1. DOSEN : Dina Asminatalia,S.Kep,Ns
TUGAS : Keperawatan Maternitas
RUPTUR UTERI
OLEH
KELOMPOK :IX
WA ODE GUSNAWATI KADIR
NUR IKRA
EDI SIHRUN
LD SAFARUDIN
SAIFUDIN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2013
2. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ Keperawatan Maternitas‘’.
Adapun askep ini membahas mengenai RUPTUR UTERI. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan
Makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Makalah ini.
Semoga hasil dari penyusunan Makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha,
Maret 2013
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruptur Uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya
regang miomentrium. ( buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal )
Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan
dengan atau tanpa robeknya perioneum visceral.
( Obstetri dan Ginekologi ) yang disebabkan oleh
1. riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
2. induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama
3. presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ruptur Uteri ?
2. Apa Etiologi Ruptur Uteri ?
3. Apa Tanda Dan Gejala Ruptur Uteri ?
4. Macam-macam Klasifikasi Ruptur Uteri ?
5. Bagimana Penatalaksanaan dari Ruptur Uteri ?
6. Bagaimana Menejemen keperawatan Ruptur Uteri ?
C. Tujuan
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui pengertian, Etiologi, Tanda Dan Gejala,
Klasifikasi, Penatalaksanaan,dan Menejemen keperawatan Ruptur Uteri
4. BAB II
PEMBAHASAN
RUPTUR UTERI
A. PENGERTIAN
Ruptur Uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya
daya regang miomentrium. ( buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neofgnatal )
Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam
persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneum visceral. ( Obstetri dan Ginekologi )
B. ETIOLOGI
1. riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
2. induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama
3. presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ).
( Helen, 2001 )
C. TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang.
1. Dramatis
Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak
Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri
Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )
Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun
dan nafas pendek ( sesak )
Temuan pada palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
Bagian presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul
Janin dapat tereposisi atau terelokasi secara dramatis dalam abdomen ibu
Bagian janin lebih mudah dipalpasi
Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada
gerakan dan DJJ sama sekali atau DJJ masih didengar
Lingkar uterus dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan disamping janin (
janin seperti berada diluar uterus ).
5. 2. Tenang
Kemungkinan terjadi muntah
Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
Nyeri berat pada suprapubis
Kontraksi uterus hipotonik
Perkembangan persalinan menurun
Perasaan ingin pingsan
Hematuri ( kadang-kadang kencing darah )
Perdarahan vagina ( kadang-kadang )
Tanda-tanda syok progresif
Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek pada servik atau kontraksi
mungkin tidak dirasakan
DJJ mungkin akan hilang
D. KLASIFIKASI
Ruptur uteri dapat dibagi menurut beberapa cara :
1. Menurut waktu terjadinya
a. R. u. Gravidarum
Waktu sedang hamil
Sering lokasinya pada korpus
b. R. u. Durante Partum
Waktu melahirkan anak
§ Ini yang terbanyak
2. Menurut lokasinya
a. Korpus uteri, ini biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami operasi
seperti seksio sesarea klasik ( korporal ), miemoktomi
b. Segmen bawah rahim ( SBR ), ini biasanya terjadi pada partus yang sulit dan lama
tidak maju, SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan akhirnya terjadilah
ruptur uteri yang sebenarnya
c. Serviks uteri ini biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forsipal atau versi
dan ekstraksi sedang pembukaan belum lengkap
d. Kolpoporeksis, robekan-robekan di antara serviks dan vagina
3. Menurut robeknya peritoneum
a. R. u. Kompleta : robekan pada dinding uterus berikut peritoneumnya ( perimetrium )
; dalam hal ini terjadi hubungan langsung antara rongga perut dan rongga uterus
dengan bahaya peritonitis
6. b. R. u. Inkompleta : robekan otot rahim tanpa ikut robek peritoneumnya. Perdarahan
terjadi subperitoneal dan bisa meluas ke lig.latum
4. Menurut etiologinya
a. Ruptur uteri spontanea
Menurut etiologinya dibagi 2 :
1. Karena dinding rahim yang lemah dan cacat
- bekas seksio sesarea
- bekas miomectomia
- bekas perforasi waktu keratase
- bekas histerorafia
- bekas pelepasan plasenta secara manual
- pada gravida dikornu yang rudimenter dan graviditas interstitialis
- kelainan kongenital dari uterus
- penyakit pada rahim
- dinding rahim tipis dan regang ( gemelli & hidramnion )
2. Karena peregangan yang luarbiasa dari rahim
- pada panggul sempit atau kelainan bentuk dari panggul
- janin yang besar
fgb- kelainan kongenital dari janin
- kelainan letak janin
- malposisi dari kepala
- adanya tumor pada jalan lahir
- rigid cervik
- retrofleksia uteri gravida dengan sakulasi
- grandemultipara dengan perut gantung ( pendulum )
- pimpinan partus salah
b. Ruptur uteri violent
Karena tindakan dan trauma lain :
-
Ekstraksi forsipal
-
Versi dan ekstraksi
-
Embriotomi
-
Braxton hicks version
-
Sindroma tolakan
-
Manual plasenta
7. -
Kuretase
-
Ekspresi kristeller atau crede
-
Trauma tumpul dan tajam dari luar
-
Pemberian piton tanpa indikasi dan pengawasan
5. Menurut simtoma klinik
R. u. Imminens ( membakat = mengancam )
Ruptur Uteri ( sebenarnya )
E. TES LABORATORIUM
Hitung Darah lengkap dan Apusan Darah Batas dasar hemoglobin dan nilai hematokrit
dapat tidak menjelaskan banyaknya kehilangan darah Urinalisis :
Hematuria sering menunjukkan adanya hubungan denga perlukaan kandung kemih.
Golongan Darah dan Rhesus
4 sampai 6 unit darah dipersiapkan untuk tranfusi bila diperlukan
F. PENATALAKSANAAN
Tindakan pertama adalah memberantas syok, memperbaiki keadaan umum penderita
dengan pemberian infus cairan dan tranfusi darah, kardiotinika, antibiotika, dsb. Bila
keadaan umum mulai baik, tindakan selanjutnya adalah melakukan laparatomi dengan
tindakan jenis operasi :
1.
histerektomi baik total maupun sub total
2.
histerorafia, yaitu luka di eksidir pinggirnya lalu di jahit sebaik-baiknya
3.
konserfatif : hanya dengan temponade dan pemberian antibiotika yang cukup.
Tindakan yang akan dipilih tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adala :
1.
keadaan umum penderita
2.
jenis ruptur incompleta atau completa
3.
4.
jenis luka robekan : jelek, terlalu lebar, agak lama, pinggir tidak rata dan sudah banyak
nekrosis
tempat luka : serviks, korpus, segmen bawah rahim
8. 5.
perdarahan dari luka : sedikit, banyak
6.
umur dan jumlah anak hidup
7.
kemampuan dan ketrampilan penolong
G. MANAJEMEN
segera hubungi dokter, konsultan, ahli anestesi, dan staff kamar operasi
buat dua jalur infus intravena dengan intra kateter no 16 : satu oleh larutan elektrolit,
misalnya oleh larutan rimger laktat dan yang lain oleh tranfusi darah. ( jaga agar jalur ini
tetap tebuka dengan mengalirkan saline normal, sampai darah didapatkan ).
Hubungi bank darah untuk kebutuhan tranfusi darah cito, perkiraan jumlah unit dan
plasma beku segar yang diperlukan
Berikan oksigen
Buatlah persiapan untuk pembedahan abdomen segera ( laparatomi dan histerektomi )
Pada situasi yang mengkhawatirkan berikan kompresi aorta dan tambahkan oksitosin
dalam cairan intra vena.
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam
persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneum visceral. ( Obstetri dan Ginekologi )
Diman penyebabya yaitu riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama presentasi abnormal
( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ).( Helen, 2001 )
Tanda dan gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang. Tindakan
pertama adalah memberantas syok, memperbaiki keadaan umum penderita dengan
pemberian infus cairan dan tranfusi darah, kardiotinika, antibiotika, dsb. Bila keadaan
umum mulai baik,
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya
dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.