SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Descargar para leer sin conexión
PELAKSANAAN PANCASILA DALAM BEBERAPA ASPEK
KEHIDUPAN DALAM ERA REFORMASI

Nama

: Akbar Hardiyanto

NIM

: 11.02.8057

Kelompok

:A

Program Studi

: Pancasila

Jurusan

: D3-Manajemen Informatika

Dosen

: M Kalis Purwanto, Drs, MM

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Jln Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman Yogyakarta

0
ABSTRAK

Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk. Begitu besar pengaruh Pancasila terhadap
bangsa dan negara Indonesia, Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah
dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama,
bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya yang berbeda satu sama lain
tetapi mutlak harus dipersatukan.
Langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila adalah perlu digalakkan kembali penanaman nilainilai Pancasila melalui proses pendidikan dan keteladanan. Perlu dimunculkan
gerakan penyadaran agar berbagai aspek kehidupan khususnya ilmu ekonomi
yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan ini dikembangkan ke arah
ekonomi yang humanistik, bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan dan
mendorong persaingan yang saling mematikan untuk memuaskan kepentingan
sendiri, sehingga dapat mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia.

1
DAFTAR ISI

Abstrak ............................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang .......................................................................................1

B.

Rumusan Masalah ...................................................................................2

C.

Tujuan .....................................................................................................2

D.

Pendekatan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pancasila Pada Masa Reformasi ........................................ 3
B.

Pelaksanaan Pancasila Dalam Bidang Ekonomi .................................... 4

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 7

Referensi ............................................................................................................ 8

2
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila
terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan
sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku,
agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit
jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan
landasan berbangsa dan bernegara yang implementasinya mewajibkan semua
manusia Indonesia harus ber-ketuhanan. Karena keberadaan Tuhan melingkupi
semua wujud dan sifat dari alam semesta ini, diharapkan manusia Indonesia dapat
menyelaraskan diri dengan dirinya sendiri, dirinya dengan manusia-manusia lain
di sekitarnya, dirinya dengan alam, dan dirinya dengan Tuhan. Keselarasan ini
menjadi tanda dari mausia yang telah meningkat kesadarannya dari kesadaran
rendah menjadi kesadaran manusia yang manusiawi.
Pancasila, dalam konteks masyarakat bangsa yang plural dan dengan
wilayah yang luas, harus dijabarkan untuk menjadi ideologi kebangsaan yang
menjadi kerangka berpikir (the main of idea), kerangka bertindak (the main of
action), dan dasar hukum (basic law) bagi segenap elemen bangsa. Namun, dalam
kerangka pluralitas dan multikulturalisme tidak dinafikan dan dihalangi hidupnya
ideologi kelompok yang sifatnya lebih terbatas selama tidak bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila. Sebagai contoh, ideologi kelompok keagamaan (ormas),
partai politik, dan etnonasionalisme kesukuan tetap dibiarkan hidup sebagai
khasanah kekayaan bangsa dalam payung ideologi besar Pancasila. Hal ini,
dimaksudkan untuk menghindari pemaksaan dan monopoli ideologi serta
penafsiran tunggal. Pada hakikatnya, Pancasila juga terbuka pada pemikiran
ideologi lainnya. Kecuali terhadap ideologi Komunisme yang nyata-nyata
bertentangan dengan Pancasila harus tetap dilarang dan tidak boleh hidup di bumi
Indonesia.

3
Artinya Pancasila menjadi ajimat yang ampuh bagi rejim dalam
mengambil segala bentuk keputusan, rakyat diharuskan tunduk pada legitimasi
yang digunakan dengan melalui pengatasnamaan Pancasila, inilah di kemudian
waktu menjadi permasalahan yang rumit.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan Pancasila pada masa era reformasi?
2. Bagaimana pelaksanaan Pancasila dalam bidang ekonomi?
3. Bagaimana pelaksanaan Pancasila dalam bidang politik dan hukum?

C. Tujuan
Makalah ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai Pancasila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang ekonomi, politik, dan
hukum pada masa era reformasi saat ini.

D. Pendekatan
BPUPKI terbentuk pada tanggal 29 April 1945. Adanya Badan ini
memungkinkan bangsa Indonesia dapat mempersiapkan kemerdekaannya secara
legal, untuk merumuskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara
yang merdeka. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan bala
tentara Jepang di Jawa).
Badan penyelidik ini mengadakan sidang hanya dua kali. Sidang pertama
tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, sedangkan sidang kedua 10 Juli
sampai dengan 17 Juli 1945. Pada sidang pertama M. Yamin dan Soekarno
mengusulkan tentang dasar negara, sedangkan Soepomo mengenai paham negara
integralistik. Tindak lanjut untuk membahas mengenai dasar negara dibentuk
panitia kecil atau panitia sembilan yang pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
merumuskan Rancangan mukaddimah (pembukaan) Hukum Dasar, yang oleh Mr.
Muhammad Yamin dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.

4
Sidang kedua BPUPKI menentukan perumusan dasar negara yang akan
merdeka sebagai hasil kesepakatan bersama. Anggota BPUPKI dalam masa
sidang kedua ini ditambah enam anggota baru. Sidang lengkap BPUPKI pada
tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil panitia kecil atau panitia sembilan yang
disebut dengan piagam Jakarta. Di samping menerima hasil rumusan Panitia
sembilan dibentuk juga panitia-panitia Hukum Dasar yang dikelompokkan
menjadi tiga kelompok panitia perancang Hukum Dasar yakni: 1) Panitia
Perancang Hukum Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno dengan anggota berjumlah 19
orang 2) Panitia Pembela Tanah Air dengan ketua Abikusno Tjokrosujoso
beranggotakan 23 orang 3) Panitia ekonomi dan keuangan dengan ketua Moh.
Hatta, bersama 23 orang anggota.
Sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan menetapkan: menyusun
Rancangan Hukum Dasar. Selanjutnya tanggal 14 Juli 1945 sidang BPUPKI
mengesahkan naskah rumusan panitia sembilan yang dinamakan Piagam Jakarta
sebagai Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar, dan pada tanggal 16 Juli 1945
menerima seluruh Rancangan
Rumusan-rumusan Pancasila secara historis terbagi dalam tiga kelompok.
1. Rumusan Pancasila yang terdapat dalam sidang-sidang Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap
pengusulan sebagai dasar negara Republik Indonesia.
2. Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia sebagai dasar filsafat Negara Indonesia yang sangat erat
hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan.
3. Beberapa rumusan dalam perubahan ketatanegaraan Indonesia selama
belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945.

5
Bab II
PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pancasila Pada Masa Reformasi
Terlepas dari kenyataan yang ada, gerakan reformasi sebagai upaya
memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia ini harus dibayar mahal, terutama yang
berkaitan dengan dampak politik, ekonomi, sosial, dan terutama kemanusiaan.
Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini guna
meraih kekuasaan sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi
perbenturan kepentingan politik. Berbagai gerakan muncul disertai dengan akibat
tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Banyaknya korban jiwa dari anakanak bangsa dan rakyat kecil yang tidak berdosa merupakan dampak dari benturan
kepentingan politik. Tragedi “amuk masa” di Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, serta daerah-daerah
lainnya merupakan bukti mahalnya sebuah perubahan. Dari peristiwa-peristiwa
tersebut, nampak sekali bahwa bangsa Indonesia sudah berada di ambang krisis
degradasi moral dan ancaman disintegrasi.
Kondisi sosial politik ini diperburuk oleh kondisi ekonomi yang tidak
berpihak kepada kepentingan rakyat. Sektor riil sudah tidak berdaya sebagaimana
dapat dilihat dari banyaknya perusahaan maupun perbankan yang gulung tikar dan
dengan sendirinya akan diikuti dengan pemutusan hubungan kerja (PHK). Jumlah
pengangguran yang tinggi terus bertambah seiring dengan PHK sejumlah tenaga
kerja potensial. Masyarakat kecil benar-benar menjerit karena tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi ini diperparah dengan naiknya
harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, serta harga bahan kebutuhan pokok
lainnya. Upaya pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dengan
menyediakan dana sosial belum dapat dikatakan efektif karena masih banyak
terjadi penyimpangan dalam proses penyalurannya. Ironisnya kalangan elite
politik dan pelaku politik seakan tidak peduli den bergaming akan jeritan
kemanusiaan tersebut.
Di balik keterpurukan tersebut, bangsa Indonesia masih memiliki suatu
keyakinan bahwa krisis multidimensional itu dapat ditangani sehingga kehidupan

6
masyarakat akan menjadi lebih baik. Apakah yang dasar keyakinan tersebut? Ada
beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam
memperbaiki kehidupannya, seperti: (1) adanya nilai-nilai luhur yang berakar
pada pandangan hidup bangsa Indonesia; (2) adanya kekayaan yang belum
dikelola secara optimal; (3) adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN).

B. Pelaksanaan Pancasila dalam Bidang Ekonomi
Hampir semua pakar ekonomi Indonesia memiliki kesadaran akan
pentingnya moralitas kemanusiaan dan ketuhanan sebagai landasan pembangunan
ekonomi. Namun dalam praktiknya, mereka tidak mampu meyakinkan pemerintah
akan konsep-konsep dan teori-teori yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Bahkan
tidak sedikit pakar ekonomi Indonesia yang mengikuti pendapat atau pandangan
pakar Barat (pakar IMF) tentang pembangunan ekonomi Indonesia.
Pilar Sistem Ekonomi Pancasila meliputi: (1) ekonomika etik dan
ekonomika humanistik (dasar), (2) nasional ekonomi dan demokrasi (cara/metode
operasionalisasi), dan (3) ekonomi berkeadilan sosial (tujuan). Kontekstualisasi
dan implementasi Pancasila dalam bidang ekonomi cukup dikaitkan dengan pilarpilar di atas dan juga dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang harus
dipecahkan oleh sistem ekonomi apapun. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah: (a)
Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlahnya; (b) Bagaimana
pola atau cara memproduksi barang dan jasa itu, dan (c) Untuk siapa barang
tersebut dihasilkan, dan bagaimana mendistribusikan barang tersebut ke
masyarakat.
Langkah yang perlu dilakukan adalah perlu digalakkan kembali
penanaman nilai-nilai Pancasila melalui proses pendidikan dan keteladanan. Perlu
dimunculkan gerakan penyadaran agar ilmu ekonomi ini dikembangkan ke arah
ekonomi yang humanistik, bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan dan
mendorong persaingan yang saling mematikan untuk memuaskan kepentingan
sendiri. Ini dilakukan guna mengimbangi ajaran yang mengedepankan
kepentingan pribadi, yang melahirkan manusia sebagai manusia ekonomi (homo

7
ekonomikus), telah melepaskan manusia dari fitrahnya sebagai makhluk sosial
(homo socius), dan makhluk beretika (homo ethicus).
Relevankah Ekonomi Pancasila dalam memperkuat peranan ekonomi
rakyat dan ekonomi negara di era global (isme) kontemporer? Mereka skeptis,
bukankah sistem ekonomi kita sudah mapan, makro-ekonomi sudah stabil dengan
indikator rendahnya inflasi (di bawah 5%), stabilnya rupiah (Rp 8.500,-),
menurunnya suku bunga (di bawah 10%). Lalu, apakah tidak mengada-ada bicara
sistem ekonomi dari ideologi yang pernah “tercoreng”, dan tidak nampak
wujudnya, tidak realistis, dan utopis? Mereka ini begitu yakin bahwa masalah
ekonomi (krisis 97) adalah karena “salah urus” dan bukannya “salah sistem”,
apalagi dikait-kaitkan dengan “salah ideologi” atau “salah teori” ekonomi. Tidak
dapat disangkal, KKN yang ikut memberi sumbangan besar bagi keterpurukan
ekonomi bangsa ini. Namun, krisis di Indonesia juga tidak terlepas dari
berkembangnya paham kapitalisme disertai penerapan liberalisme ekonomi yang
“kebablasan”. Akibatnya, kebijakan, program, dan kegiatan ekonomi banyak
dipengaruhi paham (ideologi), moral, dan teori-teori kapitalisme-liberal.
Di sinilah relevansi Ekonomi Pancasila, sebagai “media” untuk mengenali
(detector) bekerjanya paham dan moral ekonomi yang berciri neo-liberal
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar
negara dari negara kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara.
Pembangunan politik memiliki dimensi yang strategis karena hampir
semua kebijakan publik tidak dapat dipisahkan dari keberhasilannya. Tidak jarang
kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah mengecewakan sebagian besar
masyarakat. Beberapa penyebab kekecewaan masyarakat, antara lain: (1)
kebijakan hanya dibangun atas dasar kepentingan politik tertentu, (2) kepentingan
masyarakat kurang mendapat perhatian, (3) pemerintah dan elite politik kurang
berpihak kepada masyarakat, (4) adanya tujuan tertentu untuk melanggengkan
kekuasaan elite politik.
Keberhasilan pembangunan politik bukan hanya dilihat atau diukur dar
terlaksananya pemilihan umum (pemilu) dan terbentuknya lembaga-lembaga
demokratis seperti MPR, Presiden, DPR, dan DPRD, melainkan harus diukur dari

8
kemampuan dan kedewasaan rakyat dalam berpolitik. Persoalan terakhirlah yang
harus menjadi prioritas pembangunan bidang politik. Hal ini sesuai dengan
kenyataan objektif bahwa manusia adalah subjek negara dan karena itu
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Namun, cita-cita ini sulit diwujudkan karena tidak ada kemauan dari elite politik
sebagai pemegang kebijakan publik dan kegagalan pembangunan bidang politik
selama ini.
Pembangunan politik semakin tidak jelas arahnya, manakala pembangunan
bidang hukum mengalami kegagalan. Penyelewengan-penyelewengan yang
terjadi tidak dapat ditegakkan oleh hukum. Hukum yang berlaku hanya sebagai
simbol tanpa memiliki makna yang berarti bagi kepentingan rakyat banyak.
Pancasila

sebagai

paradigma

pembangunan

politik

juga

belum

dapat

direalisasikan sebagaimana yang dicita-citakan. Oleh karena itu, perlu analisis
ulang untuk menentukan paradigma yang benar-benar sesuai dan dapat
dilaksanakan secara tegas dan konsekuen.
Pancasila sebagai paradigma pambangunan politik dan hukum kiranya
tidak perlu dipertentangkan lagi. Bagaimanakah melaksanakan paradigma tersebut
dalam praksisnya? Inilah persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam
pembangunan politik dan hukum di masa-masa mendatang.
Apabila dianalisis, kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa persoalan seperti:
1. Tidak jelasnya paradigma pembangunan politik dan hukum karena tidak
adanya blue print.
2. Penggunaan Pancasila sebagai paradigma pembangunan masih bersifat
parsial.
3. Kurang berpihak pada hakikat pembangunan politik dan hukum.
Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila telah membawa implikasi yang luas dan mendasar bagi kehidupan
manusia Indonesia. Pembangunan bidang ini boleh dikatakan telah gagal
mendidik masyarakat agar mampu berpolitik secara cantik dan etis karena lebih
menekankan pada upaya membangun dan mempertahankan kekuasaan. Implikasi
yang paling nyata dapat dilihat dalam pembangunan bidang hukum serta
pertahanan dan keamanan.

9
Pembangunan bidang hukum yang didasarkan pada nilai-nilai moral
(kemanusiaan) baru sebatas pada tataran filosofis dan konseptual. Hukum nasional
yang telah dikembangkan secara rasional dan realistis tidak pernah dapat
direalisasikan karena setiap upaya penegakan hukum selalu dipengaruhi oleh
keputusan politik. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila pembangunan bidang
hukum dikatakan telah mengalami kegagalan. Sementara, pembangunan bidang
pertahanan dan keamanan juga telah menyimpang dari hakikat sistem pertahanan
yang ingin dikembangkan seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri republik
tercinta ini. Pembangunan pertahanan dan keamanan lebih diarahkan untuk
kepentingan politik, terutama guna mempertahankan kekuasaan.

10
Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai warisan bangsa dapat digolongkan sebagai budaya sebab
kompleksitas masyarakat Indonesia pada dasarnya dibangun selaras paham-paham
dalam Pancasila. Dalam budaya Pancasila, dianut dan dikembangkan sikap
kekeluargaan yang dilandasi oleh semangat kebersamaan, kesediaan untuk saling
mengingatkan, saling mengerti dan mengutamakan kepentingan nasional di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
Budaya ini sudah terbukti mampu membawa bangsa Indonesia meraih
kemerdekaan,

menggalang

persatuan

dan

kesatuan,

dan

mendorong

pembangunan. Keberhasilantersebut dapat terwujud sebab potensi konflik akibat
perbedaan budaya tidak bisa hidup dalam Pancasila. Sebaliknya, budaya Pancasila
itu terus menerus diperbaharui lewat pengalaman hidup bernegara dan
bermasyarakat sehingga ia bisa mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai
mosaik budaya etnis yang ada di bumi Nusantara. Sungguh suatu interaksi budaya
yang dua arah dan dinamis.
Memahami peranan Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks
sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap
warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama, dan akhirnya memiliki
persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan, dan fungsi Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apalagi manakala
dikaji perkembangannya secara konstitusional selama lebih dari 55 tahun terakhir
ini dihadapkan pada situasi yang tidak kondusifsehingga kredibilitasnya menjadi
diragukan, diperdebatkan, baik dalam wacana politis maupun akademis. Hal ini
diperparah oleh minimal dua hal, ialah: pertama, penerapan Pancasila yang
dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar filosofinya sebagai dasar negara; dan kedua,
krisis multi dimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak 1998 yang diikuti
oleh fenomena disintegrasi bangsa.

11
REFERENSI
Noor Ms Bakry. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Penerbit: Liberty, Yogyakarta.
Drs. Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaran. Penerbit: Paradigma,
Yogyakarta.
Dahlan Thaib, SH. Msi. Pncasila Yuridis Ketatanegaran.
www.google.com
www.wikipedia.com
http://vivixtopz.wordpress.com

12

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesiaPancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesiaRokhma Wahyuni
 
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08hasbicahyadi
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018hadiarnowo
 
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesiapjj_kemenkes
 
Pkn kelompok 3 smpn 1 medan
Pkn kelompok 3 smpn 1 medanPkn kelompok 3 smpn 1 medan
Pkn kelompok 3 smpn 1 medansitizaharajamil
 
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruPancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruRachmat Narendra
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraDino Zeta
 
Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...
Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...
Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...Latief Ahyaluddin
 
Pancasila dalam kajian Sejarah bangsa Indonesia
Pancasila dalam kajian Sejarah bangsa IndonesiaPancasila dalam kajian Sejarah bangsa Indonesia
Pancasila dalam kajian Sejarah bangsa IndonesiaRia Defti Nurharinda
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanSriwijaya University
 
Sejarah Pancasila
Sejarah PancasilaSejarah Pancasila
Sejarah Pancasilainasalsa
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaYabniel Lit Jingga
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 

La actualidad más candente (19)

Pancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesiaPancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesia
 
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
 
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
 
Pkn kelompok 3 smpn 1 medan
Pkn kelompok 3 smpn 1 medanPkn kelompok 3 smpn 1 medan
Pkn kelompok 3 smpn 1 medan
 
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
 
2 3 pancasila dalam kajian sejarah
2 3 pancasila dalam kajian sejarah2 3 pancasila dalam kajian sejarah
2 3 pancasila dalam kajian sejarah
 
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde BaruPancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
Pancasila pada masa Orde Lama dan Orde Baru
 
Empat pilar
Empat pilarEmpat pilar
Empat pilar
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
 
Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...
Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...
Analisis mengenai perkembangan indonesia melalui pendekatan historical guna m...
 
Materi Pancasila
Materi PancasilaMateri Pancasila
Materi Pancasila
 
Pancasila dalam kajian Sejarah bangsa Indonesia
Pancasila dalam kajian Sejarah bangsa IndonesiaPancasila dalam kajian Sejarah bangsa Indonesia
Pancasila dalam kajian Sejarah bangsa Indonesia
 
PANCASILA
PANCASILAPANCASILA
PANCASILA
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
 
Sejarah Pancasila
Sejarah PancasilaSejarah Pancasila
Sejarah Pancasila
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 

Destacado (20)

Voeux saintjoseph
Voeux saintjosephVoeux saintjoseph
Voeux saintjoseph
 
Marian
MarianMarian
Marian
 
Steve jobs
Steve jobsSteve jobs
Steve jobs
 
TOCs for program planning
TOCs for program planningTOCs for program planning
TOCs for program planning
 
Acta pleno de Noviembre 2013
Acta pleno de Noviembre 2013Acta pleno de Noviembre 2013
Acta pleno de Noviembre 2013
 
başakşehir eca servisi
başakşehir eca servisibaşakşehir eca servisi
başakşehir eca servisi
 
Circular132 13
Circular132 13Circular132 13
Circular132 13
 
Question 1 Evaluation
Question 1 EvaluationQuestion 1 Evaluation
Question 1 Evaluation
 
Veterinary students' perceptions of feedback
Veterinary students' perceptions of feedbackVeterinary students' perceptions of feedback
Veterinary students' perceptions of feedback
 
Back of Business Card
Back of Business CardBack of Business Card
Back of Business Card
 
Generaciones de los sistemas operativos
Generaciones de los sistemas operativosGeneraciones de los sistemas operativos
Generaciones de los sistemas operativos
 
Microsoft visual studio
Microsoft visual studioMicrosoft visual studio
Microsoft visual studio
 
Just Painters Ltd - Brochure
Just Painters Ltd - BrochureJust Painters Ltd - Brochure
Just Painters Ltd - Brochure
 
A Recap of 2013 for the Daily Deal, Coupon, and Ecommerce Industries.
A Recap of 2013 for the Daily Deal, Coupon, and Ecommerce Industries.A Recap of 2013 for the Daily Deal, Coupon, and Ecommerce Industries.
A Recap of 2013 for the Daily Deal, Coupon, and Ecommerce Industries.
 
SonaliGupta_resume
SonaliGupta_resumeSonaliGupta_resume
SonaliGupta_resume
 
No Title
No TitleNo Title
No Title
 
Storyboard for music video
Storyboard for music videoStoryboard for music video
Storyboard for music video
 
Tarea del seminario 7
Tarea del seminario 7Tarea del seminario 7
Tarea del seminario 7
 
송포유3조ppt
송포유3조ppt송포유3조ppt
송포유3조ppt
 
Acute Fits
Acute FitsAcute Fits
Acute Fits
 

Similar a PELAKSANAAN PANCASILA

Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdf
Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdfKonsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdf
Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdfEliviaPutri
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaSubhan Muslih
 
ppt pendidikan pancasila.pptx
ppt pendidikan pancasila.pptxppt pendidikan pancasila.pptx
ppt pendidikan pancasila.pptxlintangputri19
 
Materi pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmb
Materi pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmbMateri pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmb
Materi pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmbSHAHEENASTORE
 
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
 Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial  Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial musniumar
 
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial musniumar
 
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik SosialImplementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosialmusniumar
 
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negaraSumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negaraNovitaSari398
 
C. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptx
C. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptxC. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptx
C. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptxguruppkn11
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILASatria Manggala
 
Makalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfiMakalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfianihdx
 
Bahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdf
Bahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdfBahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdf
Bahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdfdimashasantri1
 
6 kb 1 ok (1)
6 kb 1 ok (1)6 kb 1 ok (1)
6 kb 1 ok (1)Antomi Rk
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiFany Mardiyanti
 
Dinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandangan
Dinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandanganDinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandangan
Dinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandanganAlImamIslamicSchool
 

Similar a PELAKSANAAN PANCASILA (20)

Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdf
Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdfKonsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdf
Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila.pdf
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
 
ppt pendidikan pancasila.pptx
ppt pendidikan pancasila.pptxppt pendidikan pancasila.pptx
ppt pendidikan pancasila.pptx
 
Materi pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmb
Materi pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmbMateri pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmb
Materi pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan-pkkmb
 
Kisi2 udin 2012 (1)
Kisi2 udin 2012 (1)Kisi2 udin 2012 (1)
Kisi2 udin 2012 (1)
 
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
 Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial  Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
 
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial
Musni Umar: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pemecahan Konfflik Sosial
 
Tugas ideologi
Tugas ideologiTugas ideologi
Tugas ideologi
 
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik SosialImplementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
 
Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02
 
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negaraSumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
 
C. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptx
C. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptxC. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptx
C. PERWUJUDAN NILAI-NLAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN.pptx
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
 
Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02
 
Makalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfiMakalah pancasila kahfi
Makalah pancasila kahfi
 
Bahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdf
Bahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdfBahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdf
Bahan Paparan PWMJ Webinar Pra Kongres PA GMNI.pdf
 
6 kb 1 ok (1)
6 kb 1 ok (1)6 kb 1 ok (1)
6 kb 1 ok (1)
 
Pengertian pancasila
Pengertian pancasilaPengertian pancasila
Pengertian pancasila
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasi
 
Dinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandangan
Dinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandanganDinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandangan
Dinamika perwujudan pancasila_sebagai_dasar_negara__pandangan
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

PELAKSANAAN PANCASILA

  • 1. PELAKSANAAN PANCASILA DALAM BEBERAPA ASPEK KEHIDUPAN DALAM ERA REFORMASI Nama : Akbar Hardiyanto NIM : 11.02.8057 Kelompok :A Program Studi : Pancasila Jurusan : D3-Manajemen Informatika Dosen : M Kalis Purwanto, Drs, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jln Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman Yogyakarta 0
  • 2. ABSTRAK Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia, Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya yang berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan. Langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila adalah perlu digalakkan kembali penanaman nilainilai Pancasila melalui proses pendidikan dan keteladanan. Perlu dimunculkan gerakan penyadaran agar berbagai aspek kehidupan khususnya ilmu ekonomi yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan ini dikembangkan ke arah ekonomi yang humanistik, bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan dan mendorong persaingan yang saling mematikan untuk memuaskan kepentingan sendiri, sehingga dapat mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia. 1
  • 3. DAFTAR ISI Abstrak ............................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................2 C. Tujuan .....................................................................................................2 D. Pendekatan .............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pancasila Pada Masa Reformasi ........................................ 3 B. Pelaksanaan Pancasila Dalam Bidang Ekonomi .................................... 4 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 7 Referensi ............................................................................................................ 8 2
  • 4. Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan. Sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan berbangsa dan bernegara yang implementasinya mewajibkan semua manusia Indonesia harus ber-ketuhanan. Karena keberadaan Tuhan melingkupi semua wujud dan sifat dari alam semesta ini, diharapkan manusia Indonesia dapat menyelaraskan diri dengan dirinya sendiri, dirinya dengan manusia-manusia lain di sekitarnya, dirinya dengan alam, dan dirinya dengan Tuhan. Keselarasan ini menjadi tanda dari mausia yang telah meningkat kesadarannya dari kesadaran rendah menjadi kesadaran manusia yang manusiawi. Pancasila, dalam konteks masyarakat bangsa yang plural dan dengan wilayah yang luas, harus dijabarkan untuk menjadi ideologi kebangsaan yang menjadi kerangka berpikir (the main of idea), kerangka bertindak (the main of action), dan dasar hukum (basic law) bagi segenap elemen bangsa. Namun, dalam kerangka pluralitas dan multikulturalisme tidak dinafikan dan dihalangi hidupnya ideologi kelompok yang sifatnya lebih terbatas selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai contoh, ideologi kelompok keagamaan (ormas), partai politik, dan etnonasionalisme kesukuan tetap dibiarkan hidup sebagai khasanah kekayaan bangsa dalam payung ideologi besar Pancasila. Hal ini, dimaksudkan untuk menghindari pemaksaan dan monopoli ideologi serta penafsiran tunggal. Pada hakikatnya, Pancasila juga terbuka pada pemikiran ideologi lainnya. Kecuali terhadap ideologi Komunisme yang nyata-nyata bertentangan dengan Pancasila harus tetap dilarang dan tidak boleh hidup di bumi Indonesia. 3
  • 5. Artinya Pancasila menjadi ajimat yang ampuh bagi rejim dalam mengambil segala bentuk keputusan, rakyat diharuskan tunduk pada legitimasi yang digunakan dengan melalui pengatasnamaan Pancasila, inilah di kemudian waktu menjadi permasalahan yang rumit. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan Pancasila pada masa era reformasi? 2. Bagaimana pelaksanaan Pancasila dalam bidang ekonomi? 3. Bagaimana pelaksanaan Pancasila dalam bidang politik dan hukum? C. Tujuan Makalah ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang ekonomi, politik, dan hukum pada masa era reformasi saat ini. D. Pendekatan BPUPKI terbentuk pada tanggal 29 April 1945. Adanya Badan ini memungkinkan bangsa Indonesia dapat mempersiapkan kemerdekaannya secara legal, untuk merumuskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara yang merdeka. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan bala tentara Jepang di Jawa). Badan penyelidik ini mengadakan sidang hanya dua kali. Sidang pertama tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, sedangkan sidang kedua 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945. Pada sidang pertama M. Yamin dan Soekarno mengusulkan tentang dasar negara, sedangkan Soepomo mengenai paham negara integralistik. Tindak lanjut untuk membahas mengenai dasar negara dibentuk panitia kecil atau panitia sembilan yang pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan Rancangan mukaddimah (pembukaan) Hukum Dasar, yang oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. 4
  • 6. Sidang kedua BPUPKI menentukan perumusan dasar negara yang akan merdeka sebagai hasil kesepakatan bersama. Anggota BPUPKI dalam masa sidang kedua ini ditambah enam anggota baru. Sidang lengkap BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil panitia kecil atau panitia sembilan yang disebut dengan piagam Jakarta. Di samping menerima hasil rumusan Panitia sembilan dibentuk juga panitia-panitia Hukum Dasar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok panitia perancang Hukum Dasar yakni: 1) Panitia Perancang Hukum Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno dengan anggota berjumlah 19 orang 2) Panitia Pembela Tanah Air dengan ketua Abikusno Tjokrosujoso beranggotakan 23 orang 3) Panitia ekonomi dan keuangan dengan ketua Moh. Hatta, bersama 23 orang anggota. Sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan menetapkan: menyusun Rancangan Hukum Dasar. Selanjutnya tanggal 14 Juli 1945 sidang BPUPKI mengesahkan naskah rumusan panitia sembilan yang dinamakan Piagam Jakarta sebagai Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar, dan pada tanggal 16 Juli 1945 menerima seluruh Rancangan Rumusan-rumusan Pancasila secara historis terbagi dalam tiga kelompok. 1. Rumusan Pancasila yang terdapat dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap pengusulan sebagai dasar negara Republik Indonesia. 2. Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sebagai dasar filsafat Negara Indonesia yang sangat erat hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan. 3. Beberapa rumusan dalam perubahan ketatanegaraan Indonesia selama belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. 5
  • 7. Bab II PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pancasila Pada Masa Reformasi Terlepas dari kenyataan yang ada, gerakan reformasi sebagai upaya memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia ini harus dibayar mahal, terutama yang berkaitan dengan dampak politik, ekonomi, sosial, dan terutama kemanusiaan. Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini guna meraih kekuasaan sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi perbenturan kepentingan politik. Berbagai gerakan muncul disertai dengan akibat tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Banyaknya korban jiwa dari anakanak bangsa dan rakyat kecil yang tidak berdosa merupakan dampak dari benturan kepentingan politik. Tragedi “amuk masa” di Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, serta daerah-daerah lainnya merupakan bukti mahalnya sebuah perubahan. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, nampak sekali bahwa bangsa Indonesia sudah berada di ambang krisis degradasi moral dan ancaman disintegrasi. Kondisi sosial politik ini diperburuk oleh kondisi ekonomi yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Sektor riil sudah tidak berdaya sebagaimana dapat dilihat dari banyaknya perusahaan maupun perbankan yang gulung tikar dan dengan sendirinya akan diikuti dengan pemutusan hubungan kerja (PHK). Jumlah pengangguran yang tinggi terus bertambah seiring dengan PHK sejumlah tenaga kerja potensial. Masyarakat kecil benar-benar menjerit karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi ini diperparah dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, serta harga bahan kebutuhan pokok lainnya. Upaya pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dengan menyediakan dana sosial belum dapat dikatakan efektif karena masih banyak terjadi penyimpangan dalam proses penyalurannya. Ironisnya kalangan elite politik dan pelaku politik seakan tidak peduli den bergaming akan jeritan kemanusiaan tersebut. Di balik keterpurukan tersebut, bangsa Indonesia masih memiliki suatu keyakinan bahwa krisis multidimensional itu dapat ditangani sehingga kehidupan 6
  • 8. masyarakat akan menjadi lebih baik. Apakah yang dasar keyakinan tersebut? Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti: (1) adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia; (2) adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal; (3) adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). B. Pelaksanaan Pancasila dalam Bidang Ekonomi Hampir semua pakar ekonomi Indonesia memiliki kesadaran akan pentingnya moralitas kemanusiaan dan ketuhanan sebagai landasan pembangunan ekonomi. Namun dalam praktiknya, mereka tidak mampu meyakinkan pemerintah akan konsep-konsep dan teori-teori yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Bahkan tidak sedikit pakar ekonomi Indonesia yang mengikuti pendapat atau pandangan pakar Barat (pakar IMF) tentang pembangunan ekonomi Indonesia. Pilar Sistem Ekonomi Pancasila meliputi: (1) ekonomika etik dan ekonomika humanistik (dasar), (2) nasional ekonomi dan demokrasi (cara/metode operasionalisasi), dan (3) ekonomi berkeadilan sosial (tujuan). Kontekstualisasi dan implementasi Pancasila dalam bidang ekonomi cukup dikaitkan dengan pilarpilar di atas dan juga dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang harus dipecahkan oleh sistem ekonomi apapun. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah: (a) Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlahnya; (b) Bagaimana pola atau cara memproduksi barang dan jasa itu, dan (c) Untuk siapa barang tersebut dihasilkan, dan bagaimana mendistribusikan barang tersebut ke masyarakat. Langkah yang perlu dilakukan adalah perlu digalakkan kembali penanaman nilai-nilai Pancasila melalui proses pendidikan dan keteladanan. Perlu dimunculkan gerakan penyadaran agar ilmu ekonomi ini dikembangkan ke arah ekonomi yang humanistik, bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan dan mendorong persaingan yang saling mematikan untuk memuaskan kepentingan sendiri. Ini dilakukan guna mengimbangi ajaran yang mengedepankan kepentingan pribadi, yang melahirkan manusia sebagai manusia ekonomi (homo 7
  • 9. ekonomikus), telah melepaskan manusia dari fitrahnya sebagai makhluk sosial (homo socius), dan makhluk beretika (homo ethicus). Relevankah Ekonomi Pancasila dalam memperkuat peranan ekonomi rakyat dan ekonomi negara di era global (isme) kontemporer? Mereka skeptis, bukankah sistem ekonomi kita sudah mapan, makro-ekonomi sudah stabil dengan indikator rendahnya inflasi (di bawah 5%), stabilnya rupiah (Rp 8.500,-), menurunnya suku bunga (di bawah 10%). Lalu, apakah tidak mengada-ada bicara sistem ekonomi dari ideologi yang pernah “tercoreng”, dan tidak nampak wujudnya, tidak realistis, dan utopis? Mereka ini begitu yakin bahwa masalah ekonomi (krisis 97) adalah karena “salah urus” dan bukannya “salah sistem”, apalagi dikait-kaitkan dengan “salah ideologi” atau “salah teori” ekonomi. Tidak dapat disangkal, KKN yang ikut memberi sumbangan besar bagi keterpurukan ekonomi bangsa ini. Namun, krisis di Indonesia juga tidak terlepas dari berkembangnya paham kapitalisme disertai penerapan liberalisme ekonomi yang “kebablasan”. Akibatnya, kebijakan, program, dan kegiatan ekonomi banyak dipengaruhi paham (ideologi), moral, dan teori-teori kapitalisme-liberal. Di sinilah relevansi Ekonomi Pancasila, sebagai “media” untuk mengenali (detector) bekerjanya paham dan moral ekonomi yang berciri neo-liberal Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari negara kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Pembangunan politik memiliki dimensi yang strategis karena hampir semua kebijakan publik tidak dapat dipisahkan dari keberhasilannya. Tidak jarang kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah mengecewakan sebagian besar masyarakat. Beberapa penyebab kekecewaan masyarakat, antara lain: (1) kebijakan hanya dibangun atas dasar kepentingan politik tertentu, (2) kepentingan masyarakat kurang mendapat perhatian, (3) pemerintah dan elite politik kurang berpihak kepada masyarakat, (4) adanya tujuan tertentu untuk melanggengkan kekuasaan elite politik. Keberhasilan pembangunan politik bukan hanya dilihat atau diukur dar terlaksananya pemilihan umum (pemilu) dan terbentuknya lembaga-lembaga demokratis seperti MPR, Presiden, DPR, dan DPRD, melainkan harus diukur dari 8
  • 10. kemampuan dan kedewasaan rakyat dalam berpolitik. Persoalan terakhirlah yang harus menjadi prioritas pembangunan bidang politik. Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa manusia adalah subjek negara dan karena itu pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Namun, cita-cita ini sulit diwujudkan karena tidak ada kemauan dari elite politik sebagai pemegang kebijakan publik dan kegagalan pembangunan bidang politik selama ini. Pembangunan politik semakin tidak jelas arahnya, manakala pembangunan bidang hukum mengalami kegagalan. Penyelewengan-penyelewengan yang terjadi tidak dapat ditegakkan oleh hukum. Hukum yang berlaku hanya sebagai simbol tanpa memiliki makna yang berarti bagi kepentingan rakyat banyak. Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik juga belum dapat direalisasikan sebagaimana yang dicita-citakan. Oleh karena itu, perlu analisis ulang untuk menentukan paradigma yang benar-benar sesuai dan dapat dilaksanakan secara tegas dan konsekuen. Pancasila sebagai paradigma pambangunan politik dan hukum kiranya tidak perlu dipertentangkan lagi. Bagaimanakah melaksanakan paradigma tersebut dalam praksisnya? Inilah persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan politik dan hukum di masa-masa mendatang. Apabila dianalisis, kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa persoalan seperti: 1. Tidak jelasnya paradigma pembangunan politik dan hukum karena tidak adanya blue print. 2. Penggunaan Pancasila sebagai paradigma pembangunan masih bersifat parsial. 3. Kurang berpihak pada hakikat pembangunan politik dan hukum. Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa implikasi yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia. Pembangunan bidang ini boleh dikatakan telah gagal mendidik masyarakat agar mampu berpolitik secara cantik dan etis karena lebih menekankan pada upaya membangun dan mempertahankan kekuasaan. Implikasi yang paling nyata dapat dilihat dalam pembangunan bidang hukum serta pertahanan dan keamanan. 9
  • 11. Pembangunan bidang hukum yang didasarkan pada nilai-nilai moral (kemanusiaan) baru sebatas pada tataran filosofis dan konseptual. Hukum nasional yang telah dikembangkan secara rasional dan realistis tidak pernah dapat direalisasikan karena setiap upaya penegakan hukum selalu dipengaruhi oleh keputusan politik. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila pembangunan bidang hukum dikatakan telah mengalami kegagalan. Sementara, pembangunan bidang pertahanan dan keamanan juga telah menyimpang dari hakikat sistem pertahanan yang ingin dikembangkan seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri republik tercinta ini. Pembangunan pertahanan dan keamanan lebih diarahkan untuk kepentingan politik, terutama guna mempertahankan kekuasaan. 10
  • 12. Bab III PENUTUP A. Kesimpulan Pancasila sebagai warisan bangsa dapat digolongkan sebagai budaya sebab kompleksitas masyarakat Indonesia pada dasarnya dibangun selaras paham-paham dalam Pancasila. Dalam budaya Pancasila, dianut dan dikembangkan sikap kekeluargaan yang dilandasi oleh semangat kebersamaan, kesediaan untuk saling mengingatkan, saling mengerti dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan golongan. Budaya ini sudah terbukti mampu membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaan, menggalang persatuan dan kesatuan, dan mendorong pembangunan. Keberhasilantersebut dapat terwujud sebab potensi konflik akibat perbedaan budaya tidak bisa hidup dalam Pancasila. Sebaliknya, budaya Pancasila itu terus menerus diperbaharui lewat pengalaman hidup bernegara dan bermasyarakat sehingga ia bisa mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai mosaik budaya etnis yang ada di bumi Nusantara. Sungguh suatu interaksi budaya yang dua arah dan dinamis. Memahami peranan Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama, dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan, dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apalagi manakala dikaji perkembangannya secara konstitusional selama lebih dari 55 tahun terakhir ini dihadapkan pada situasi yang tidak kondusifsehingga kredibilitasnya menjadi diragukan, diperdebatkan, baik dalam wacana politis maupun akademis. Hal ini diperparah oleh minimal dua hal, ialah: pertama, penerapan Pancasila yang dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar filosofinya sebagai dasar negara; dan kedua, krisis multi dimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak 1998 yang diikuti oleh fenomena disintegrasi bangsa. 11
  • 13. REFERENSI Noor Ms Bakry. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Penerbit: Liberty, Yogyakarta. Drs. Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaran. Penerbit: Paradigma, Yogyakarta. Dahlan Thaib, SH. Msi. Pncasila Yuridis Ketatanegaran. www.google.com www.wikipedia.com http://vivixtopz.wordpress.com 12