SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
MAKALAH 
TENTANG PERANAN STERILISASI DALAM BIDANG 
KEDOKTERAN 
Disusun oleh: 
MIRNAWATI. S 
AKADEMI KEBIDANAN 
KABUPATEN MUNA 
2014-2015
KATA PENGANTAR 
Assalamualaikum Wr. Wb. 
Puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah 
melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah tentang”Sterilisasi dan 
Disinfeksi” ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa saya ucapkan terima kasih 
kepada: 
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmadnya sehingga makalah ini dapat 
terselesaikan 
2. Semua Pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah ini Manusia tidak ada 
yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. 
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami selaku penulis mengharap kritik 
dan saran, agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua. 
Wassalamualaikum Wr. Wb. 
Raha, 4 November 2014 
Penyusun
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………. i 
DAFTAR ISI……………………...…………………………………………………………. ii 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1 
1.2. Rumusan Masalah………..…………………………………………………………….. 1 
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………….. 1 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1. Pengertian Sterilisasi dan Disinfeksi…………………………………………………… 2 
2.2. Efektivitas Sterilisasi dan Desinfeksi…………………………………………………… 2 
2.3. Peran Tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan desinfeksi....…………………………… 3 
BAB III PENUTUP 
3.1. Kesimpulan…………………………………..………………………………………… 10 
3.2. Saran dan Kritik………………………………………………………………………… 10 
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..………… 11
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan 
membinasakan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba, termasuk virus, 
bakteria dan spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan suatu metode atau cara 
yang digunakan untuk mengeliminasi semua mikroorganisme. Semua bahan dan alat dalam 
media kultur maupun dalam kegiatan praktikum harus dalam keadaan steril. Termasuk 
dengan media yang penting dalam kultur dan juga alat-alat yang menunjang seperti pipet, 
tabung, jarum inokulasi dan peralatan lainnya serta area kerja. Sterilisasi dilakukan 
menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas bertekanan,pemanas 
kering(oven),sterilisasi kimiawi(seperti glutaraldehid atau formaldehid) dan secara fisik. 
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi 
atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau 
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan 
untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.Disinfeksi adalah membunuh 
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat 
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. 
Disinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : 
penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus 
untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.Alternatif yang sering dilaakukan 
adalah dengan cara DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi). 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang tersebut,masalah masalah yang dibahas dapat dirumuskan 
sebagai berikut: 
1) Bagaimana pengertian dari sterilisasi dan disinfeksi ? 
2) Bagaimana efektivitas dari sterilisasi dan disinfeksi ? 
3) Peranan tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan disinfeksi ? 
1.3 Tujuan 
1) Untuk mengetahui penertian dari sterilisasi dan disinfeksi 
2) Untuk mengetahui efektivitas dari sterilisasi dan disinfeksi 
3) Untuk mengetahui peranan tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan disinfeksi
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Pengertian Sterilisasi dan Disinfeksi 
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua 
mikroorganisme (bakteri,jamur,parasit dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda 
mati / instrument. 
Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua 
mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda-benda mati / instrument. 
Sedangkan disinfeksi tinggkat tinggi merupakan tindakan yang dilakukan untuk 
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau 
kimiawi. 
2.2. Efektifitas dari Sterilisasi dan Disinfeksi 
Agar efektif, sterilisasi butuh waktu,kontak ,suhu dan dangan sterilisasi 
uap,bertekanan tinggi.Efektivitas setiap metode sterilisasi bergantung pada empat faktor 
lainnya sebagai berikut: 
- Jenis mikroorganisme yang ada.Sebagian mikroorganisme sangat sulit dibunuh. 
Sebagian lainnya dapat dengan mudah dibunuh. 
- Jumlah mikroorganisme yang ada.Lebih mudah membunuh satu organisme daripada 
yang banyak. 
- Jumlah dan jenis materi organik yang melindungi mikroorganisme tersebut.Darah 
atau jaringan yang menempel pada alat – alat yang kurang bersih berfungsi sebagai 
pelindung mikroorganisme selama proses sterilisasi. 
- Jumlah retakan dan celah pada peralatan tempat menempel 
mikroorganisme.Mikroorganisme berkumpul di dalam dan dilindungi oleh goresan, 
retakan dan celah, seperti jepitan yang bergerigi tajam dari cunam jaringan. 
Akhirnya,tanpa pembersihan yang teliti untuk membuang sisa bahan organik yang 
melindungi mikroorganisme selama proses sterilisasi pada alat – alat, tidak akan dapat 
menjamin tercapainya sterilisasi,walaupun waktu sterilisasi diperpanjang. 
Umumnya semua bakteria vegetatif akan mati pada uap panas 60-75 derajat Celcius dalam 10 
menit. Suhu tertinggi yang dapat dicapai oleh air mendidih atau uap tekanan rendah adalah 
100 derajad Celcius pada permukaan laut.karena titik didih air 1,1 derajat Celcius lebih 
rendah pada setiap 1000 kaki dari permukaan laut. 
Sebaiknya merebus / mengukus alat untuk DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) sekurang-kurangnya 
20 menit.Dengan ini dapat di capai batas keamanan untuk ketinggian yang 
bervariasi sampai 5.500 meter dan pada waktu bersamaan dapat mengeliminasi infeksi dari 
beberapa endospora setelah dilakukan sterilisasi. 
2.3. Peranan Tenaga Kesehatan dalam Sterilisasi dan Disinfeksi 
Dalam dunia kesehatan khususnya bidan sterilisasi dan disinfeksi digunakan sebagai 
pencegah infeksi (PI).Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah 
mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu,bayi baru 
lahir(BBL),dan para penolong persalinan)sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi. 
Tindakan- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:
 Cuci tangan 
 Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya 
 Menggunakan teknik asepsis atau aseptik 
 Memproses alat bekas pakai 
 Menangani peralatan tajam dangan aman 
 Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelola sampah secara 
benar) 
 CUCI TANGAN 
Cuci tangan merupakan prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran 
infeksi yang meyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. 
Harus dilakukan saat: 
 Segera setelah tiba di tempat kerja 
 Sebelum dan sesudah melakukan kontak fisik dangan pasien 
 Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan 
 Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah / cairan 
tubuh lainnya / setelah menyentuh selaput mukosa (hidung,mulut atau mata) 
 Setelah ke kamar mandi 
 Sebelum pulang kerja 
 MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN 
Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak 
utuh,selaput mukosa,darah atau cairan tubuh lainnya) peralatan, sarung tangan atau 
sampah yang terkontaminasi 
Jika sarung tangan diperlukan ganti sarung tangan untuk setiap ibu atau bayi baru 
lahir untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda 
untuk situasi yang berbeda pula. 
 Gunakan sarung tangan sreril / DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) untuk prosedur 
yang mengakibatkan kontak dangan jaringan di bawah kulit 
(persalinan,heating,pengambilan darah) 
 Sarung tangan yang bersih untuk menangani darah / cairan tubuh 
 Sarung tangan rumah tangga / tebal untuk mencuci peralatan, menangani 
sampah,juga membersihkan darah dan cairan tubuh. 
 PERLENGKAPAN PELINDUNG PRIBADI 
Perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar mikroorganisme 
penyebab infeksi dangan cara menghalangi atau membatasi (kaca mata 
pelindung,masker wajah,sepatu boot atau sapatu tertutup,celemek) petugas dari cairan 
tubuh,darah atau cedera selama melaksanakan prosedur klinik. Masker wajah dan 
celemek plastik sederhana dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sumberdaya 
yang bersedia di masing-masing daerah jika alat atau perlengkapan sekali pakai tidak 
tersedia.
 ANTISEPSIS 
Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara 
membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit.karena 
kulit dan mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan antiseptik akan sangat 
mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi luka terbuka dan 
penyebab infeksi.Cuci tangan secara teratur diantara kontak dengan setiap ibu dan 
bayi baru lahir,membantu untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada 
kulit. 
 ANTISEPTIK VS LARUTAN DiSINFEKTAN 
Larutan antiseptik digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu menahan 
konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan disinfeksi.Sedangkan larutan 
disinfeksi dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang 
digunakan dalam prosedur bedah. 
Larutan antiseptik yang bisa diterima: 
 Alcohol 60-90%:etil,isopropyl, atau metal spiritus 
 Setrimid atau klorheksidin glukonat,berbagai konsentrasi (savlon) 
 Klorheksidin glukonat 4% (hibiscub,hibitane,hibiclens) 
 Heksaklorofen 3% (phisohex) 
 Paraklorometaksilenol (dettol) 
 Iodine 1-3%,larutan yang dicampur alkohol atau encer (lugol) atau tincture 
(iodine dalam alkohol 70%).iodine tidak boleh digunakan pada selaput mukosa 
seperti vagina 
 Iodofor,berbagai konseentras (betadine)Larutan disinfeksi yang bisa diterima: 
 Klorin pemutih 0,5% (untuk dekontaminasi permukaan dan DTT peralatan) 
 Glutaraldehida 2% (digunakan untuk dekontaminasi tetapi karena mahal 
biasanya hanya digunakan disinfeksi tingkat tinggi) 
 PEMELIHARAAN TEKNIK STERIL / DISINFEKSI TINGGKAT TINGGI 
Dimanapun prosedur dilakukan,dearah steril harus dibuat dan dipelihara untuk 
menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan.Peralatan atau benda-benda yang 
disinfeksi tinngkat tinggi bisa di tempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah 
steril harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi disinfeksi 
tingkat tinggi. Pelihara kondisi steril dengan memisahkan benda-benda steil atau 
disinfeksi tingkat tinggi (“bersih”)dari benda-benda yang terkontaminasi(“kotor”).Jika 
mungkin gunakan baju,sarung tangan steril dan sediakan atau pertahankan lingkungan 
yang steril.
 MEMPROSES ALAT BEKAS PAKAI 
Tiga proses pokok yang direkomendasi untuk proses peralatan dan benda-benda 
lain dalam upaya pencegahan infeksi adalah: 
 Dekontaminasi 
 Cuci dan bilas 
 Disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi 
Benda-benda steril atau disinfeksi tingkat tinggi harus disimpan dalam keadaan kering 
dan bebas debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan yang tetap kering dan utuh sehingga 
kondisinya tetap terjaga dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah diproses.Peralatan 
steril yang dibungkus dalam kantong plastik bersegel,tetap kering dan utuh masih dapat 
digunakan hingga satu bulan setelah proses.Peralatan dan bahan disinfeksi tingkat tinggi 
dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah di disinfeksi tingkat tinggi dan bebas debu. 
Jika peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam waktu peyimpanan tersebut maka 
proses kembali dulu sebelum digunakan kembali. 
 Dekontaminasi 
Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan, 
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi.Dekontaminasi 
membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani dan dibersihkan oleh petugas.Untuk 
perlindungan lebih jauh pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah 
tangga yang terbuat dari bahan lateks jika akan menangani peralatan bekas pakai atau 
kotor.segera setelah digunakan,masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam larutan 
klorin 0,5% 10 menit. Selama prosedur ini dengan cepat memastikan virus hepatitis B dan 
HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan 
klorin. Daya kerja larutan klorin,cepat mengalami sehingga harus diganti paling sedikit setiap 
24 jam,atau lebih cepat terlihat kotor atau steril. 
 Pencucian dan pembilasan 
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar 
mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.Baik 
sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian 
sebelumnya.Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah di 
kontaminasi,bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan 
organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin. Sebagian besar (hingga 80%) 
mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa 
dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora 
bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangrene,pencucian ini penting karena residu bahan-bahan 
organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan 
melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Jika perlengkapan 
untuk proses sterilisasi tidak tersedia,pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya 
untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri.
 DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) dan sterilisasi 
Proses DTT membunuh semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakterial. 
DTT dapat diperoleh dengan merebus dalam air mendidih, mengukus (dengan uap panas), 
atau merendam alat dalam disinfektan kimiawi. 
a) Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan Perebusan atau Pengukusan Suhu tertinggi yang 
dapat dicapai oleh air mendidih atau uap tekanan rendah adalah 100 °C pada 
permukaan laut. Sebaiknya merebus atau mengukus alat untuk DTT sekurang-kurangnya 
20 menit. Perebusan dalam air merupakan cara yang efektif dan praktis 
untuk DTT alat-alat dan semua alat yang lainnya. 
b) Walaupun perebusan dalam air selama 20 menit akan membunuh semua bakteri 
vegetatif, virus, ragi dan jamur, perebusan tidak membunuh semua endospora. 
Perebusan alat selama 20 menit, dilakukan dalam tempat merebus yang tertutup. 
Waktu perebusan mulai dicatat sewaktu air mulai mendidih. Semua alat-alat logam 
harus terendam sempurna. Selama perebusan berlangsung, jangan menambahkan 
sesuatu kedalam wadah. Setelah merebus 20 menit, pindahkan alat-alat dengan cunam 
yang telah di DTT terlebih dahulu, kemudian simpan dalam kontainer yang telah di 
DTT dan tutup rapat. 
1. Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan Bahan Kimiawi 
Walaupun banyak disinfektan tersedia dimana-mana, 4 disinfektan yaitu klorin, 
glutaraldehid, formaldehid, dan peroksfd secara rutin digunakan sebagai disinfektan tingkat 
tinggi. Bahan-bahan kimiawi ini dapat mencapai DTT jika alat-alat yang akan didisinfeksi 
dibersihkan dulu sebelum direndam. DTT dengan kimiawi tidak dianjurkan pada jarum dan 
semprit, karena sisa-sisa bahan kimia dapat tertinggal dalam jarum tersebut. Larutan klorin 
bereaksi cepat, sangat efektif terhadap HBV, HCV, dan HIV/AIDS, serta murah dan mudah 
didapat. Larutan klorin > 0,5% dapat merusaklogam. Untuk DTT, larutan 0,1% dibuat dengan 
air matang,dan lakukan penyaringan bila air keruh. Masalah korosi dapat dikurangi jika beda-benda 
tersebut dibilas dengan air matang dan dikeringkan segera. Korosi terjadi bila lamanya 
perendaman dilakukan > 20 menit dan terjadi kontak pada konsentrasi > 0.5%. Disinfektan 
kimiawi harus disimpan ditempat yang gelap dan dingi, jangan disimpan di bawah. cahaya 
matahari atau panas yang berlebihan karena semua disinfetan kimiawi sensitif terhadap 
panas. 
 PENGGUNAAN PERALATAN TAJAM SECARA AMAN 
Luka tusuk benda tajam (jarum) merupakan salah satu alur utama infeksi HIV dan 
hepatitis B di antara para penolong persalinan. Oleh karena itu, perhatikan pedoman 
berikut: 
- Letakkan benda-benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi atau 
dengan manggunakan “daerah aman“ yang sudah ditentukan (daerah khusus untuk 
meletakkan dan mengambil peralatan tajam. 
- Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara tak sengaja. 
- Gunakan pemegang jarum atau pinset pada saat menjahit. Jangan pernah meraba 
ujung atau memegang jarum jahit dangan tangan. 
- Jangan menutup kembali,melengkungkan,mematahkan atau melepaskan jarum yang 
akan di buang. 
- Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat jika 
sudah 2/3 penuh. Jangan memindahkan benda-benda tajam tersebut ke wadah lain. 
Wadah benda tajam yang sudah disegel tadi harus dibakar insinerator.
- Jika benda-benda tajam tidak bisa di buang secara aman dengan cara insinerasi,bilas 
tiga kali dengan larutan klorin 1,5% (dekontaminasi),tutup kembali menggunakan 
teknik satu tangan dan kemudian dikubur. 
Cara melakukan teknik satu tangan: 
- Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras dan rata. 
- Pegang tabung suntik dangan satu tangan,gunakan ujung jarum untuk 
“mengait”penutup jarum. 
- Jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya 
- Jika jarum sudah tertutup seluruhnya,pegang bagian bawah dan gunakan tangan yang 
lainnya untuk merapatkan penutupnya. 
 PENGELOLAAN SAMPAH 
Sampah bisa terkontaminasi atau tidak terkontaminasi. Sampah yang tidak 
terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang menanganinya. Tetapi sebagian 
besar limbah persalinan dan kelahiran bayi adalah sampah terkontaminasi. Jika tidak dikelola 
dengan banar,sampah terkontaminasi berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang 
melakukan kontak atau menangani sampah tersebut termasuk anggota masyarakat. Sampah 
terkontaminasi termasuk darah,nanah,urine,kotoran manusia dan benda-benda yang kotor 
oleh cairan tubuh.tangani pembuangan sampah dengan hati-hati. 
Tujuan pembuangn sampah secara benar : 
• Menyegah penyebaran infeksi kepada petugas klinik yang menangani sampah dan 
kepada masyarakat 
• Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak sengaja oleh benda-benda 
yang sudah terkontaminasi. 
 MENGATUR KEBERSIHAN DAN KERAPIAN 
Pembersihan yang teratur dan seksama akan megurangi mikroorganisme yang ada 
pada bagian permukaan benda-benda tertentu dan menolong mencegah infeksi dan 
kecelakaan. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengatur kebersihan dan kerapian : 
• Pastikan selalu tersedianya satu ember larutan pemutih (klorin 0,5%) yang belum 
terpakai. 
• Gunakan disinfektan yang sesuai untuk membersihkan peralatan yang tidak 
bersentuhan dengan darah atau sekresi tubuh diantara pemakaian,terutama sekali diantara ibu 
atau bayi yang berbeda 
• Jika menggunakan oksigen,gunakan kanula nasal yang bersih,steril atau disinfeksi 
tingkat tinggi setiap kali akan digunakan. Mengusap kanula dengan alkohol tidak mencegah 
terjadinya infeksi. 
• Segera bersihkan percikan darah tuangkan larutan kloran 0,5% pada percikan 
tersebut kemudian seka dengan air. 
• Bungkus atau tutupi linen bersih dan simpan dalam kereta orong atau lemari tertutup 
untuk mencegah kontaminasi dari debu. 
• Setiap selesai menggunakan tempat tidur,meja dan troli prosedur,segera seka 
permukaan dan bagian-bagian peralatan tersebut dengan kain yang di basahi klorin 0,5% dan 
deterjen.
• Setiap selesai menolong persalinan, seka celemek menggunakan larutan klorin 0,5%. 
• Bersuhkan lantai dengan lab kering,jangan disapu.Seka lantai, dinding atau 
permukaan datar lain (setiap hari atau setelah digunakan) dengan larutan klorin 0,5% dan 
deterjen. 
• Ikuti pedoman umum kebersihan dan kerapian 
Bersihkan dari atas ke bawah sehingga kotoran yang jatuh dapat dihilangkan 
Selalu gunakan sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga. 
Seka dan gosok hingga bersih permukaan datar atau lantai setelah digunakan 
Tempelkan petunjuk kusus kebersihan di unit tertentu pada area yang mudah dilihat / 
dibaca 
Bersihkan sesering mungkin dinding, tirai kain, plastik atau logam vertikal untuk mencegah 
penumpukan debu 
Jika dinding atau tirai terkena percikan darah, segera bersihkan dengan larutan klorin 0,5 
%.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Sterilisasi adalah tindakan yang dilskukan untuk menghilangkan semua 
mikroorganisme (bakteri,jamur,perasit dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda 
mati / instrument. 
Desinfeksi tinggkat tinggi merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan 
semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi. 
Peran tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan disinfeksi adalah sebagai pencegah infeksi (PI). 
Dengan adanya prakte pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari satu 
individu ke individu lainnya (ibu,bayi baru lahir(BBL),dan para penolong persalinan) 
sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi. 
Tindakan - tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut: 
• Cuci tangan 
• Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya 
• Menggunakan teknik asepsis atau aseptik 
• Memproses alat bekas pakai 
• Menangani peralatan tajam dangan aman 
• Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan(termasuk pengelola sampah secara benar) 
3.2 Kritik Dan Saran 
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya 
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya 
makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA 
Pekins JJ.1983.Prinsiples and Methods of Sterilization in Health Sciences.Charles C.thomas : 
spingfield.IL 
Tietjen LG, W Crosin dan N McIntosh.1992. High –level disinfection,Infection Prevention 
Guidelines for Family Planning Program.EMIS Inc :Durant,OK,pp 74-84 
Schmidt A.1899.U.S. Patent 630.782:Disinfekcting by Means of Formaldehyde

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (14)

Pencegahan Infeksi
Pencegahan InfeksiPencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi
 
Sterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksiSterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksi
 
Sawaludin aseptis dan antiseptik
Sawaludin aseptis dan antiseptikSawaludin aseptis dan antiseptik
Sawaludin aseptis dan antiseptik
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
 
Prinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksiPrinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksi
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
Pedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasiPedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasi
 
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
 
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
Kebutuhan keamanan fisik (ibu mekar)
 
Boiling ega
Boiling egaBoiling ega
Boiling ega
 

Similar a STERILISASI MEDIS

Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sWarnet Raha
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)intan fadilla
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.pptannisamelhannah1
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiSeptian Muna Barakati
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxMulyantiUnisaBandung
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptxRetnoListyawati
 
Pertemuan 2 desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatan
Pertemuan 2   desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatanPertemuan 2   desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatan
Pertemuan 2 desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatanSyifaARN
 
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)stikesby kebidanan
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) pjj_kemenkes
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBLAstriYuliaSariLubis1
 

Similar a STERILISASI MEDIS (20)

Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
 
Pertemuan 2 desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatan
Pertemuan 2   desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatanPertemuan 2   desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatan
Pertemuan 2 desinfeksi dan sterilisasi pealatan kesehatan
 
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikitMakalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
 
Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
 

Más de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Último

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 

Último (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 

STERILISASI MEDIS

  • 1. MAKALAH TENTANG PERANAN STERILISASI DALAM BIDANG KEDOKTERAN Disusun oleh: MIRNAWATI. S AKADEMI KEBIDANAN KABUPATEN MUNA 2014-2015
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah tentang”Sterilisasi dan Disinfeksi” ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmadnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan 2. Semua Pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah ini Manusia tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami selaku penulis mengharap kritik dan saran, agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr. Wb. Raha, 4 November 2014 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………………. i DAFTAR ISI……………………...…………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1 1.2. Rumusan Masalah………..…………………………………………………………….. 1 1.3. Tujuan………………………………………………………………………………….. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Sterilisasi dan Disinfeksi…………………………………………………… 2 2.2. Efektivitas Sterilisasi dan Desinfeksi…………………………………………………… 2 2.3. Peran Tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan desinfeksi....…………………………… 3 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan…………………………………..………………………………………… 10 3.2. Saran dan Kritik………………………………………………………………………… 10 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..………… 11
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan membinasakan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba, termasuk virus, bakteria dan spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi semua mikroorganisme. Semua bahan dan alat dalam media kultur maupun dalam kegiatan praktikum harus dalam keadaan steril. Termasuk dengan media yang penting dalam kultur dan juga alat-alat yang menunjang seperti pipet, tabung, jarum inokulasi dan peralatan lainnya serta area kerja. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas bertekanan,pemanas kering(oven),sterilisasi kimiawi(seperti glutaraldehid atau formaldehid) dan secara fisik. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.Disinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.Alternatif yang sering dilaakukan adalah dengan cara DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut,masalah masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana pengertian dari sterilisasi dan disinfeksi ? 2) Bagaimana efektivitas dari sterilisasi dan disinfeksi ? 3) Peranan tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan disinfeksi ? 1.3 Tujuan 1) Untuk mengetahui penertian dari sterilisasi dan disinfeksi 2) Untuk mengetahui efektivitas dari sterilisasi dan disinfeksi 3) Untuk mengetahui peranan tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan disinfeksi
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Sterilisasi dan Disinfeksi Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri,jamur,parasit dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati / instrument. Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda-benda mati / instrument. Sedangkan disinfeksi tinggkat tinggi merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi. 2.2. Efektifitas dari Sterilisasi dan Disinfeksi Agar efektif, sterilisasi butuh waktu,kontak ,suhu dan dangan sterilisasi uap,bertekanan tinggi.Efektivitas setiap metode sterilisasi bergantung pada empat faktor lainnya sebagai berikut: - Jenis mikroorganisme yang ada.Sebagian mikroorganisme sangat sulit dibunuh. Sebagian lainnya dapat dengan mudah dibunuh. - Jumlah mikroorganisme yang ada.Lebih mudah membunuh satu organisme daripada yang banyak. - Jumlah dan jenis materi organik yang melindungi mikroorganisme tersebut.Darah atau jaringan yang menempel pada alat – alat yang kurang bersih berfungsi sebagai pelindung mikroorganisme selama proses sterilisasi. - Jumlah retakan dan celah pada peralatan tempat menempel mikroorganisme.Mikroorganisme berkumpul di dalam dan dilindungi oleh goresan, retakan dan celah, seperti jepitan yang bergerigi tajam dari cunam jaringan. Akhirnya,tanpa pembersihan yang teliti untuk membuang sisa bahan organik yang melindungi mikroorganisme selama proses sterilisasi pada alat – alat, tidak akan dapat menjamin tercapainya sterilisasi,walaupun waktu sterilisasi diperpanjang. Umumnya semua bakteria vegetatif akan mati pada uap panas 60-75 derajat Celcius dalam 10 menit. Suhu tertinggi yang dapat dicapai oleh air mendidih atau uap tekanan rendah adalah 100 derajad Celcius pada permukaan laut.karena titik didih air 1,1 derajat Celcius lebih rendah pada setiap 1000 kaki dari permukaan laut. Sebaiknya merebus / mengukus alat untuk DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) sekurang-kurangnya 20 menit.Dengan ini dapat di capai batas keamanan untuk ketinggian yang bervariasi sampai 5.500 meter dan pada waktu bersamaan dapat mengeliminasi infeksi dari beberapa endospora setelah dilakukan sterilisasi. 2.3. Peranan Tenaga Kesehatan dalam Sterilisasi dan Disinfeksi Dalam dunia kesehatan khususnya bidan sterilisasi dan disinfeksi digunakan sebagai pencegah infeksi (PI).Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu,bayi baru lahir(BBL),dan para penolong persalinan)sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi. Tindakan- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:
  • 6.  Cuci tangan  Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya  Menggunakan teknik asepsis atau aseptik  Memproses alat bekas pakai  Menangani peralatan tajam dangan aman  Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelola sampah secara benar)  CUCI TANGAN Cuci tangan merupakan prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi yang meyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Harus dilakukan saat:  Segera setelah tiba di tempat kerja  Sebelum dan sesudah melakukan kontak fisik dangan pasien  Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan  Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah / cairan tubuh lainnya / setelah menyentuh selaput mukosa (hidung,mulut atau mata)  Setelah ke kamar mandi  Sebelum pulang kerja  MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh,selaput mukosa,darah atau cairan tubuh lainnya) peralatan, sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi Jika sarung tangan diperlukan ganti sarung tangan untuk setiap ibu atau bayi baru lahir untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula.  Gunakan sarung tangan sreril / DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) untuk prosedur yang mengakibatkan kontak dangan jaringan di bawah kulit (persalinan,heating,pengambilan darah)  Sarung tangan yang bersih untuk menangani darah / cairan tubuh  Sarung tangan rumah tangga / tebal untuk mencuci peralatan, menangani sampah,juga membersihkan darah dan cairan tubuh.  PERLENGKAPAN PELINDUNG PRIBADI Perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar mikroorganisme penyebab infeksi dangan cara menghalangi atau membatasi (kaca mata pelindung,masker wajah,sepatu boot atau sapatu tertutup,celemek) petugas dari cairan tubuh,darah atau cedera selama melaksanakan prosedur klinik. Masker wajah dan celemek plastik sederhana dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sumberdaya yang bersedia di masing-masing daerah jika alat atau perlengkapan sekali pakai tidak tersedia.
  • 7.  ANTISEPSIS Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit.karena kulit dan mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan antiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi luka terbuka dan penyebab infeksi.Cuci tangan secara teratur diantara kontak dengan setiap ibu dan bayi baru lahir,membantu untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit.  ANTISEPTIK VS LARUTAN DiSINFEKTAN Larutan antiseptik digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan disinfeksi.Sedangkan larutan disinfeksi dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang digunakan dalam prosedur bedah. Larutan antiseptik yang bisa diterima:  Alcohol 60-90%:etil,isopropyl, atau metal spiritus  Setrimid atau klorheksidin glukonat,berbagai konsentrasi (savlon)  Klorheksidin glukonat 4% (hibiscub,hibitane,hibiclens)  Heksaklorofen 3% (phisohex)  Paraklorometaksilenol (dettol)  Iodine 1-3%,larutan yang dicampur alkohol atau encer (lugol) atau tincture (iodine dalam alkohol 70%).iodine tidak boleh digunakan pada selaput mukosa seperti vagina  Iodofor,berbagai konseentras (betadine)Larutan disinfeksi yang bisa diterima:  Klorin pemutih 0,5% (untuk dekontaminasi permukaan dan DTT peralatan)  Glutaraldehida 2% (digunakan untuk dekontaminasi tetapi karena mahal biasanya hanya digunakan disinfeksi tingkat tinggi)  PEMELIHARAAN TEKNIK STERIL / DISINFEKSI TINGGKAT TINGGI Dimanapun prosedur dilakukan,dearah steril harus dibuat dan dipelihara untuk menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan.Peralatan atau benda-benda yang disinfeksi tinngkat tinggi bisa di tempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah steril harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi disinfeksi tingkat tinggi. Pelihara kondisi steril dengan memisahkan benda-benda steil atau disinfeksi tingkat tinggi (“bersih”)dari benda-benda yang terkontaminasi(“kotor”).Jika mungkin gunakan baju,sarung tangan steril dan sediakan atau pertahankan lingkungan yang steril.
  • 8.  MEMPROSES ALAT BEKAS PAKAI Tiga proses pokok yang direkomendasi untuk proses peralatan dan benda-benda lain dalam upaya pencegahan infeksi adalah:  Dekontaminasi  Cuci dan bilas  Disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi Benda-benda steril atau disinfeksi tingkat tinggi harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan yang tetap kering dan utuh sehingga kondisinya tetap terjaga dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah diproses.Peralatan steril yang dibungkus dalam kantong plastik bersegel,tetap kering dan utuh masih dapat digunakan hingga satu bulan setelah proses.Peralatan dan bahan disinfeksi tingkat tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah di disinfeksi tingkat tinggi dan bebas debu. Jika peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam waktu peyimpanan tersebut maka proses kembali dulu sebelum digunakan kembali.  Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi.Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani dan dibersihkan oleh petugas.Untuk perlindungan lebih jauh pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga yang terbuat dari bahan lateks jika akan menangani peralatan bekas pakai atau kotor.segera setelah digunakan,masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% 10 menit. Selama prosedur ini dengan cepat memastikan virus hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan klorin. Daya kerja larutan klorin,cepat mengalami sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam,atau lebih cepat terlihat kotor atau steril.  Pencucian dan pembilasan Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya.Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah di kontaminasi,bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin. Sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangrene,pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Jika perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia,pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri.
  • 9.  DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) dan sterilisasi Proses DTT membunuh semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakterial. DTT dapat diperoleh dengan merebus dalam air mendidih, mengukus (dengan uap panas), atau merendam alat dalam disinfektan kimiawi. a) Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan Perebusan atau Pengukusan Suhu tertinggi yang dapat dicapai oleh air mendidih atau uap tekanan rendah adalah 100 °C pada permukaan laut. Sebaiknya merebus atau mengukus alat untuk DTT sekurang-kurangnya 20 menit. Perebusan dalam air merupakan cara yang efektif dan praktis untuk DTT alat-alat dan semua alat yang lainnya. b) Walaupun perebusan dalam air selama 20 menit akan membunuh semua bakteri vegetatif, virus, ragi dan jamur, perebusan tidak membunuh semua endospora. Perebusan alat selama 20 menit, dilakukan dalam tempat merebus yang tertutup. Waktu perebusan mulai dicatat sewaktu air mulai mendidih. Semua alat-alat logam harus terendam sempurna. Selama perebusan berlangsung, jangan menambahkan sesuatu kedalam wadah. Setelah merebus 20 menit, pindahkan alat-alat dengan cunam yang telah di DTT terlebih dahulu, kemudian simpan dalam kontainer yang telah di DTT dan tutup rapat. 1. Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan Bahan Kimiawi Walaupun banyak disinfektan tersedia dimana-mana, 4 disinfektan yaitu klorin, glutaraldehid, formaldehid, dan peroksfd secara rutin digunakan sebagai disinfektan tingkat tinggi. Bahan-bahan kimiawi ini dapat mencapai DTT jika alat-alat yang akan didisinfeksi dibersihkan dulu sebelum direndam. DTT dengan kimiawi tidak dianjurkan pada jarum dan semprit, karena sisa-sisa bahan kimia dapat tertinggal dalam jarum tersebut. Larutan klorin bereaksi cepat, sangat efektif terhadap HBV, HCV, dan HIV/AIDS, serta murah dan mudah didapat. Larutan klorin > 0,5% dapat merusaklogam. Untuk DTT, larutan 0,1% dibuat dengan air matang,dan lakukan penyaringan bila air keruh. Masalah korosi dapat dikurangi jika beda-benda tersebut dibilas dengan air matang dan dikeringkan segera. Korosi terjadi bila lamanya perendaman dilakukan > 20 menit dan terjadi kontak pada konsentrasi > 0.5%. Disinfektan kimiawi harus disimpan ditempat yang gelap dan dingi, jangan disimpan di bawah. cahaya matahari atau panas yang berlebihan karena semua disinfetan kimiawi sensitif terhadap panas.  PENGGUNAAN PERALATAN TAJAM SECARA AMAN Luka tusuk benda tajam (jarum) merupakan salah satu alur utama infeksi HIV dan hepatitis B di antara para penolong persalinan. Oleh karena itu, perhatikan pedoman berikut: - Letakkan benda-benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi atau dengan manggunakan “daerah aman“ yang sudah ditentukan (daerah khusus untuk meletakkan dan mengambil peralatan tajam. - Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara tak sengaja. - Gunakan pemegang jarum atau pinset pada saat menjahit. Jangan pernah meraba ujung atau memegang jarum jahit dangan tangan. - Jangan menutup kembali,melengkungkan,mematahkan atau melepaskan jarum yang akan di buang. - Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat jika sudah 2/3 penuh. Jangan memindahkan benda-benda tajam tersebut ke wadah lain. Wadah benda tajam yang sudah disegel tadi harus dibakar insinerator.
  • 10. - Jika benda-benda tajam tidak bisa di buang secara aman dengan cara insinerasi,bilas tiga kali dengan larutan klorin 1,5% (dekontaminasi),tutup kembali menggunakan teknik satu tangan dan kemudian dikubur. Cara melakukan teknik satu tangan: - Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras dan rata. - Pegang tabung suntik dangan satu tangan,gunakan ujung jarum untuk “mengait”penutup jarum. - Jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya - Jika jarum sudah tertutup seluruhnya,pegang bagian bawah dan gunakan tangan yang lainnya untuk merapatkan penutupnya.  PENGELOLAAN SAMPAH Sampah bisa terkontaminasi atau tidak terkontaminasi. Sampah yang tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang menanganinya. Tetapi sebagian besar limbah persalinan dan kelahiran bayi adalah sampah terkontaminasi. Jika tidak dikelola dengan banar,sampah terkontaminasi berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan kontak atau menangani sampah tersebut termasuk anggota masyarakat. Sampah terkontaminasi termasuk darah,nanah,urine,kotoran manusia dan benda-benda yang kotor oleh cairan tubuh.tangani pembuangan sampah dengan hati-hati. Tujuan pembuangn sampah secara benar : • Menyegah penyebaran infeksi kepada petugas klinik yang menangani sampah dan kepada masyarakat • Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak sengaja oleh benda-benda yang sudah terkontaminasi.  MENGATUR KEBERSIHAN DAN KERAPIAN Pembersihan yang teratur dan seksama akan megurangi mikroorganisme yang ada pada bagian permukaan benda-benda tertentu dan menolong mencegah infeksi dan kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengatur kebersihan dan kerapian : • Pastikan selalu tersedianya satu ember larutan pemutih (klorin 0,5%) yang belum terpakai. • Gunakan disinfektan yang sesuai untuk membersihkan peralatan yang tidak bersentuhan dengan darah atau sekresi tubuh diantara pemakaian,terutama sekali diantara ibu atau bayi yang berbeda • Jika menggunakan oksigen,gunakan kanula nasal yang bersih,steril atau disinfeksi tingkat tinggi setiap kali akan digunakan. Mengusap kanula dengan alkohol tidak mencegah terjadinya infeksi. • Segera bersihkan percikan darah tuangkan larutan kloran 0,5% pada percikan tersebut kemudian seka dengan air. • Bungkus atau tutupi linen bersih dan simpan dalam kereta orong atau lemari tertutup untuk mencegah kontaminasi dari debu. • Setiap selesai menggunakan tempat tidur,meja dan troli prosedur,segera seka permukaan dan bagian-bagian peralatan tersebut dengan kain yang di basahi klorin 0,5% dan deterjen.
  • 11. • Setiap selesai menolong persalinan, seka celemek menggunakan larutan klorin 0,5%. • Bersuhkan lantai dengan lab kering,jangan disapu.Seka lantai, dinding atau permukaan datar lain (setiap hari atau setelah digunakan) dengan larutan klorin 0,5% dan deterjen. • Ikuti pedoman umum kebersihan dan kerapian Bersihkan dari atas ke bawah sehingga kotoran yang jatuh dapat dihilangkan Selalu gunakan sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga. Seka dan gosok hingga bersih permukaan datar atau lantai setelah digunakan Tempelkan petunjuk kusus kebersihan di unit tertentu pada area yang mudah dilihat / dibaca Bersihkan sesering mungkin dinding, tirai kain, plastik atau logam vertikal untuk mencegah penumpukan debu Jika dinding atau tirai terkena percikan darah, segera bersihkan dengan larutan klorin 0,5 %.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sterilisasi adalah tindakan yang dilskukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri,jamur,perasit dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati / instrument. Desinfeksi tinggkat tinggi merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi. Peran tenaga kesehatan dalam sterilisasi dan disinfeksi adalah sebagai pencegah infeksi (PI). Dengan adanya prakte pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu,bayi baru lahir(BBL),dan para penolong persalinan) sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi. Tindakan - tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut: • Cuci tangan • Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya • Menggunakan teknik asepsis atau aseptik • Memproses alat bekas pakai • Menangani peralatan tajam dangan aman • Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan(termasuk pengelola sampah secara benar) 3.2 Kritik Dan Saran Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Pekins JJ.1983.Prinsiples and Methods of Sterilization in Health Sciences.Charles C.thomas : spingfield.IL Tietjen LG, W Crosin dan N McIntosh.1992. High –level disinfection,Infection Prevention Guidelines for Family Planning Program.EMIS Inc :Durant,OK,pp 74-84 Schmidt A.1899.U.S. Patent 630.782:Disinfekcting by Means of Formaldehyde