SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 5
MANAJEMEN RESIKO PADA PENDOKUMENTASIAN
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi
klinis. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan
masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat
tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan
keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar
terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat
dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan yang
lebih canggih dengan memanfaatkan perkembangan tehnologi informasi.
Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan
membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkwalitas.
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan
meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi
yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang
cukup berarti di keperawatan, termasuk dalam dokumentasi proses keperawatan. Dari
yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Bahkan dalam
perkembangannya, computer bukan hanya membantu dalam dokumentasi proses
keperawatan, tapi pemanfaatannya sampai pada kepentingan manajemen rumah sakit,
dimana aktifitas perawatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah sakit.
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat
menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu
dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah
dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian
yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan.
Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini.
Edelstein (1990) mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis
atau dicetak yang dipercaya sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis
haruslah menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan
klien, boleh dikatakan seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien.
Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan tidak hanya kualitas dari
perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota tim kesehatan
lain dalam pemberian perawatan. Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis
tentang status dan perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fischbach, 1991)
Manajemen Resiko / konflik
Tujuan manajemem resiko adalah untuk mengidentifikasikan resiko,
mengendalikan kejadian-kejadian , mencegah kerusakan dan mengendalikan liabilitas
(huber 2000). Departemen manajemen resiko memutuskan apakah akan
menginvestigasi insiden labih lanjut. Perawat mungkin harus menjawab pertanyaan
khusus seperti apa perawat di anggap sebagai alasan terjadinya insiden, bagaimana
insiden itu dapat di cegah dan apakah ada peralatan yang harus disesuaikan. Perawat
yang yakin mereka akan di pecat atau meraka akan dituntut harus mendapatkan
nasihat hukum bahkan jika departemen manajemen resiko memebebaskan perawat
dari tanggung jawab ,klien atau keluarga klien dapat mengajukan tuntutan. Namun
penuntut harus membuktikan bahwa insiden terjadi karena parawatan yang layak
tidak dilakukan bahkan jika standar parawatan yang baik tidak terpenuhi , penuntut
harus membuktikan bahwa insiden merupakan akibat lanhsung dari kegagalan dalam
memenuhi strandar perawatan yang baik dan bahwa insiden tersebur menyebabkan
cidera fisik, emosi atau finansial.
Manajemen sesuatu yang sering kita dengan sehari - hari , secara umum
manajemen diartikan sebagai pengaturan , dalam pelaksanaan kesehariannya
manajemen diartikan sebagai pengelolaan yang mencakup kegiatan perencanaan
, anggaran , oganisasi , pelaksanaan, controling dan evaluasi . Manajemen yang
diistilahkan secara populer dikenal dengan ´ 5 M ´ Man ( manusia ) , Money (
dana ) , Material ( sarana ) , macine methode ( cara / prosedur ) , dan marketing
( penjualan , pelanggan / klien )
Resiko secara harfiah mengandung arti bahaya ,seperti telah dijelaskan
bahwa resiko mengandung pengertian sesuatu ancaman atau dampak negatif
dari sesuatu atau dalam kata lain sesuatu ketidak setujuan antara dua orang atau
keadaan dan mengancam kepentingan dari kedua orang / keadaan tersebut .
Konflik secara harfiah mengandung arti pertentangan / perselisihan , namun
pengertian / defenisi dari konflik adalah :
M arquis & Huston 1998 ´ Sebagai masalah internal dan eksternal yang
terjadi akibat perbedaan pendapat , nilai ± nilai atau keyakinan antara dua
orang atau lebih.
Littlefield 1995 ´ Sebagai suatu kejadian atau proses terjadi dari sesuatu
ketidak setujuan.
Dari dari dua orang / organisasi dimana seseorang tersebut menerima
sesuatu yang mengancam kepentingannya. Sebagai suatu proses , konflik
dimanifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dua
orang atau kelompok dimana setiap orang atau kelompok berusaha menghalangi
atau mencegah kepuasan dari seseorang .
Dalam manajerial keperawatan konflik serin g terjadi pada setiap tatanan
asuhan keperawatan oleh karenanya konfilk dapat diasumsikan pada dua hal
dasar yaitu
1. Konflik adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari dalam suatu
organisasi
2. Apabila konflik dapat di kelola dengan baik , konflik dapat
menghasilkan sutu kualitas produksi , penyelesaian yang kreatif dan
berdampak terhadap peningkatan dan pengembangan .
Penanganan konflik secara kontruksi dengan penekanan win-win
solutionmerupakan keterampilan kritis dalam sutu manajemen .
Pada awal abad 20 , konflik diinterprestasikan sebagai suatu kelemahan /
keburukan dan sesuatu yang harus dihindari . keharmonisan suatu organisasi
sangat diharapkan namun konflik tetap selalu ada walaupun dihindari . Teori
interaksi pada tahun 1970 konfl ik mulai diterima dan dikemukakan sebagai
suatu hal yang penting dan secara aktif mengajak organisasi dalam pertumbuhan
produksi , dan kemudian oleh ( Erwin , 1992 ) mengemukanan manajemen
konflik yang konstuktif akan mengakibatkan stress , dapat meningkatkan
produktifitas dan kreatifitas , dan menghasilkan lingkungan yang kondusif
untuk didiskusikan sebagai fenomena utama , komunikasi yang terbuka melalui
express feeling , tukar fikiran dan tanggungjawab yang menguntungkan dalam
penyelesaian perbedaan pendapat .
Konflik dapat dikatagorikan menjadi 3 jenis :
1. Konflik Intrapersonal ;
Konflik yang terjadi dari dalam , baik secara individu kelompok /
organisasi merupakan masalah internal . Hal ini seringdimanifestasikan sebagai
akibat dari kompetisi peran , dalam keperawatan pertentangan tersebut
menyangkut loyalitas terhadap profesi , loyalitas terhadap pekerjaan , dan
loyalitas terhadap klien
2. Konflik Interpersonal ;
Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai , tujuan , dan
keyakinan antara dua orang atau lebih , konflik ini terjadi karena adanya
interaksi konstan antara sesorang dengan orang lain , dalam asuhan keperawatan
konplik ini terjadi antar person dalam profesi dan dimanifestasikan pada hal
terjadi ketidak harmonisan antar person dalam hubungan pribadi , hubungan
kerja , perbedaan pendapat , pengaru sistem yang berlaku.
3. Konflik antar kelompok ;
Konflik ini terjadi antar oraganisasi , departemen , profesi diman a
sumber konfliknya adalah kekuasaan , otoritas ( kwalitas jasa pelayanan )
keterbatasan prasarana .
Penyelesaian konflik
Langkah ± langkah penyelesaian konflik menurutV estal ( 1994 ) adalah
a. Pengkajian
1. Analisa situasi
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan ,
setelah memvalidasi data / fakta dengan analisa yang mendalam , kemudian
tentukan siapa yang terlibat dan peran masing ± masing.
2. Analisa dan mematikan isu yang berkembang .
Menentukan masalah prioritas yang memerlukan penyelesaian pertama ,
hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.
3. Menyusun tujuan spesipik yang akan dicapai.
b. Indentifikasi
Mengelola perasaan
Hindari respon emosional , marah , setiap orang mempunyai respon yang
berbeda terhadap kata ± kata , ekpresi dan tindakan .
c. Intervensi
1. Masukkan pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik ,
identifikasi hasil yang fositif yang akan terjadi.
2. Menyeleksi metode , penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda,
dan seleksi metode yang paling sesuai.
Strategi penyelesaian konflik
Selain langkah- langkah penyelesaian dalam penyelesaian konflik , tidak
kalah pentingnya strategi penyelesaian konplik antara lain :
a. Kompromi atau negosiasi
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat menyadari dan
sepakat tentang keinginan bersama ( lose ± lose situation ) dimana pihak yang
konflik mengalah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Didalam manajemen
keperawatan strategi ini sering digunakan oleh midle top manajer keperawatan.
b. Kompetisi
Penyelesaian ini menghasilkan adal kelompok yang menang dan ada
yang kalah ( lose ± win ) , akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan ,
putus asa , keinginan untuk perbaiakan dimasa akan datang .
c. Akomodasi
Istilah yang sering digunakan adalah ´c o o p e ra t iv e´ pada strategi ini
manajer berusaha untuk mengakomodasi semua permasalahan memberikan
kesempatan pada semua pihak yang konflik , sering kali strategi ini tidak
menyelesaikan masalah utama dan sering digunakan dalam kasus politik dimana
kekuasaan dengan berbagai konsekuensinya.
d. Smoothing
Penyelesaian masalah dengan mengurangi komponen emosional dalam
konflik , dimana individu yang terlibat dalam konflik berupaya untuk mencapai
kebersamaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi. Sering terjadi pada
konflik ringan.
e.Menghindar
Pada strategi ini semua yang terlibat dalam konflik memilih untuk
menghindar dan tidak perlu menyelesaikan masalah , biayanya dipilih bila
ketidak sepakatan akan membahayakan kedua pihak , biaya penyelesaian
masalah lebih besar , masalah perlu orang ketiga untuk penyelesaiannya , atau
masalah sudah terpecahkan sendirinya.
f. Kolaborasi
Pada kolaborasi kedua unsur yang telibat menentukan tujuan bersama
dan bekerjasama dalam mencapai satu tujuan , istilah strategi ini ´ win-win
solotion ´ . Kedua pihak masing - masing meyakini tercapainya satu tujuan
yang telah ditetapkan dan biasanya strategi ini bisa berjalan karena kompetisi
insentif sebagai bagian dari situasi tersebut . Kelompok yang terlibat tidak
mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan tidak adanya
kepercayaan kedua kelompok ( bowditch & Buono 1994 ).

Más contenido relacionado

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 
Kop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqahKop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqah
 
Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2
 
Shynta
ShyntaShynta
Shynta
 
Undangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katuluUndangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katulu
 
Soal agama smp
Soal agama smpSoal agama smp
Soal agama smp
 
Soal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budayaSoal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budaya
 

Manajemen resiko pada pendokumentasian

  • 1. MANAJEMEN RESIKO PADA PENDOKUMENTASIAN Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan yang lebih canggih dengan memanfaatkan perkembangan tehnologi informasi. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkwalitas. Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan, termasuk dalam dokumentasi proses keperawatan. Dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Bahkan dalam perkembangannya, computer bukan hanya membantu dalam dokumentasi proses keperawatan, tapi pemanfaatannya sampai pada kepentingan manajemen rumah sakit, dimana aktifitas perawatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah sakit. Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan. Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein (1990) mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang dipercaya sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien, boleh dikatakan seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien. Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan tidak hanya kualitas dari perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota tim kesehatan lain dalam pemberian perawatan. Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fischbach, 1991)
  • 2. Manajemen Resiko / konflik Tujuan manajemem resiko adalah untuk mengidentifikasikan resiko, mengendalikan kejadian-kejadian , mencegah kerusakan dan mengendalikan liabilitas (huber 2000). Departemen manajemen resiko memutuskan apakah akan menginvestigasi insiden labih lanjut. Perawat mungkin harus menjawab pertanyaan khusus seperti apa perawat di anggap sebagai alasan terjadinya insiden, bagaimana insiden itu dapat di cegah dan apakah ada peralatan yang harus disesuaikan. Perawat yang yakin mereka akan di pecat atau meraka akan dituntut harus mendapatkan nasihat hukum bahkan jika departemen manajemen resiko memebebaskan perawat dari tanggung jawab ,klien atau keluarga klien dapat mengajukan tuntutan. Namun penuntut harus membuktikan bahwa insiden terjadi karena parawatan yang layak tidak dilakukan bahkan jika standar parawatan yang baik tidak terpenuhi , penuntut harus membuktikan bahwa insiden merupakan akibat lanhsung dari kegagalan dalam memenuhi strandar perawatan yang baik dan bahwa insiden tersebur menyebabkan cidera fisik, emosi atau finansial. Manajemen sesuatu yang sering kita dengan sehari - hari , secara umum manajemen diartikan sebagai pengaturan , dalam pelaksanaan kesehariannya manajemen diartikan sebagai pengelolaan yang mencakup kegiatan perencanaan , anggaran , oganisasi , pelaksanaan, controling dan evaluasi . Manajemen yang diistilahkan secara populer dikenal dengan ´ 5 M ´ Man ( manusia ) , Money ( dana ) , Material ( sarana ) , macine methode ( cara / prosedur ) , dan marketing ( penjualan , pelanggan / klien ) Resiko secara harfiah mengandung arti bahaya ,seperti telah dijelaskan bahwa resiko mengandung pengertian sesuatu ancaman atau dampak negatif dari sesuatu atau dalam kata lain sesuatu ketidak setujuan antara dua orang atau keadaan dan mengancam kepentingan dari kedua orang / keadaan tersebut . Konflik secara harfiah mengandung arti pertentangan / perselisihan , namun pengertian / defenisi dari konflik adalah : M arquis & Huston 1998 ´ Sebagai masalah internal dan eksternal yang terjadi akibat perbedaan pendapat , nilai ± nilai atau keyakinan antara dua orang atau lebih. Littlefield 1995 ´ Sebagai suatu kejadian atau proses terjadi dari sesuatu ketidak setujuan. Dari dari dua orang / organisasi dimana seseorang tersebut menerima sesuatu yang mengancam kepentingannya. Sebagai suatu proses , konflik dimanifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau kelompok dimana setiap orang atau kelompok berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari seseorang . Dalam manajerial keperawatan konflik serin g terjadi pada setiap tatanan asuhan keperawatan oleh karenanya konfilk dapat diasumsikan pada dua hal dasar yaitu
  • 3. 1. Konflik adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi 2. Apabila konflik dapat di kelola dengan baik , konflik dapat menghasilkan sutu kualitas produksi , penyelesaian yang kreatif dan berdampak terhadap peningkatan dan pengembangan . Penanganan konflik secara kontruksi dengan penekanan win-win solutionmerupakan keterampilan kritis dalam sutu manajemen . Pada awal abad 20 , konflik diinterprestasikan sebagai suatu kelemahan / keburukan dan sesuatu yang harus dihindari . keharmonisan suatu organisasi sangat diharapkan namun konflik tetap selalu ada walaupun dihindari . Teori interaksi pada tahun 1970 konfl ik mulai diterima dan dikemukakan sebagai suatu hal yang penting dan secara aktif mengajak organisasi dalam pertumbuhan produksi , dan kemudian oleh ( Erwin , 1992 ) mengemukanan manajemen konflik yang konstuktif akan mengakibatkan stress , dapat meningkatkan produktifitas dan kreatifitas , dan menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk didiskusikan sebagai fenomena utama , komunikasi yang terbuka melalui express feeling , tukar fikiran dan tanggungjawab yang menguntungkan dalam penyelesaian perbedaan pendapat . Konflik dapat dikatagorikan menjadi 3 jenis : 1. Konflik Intrapersonal ; Konflik yang terjadi dari dalam , baik secara individu kelompok / organisasi merupakan masalah internal . Hal ini seringdimanifestasikan sebagai akibat dari kompetisi peran , dalam keperawatan pertentangan tersebut menyangkut loyalitas terhadap profesi , loyalitas terhadap pekerjaan , dan loyalitas terhadap klien 2. Konflik Interpersonal ; Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai , tujuan , dan keyakinan antara dua orang atau lebih , konflik ini terjadi karena adanya interaksi konstan antara sesorang dengan orang lain , dalam asuhan keperawatan konplik ini terjadi antar person dalam profesi dan dimanifestasikan pada hal terjadi ketidak harmonisan antar person dalam hubungan pribadi , hubungan kerja , perbedaan pendapat , pengaru sistem yang berlaku. 3. Konflik antar kelompok ; Konflik ini terjadi antar oraganisasi , departemen , profesi diman a sumber konfliknya adalah kekuasaan , otoritas ( kwalitas jasa pelayanan ) keterbatasan prasarana . Penyelesaian konflik Langkah ± langkah penyelesaian konflik menurutV estal ( 1994 ) adalah a. Pengkajian
  • 4. 1. Analisa situasi Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan , setelah memvalidasi data / fakta dengan analisa yang mendalam , kemudian tentukan siapa yang terlibat dan peran masing ± masing. 2. Analisa dan mematikan isu yang berkembang . Menentukan masalah prioritas yang memerlukan penyelesaian pertama , hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu. 3. Menyusun tujuan spesipik yang akan dicapai. b. Indentifikasi Mengelola perasaan Hindari respon emosional , marah , setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap kata ± kata , ekpresi dan tindakan . c. Intervensi 1. Masukkan pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik , identifikasi hasil yang fositif yang akan terjadi. 2. Menyeleksi metode , penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda, dan seleksi metode yang paling sesuai. Strategi penyelesaian konflik Selain langkah- langkah penyelesaian dalam penyelesaian konflik , tidak kalah pentingnya strategi penyelesaian konplik antara lain : a. Kompromi atau negosiasi Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat menyadari dan sepakat tentang keinginan bersama ( lose ± lose situation ) dimana pihak yang konflik mengalah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Didalam manajemen keperawatan strategi ini sering digunakan oleh midle top manajer keperawatan. b. Kompetisi Penyelesaian ini menghasilkan adal kelompok yang menang dan ada yang kalah ( lose ± win ) , akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan , putus asa , keinginan untuk perbaiakan dimasa akan datang . c. Akomodasi Istilah yang sering digunakan adalah ´c o o p e ra t iv e´ pada strategi ini manajer berusaha untuk mengakomodasi semua permasalahan memberikan kesempatan pada semua pihak yang konflik , sering kali strategi ini tidak menyelesaikan masalah utama dan sering digunakan dalam kasus politik dimana kekuasaan dengan berbagai konsekuensinya. d. Smoothing Penyelesaian masalah dengan mengurangi komponen emosional dalam konflik , dimana individu yang terlibat dalam konflik berupaya untuk mencapai
  • 5. kebersamaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi. Sering terjadi pada konflik ringan. e.Menghindar Pada strategi ini semua yang terlibat dalam konflik memilih untuk menghindar dan tidak perlu menyelesaikan masalah , biayanya dipilih bila ketidak sepakatan akan membahayakan kedua pihak , biaya penyelesaian masalah lebih besar , masalah perlu orang ketiga untuk penyelesaiannya , atau masalah sudah terpecahkan sendirinya. f. Kolaborasi Pada kolaborasi kedua unsur yang telibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam mencapai satu tujuan , istilah strategi ini ´ win-win solotion ´ . Kedua pihak masing - masing meyakini tercapainya satu tujuan yang telah ditetapkan dan biasanya strategi ini bisa berjalan karena kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut . Kelompok yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan tidak adanya kepercayaan kedua kelompok ( bowditch & Buono 1994 ).