SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
Descargar para leer sin conexión
KETIKA DESAIN DAN MANAJEMEN BERSATU
Oleh : Siska Noviaristanti, S.Si., MT
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Institut Manajemen Telkom
Kawasan Pendidikan Telkom
Jl. Telekomunikasi, Ters. Buah Batu Bandung

Abstrak
Tulisan ini memuat landasan pemikiran tersusunnya kurikulum prodi DKV IM Telkom. Sesuai
dengan pergeseran industri yang saat ini memasuki era industri kreatif, IM Telkom berusaha
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pasar. Kurikulum DKV IM
Telkom mengkolaborasikan keilmuan desain dan manajemen. Keberadaan dua keilmuan yang
berbeda rumpun ini memunculkan kendala tersendiri dalam proses pembelajaran. Tulisan ini
diharapkan dapat memberikan masukan bagi perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan dengan tujuan menyediakan sumber daya manusia berkualitas bagi industri kreatif
Indonesia.
Keyword : kurikulum DKV, Industri kreatif, kewirausahaan

1. Peran Perguruan Tinggi dalam Industri Kreatif
Saat ini dunia memasuki era keempat dari perkembangan ekonomi, yaitu era ekonomi
kreatif. Setelah era pertanian dimana kita mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari hasil bumi,
dilanjutkan dengan era industri yang telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola
distribusi yang lebih efisien, hingga era informasi dimana banyak ditemukan teknologi informasi
yang membuat interkoneksi manusia menjadi lebih dekat dan meningkatkan produktifitas
manusia. Pergeseran era informasi ke era kreatif ini berdasarkan fenomena pemanfaatan
teknologi informasi dalam dunia media dan hiburan yang merubah karakter, gaya hidup dan
perilaku masyarakat menjadi lebih global dan membuka potensi pasar yang mendunia.

1
Dimulailah era baru yang mengintensifkan informasi dan kreatif, dikenal dengan nama ekonomi
kreatif.
Kegiatan ekonomi dalam industri kreatif merupakan penggerak bagi ekonomi kreatif.
Definisi industri kreatif dari Departemen Perdagangan RI adalah industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut. Sementara ekonomi kreatif didefinisikan sebagai sistem kegiatan manusia
yang berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi barang dan jasa yang
bernilai kultural, artistik dan hiburan. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif
tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi pada
pemanfaatan kreativitas dan inovasi. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan
hanya mengandalkan harga atau mutu produk saja, tetapi bersaing berbasiskan inovasi,
kreativitas dan imajinasi (Kelompok Kerja Indonesia Design Power – Departemen Perdagangan,
2008).
Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan RI, tahun 2002-2010 industri kreatif
memberikan konstribusi sebesar 7,74% terhadap GDP Indonesia, dan penyerapan tenaga kerja
untuk industri ini 7,76%. Diharapkan pada tahun selanjutnya industri kreatif memberikan
kenaikan konstribusi sebesar 10%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan
ekonomi Indonesia secara keseluruhan hanya 6,1% pada 2008. Tetapi nilai ekonomi Industri
Kreatif, yaitu PDB, Tenaga Kerja dan Ekspor, memiliki trend peningkatan. Pada 2008, ketika
krisis melanda, nilai PDB Harga Konstan Industri Kreatif mencapai sebesar Rp. 345 triliun,
kemudian mengalami kenaikan menjadi Rp. 468 triliun pada 2010. Peningkatan nilai ekonomi
juga terjadi pada penyerapan tenaga kerja dan ekspor Industri Kreatif. Data nilai PDB,
penyerapan tenaga kerja dan jumlah ekspor Industri Kreatif yang terus meningkat menunjukkan
bahwa pada dasarnya industri kreatif mampu bertahan terhadap krisis walaupun secara umum
krisis global ini menyebabkan penurunan pada perekonomian (www.indonesiakreatif.net, diakses
17 sep 2012).
Dalam buku Rencana Pengembangan Industri Kreatif 2025 dari Departemen
Perindustrian RI, disebutkan bahwa untuk pengembangan industri ini dibutuhkan peran
pemerintah, pelaku bisnis dan akademisi (triple helix). Pemerintah provinsi Jawa Barat di tahun
2
2011 menambahkan satu item dalam pilar pengembangan industri kreatif sehingga menjadi
quarto helix, yaitu komunitas masyarakat. Salah satu peran akademisi adalah melakukan riset
untuk pengembangan industri ini juga menghasilkan lulusan berkualitas untuk diserap oleh
industri kreatif, baik sebagai entrepreuneur maupun sebagai tenaga professional.
Program studi desain komunikasi visual merupakan program studi yang menghasilkan
sumber daya manusia untuk industri kreatif. Sub sektor industri kreatif yang paling banyak bisa
dimasuki oleh lulusan DKV adalah desain, advertising, penerbitan dan percetakan, game
interaktif, televisi dan radio. Meskipun sub sektor yang paling berkonstribusi terhadap
penerimaan industri kreatif adalah sub sektor fashion dan kerajinan, tapi subsektor periklanan
dan desain menunjukkan potensi yang besar untuk berkembang begitu juga untuk subsektor
permainan interaktif.
Pada tahun 2006 diadakan Creative Enterprise Conference di Birmingham University,
London. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan bahwa pentingnya peran pendidikan tinggi
dalam industri kreatif untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara. Peran tersebut dengan
memasukan kewirausahaan dan bisnis dalam kurikulum perguruan tinggi yang sasaran kerja
lulusannya di industri kreatif.
Prodi DKV IM Telkom merupakan prodi DKV yang mensasar lulusannya untuk bekerja
di industri kreatif. Kurikulum DKV IM Telkom mengkolaborasikan ilmu desain dan ilmu
manajemen. Keberadaan dua ilmu yang tidak serumpun ini dalam satu kurikulum memiliki
tantangan sendiri dalam penerapannya. Tulisan ini berusaha memaparkan landasan berfikir
kurikulum DKV IM Telkom serta beberapa kendala penerapan kurikulum yang ditemui sejak
tahun 2008 prodi ini berjalan.

2. Kurikulum kewirausahaan untuk mahasiswa industri kreatif
Belum banyak penelitian yang membahas mengenai kurikulu m perguruan tinggi bagi
industri kreatif. Salah satu penelitian yang berhubungan dengan topik tersebut adalah hasil
penelitian Carey dan Naudin (2006) mengenai Enterprise curriculum for creative industries
student. Penelitian ini diadakan di Inggris dan melibatkan peneliti, pembuat undang-undang,
akademisi dan praktisi di bidang seni dan desain serta bisnis. Beberapa kesimpulan dari
penelitian ini adalah :
3
a. Peran perguruan tinggi adalah menanamkan “entrepreneurial spirit” bagi mahasiswa
industri kreatif. Hal ini dapat dicapai dengan menyatukan sikap dan aktifitas
kewirausahaan dalam tugas yang berbasis proyek dan mengintegrasikannya dengan
sektor kreatif lokal, mengundang praktisi untuk berbagi ilmu dalam seminar dan
workshop. Dan disarankan untuk mempersiapkan mahasiswa dengan realita pekerjaan
dan kesuksesan di sektor yang sangat kompetitif ini.
b. Pendidikan enterprise atau kewirausahaan perlu diajarkan. Topik yang berhubungan
dengan pendidikan kewirausahaan seperti bagaimana membuat perencanaan bisnis, riset
pasar dan marketing, pengetahuan mengenai hukum/undang-undang di industri kreatif
dan permasalahan keuangan dan sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan dalam
keuangan.
c. Pendidikan kewirausahaan perlu melibatkan pihak luar yaitu organisasi di luar PT dan
praktisi di industri kreatif. Selain itu perlu dikembangkan metode bagi dosen untuk
mengajarkan pengetahuan dan keterampilannya dan bekerja sama dengan institusi untuk
memberdayakan sumber daya internal dan eksternal.
Kathryn Best (2006) dalam bukunya Design Management mengatakan bahwa saat ini
dunia desain memerlukan keilmuan manajemen. Manajemen tidak hanya dibutuhkan untuk
pengelolaan proyek desain tapi juga bagaimana desain dapat dimanfaatkan sebagai competitive
advantage dalam perusahaan bisnis. Dalam bukunya tersebut desain dapat berperan dalam tiap
level fungsi perusahaan, yaitu level strategis, operasional maupun implementasi. Pada level
strategis, desainer membutuhkan pengetahuan tentang tools yang digunakan dalam menentukan
strategi perusahaan, seperti analisis SWOT dan product life cycle. Selain itu juga bagaimana
perusahaan men-share visi dan misinya kepada seluruh elemen perusahaan sehingga memiliki
satu tujuan yang sama, yaitu menjadikan desain sebagai elemen penting untuk mendapatkan
profit. Pada level ini dibutuhkan keterampilan komunikasi verbal dan kemampuan membaca
trend pasar.
Selanjutnya pada level operasional. Pada level ini strategi yang sudah dirumuskan dari
awal dibentuk menjadi rangkaian program untuk mewujudkan rencana strategi tersebut. Untuk
itu desainer membutuhkan pemahaman mengenai proses dan metode desain serta skill
komunikasi visual. Yang terakhir adalah level implementasi. Keterampilan dalam pengelolaan
sumber daya dan manajemen proyek sangat dibutuhkan pada level ini.
4
Selain itu Kathryn Best (2010) dalam bukunya The Fundamentals of Design
Management, menjabarkan keilmuan khusus yang dapat melengkapi seseorang untuk menjadi
seorang desainer sekaligus manajer atau pengusaha di bidang desain. Seorang desainer selain
memahami teori, skill dan proses desain, mereka perlu menambah pengetahun mengenai system
ekonomi yang berhubungan dengan bisnis dan administrasi perusahaan, manajemen proyek,
keuangan, inovasi, teknologi, regulasi, serta kebutuhan pasar.
Sumbo Tinarbuko dalam diskusi mengenai “Idealisme dan Realita Pendidikan DKV”
yang diadakan oleh Majalah Versus tanggal 29-31 Januari 2009, mengangkat topik “Menghayal
Kurikulum DeKaVe Ideal”. Isi materi yang disampaikan adalah mengenai profil lulusan DKV
yang seharusnya meliputi 4P yaitu: pengaji, penyaji, pengelola dan pengajar. Ternyata kurikulum
DKV yang tersusun lebih terkonsentrasi mengantarkan mahasiswa menjadi penyaji dan
mengesampingkan minat mahasiswa menjadi pengaji, pengelola dan pengajar. Padahal dunia
kerja membuka seluas-luasnya keempat profil lulusan DKV. Sudah saatnya menyusun kurikulum
yang adaptif, fleksibel dan akomodatif agar seluruh profil lulusan DKV terakomodasikan dengan
seimbang. Kurikulum DKV harus ditambahkan dengan ilmu social dan ilmu pendukung lainnya
(http://desaingrafisindonesia.wordpress.com, diakses 17 September 2012).
Jubilee Enterprise (2009) mengatakan bahwa selama industri baik berskala besar ataupun
kecil masih berjalan, maka bisnis desain grafis akan senantiasa memiliki prospek yang bagus.
Artinya akan banyak perusahaan yang membutuhkan jasa desainer grafis untuk merancang
produk, kemasan, logo perusahaan, iklan dan kepentingan promosi lainnya. Rahasia sukses
dalam bisnis desain grafis, seorang pengusaha selain harus memahami ilmu desain grafis itu
sendiri, diperlukan ilmu mengenai perencanaan bisnis, teknik mendapatkan dan mempertahankan
klien, perhitungan tarif proyek, kesepakatan kontrak dan hak cipta serta manajemen proyek.

3. DKV Institut Manajemen Telkom
Prodi DKV IM Telkom, merupakan satu-satunya prodi DKV di Indonesia yang
menerapkan kurikulum bagi mahasiswanya tidak hanya dengan keilmuan DKV tapi juga dengan
keilmuan manajemen. Hal ini merupakan pembeda dikarenakan berada dalam institusi yang
berbasiskan manajemen. Institut Manajemen Telkom, berdiri sejak tahun 1990 dengan nama

5
MBA-Bandung. Yaitu penyelenggaran program Master in Business Administration pertama di
Jawa Barat.
Merespon regulasi pemerintah mengenai penertiban penyelenggaraan program MBA di
Indonesia, maka pada tahun 1994, MBA-Bandung mengubah bentuk organisasinya menjadi
Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB). Dengan status sekolah tinggi, STMB mengubah
program MBA nya menjadi program Magister Manajemen (MM) dan pada tahun 1997 STMB
memyelenggarakan program strata-1 (S-1/sarjana). STMB berubah menjadi IM Telkom pada
tahun 2008.
Ketika kurikulum prodi DKV akan disusun, IM Telkom melibatkan dosen-dosen dari
DKV ITB, praktisi di bidang desain serta dosen-dosen manajemen IM Telkom untuk
memformulasikan kurikulum yang terbaik bagi industri kreatif. Dengan berangkat dari pemikiran
bahwa lulusan DKV IM Telkom akan menyasar lulusan menjadi manajer atau entrepreneur,
kurikulum DKV IM Telkom mengkolaborasi keilmuan DKV dan manajemen.
Dalam penerapan kurikulum dan aktifitas belajar mengejar, terdapat beberapa kendala
yang berhubungan dengan kolaborasi keilmuan ini. Diantaranya adalah :
1. Paradigm mahasiswa baru yang belum menyadari bahwa DKV IM Telkom tidak
hanya berhubungan dengan desain, tapi juga keilmuan manajemen. Ilmu manajemen
menggunakan data-data kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang efektif dan
efisien. Sehingga perlu diajarkan beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan
„hitung-menghitung‟. Untuk beberapa mahasiswa baru yang tidak menyadari
perbedaan DKV IM Telkom inilah membutuhkan adaptasi yang lebih terhadap mata
kuliah „hitung-menghitung‟. Beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi kendala
ini adalah satu, dengan mengundang entrepreneur/praktisi di bidang dkv yang
mengisi acara kuliah umum bagi mahasiswa. Keberadaan praktisi dalam kuliah umum
diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa mengenai pentingnya manajemen
dalam dunia DKV dan bagaimana penggunaannya di industry. Dua, contoh soal yang
diberikan untuk mata kuliah kuantitatif disesuaikan dengan permasalahan yang sering
terjadi dalam dunia dkv. Tiga, content mata kuliah manajemen menyesuaikan dengan
bab-bab yang berhubungan dengan dkv.

6
2. Diperlukan dosen yang tidak hanya memahami design-thinking tetapi juga bagaimana
tools-tools manajemen digunakan dalam dunia desain komunikasi visual. Dosendosen DKV IM Telkom terdiri dari dosen desain dan dosen manajemen. Beberapa
dosen memiliki dasar keilmuan desain di S1-nya dan manajemen untuk S-2. Dosen
dengan latar belakang seperti ini memiliki poin yang lebih karena dapat memenuhi
kebutuhan kapabilitas design management. Tetapi yang menjadi kendala dalam
pengembangan karir dosennya adalah ketidaklinearan keilmuan yang menjadi dasar
seseorang untuk menjadi guru besar di bidang desain.
3. Belum banyak studi kasus di bidang desain manajemen
Metode studi kasus merupakan salah satu teknik pembelajaran yang banyak
digunakan oleh sekolah manajemen bisnis. Pemilihan metode ini dikarenakan,
memberikan kesempatan kepada mahasiswa pengalaman firsthand dalam menghadapi
berbagai masalah manajerial yang kompleks dan realistik di organisasi, menyajikan
ilustrasi teori dan materi kuliah manajemen, serta mengkaitkan teori dan praktik.
Metode studi kasus juga mampu mengembangkan daya analisis dan sintesis,
mengembangkan self-analysis, sikap, kepercayaan diri, dan tanggungjawab. Dalam
penerapannya

metode

kasus

memberi

kesempatan

bagi

mahasiswa

untuk

berpartisipasi dalam kelas dan mendapatkan pengalaman dalam mempresentasikan
gagasan kepada orang lain sehingga mengembangkan keterampilan interpersonal dan
komunikasi mahasiswa (Corey, 1976).
Kasus-kasus yang dibahas merupakan hal realitas yang terjadi di lapangan. Belum
adanya kasus yang berhubungan desain manajemen terutama di industri kreatif
menjadi kendala dalam pembelajaran.

4. Penutup
Keberadaan prodi DKV IM Telkom berusaha memenuhi kebutuhan akan SDM
berkualitas di industri kreatif. Kurikulum yang dimiliki berusaha mengkolaborasikan keilmuan
DKV dan manajemen, terutama yang berhubungan dengan entrepreneurship. Lulusan yang
dimiliki diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengembangan industri kreatif Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA
Best, K. (2006). Design Management. AVA Publishing, Switzerland.
Best, K. (2010). The Fundamentals of Design Management. AVA Publishing, Switzerland.
Carey, C. Naudin, A. (2006). Enterprise Curriculum for Creative Industries Students: An
Exploration of Current Attitudes and Issues. Emerald Education + Training. Vol. 88 (7). Hal.
518-531.
Corey, E. R. (1976). The use of cases in management education. Harvard Business Review Case
#9-376-240. Harvard Business School Press, Boston.
Enterprise, J. (2009). Rahasia Bisnis Desain Grafis: Strategi Memenangkan Pertempuran Bisnis
Berbasis Kreativitas. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Kelompok Kerja Indonesia Design Power. (2008). Pengebangan Ekonomi Kreatif Indonesia
2025. Departement Perdagangan RI.

8

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018
Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018
Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018Muhammad Sirod
 
Seminar iai darussalam martapura
Seminar iai darussalam martapuraSeminar iai darussalam martapura
Seminar iai darussalam martapuraAniMaseri
 
Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...
Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...
Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...761117105188
 
Makalah ilmiah pengabdian masyarakat IbK tahun 2013
Makalah ilmiah pengabdian masyarakat  IbK tahun 2013Makalah ilmiah pengabdian masyarakat  IbK tahun 2013
Makalah ilmiah pengabdian masyarakat IbK tahun 2013Eva Handriyantini
 
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikPeningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikTogar Simatupang
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
 
Revolusi perindustrian keempat
Revolusi perindustrian keempatRevolusi perindustrian keempat
Revolusi perindustrian keempatnhana81
 
PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3Fadhirul Fitri
 
Presentasi menteri perdagangan
Presentasi menteri perdaganganPresentasi menteri perdagangan
Presentasi menteri perdaganganTri Damayantho
 
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UI
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UI2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UI
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UIMenhariq Noor
 
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0Sujatmiko Wibowo
 
Artikel prosiding 2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...
Artikel prosiding   2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...Artikel prosiding   2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...
Artikel prosiding 2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...Zakaria Mustafa
 
Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...
Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...
Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...Andrie Trisaksono
 
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)Dias Satria
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...LSP3I
 
Paper smp learning
Paper smp learningPaper smp learning
Paper smp learningAqmar Zahari
 
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifPengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
 
ekonomi kreatif materi kelas xii
ekonomi kreatif materi kelas xiiekonomi kreatif materi kelas xii
ekonomi kreatif materi kelas xiipuspita andrianita
 
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingSugeng Budiharsono
 
Emk dalam kssr kursus orientasi ju
Emk dalam kssr kursus orientasi juEmk dalam kssr kursus orientasi ju
Emk dalam kssr kursus orientasi juLetchumi Perumal
 

La actualidad más candente (20)

Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018
Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018
Paparan Rektor IPB Dr. Arif Satria pada Dies Natalis IPB ke-55, 1 September 2018
 
Seminar iai darussalam martapura
Seminar iai darussalam martapuraSeminar iai darussalam martapura
Seminar iai darussalam martapura
 
Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...
Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...
Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui...
 
Makalah ilmiah pengabdian masyarakat IbK tahun 2013
Makalah ilmiah pengabdian masyarakat  IbK tahun 2013Makalah ilmiah pengabdian masyarakat  IbK tahun 2013
Makalah ilmiah pengabdian masyarakat IbK tahun 2013
 
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikPeningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
 
Revolusi perindustrian keempat
Revolusi perindustrian keempatRevolusi perindustrian keempat
Revolusi perindustrian keempat
 
PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3PPPM KHB PK TINGKATAN 3
PPPM KHB PK TINGKATAN 3
 
Presentasi menteri perdagangan
Presentasi menteri perdaganganPresentasi menteri perdagangan
Presentasi menteri perdagangan
 
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UI
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UI2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UI
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UI
 
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
 
Artikel prosiding 2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...
Artikel prosiding   2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...Artikel prosiding   2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...
Artikel prosiding 2016 - model vokasional keusahawanan (vocent) perniagaan ...
 
Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...
Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...
Buku 4: Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009-2015 Kement...
 
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
Creative economy: exploring the concept (Ekonomi Kreatif)
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
 
Paper smp learning
Paper smp learningPaper smp learning
Paper smp learning
 
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifPengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
 
ekonomi kreatif materi kelas xii
ekonomi kreatif materi kelas xiiekonomi kreatif materi kelas xii
ekonomi kreatif materi kelas xii
 
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
 
Emk dalam kssr kursus orientasi ju
Emk dalam kssr kursus orientasi juEmk dalam kssr kursus orientasi ju
Emk dalam kssr kursus orientasi ju
 

Destacado

Destacado (9)

Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Uu 2008 14..
Uu 2008 14..Uu 2008 14..
Uu 2008 14..
 
Gsar id final 18 apr _smaller
Gsar id final 18 apr _smallerGsar id final 18 apr _smaller
Gsar id final 18 apr _smaller
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
 
M05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desainM05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desain
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Buku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakauBuku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakau
 
Ogd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publicationOgd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publication
 

Similar a 137145376 ketika-desain-dan-manajemen-bersatu

Panduan gemastik 8 revisi
Panduan gemastik 8   revisiPanduan gemastik 8   revisi
Panduan gemastik 8 revisiAzizha Zeinita
 
Pedoman fiksi-2021-1
Pedoman fiksi-2021-1Pedoman fiksi-2021-1
Pedoman fiksi-2021-1Fajar Baskoro
 
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKIMeningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKIDadang Solihin
 
Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL 4.0"
Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL  4.0"Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL  4.0"
Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL 4.0"Kanaidi ken
 
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptxBedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptxRidwanUntad1
 
(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...
(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan  di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan  di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...
(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...Kanaidi ken
 
Training "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)
Training  "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)Training  "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)
Training "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)Kanaidi ken
 
Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0
Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0
Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0khairunnisa807461
 
PEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdf
PEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdfPEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdf
PEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdfFajar Baskoro
 
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptxPERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptxYulisaLin
 
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Togar Simatupang
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaingindriaminati
 
panduan_matching_fund.pdf
panduan_matching_fund.pdfpanduan_matching_fund.pdf
panduan_matching_fund.pdfArSusanto1
 
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0SMK Negeri 6 Malang
 
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1cokorda.dewi
 
DraftProposal-Ver 1.2.pdf
DraftProposal-Ver 1.2.pdfDraftProposal-Ver 1.2.pdf
DraftProposal-Ver 1.2.pdfFajar Baskoro
 

Similar a 137145376 ketika-desain-dan-manajemen-bersatu (20)

Panduan gemastik 8 revisi
Panduan gemastik 8   revisiPanduan gemastik 8   revisi
Panduan gemastik 8 revisi
 
Pedoman fiksi-2021-1
Pedoman fiksi-2021-1Pedoman fiksi-2021-1
Pedoman fiksi-2021-1
 
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKIMeningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
 
Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL 4.0"
Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL  4.0"Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL  4.0"
Training "Penguatan USAHA KECIL & KOPERASI di Era DIGITAL 4.0"
 
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptxBedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
 
(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...
(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan  di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan  di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...
(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...
 
Training "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)
Training  "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)Training  "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)
Training "Peluang & Tantangan FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)
 
Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0
Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0
Bab 9 Tentang Pendidikan di Era Revolusi 4.0
 
PEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdf
PEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdfPEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdf
PEDOMAN FIKSI 2022 130522.pdf
 
Industri 4_0.pdf
Industri 4_0.pdfIndustri 4_0.pdf
Industri 4_0.pdf
 
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptxPERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
 
TVET
TVETTVET
TVET
 
Ainun naim
Ainun naimAinun naim
Ainun naim
 
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
 
Nopriawan Mahriadi.pptx
Nopriawan Mahriadi.pptxNopriawan Mahriadi.pptx
Nopriawan Mahriadi.pptx
 
panduan_matching_fund.pdf
panduan_matching_fund.pdfpanduan_matching_fund.pdf
panduan_matching_fund.pdf
 
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
 
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
 
DraftProposal-Ver 1.2.pdf
DraftProposal-Ver 1.2.pdfDraftProposal-Ver 1.2.pdf
DraftProposal-Ver 1.2.pdf
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

137145376 ketika-desain-dan-manajemen-bersatu

  • 1. KETIKA DESAIN DAN MANAJEMEN BERSATU Oleh : Siska Noviaristanti, S.Si., MT Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Manajemen Telkom Kawasan Pendidikan Telkom Jl. Telekomunikasi, Ters. Buah Batu Bandung Abstrak Tulisan ini memuat landasan pemikiran tersusunnya kurikulum prodi DKV IM Telkom. Sesuai dengan pergeseran industri yang saat ini memasuki era industri kreatif, IM Telkom berusaha menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pasar. Kurikulum DKV IM Telkom mengkolaborasikan keilmuan desain dan manajemen. Keberadaan dua keilmuan yang berbeda rumpun ini memunculkan kendala tersendiri dalam proses pembelajaran. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dengan tujuan menyediakan sumber daya manusia berkualitas bagi industri kreatif Indonesia. Keyword : kurikulum DKV, Industri kreatif, kewirausahaan 1. Peran Perguruan Tinggi dalam Industri Kreatif Saat ini dunia memasuki era keempat dari perkembangan ekonomi, yaitu era ekonomi kreatif. Setelah era pertanian dimana kita mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari hasil bumi, dilanjutkan dengan era industri yang telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih efisien, hingga era informasi dimana banyak ditemukan teknologi informasi yang membuat interkoneksi manusia menjadi lebih dekat dan meningkatkan produktifitas manusia. Pergeseran era informasi ke era kreatif ini berdasarkan fenomena pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia media dan hiburan yang merubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih global dan membuka potensi pasar yang mendunia. 1
  • 2. Dimulailah era baru yang mengintensifkan informasi dan kreatif, dikenal dengan nama ekonomi kreatif. Kegiatan ekonomi dalam industri kreatif merupakan penggerak bagi ekonomi kreatif. Definisi industri kreatif dari Departemen Perdagangan RI adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Sementara ekonomi kreatif didefinisikan sebagai sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik dan hiburan. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau mutu produk saja, tetapi bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi (Kelompok Kerja Indonesia Design Power – Departemen Perdagangan, 2008). Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan RI, tahun 2002-2010 industri kreatif memberikan konstribusi sebesar 7,74% terhadap GDP Indonesia, dan penyerapan tenaga kerja untuk industri ini 7,76%. Diharapkan pada tahun selanjutnya industri kreatif memberikan kenaikan konstribusi sebesar 10%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan hanya 6,1% pada 2008. Tetapi nilai ekonomi Industri Kreatif, yaitu PDB, Tenaga Kerja dan Ekspor, memiliki trend peningkatan. Pada 2008, ketika krisis melanda, nilai PDB Harga Konstan Industri Kreatif mencapai sebesar Rp. 345 triliun, kemudian mengalami kenaikan menjadi Rp. 468 triliun pada 2010. Peningkatan nilai ekonomi juga terjadi pada penyerapan tenaga kerja dan ekspor Industri Kreatif. Data nilai PDB, penyerapan tenaga kerja dan jumlah ekspor Industri Kreatif yang terus meningkat menunjukkan bahwa pada dasarnya industri kreatif mampu bertahan terhadap krisis walaupun secara umum krisis global ini menyebabkan penurunan pada perekonomian (www.indonesiakreatif.net, diakses 17 sep 2012). Dalam buku Rencana Pengembangan Industri Kreatif 2025 dari Departemen Perindustrian RI, disebutkan bahwa untuk pengembangan industri ini dibutuhkan peran pemerintah, pelaku bisnis dan akademisi (triple helix). Pemerintah provinsi Jawa Barat di tahun 2
  • 3. 2011 menambahkan satu item dalam pilar pengembangan industri kreatif sehingga menjadi quarto helix, yaitu komunitas masyarakat. Salah satu peran akademisi adalah melakukan riset untuk pengembangan industri ini juga menghasilkan lulusan berkualitas untuk diserap oleh industri kreatif, baik sebagai entrepreuneur maupun sebagai tenaga professional. Program studi desain komunikasi visual merupakan program studi yang menghasilkan sumber daya manusia untuk industri kreatif. Sub sektor industri kreatif yang paling banyak bisa dimasuki oleh lulusan DKV adalah desain, advertising, penerbitan dan percetakan, game interaktif, televisi dan radio. Meskipun sub sektor yang paling berkonstribusi terhadap penerimaan industri kreatif adalah sub sektor fashion dan kerajinan, tapi subsektor periklanan dan desain menunjukkan potensi yang besar untuk berkembang begitu juga untuk subsektor permainan interaktif. Pada tahun 2006 diadakan Creative Enterprise Conference di Birmingham University, London. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan bahwa pentingnya peran pendidikan tinggi dalam industri kreatif untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara. Peran tersebut dengan memasukan kewirausahaan dan bisnis dalam kurikulum perguruan tinggi yang sasaran kerja lulusannya di industri kreatif. Prodi DKV IM Telkom merupakan prodi DKV yang mensasar lulusannya untuk bekerja di industri kreatif. Kurikulum DKV IM Telkom mengkolaborasikan ilmu desain dan ilmu manajemen. Keberadaan dua ilmu yang tidak serumpun ini dalam satu kurikulum memiliki tantangan sendiri dalam penerapannya. Tulisan ini berusaha memaparkan landasan berfikir kurikulum DKV IM Telkom serta beberapa kendala penerapan kurikulum yang ditemui sejak tahun 2008 prodi ini berjalan. 2. Kurikulum kewirausahaan untuk mahasiswa industri kreatif Belum banyak penelitian yang membahas mengenai kurikulu m perguruan tinggi bagi industri kreatif. Salah satu penelitian yang berhubungan dengan topik tersebut adalah hasil penelitian Carey dan Naudin (2006) mengenai Enterprise curriculum for creative industries student. Penelitian ini diadakan di Inggris dan melibatkan peneliti, pembuat undang-undang, akademisi dan praktisi di bidang seni dan desain serta bisnis. Beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah : 3
  • 4. a. Peran perguruan tinggi adalah menanamkan “entrepreneurial spirit” bagi mahasiswa industri kreatif. Hal ini dapat dicapai dengan menyatukan sikap dan aktifitas kewirausahaan dalam tugas yang berbasis proyek dan mengintegrasikannya dengan sektor kreatif lokal, mengundang praktisi untuk berbagi ilmu dalam seminar dan workshop. Dan disarankan untuk mempersiapkan mahasiswa dengan realita pekerjaan dan kesuksesan di sektor yang sangat kompetitif ini. b. Pendidikan enterprise atau kewirausahaan perlu diajarkan. Topik yang berhubungan dengan pendidikan kewirausahaan seperti bagaimana membuat perencanaan bisnis, riset pasar dan marketing, pengetahuan mengenai hukum/undang-undang di industri kreatif dan permasalahan keuangan dan sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan dalam keuangan. c. Pendidikan kewirausahaan perlu melibatkan pihak luar yaitu organisasi di luar PT dan praktisi di industri kreatif. Selain itu perlu dikembangkan metode bagi dosen untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilannya dan bekerja sama dengan institusi untuk memberdayakan sumber daya internal dan eksternal. Kathryn Best (2006) dalam bukunya Design Management mengatakan bahwa saat ini dunia desain memerlukan keilmuan manajemen. Manajemen tidak hanya dibutuhkan untuk pengelolaan proyek desain tapi juga bagaimana desain dapat dimanfaatkan sebagai competitive advantage dalam perusahaan bisnis. Dalam bukunya tersebut desain dapat berperan dalam tiap level fungsi perusahaan, yaitu level strategis, operasional maupun implementasi. Pada level strategis, desainer membutuhkan pengetahuan tentang tools yang digunakan dalam menentukan strategi perusahaan, seperti analisis SWOT dan product life cycle. Selain itu juga bagaimana perusahaan men-share visi dan misinya kepada seluruh elemen perusahaan sehingga memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menjadikan desain sebagai elemen penting untuk mendapatkan profit. Pada level ini dibutuhkan keterampilan komunikasi verbal dan kemampuan membaca trend pasar. Selanjutnya pada level operasional. Pada level ini strategi yang sudah dirumuskan dari awal dibentuk menjadi rangkaian program untuk mewujudkan rencana strategi tersebut. Untuk itu desainer membutuhkan pemahaman mengenai proses dan metode desain serta skill komunikasi visual. Yang terakhir adalah level implementasi. Keterampilan dalam pengelolaan sumber daya dan manajemen proyek sangat dibutuhkan pada level ini. 4
  • 5. Selain itu Kathryn Best (2010) dalam bukunya The Fundamentals of Design Management, menjabarkan keilmuan khusus yang dapat melengkapi seseorang untuk menjadi seorang desainer sekaligus manajer atau pengusaha di bidang desain. Seorang desainer selain memahami teori, skill dan proses desain, mereka perlu menambah pengetahun mengenai system ekonomi yang berhubungan dengan bisnis dan administrasi perusahaan, manajemen proyek, keuangan, inovasi, teknologi, regulasi, serta kebutuhan pasar. Sumbo Tinarbuko dalam diskusi mengenai “Idealisme dan Realita Pendidikan DKV” yang diadakan oleh Majalah Versus tanggal 29-31 Januari 2009, mengangkat topik “Menghayal Kurikulum DeKaVe Ideal”. Isi materi yang disampaikan adalah mengenai profil lulusan DKV yang seharusnya meliputi 4P yaitu: pengaji, penyaji, pengelola dan pengajar. Ternyata kurikulum DKV yang tersusun lebih terkonsentrasi mengantarkan mahasiswa menjadi penyaji dan mengesampingkan minat mahasiswa menjadi pengaji, pengelola dan pengajar. Padahal dunia kerja membuka seluas-luasnya keempat profil lulusan DKV. Sudah saatnya menyusun kurikulum yang adaptif, fleksibel dan akomodatif agar seluruh profil lulusan DKV terakomodasikan dengan seimbang. Kurikulum DKV harus ditambahkan dengan ilmu social dan ilmu pendukung lainnya (http://desaingrafisindonesia.wordpress.com, diakses 17 September 2012). Jubilee Enterprise (2009) mengatakan bahwa selama industri baik berskala besar ataupun kecil masih berjalan, maka bisnis desain grafis akan senantiasa memiliki prospek yang bagus. Artinya akan banyak perusahaan yang membutuhkan jasa desainer grafis untuk merancang produk, kemasan, logo perusahaan, iklan dan kepentingan promosi lainnya. Rahasia sukses dalam bisnis desain grafis, seorang pengusaha selain harus memahami ilmu desain grafis itu sendiri, diperlukan ilmu mengenai perencanaan bisnis, teknik mendapatkan dan mempertahankan klien, perhitungan tarif proyek, kesepakatan kontrak dan hak cipta serta manajemen proyek. 3. DKV Institut Manajemen Telkom Prodi DKV IM Telkom, merupakan satu-satunya prodi DKV di Indonesia yang menerapkan kurikulum bagi mahasiswanya tidak hanya dengan keilmuan DKV tapi juga dengan keilmuan manajemen. Hal ini merupakan pembeda dikarenakan berada dalam institusi yang berbasiskan manajemen. Institut Manajemen Telkom, berdiri sejak tahun 1990 dengan nama 5
  • 6. MBA-Bandung. Yaitu penyelenggaran program Master in Business Administration pertama di Jawa Barat. Merespon regulasi pemerintah mengenai penertiban penyelenggaraan program MBA di Indonesia, maka pada tahun 1994, MBA-Bandung mengubah bentuk organisasinya menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB). Dengan status sekolah tinggi, STMB mengubah program MBA nya menjadi program Magister Manajemen (MM) dan pada tahun 1997 STMB memyelenggarakan program strata-1 (S-1/sarjana). STMB berubah menjadi IM Telkom pada tahun 2008. Ketika kurikulum prodi DKV akan disusun, IM Telkom melibatkan dosen-dosen dari DKV ITB, praktisi di bidang desain serta dosen-dosen manajemen IM Telkom untuk memformulasikan kurikulum yang terbaik bagi industri kreatif. Dengan berangkat dari pemikiran bahwa lulusan DKV IM Telkom akan menyasar lulusan menjadi manajer atau entrepreneur, kurikulum DKV IM Telkom mengkolaborasi keilmuan DKV dan manajemen. Dalam penerapan kurikulum dan aktifitas belajar mengejar, terdapat beberapa kendala yang berhubungan dengan kolaborasi keilmuan ini. Diantaranya adalah : 1. Paradigm mahasiswa baru yang belum menyadari bahwa DKV IM Telkom tidak hanya berhubungan dengan desain, tapi juga keilmuan manajemen. Ilmu manajemen menggunakan data-data kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien. Sehingga perlu diajarkan beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan „hitung-menghitung‟. Untuk beberapa mahasiswa baru yang tidak menyadari perbedaan DKV IM Telkom inilah membutuhkan adaptasi yang lebih terhadap mata kuliah „hitung-menghitung‟. Beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi kendala ini adalah satu, dengan mengundang entrepreneur/praktisi di bidang dkv yang mengisi acara kuliah umum bagi mahasiswa. Keberadaan praktisi dalam kuliah umum diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa mengenai pentingnya manajemen dalam dunia DKV dan bagaimana penggunaannya di industry. Dua, contoh soal yang diberikan untuk mata kuliah kuantitatif disesuaikan dengan permasalahan yang sering terjadi dalam dunia dkv. Tiga, content mata kuliah manajemen menyesuaikan dengan bab-bab yang berhubungan dengan dkv. 6
  • 7. 2. Diperlukan dosen yang tidak hanya memahami design-thinking tetapi juga bagaimana tools-tools manajemen digunakan dalam dunia desain komunikasi visual. Dosendosen DKV IM Telkom terdiri dari dosen desain dan dosen manajemen. Beberapa dosen memiliki dasar keilmuan desain di S1-nya dan manajemen untuk S-2. Dosen dengan latar belakang seperti ini memiliki poin yang lebih karena dapat memenuhi kebutuhan kapabilitas design management. Tetapi yang menjadi kendala dalam pengembangan karir dosennya adalah ketidaklinearan keilmuan yang menjadi dasar seseorang untuk menjadi guru besar di bidang desain. 3. Belum banyak studi kasus di bidang desain manajemen Metode studi kasus merupakan salah satu teknik pembelajaran yang banyak digunakan oleh sekolah manajemen bisnis. Pemilihan metode ini dikarenakan, memberikan kesempatan kepada mahasiswa pengalaman firsthand dalam menghadapi berbagai masalah manajerial yang kompleks dan realistik di organisasi, menyajikan ilustrasi teori dan materi kuliah manajemen, serta mengkaitkan teori dan praktik. Metode studi kasus juga mampu mengembangkan daya analisis dan sintesis, mengembangkan self-analysis, sikap, kepercayaan diri, dan tanggungjawab. Dalam penerapannya metode kasus memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kelas dan mendapatkan pengalaman dalam mempresentasikan gagasan kepada orang lain sehingga mengembangkan keterampilan interpersonal dan komunikasi mahasiswa (Corey, 1976). Kasus-kasus yang dibahas merupakan hal realitas yang terjadi di lapangan. Belum adanya kasus yang berhubungan desain manajemen terutama di industri kreatif menjadi kendala dalam pembelajaran. 4. Penutup Keberadaan prodi DKV IM Telkom berusaha memenuhi kebutuhan akan SDM berkualitas di industri kreatif. Kurikulum yang dimiliki berusaha mengkolaborasikan keilmuan DKV dan manajemen, terutama yang berhubungan dengan entrepreneurship. Lulusan yang dimiliki diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengembangan industri kreatif Indonesia. 7
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Best, K. (2006). Design Management. AVA Publishing, Switzerland. Best, K. (2010). The Fundamentals of Design Management. AVA Publishing, Switzerland. Carey, C. Naudin, A. (2006). Enterprise Curriculum for Creative Industries Students: An Exploration of Current Attitudes and Issues. Emerald Education + Training. Vol. 88 (7). Hal. 518-531. Corey, E. R. (1976). The use of cases in management education. Harvard Business Review Case #9-376-240. Harvard Business School Press, Boston. Enterprise, J. (2009). Rahasia Bisnis Desain Grafis: Strategi Memenangkan Pertempuran Bisnis Berbasis Kreativitas. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kelompok Kerja Indonesia Design Power. (2008). Pengebangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Departement Perdagangan RI. 8