : Composmentis 
c) Tinggi badan : 160 cm 
d) Berat badan : 60 kg 
e) Lila : 25 cm 
f) Tanda-tanda vital 
Tekanan darah : 100/70 MmHg 
Nadi : 80 kali/ menit 
Suhu : 36 o 
C 
Pernapasan : 20 kali/menit 
g) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi 
(a) Kepala dan rambut 
Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok 
Palpasi : Tidak ada benjolan 
(b) Wajah/muka 
Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma 
gravidarum. 
Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah 
(c) Mata 
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera 
tidak ikterus. 
(d) Hidung 
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak 
ikterus.
65 
(e) Telinga 
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter. 
(f) Mulut dan gigi 
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih, 
gusi merah muda, tidak ada sariawan. 
(g) Leher 
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok 
Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak 
ada pelebaran vena jugularis. 
(h) Payudara 
Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, 
hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan, 
kolostrum ada, payudara tegang. 
(i) Abdomen 
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak 
linea nigra, terdapat striae livide. 
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. 
Leopold I : Teraba lunak, bulat, tidak melenting(bokong) 
Pengukuran: 
Tinggu fundus uteri : 35 cm 
Lingkar perut : 95 cm 
Tafsiran berat janin : 2850 gram
66 
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan 
memanjang(punggung kiri) 
Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala). 
Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum 
masuk pintu atas panggul) 
Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi 
140x/menit 
(j) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks 
patella (+) kiri dan kanan 
c. Assessment (A) 
Ibu hamil umur kehamilan 32 minggu, punggung kiri, letak kepala, kepala belum 
msuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan umum ibu dan 
janin baik. 
d. Planning (P) 
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu tentang pemeriksaan TTV, 
pemeriksaan fisik. 
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan 
2) Menjelaskan kepada ibu factor resiko hamil diatas umur 35 tahun 
Hasil : ibu paham dengan penjelasan bidan 
3) Memberikan obat tablet tambah darah pada ibu dan menjelaskan cara 
mengkonsumsinya. 
Hasil : ibu menerimah obat yang telah diberikan
67 
4) Memberikan susu ibu hamil pada ibu 
Hasil : ibu telah menerimah susu yang telah diberikan dan mau 
mengkonsumsinya. 
5) Menganjurkan ibu istrahat yang cukup 
Hasil : ibu sudah mulai tidur siang 
6) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan badan terutama kebersihan 
daerah genitalia. 
Hasil : ibu sudah mulai mengganti pakean dalam 2x sehari 
Kunjungan 2 
Minggu, 31 Mei 2014, Jam 08.30-10.00 WITA 
b. Data subyektif (S) 
Ibu mengatakan : 
Usia kehamilanya 8 bulan lebih 
c. Data obyektif (O) 
1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan. 
a) Berat badan : 59 kg 
b) Tinggi badan : 169 cm 
c) Tanda-tanda vital : 
Tekanan darah : 110/70 mmHg 
Nadi : 80x/menit 
Suhu : 36,50c 
Pernapasan : 20x/menit
68 
2) Ibu 
b) Keadaan umum ibu : Baik 
c) Kesadaran : Composmentis 
d) Tinggi badan : 160 cm 
e) Berat badan : 60 kg 
f) Lila : 25 cm 
g) Tanda-tanda vital 
Tekanan darah : 100/70 MmHg 
Nadi : 80 kali/ menit 
Suhu : 36 o 
C 
Pernapasan : 20 kali/menit 
h) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi 
1) Kepala dan rambut 
Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok 
Palpasi : Tidak ada benjolan 
2) Wajah/muka 
Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma 
gravidarum. 
Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah 
3) Mata 
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera 
tidak ikterus.
69 
4) Hidung 
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak 
ikterus. 
5) Telinga 
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter. 
6) Mulut dan gigi 
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih, 
gusi merah muda, tidak ada sariawan. 
7) Leher 
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok 
Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak 
ada pelebaran vena jugularis. 
8) Payudara 
Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, 
hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan, 
kolostrum ada, payudara tegang. 
9) Abdomen 
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak 
linea nigra, terdapat striae livide. 
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. 
Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong)
70 
Pengukuran: 
Tinggu fundus uteri : 30 cm 
Lingkar perut : 95 cm 
Tafsiran berat janin : 2850 gram 
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan 
memanjang(punggung kiri) 
Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala). 
Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum 
masuk pintu atas panggul) 
Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi 
140x/menit 
10) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks 
patella (+) kiri dan kanan 
e. Assessment (A) 
Ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu 5 hari, punggung kiri, letak kepala, 
kepala belum masuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan 
umum ibu dan janin baik. 
f. Planning (P) 
1) Meminta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan 
dilakukan. 
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
71 
2) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang pemeriksaan 
tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik. 
Hasil : ibu mengerti dengan penyampaian bidan. 
3) Menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi susu yang telh diberikan, 
Hasil : ibu telah mengkonsumsi susu yang telah diberikan. 
4) Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan dari jalan 
lahir(pervaginam), sakit kepala hebat, mual muntah berlebihan, gangguan 
penglihatan, gerakan janin berkurang/tidak da sama sekali, dan mengigil atau 
demam. 
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan. 
5) Menganjurkan pada ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya tepat waktu 
dan bila ada keluhan. 
Hasil : ibu mau mengikuti anjuran bidan.
72 
BAB IV 
PEMBAHASAN 
Dalam bab ini akan membahas tentang kesenjangan teori dan hasil studi kasus 
berdasarkan penerapan manajemen asuhan pada keluarga Tn.”T” dengan ibu 
hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu tanggal 09 s.d 
31 Mei 2014. 
Pembahasan ini disusun berdasarkan pendekatan manajemen kebidanan yang 
terdiri dari 7 langkah. 
A. Identifikasi Data Dasar 
Pada langkah ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi 
identitas klien, data biologis, data psikologis,sosial ekonomi dan 
spritual.informasi yang di peroleh mengenai data-data tersebut penulis 
mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian 
bersumber dari pemerisaan fisik.selain itu di peroleh dari petugas kesehatan yang 
menangani klien. 
Dalam proses pengumpulan data penulis tidak mengalami hambatan yang 
dapat mempengaruhi perolehan data. 
B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual 
Berdasarkan data yang telah di kumpulkan, beberapa diagnosa dan masalah 
ditemukan pada keluarga. Dan adapula diagnosa dan masalah yang spesifik terjadi 
pada anggota.Adapun diagnosa dan masalah yang teridentifikasi pada keluarga 
Tn.”T” adalah sebagai berikut:
73 
1. Ibu hamil dengan Kategori APGO 
Ibu hamil di atas umur 35 tahun 
Dari beberapa diagnosa dan masalah yang ada secara keseluruhan memenuhi 
standar diagnosa dengan kategori di akui dan telah di sahkan oleh profesi, 
berhubungan langsung dengan praktik kebidanan dan dapat di selesaikan dengan 
pendekatan manajemen kebidanan 
C. Merumuskan Diagnosa atau Masalah Potensial 
Pada tinjauan asuhan kebidanan identifikasi masalah potensial yang mungkin 
terjadi pada Ny”L” berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan 
observasi yang akurat kemudian di evaluasi apakah terdapat kondisi yang 
abnormal dan apabila tidak mendapatkan penanganan dapat menimbulakan 
keadaan berbahaya dalam kehamilan sehingga mengancam kehidupan ibu dan 
janin. 
Berdasarkan teori, bahaya atau potensial yang akan terjadi pada kehamilan 
adalah penurunan kesehatan otot dan fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit 
kontraksi sehingga kelahiran rata-rata lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih 
sering harus dilakukan operasi Caesar(SC) dan pertolongan kelahiran lain(ekstrasi 
vakum).
74 
D. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi 
Dalam kasus ini penulis melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter untuk 
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn”T” 
E. Rencana Tindakan 
Dalam merencanakan asuhan pada keluarga ini di dasarkan pada diagnosa dan 
masalah yang teridentifikasi sebelumnya.Selain itu dalam perencenaan asuhan 
juga memperhatikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang sehubugan 
dengan kondisi kesehatan anggota keluarga sekarang ini. oleh karena itu maka 
asuhan yang di rencanakan selai bersifat pengamatan pada keadaan kesehatan juga 
asuhan di titikberatkan pada pendidikan kesehatan yang berorientasi pada upaya 
preventif dan promotif. 
Adapun rencana tindakan pada kasus keluarga ini adalah: 
1. Kehamilan 
a. Minta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan 
dilakukan 
b. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan kehamilanya 
c. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang masalah yang ada 
d. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil dengan 
umur lebih dari 35 tahun. 
e. Memberikan penyuluhan tentang be KB 
f. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan. 
g. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya di posyandu. 
h. Beritahu ibu bahwa akan di kunjungi lagi tanggal 10-06-2014.
75 
F. Pelaksanaan tindakan Asuhan Kebidanan 
Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.”T” seluruh 
asuhan yang direncanakan terlaksana dengan baik. Asuhan yang diberikan tidak 
memberatkan bagi keluarga sehingga setiap pelaksanaan asuhan selalu 
mendapatkan respon yang baik dan diterima oleh keluarga. 
Dalam pelaksanaan asuhan ada beberapa asuhan yang di laksanakan secara 
terus menerus setiap waktu melakukan kunjungan , namun ada beberapa asuhan 
hanya di berikan, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan keluarga. 
1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan 
Hasil : Ibu bersedia dan mau di periksa. 
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu yaitu keadaan umum ibu baik, 
Tanda-tanda vital 
Tekanan darah : 100/70 MmHg 
Nadi : 88 kali/menit 
Suhu : 36,5oC, 
Pernapasan : 20 kali/menit,. 
Hasil : ibu mengerti dengan keadaan saat ini 
3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah yang ada 
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang masalah yang ada 
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35 
tahun. 
Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih 
dari 35 tahun.
76 
5. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan 
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan 
G. Evaluasi 
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen asuhan 
kebidanan di mana pada tahap ini di nilai adanya kemajuan dan keberhasilaan 
dalam mengatasi masalah yang di hadapi oleh keluarga.Dalam evaluasi selama 
melakukan penelitian.
77 
BAB V 
PENUTUP 
Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek 
melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.”T” 
dengan ibu hamil APGO diKelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu, maka 
dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran-saran. 
A. Kesimpulan 
1. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses 
asuhan kebidanan, karena hal ini merupakan bukti penanggung jawaban 
bidan terhadap klien. Potensial yaitu sampaikan hasil pemeriksaan dan 
pengamatan pada keluarga. Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang 
telah diberikan ada kasus ini ada kesesuaian antara teori dan kasus yang ada. 
2. Pada manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan komunitas pada 
keluarga Tn.”T” mulai dari pengkajian sampai tahap akhir tidak ditemukan 
adanya hambatan oleh karena adanya kerja sama antara klien dan petugas 
kesehatan sehingga semua tindakan dapat terlaksana dengan baik. 
3. Kurangnya pengetahuan tentang ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur 
35 tahun sehingga ibu tidak memikirkan dampak yang terjadi pada dirinya 
dan janinya. 
4. Dengan menilai ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur 35 tahun 
memerlukan tindakan segera atau berkolaborasi dengan dengan dokter.
78 
5. Memberikan rencana asuhan terhadap ibu hamil diatas umur 35 tahun, asuhan 
yang memenuhi tentang dampak dari ibu yang hamil diatas umur 35 tahun. 
6. Asuhan yang diberikan kepada ibu secara efisien dan efektif , dan 
menjelaskan tentang yang dialaminya sekarang. 
7. Telah terlaksananya tindakan yang bidan lakukan terhadap pasien yang hamil 
diatas umur 35 tahun. 
8. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada keluarga Tn”T” 
dan telah dijelaskan secara tepat. 
B. Saran 
1. Diharapkan bagi pihak puskesmas agar mempertahankan dan dapat 
meningkatkan kualitas dalam penanganan APGO pada ibu hamil. 
2. Diharapkan bagi ibu hamil dengan APGO untuk mengetahui tentang factor 
resiko hamil diumur yang terlau tua, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak 
dinginkan oleh janinya. 
3. Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa kebidanan) atau pembaca 
disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari kasus ini sehingga apabila 
mendapatkan ibu hamil dengan factor resiko tinggi, maka kita dapat melakukan 
tindakan yang tepat agar masalah tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih 
buruk.
79 
DAFTAR PUSTAKA 
Kadra. (2009) Kebidanan Komunitas Available at 
kadrawilko.blogspot.2009/01/kebidanan-komunitas. 
Mufdillah. (2009) Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta. Nuha 
Medika. 
Manuaba, Syafrudin (2010) Laporan Ujian Studi Kasus Available at 
laporan-ujian-studi-kasus-kebidanan.html. 
Mandriwati, G.A(2007) Asuhan Kebidanan Antenatal. Penerbit Buku 
Kedokteran. Jakarta.EGC. 
Murkoff , (2007). Kesehatan Ibu dan Anak.Kehamilan Dengan Resiko 
Tinggi. kesehatan.ibu&anak.kehamilan.denganresikotinggi.htm 
Nasrul, evendy(2010). Faktor Resiko. 
Prawirohardjo, Sarwono. (2008) Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka 
Sarwono Prawirohardjo. 
Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan 
Neonatal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 
Ridwanamiruddin, (2007) . factor Usia. faktorusia.midwife.is.htm 
Safiuddin, A.B (2011) Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nonatal, 
Jakarta : BP-SP. 
Sutjahjo.(2011) Asuhan Keperawatan Kesehatan Available at 
Salmah, et al.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta 
Samineum. 2009. Kehamilan Normal. Jakarta. EGC 
sulistyoningsih. (2011). Factor Resiko Kehamilan diatas 30 tahun. 
faktoresiko.kehamilandiatasusia30tahun.maulacute14.htm
80
81

More Related Content

What's hot

Kimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnantoKimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnantoAndi Rahim
 
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoK imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoAndi Rahim
 
Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18
Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18
Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18MuhammadAgusridho
 
Halaman persetujuan
Halaman persetujuanHalaman persetujuan
Halaman persetujuanAri Iswanto
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataWarnet Raha
 
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...nuni puspita
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaWarnet Raha
 
2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isi
2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isi2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isi
2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isiAhmad Lukman Hakim
 

What's hot (16)

Kimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnantoKimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnanto
 
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoK imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
 
Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18
Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18
Laporan media pembelajaran_kelas_mateatika_2_'18
 
Kti hasti 2013.ib.0067
Kti hasti 2013.ib.0067Kti hasti 2013.ib.0067
Kti hasti 2013.ib.0067
 
Halaman persetujuan
Halaman persetujuanHalaman persetujuan
Halaman persetujuan
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
 
Intan. iii.a
Intan. iii.aIntan. iii.a
Intan. iii.a
 
2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isi
2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isi2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isi
2. halaman persetujuan, pengesahan, pengantar, daftar isi
 
Kti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata rahaKti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata raha
 
Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Kti kiki andriani (iii a) akbid paramata
Kti kiki andriani  (iii a)  akbid paramata Kti kiki andriani  (iii a)  akbid paramata
Kti kiki andriani (iii a) akbid paramata
 
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataKti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
 
Kti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullahKti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullah
 

Similar to LAPORAN PARTUS

Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...Warnet Raha
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...Warnet Raha
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataWarnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...Warnet Raha
 
PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...
PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...
PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...Warnet Raha
 
SKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdfSKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdfehzadeArrzi
 
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...Warnet Raha
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...Warnet Raha
 

Similar to LAPORAN PARTUS (20)

Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU BESALIN PADA NY “D” DENGA...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS DI WILAYAH K...
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...
 
Asni
AsniAsni
Asni
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramata
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
 
Lembar depan yani‮cod.scr
Lembar depan yani‮cod.scrLembar depan yani‮cod.scr
Lembar depan yani‮cod.scr
 
Kti jumhirah akbid paramata raha
Kti jumhirah akbid paramata rahaKti jumhirah akbid paramata raha
Kti jumhirah akbid paramata raha
 
PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...
PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...
PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AK...
 
SKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdfSKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdf
 
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI W...
 
Laporan pkp sri maryati
Laporan pkp sri maryatiLaporan pkp sri maryati
Laporan pkp sri maryati
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
 
Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

LAPORAN PARTUS

  • 1. 1 LAPORAN PARTUS OLEH : NAMA : AYU LISTIAN NIM : 2011 1B 004 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2011
  • 2. 2
  • 3. 3
  • 4. 4 RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama : Ariati 2. Nim : 2011.IB.0002 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Tempat/ tanggal lahir : Ambon, 08 Januari 1995 5. Agama : Islam 6. Suku/Kebangsaan : Ambon/ Indonesia 7. Alamat : Jln, Lumba-Lumba B. Identitas Orang Tua 1. Nama Ayah/Ibu : Alimuddin. G/ Suriati 2. Pekerjaan : Wiraswasta 3. Alamat : Jln. Lumba-Lumba C. Pendidikan 1. SD : SD Negeri 18 Katobu Tahun 2005 2. SMP : SMP Negeri 2 Raha Tahun 2008 3. SMA : SMA Negeri 1 Raha 2011 4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2011 sampai sekarang.
  • 5. 5 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus ini. Studi Kasus ini dapat dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul “ Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09 s.d 31 Mei 2014 Penulis menyadari sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan Studi Kasus ini. Dalam penulisan Studi Kasus ini banyak hambatan dan kesulitan yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga Studi Kasus ini dapat diselesaikan, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Arif Ndaga, SKM., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Rosdiana, S.ST selaku pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materi yang begitu sangat berharga.
  • 6. 6 Demikian pula penulis banyak ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Laode Muhlisi, A. Kep., M.Kes selaku ketua yayasa Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 2. Ibu Rosminah Mannsyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Ibu Sitti Derita, S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan saran dan kritik dalam ujian Studi Kasus. 4. Bapak dan ibu dosen staff Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang telah banyak memberikan bantuan, pembimbing, pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.. 5. Kepada orang tua tercinta, Ibunda Suriati dan Ayahanda Alimuddin. G yang dengan penuh cinta mendidik, memberikan dukungan moril maupun materi, do”a dan kasih sayang kepada penulis menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 6. Kepada kekasihku tercinta Ibrahim, yang penuh kasih sayang memberikan dukungan , semangat dan pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 7. Kepada adik-adiku Harisman dan Sahrul dan serta keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama proses penulisan Studi Kasus ini.
  • 7. 7 8. Kepada sahabat-sahabatku Selvyn, Intan, Osin, Esty, Sulis yang menjadi motivator dan tempet curhat terbaik buat penulis. 9. Kepada teman-teman seangkatanku yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu terimah kasih banyak buat dukungan dan semangatnya selama menyelesaikan DIII Kebidanan Paramata Raha. 10. Kepada teman-teman yang penulis sudah anggap seperti kakaku sendiri ada Rocki, Ilan, Bento dan lain-lain yang penulis tidak bisa tulis pesatu nama-namanya, yang sudah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga studi kasus ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, amin. Raha, Agustus 2014 Ariati
  • 8. 8 DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………….................. i Lembar Persetujuan…………………………………………………….................. ii Lembar Pengesahan................................................................................................. iii Riwayat Hidup ..................................................................................................... iv Kata Pengantar ……….. .......................................................................................... v Daftar Isi .................................................................................................... vii Daftar Tabel …………………………….…………………………………… viiii Intisari ……………………………………………………………………….. ....... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................1 B. Ruang Lingkup Pembahasan ...................................................3 C. Tujuan Telaah..........................................................................3 D. Manfaat Telaah........................................................................5 E. Metode Telaah .........................................................................6 F. Sistematika Telaah……………………………………….. .....7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ...............................................................................8 1. Komunitas ...............................................................................8 a. Pengertian ...........................................................................8 b. Ciri-ciri komunitas ………………………… .....................8 c. Peran bidan dikomunitas ....................................................9 2. Keluarga ................................................................................10 a. Pengertian .........................................................................10 b. Bentuk/ tipe keluarga .......................................................12 c. Peranan keluarga ..............................................................13 d. Tugas-tugas keluarga ........................................................14 3. Kehamilan .............................................................................14 a. Pengertian .........................................................................14
  • 9. 9 b. Perubahan anatomi dalam kehamilan ...............................15 c. Perubahan dan adaptasi dalam kehamilan ........................18 d. Asuhan neonatal ...............................................................19 4. Kehamilan dengan factor resiko(APGO) ...............................20 a. Pengertian .........................................................................20 b. Macam-macam kehamilan resiko tinggi ..........................20 c. Kehamilan dengan factor resiko tinggi .............................21 d. Bahaya yang terjadi pada ibu hamil .................................22 e. Primi tua sekunder ............................................................25 f. Bekas operasi sesar ...........................................................27 B. Konsep Manajemen Kebidanan ...................................................27 1. Pengertian ..............................................................................27 2. Langkah-Langkah Manajemen .............................................28 3. Pendokumentasian ................................................................31 BAB III STUDI KASUS A. Pengumpulan Data Dasar .................................................................33 B. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Aktual ....................................43 C. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Potensial .................................46 D. Menilai Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi ...............................46 E. Perencanaan Asuhan Kebidanan ......................................................47 F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ........................................................48 G. Evaluasi Kefektifan Asuhan .............................................................49 H. Pendokumentasian ...........................................................................50 I. Catatan Perkembangan .....................................................................55 BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................67 B.Saran .......................................................................................................68 DaftarPustaka ....................................................................................................69 Lampiran-Lampiran
  • 10. 10 INTISARI Ariati (2011.IB.0002), Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan IBU Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09 s.d 31 Mei 2014, di Bawah bimbingan Arif Ndaga dan Rosdiana. Latar Belakang : Penulisan karya tulis ini karena melihat dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan umur lebih dari 35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan penanggulangan serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, karena masalah tersebut apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi kesehatan ibu, seperti pada hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus macet, perdarahan, sedangkan bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa cacat. Tujuan : Untuk dapat melakukan, memperoleh gambaran umum dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada klien dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu. Metode Penulisan : Pada karya tulis ini metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Waktu dan Tempat : Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien Ny”L” di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. Hasil : Yang didapatkan setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien melalui evaluasi dalam mencatat perkembangan selama 3 minggu 1 hari menunjukan keadaan umum ibu baik, Kesadaran compesmentis, Tekanan Darah :120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,80C, Pernapasan: 20x/menit. Dari diagnose masalah dapat teratasi. Pembahasan : Pada Karya Tulis ini, membahas perbandingan antara teori dengan kasus tentang ibu hamil dari segi pengkajian, diagnose kebidanan, rencana tindakan, pelaksanaan sampai evaluasi atau dengan menggunakan 7 langkah varney. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kasus ini menggunakan metode pendekatan proses keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara sistematis dan berksinambungan sampai tercaainya penyembuhan. Kata kunci : Asuhan Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil Daftar pustaka : 14 (2008-2013)
  • 11. 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebidanan kesehatan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencana, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.(Syafaruddin.2011/10/konsep dasar kebidanan komunitas). Kebidanan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh factor lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, social dan cultural dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, dalam upaya mencapai tujuan. Selain itu, komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti serta masyarakat / komunitas tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujua ntersebut.(Syafaruddin.2011/10/konsep dasar kebidanan komunitas). Kehamilan merupakan sesuatu yang unik dan penuh misteri bagi pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir dengan aman dan sejahtera baik bagi ibu maupun janinnya, oleh karena itu, pelayanan kesehatan
  • 12. 12 maternal sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah pbesar di negara–negara berkembang, di negara miskin, 20%-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistic yang dikeluarkan WHO bidan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan. Tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 setiap tahun (Sarwono,2008). Dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan umur lebih dari 35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan penanggulangan serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, karena masalah tersebut apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi kesehatan ibu, seperti pada hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus macet, perdarahan, sedangkan bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa cacat.(Manuaba,2010). Survey awal yang telah dilakukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna jumlah ibu hamil pada tahun 2013 sebanyak 4295 orang dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 353 orang , dan pada tahun 2014 sejak bulan Januari - April sebanyak 2247 orang dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 496 orang . (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2013 - 2014). Data dari Puskesmas Batalaiworu tahun 2014 sejak bulan Januari-Mei jumlah ibu hamil sebanyak 122 dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 7 orang. (Puskesmas batalaiworu, 2014)
  • 13. 13 Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk mengadakan studi kasus pada keluarga Tn.T dengan umur ibu hamil lebih dari 35 tahun dengan kategori APGO. Dengan menelusuri kasus tersebut di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi bidan, bahwa asuhan bukan saja di berikan di klinik tetapi jg di rumah klien bersama keluarga. B. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan studi kasus ini dalam manajemen asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu kecamatan Batalaiworu kabupaten Muna, mulai tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. C. Tujuan Telaah 1. Tujuan Umum Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan. 2. Tujuan Khusus Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan dapat : a. Melaksanakan dan melakukan pengkajian dan pengumpulan analisis data pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. b. Merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada Keluarga Tn. T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
  • 14. 14 c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. d. Menilai perlunya kebutuhan tindakan segera, konsultasi, dan kolaborasi pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. e. Menetapkan rencana asuhan sesuai dengan rencana diagnosa aktual dan potensial dan masalah pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. f. Ditetapkan asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan efektif pada Keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. g. Terlaksanya tindakan yang telah dilakukan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. h. Terdokumentasinya asuhan kebidanan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu 09 s.d 31 Mei 2014.
  • 15. 15 D. Manfaat Telaah 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki status kesehatan ibu hamil terhadap resiko yang terjadi. 2. Manfaat Praktis Sebagai salah satu sumber informsi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program baik pihak puskesmas dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program sebagai upaya pencegahan. 3. Manfaat Bagi institusi Sebagai bahan acuan diharapkan dapat di manfaatkn terutama dalam pengembangan konsep tentang kategori APGO di Institusi Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha. 4. Manfaat Bagi Penulis a. Pengetahuan yang telah di peroleh khususnya asuhan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir di jenjang pendidikan Diploma III Kebidanan Paramata Raha. b. Merupakan konstribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan ilmu kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO.
  • 16. 16 E. Metode Telaah Metode yang di gunakan dalam pembuatan studi kasus ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan yaitu dengan membaca buku-buku dan makalah yang berhubungan dengan judul studi kasus ini. 2. Studi Kasus yaitu dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan diagnosa/masalah aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO serta mendokumentasikan. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ini : a. Anamnese/wawancara Wawancara dengan klien dan keluarganya guna mendapatkan data yang di perlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut. b. Observasi Dilakukan dengan melihat dan mengamati secara langsung keadaan dan pola hidup klien juga termasuk lingkungan fisik dan keluarga. c. Pemeriksaan fisik Klien di lakukan pemeriksaan secara umum terdiri dari keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan secara sistematis dari kepala hingga kaki dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium.
  • 17. 17 3. Diskusi dan Tanya Jawab Mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan bidan yang menangani langsung klien tersebut dan dosen pembimbing studi kasus. F. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam pembuatan studi kasus ini yaitu : 1. Bab 1 pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah, manfaat telaah, metode telaah, dan sistematika telaah. 2. Bab II tinjauan pustaka terdiri dari telaah pustaka dan konsep manejemen kebidanan yang didalamnya terdapat pengertian, langkah-langkah manejemen dan pendokumentasian. 3. Bab III studi kasus terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, identifikasi diagnose dan masalah potensial, menilai perlunya intervensi segera, konsultasi dan kolaborasi, perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi kefektifan asuhan dan pendokumentasian. 4. Bab IV pembahasan 5. Bab V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Selain itu, dalam pembuatan kasus ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran- lampiran.
  • 18. 18 BAB II TINJAUAN TEORI A. Telaah Pustaka 1. Komunitas a. Pengertian Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota kunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (kadra,200). Komunitas terdiri dari sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selain itu, komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan komunitas, komunitas tersebut harus dilibatkan secara aktif (syafrudin, 2009). b. Ciri-Ciri Komunitas Adapun ciri-ciri komunitas adalah sebagai berikut : 1) Adanya kesatuan wilayah (teritorialitas) terbatas. 2) Adanya kesatuan adat istiadat. 3) Berlaku nilai nilai kolektif 4) Adanya rasa identitas dan loyalitas terhadap komunitas (syafrudin, 2009).
  • 19. 19 c. Peran bidan dikomunitas 1) Pemberi pelayanan kesehatan (provider) Memberikan pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan menggunakan asuhan kebidanan terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. 2) Pendidik Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi dan kader kesehatan. 3) Pengelola Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakan, dan mengevaluasi) pelayanan kebidanan baik secara langsung maupun tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan komunitas. 4) Konselor Memberikan konseling/bimbingan kepada kader keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas. 5) Pembela klien (advokat) Peran bidan sebagai penasehat adalah kegiatan memberikan informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya. Sokongan dapat berupa dorongan secara verbal atau keterlibatan berdiskusi dengan petugas kesehatan lain, instansi atau anggota keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi keluarga dalam pelayanan kebidanan komunitas.
  • 20. 20 6) Kolaborator/koordinator Kolaborasi dengan disiplin ilmu baik lintas program maupun sektoral. 7) Perencanaan Peranan bidan dikomunitas sebagai perencana yaitu dalam bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program-program dimasyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitanya dengan kesehatan. 8) Peneliti Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas (syafrudin,2009). 2. Keluarga a. Pengertian Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainya, bergantung pada orientasi dan cara pandang yang di gunakan seseorang dalam mendefinisikanya. Ada beberapa pengertian tentang keluarga antara lain Menurut Bussard dan Ball (1966) keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubunganya dengan seseorang. Menurut WHO (1969) keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan. Menurut Duval (1972) kelurga adalah sekumpulan orang yang di hubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga.
  • 21. 21 Menurut Depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut UU.No 10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat ang terdiri dari suami, istri, dan anaknya atau anak atau ayahnya dan anak atau ibunya, dan anaknya. b. Bentuk / Tipe kelurga Pembagian tipe ini bergantung pada kepada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokan : 1) Secara tradisional Secara tradisional keluarga di kelompokan menjadi 2 yaitu: a) Keluarga inti ( Nuclear Family ) Adalah keluarga yang hanya terdiri daria ayah, ibu,dan anak di peroleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya b) Keluarga besar (Extended Family) Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain ang masih mempunyai hubungan darah (kakek- nenek, paman, bibi). 2) Secara moderen Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,maka pengelompokan tipe keluarga selain yang tersebut di atas adalah: a) Dyadic Nucler yaitu Suami- istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah.
  • 22. 22 b) Single parent yaitu satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasaganya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah. c. Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan indifidu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu di dasari dengan harapan dan pola perilaku dari kelurga, kelompok dan masyarakat. 1) Peranan ayah Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari sekelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan. 2) Peran ibu Sementara istri sebagai ibu dari anak-anaknya mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3) Peran anak Sementara peran anak dalam melaksanakan peran psiko-sosial sesuai tingkat perkembanganya sampai kelak menjadi orang tua baru (Effendy, 1998).
  • 23. 23 d. Tugas-tugas keluarga Tugas-tugas keluarga mencakup : 1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukanya. 4) Sosialisasinya antar anggota keluarga. 5) Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6) Penetapan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas (Effendy, 1998). 2. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita memiliki organ reproduksi sehat, yang telah megalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini direncanakan akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Mandriwati, 2007) Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (saifuddin,2007). kehamilan di bagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan
  • 24. 24 kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (Ratna Pediastuti,2012:1) Periode antepartun adalah periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terakhir sampai di mulainya persalinan.periode antepartum di bagi atas 3 trimester yang masing-masing terdiri atas 13 minggu, pembgian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan di perkirakan kurang dari 40 minggu. Pada praktiknya,trimester 1 dipertimbangkan secara umum berlangsung pada minggu pertama hingga minggu ke-12(12 minggu),trimester II minggu ke –13 sampai dengan minggu ke -27 (15 minggu ), dan trimester III minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-40 (13 minggu) (Asrinah,2010) b. Perubahan Anatomi dan Adaptasi fisiologi dalam Kehamilan. Menurut Sarwono Prawiroharjo (2010), perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil adalah sebagai barikut: 1) Perubahan Sistem Reproduksi a) Uterus Pada kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. b) Serviks Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
  • 25. 25 mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick. c) Vagina dan Vulva Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina. d) Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal e) Payudara Karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh aktifitas hormon,jaringan glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang persalinan. Estrogen menyebabkan pertumbuhan tubulus lactiforeus dan duktus juga menyebabkan penyimpangan lemak.progesteron menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih tervaskularisasi dan mampu bersekresi. Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan
  • 26. 26 penting dalam perkembangan ini, Prolaktin merangsang produksi kolostrum dan air susu ibu.(Nurul Jannah,2011) f) Kulit Terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena hormon hipofis yaitu MSH(Melanopshore Stimulating Hormon) meningkat, Kloasma gravidarum adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit dahi, pipi, hidung dan leher, Peningkatan pigmentasi juga terdapat pada perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap yang di sebut linea nigra. Srtriae grafidarum adalah kulit perut tampak retak biru, di mana setelah partus tampak berwarna putih yang di sebut striae albicans, Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut di bawah kulit sehingga timbul striae grafidarum.(Manuaba, 2010). c. Perubahan dan adaptasi psiklogik dalam kehamilan 1) Kehamilan pada trimester I Setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat, ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat. 2) Kehamilan trimester II Pada trimester ini biasanya ibu sudah merasa sehat, telah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu telah meneriama kehamilanya dan mulai menggunakan energi serta pikiran secara lebih konstruktif, pada trimester ini ibu sudah merasakan pergerakan janinya.
  • 27. 27 3) Kehamilan trimester III Pada trimester ini sering di sebut sebagai periode menunggu dan waspada sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang ibu mersa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-waktu, ibu merasa khawatir kalau bayinya lahir tidak normal. d. Asuahan Antenatal Menurut Fraser, dkk (2012) asuhan antenatal di tujukan untuk memantau kemajuan kehamilan guna mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin normal. 1) Tujuan asuhan antenatal Tujuan asuhan antenatala adalah sebagai berikut : a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi b) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian AsiI ekslusif f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
  • 28. 28 4. Kehamilan dengan faktor resiko (APGO) a. Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan yang kebetulan atau unik. ( Manuaba,2010 ) b. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda bahaya pada kehamilan adalah: a. Perdarahan pervaginam b. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang c. Perubahan visual yang hebat d. Nyeri abdomen yang hebat e. Bayi kurang bergerak seperti biasa f. Pembengkakan pada wajah dan tangan (Manuaba, 2010) c. Faktor Resiko Umur >35 Tahun Masalah-masalah utama pada resiko kehamilan usia diatas 35 tahun adalah yang sering ditemukan para dokter pada wanita hamil dengan usia diatas 35 tahun seperti diabetes gestasional (diabetes yang muncul pada saat kehamilan), tekanan darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia lebih tua akan lebih sering mengalami masalah pada kandung kemih dibandingkan wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko lainnya adalah resiko
  • 29. 29 keguguran yang lebih besar. Kehamilan diusia > 35 tahun terjadi gangguan pada sistem hormon seperti hormon progesteron dan estrogen. Selain jumlah sel telur yang sedikit juga berpengaruh terhadap kemampuan rahim untuk menerima bakal janin dan embrio faktor ini terkadang mengalami kesulitan untuk melekat dilapisan dinding rahim atau endometrium, ini dapat meningkatkan terjadinya keguguran. (Ridwanamiruddin, 2007) Resiko bagi sang Ibu diantaranya adalah: 1) Tekanan darah tinggi dan diabetes. 2) Pendarahan yang dapat membahayakan Ibu dan bayinya. 3) Bayi dilahirkan secara Caesar. 4) Terjadi kehamilan diluar rahim. Sedangkan resiko pada bayi adalah: 1) Cacat bawaan, bisa berupa kelainan kromosom pada anak 2) Keguguran, dikarenakan penurunan kemampuan rahim untuk menerima janin. 3) Resiko meninggalnya bayi yang dilahirkan 4) Persalinan dengan bayi prematur (berat lahir rendah) (Saifudin, 2009). d. Macam-macan kehamilan resiko tinggi Menurut Poedji Rochyati dkk kriteria resiko tinggi adalah sebagai berikut: 1) Resiko Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau
  • 30. 30 ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi. Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, risiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok: a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat. b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat. c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) Kehamilan dengan faktor risiko: (1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. (2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter.
  • 31. 31 2) Batasan Faktor Risiko / Masalah a) Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO Kehamilan yang perlu di waspadai adalah sebagai berikut : (1) Terlalu Tua Hamil pada usia tua atau >35 tahun merupakan faktor resiko bahaya dalam kehamilan baik bahaya bagi ibu maupun janin di mana pada usia tersebut keadaan kesehatan dan fungsi alat reproduksinya mengalami penurunan fungsi sehingga kemungkinan kehamilan dan persalinannya mengalami penyulit. Semakin tua pertambahan umur atau lebih dari 40 tahun kemungkinan lebih besar mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit kardiovaskuler selama kehamilan. Pada beberapa wanita dengan usia lebih tua, penurunan kesehatan otot dan fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit kontraksi sehingga kelahiran rata-rata lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih sering harus di lakukan opersi caesar (SC) dan pertolongan kelahiran lain (ekstraksi vakum) (Murkoff, 2007). (2) Terlalu Muda Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun akan meningkat 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun (Prawirohardjo, 2007). Hamil pada usia muda atau <20 th merupakan faktor resiko bahaya kehamilan bagi ibu maupun janin dimana pada usia tersebut keadaan kesehatan, kementalan fisik dan fungsi alat reproduksi belum matang, belum siap untuk hamil (Murkoff , 2007).
  • 32. 32 b) Bahaya yang terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut : (1) Ibu hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya yang terjadi antara lain:, Hipertensi / tekanan darah tinggi, Pre-eklamsia, ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan, persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa., Perdarahan setelah bayi lahir, Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr. c) Anak terkecil < 2 tahun Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi: 1) Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah 2) Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu 3) Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. d) Primitua sekunder Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada: 1) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
  • 33. 33 2) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB. Bahaya yang akan terjadi: (a) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi (b) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB. e) Grande multi Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan: 1) Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi 2) Kekendoran pada dinding perut 3) Tampak ibu dengan perut menggantung 4) Kekendoran dinding rahim Bahaya yang dapat terjadi: 1) Kelainan letak, persalinan letak lintang 2) Robekan rahim pada kelainan letak lintang 3) Persalinan lama 4) Perdarahan pasca persalinan. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati f) Umur 35 tahun atau lebih Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi :
  • 34. 34 1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia 2) Ketuban pecah dini 3) Persalinan tidak lancar / macet 4) Perdarahan setelah bayi lahir g) Tinggi badan 145 cm atau kurang Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini: 1) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi: 2) Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak besar. 3) Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar 4) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang. 5) Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi: persalinan berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan medik : persalinan operasi sesar. h) Riwayat obstetri jelek (ROJ) Dapat terjadi pada ibu hamil dengan: Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama mengalami 1) Keguguran 2) Lahir belum cukup bulan
  • 35. 35 3) Lahir mati 4) Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari 5) Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami keguguran ≥ 2 kali 6) Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan. Bahaya yang dapat terjadi: 1) Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang. 2) Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya: Diabetes mellitus, radang saluran kencing i) Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-vaginam: 1) Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi: (a) Robekan / perlukaan jalan lahir (b) Perdarahan pasca persalinan 2) Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila: (a) Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri (b) Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc Bahaya yang dapat terjadi: (1) Radang, bila tangan penolong tidak steril (2) Perforasi, bila jari si penolong menembus rahim (3) Perdarahan
  • 36. 36 (4) Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc, sehingga ibu menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfusi darah. j) Bekas Operasi Sesar Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi. ( deso, 2011) B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Pengertian Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, atau keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.( Erna Juliana Simatupang,2008 ) 2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan Proses manajemen kebidanan terdiri dari atas 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan. Ketujuh langkah terdiru dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat di pakai dalam segala situasi.
  • 37. 37 a. Identifikasi Data Dasar Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah merupakan intelektual dan mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang di laksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan pengolahan.( Varney,2007 ) 1) Pengumpulan data Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi baik dari klien, keluarga maupun tim kesehatan lainnya atau data yang di peroleh dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang di lakukan dalam pengumpulan data meliputi: a) Wawancara Wawancara/ anamnese adalah tanya jawab yang di lakukan antara bidan klien, keluarga maupun ytim medis lainya dan data ang di kumpulkan mencangkup semua keluhan dan masalah yang di miliki b) Observasi dan pemerikssan fisik Pada saat observasi di lakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan di lakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki. 2). Pengolahan data Setelah data di kumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya di kelompokan dalam: a) Data subyektif Meliputi identitas klien, keluhan utama. Riwayat penyakit,riwayat menstruasi,latar belakang budaya,pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan
  • 38. 38 psikososial.sehingga dalam hal ini kasus hiperemesis gravidarum berdasarkan teori dan hasil pemerikssan yang biasa dikeluhkan oleh pasien yaitu,sering muntah, lemas, dan cepat lelah. b) Data obyektif Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan keadaan fisik obstetri. b. Interprestsi Data Dasar Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang di putuskan berdasarkan identifikasi yang di dapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang di tegakan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.( Varney, 2007 ) c. Merumuskan diagnosa/masalah potensial Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien jika mendapatkan penanganan yang akurat, yang di lakukan melalui pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera di tangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam kehidupan pasien d. Identifikasi Perlunya Tindakan Segeradan Kolaborasi Mengidentifikasi perlunya tindalkan segera oleh bidan atau dokter dan / untuk di konsultasikan atau di tangani brersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.pada tahap ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
  • 39. 39 e. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang di tentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang di dasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi brerdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh di kerjakan atau tidak oleh bidan.( Varney,2007 ) f. Langkah VI.Implementsi Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung, konsultasi maupun kolaborsi, implementasi ang efisien akan mengungi waktu dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien. g. Langkah VII.Evaluasi Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah di berikan, meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) 1. Data Subyektif Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencangkup nama,umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan dan keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
  • 40. 40 2. Data Obyektif Data yang di peroleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi,palpasi,perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium. 3 Assesment Merupakan keputusan yang di tegakan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan di jadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien/ klien. 4 Planning/perencanaan Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.
  • 41. 41 BAB III STUDI KASUS Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam asuhan kebidanan pada keluarga Tn. T dengan ibu hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu pada 09 s.d 31 Mei 2014, yang diawali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. A. Identifikasi Data Dasar 1. Pengkajian Keluarga Meliputi semua informasi yang akurat dan lengkap dari klien maupun keluarga yang terdiri dari anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang. a. Struktur dan Sifat Keluarga 1. Struktur Keluarga Nama KK : Tn.T Umur : 45 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta(pedagang) Perkawinan ke : I ( satu ) Lamanya menikah : ± 20 tahun Penghasilan perbulan : ± Rp 800.000,_ Alamat : Laino
  • 42. 42 Tabel 1.1 Daftar anggota keluarga No Nama Umur Agama Hubun gan Pendidikan Pekerjaan Penolong L P persalinan 1. Ny .L 40 thn Islam Istri SMP IRT Dukun 2. An .D 16 Thn Islam Anak Sementara SMA Belum kerja Dukun 3. An. K 14 thn Islam Anak Sementara SMP Belum kerja Dukun 4. An. F 11 thn Islam Anak Sementara SD Belum kerja Bidan 5. An. K 9 thn Islam Anak Sementara SD Belum kerja Bidan 6. An. K 4 thn Islam Anak Belum sekolah Belum kerja Bidan 1) Sifat Keluarga a) Tipe keluarga merupakan istri / Nuclear family. b) Hubungan kepala keluarga dengan istri dan anak cukup baik 2) Peran Anggota Keluarga Bapak sebagai suami dan kepala keluarga, ibu sebagai istri dan ibu rumah tangga. b. Pola Kebiasaan Sehari – Hari 1) Kebiasaan sehari-hari a) Makanan pokok keluarga : Nasi b) Pola makan keluarga : makanan pokok +sayur+lauk c) Frekuensi makan : 3x sehari.
  • 43. 43 c. Jenis Rekreasi dan hiburan 1) Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi secara khusus. 2) Saat – saat santai digunakan untuk nonton televisi. d. Pola komunikasi Keluarga 1) Bapak berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga 2) Dalam mencari jalan pemecahan masalah dalam keluarga dilakukan dengan musyawarah keluarga. 3) Tidak ada konflik dalam keluarga. e. Pola istrahat keluarga 1) Kebiasaan istrahat siang / tidur siang : ± 1 jam ( 13.00 – 14.00 Wita 2) Kebiasaan istrahat malam / tidur malam : ± 7 jam ( 22.00 – 05.00 wita ). f. Personal hygiene keluarga 1) Rambut dicuci 2x seminggu menggunakan sampo. 2) Gosok gigi 2x sehari menggunakan pasta gigi. 3) Mandi 3x sehari memakai sabun 4) Keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan, memakai alas kaki, mencuci kaki sebelum tidur, memotong kuku 1x/ minggu. 5) Kebiasaan mengganti pakaian dan pakaian dalam 2x sehari. 2. Faktor Sosial Ekonomi Dan Budaya a. Penghasilan dan pengeluaran 1) Pekerjaan kepala keluarga adalah Wiraswasta(pedagang) 2) Besarnya penghasilan yang di dapat setiap bulan Rp ± 800.000,- 3) Penghasilan dalam sebulan cukup untuk makan sehari – hari
  • 44. 44 4) Penentuan keuangan dalam keluarga adalah kepala keluarga, dan istri bertanggung jawab mengatur kebutuhan rumah tangga sehari – hari. b. Suku dan Agama a. Bapak dan Ibu bersuku Buton. b. Bapak dan Ibu beragama Islam dan melakukan sholat 5 waktu secara rutin. c. Peran Anggota Keluarga 1) Bapak sebagai pencari nafkah. 2) Ibu mengatur urusan rumah tangga dan segala hal keperluan pokok sehari – hari. d. Hubungan keluarga dengan masyarakat Keluarga mempunyai hubungan baik dengan masyarakat sekitar dimana bapak dan ibu selalu mengikuti kegiatan warga 3. Faktor lingkungan a. Rumah Keluarga menempati rumah sendiri dengan bentuk rumah papan dengan ukuran 7x6 meter di atas tanah seluas 15x18 meter dengan kontruksi rumah terbuat dari papan dan dinding papan.
  • 45. 45 Dena Rumah : I IV II III 7 Meter Ket : I Ruang tamu dengan ukuran 7 x 2,5 meter II Ruang tidur dengan ukuran 3 x 3,5 meter III Ruang dapur dan ruang makan 3 x 3,5 meter IV Wc 2x2 meter a. Memiliki fentilasi dan jendela sehingga pertukaran udara dalam rumah baik b. Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya matahari c. Pengaturan perabot dalam rumah dari kebersihan cukup terjaga d. Sudah memiliki kamar mandi sehingga bila mandi langsung dalam kamar mandi.
  • 46. 46 b. Sumber air minum dan sarana air bersih 1) Sumber air bersih di ambil dari air PAM yang keadaan airnya jernih tidak berbau dan tidak berasa, dan keadaan sumur memenuhi syarat kesehatan 2) Pengolahan air untuk di minum dengan cara merebus sampai mendidih selama ± 5-10 menit c. Tempat pembuangan 1) Tinja keluarga di buang di Wc yang berbentuk leher angsa 2) Pembuangan sampah di buang pada tempatnya 3) Sampah kering di bakar 4) Sampah basah di kumpulkan di buang pada tempatnya 5) Pembuangan air limbah langsung digot d. lingkungan Rumah Lingkungan rumah tidak di tanami pohon e. Fasilitas hiburan Keluarga sudah memiliki televisi sebagai sarana hiburan dan informasi 4. Keadaan Kesehatan Keluarga Berencana a. Keadaan kesehatan Keluarga b. Kondisi kesehatan keluarga umumnya baik Bapak : Nampak sehat tidak ada kelainan c. Keadaan Kesehatan Ibu secara umum baik. Ibu dalam keadaan hamil, pada kehamilannya sekarang ibu mengatakan : 1) Hamil yang kedelapan, pernah melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah keguguran.
  • 47. 47 2) Hari pertama haid terakhir tanggal 30 – 09 - 2013. 3) Sudah merasakan pergerakan janinnya sejak umur kehamilan 4 bulan dan masih dirasakan sampai sekarang. 4) Umur kehamilan ±8 bulan. 5) Ibu sudah disuntik imunisasi TT5 6) Status Gizi keluaga Secara umum keadaan gizi keluarga baik. 7) Belum pernah menggunakan KB d. Pemeriksaan Fisik Sehubungan dengan kesehatan keluarga dilakukan pemeriksaan fisik yaitu: 1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan a. Berat Badan : 59 kg b. Tinggi Badan : 170 cm c. Tanda – tanda Vital : Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg Nadi : 80x / menit Suhu : 36,8 0C Pernapasan : 22 x / menit 2) Ibu mengatakan selama kehamilannya mengalami muntah-muntah a. Keadaan umum ibu : kurang baik b. Kesadaran : komposmentis c. Tafsiran persalinan : 08-07-2014 d. Umur kehamilan : 31 minggu 3 hari
  • 48. 48 e. Tinggi Badan : 160 cm f. Berat Badan : 60 cm g. Tanda – tanda Vital : Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg Nadi : 88 x / menit Suhu : 36 0C Pernapasan : 20 x / menit h. Lila : 25 cm i. Pemeriksaan fisik a. Kepala Rambut dan kulit kepala bersih, tidak rontok dan tidak ada benjolan. b. Wajah Ekspresi wajah baik, tidak pucat, tidak ada Oedema. c. Mata Konjung tiva merah muda, sklera tidak ikterus. d. Hidung Bersih, tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan. e. Mulut dan gigi Bibir tidak pecah – pecah, tidak ada karies pada gigi. f. Telinga Lekukan telinga normal dan bersih
  • 49. 49 g. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, arteri karotis, dan tidak ada peningkatan vena jugularis. h. Payudara Putting susu menonjol, heperpigmentasi pada areola mamae,tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan kolostrum sudah ada bila dipencet. i. Abdomen Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut kendor,pembesaran perut sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850 Gram. Leopold : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong) Leopold II : Teraba memanjang seperti papan(puki) Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting(kepala) Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul Djj : 144x/menit j. Ektremitas Tidak ada oedema refleks patella (+) kiri kanan. 2) Pengkajian Psikososial 1. Status Emosi Tingkat emosional keluarga cukup baik, bila ada masalah umumnya dapat diselesaikan dengan baik. 2. Konsep diri a) Pembawaan kepala keluarga dengan masyarkat sekitar baik. b) Bapak cenderung pendiam dan tidak banyak bicara.
  • 50. 50 3) Pola interaksi Pola interaksi keluarga cukup baik, bahasa yang digunakan sehari – hari adalah bahasa daerah muna 4) Pola pertahanan keluarga Bapak dan ibu saling memahami bila ada masalah dibicarakan bersama dan demikian pula ada permasalahan dengan saudara/ tetangga. 5) Pengkajian Pengetahuan Terhadap Kesehatan 1) Keluarga sudah memahami tentanng pemanfatan fasilitas kesehatan, sehingga memiliki kebiasaan memilih tenaga bidan yang pertama dihubungi bila mengalami ,masalah kesehatan. 2) Keluarga belum mengetahui tentang resiko yang akan terjadi jika hamil di atas umur 35 tahun 6) Harapan Keluarga Tentang Petugas Kesehatan Dapat membantu keluarga untuk memahami risiko ibu hamil dengan umur lebih dari 35 tahun.
  • 51. 51 B. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual Pada langkah ini dignosa atau masalah berdasarkan interprestasi yang akurat data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik, terdiri dari: 1. Kehamilan dengan kategori APGO No. DATA ANALISIS DAN INTERPRESTASI 1. Subyektif : Ibu mengatakan : a. Hamil kedelapan, melahirkan tujuh kali dan belum pernah keguguran. b. Hari pertama haid terakhir tanggal 30-09-2013 Obyektif : a. Tonus otot perut kendor b. Ada striae albicans c. Tafsiran persalinan tanggal 08-07-2014 a. Tonus otot perut kendor disebabkan adanya peregangan pada kehamilan sebelumnya. b. Nampak striae albicans yang merupakan retak-retak jaringan kulit pada kehamilan sebelumnya yang bewarna kebiruan dan berubah warna putih setelah melahirkan. 2. Subyektif : Ibu mengatakan : Umur ibu lebih dari 35 tahun. Obyektif : Umur ibu 40 tahun Kehamilan yang terlalu tua dapat beresiko pada ibu dan janinya.
  • 52. 52 Tabulasi Perumusan Masalah Tabulasi perumusan masalah adalah 1. Ibu hamil No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1. Sifat Masalah 1 3 푥 1 1 3 Situasi krisis keluarga dan individu membutuhkan penyesuaian terhadap perubahan diri dan perlu mempersiapkan sumber daya dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir. 2. Kemungkina n masalah dapat terjadi 0 2 푥 2 0 Kemungkinan masalah tidak dapat di rubah karena kehamilan tidak dapat di rubah dengan tindakan sebab kehamilan adalah proses alamiah. 3. Potensial masalah untuk diubah 1 3 푥 1 1 3 Masalah tidak bisa di cegah sampai proses kelahiran selesai. 4. Menonjolnya masalah 1 2 푥 1 1 2 Masalah perlu segera di tangani karena proses kelahiran akan segera berlangsung berlangsung. Jumlah 1 1/6
  • 53. 53 2. Kehamilan dengan kategori APGO No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1. Sifat Masalah 2 3 푥 1 2 3 Merupakan ancaman kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan 2. Kemungkinan masalah dapat diubah 0/2x2 0 Masalah dengan APGO tidak dapat dirubah 3. Potensi masalah untuk dirubah 1/3x1 1 3 Potensi masalah untuk dapat di rubah sangat rendah 4. Menonjolnya masalah 0/2x1 0 Masalah tidak langsung di rasakan oleh ibu saat ini kecuali ada masalah pada saat persalinan Jumlah 3
  • 54. 54 3. Masalah ibu yang belum menggunakan KB No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1. Sifat Masalah 2 3 푥 1 2 3 Merupakan ancaman kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan 2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2 3 푥 2 2 Kemungkinan masalah dapat dirubah sebagian. 3. Potensi masalah untuk dirubah 2 3 푥 1 2 3 Dengan memberi penyuluhan pada keluarga tentang pentingnya ber KB. 4. Menonjolnya masalah 2 2 푥 1 1 Masalah tidak langsung di rasakan oleh ibu saat ini. Jumlah 2 1/3 C. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial Berdasarkan keadaan kesehatan Ny”L” dapat ditetapkan adanya suatu masalah potensial yang akan terjadi pada Ny”L” yaitu potensial terjadinya perdarahan post partum. D. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi Berdasarkan data yang telah di kumpulkan pada Ny”L” tidak ada tindakan kolaborasi dengan dokter.
  • 55. 55 E. Rencana Asuhan Sesuai dengan beberapa diagnosa dan masalah yang ada maka di susunlah rencana rencana asuhan yang komprehensif guna mengatasi dan memenuhi kebutuhan ibu yang meliputi preventif,promotif,dan rehabilitasi. Dalam memilih asuhan yang akan di laksanakan di maksudkan untuk mencapai tujuan yang di kehendaki berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada uraian di bawah ini: A. Tujuan : 1. Jangka panjang a. Keadaan umum ibu baik b. Keluarga dapat meningkatkan status kesehatannya yang baik. c. Kehamilan berlangsung normal tanpa ada penyulit atau komplikasi sehingga dapat melahirkan dengan normal. d. Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB yang sesuai keinginanya. 2. Jangka pendek a. Keluarga memiliki pengetahuan tentang faktor risiko pada ibu hamil dengan umur lebih dari 35 tahun. b. Rencana melahirkan di bidan. c. Ibu memeriksakan kehamilannya minimal empat kali dalam kehamilan. d. Ibu belum menggunakan KB selama kehamilan nya ini. B. Kriteria Keberhasilan 1. Keadaan umum ibu baik di tandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, yaitu:
  • 56. 56 a. Tekanan darah : 100/70 MmHg b. Nadi : 88 kali/ menit c. Suhu : 36 0C d. Pernapasan : 20 kali/ menit 2. Keadaan kesehatan ibu dan keluarga baik 3. Kehamilan berlangsung normal di tandai dengan tidak terjadi tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan pervaginam,nyeri kepala yang hebat, penglihatan kabur, demam,oedema pada wajah, tangan dan kaki,dan belum merasakan pergerakan janinya. 4. Ibu bersedia menggunakan KB dan KB pilihanya suntik 3 bulan C. Rencana Asuhan 1. Lakukan pendekatan pada keluarga Rasional : keluarga bersikap ramah dan memberikan penerimaan yang baik. 2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan. Rasional : Ibu koperatif dengan petugas 3. Beritahukan pada keluarga tentang masalah yang ada kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun. Rasional : keluarga dapat mengetahui tentang risiko yang terjadi pada ibu hamil yang umur lebih dari 35 tahun. 4. Bersama Keluarga membahas masalah yang ada c. Kehamilan dengan kategori APGO Berikan penyuluhan pada keluarga tentang faktor resiko akibat kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun
  • 57. 57 Rasional : Keluarga dapat mengetahui faktor resiko umur diatas 35 tahun d. Menganjurkan pada ibu untuk membuat rencana persalinan di bidan serta menyiapkan biaya dan kebutuhan lainya Rasional : agar komplikasi dalam persalinan dapat dicegah 5. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui tentang tanda – tanda persalinan. F. Implementasi Sistematika dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi kesehatan dari Ny”L” yang teridentifikasi. 1. Lakukan pendekatan pada keluarga. Hasil : Keluarga koperatif dengan petugas 2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan Hasil : Tekanan darah : 110/80 MmHg Nadi : 88 kala/ menit Suhu : 36,5 0C Pernapasan : 20 kali/menit 3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah ibu yang hamil diatas umur 35 tahun, resiko yang terjadi pada ibunya tekanan darah yang tinggi, perdarahan yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayi dilahirkan secara cesar, dan terjadi kehamilan diluar rahim. Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilan nya saat ini.
  • 58. 58 4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan. G. Evaluasi Tanggal 09 Mei 2014 Jam: 12.15 WITA 1. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal Tekanan darah : 110/80 MmHg Nadi : 88 kali/ menit Suhu : 36,5 0C Pernapasan : 20 kali/menit 2. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850 Gram. Leopold 1 : Teraba lunak, keras dan tidak melenting(bokong) Leopold II : Teraba bagian yang datar, keras(punggung kiri) Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting(kepala) Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul Djj : 144x/menit H. Pendokumentasian Pada langkah ini telah di uraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam 7 langkah Varney dan akan di persingkat menjadi pendokumentasia pada ibu hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
  • 59. 59 1. Data Subyektif (S) Ibu mengatakan : 1. Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali dan tidak pernah keguguran 2. Hamil 8 bulan 3. Hari pertama haid terakhir tanggal 30-09-2013 4. Sudah merasakan pergerakan janinya dalam 1 hari pergerakan janinya sering bergerak. 2. Data Obyektif (O) 1. Keadaan umum ibu : Baik 2. Kesadaran : Composmentis 3. Tinggi badan : 160 cm 4. Berat badan : 60 kg 5. Lila : 25 cm 6. Tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 100/70 MmHg b. Nadi : 80 kali/ menit c. Suhu : 36,5 0C d. Pernapasan : 20 kali/menit 7. Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi a. Kepala dan rambut Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok Palpasi : Tidak ada benjolan
  • 60. 60 b. Wajah/muka Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum. Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah c. Mata Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus. d. Hidung Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus. e. Telinga Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter. f. Mulut dan gigi Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih, gusi merah muda, tidak ada sariawan. g. Leher Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis. h. Payudara Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola mammae.
  • 61. 61 Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum ada, payudara tegang. i. Abdomen Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak linea nigra, terdapat striae livide. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting(bokong) Pengukuran: Tinggu fundus uteri : 30 cm Lingkar perut : 95 cm Tafsiran berat janin : 2850 gram Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan memanjang(punggung kiri) Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala). Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum masuk pintu atas panggul) Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi 140x/menit j. Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks patella (+) kiri dan kanan.
  • 62. 62 3. Assesment (A) GVIIIPVIIA0,umur kehamilan 31 minggu 3 hari,punggung kiri, letak kepala, belum masuk pintu atas panggul,intrauterin, tunggal, hidup, keadaan umum ibu baik,dengan ibu hamil kategori APGO. 4. Planning (P) 1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan Hasil : ibu bersedia dan mau di periksa. 2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu: Tekanan darah : 100/70 MmHg Nadi : 88 kali/menit Suhu : 36,5 0C Pernapasan : 20 kali/menit. Hasil : ibu mengerti dengan keadaanya saat ini. 3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah factor resiko yang terjadi pada ibu hamil diatas umur 35 tahun. Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilanya saat ini. 4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35 tahun, bahaya nya pada ibu bias terjadi tekanan darah yang tinggi, perdarahan yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayinya dilahirkan secara cesar, dan terjadi kehamilan diluar rahim. Hasil : Ibu dan keluarga baru mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35 tahun.
  • 63. 63 I. Catatan Perkembangan Pada catatan perkembangan ini dilakukan pemantauan selama 3 minggu 1 hari mulai pada hari rabu dengan menggunakan metode pendekatan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn”T” dengan ibu hamil APGO Dikelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna 09 s.d 31 Mei 2014. Kunjugan 1 Jum”at, 12 Mei 2014, Jam 11.30-13.30 WITA a. Data subyektif (S) Ibu mengatakan : 1) Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah keguguran. 2) Sudah memeriksakan kehamilanya kepada bidan. b. Data obyektif (O) 1) Keadaan umum ibu baik 2) Kesadaran composmentis 3) Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 80x/menit Pernapasan : 20x/menit Suhu : 36,5 0c 4) Pemeriksaan fisik 1) Ibu a) Keadaan umum ibu : Baik
  • 64. 64 b) Kesadaran : Composmentis c) Tinggi badan : 160 cm d) Berat badan : 60 kg e) Lila : 25 cm f) Tanda-tanda vital Tekanan darah : 100/70 MmHg Nadi : 80 kali/ menit Suhu : 36 o C Pernapasan : 20 kali/menit g) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi (a) Kepala dan rambut Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok Palpasi : Tidak ada benjolan (b) Wajah/muka Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum. Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah (c) Mata Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus. (d) Hidung Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus.
  • 65. 65 (e) Telinga Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter. (f) Mulut dan gigi Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih, gusi merah muda, tidak ada sariawan. (g) Leher Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis. (h) Payudara Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum ada, payudara tegang. (i) Abdomen Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak linea nigra, terdapat striae livide. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. Leopold I : Teraba lunak, bulat, tidak melenting(bokong) Pengukuran: Tinggu fundus uteri : 35 cm Lingkar perut : 95 cm Tafsiran berat janin : 2850 gram
  • 66. 66 Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan memanjang(punggung kiri) Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala). Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum masuk pintu atas panggul) Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi 140x/menit (j) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks patella (+) kiri dan kanan c. Assessment (A) Ibu hamil umur kehamilan 32 minggu, punggung kiri, letak kepala, kepala belum msuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan umum ibu dan janin baik. d. Planning (P) 1) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu tentang pemeriksaan TTV, pemeriksaan fisik. Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan 2) Menjelaskan kepada ibu factor resiko hamil diatas umur 35 tahun Hasil : ibu paham dengan penjelasan bidan 3) Memberikan obat tablet tambah darah pada ibu dan menjelaskan cara mengkonsumsinya. Hasil : ibu menerimah obat yang telah diberikan
  • 67. 67 4) Memberikan susu ibu hamil pada ibu Hasil : ibu telah menerimah susu yang telah diberikan dan mau mengkonsumsinya. 5) Menganjurkan ibu istrahat yang cukup Hasil : ibu sudah mulai tidur siang 6) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan badan terutama kebersihan daerah genitalia. Hasil : ibu sudah mulai mengganti pakean dalam 2x sehari Kunjungan 2 Minggu, 31 Mei 2014, Jam 08.30-10.00 WITA b. Data subyektif (S) Ibu mengatakan : Usia kehamilanya 8 bulan lebih c. Data obyektif (O) 1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan. a) Berat badan : 59 kg b) Tinggi badan : 169 cm c) Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 80x/menit Suhu : 36,50c Pernapasan : 20x/menit
  • 68. 68 2) Ibu b) Keadaan umum ibu : Baik c) Kesadaran : Composmentis d) Tinggi badan : 160 cm e) Berat badan : 60 kg f) Lila : 25 cm g) Tanda-tanda vital Tekanan darah : 100/70 MmHg Nadi : 80 kali/ menit Suhu : 36 o C Pernapasan : 20 kali/menit h) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi 1) Kepala dan rambut Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok Palpasi : Tidak ada benjolan 2) Wajah/muka Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum. Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah 3) Mata Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus.
  • 69. 69 4) Hidung Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus. 5) Telinga Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter. 6) Mulut dan gigi Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih, gusi merah muda, tidak ada sariawan. 7) Leher Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis. 8) Payudara Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum ada, payudara tegang. 9) Abdomen Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak linea nigra, terdapat striae livide. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong)
  • 70. 70 Pengukuran: Tinggu fundus uteri : 30 cm Lingkar perut : 95 cm Tafsiran berat janin : 2850 gram Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan memanjang(punggung kiri) Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala). Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum masuk pintu atas panggul) Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi 140x/menit 10) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks patella (+) kiri dan kanan e. Assessment (A) Ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu 5 hari, punggung kiri, letak kepala, kepala belum masuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan umum ibu dan janin baik. f. Planning (P) 1) Meminta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan dilakukan. Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
  • 71. 71 2) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik. Hasil : ibu mengerti dengan penyampaian bidan. 3) Menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi susu yang telh diberikan, Hasil : ibu telah mengkonsumsi susu yang telah diberikan. 4) Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan dari jalan lahir(pervaginam), sakit kepala hebat, mual muntah berlebihan, gangguan penglihatan, gerakan janin berkurang/tidak da sama sekali, dan mengigil atau demam. Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan. 5) Menganjurkan pada ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya tepat waktu dan bila ada keluhan. Hasil : ibu mau mengikuti anjuran bidan.
  • 72. 72 BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas tentang kesenjangan teori dan hasil studi kasus berdasarkan penerapan manajemen asuhan pada keluarga Tn.”T” dengan ibu hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. Pembahasan ini disusun berdasarkan pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah. A. Identifikasi Data Dasar Pada langkah ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi identitas klien, data biologis, data psikologis,sosial ekonomi dan spritual.informasi yang di peroleh mengenai data-data tersebut penulis mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian bersumber dari pemerisaan fisik.selain itu di peroleh dari petugas kesehatan yang menangani klien. Dalam proses pengumpulan data penulis tidak mengalami hambatan yang dapat mempengaruhi perolehan data. B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual Berdasarkan data yang telah di kumpulkan, beberapa diagnosa dan masalah ditemukan pada keluarga. Dan adapula diagnosa dan masalah yang spesifik terjadi pada anggota.Adapun diagnosa dan masalah yang teridentifikasi pada keluarga Tn.”T” adalah sebagai berikut:
  • 73. 73 1. Ibu hamil dengan Kategori APGO Ibu hamil di atas umur 35 tahun Dari beberapa diagnosa dan masalah yang ada secara keseluruhan memenuhi standar diagnosa dengan kategori di akui dan telah di sahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktik kebidanan dan dapat di selesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan C. Merumuskan Diagnosa atau Masalah Potensial Pada tinjauan asuhan kebidanan identifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ny”L” berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat kemudian di evaluasi apakah terdapat kondisi yang abnormal dan apabila tidak mendapatkan penanganan dapat menimbulakan keadaan berbahaya dalam kehamilan sehingga mengancam kehidupan ibu dan janin. Berdasarkan teori, bahaya atau potensial yang akan terjadi pada kehamilan adalah penurunan kesehatan otot dan fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit kontraksi sehingga kelahiran rata-rata lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih sering harus dilakukan operasi Caesar(SC) dan pertolongan kelahiran lain(ekstrasi vakum).
  • 74. 74 D. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi Dalam kasus ini penulis melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn”T” E. Rencana Tindakan Dalam merencanakan asuhan pada keluarga ini di dasarkan pada diagnosa dan masalah yang teridentifikasi sebelumnya.Selain itu dalam perencenaan asuhan juga memperhatikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang sehubugan dengan kondisi kesehatan anggota keluarga sekarang ini. oleh karena itu maka asuhan yang di rencanakan selai bersifat pengamatan pada keadaan kesehatan juga asuhan di titikberatkan pada pendidikan kesehatan yang berorientasi pada upaya preventif dan promotif. Adapun rencana tindakan pada kasus keluarga ini adalah: 1. Kehamilan a. Minta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan dilakukan b. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan kehamilanya c. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang masalah yang ada d. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil dengan umur lebih dari 35 tahun. e. Memberikan penyuluhan tentang be KB f. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan. g. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya di posyandu. h. Beritahu ibu bahwa akan di kunjungi lagi tanggal 10-06-2014.
  • 75. 75 F. Pelaksanaan tindakan Asuhan Kebidanan Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.”T” seluruh asuhan yang direncanakan terlaksana dengan baik. Asuhan yang diberikan tidak memberatkan bagi keluarga sehingga setiap pelaksanaan asuhan selalu mendapatkan respon yang baik dan diterima oleh keluarga. Dalam pelaksanaan asuhan ada beberapa asuhan yang di laksanakan secara terus menerus setiap waktu melakukan kunjungan , namun ada beberapa asuhan hanya di berikan, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan keluarga. 1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan Hasil : Ibu bersedia dan mau di periksa. 2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu yaitu keadaan umum ibu baik, Tanda-tanda vital Tekanan darah : 100/70 MmHg Nadi : 88 kali/menit Suhu : 36,5oC, Pernapasan : 20 kali/menit,. Hasil : ibu mengerti dengan keadaan saat ini 3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah yang ada Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang masalah yang ada 4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35 tahun. Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35 tahun.
  • 76. 76 5. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan G. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen asuhan kebidanan di mana pada tahap ini di nilai adanya kemajuan dan keberhasilaan dalam mengatasi masalah yang di hadapi oleh keluarga.Dalam evaluasi selama melakukan penelitian.
  • 77. 77 BAB V PENUTUP Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.”T” dengan ibu hamil APGO diKelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu, maka dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran-saran. A. Kesimpulan 1. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses asuhan kebidanan, karena hal ini merupakan bukti penanggung jawaban bidan terhadap klien. Potensial yaitu sampaikan hasil pemeriksaan dan pengamatan pada keluarga. Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang telah diberikan ada kasus ini ada kesesuaian antara teori dan kasus yang ada. 2. Pada manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.”T” mulai dari pengkajian sampai tahap akhir tidak ditemukan adanya hambatan oleh karena adanya kerja sama antara klien dan petugas kesehatan sehingga semua tindakan dapat terlaksana dengan baik. 3. Kurangnya pengetahuan tentang ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur 35 tahun sehingga ibu tidak memikirkan dampak yang terjadi pada dirinya dan janinya. 4. Dengan menilai ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur 35 tahun memerlukan tindakan segera atau berkolaborasi dengan dengan dokter.
  • 78. 78 5. Memberikan rencana asuhan terhadap ibu hamil diatas umur 35 tahun, asuhan yang memenuhi tentang dampak dari ibu yang hamil diatas umur 35 tahun. 6. Asuhan yang diberikan kepada ibu secara efisien dan efektif , dan menjelaskan tentang yang dialaminya sekarang. 7. Telah terlaksananya tindakan yang bidan lakukan terhadap pasien yang hamil diatas umur 35 tahun. 8. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada keluarga Tn”T” dan telah dijelaskan secara tepat. B. Saran 1. Diharapkan bagi pihak puskesmas agar mempertahankan dan dapat meningkatkan kualitas dalam penanganan APGO pada ibu hamil. 2. Diharapkan bagi ibu hamil dengan APGO untuk mengetahui tentang factor resiko hamil diumur yang terlau tua, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan oleh janinya. 3. Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa kebidanan) atau pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari kasus ini sehingga apabila mendapatkan ibu hamil dengan factor resiko tinggi, maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar masalah tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk.
  • 79. 79 DAFTAR PUSTAKA Kadra. (2009) Kebidanan Komunitas Available at kadrawilko.blogspot.2009/01/kebidanan-komunitas. Mufdillah. (2009) Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta. Nuha Medika. Manuaba, Syafrudin (2010) Laporan Ujian Studi Kasus Available at laporan-ujian-studi-kasus-kebidanan.html. Mandriwati, G.A(2007) Asuhan Kebidanan Antenatal. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.EGC. Murkoff , (2007). Kesehatan Ibu dan Anak.Kehamilan Dengan Resiko Tinggi. kesehatan.ibu&anak.kehamilan.denganresikotinggi.htm Nasrul, evendy(2010). Faktor Resiko. Prawirohardjo, Sarwono. (2008) Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ridwanamiruddin, (2007) . factor Usia. faktorusia.midwife.is.htm Safiuddin, A.B (2011) Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nonatal, Jakarta : BP-SP. Sutjahjo.(2011) Asuhan Keperawatan Kesehatan Available at Salmah, et al.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta Samineum. 2009. Kehamilan Normal. Jakarta. EGC sulistyoningsih. (2011). Factor Resiko Kehamilan diatas 30 tahun. faktoresiko.kehamilandiatasusia30tahun.maulacute14.htm
  • 80. 80
  • 81. 81