SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 5
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERHIMPUNAN KLINIK DAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER INDONESIA (PKFI)
MUKADIMAH
Melalui serangkaian pertemuan, curah pendapat dan diskusi, terbentuklah wacana diantara para
dokter, pakar ilmu kesehatan masyarakat, pakar kedokteran pencegahan dan pakar kedokteran
komunitas, pakar kesehatan masyarakat, pakar kedokteran keluarga, serta para penanggungjawab
Klinik dan Balai pengobatan di Indonesia yang bertujuan untuk menyamakan visi, misi, persepsi dan
aspirasi perihal terselenggaranya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Perorangan yang tercapai
(accessible), terjangkau (affordable), dan bermutu (qualified) sehingga menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia yang setinggi-tingginya, maka dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi
serta dengan memohon limpahan rahmat dan ridha dari Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 14 Mei
2008 di Surabaya, terbentuklah Perhimpunan Klinik Medis Indonesia (PKMI), yang kemudian pada
Musyawarah Nasional Perhimpunan Klinik Medis Indonesia di Jakarta disepakati menjadi
Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI), dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR
PERHIMPUNAN KLINIK DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
INDONESIA (PKFI)
BAB I
NAMA , RUANG LINGKUP , TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 1
Nama
(1) Perkumpulan ini bernama Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Indonesia, disingkat PKFI.
(2) Dalam hubungan Internasional dipakai nama Indonesian Association of Clinics and
Primary Health Care Facilities disingkat IACP.
Pasal 2
Ruang Lingkup
(1) Klinik terdiri dari Klinik Pratama dan Klinik Utama yang merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan, yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan, yang menyediakan
pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis
tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
(2) Fasilitas Kesehatan Primer terdiri dari Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat sertaPraktek Mandiri Dokter
Pelayanan Kesehatan Primer.
Pasal 3
Tempat Kedudukan dan Waktu
(1) PKFI didirikan pada tanggal 22 September 2008 di Surabaya, untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan.
(2) Pengurus Pusat PKFI berkedudukan di Ibukota Negara.
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 4
Azas
PKFI berazaskan Pancasila dan berlandaskan Undang Undang Dasar 1945.
Pasal 5
Tujuan
(1) Menghimpun serta memadukan klinik, fasilitas pelayanan kesehatan primer dan praktek
dokter mandiri perorangan di Indonesia, dengan menghormati kedaulatan masing-
masing.
(2) Mengupayakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang mudah dicapai, terjangkau dan bermutu.
(3) Membela dan memperjuangkan kepentingan klinik dan kepentingan fasilitas pelayanan
kesehatan primer sebagai suatu lembaga dan upaya pelayanan kesehatan dalam hal
kesejahteraan, perlindungan hukum dan regulasi.
BAB III
USAHA
Pasal 6
Untuk mencapai tujuan perhimpunan, PKFI melakukan usaha :
(1) Menggalang, memadukan dan mempererat hubungan antar klinik dan antar fasilitas
pelayanan kesehatan primer termasuk praktek mandiri dokter perorangan sehingga saling
mendukung dan menunjang, untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
baik.
(2) Membina hubungan dengan Pemerintah dan Institusi serta pemangku kepentingan
(stakeholders) lainnya.
(3) Menyelenggarakan upaya-upaya untuk peningkatan mutu pelayanan klinik dan fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
(4) Mengadakan kegiatan lain yang sah untuk mencapai tujuan organisasi.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Keanggotaan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia terdiri
dari:
(1) Anggota Biasa, yaitu Klinik Pratama, Klinik Utama, Puskesmas dan Praktek Mandiri Dokter
Pelayanan Kesehatan Primer.
(2) Anggota Luar Biasa, yaitu perorangan yang mempunyai minat yang besar dan pengetahuan
yang cukup tentang klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan primer.
(3) Anggota Kehormatan, yaitu lembaga atau perorangan yang berjasa besar dalam
pengembangan organisasi PKFI.
BAB V
ORGANISASI
Pasal 8
Struktur Organisasi
(1) Organisasi PKFI terdiri dari Badan Legislatif, Badan Eksekutif dan Badan atau Panitia
Khusus.
(2) Badan Legislatif adalah Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Rapat Anggota
dan Rapat Kerja.
(3) Badan Eksekutif adalah Pengurus Perhimpunan, ditingkat Pusat adalah Pengurus Pusat
(PP-PKFI), ditingkat Propinsi adalah Pengurus Wilayah (PW-PKFI), dan ditingkat
Kabupaten/Kota adalah Pengurus Cabang (PC-PKFI), dengan masa bakti 5 (lima) tahun.
(4) Badan Khusus atau Panitia Khusus adalah badan atau panitia yang dibentuk oleh Badan
Legislatif atau Badan Eksekutif untuk suatu kepentingan tertentu dan untuk jangka waktu
tertentu.
Pasal 9
Struktur Kepemimpinan
(1) Organisasi PKFI terdiri dari Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang.
(2) Pengurus Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi yang bertanggung jawab untuk dan atas
nama organisasi.
Pasal 10
Kekuasaan
(1) Kekuasaan organisasi berada pada Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, dan
Rapat Anggota Cabang, sesuai dengan tingkatannya.
(2) Kekuasaan tertinggi organisasi ada pada Musyawarah Nasional (Munas).
(3) Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Rapat Anggota Cabang diadakan setiap 5
(lima) tahun.
(4) Musyawarah Nasional mengesahkan AD-ART organisasi, memilih dan menetapkan
Pengurus Pusat dan merumuskan serta menetapkan arah dan kebijakan organisasi.
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 11
Pendanaan dan keuangan organisasi diperoleh dari:
(1) Uang pangkal,
(2) Iuran anggota,
(3) Usaha-usaha organisasi,
(4) Sumbangan dan pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 12
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKFI hanya dapat dilakukan oleh
Musyawarah Nasional.
BAB VIII
PEMBUBARAN
Pasal 13
(1) Pembubaran organisasi PKFI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional PKFI
yang khusus diadakan untuk keperluan itu.
(2) Musyawarah Nasional dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota biasa dan luar biasa.
(3) Pembubaran dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir.
(4) Musyawarah Nasional dimaksud pada ayat(1) menetapkan dan mengatur harta kekayaan
milik organisasi.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 14

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanAnggit T A W
 
Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...
Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...
Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...yusefendy80
 
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanPerda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanSuwondo Chan
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPA_Klaten
 
Pma nomor 6 tahun 2016
Pma nomor 6 tahun 2016Pma nomor 6 tahun 2016
Pma nomor 6 tahun 2016fskd jatim
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludapotek agam farma
 
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupPerdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupari saridjo
 
ESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaStiunus Esap
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSYudhi Aldriand
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialDewi Kartika
 
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa AdatPerda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adathasanadjo
 
Sk No. 13 tahun 2017
Sk No. 13 tahun 2017Sk No. 13 tahun 2017
Sk No. 13 tahun 2017Kang Margino
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013IdnJournal
 
Pma nomor 56 tahun 2015
Pma nomor 56 tahun 2015Pma nomor 56 tahun 2015
Pma nomor 56 tahun 2015fskd jatim
 

La actualidad más candente (19)

Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
 
2 dinkes edit
2 dinkes edit2 dinkes edit
2 dinkes edit
 
Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...
Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...
Peraturan gubernur aceh no 127 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisa...
 
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanPerda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
 
Pma nomor 6 tahun 2016
Pma nomor 6 tahun 2016Pma nomor 6 tahun 2016
Pma nomor 6 tahun 2016
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud blud
 
Tantangan dan peluang rs blu
Tantangan dan peluang rs bluTantangan dan peluang rs blu
Tantangan dan peluang rs blu
 
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupPerdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
 
Laporan KKL IMRON STAI AL-ANDINA
Laporan KKL IMRON STAI AL-ANDINALaporan KKL IMRON STAI AL-ANDINA
Laporan KKL IMRON STAI AL-ANDINA
 
ESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluarga
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
 
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa AdatPerda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
 
Sk No. 13 tahun 2017
Sk No. 13 tahun 2017Sk No. 13 tahun 2017
Sk No. 13 tahun 2017
 
PERDA BAKORLUH JABAR
PERDA BAKORLUH JABARPERDA BAKORLUH JABAR
PERDA BAKORLUH JABAR
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013
 
Pma nomor 56 tahun 2015
Pma nomor 56 tahun 2015Pma nomor 56 tahun 2015
Pma nomor 56 tahun 2015
 
3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial
3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial
3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial
 

Destacado

Los edublogs y sus usos en el aula
Los edublogs y sus usos en el aulaLos edublogs y sus usos en el aula
Los edublogs y sus usos en el aulaBiurbys
 
Use, Develop, Challenge David Martin
Use, Develop, Challenge   David MartinUse, Develop, Challenge   David Martin
Use, Develop, Challenge David MartinDave M
 
Mobile video push charger
Mobile video push chargerMobile video push charger
Mobile video push chargerVartika Manasvi
 
Kelas iii sd pkn_purwanto
Kelas iii sd pkn_purwantoKelas iii sd pkn_purwanto
Kelas iii sd pkn_purwantow0nd0
 

Destacado (7)

Los edublogs y sus usos en el aula
Los edublogs y sus usos en el aulaLos edublogs y sus usos en el aula
Los edublogs y sus usos en el aula
 
Use, Develop, Challenge David Martin
Use, Develop, Challenge   David MartinUse, Develop, Challenge   David Martin
Use, Develop, Challenge David Martin
 
Mobile video push charger
Mobile video push chargerMobile video push charger
Mobile video push charger
 
Topspeed7
Topspeed7Topspeed7
Topspeed7
 
Kelas iii sd pkn_purwanto
Kelas iii sd pkn_purwantoKelas iii sd pkn_purwanto
Kelas iii sd pkn_purwanto
 
pembangunan negara dan bangsa
pembangunan negara dan bangsapembangunan negara dan bangsa
pembangunan negara dan bangsa
 
Projecto Desafios
Projecto DesafiosProjecto Desafios
Projecto Desafios
 

Similar a Anggaran dasar dan anggaran rumah tangg1

Similar a Anggaran dasar dan anggaran rumah tangg1 (20)

Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
 
AD ART PDUI
AD ART PDUIAD ART PDUI
AD ART PDUI
 
AD ART IPeKB 2023.pdf
AD ART IPeKB 2023.pdfAD ART IPeKB 2023.pdf
AD ART IPeKB 2023.pdf
 
293511972 organisasi-profesi
293511972 organisasi-profesi293511972 organisasi-profesi
293511972 organisasi-profesi
 
Tugas kelompok ii (peran peran organisasi frofesi dalam menetapkan standar p...
Tugas kelompok ii (peran  peran organisasi frofesi dalam menetapkan standar p...Tugas kelompok ii (peran  peran organisasi frofesi dalam menetapkan standar p...
Tugas kelompok ii (peran peran organisasi frofesi dalam menetapkan standar p...
 
Ad art himpunan perawat manajer indonesia
Ad art himpunan perawat manajer  indonesiaAd art himpunan perawat manajer  indonesia
Ad art himpunan perawat manajer indonesia
 
Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi KeperawatanOrganisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi Keperawatan
 
Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi KeperawatanOrganisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi Keperawatan
 
Kelompok 1 komite etik
Kelompok 1 komite etikKelompok 1 komite etik
Kelompok 1 komite etik
 
3.3. adart ikatan alumni hsq
3.3. adart ikatan alumni hsq3.3. adart ikatan alumni hsq
3.3. adart ikatan alumni hsq
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
Uu 29 2004
 
AD ART IPeKB 2012.pdf
AD ART IPeKB 2012.pdfAD ART IPeKB 2012.pdf
AD ART IPeKB 2012.pdf
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
Uu 29 2004
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
Uu 29 2004
 
Pilar kebangsaan
Pilar kebangsaan Pilar kebangsaan
Pilar kebangsaan
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteran
 
Uu 29-2004 praktikkedokteran
Uu 29-2004 praktikkedokteranUu 29-2004 praktikkedokteran
Uu 29-2004 praktikkedokteran
 
UU Praktik Kedokteran
UU Praktik KedokteranUU Praktik Kedokteran
UU Praktik Kedokteran
 
Hbl&msbl rsu kartini mojosari
Hbl&msbl rsu kartini mojosariHbl&msbl rsu kartini mojosari
Hbl&msbl rsu kartini mojosari
 
HBL & MSBL RSU Kartini Mojosari
HBL & MSBL  RSU Kartini MojosariHBL & MSBL  RSU Kartini Mojosari
HBL & MSBL RSU Kartini Mojosari
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangg1

  • 1. ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN KLINIK DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER INDONESIA (PKFI) MUKADIMAH Melalui serangkaian pertemuan, curah pendapat dan diskusi, terbentuklah wacana diantara para dokter, pakar ilmu kesehatan masyarakat, pakar kedokteran pencegahan dan pakar kedokteran komunitas, pakar kesehatan masyarakat, pakar kedokteran keluarga, serta para penanggungjawab Klinik dan Balai pengobatan di Indonesia yang bertujuan untuk menyamakan visi, misi, persepsi dan aspirasi perihal terselenggaranya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Perorangan yang tercapai (accessible), terjangkau (affordable), dan bermutu (qualified) sehingga menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang setinggi-tingginya, maka dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi serta dengan memohon limpahan rahmat dan ridha dari Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 14 Mei 2008 di Surabaya, terbentuklah Perhimpunan Klinik Medis Indonesia (PKMI), yang kemudian pada Musyawarah Nasional Perhimpunan Klinik Medis Indonesia di Jakarta disepakati menjadi Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI), dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut : ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN KLINIK DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER INDONESIA (PKFI) BAB I NAMA , RUANG LINGKUP , TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 Nama (1) Perkumpulan ini bernama Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia, disingkat PKFI. (2) Dalam hubungan Internasional dipakai nama Indonesian Association of Clinics and Primary Health Care Facilities disingkat IACP. Pasal 2 Ruang Lingkup
  • 2. (1) Klinik terdiri dari Klinik Pratama dan Klinik Utama yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan, yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan, yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. (2) Fasilitas Kesehatan Primer terdiri dari Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat sertaPraktek Mandiri Dokter Pelayanan Kesehatan Primer. Pasal 3 Tempat Kedudukan dan Waktu (1) PKFI didirikan pada tanggal 22 September 2008 di Surabaya, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. (2) Pengurus Pusat PKFI berkedudukan di Ibukota Negara. BAB II AZAS DAN TUJUAN Pasal 4 Azas PKFI berazaskan Pancasila dan berlandaskan Undang Undang Dasar 1945. Pasal 5 Tujuan (1) Menghimpun serta memadukan klinik, fasilitas pelayanan kesehatan primer dan praktek dokter mandiri perorangan di Indonesia, dengan menghormati kedaulatan masing- masing. (2) Mengupayakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mudah dicapai, terjangkau dan bermutu. (3) Membela dan memperjuangkan kepentingan klinik dan kepentingan fasilitas pelayanan kesehatan primer sebagai suatu lembaga dan upaya pelayanan kesehatan dalam hal kesejahteraan, perlindungan hukum dan regulasi. BAB III USAHA Pasal 6 Untuk mencapai tujuan perhimpunan, PKFI melakukan usaha :
  • 3. (1) Menggalang, memadukan dan mempererat hubungan antar klinik dan antar fasilitas pelayanan kesehatan primer termasuk praktek mandiri dokter perorangan sehingga saling mendukung dan menunjang, untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang baik. (2) Membina hubungan dengan Pemerintah dan Institusi serta pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya. (3) Menyelenggarakan upaya-upaya untuk peningkatan mutu pelayanan klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan primer. (4) Mengadakan kegiatan lain yang sah untuk mencapai tujuan organisasi. BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 7 Keanggotaan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia terdiri dari: (1) Anggota Biasa, yaitu Klinik Pratama, Klinik Utama, Puskesmas dan Praktek Mandiri Dokter Pelayanan Kesehatan Primer. (2) Anggota Luar Biasa, yaitu perorangan yang mempunyai minat yang besar dan pengetahuan yang cukup tentang klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan primer. (3) Anggota Kehormatan, yaitu lembaga atau perorangan yang berjasa besar dalam pengembangan organisasi PKFI. BAB V ORGANISASI Pasal 8 Struktur Organisasi (1) Organisasi PKFI terdiri dari Badan Legislatif, Badan Eksekutif dan Badan atau Panitia Khusus. (2) Badan Legislatif adalah Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Rapat Anggota dan Rapat Kerja. (3) Badan Eksekutif adalah Pengurus Perhimpunan, ditingkat Pusat adalah Pengurus Pusat (PP-PKFI), ditingkat Propinsi adalah Pengurus Wilayah (PW-PKFI), dan ditingkat Kabupaten/Kota adalah Pengurus Cabang (PC-PKFI), dengan masa bakti 5 (lima) tahun. (4) Badan Khusus atau Panitia Khusus adalah badan atau panitia yang dibentuk oleh Badan Legislatif atau Badan Eksekutif untuk suatu kepentingan tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Pasal 9
  • 4. Struktur Kepemimpinan (1) Organisasi PKFI terdiri dari Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang. (2) Pengurus Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi yang bertanggung jawab untuk dan atas nama organisasi. Pasal 10 Kekuasaan (1) Kekuasaan organisasi berada pada Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, dan Rapat Anggota Cabang, sesuai dengan tingkatannya. (2) Kekuasaan tertinggi organisasi ada pada Musyawarah Nasional (Munas). (3) Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Rapat Anggota Cabang diadakan setiap 5 (lima) tahun. (4) Musyawarah Nasional mengesahkan AD-ART organisasi, memilih dan menetapkan Pengurus Pusat dan merumuskan serta menetapkan arah dan kebijakan organisasi. BAB VI KEUANGAN Pasal 11 Pendanaan dan keuangan organisasi diperoleh dari: (1) Uang pangkal, (2) Iuran anggota, (3) Usaha-usaha organisasi, (4) Sumbangan dan pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 12 Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKFI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional. BAB VIII PEMBUBARAN
  • 5. Pasal 13 (1) Pembubaran organisasi PKFI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional PKFI yang khusus diadakan untuk keperluan itu. (2) Musyawarah Nasional dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota biasa dan luar biasa. (3) Pembubaran dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir. (4) Musyawarah Nasional dimaksud pada ayat(1) menetapkan dan mengatur harta kekayaan milik organisasi. BAB IX PENUTUP Pasal 14