1. LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT HIRSCPRUNG
I. PENGERTIAN
Penyakit Hirscprung, pertama kali ditemukan oleh “Harold Hirscprung” tahun
1887. Yaitu keadaan kongenital dimana tidak adanya sel-sel saraf ganglion
parasimpatik pada suatu segmen usus bagian distal, terbanyak di rectosigmoid.
Dibedakan dua tipe, yaitu :
1. Segmen pendek
Segmen aganglionisis mulai dari anus sampai sigmoid
2. Segmen panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau
usus halus
Nama lain penyakit Hirscprung : Morbus Hirscprung/aganglionosis
kongenital
II. ETIOLOGI
- Herediter/ketentuan atau penyebab tidak diketahui
- Sering terjadi pada anak dengan down syndrome
- Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi
kraniokaudal pada myenterik dan submukosa dinding plexus
III.INSIDEN
Penyebab obstruksi usus yang banyak pada neonatus, sering tidak terdiagnosa
Kematian
Terjadi 1 : 5000 kelahiran.
Insiden laki-laki : wanita 4 : 1
2. IV. PATOFISIOLOGI
Persyarafan parasimpatik colon didukung oleh ganglion. Persyarafan
parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang aganglionik
mengakibatkan peristaltik abnormal, sehingga terjadi konstipasi dan obstruksi
Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion
selama perkembangan embriologi. Karena sel ganglion tersebut bermigrasi
pada bagian kaudal saluran gastrointestinal (rectum). Kondisi ini akan
memperluas hingga proksimal dari anus.
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol
kontraksi dan relaksasi peristaltic secara normal
Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul di bagian
proksimal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut
melebar (megacolon)
Usus besar
Megacolon
Tinja dan gas tertahan;
dilatasi sel ganglion ada
(fx normal)
Region aganlionic
Kontraksi yang tonus dan tidak
adekuatnya peristaltik
Abstruksi
parsial
Konstipasi
kronik
Pelebaran segmen proximal
Abstruksi komplit pada usus
3. IV. MANIFESTASI KLINIK
Masa Neonatal
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam (24-48 jam) pertama setelah lahir
2. Muntah berwarna empedu
3. Distensi abdomen
4. Menolak untuk minum air
Masa Bayi
1. Konstipasi
2. Muntah
3. Distensi abdomen
4. Diare
5. Ketidakadekuatan penambahan berat badan
6. Tanda-tanda vomitus (sering menandakan adanya enterokolitis) (diare
berdarah, demam, letargi berat)
Masa kanak-kanak-dewasa
1. Konstipasi
2. Feses berbau menyengat, bentuknya seperti pita
3. Distensi abdomen
4. Masa fekal dapat teraba
5. Anak biasanya mempunyai nafsu makan dan pertumbuhan yang buruk.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan rectum (RT)
- Pemeriksaan barium enema :
• adanya penyempitan segmen usus proximal-anus
• dilatasi usus bagian proximal-segmen penyempit
- Pemeriksaan rectal biopsy
- Anorektal manometry untuk mencatat respon, refluks spinkter eksterna dan
interna
4. Dengan pemeriksaan diatas dapat ditemukan
1. Daerah transisi
2. Gambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian yang menyempit
3. Enterokolitis pada segmen yang melebar
4. Terdapat retensi barium setelah 24 - 48 jam
- Foto abdomen
VI. KOMPLIKASI
1. Gawat pernapasan (akut)
2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pasca bedah)
4. Inkontinensia (jangka panjang)
VII.PENATALAKSANAAN MEDIK
Penggunaan pelembek tinja dan irigasi rectal dengan garam fisiologi/washout
Cara ini efektif pada segmen aganglionik yang pendek, untuk mengobati
gejala abstipasi dan mencegah enterokolitis
Dengan pembedakan colostomy
Terdiri atas 2 tahap yaitu :
1. Mula-mula dilakukan kolostomi loop atau double barrel sehingga tonus dan
ukuran usus yang dilatasi dan hipertrofi dapat kembali normal (memerlukan
waktu 3 sampai 4 bulan)
2. Bila umur bayi antara 6 dan 12 bulan (bila beratnya antara 9 dan 10 kg) maka
dilakukan repair colostomy. Repair colostomy dilakukan dengan cara
memotong usus aganglionik dan menganostomosiskan usus yang berganglior
ke rectum dengan jarak 1 cm dari anus.
Repair colostomy terdiri dari 3 macam prosedur yaitu :
a. Prosedur Duhamel (pada bayi yang berusia kurang dari 1 tahun)
5. Prosedur ini terdiri atas penarikan kolom normal ke arah bawah dan
menganostomosiskannya di belakang usus aganglionik, menciptakan dinding
ganda yang terdiri dari selubung aganglionik dan bagian posterior kolon
normal yang ditarik tersebut.
b. Prosedur swensor
Bagian kolon yang aganglionik itu dibuang. Kemudian dilakukan anastomosis
end-to-end pada kolon berganglion dengan saluran anal yang dilatasi.
Sfingterotomi dilakukan pada bagian posterior
c. Prosedur soave (dilakukan pada bagian posterior
Dinding otot dari segmen rectum dibiarkan tetap utuh. Kolom yang bersaraf
normal ditarik sampai ke anus, tempat dilakukannya anastomosis antara
kolon normal dan jaringan otot recktosigmoid yang tersisa.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Demografi
Hiscprung dapat terjadi pada 1 orang dalam 500 kelahiran hidup dengan
perbandingan laki-laki dan perempuan yaitu 4 : 1 . Biasanya karena faktor genetic
dan insedennya tinggi pada anak dengan down syndrome
Tanyakan pada pasien usia dan jenis kelamin
2. Keluhan utama
- Keluhan utama yaitu konstipasi
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji riwayat klien tentang konstipasi klien sama sekali tidak bisa BAB :
Konstipasi kronik
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Dikumpulkan sebagai informasi tanyakan terapi yang diberikan pada
pasien yaitu intervensi beda (colostomy). 4-6 bulan setelah colostomy maka
dilakukan repair colostomy
6. Bayi / Anak
- Riwayat Prenatal, riwayat kelahiran
- Riwayat neonatus
• Eliminasi : urine <ada tidaknya gangguan frekuensi, warna
Fece konsistensi)
• Gangguan respirasi sewaktu diberi minum / makan
(sesak, sianosis, bersih, muntah)
• Pemberian minum pertama
• Pemberian makanan tambahan
• Jaundice
• Kesakitan / rewel
- Nutrisi
- Tumbuh kembang (rambut, lingkar kepala, lingkar lengan atas, berat
badan, tinggi badan)
- Alergi
- Social ekonomi keluarga
- Pola makan ibu
Dewasa
- Nutrisi
- Alergi
- Berat badan
4. Pemeriksaan Fisik
KV : Kesadaran Baik
TTV : Suhu : Peningkatan suhu
Nadi : Takikardia
RR : Takipnea
TD : Tetap stabil
7. PEMERIKSAAN PERSISTEM
1. Gastrointestinal
- Mata : Kunjungtiva pucat
- Mulut : Memoran mukasa kering
- Bibir pecah
- Abdomen
• Ketegangan abdomen secara progresif
• Dinding abdomen tipis, vena-vena terlihat
• Aktivitas peristaltic menurun dan dapat tidak ada sama sekali
• Konstipasi
• Mual atau muntah (pada neonatus 24 jam pertama)
- Tidak ada mekonium
- Muntah
- Perut membuncit
- Feces
• Karakteristik seperti pita
• Warna gelap
• Frekuensi menurun
• Tenesmus positik
• Terdapat bising usus
2. Kardiovaskular dan pernapasan
a. Bibir pucat
b. Capillary refiil time (5 detik)
c. Warna kulit muka pucat
d. Kelembaban kulit dapat terjadi
- Dingin
- Panas
- Diaforesis
8. e. Tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit jelek
f. Bentuk dada : Barrel chest
g. Pernapasan : takipnea
h. Bunyi jantung S1, S2 murni
3. Genital dan rectal
- Inspeksi terhadap pembengkaran, radang, iritasi dan fistula
- Periksa anus dari varices dan hemorrnoid
9. PATOFISIOLOGI PENYAKIT HIRSCHPRUNG
(Penyimpangan Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia)
PATOFISIOLOGI POST OP RESEKSI MEGACOLON
HIRSCHPRUNG
Tidak adanya neuran meissner dan aurbach di segmen
Rectosgmoid colon
Serabut saraf dan otot polos menebal
Tidak adanya peristaltic serta spingter rectum
Tidak mempunyai daya dorong
Daya propulsit tak ada, proses evakuasi feces dan udara terganggu
Passase usus terganggu ⇒ TRIAS
Muntah hijau
Distensi Atdomen
Keterlambatan evakuasi
Meconium feces
Obstruksi dan dilatasi bagian proksimal
Refleks inhibisi Rektospingter terganggu
Spinkter ani interna tidak relaksasi
Feces lama dalam colon Rektrum
Penekanan pada usus,
Lambung elntra abdomen
Distensi
Abdomen
Kontraksi Anuler
pylorus
KONSTIDASIEkspalasi isi
Lambung ke
escfagus
Gerakan isi lambung ke
mulut
Mual/muntah
Intake kurang
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Kontraksi
Otot-otot dinding
Abdomen ke-
Diafragma
Nyeri
Relaksasi otot-otot
Diafragma terganggu
Clystre pernafasan
Ekspansi paru
Pola nafas tidak
efektif
Risiko Tinggi kekurangan
Volume cairan tubuh
Colon menjadi melebar/Feces
tertahan bagian proksimal
Dilakukan tindakan Colostomy
untuk mengeluarkan feces
Risiko Tinggi Infeksi
Risiko tinggi Gangguan
Inkgntas kulit = disekitar
colostomy dan anus
Peregangan secara kronik
saat defekasi
Peregangan sarafkronik
pupendus secara maksimal
Spinkter Ani inkompten/
inkontineusia fekal
Pelepasan isi rectum
Tanpa tanpa disadari
Pengeluaran feces terus
Menerus tanpa disadari
Diar
Tekanan intra lamen
usus
Aliran usus
Kontraksi usus
Statis Bakteri dalam
Membran mokosa
Proliferasi bakteri
Dalam jumlah banyak
ENTEROKOLITIS
Pe flora usus
Rekasi inflamasi
Peningkatan sekresi
Cairan dan elektrolit ke
rongga usus, disertai
absorbsi
Terbentuk feces yang encer
Klien rawat inap
Dalam waktu lain
Timbul rekasi Hospitalisasi
Cemas /takut
HIRSCHPRUNG
10. Dioagosa Keperawatan
1. Distres pernafasan b/d. distensi abdomen
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d. intake tidak adekuat
3. Nyeri b/d. distensi abdomen
4. Konstipasi b/d. obstruksi usus
5. Gangguan integritas kulit b/d. colostomy dan repair colostomy
Tidak adanya neuton meissnet &
Aurbach di segmen nectocigmoid colon
Tidak ada peristaltic & evakuasi usus
Spontan spinkter rectum # dapat berelaksasi
Isi usus terdorong kesegmen aganglion
Feces & gas terkumpul di daerah tersebut
Usus bagian proksimal dilatasi
Megacolon distensi abdomen operasi colostomy
Efek anestesi Tindakan pembedahan
(Reseksi megacolon
Kerusakan kontinuitas
jaringan
Peristaltik usus me
Konstipasi
Peregangan secara
Kronik saat defekasi
Spinkter ani inkompeten
Pelepasan isi rektum tanpa
disadari
Diare Frekuensi BAB me (encer)
Resiko tinggi kekurangan
Volume cairan tubuh
Resiko terjadinya
Gangguan integritas kulit
Pembatasan intake
Makanan peroral
Asupan makanan
Tidak terpenuhi
Terpajang lingkungan
Luar (Mikroorganisme)
Pemenuhan nutrisi
Kurang dari kebutuhan tubuh
Resiko tinggi
Terjadi infeksi
11. 6. Gangguan citra tubuh b/d. adanya kolostomi
7. Kurangnya pengetahuan b/d kurang sumber informasi
Rencana Perawatan
ad. 1
Tujuan : Pola nafas efektif
Tidak ada gangguan pernafasan
Intervensi :
1. Observasi frekuensi / kedalaman pernafasan
R. / Nafas dangkal, distress pernafasan, menahan nafas, dapat menyebabkan
hipoventilasi
2. Auskultasi bunyi nafas
R. /
3. Berikan oksigen tambahan
R. / memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukarand pe / kerja nafas
4. Tinggalkan kepala tempat tidur 30o
R. / Mendorong pengembangan diafragma / ekspansi paru optimal dan
meminimalkan isi abdomen pada rongga thorax
ad. 2
Tujuan : * Mempertahankan BB stabil / menunjukkan kemajuan
peningkatan BB mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal
InteRvensi :
1. Pertahankan potensi selang Naso-gastrik. Jangan mengembalikan posisi
selang bila terjadi perubahan posisi.
R. / Memberikan istirahat pada traktus GJ. Selama fase pasca operasi akut
sampai kembali berfungsi normal
2. Berikan perawatan oral secara teratur
R. / Mencegah ketidaknyamanan karena mulut kering dan bibir pecah
12. 3. Kolaborasi pemberian cairan IV,
R. / Memenuhi kebutuhan nutrisi sampai masukan oral dapat dimulai
4. Awasi pemeriksaan laboratorium. Misalnya Hb / Ht dan elektrolit.
R. / Indikator kebutuhan cairan / nutrisi dan keaktifan terapi dan terjadinya
konstipasi
ad. 3
Tujuan : * Menyatakan nyeri hilang
* Menunjukkan rileks, mampu tidur, dan istirahat dengan tepat
InteRvensi :
1. Catat keluhan nyeri, durasi, dan intensitasn nyeRi
R. / Membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi
2. Catat petunjuk nonverbal. Mis. gelisah, menolak untuk beRgerak,
R. / Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara prikologis dan fisiologis
dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi masalah
3. Kaji faktor-faktor yang dapat meningkatkan / menghilangkan nyeri
R. / Menunjukkan faktor pencetus dan pemberat dan mengidentifikasi
terjadinya komplikasi
4. Berikan tindakan nyaman, seperti pijat penggung, ubah posisi dan
R. / Meningkatkan relaksasi, memfokuskan perhatian, dan meningkatkan
koping
5. Kolaborasi pemberian analgetik
R. / Memudahkan istirahat dan menurunkan rasa sakit
ad. 4
Tujuan : * MenoRmalkan fungsi usus
* Mengeluarkan fese
InteRvensi :
1. Kaji fungsi usus dan karakteristik tinja
R. / Memperoleh informasi tentang kondisi usus
13. 2. Catat adanya distensi abdomen dan auskultasi peristaltik usus
R. / Distensi dan hilangnya peristaltic usus menunjukkan fungsi defekasi
hilang
3. Berikan enema jika diperlukan
R. / Mungkin perlu untuk menghilangkan distensi
ad. 5
Tujuan : Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda
infeksi
InteRvensi :
1. Observasi luka, catat karakteristik drainase
R. / Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama,
dimana infeksi dapat terjadi kapan saja
2. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptik
R. / Sejumlah besar drainase serosa menuntut pergantian dengan sering untuk
menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi
3. Irgasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faali
R. / Diperlukan untuk mengobati inflamasi infeksi praap / post op
ad. 6
Tujuan : * Menyatakan penerimaan diri sesuai situasi
* Menerima perubahan kedalam konsep diri
InteRvensi :
1. Dorong pasien / orang terdekat untuk mengungkapkan perasaannya
R. / Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa
2. Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan
R. / Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut
dan terapi lebih kuat
3. Gunakan kesempatan pada pasien untuk menerima stoma dan berpartisipasi
dan perawatan
14. R. / Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki
kepercayaan diri
4. Berikan kesempatan pada anak dan orang terdekat untuk memandang stoma
R. / Membantu dalam menerima kenyataan
5. Jadwalkan aktivitas perawatan pada pasien
R. / Meningkatkan kontrol dan harga diri
6. Pertahankan pendekatan positif selama tindakan perawatan
R. / Membantu pasien menerima kondisinya dan perubahan pada tubuhnya
ad. 7
Tujuan : * Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / proses
penyakit, tindakan dan prognosis
InteRvensi :
1. Tentukan persepsi anak tentang penyakit
R. / Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan
belajar individu
2. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis
R. / Meningkatkan pemahaman dan kerjasama
3. Tekankan pentingnya perawatan kulit pada orang tua
R. / Menurunkan penyebaran bakteri
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah, 1997,”Perawatan Anak Sakit”, EGC. Jakarta
Barbara Engram, 1999” RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH” Vol 3. EGC. Jakarta
15. Star Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK VI, ILMU KESEHATAN ANAK Vol 3,
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK, FK, VI, 1985
Cecily L. Betz, Linda A Sowden, 2002, KEPERAWATAN PEDIATRIK edisi 3,
EGC, Jakarta
Suradi Skp dan Rita Yuliani Skp, 2001, ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK, CV Agung, Seto, Jakarta
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I. Biodata
D. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. Hayyub.
16. 2. Tempat tanggal lahir/Usia : Jeneponto, 21 – 4 2003/1 tahun 2 bulan
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : -
6. Alamat : Borongkaluku, Bontomarannu
7. Tanggal Masuk : 23 – 06 – 2004
8. Tanggal Pengkajian : 29 – 06 – 2004
9. Diagnosa Medik : Hisprung
10. Rencana Therapi :
E. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a. Nama : Hasyim
b. Usia : 36 thn
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Pedagang
e. Agama : Islam
f. Alamat : Borongkaluku, Bontomarannu
2. Ibu
a. Nama : Ramlah
b. Usia : 25 thn
c. Pendidikan : SMU
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : IRT
e. Agama : Islam
f. Borongkulu, Bontomarannu :
F. Identitas Saudara Kandung
No Nama Usia Hubungan Statis Kesehatan
1. Ririn Nurfadilah 7 th Kakak
Kandung
Sehat
17. II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit
Perut kembung / distensi abdomen
III.Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien masuk RS dengan keluhan detak-detak pada tanggal 17 Juli 2003 klien
didiagnosa Megacolon/Hirscprung Kongenital, 1 bulan kemudian yaitu
tanggal 7-8-03 terapi yang diberikan pada klien yaitu operasi colostomy dan
dirawat selama 7 hari, keadaan umum baik lalu diizinkan pulang kontrol di
poli. Lalu pada tanggal 15-6-2004 setelah colostomy dilakukan repair
colostomy. 1 hari kemudian kilen mengalami perut kembung lalu pindah
rawat picu tanggal 26 Juni 2004 dilakukan Reseksi Mengacolon.
B. Riwayat Kesehatan Lalu
(Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Pre natal Care
a. Pemeriksaan kehamilan 2 Kali
b. Keluhan selama hamil : perdarahan - PHS - Infeksi - ngidam
(mangga) muntah-muntah deman - Perawatan selama hamil
c. Riwayat : - Terkena sinar - Therapi obat
d. Kenaikan Berat Badan selama hamil 15 Kg
e. Immunisasi TT 2 Kali
f. Golongan darah ibu O Golongan darah Ayah A
2. Natal
a. Tempat melahirkan : RS Klik Rumah
b. Lama dan jenis persalinan : Spontan - Forcep - Operasi - lain-lain
induksi
c. Penolong persalinan : Dokter - Bidan Dukun -
18. d. Cara untuk memudahkan persalinan : Drip - Obat perangsang
e. Komplikasi waktu lahir : Robek perineum Infeksi nifas -
3. Post natal
a. Kondisi Bayi : BB lahir 3400 Gram PB 30 Cm
b. Apakah anak mengalami : penyakit Kuning - Kebiruan - Kemerahan
- Problem menyusui - BB tidak stabil -
(Untuk Semua Usia)
- Penyakit yang pernah dialami : Bentuk Deman Diare Kejang Lain-
lain
- Kecelakaan yang dialami : latuh - tenggelam - lalu lintas -
keracunan -
- Pernah : dioperasi - dirawat di Rumah Sakit
- Allergi : Makanan - obat-obatan - zat/substansi kimia - texil -
- Konsumsi obat-obatan bebas -
- Perkembangan anak disbanding saudara-saudaranya : Lambat Sama
- Cepat -
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Penyakit anggota keluarga : alergi - asma - TBC - hypertensi -
penyakit jantung - stroke - anemia - hemopilia - arthritis - migrain -
DM - kanker - jiwa –
- Genogram
? ?
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
25 thn
36 thn
19. IV. Riwayat Immunisasi
No Jenis Immunisasi Waktu Pemberian Rekasi setelah pemberian
1. BCG Usia 1 bulan -
2. DPT (I, II, III) Usia 2, 3, 4 bulan Panas
3. Polio (I, II, III, IV) Usia 2, 3, 4 bulan -
4. Campak Usia 9 bulan -
5. Hepatitis Usia 1 tahun -
Pertumbuhan Fisik
V. Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik BBL 4 bulan 1 tahun BB anak sekarang = 8,9 Kg
1. Berat Badan : 3,4 6,8 10,2
2. Tinggi Badan : Ibu klien lupa TB Lahir
4. Waktu tumbuh gigi 9 bulan, Tanggal gigi - Tahun
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat :
1. Berguling :
2. Duduk :
3. Merangkai : ≠ diingat
4. Berdiri :
5. Berjalan :
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : -
7. Bicara pertama kali : ± 12 bulan
8. Berpakaian tanpa Bantuan - :
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1,2 thn7 thn
20. 1. Pertama kali disusui 1 hari post partum
2. Cara pemberian : Setiap kali menangis terjadwal
3. Lama pemberian 3 bulan
B. Pemberian Susu Formula
1. Alasan pemberian : ASI ≠ diproduksi
2. Jumlah pemberian : 3 botol / hari
3. Cara memberikan : Dengan dot + sendok -
C. Pemberian makanan tambahan
a. Pertama kali diberikan usia 4 bulan
b. Jenis : Bubur susu pisang - lain-lain -
D. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian
1. 0 – 4 bulan
2. 4 – 12 bulan
3. Saat ini
ASI
Milna, Susu Formula
Bubur, Susu formula
3 bulan
-
Spi saat ini
VII. Riwayat Psichososial
- Apakah anak tinggal di : apartemen - rumah sendiri kontrak (bersama
nenek)
- Lingkungan berada di : kota setengah kota - desa -
- Apakah rumah dekat : sekolah ada tempat bermain - Punya kamar tidur
sendiri -
- Apakah ada tangga yang bisa berbahaya - Apakah anak punya ruang
bermain -
- Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis Berjauhan -
- Pengasuh anak : Orang tua Baby sitter - pembantu -
nenek/kakek
VIII. Riwayat Spiritual
- Support system dalam keluarga
21. - Kegiatan keagamaan
IX. Riwayat Hospitalisasi
A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS berobat (keluhan distensi
abdomen)
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak Ya Tidak -
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas - Takut - Khawatir -
Biasa
- Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya Kadang-kadang -
Tidak -
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : ayah ibu Kakak Lain-lain
nenek
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap belum bisa dikaji
- Mengapa Keluarga/Orang tua membawa kamu ke Rumah sakit ? –
- Menurutmu apa penyebab kamu sakit -
- Apakah dokter menceritakan keadaanmu : ya - Tidak -
- Bagaimana rasanya dirawat di RS : Bosan Takut Senang Lain-
lain –
- Rasa cemas
- Kehilangan kontrol
- Takut akan nyeri & perlukaan
Reaksi Hospitalisasi
1. Rasa Cemas
Klien belum mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang memadai,
dan pengertian terhadap situasi masih terbatas. Klien kadang menangis,
memanggil ibunya atau menggunakan tingkat laku agresif, misalnya menendang,
memukul, mencoba untuk membuat orangtua (Ibu) tetap tinggal dan menolak
22. perhatian orang lain. dan kadang juga klien tidak aktif kurang minat untuk
bermain
2. Kehilangan Kontrol
Akibat sakit dan dirawat di RS, anak merasa kehilangan kontrol kebebasan dalam
segala hal dan menimbulkan regresi sehingga terjadi rasa ketergantungan
sehingga suatu saat anak akan menjadi cepat marah dan agresif
3. Takut akan nyeri dan perlukaan
Klien memberikan reaksi dengan emosi yang kuat dan pertahanan fisik terhadap
pengalaman yang menyakitkan, trauma dengan orang yang berpakaian putih-
putih, indikasi perilaku terhadap rasa nyeri seperti : berteriak, menolak untuk
disentuh, menendang/menangis
X. Aktivitas Sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Selera maka
2. Menu makan
3. Frekuensi makan
4. Makanan yang disukai
5. Makanan pantangan
6. Pembatasan pola makan
7. Cara makan
8. Ritual saat makan
Baik
Bubur
4 x
-
-
-
disuap
bermain
Menurun
Air susu Nestle
42 cc / jam
-
-
-
≠ boleh melalui otal, NGT
-
B. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Jenis minum
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
Air putih, susu formula
Sebanyak anak minta
890 ≈ 900 cc/hari
minum
Susu formula, air putih
Sesuai kebutuhan
42 cc/jam
otal, IV
23. C. Eliminasi (BAB & BAK)
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Tempat pembuangan
2. Frekuensi (Waktu)
3. Konsistensi
4. Kesulitan
5. Obat pencahar
WC
1 x / hari
Keras
Sulit
-
Ditempat tidur
4 x / hari
lembek, encer
tidak ada
-
D. Istirahat Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Jam Tidur
- Siang
- Malam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan sebelum tidur
4. Kesulitan tidur
13.00 – 14.00
19.00 – 07.00
bermain
-
± 4 jam
± 8 jam
Bermain
-
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Program Olah Raga
2. Jenis dan Frekwensi
3. Kondisi setelah olah raga
-
-
-
-
-
-
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Mandi
a.
Cara
b.
Frekwensi
c. Alat mandi
2. Cuci rambut
a.
Frekwensi
Dimandikan
2 x sehari
sabun
3 x seminggu
memakai sampo
1 x seminggu
Dimandikan memakai waslap
1 x shari
Sabun
Tidak pernah
-
belum pernah
24. b.
Cara
3. Gunting kuku
a. Frekw
ensi
b. Cara
4. Gosok gigi
a. Frekw
ensi
b. Cara
memakai gunting kuku
-
-
-
-
-
G. Aktivitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari
2. Pengaturan jadual harian
4. Penggunaan alat Bantu
aktivitas
4. Kesulitan pergerakan
tubuh
Bermain
-
-
-
Tidur ditempat tidur
-
-
Aktif bergerak
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah
2. Waktu luang
3. Perasaan setelah
rekreasi/bermain
4. Waktu senggang keluarga
-
-
Senang
-
-
-
-
-
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum Klien
Baik Lemah - Sakit Berat
B. Tanda-tanda Vital
- Suhu : 37,5oC
25. - Nadi : 100x/mnt
- Respirasi : 24x/mnt
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
C. Antropometri
- Tinggi Badan : Lupa
- Berat badan : 8,9 Kg
- Lingkar lengan atas : 14 cm
- Lingkar kepala : 46 cm
- Lingkar dada : 50 cm
- Lingkar perut : 51 cm
- Skin fold : -
D. Sistem Pernafasan
- Hidung : simetrisan pernafasan Cuping hidung - secret - polio - Ep
staxis -
- Leher : pembesaran kelenjar – tumor – (tampak luka pemasangan
CVP)
- Dada
• Bentuk dada Normal barrel - pigen chest -
• Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal 1 ? 1
• Gerakan dada : simetris terdapat retraksi - Otot Bantu pernafasan -
• Surat nafas : Vocal tremitus – Ronchi –Wheezing – Steridor – Rales –
- Apakah ada clubling finger : -
E. Sistem Cardio Vaskuler
- Conjunctiva : tidak, bibir pucat/cyanosis - Arteri carotis : Kuat/lemah
Tekanan vena jugularis : meninggi/tidak
- Ukuran jantung : Normal + membesar - Ictus cordis/apex -
26. - Suara jantung : S1, S2, bising aorta – mur-mur – gallop -
- Capillary refilling Time ± 3 detik
F. System Pencernaan
- Sklera : tidak, bibir : lembab - kering pecah-pecah labio skiziz –
- Mulut : stomatitis – palato skizis – jumlah gigi 6 kemampuan menelan :
Baik / Sulit -
- Gaster : Kembung – Nyeri – gerakan peristaltis
- Abdomen : Hati : teraba – Lien – ginjal – Faeses –
- Anus : Lecet hemorroid
G. System Indra
1. Mata
- Kelopak mata – bulu mata alis
- Visus (Gunakan snellen chard) t.d.k (sulit ditentukan)
- Lapang Pandang Sulit ditentukan
2. Hidung
- Penciuman IV perih di hidung – trauma – mimisan –
- Sekret yang menghalangi penciuman –
3. Telinga
- Keadaan daun telinga baik, kenal auditoris : Besih Serumen –
- Fungsi pendegaran baik
H. System Syarat
1. Fungsi Cerebral
a. Status Mental : Orientasi – Daya Ingat – Perhatian dan perhitungan –
Bahasa –
b. Kesabaran (Eyes 4 Motorik 6 verbal 5) dengan 665
c. Bicara Ekspresive – Resiptive –
2. Fungsi
Nervus : Sulit ditentukan lapang pandang, sulit ditentukan
27. Nervus : Gerak Bola Mata IV kesegala arah pupil isokor anisokor
–
Nervus : Sensorik – Motorik –
Nervus : Sensorik – Otonomi – Motor –
Nervus VIII : Pendegaran - Kesimbangan -
Nervus IX :
Nervus X : Gerakan uvula IV rangsangan muntah/menelan -
Nervus XI : Sternocledomastoideus - Trapexius -
Nervus XII : Gerakan Lidah -
3. Motorik : Massa otot N Tonus otot kekuatan otot : 4
4. Fungsi Sensorik : Suhu nyeri getaran posisi diskriminasi –
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi - kesimbangan -
6. Reflex : Bisep + Trisep + Patela + Babinski -
7. Iritansi Meningen : Kaku duduk – lasaque sign - kering sign –
brudzinkim sign - /II -
I. System Muskulo Skeletal
1. Kepala : Bentuk Kepala normal gerakan ke segala arah
2. Vertebrae : scoliosis - Lordosis - Kiposis - Gerakan + ROM Aktif
Fungsi gerak baik
3. Pelvis : Gaya jalan tidak gerakan + ROM Aktif Trendelberg Test -
Ortolani/Borlow -
4. Lutut : Bengkak - kaku - gerakan + Mc Murray test -
Ballotement test -
5. Kaki : Bengkak - gerakan + kemampuan jalan tidak, Tanda
tarikan +
6. Tangan : Bengkak - gerakan + ROM Aktif
J. System Integumen
- Rambut : Warna pirang, mudah dicabut tidak
28. - Kulit : Warna kuning, temperatur hangat, kelembaban - bulu kulit –
erupsi - tahi lalat - ruam - texture baik
- Kuku : Warna pink permukaan kuku cembung, mudah patah -
kebersihan bersih
K. System Endokrin
- Kelenjar Thyroid : ≠ ada pembesaran
- Ekskresi urine berlebihan - polydipsi - polyphagi -
- Suhu tubuh yang tidak seimbang - keringat berlebihan -
- Riwayat bekas air seni dikelilingi semut -
L. System Perkemihan
- Odema palpebra - Moo face - Odema anasarka -
- Keadaan kandung kemih terpasang kateter
- Nocturia - dysuria - kencing batu -
M. System Reproduksi
1. Wanita
- Payudara : Putting, areola mamae, besar
- Labia mayora dan minora : bersih secret, bau
2. Laki-laki
- Keadaan gland penis : Urethra - kebersihan bersih
- Testis : Sudah turun belum -
- Pertumbuhan rambut : Kumis - hanggut - ketiak -
- Pertumbuhan jakun - Perubahan suara -
N. System Imrnun
- Allergi (Cuaca - dubu - bulu binatang - zat kimia - )
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu - Urticaria -
lain-lain ≈
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan Sulit untuk ditentukan klien
mengalami kesakitan
A. 0 – 6 Tahun
29. Dengan Menggunakan DDST
1. Motorik Kasar
2. Motorik Halus
3. Bahasa
4. Personal Sosial
B. 6 Tahun keatas
1. Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan psikosexual
3. Perkembangan psikososial
XI. Test Diagnostik
- 21 Juni 2004 Na : 148
K : 3,5
CI : 110
Hb : 8,5 91 %
Leukosit : 9,2
- 23 Juni 2004 Leukosit : 15,7
Hb : 9,6 91 %
- 24 Juni 2004 Hb : 6,5 91 % (12 – 16)
HCT : 14,7 (37 – 48)
Leukosit : 93,9 (4,0 – 10,0)
- 25 Juni 2004 Albumin : 2,0 (3,5 – 5,0)
Eektrolit Darah :
Na : 134 (136 – 145)
K : 2,0 (3,5 – 5,1)
CI : 103 (97 – 111)
Hb : 10,7
DATA FOKUS
(CP. 1A)
30. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Ibu klien mengatakan anaknya belum
boleh makan lewat mulut
- Ibu klien mengatakan btk BAB
anaknya encer, warna kuning
- Ibu klien mengatakan anaknya berak-
berak sudah 3 x
- Bibir pecah dan kering
- Klien makan lewat NGT
- BB = 819 Kg
- Hb = 10,7 gr/dl
- Albumin = 2,0
- Tampak adanya luka bekas operasi
- Leukosit = 9300
- Klien sudah BAB 3 x
- Konsistensi BAB encer, warna kuning,
bau busuk
- Tampak adanya eritema pada anus
- TTU
S = 37,5oC
N = 100y/mnt
TD = 100/60 mmHg
P = 24y/mnt
ANALISA DATA
( C P I B )
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
31. 1. DS :
Ibu klien mengatakan
anaknya belum boleh
makan lewat mulut
DO :
- Bibir pecah dan kering
- Klien makan lewat NGT
- BB = 8,9 Kg
- Hb = 10,7 gr/dl
N 11,5 – 15,5 gr/dl
- Aldunin = 2,0 (315 –
5,0)
Tindakan pembedahan :
Post op neseksi mengacolon
Pembatasan intake makanan
peroral
asupan makanan tidak
terpenuhi
Pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Pemenuhan nutrisi
Kurang dari
kebutuhan
2. DS :
-
DO :
- Tampak adanya luka
bekas operasi
- Teukosit 9300
<N = 4000 – 10.000
Tindakan pembedahan
(Reseksi mengacolon)
Kerusakan kontinuitas
jaringan
Terpajang lingkungan luar
(Mikroorganisme)
Resiko tinggi terjadi infeksi
Resiko tinggi
Terjadi infeksi
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
3. DS :
- Ibu klien mengatakan
Btk BAB anaknya
Tindakan operasi
Efek anestesi
Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan tubuh
32. encer, warna kuning
- Ibu klien mengatakan
anaknya berak-berak
sudah 3 x
DO :
- Klien sudah BAB 3 x
- Konsistensi BAB encer,
warna kuning, bau
busuk
- TTU
S = 37,5o
C
N = 100 x/mnt
P = 24 x / mnt
TD = 100/60 mmHg
Peristaltik usus me
Konstipasi
Peregangan secara kronik
saat defekasi
Peregangan saraf pupendus
secara maksimal
Spinkterani isi rectum tanpa
disadari
Diare
Resiko tinggi kekurangan
volume cairan tubuh
4. DS :
DO :
Tampak adanya eritema
pada anus
Diare
Frekuensi BAB meningkat
(encer)
Resiko terjadinya gangguan
ntegritas kulit
Resiko terjadinya
gangguan integritas
kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
( CP 2 )
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
DITEMUKAN TERATASI
1. Pemenuhan nutrisi kurang dari 28 Juni 2004
33. 2.
3.
4.
kebutuhan tubuh b.d pembatasan
intake makanan paroral
Resiko tinggi terjadi infeksi b.d
terputusnya kontinuitas jaringan
(luka post operasi reseksi)
Resiko tinggi kekurangan volume
cairan tubuh b.d intake yang
kurang/frekuenai BAB meningkat
(encer)
Resiko terjadinya gangguan
integritas kulit (disekitar anus)
28 Juni 2004
28 Juni 2004
28 Juni 2004
30 Juni 2004
30 Juni 2004
-
PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI
Aktivitas Rasional
1. Kaji pengetahuan anak dan keluarga
mengenai pengobatan kemoterapi,
kemungkinan efek samping dan tindakan
1. Memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk menformulasikan perencanaan
pendidikan
34. perawatan diri sendiri
2. Berikan klien brosur mis “kemoterapi dan
Anda” yang berasal dari Yayasan Kanker
(bila ada) dan yang berasal dari pelayanan
sendiri
3. Beritahu pasien mengenai nana dan jenis
kemoterapi, kegunaan, cara pemberian, rute
dan jadwal pemberian
4. Instruksikan kemungkinan efek samping
tindakan untuk setiap pengobatan
5. Berikan informasi tertulis mengenai masing-
masing obat meliputi kerja, tujuan dan efek
samping
6. Instruksikan pasien untuk tidak memakan
obat lain kecuali kalau diberikan oleh dokter
termasuk obat antagonis yang berlebihan
7. Beritahu pasien untuk tidak menelan obat
aspirin atau obat anti inflamasi nonsteroid,
cek label obat secara hati-hati untuk obat ini
8. Instruksikan pasien atas pengobatan yang
diresepkan untuk membantu pasien yang
mengalami efek samping antiemetik
2. Brosur dapat memberikan penguatan
secara verbal dan memberikan satu
sumber bagi pasien ketika staf kesehatan
tidak ada
3. Meningkatkan pengetahuan pasien
4. Meningkatkan manajemen perawatan diri
dan menurunkan insiden serta
komplikasi yang berat
5. Bahan tulisan merupakan penguatan
instruksi verbal
6. Mencegah interaksi yang
Membahayakan
7. Aspirin dan obat antiinflamasi
nonsteroid dapat menghambat
aktivitas trombosit; aspirin mungkin
terdapat dalam beberapa jenis obat
yang dijual bebas
8.Mencegah atau mengurangi efek
samping yang lebih berat
Aktivitas Rasional
9. Beritahu pasien dan keluarga terhadap
perubahan yang harus dilaporkan pada tim
kesehatan sesegera mungkin : tanda infeksi,
mual dan muntah yang menetap, perdarahan
9. Pencegahan komplikasi yang serius
dengan meningkatkan pelaporan dini
pada tenaga kesehatan
35. yang tidak biasa dan adanya laserasi diare
atau perubahan mental atau status emosional
akut
Intervensi keperawatan berhubungan dengan Kemoterapi dan Radioterapi yang
dijalani anak
Respon Intervensi Keperawatan
Diare - Berikan cairan per oral
- Lakukan perawatan kulit pada bokong dan daerah perineum
- Pantau efektifitas obat antidiare
- Hindari makanan dan buah-buahan tinggi selulose
- Berikan makan sedikit tapi sering, jika mungkin beri makanan
36. Anoreksia
Mual dan muntah
Retensi Cairan
Hiperutemia
Demam dan menggigil
Stomatitis dan ulkus mulut
yang disukai anak
- Kurangi atau jangan berikan daging
- Observasi adanya tanda-tanda dehidrasi
- Pantau infus IU
Pantau asupan dan keluaran
- Beri makan sedikit tapi sering
- Pertahankan asupan cairan yang adekuat dengan esloli, eskrin
- Timbang BB anak setiap hari
- Observasi adanya dehidrasi
Pantau asupan dan keluaran
Timbang BB harian
Evaluasi adanya gawat pernapasan dan edeman paru
Ubah posisi anak dengan sering
Pantau adanya efek samping dr diutetik
Pantau asupan dan keluaran
Ajarkan anak untuk banyak minum
Lakukan perawatan kulit anak
Pantau kreatinin dan asam urat
Pantau adanya efek samping dr aloputinol
Pantau tanda-tanda dan vital dan frekuensi gejala
Evaluasi sumber gejala
Pantau efek samping dr obat antipiretik
Berikan rasa nyaman dengan sering berkumur
Hindari sikat gigi yang berbulu keras
Hindari swab gliserin
Hindari makanan keras dan panas
Respon Intervensi Keperawatan
Alopesia - Persiapkan anak dan keluarga untuk menghadapi kerontokan
rambut
- Yakinkan hati anak dan keluarga bahwa kerontokan rambut
hanya untuk sementara
- Siapkan anak dan keluarga tentang tumbuhnya rambut baru
yang berbeda warna dan tekstur dr rambut sebelumnya
- Anjurkan memakai topi, syal, wig
- Sering keramas untuk mencegah Cradle cap
37. Nyeri
Evakopenia
Ambositopenia
Nemia dan letihan
Resiko faktur
Perkembangan fisik dan
seksual tertunda
- Evaluasi perilaku verbal dan ploverbal anak
- Perhatikan aspek cultural yang mempengaruhi perilaku nyeri
- Pantau tanda-tanda vital
- Evaluasi pola tidur anak
- Sarabkan mengatasi nyeri seperti hypnosis, teknik relaksasi,
imajinasi, distraksi, stimulasi kutaneus
- Observasi adanya tanda dan gejala infeksi dan inflamasi
- Pantau TTV
- Pantau jumlah lekosit
- Pastikan tindakan higienik yang baik
- Cegah kerusakan integritas kulit
- Observasi adanya tanda dan gejala perdarahan
- Pantau TTV
- Pantau jumlah trombosit
- Hindari pem. Suhu rectal
- Hindari injeksi
- Pantau transfusi trombosit
- Evaluasi adanya tanda dan gejala anemia
- Pantau hitung darah lengkap dan hitung jenis
- Berikan cukup istirahat dan tidur
- Anjurkan aktivitas bermain yang tenang
- Hindari penumpukan beban pada alat gerak yang sakit
- Hindari kecelakaan dan cedera
- Anjurkan aktivitas bermain non ambulasi
- Berikan petunjuk antisipasi pada orang tua tentang retardasi
pertumbuhan deformatis skeletal, perkembangan seksual yang
tertunda
- Diskusikan kemandulan dengan anak dan keluarga
Respon Intervensi Keperawatan
Persensitivitas pada obat
sehingga terjadi syok
anafilaktik
Rebilitis dan jaringan
nekrosis karena
infiltrasi infus IV
- Sediakan obat-obatan berikut, hidrokortisor, epinefrin
- Observasi adanya dispnea, gelisah, urtikaria
- Hindari pemberian agens vesikan didekat persendian
- Hentikan aliran IV jika diduga infiltrasi
- Berikan kompres dingin pada tempat terkait
38. - Lanjutkan observasi terhadap tempat terkait atau adanya
tanda-tanda inflamasi dan nekrosis
Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison, vinkristin,
paraginase, metotreksat, merkaptoputin, sitarabin, alopurinol, silklofosfamid dan
aunotubisin
NAMA OBAT KEGUNAAN EFEK SAMPING
Prednisor Dipakai untuk efek antinflamasi
yang kuat pada penyakit yang
melibatkan sistem organ
1. Gangguan cairan dan elektrolit-
retensi natrium, retensi cairan,
gagal jantung kongestif kalium,
39. Vinkristin (oncovin) Obat antineoplastik yang
menghambat pembelahan sel
selama metastase.
Dipakai bersama siklokosfamid
(cytoxan)
hipertensi
2. Efek muskoloskeletal - kele
mahan otot, osteoporosis, faktur
patologik pada tulang panjang
3. Efek gastrointestinal - ulkus
peptikum dengan kemungkinan
perdarahan, pankreatitis, distensi
abdomen, peningkatan nafsu
makan, BB naik
4. Efek dermatologik gangguan
penyembuhan luka, peteki,
ekimosis, eritema fasial,
5. Efek neutologik-edema papil,
konuuisi vertigo
6. Efek endokrin : berkembang status
cushingoid, manifestasi lanjut dari
DM
7. Efek oftalmik-katarak subkapsuler
8. Efek metabolic. Kesimbangan
nitrogen θ karena katabolisme
protein
1. Efek neutomuskular : neuropati
perifer, nyeri saraf, parastesi
tangan dan kaki, hilangnya refleks
tendon profunda, nyeri rahang,
foot drop
2. Efek hematologik trombositopenia
anemia leukopenia
3. Efek gastrointenstinal, stomatitis,
anoreksia mual muntah, diare,
konstipasi, ileus paratitik
4. Lain-lain kenuuisi, hiperkalemia,
hipervrisemia
NAMA OBAT KEGUNAAN EFEK SAMPING
Asparaginase Menurunkan kadar asparagin
(asam amino untuk pertumbuhan
tumor)
1. Manifestasi alergik : Demam dan
menggigil dalam 1 menit setelah
pemberian, reaksi kulit gawat
pernapasan, hipotensi, nyeri
substernal mual, muntah,
Anafilaksis
2. Toksisitas hati disertai ikterus,
40. Merkaptopurin/
purinetol
Sitarabin
Alopurinol/
yloprin
Iklofosfamid/
Ytoxan
Menghalangi sintesis asam
nukleat, yang terutama
diperlukan bila sel-sel bertumbuh
dan memperbanyak dirinya
dengan cepat
Untuk menginduksi remisi pada
pasien dengan leukemia
granulositik akut supresan sum-
sum tulang yang kuat
Menghambat produksi asam urat
dengan menghambat reaksi
biokimia yang mendahului
pembentukan asam urat
Sebuah agens antitumor kuat dari
kelompok nustatnitrogen dan
agens pengkelat
hipoalbuminemia
3. Pankreatitis
4. DM
5. Gangguan metabolisme kalsium
Anoreksia, mual dan muntah,
leukopenia, trombositopenia, supresi
sum-sum tulang, anemi, ruam,
anoreksia, perdarahan, diare,
inflamasi, anafilaksis, sakit kepala,
disfungsi hati
- Mual dan muntah
- Leukopenia, trombositopenia
- Anemia
- Ruam
- Anoreksia
- Perdarahan
- Diare
- Sakit kepala
- Anafilaksis
1. Terkandung toksisitas hati
2. Peningkatan SGOT dan SGPT
yang asimptomatik
1. Mual dan muntah
2. Anoreksia
3. Alopesia
4. Leukipenia
5. Sistigi hemoragi stril
6. Disfungsi hati
7. Kardiotoksisitas
NAMA OBAT KEGUNAAN EFEK SAMPING
Aunotubisin
aunomyan
Menghambat pembelahan sel
selama pengobatan leukemia
akut
1. Skletosis vena
2. Mual dan muntah (segera setelah
penyuntikan)
3. Depresi sum-sum tulang
41. 4. Disritmia jantung dan kematian
5. Peningkatan enzim hati (SGPT
, SGOT )
6. Mengubah warna urin menjadi
merah