Dokumen tersebut membahas tentang fraktur pada bayi baru lahir. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pengertian fraktur dan etiologi fraktur yang sering terjadi pada bayi akibat trauma selama persalinan, serta tanda-tanda klinis dan penatalaksanaannya.
1. 1
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya (Brunner & Suddart, 2000). Menurut A. Samik Wahab (2000)
Fractur adalah dimana hilangnya kontinuitas jaringan tulang fractur
klavikula pada bayi terdapat 1,5 – 3% dari persalinan pervaginam.
Fraktur pada bayi baru lahir ini biasa diakibatkan oleh pengaruh jalan lahir
yang mengalami kesulitan. Oleh karena itu, untuk meninjau lebih detail
kelompok akan membahas kasus ini lebih spesifik.
B. PERMASALAHAN
1. Apakah pengertian fraktur?
2. Apa etiologi dari fraktur?
3. Apa saja jenis-jenis fraktur?
4. Apakah manifestasi klinis dari fraktur?
5. Apa pemeriksaan penunjang dari fraktur?
6. Apakah panatalaksanaan medis fraktur?
7. Apa saja komplikasi dari fraktur?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian fraktur?
2. Mengetahui apa etiologi dari fraktur?
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis fraktur?
4. Mengetahui apakah manifestasi klinis dari fraktur?
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari fraktur?
6. Mengetahui panatalaksanaan medis fraktur?
7. Mengetahui apa saja komplikasi dari fraktur?
2. 2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Menurut A. Samik Wahab (2000) Fractur adalah dimana hilangnya
kontinuitas jaringan tulang fractur klavikula pada bayi terdapat 1,5 – 3%
dari persalinan pervaginam.
B. ETIOLOGI
Faktor predisposisi fraktur klavikula adalah :
a. Bayi yang berukuran besar
b. Distosia bahu
c. Partus dengan letak sungsang
d. Persalinan traumatic
C. PATOFISIOLOGI
Adanya trauma pada saat persalinan
Terjadi pergeseran fragmen tulang
Terputusnya kontinuitas tulang
Fraktur
D. MANIFESTASI KLINIS
Jenis fraktur pada trauma lahir ini umumnya jenis fraktur greenstick,
walau kadang-kadang dapat juga terjadi suatu fraktur total secara klinis
fraktur jenis greenstick sering tidak diketahui segera setelah bayi lahir,
tetapi baru ditemukan 1 – 2 mg kemudian setelah teraba adanya
pembentukan kalus.
Beberapa gejala klinis fractur klavicula greenstick :
1. Gerakan tangan kanan dan kiri tidak sama.
3. 3
2. Bayi akan menangis pada perabaan kalvicula.
3. Gerakan pasif tangan yang sakit.
4. Riwayat persalinan yang sukar.
5. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen
tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
6. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
7. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
2. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
3. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
4. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens
ginjal
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
a) Bayi jangan banyak digerakkan.
b) Rawat bayi dengan hati-hati.
c) Nutrisi yang adekuat (pemberian ASI yang adekuat dengan cara
mengajarkan pada ibu cara pemberian ASI dengan posisi tidur, dengan
sendok atau pipet).
d) Rujuk bayi ke rumah sakit
Umumnya 7-10 hari sakit berkurang, pembentukan kalus bertambah
beberapa bulan (6-8 minggu) terbentuk tulang normal
e) Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-
fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak
semula.
f) Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
G. KOMPLIKASI
1) Malunion : tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak
seharusnya.
2) Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan
kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
3) Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
4. 4
BAB III
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
Keterbatasan mobilitas.
2) Sirkulasi
Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
Penurunan nadi pada bagian distal yang cidera
Pucat pada bagian yang terkena
3) Neurosensori
Kesemutan
kelemahan
4) Kenyamanan
nyeri , spasme/ kram otot
5) Keamanan
laserasi kulit
perdarahan
perubahan warna
pembengkakan local
B. Klasifikasi data
Data subjektif
Menurut ibu klien,klien selalu menangis jika disentuh bagian yang
cidera
Menurut ibu klien,klien sangat lemas
Ibu Klien bertanya-tanya tentang keadaannya
Menurut ibu klien, klien tidak dapat bergerak
Data objektif
Klien Nampak lemas
Wajah Nampak meringis
Keterbatasan mobilitas
Hipotensi
Penurunan nadi pada bagian distal yang cidera
5. 5
Pucat pada bagian yang terkena
Kelemahan
Nyeri
spasme/ kram otot
perubahan warna
pembengkakan local
Nampak cemas
Kekuranagn cairan
Perdarahan
C. Analisa data
Symptom Etiologi Problem
Ds :
Menurut ibu
klien,klien selalu
menangis jika
disentuh bagian yang
cidera
Do :
Wajah Nampak
meringis
Kram otot
Pembengkakan
local
Perubahan warna
Adanya trauma
Pergeseran frakmen
tulang
Terputusnya
kontinuitas tulang
Nyeri
Nyeri
Ds :
Menurut ibu Klien,
klien sangat lemas
Menurut ibu klien,
klien tidak dapat
bergerak
Do :
Nampak lemas
Adanya trauma
Pergeseran frakmen
tulang
Terputusnya
kontinuitas tulang
Nyeri
Kerusakan mobilitas
Gangguan mobilitas
fisik
6. 6
Keterbatasan
mobilitas
Penurunan nadi
dibagian distal
yang cidera
Pucat pada bagian
yang terkena
cedera
Kram otot
Pembengkakan
local
Nyeri
Kelemahan
fisik
Ds :
Ibu Klien
mengatakan bayinya
sering menangis
Do :
Pucat pada bagian
yang terkena cidera
Pembengkakan local
Klien menangis
Adanya trauma
Pergeseran frakmen
tulang
Terputusnya
kontinuitas tulang
Perubahan jaringan
sekitar
Laserasi
Kerusakan integritas
kulit
Kerusakan integritas
kulit
Ds :
Ibu klien
mengatakan bayinya
lemas
Do :
kehilangan volume
cairan
perdarahan
hipotensi
Trauma
Putusnya vena/arteri
Perdarahan
Kehilangan volume
cairan
Syok hipivolemik
Syok hipivolemik
7. 7
Ds :
ibu klien mengatakan
bayinya sering
menangis
ibu klien mengatakan
bayinya tidak dapat
tidur dengan
nyenyak
Do :
klien menangis
Adanya trauma
Pergeseran frakmen
tulang
Terputusnya
kontinuitas tulang
Nyeri
Kurang istirahat dan
tidur
Kurangnya istirahat
dan tidur
Ds :
Klien bertanya-tanya
tentang penyakitnya
Do :
Klien Nampak cemas
Wajah meringis
Kurang tepaparnya
informasi
Kurang pengetahuan
Ansietas
Ansietas
D. Prioritas masalah
1) Nyeri
2) Syok hipivolemik
3) Gangguan mobilitas fisik
4) Kerusakan integritas kulit
5) Gangguan istirahat dan tidur
6) Ansietas
E. Diagnose keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan pergeseran frakmen tulang
Ds :
Menurut ibu klien, klien selalu menangis jika disentuh bagian yang
cidera
8. 8
Do :
Wajah Nampak meringis
Kram otot
Pembengkakan local
Perubahan warna
2) Syok hipivolemik berhubungan dengan terputusnya vena/arteri
Ds :
Ibu klien mengatakan bayinya lemas
Do :
kehilangan volume cairan
perdarahan
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitar
fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler
Ds :
Menurut ibu Klien, klien sangat lemas
Menurut ibu klien, klien tidak dapat bergerak
Do :
Nampak lemas
Keterbatasan mobilitas
Penurunan nadi dibagian distal yang cidera
Pucat pada bagian yang terkena cedera
Kram otot
Pembengkakan local
Nyeri
Kelemahan
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka
Ds :
Ibu Klien mengatakan bayinya sering menangis
Do :
9. 9
Pucat pada bagian yang terkena cidera
Pembengkakan local
Klien menangis
5) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Ds :
ibu klien mengatakan bayinya sering menangis
ibu klien mengatakan bayinya tidak dapat tidur dengan nyenyak
Do :
klien menangis
F. Perencanaan
No
Dx
Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
1. Tupan:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 7
hari nyeri
teratasi
Tupen:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
1. kaji skala nyeri
anak dengan
mengamati
ekspresi wajah
anak 0-5
2. berikan lingkungan
yang tenang,
sesuai indikasi
3. kolaborasikan
dengan tim
medisdalam
pemberiann
analgesic, seperti
asetaninopen
1. untuk menentukan
tingkat nyeri
2. membantu memberi
kenyamanan
3. untuk menentukan obat
yang diberikan
10. 10
selama 4
hari nyeri
berangsur-
angsur teratasi
kriteria:
- Wajah
Nampak
tenang
- klien Nampak
rileks
2. Tupan:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 7 hari
gangguan
mobilitas fisik
teratasi
Tupen:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3
hari gangguan
mobilitas fisik
1. Pertahankan tirah
baring dalam posisi
yang diprogramkan
2. Tinggikan ekstrimitas
yang sakit
3. Ubah psisi secara
periodik
4. Kolabirasi
fisioterai/okuasi
terapi
1. membantu rentang gerak
agar dapat bergerak
dengan baik
2. membantu pengaliran
darah secara sempurna
3. untuk membantu
mengembalikan rentang
gerak scara perlahan-
lahan
4. membantu dalam
menentukan obat yang
digunakan
11. 11
berangsur-
angsur teratasi
dengan
kriteria:
- klien dapat
bergerak
dengan baik
3. Tupan:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 7
hari kerusakan
integritas kulit
teratasi
Tupen:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
kerusakan
integritas kulit
berangsur-
angsur teratasi
1. Kaji ulang integritas
luka dan observasi
terhadap tanda
infeksi atau drainae
2. Monitor suhu tubuh
3. Lakukan perawatan
kulit, dengan sering
pada patah tulang
yang menonjol
4. Pertahankan sprei
tempat tidur tetap
kering dan bebas
kerutan
1. untuk mengetahui jenis
trauma/luka yang
dialami
2. untuk mengetahui suhu
tubuh klien
3. untuk mengembalikan
kondisi kulit menjadi
lebih baik
4. untuk menjaga agar kulit
bayi baik
12. 12
kriteria:
- kulit kembali
normal
4 Tupan:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 7
hari gangguan
istirahat dan
tidur teratasi
Tupen:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
gangguan
istirahat dan
tidur
berangsur-
angsur teratasi
kriteria:
- bayi Nampak
tenang
1. anjurkan ibu untuk
memberikan
tempat yang
nyaman buat
bayinya
2. atur posisi yang
nyaman
3. mengganti popok
jika bayi BAK dan
BAB
1. memberi kenyaman
pada bayi
2. untuk mengurangi
rasa nyeri
3. memberi kenyamanan
13. 13
- bayi tidak
rewel
- dapat tidur
nyenyak
5 Tupan:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 5
hari ansietas
teratasi
Tupen:
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 1 hari
ansietas
berangsur-
angsur teratasi
kriteria:
- ibu Nampak
tenang
1. Observasi tingkat
kecemasan keluarga
2. Beri kesempatan pada
keluarga untuk
mendiskusikan tentang
penyakit klien
3. Beri penjelasan
tentang penyakit klien
pada keluarga
. Sebagai dasar untuk
menentukan rencana
tindakan selanjutnya
2. Membuat keluarga lebih
memahami tentang
kondisi klien
3. Menambah pengetahuan
keluarga, sehingga
mengurangi ansietas
14. 14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fractur adalah dimana hilangnya kontinuitas jaringan tulang fractur
klavikula pada bayi terdapat 1,5 – 3% dari persalinan pervaginam.
B. Saran
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien fraktur
hendaknya memperhatikan dengan seksama masalah-masalah yang ada
yang akan terjadi sehingga asuhan keperawatan akan tercapai.
15. 15
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC Jakarta.
Bojes, FRAKTUR .Diposkan oleh Adventure di Lab
http://jhon-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2010/01/ASUHAN KEBIDANAN
FRAKTUR PADA BAYI.htmlel: adventure1331
16. 16
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR
PADA BAYI BARU LAHIR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1.DEWA AYU N. TRISNAWATI
2. YUSNIATI
3. KHAERUDDIN
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB
MUNA
2011