Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dan hemoglobin berkurang, menyebabkan oksigen yang ditransportasikan ke jaringan juga berkurang. Penyebabnya antara lain kehilangan darah, kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat, atau kerusakan sumsum tulang. Gejalanya bervariasi dari pucat, lemas, sampai sesak nafas. Penanganannya meliputi transfusi darah, suplemen zat besi, dan meningkatkan giz
1. ANEMIA
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 1999).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3
darah atau kurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100 ml darah.
2. Penyebab
Kehilangan darah karena kecelakaan operasi, perdarahan usus, ulkus peptikum,
haemorhoid, karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah merah dan terhentinya
pembuat sel darah merah oleh sum-sum tulang (kerusakan sum-sum tulang).
3. Jenis anemia sesuai dengan penyebabnya :
a. Anemia pasca perdarahan
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang masif seperti kecelakaan, operasi, dan
perdarahan yang menahun.
b. Anemia defisiensi besi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah juga karena pada
kekurangan gizi.
c. Anemia aplastik
2. Diakibatkan oleh karena rusaknya sum-sum tulang, gangguan berupa
berkurangnya sel darah dalam darah tepi sebagai akibat terhentinya pembentukan sel
hemopoetik dalam sum-sum tulang.
d. Anemia megaloblastik
Penyebabnya antara lain karena : defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat.
Kehilangan darah yang mendadak 30 % atau lebih dapat menimbulkan gejala antara
lain : gelisah, keringat dingin, pucat, lemas dan sesak nafas. Tindakan yang diberikan
untuk menanggulangi, diberikan ferro sulfat atau zat besi, transfusi darah, plasma
dalam keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang
tersedia.
4. Fisiologi
Volume darah secara keseluruhan, kira-kira merupakan satu per dua belas berat
badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan (serum) sedangkan 45
% lainnya terdiri dari sel darah, serum darah, dan plasma darah. Dalam 91,1 persen
terdapat protein 8,0 persen, yang terdiri dari albumin, globulin, prothrombin, dan
fibrinogen, mineral 0,9 persen yang terdiri dari natrium chlorida, fosfor, natrium
bicarbonat, garam dari calcium magnesium dan besi lainnya, sisanya diisi oleh sejumlah
bahan organik yaitu glukose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, cholesterol, dan asam
amino, sedangkan sel darah terdiri dari tiga jenis, yaitu : eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Fungsi darah :
Darah bekerja sebagai sistem transport dari tubuh untuk mengantarkan semua
bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan tubuh.
a. Fungsi sel darah merah
3. Mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari dioksida.
b. Fungsi sel darah putih
Menyediakan banyak bahan pelindung dan karena gerakan fagositosis dari beberapa
sel maka melindungi tubuh terhadap serangan bakteri.
c. Fungsi plasma
Membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan, menyegarkan cairan
jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya dan
sebagai kendaraan sebagai pengangkut bahan buangan ke berbagai eksretorik untuk
dibuang.
d. Fungsi pembentukan darah
Adalah penting dalam pengumpulan darah, pengumpulan darah adalah suatu proses
yang majemuk dan berbagai faktor untuk melaksanakannya. Sebagaimana diketahui
bahwa trimbin adalah alat untuk mengubah fibrinofen menjadi fibrin, trombin tidak
ada di dalam darah normal yang masih ada di dalam pembuluh darah tetapi yang ada
hanyalah protrombin yang kemudian diubah menjadi zat aktif trombin oleh kerja
trombokinase. Trombokinase adalah zat penggerak yang dilepaskan ke darah ke
tempat yang luka diduga terutama trombokinase terbentuk karena terjadi kerusakan
pada trombosit yang selama ada garam. Calsium dalam darah akan mengubah
protrombin menjadi trombin sehingga terjadi pembekuan darah.
5. Gambaran klinis
Pada penyakit anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit
oksigen yang dikirim ke jaringan. Kehilangan darah mendadak 30 % atau lebih seperti
4. pada perdarahan menimbulkan anemia ringan adalah gelisah, keringat dingin, sesak nafas
dan pucat.
Pada anemia berat dapat terjadi kolaps paru dan kadang-kadang terjadi shock yang
menyebabkan payah jantung, karena otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat
menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat. Sesak nafas dan cepat
lelah merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen. Sakit kepala, kelemahan
otot dan pucat, gejala lain yang timbul terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala
atau tanda nausea, anoreksia, konstipasi. Hal diatas dapat juga disebabkan karena anemia
defisiensi besi, defisiensi asam folat, anemia aplastik oleh karena rusaknya sumsum
tulang.
6. Patofisiologi
Perdarahan dapat terjadi bersifat lokal dan sistemik. Pada perdarahan lokal dan kecil
biasanya tidak penting kecualli mengenai bagian yang sangat penting sehingga dapat
menimbulkan kematian, perdarahan pada otak menyebabkan substansi pada otak dan
mengganggu fungsi otak.
Suatu mekanisme dari tubuh bila terjadi perdarahan ialah berupa kontraksi pada
tempat pembuluh darah robek, yaitu usaha tubuh untuk mencegah yang lebih banyak
selain itu, trombosit dan jaringan membentuk zat agar terjadi pembekuan darah.
7. Komplikasi
Komplikasi dari anemia, antara lain;
Syok kardiogenik
Pembesaran jantung
5. 8. Penatalaksanaan
Bila terjadi perdarahan mendadak dimana keluarnya darah sekitar 15 – 20 % atau
lebih, tindakan yang diberikan adalah transfusi darah. Pemberian plasma (plasma
ekspander/plasma substitute) dalam keadaan darurat, pemberian cairan intravena atau
cairan infus apa saja yang tersedia.
Perawatan tirah baring/istirahat dan kepada pasien diberikan makanan yang
mengandung gizi tinggi, serta dukungan bagi klien dan kebutuhan untuk memberikan
informasi dan bimbingan mengenai keadaan pengobatan dan perawatan anemia.