3. PENDAHULUAN
Seringkali orang menyimpan & menghemat sejumlah
energi untuk meningkatkan atau mempertahankan
kesehatannya.
Penghematan atau penyimpanan energi dilakukan
dengan cara istrahat atau tidur
Pada umumnya orang yang menderita sakit
membutuhkan lebih banyak istrahat & tidur
4. PENGERTIAN
ISTRAHAT
istrahat dikonotasikan dengan status aktivitas
tubuh dalam keadaan menurun.
Istrahat digambarkan dengan keadaan tenang,
rilex tanpa ada tekanan emosi & terbebas dari
rasa takut atau cemas.
Berdasarkan gambaran ini, maka istrahat tidak
selalu dipersepsikan dengan keadaan tanpa
aktivitas, karena kenyataannya orang yang
melakukan aktivitas yang “restfull”, Contoh :
rekreasi, menari dll, sebagai hasil dari istrahat
adalah tubuh menjadi segar.
5. KARAKTERISTIK ISTRAHAT
Merasakan bahwa segala sesuatu
dapat diatasi
Merasa diterima
Mengetahui apa yang sedang terjadi
Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
Mempunyai sejumlah kepuasan
terhadap aktivitas yang mempunyai
tujuan
Mengetahui adanya bantuan sewaktu
memerlukan
6. KEBUTUHAN TIDUR
Kebutuhan tidur manusia
Umur
Tingkat
perkembangan
Jumlah
kebutuhan tidur
0 – 1 bulan
Bayi baru lahir
14-18 jam/hr
1 – 18 bulan
Masa bayi
12-14 jam/hr
18 bln-3 tahun
Masa anak
11-12 jam/hr
3 – 6 tahun
Masa prasekolah
11 jam/hr
6 – 12 tahun
Masa sekolah
10 jam/hr
12-18 tahun
Masa remaja
8,5 jam/hr
18-40 tahun
Masa dewasa
7-8 jam/hr
40-60 tahun
Masa mudah paru 7 jam/hr
baya
60 tahun keatas
Masa dewasa tua
6 jam/hr
7. PENGERTIAN
TIDUR
Maslow (1970), tidur merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia.
Secara historis, tidur dikaitkan dengan status
tidak sadar. Lalu definisi ini berkembang
bahwa tidur sebagai keadaan seseorang yang
sadar diikuti dengan penurunan persepsi
&reaksi terhadap stimulus lingkungan.
Haiter (1980) aktivitas fisik yang minimal,
sadar, terjadi perubahan proses fisiologi
tubuh & menurunnya respon terhadap stimulus
eksternal.
8. FUNGSI TIDUR BIASANYA DIKAITKAN
DENGAN
ISTILAH
PROTEKSI
&
YANG SERING
RESTORASI.
DITEMUKAN
DALAM MASYARAKAT
“erything will look better after a good night’s sleep”.
Hal ini didasari dengan :
tidur
mengembalikan
kesegaran
fisik,
menurunkan
stress
&
kecemasan
serta
mengembalikan
kemampuan
berkonsentrasi
dalam
menghadapi masalah &
9. FISIOLOGI TIDUR
Pusat pengaturan siklus tidur secara alam berada
pada batang otak yaitu sistem aktivasi retikular (
reticular Activatingsystem/RAS) & region sinkronisasi
bulbaris ( bulbar synchronizing region/BSR)
Formasi retikularis ini bergerak melalui medula
obongata, pons, otak tengah ke hipotalamus.
Selama tidur tubuh mengirimkan stimulus yang
rendah baik dari kortex serebri maupun perifer &
individu akan bangun jika stimulus-stimulus ini
ditingkatkan
RAS digambarkan dengan status tubuh yang sadar &
menerima
input
sensorik
seperti
stimulus
visual, pendengaran, nyeri & perabaan. Stimulus inilah
yang mempertahankan seseorang tetap bangun &
sadar.
10. Formasi retikular ini memungkinkan pengaturan
aktivitas volunter & reflex
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat aktivasi
involunter, salah satunya tidur & bangun.
Kerusakan pada hipotalamus menyebabkan
seseorang tidur dalam waktu yang abnormal
Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada
waktu tidur adalah denyut nadi menurun,
tekanan darah arteri menurun, dilatasi
pembuluh
dara
perifer,
kadang-kadang
meningkatkan aktivitas traktus gastrointestinal,
relaksasi otot skeletal & menurunkan kec.
Metabolisme basalis sebanyak 10%-30%.
11. TAHAP
– TAHAP TIDUR
1.
Tidur gelombang lambat (slow wave
sleep/
nonrapid
eye
movement
(NREM)
1.
Tidur paradoks/
movement (REM)
tidur
rapid
eye
Tahap ini telah diselidiki melalui alat :
EEG, EOG (elektrookulografi), EMG
(elektromiografi)
12. TAHAP NREM ADA 4 TAHAP
Tahap I
tahap ini adalah tahap transisi antara bangun & tidur
dengan
ciri
rileks,
masih
sadardengan
lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari
samping kesamping, frekuensi nadi & napas sedikit
menurun serta dapat bangun segera selama tahap ini
berlangsung sekitar 5 menit.
Tahap II
merupakan tahap tidur ringan & proses tubuh terus
menerus dgn ciri : mata pada umumnya menetap, denyut
jantung
&
frek
napas
menurun,
suhu
menurun, metabolisme menurun serta berlangsung
pendek & berakhir 10 – 15 menit.
Tahap III
merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi
napas, &proses tubuh lainnya lambat, hal ini disebabkan
oleh adanya dominaasi sistem saraf parasimpatis
sehingga sulit untuk bangun.
Tahap IV
Merupakan tahap tidur dengan ciri : kec jantung & napas
menurun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola
mata cepat, sekresi lambung menurun, & tonus otot
menurun.
13. TAHAP REM
Ciri tidur REM adalah sbb :
1.
Biasanya disertai mimpi aktif
2.
Lebih sulit dbangunkan daripada selama tidur
nyenyak NREM
3.
Tonus otot selama tidur nyenyak sangat
tertekan, menunjukka inhibisi kuat proyeksi spinal
atas sistem pengaktivasi retikularis
4.
Frek jantung & pernapasan menjadi tidak teratur
5.
Pada otot perifer, terjadi beberapa gerakan otot
yang tidak teratur
6.
Mata cepat tertutup & terbuka, nadi cepat &
irreguler, TD meningkat, sekresi gaster meningkat
& metabolisme meningkat.
7.
Tidur
ini
penting
untuk
keseimbangan
mental, emosi, jg berperan dlm belajar, memori, &
adaptasi.
14. SIKLUS TIDUR
Siklus tidur yang normal terjadi jika individu
melalui seluruh tahap NREM, lalu individu akan
kembali ke tahap III & II sebelum individu masuk
ke tahap I lalu bangun, individu tersebut akan
masuk ke tahap REM.
Setelah tahap REM individu akan meneruskan
siklus tidurnya dengan masuk kembali ke tahap
II dari NREM & selanjutnya.
Jika individu bangun pada tahap kapanpun maka
proses akan dimulai kembali dari NREM tahap I
16. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TIDUR
1.
Tingkat perkembangan, siklus tidur bangun bervariasi
pada tiap tingkat usia
2.
Aktivitas fisik, kelelahan meningkatkan REM & NREM
3.
Stress psikologi, sakit & situasi yang menyebabkan
stress psikologi cenderung mengganggu tidur baik
kesulitan dalam memenuhi jumlah jam tidur yang
dibutuhkan maupun menurunkan prosentase dari REM
4.
Motivasi, keputusan untuk tetap terjaga & sadar
membantu seseorang untuk menghindari kantuk & tidur
5.
Diet , Asam amino L-tryptophan bereaksi memudahkan
individu untuk tidur. Protein ini mencegah pengeluaran
serotonin contoh: susu,Ice cream & keju.
17. 6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Alkohol, pada jumlah yang sedikit dapat memudahkan
orang untuk tidur, tapi dalam jumlah banyak dapat
mengurangi lamanya REMdan fase delta.
Kafein, bekerja dalam SSP,untuk kebanyakan orang
kafein mempengaruhi kemudahan tidur seseorang.
Rokok, nikotin merupakan stimulan yang membuat
sesorang sulit tidur & mudah terbangun.
Faktor lingkungan, kebanyakan orang lebih nyaman
tidur dirumah sendiri.
Gaya hidup, berbagai gaya hidup mempengaruhi tidur
individu diantaranya pola kerja, aktivitas seharihari, lamanya waktu menonton TV.
Kondisi fisik, keadaan sakit berpengaruh baik fisiologi
maupun psikologis. Keadaan ini berpengaruh langsung
pada tidur individu. Contoh : seseorang yang menderita
ulkus peptikum biasanya bangun pada malam hari
karena merasa nyeri. Hal ini terjadi karena sekresi
gastrik meningkat pada waktu REM. Umumnya mereka
memakan makanan untuk menetralisir asam lambung.
Medikasi, banyak obat2an yang mempengaruhi tidur
seseorang,
umumnya
gol
barbiturat, amphetamin, antidepresan.
18. PENYAKIT-PENYAKIT YANG UMUM TERJADI
Masalah tidur terbagi 2 yaitu :
1.
2.
Primer, jika gangguan tidur menjadi
keluhan utama. Termasuk didalamnya
yaitu
:
insomnia,
hipersomnia,
parasomnia,
enuresis,
mengigau,
narkolepsi & sleep apnea.
Sekunder, jika keluhan tidur terjadi
karena penyakit klinik lainnya, Co : nyeri
menyebabkan terjadinya sleep deprivasi.
19. PENGKAJIAN PERAWATAN
Riwayat perawatan mengenai istrahat
& tidur harus bersifat komprehensif.
Pengkajian meliputi pola tidur –
Bangun, efek tidur dalam melakukan
fungsi sehari – hari, hal - hal untuk
dapat tidur nyenyak, masalah-masalah
tidur yang dialami & faktor-faktor lain
yang berkontribusi didlmnya.
20. PENGKAJIAN FISIK
Untuk menilai kualitas tidur klien
seperti
letargi, lelah, lemah, pembengkak
an pada palpebra, mata merah &
berbicaradengan lemah. Perlu jg
dicatat karakteristik tubuh yang
mungkin
meningkatkan
masalah
tidur seperti obesitas, deviasi
septum nasal.
“snoring” biasanya disebabkan oleh
adanya obstruksi jalan udara
antara hidung & mulut.
21. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pola tidur dapat berupa
insomnia, Hipersomnia, parasomnia
, sleep deprivasi, dan perubahan
pola tidur bangun. Masalah ini
dapat disebabkan oleh keadaan
tidak
nyaman
fisik
:
nyeri, emosional, stress & cemas
perubahan
kebiasaan
atau
lingkungan,
gangguan
irama
sirkadian,
latihan
berlebihan
sebelum
tidur,
efek
obat
(kafein,
nikotin,
alkohol.
Ketergantungan obat) & gejala
22. Sebagai etiologi ggn pola tidur dapat
menyebabkan masalah sbb:
Cemas b/d sulit untuk tidur
Intoleransi aktifitas b/d sleep deprivasi
Koping tidak adekuat
b/d insomnia ;
insufisiensi kualitas & kuantitas tidur.
potensial
injuri
b/d
somnambulisme, narkolepsi
kurang
pengetahuan
b/d
miskonsepsi
, keterbatasan kognitif.
Cemas b/d enuresis noktural
Potensial ggn proses berfikir b/d insomnia
yg lama, sleep deprivasi.
23. PERENCANAAN
Tidur & istrahat merupakan komponen hidup yang
esensial, maka perencanaan asuhan keperawatan pada
klien yang dirawat meliputi upaya-upaya yang mendorong
klien memperoleh tidur & istrahat yang adekuat.
Adapun
tujuan
dari
rencana
perawatan adalah :
o Klien mampu mempertahankan pola tidur-bangun yang
adekuat.
o
Mendemonstrasikan prilaku perawatan diri
meningkatkan keseimbangan istrahat & bekerja.
yang
24. IMPLEMENTASI
1.
Menyiapkan lingkungan yang rest full
2.
Memfasilitasi & meningkatkan aktifitas yang
meningkatkan tidur
3.
Membantu meninkatkan relaksasi
4.
Meningkatkan kenyamanan
5.
Meningkatkan pola tidur-bangun
6.
Melakukan penjadwalan kegiatan yang tidak
mengganggu tidur
7.
Melakukan kolaborasi dalam medikasi
8.
Mengajarkan klien mengenai istrahat & tidur
EVALUASI
Dilakukan setelah kegiatan dilakukan