SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai tuntunan dan 
pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi 
ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah 
yang berkenaan dengan kerja ini, Rasulullah SAW bersabda: 
اعمل للدنيا كأنك تعيش ابدا واعمل للأخرة كأنك تموت غادا 
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah 
untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.” 
Dalam ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di 
bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari 
pada mukslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat bekerja.” Nyatanya kita 
kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru berlawanan dengan ungkapan-ungkapan 
tadi. 
Padahal dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja 
yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai 
Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan al-Qur’an 
dan as-Sunnah. 
B. Pengertian Etos Kerja 
Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani; akar katanya 
adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa 
Yunani kuno dan modern, etos punya arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang 
membentuk seseorang. Pada Webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos 
didefinisikan sebagai kecenderungan atau karakter; sikap, kebiasaan, keyakinan yang 
berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat dikatakan bahwa etos pada dasarnya 
adalah tentang etika. 
Bila ditelusuri lebih dalam, etos kerja adalah respon yang dilakukan oleh seseorang, 
kelompok, atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai dengan keyakinannya masing-masing. 
Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang yang menerima 
keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya. Bila pengertian
etos kerja re-definisikan, etos kerja adalah respon yang unik dari seseorang atau 
kelompok atau masyarakat terhadap kehidupan; respon atau tindakan yang muncul dari 
keyakinan yang diterima dan respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada diri 
seseorang atau kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain, etika kerja merupakan 
produk dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat. 
Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa apapun 
mempunyai etika; ini merupakan nilai-nilai universal. Nilai-nilai etika yang dikaitkan 
dengan etos kerja seperti rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun 
dan nilai-nilai etika lainnya bisa juga ditemukan pada masyarakat dan bangsa lain. 
Kerajinan, gotong royong, saling membantu, bersikap sopan misalnya masih ditemukan 
dalam masyarakat kita. Perbedaannya adalah bahwa pada bangsa tertentu nilai-nilai etis 
tertentu menonjol sedangkan pada bangsa lain tidak. 
Dalam perjalanan waktu, nilai-nilai etis tertentu, yang tadinya tidak menonjol atau 
biasa-biasa saja bisa menjadi karakter yang menonjol pada masyarakat atau bangsa 
tertentu. Muncullah etos kerja Miyamoto Musashi, etos kerja Jerman, etos kerja Barat, 
etos kerja Korea Selatan dan etos kerja bangsa-bangsa maju lainnya. Bahkan prinsip yang 
sama bisa ditemukan pada pada etos kerja yang berbeda sekalipun pengertian etos kerja 
relatif sama. Sebut saja misalnya berdisplin, bekerja keras, berhemat, dan menabung; 
nilai-nilai ini ditemukan dalam etos kerja Korea Selatan dan etos kerja Jerman atau etos 
kerja Barat. 
2 
C. Ruang Lingkup 
Agar pembahasan makalah ini lebih terfokus, terarah, dan tidak melebar penulis 
akan menguraikan beberapa ruang lingkup pembahasannya, yaitu sebagai berikut ini: 
a. Hakekat Etos Kerja dalam Islam 
b. Pengertian Kerja 
c. Pengertian Kerja Menurut Perspektif Al-Qur’an 
d. Etika Kerja dalam Islam
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Hakekat Etos Kerja dalam Islam 
Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter 
serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh 
kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya 
serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang hamper 
mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral 
sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk 
mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas 
kerja yang sesempurna mungkin. 
Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-sungguh, 
akurat dan sempurna. Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki 
jalan lurus, dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus memegang amanah 
terutama para hakim. Hakim berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut sebagaimana Dawud 
ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang adil dan harus didasarkan pada nilai-nilai 
kebenaran, maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami dengan adil dan janganlah 
kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjuklah (pimpinlah) kami ke jalan yang lurus. 
B. Pengertian Kerja 
` Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, 
baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang 
berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa Indonesia 
susunan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan melakukan 
sesuatu. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. 
KH. Toto Tasmara mendefinisikan makan dan bekerja bagi seorang muslim adalah 
suatu upaya sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh asset dan zikirnya untuk 
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang menundukkan 
dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan 
kata lain dapat juga dikatakan bahwa dengan bekerja manusia memanusiakan dirinya. 
Lebih lanjut dikatakan bekerja adalah aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk 
memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan di dalam mencapai tujuannya tersebut 
dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai 
bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.
C. Pengertian Kerja Menurut Perspektif Al-Qur’an 
Di dalam kaitan ini, al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan keimanan 
yang diikuti oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang kerja tersebut 
dikaitkan dengan masalah kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga dengan hukuman dan 
pahala di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an juga mendeskripsikan kerja sebagai suatu etika 
kerja positif dan negatif. Di dalam al-Qur’an banyak kita temui ayat tentang kerja. 
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah : 62 
Di samping itu, al-Qur’an juga menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan bagian dari 
iman, pembukti bahwa adanya iman seseorang serta menjadi ukuran pahala hukuman, Allah 
SWT berfirman: 
“…barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan 
amal yang saleh…” (Al-Kahfi: 110) 
Dalam surah al-Jumu’ah ayat 10 Allah SWT menyatakan : 
“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah 
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah: 10) 
4
Pengertian kerja dalam keterangan di atas, dalam Islam amatlah luas, mencakup 
seluruh pengerahan potensi manusia. Adapun pengertian kerja secara khusus adalah setiap 
potensi yang dikeluarkan manusia untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan, 
pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidup. 
Inilah pengertian kerja yang bisa dipakai dalam dunia ketenaga-kerjaan dewasa ini, 
sedangkan bekerja dalam lingkup pengertian ini adalah orang yang bekerja dengan menerima 
upah baik bekerja harian, maupun bulanan dan sebagainya. 
Pembatasan seperti ini didasarkan pada realitas yang ada di negara-negara komunis 
maupun kapitalis yang mengklasifikasikan masyarakat menjadi kelompok buruh dan majikan, 
kondisi semacam ini pada akhirnya melahirkan kelas buruh yang seringkali memunculkan 
konflik antara kelompok buruh atau pun pergerakan yang menuntut adanya perbaikan situasi 
kerja, pekerja termasuk hak mereka. 
Konsep klasifikasi kerja yang sedemikian sempit ini sama sekali tidak dalam Islam, 
konsep kerja yang diberikan Islam memiliki pengertian namun demikian jika menghendaki 
penyempitan pengertian (dengan tidak memasukkan kategori pekerjaan-pekerjaan yang 
berkaitan dengan ibadah dan aktivitas spiritual) maka pengertian kerja dapat ditarik pada 
garis tengah, sehingga mencakup seluruh jenis pekerjaan yang memperoleh keuntungan 
(upah), dalam pengertian ini tercakup pula para pegawai yang memperoleh gaji tetap dari 
pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga lainnya. 
Pada hakikatnya, pengertian kerja semacam ini telah muncul secara jelas, praktek 
mu’amalah umat Islam sejak berabad-abad, dalam pengertian ini memperhatikan empat 
macam pekerja : 
1) al-Hirafiyyin; mereka yang mempunyai lapangan kerja, seperti penjahit, tukang kayu, dan 
para pemilik restoran. Dewasa ini pengertiannya menjadi lebih luas, seperti mereka yang 
bekerja dalam jasa angkutan dan kuli. 
2) al-Muwadzofin: mereka yang secara legal mendapatkan gaji tetap seperti para pegawai dari 
5 
suatu perusahaan dan pegawai negeri. 
3) al-Kasbah: para pekerja yang menutupi kebutuhan makanan sehari-hari dengan cara jual 
beli seperti pedagang keliling. 
4) al-Muzarri’un: para petani. 
Pengertian tersebut tentunya berdasarkan teks hukum Islam, diantaranya hadis 
rasulullah SAW dari Abdullah bin Umar bahwa Nabi SAW bersabda, berikanlah upah 
pekerja sebelum kering keringat-keringatnya. (HR. Ibn Majah, Abu Hurairah, dan Thabrani).
Pendapat atau kaidah hukum yang menyatakan : “Besar gaji disesuaikan dengan hasil 
kerja.” Pendapat atau kaidah tersebut menuntun kita dalam mengupah orang lain disesuaikan 
dengan porsi kerja yang dilakukan seseorang, sehingga dapat memuaskan kedua belah pihak. 
6 
D. Etika Kerja dalam Islam 
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang diantara kamu 
yang melakukan pekerjaan dengan itqon (tekun, rapi dan teliti).” (HR. al-Baihaki) 
Dalam memilih seseorang ketika akan diserahkan tugas, rasulullah melakukannya dengan 
selektif. Diantaranya dilihat dari segi keahlian, keutamaan (iman) dan kedalaman ilmunya. 
Beliau senantiasa mengajak mereka agar itqon dalam bekerja. Sebagaimana dalam awal 
tulisan ini dikatakan bahwa banyak ayat al-Qur’an menyatakan kata-kata iman yang diikuti 
oleh amal saleh yang orientasinya kerja dengan muatan ketaqwaan. Penggunaan istilah 
perniagaan, pertanian, hutang untuk mengungkapkan secara ukhrawi menunjukkan 
bagaimana kerja sebagai amal saleh diangkatkan oleh Islam pada kedudukan terhormat. 
Pandangan Islam tentang pekerjaan perlu kiranya diperjelas dengan usaha sedalam-dalamnya. 
Sabda Nabi SAW yang amat terkenal bahwa nilai-nilai suatu bentuk kerja 
tergantung pada niat pelakunya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, 
Rasulullah bersabda bahwa “sesungguhnya (nilai) pekerjaan itu tergantung pada apa yang 
diniatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). 
Tinggi rendahnya nilai kerja itu diperoleh seseorang tergantung dari tinggi rendahnya 
niat. Niat juga merupakan dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan atau tidak 
mengerjakan sesuatu. Nilai suatu pekerjaan tergantung kepada niat pelakunya yang tergambar 
pada firman Allah SWT agar kita tidak membatalkan sedekah (amal kebajikan) dan 
menyebut-nyebutnya sehingga mengakibatkan penerima merasa tersakiti hatinya. 
Perlu kiranya dijelaskan disini bahwa kerja mempunyai etika yang harus selalu diikut 
sertakan didalamnya, oleh karenanya kerja merupakan bukti adanya iman dan barometer bagi 
pahala dan siksa. Hendaknya setiap pekerjaan disampung mempunyai tujuan akhir berupa 
upah atau imbalan, namun harus mempunyai tujuan utama, yaitu memperoleh keridhaan 
Allah SWT. Prinsip inilah yang harus dipegang teguh oleh umat Islam sehingga hasil 
pekerjaan mereka bermutu dan monumental sepanjang zaman. 
Jika bekerja menuntut adanya sikap baik budi, jujur dan amanah, kesesuaian upah 
serta tidak diperbolehkan menipu, merampas, mengabaikan sesuatu dan semena-mena, 
pekerjaan harus mempunyai komitmen terhadap agamanya, memiliki motivasi untuk 
menjalankan seperti bersungguh-sungguh dalam bekerja dan selalu memperbaiki
muamalahnya. Disamping itu mereka harus mengembangkan etika yang berhubungan dengan 
masalah kerja menjadi suatu tradisi kerja didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. 
Adapun hal-hal yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai 
7 
berikut : 
1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah, kesadaran bahwa Allah melihat, 
mengontrol dalam kondisi apapun dan akan menghisab seluruh amal perbuatan secara 
adil kelak di akhirat. Kesadaran inilah yang menuntut individu untuk bersikap cermat 
dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah 
dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya. Dalam sebuah hadis rasulullah 
bersabda, “sebaik-baiknya pekerjaan adalah usaha seorang pekerja yang dilakukannya 
secara tulus.” (HR Hambali) 
2. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan. Misalnya : 
1. Dilarang memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, 
semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar. 
2. Islam tidak membolehkan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya 
dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah. 
3. Professionalisme yaitu kemampuan untuk memahami dan melakukan pekerjaan 
sesuai dengan prinsip-prinsip keahlian. Pekerja tidak cukup hanya memegang 
teguh sifat amanah, kuat dan kreatif serta bertaqwa tetapi dia juga mengerti dan 
benar-benar menguasai pekerjaannya. Tanpa professionalisme suatu pekerjaan 
akan mengalami kerusakan dan kebangkrutan juga menyebabkan menurunnya 
produktivitas bahkan sampai kepada kesemrautan manajemen serta kerusakan alat-alat 
produksi
BAB III 
PENUTUP 
8 
A. Kesimpulan 
Ethos kerja seorang muslim ialah semangat menapaki jalan lurus, mengharapkan ridha 
Allah SWT. Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah: 
1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu untuk bersikap 
cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan 
Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya. 
2. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan. 
3. Tidak memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua 
harus dipekerjakan secara professional dan wajar. 
4. Tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan 
minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah. 
5. Professionalisme dalam setiap pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA 
http://www.perkuliahan.com/komponen-dasar-etos-kerja-dalam islam/#ixzzlqwakR 
9
10 
TUGAS : MAKALAH 
MATA KULIAH : HADIST TARBAWY 
ETOS KERJA 
KELOMPOK IV : 
SURIANTI 
SRI SARMILI 
ALIANDO 
SUMIATIN 
WD. FERALIN 
YANI 
LD.MUH.SARIM 
WA MIRA 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) 
SYARIF MUHAMMAD RAHA
2013 
11

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anRessy Octaviani
 
Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra
Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putraMakalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra
Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putraRyan Putra
 
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)Barang Antik
 
Konsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islamKonsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islamaulia m luthfi
 
Pembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islamPembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islamNanda_khalisa
 
Makalah hadis tentang etos kerja
Makalah hadis tentang etos kerjaMakalah hadis tentang etos kerja
Makalah hadis tentang etos kerjaMuhammad Idris
 
konsep ibadah dalam islam
konsep ibadah dalam islamkonsep ibadah dalam islam
konsep ibadah dalam islamsaeful bahri
 
Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)
Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)
Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)arif_ario
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Pointalekbadrudin
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadistRaden Sengkuni
 
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...UNESA
 
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamTokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islambulan purnama
 

La actualidad más candente (20)

Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
 
Kondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islam
Kondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islamKondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islam
Kondisi politik, sosial Indonesia kedatangan islam
 
Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra
Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putraMakalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra
Makalah perkembangan moral oleh ryan khaidar putra
 
PSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUMPSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUM
 
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
 
Etika dalam agama dan adat istiadat
Etika dalam agama dan adat istiadatEtika dalam agama dan adat istiadat
Etika dalam agama dan adat istiadat
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
 
Konsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islamKonsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islam
 
Akhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
 
Pembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islamPembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islam
 
Makalah hadis tentang etos kerja
Makalah hadis tentang etos kerjaMakalah hadis tentang etos kerja
Makalah hadis tentang etos kerja
 
konsep ibadah dalam islam
konsep ibadah dalam islamkonsep ibadah dalam islam
konsep ibadah dalam islam
 
Rohis
RohisRohis
Rohis
 
Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)
Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)
Iman kepada kitab dan rasul allah (AIK)
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadist
 
Manusia secara biologis
Manusia secara biologisManusia secara biologis
Manusia secara biologis
 
Konsep Ibadah
Konsep IbadahKonsep Ibadah
Konsep Ibadah
 
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
 
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamTokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
 

Destacado (19)

Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Tita tugas
Tita tugasTita tugas
Tita tugas
 
Makalah ekologi umum
Makalah ekologi umumMakalah ekologi umum
Makalah ekologi umum
 
Iin
IinIin
Iin
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
 
Makalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisiMakalah ekologi umum hamria harisi
Makalah ekologi umum hamria harisi
 
Makalah english ''hiv aids''
Makalah english ''hiv aids''Makalah english ''hiv aids''
Makalah english ''hiv aids''
 
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
Metode ilmiah kecambah kacang hijau yang disusun oleh‮
 
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananKebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
1KABUPATEN MUNA
1KABUPATEN MUNA1KABUPATEN MUNA
1KABUPATEN MUNA
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah furunkel
Makalah furunkelMakalah furunkel
Makalah furunkel
 
Makalah fisika gelombang elektromagnetik
Makalah fisika gelombang elektromagnetikMakalah fisika gelombang elektromagnetik
Makalah fisika gelombang elektromagnetik
 
Makalah distribusi
Makalah distribusiMakalah distribusi
Makalah distribusi
 

Similar a Makalah etos kerja

Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerjaWarnet Raha
 
Konsep bisnis islam
Konsep bisnis islamKonsep bisnis islam
Konsep bisnis islamTri Agustuti
 
budaya kerja dalam pendidikan islam
budaya kerja dalam pendidikan islambudaya kerja dalam pendidikan islam
budaya kerja dalam pendidikan islamsandya nugraha
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahYusuf Prasetyo
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-haripjj_kemenkes
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Anton Saja
 
MAKALAH Budaya Kerja Syariah
MAKALAH Budaya Kerja SyariahMAKALAH Budaya Kerja Syariah
MAKALAH Budaya Kerja SyariahRizki Ogawa
 
Budaya Kerja Dalam Pendidikan
Budaya Kerja Dalam PendidikanBudaya Kerja Dalam Pendidikan
Budaya Kerja Dalam Pendidikansandya nugraha
 
ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV
ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IVETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV
ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IVarinakhasbana
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuVJ Asenk
 
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.pptISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.pptLim Salawat
 
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupManusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupibnu aqil
 

Similar a Makalah etos kerja (20)

Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Konsep bisnis islam
Konsep bisnis islamKonsep bisnis islam
Konsep bisnis islam
 
budaya kerja dalam pendidikan islam
budaya kerja dalam pendidikan islambudaya kerja dalam pendidikan islam
budaya kerja dalam pendidikan islam
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul Karimah
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1
 
Pengurusan islam1
Pengurusan islam1Pengurusan islam1
Pengurusan islam1
 
Akhlak islami
Akhlak islamiAkhlak islami
Akhlak islami
 
MAKALAH Budaya Kerja Syariah
MAKALAH Budaya Kerja SyariahMAKALAH Budaya Kerja Syariah
MAKALAH Budaya Kerja Syariah
 
Uas muhen
Uas muhenUas muhen
Uas muhen
 
C:\fake path\budaya
C:\fake path\budayaC:\fake path\budaya
C:\fake path\budaya
 
Budaya Kerja Dalam Pendidikan
Budaya Kerja Dalam PendidikanBudaya Kerja Dalam Pendidikan
Budaya Kerja Dalam Pendidikan
 
ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV
ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IVETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV
ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
 
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.pptISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
 
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidupManusia dan pandangan hidup
Manusia dan pandangan hidup
 
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam IalamMenyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
 

Más de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah etos kerja

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai tuntunan dan pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan kerja ini, Rasulullah SAW bersabda: اعمل للدنيا كأنك تعيش ابدا واعمل للأخرة كأنك تموت غادا “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.” Dalam ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari pada mukslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat bekerja.” Nyatanya kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru berlawanan dengan ungkapan-ungkapan tadi. Padahal dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan al-Qur’an dan as-Sunnah. B. Pengertian Etos Kerja Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani; akar katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etos punya arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang. Pada Webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos didefinisikan sebagai kecenderungan atau karakter; sikap, kebiasaan, keyakinan yang berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat dikatakan bahwa etos pada dasarnya adalah tentang etika. Bila ditelusuri lebih dalam, etos kerja adalah respon yang dilakukan oleh seseorang, kelompok, atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang yang menerima keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya. Bila pengertian
  • 2. etos kerja re-definisikan, etos kerja adalah respon yang unik dari seseorang atau kelompok atau masyarakat terhadap kehidupan; respon atau tindakan yang muncul dari keyakinan yang diterima dan respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada diri seseorang atau kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain, etika kerja merupakan produk dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat. Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa apapun mempunyai etika; ini merupakan nilai-nilai universal. Nilai-nilai etika yang dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya bisa juga ditemukan pada masyarakat dan bangsa lain. Kerajinan, gotong royong, saling membantu, bersikap sopan misalnya masih ditemukan dalam masyarakat kita. Perbedaannya adalah bahwa pada bangsa tertentu nilai-nilai etis tertentu menonjol sedangkan pada bangsa lain tidak. Dalam perjalanan waktu, nilai-nilai etis tertentu, yang tadinya tidak menonjol atau biasa-biasa saja bisa menjadi karakter yang menonjol pada masyarakat atau bangsa tertentu. Muncullah etos kerja Miyamoto Musashi, etos kerja Jerman, etos kerja Barat, etos kerja Korea Selatan dan etos kerja bangsa-bangsa maju lainnya. Bahkan prinsip yang sama bisa ditemukan pada pada etos kerja yang berbeda sekalipun pengertian etos kerja relatif sama. Sebut saja misalnya berdisplin, bekerja keras, berhemat, dan menabung; nilai-nilai ini ditemukan dalam etos kerja Korea Selatan dan etos kerja Jerman atau etos kerja Barat. 2 C. Ruang Lingkup Agar pembahasan makalah ini lebih terfokus, terarah, dan tidak melebar penulis akan menguraikan beberapa ruang lingkup pembahasannya, yaitu sebagai berikut ini: a. Hakekat Etos Kerja dalam Islam b. Pengertian Kerja c. Pengertian Kerja Menurut Perspektif Al-Qur’an d. Etika Kerja dalam Islam
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Hakekat Etos Kerja dalam Islam Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang hamper mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-sungguh, akurat dan sempurna. Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus, dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus memegang amanah terutama para hakim. Hakim berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut sebagaimana Dawud ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang adil dan harus didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjuklah (pimpinlah) kami ke jalan yang lurus. B. Pengertian Kerja ` Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa Indonesia susunan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. KH. Toto Tasmara mendefinisikan makan dan bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh asset dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa dengan bekerja manusia memanusiakan dirinya. Lebih lanjut dikatakan bekerja adalah aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.
  • 4. C. Pengertian Kerja Menurut Perspektif Al-Qur’an Di dalam kaitan ini, al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan keimanan yang diikuti oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang kerja tersebut dikaitkan dengan masalah kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga dengan hukuman dan pahala di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an juga mendeskripsikan kerja sebagai suatu etika kerja positif dan negatif. Di dalam al-Qur’an banyak kita temui ayat tentang kerja. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah : 62 Di samping itu, al-Qur’an juga menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan bagian dari iman, pembukti bahwa adanya iman seseorang serta menjadi ukuran pahala hukuman, Allah SWT berfirman: “…barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh…” (Al-Kahfi: 110) Dalam surah al-Jumu’ah ayat 10 Allah SWT menyatakan : “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah: 10) 4
  • 5. Pengertian kerja dalam keterangan di atas, dalam Islam amatlah luas, mencakup seluruh pengerahan potensi manusia. Adapun pengertian kerja secara khusus adalah setiap potensi yang dikeluarkan manusia untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidup. Inilah pengertian kerja yang bisa dipakai dalam dunia ketenaga-kerjaan dewasa ini, sedangkan bekerja dalam lingkup pengertian ini adalah orang yang bekerja dengan menerima upah baik bekerja harian, maupun bulanan dan sebagainya. Pembatasan seperti ini didasarkan pada realitas yang ada di negara-negara komunis maupun kapitalis yang mengklasifikasikan masyarakat menjadi kelompok buruh dan majikan, kondisi semacam ini pada akhirnya melahirkan kelas buruh yang seringkali memunculkan konflik antara kelompok buruh atau pun pergerakan yang menuntut adanya perbaikan situasi kerja, pekerja termasuk hak mereka. Konsep klasifikasi kerja yang sedemikian sempit ini sama sekali tidak dalam Islam, konsep kerja yang diberikan Islam memiliki pengertian namun demikian jika menghendaki penyempitan pengertian (dengan tidak memasukkan kategori pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan ibadah dan aktivitas spiritual) maka pengertian kerja dapat ditarik pada garis tengah, sehingga mencakup seluruh jenis pekerjaan yang memperoleh keuntungan (upah), dalam pengertian ini tercakup pula para pegawai yang memperoleh gaji tetap dari pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga lainnya. Pada hakikatnya, pengertian kerja semacam ini telah muncul secara jelas, praktek mu’amalah umat Islam sejak berabad-abad, dalam pengertian ini memperhatikan empat macam pekerja : 1) al-Hirafiyyin; mereka yang mempunyai lapangan kerja, seperti penjahit, tukang kayu, dan para pemilik restoran. Dewasa ini pengertiannya menjadi lebih luas, seperti mereka yang bekerja dalam jasa angkutan dan kuli. 2) al-Muwadzofin: mereka yang secara legal mendapatkan gaji tetap seperti para pegawai dari 5 suatu perusahaan dan pegawai negeri. 3) al-Kasbah: para pekerja yang menutupi kebutuhan makanan sehari-hari dengan cara jual beli seperti pedagang keliling. 4) al-Muzarri’un: para petani. Pengertian tersebut tentunya berdasarkan teks hukum Islam, diantaranya hadis rasulullah SAW dari Abdullah bin Umar bahwa Nabi SAW bersabda, berikanlah upah pekerja sebelum kering keringat-keringatnya. (HR. Ibn Majah, Abu Hurairah, dan Thabrani).
  • 6. Pendapat atau kaidah hukum yang menyatakan : “Besar gaji disesuaikan dengan hasil kerja.” Pendapat atau kaidah tersebut menuntun kita dalam mengupah orang lain disesuaikan dengan porsi kerja yang dilakukan seseorang, sehingga dapat memuaskan kedua belah pihak. 6 D. Etika Kerja dalam Islam Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang diantara kamu yang melakukan pekerjaan dengan itqon (tekun, rapi dan teliti).” (HR. al-Baihaki) Dalam memilih seseorang ketika akan diserahkan tugas, rasulullah melakukannya dengan selektif. Diantaranya dilihat dari segi keahlian, keutamaan (iman) dan kedalaman ilmunya. Beliau senantiasa mengajak mereka agar itqon dalam bekerja. Sebagaimana dalam awal tulisan ini dikatakan bahwa banyak ayat al-Qur’an menyatakan kata-kata iman yang diikuti oleh amal saleh yang orientasinya kerja dengan muatan ketaqwaan. Penggunaan istilah perniagaan, pertanian, hutang untuk mengungkapkan secara ukhrawi menunjukkan bagaimana kerja sebagai amal saleh diangkatkan oleh Islam pada kedudukan terhormat. Pandangan Islam tentang pekerjaan perlu kiranya diperjelas dengan usaha sedalam-dalamnya. Sabda Nabi SAW yang amat terkenal bahwa nilai-nilai suatu bentuk kerja tergantung pada niat pelakunya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda bahwa “sesungguhnya (nilai) pekerjaan itu tergantung pada apa yang diniatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Tinggi rendahnya nilai kerja itu diperoleh seseorang tergantung dari tinggi rendahnya niat. Niat juga merupakan dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu. Nilai suatu pekerjaan tergantung kepada niat pelakunya yang tergambar pada firman Allah SWT agar kita tidak membatalkan sedekah (amal kebajikan) dan menyebut-nyebutnya sehingga mengakibatkan penerima merasa tersakiti hatinya. Perlu kiranya dijelaskan disini bahwa kerja mempunyai etika yang harus selalu diikut sertakan didalamnya, oleh karenanya kerja merupakan bukti adanya iman dan barometer bagi pahala dan siksa. Hendaknya setiap pekerjaan disampung mempunyai tujuan akhir berupa upah atau imbalan, namun harus mempunyai tujuan utama, yaitu memperoleh keridhaan Allah SWT. Prinsip inilah yang harus dipegang teguh oleh umat Islam sehingga hasil pekerjaan mereka bermutu dan monumental sepanjang zaman. Jika bekerja menuntut adanya sikap baik budi, jujur dan amanah, kesesuaian upah serta tidak diperbolehkan menipu, merampas, mengabaikan sesuatu dan semena-mena, pekerjaan harus mempunyai komitmen terhadap agamanya, memiliki motivasi untuk menjalankan seperti bersungguh-sungguh dalam bekerja dan selalu memperbaiki
  • 7. muamalahnya. Disamping itu mereka harus mengembangkan etika yang berhubungan dengan masalah kerja menjadi suatu tradisi kerja didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Adapun hal-hal yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai 7 berikut : 1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah, kesadaran bahwa Allah melihat, mengontrol dalam kondisi apapun dan akan menghisab seluruh amal perbuatan secara adil kelak di akhirat. Kesadaran inilah yang menuntut individu untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya. Dalam sebuah hadis rasulullah bersabda, “sebaik-baiknya pekerjaan adalah usaha seorang pekerja yang dilakukannya secara tulus.” (HR Hambali) 2. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan. Misalnya : 1. Dilarang memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar. 2. Islam tidak membolehkan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah. 3. Professionalisme yaitu kemampuan untuk memahami dan melakukan pekerjaan sesuai dengan prinsip-prinsip keahlian. Pekerja tidak cukup hanya memegang teguh sifat amanah, kuat dan kreatif serta bertaqwa tetapi dia juga mengerti dan benar-benar menguasai pekerjaannya. Tanpa professionalisme suatu pekerjaan akan mengalami kerusakan dan kebangkrutan juga menyebabkan menurunnya produktivitas bahkan sampai kepada kesemrautan manajemen serta kerusakan alat-alat produksi
  • 8. BAB III PENUTUP 8 A. Kesimpulan Ethos kerja seorang muslim ialah semangat menapaki jalan lurus, mengharapkan ridha Allah SWT. Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah: 1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya. 2. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan. 3. Tidak memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar. 4. Tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah. 5. Professionalisme dalam setiap pekerjaan.
  • 10. 10 TUGAS : MAKALAH MATA KULIAH : HADIST TARBAWY ETOS KERJA KELOMPOK IV : SURIANTI SRI SARMILI ALIANDO SUMIATIN WD. FERALIN YANI LD.MUH.SARIM WA MIRA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SYARIF MUHAMMAD RAHA