Dokumen tersebut membahas mengenai penyakit dan gangguan kesehatan yang umum ditemukan pada anak, khususnya bayi dan anak di bawah lima tahun. Beberapa penyakit dan gangguan tersebut hanya menimbulkan ketidaknyamanan sementara, sementara yang lainnya dapat berbahaya bahkan mengancam jiwa. Penyakit berbahaya dapat dicegah melalui program imunisasi nasional.
2. Radang tenggorokan dapat merupakan tanda awal pilek, tapi juga dapat merupakan gejala
penyakit tersendiri yang disebut infeksi radang tenggorokan. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri streptococcus b. Pada radang tenggorokan yang merupakan awal pilek, gejala biasanya
menghilang sendiri setelah beberapa hari. Jika radang tenggorokan anak Anda berlangsung
lebih dari empat hari, diikuti demam tinggi, bintik-bintik merah terang dan nanah putih di bagian
belakang langit-langit dan amandel dan kesulitan menelan, konsultasikan ke dokter karena
kemungkinan penyebabnya adalah infeksi radang tenggorokan. Infeksi radang tenggorokan
terjadi pada saluran pernapasan atas, namun dokter umumnya tidak menyebutnya sebagai ISPA
karena tidak menimbulkan gejala lain seperti hidung tersumbat/meler dan batuk. Infeksi ini dapat
diobati dengan antibiotik.
3. Rhinitis alergi
Rhinitis alergi adalah peradangan hidung yang disebabkan oleh alergi. Pemicunya adalah alergen
luar ruangan seperti serbuk sari atau alergen dalam ruangan seperti bulu hewan peliharaan,
jamur, dan debu. Tanda dan gejala rhinitis alergi termasuk hidung meler atau tersumbat, sakit
tenggorokan, mata berair dan gatal, sakit kepala, nyeri wajah dan kelelahan. Dokter dapat
meresepkan antihistamin oral, semprotan kortikosteroid nasal dan suntikan alergi untuk
mengobati rhinitis alergi yang parah.
4. Infeksi telinga tengah
Infeksi telinga tengah (otitis media) sangat umum pada balita, yang biasanya mengikuti flu. Tiga
dari empat anak setidaknya pernah mendapatkan satu infeksi telinga pada saat mereka berusia 3
tahun. Gejala umumnya adalah demam, cairan bening mengalir dari salah satu atau kedua
telinga, sakit kepala, tidak menanggapi suara dan mengeluhkan rasa sakit atau menarik-narik
telinga. Kebanyakan infeksi telinga disebabkan oleh virus sehingga tidak mempan antibiotik.
Infeksi biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pengobatan mungkin diperlukan hanya
untuk meredakan demam yang terlalu tinggi dan mengurangi nyeri.
Infeksi telinga tengah yang berulang dapat menyebabkan congekan (otitis media dengan efusi),
di mana cairan lengket terakumulasi dan dapat memengaruhi pendengaran. Jika anak Anda
mendapatkan masalah ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi perawatannya.
5. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh salah satu jenis virus herpes. Gejala khas cacar air adalah bintik-bintik
merah di tubuh yang berubah menjadi benjolan-benjolan bening berisi air yang gatal dan
menyebar di seluruh tubuh dalam beberapa hari.
Terdapat vaksin untuk cacar air. Namun, jika anak Anda tidak mendapatkannya, penyakit ini
biasanya cukup mudah untuk dilalui dan dia hanya perlu berurusan dengannya sekali seumur
hidup. Itulah mengapa jarang sekali orang dewasa yang terkena cacar air, karena mereka telah
mendapatkannya sewaktu anak-anak.
3. Jika anak Anda terkena cacar air, pemberian krim topikal mungkin membantu untuk
mengurangi gatal-gatal. Pereda demam tidak dibutuhkan kecuali suhu tubuhnya mencapai 39 C
atau lebih. Sementara itu, karena virus cacar air sangat menular, sebaiknya Anda mengarantina
anak di rumah dan tidak membiarkannya bermain-main dengan anak lain sampai dia benar-
benar sembuh.
6. Diare
Diare, yang mungkin juga disertai muntah, bukanlah penyakit tetapi gejala dari penyakit tertentu.
Penyebab diare paling umum adalah infeksi virus. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, efek
samping antibiotik, dan keracunan.
Diare biasanya tidak berbahaya dan hanya menyebabkan dehidrasi ringan, yang ditandai oleh
mulut sedikit kering, peningkatan rasa haus dan penurunan jumlah urin. Namun, Anda perlu
waspada bila anak Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi sedang dan berat seperti
frekuensi buang air kecil yang sangat menurun (pada bayi, kurang dari satu popok basah dalam
enam jam), kurangnya air mata ketika menangis, mulut kering dan mata cekung.
Hal terpenting ketika mendapatkan diare adalah memastikan kecukupan asupan cairan. Diare dan
muntah banyak mengeluarkan cairan, garam dan gula dari tubuh, sehingga harus diganti. Berikan
anak Anda cairan elektrolit (misalnya oralit), jus buah atau minuman manis. Bila Anda
dapat menjaga kecukupan asupan cairan, kondisi anak Anda tidak akan berbahaya, bahkan jika
gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam. Jika diare parah, terus berlangsung lebih dari 24 jam
atau anak Anda kesulitan mendapatkan asupan cairan melalui mulut, segera
konsultasikan dengan dokter. Jangan memberikan obat anti diare kepada anak-anak tanpa
petunjuk dokter.
7. Masalah kulit
Masalah kulit pada anak sangat beragam penyebabnya. Reaksi obat, infeksi, gigitan serangga,
parasit dan alergi dapat menyebabkan masalah kulit. Kebanyakan masalah kulit menghilang
sendiri tanpa pengobatan apapun. Namun, beberapa jenis masalah kulit dapat merupakan tanda
penyakit serius.
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang paling umum pada anak yang disebabkan oleh
reaksi alergi atau hipersensitivitas kulit yang bersifat genetik. Kulit anak menjadi sangat gatal
dan meradang, kemerahan, menonjol, retak, pecah dan mengelupas. Beberapa faktor dapat
memicu atau memperburuk dermatitis atopik, termasuk alergi, paparan sabun yang keras,
deterjen, krim kulit dan cuaca dingin. Impetigo adalah masalah kulit lain yang dapat muncul dan
disebabkan infeksi bakteri. Penyakit ini biasanya ditandai bintik-bintik atau parut kerak berwarna
madu di sekitar mulut dan hidung. Penyakit kulit lain yang dapat muncul pada anak antara lain
adalah scabies (kudisan), dermatitis seboroik dan dermatitis kontak.
Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas Pada Anak
Infeksi saluran nafas bagian atas pada anak sering disebabkan oleh virus, selain disebabkan oleh bakteri.
Infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan virus dapat disebut common cold. Insidens terjadinya
4. penyakit ini lebih tinggi pada awal masa kanak-kanak, dibandingkan dengan periode usia anak yang lain.
Anak kurang dari 5 tahun pada umumnya terkena common cold 6 bahkan sampai 12 kali dalam setahun.
Sebanyak 30–40% virus penyebab adalah rhinovirus. Jenis virus lain yang dapat menyebabkan common
cold adalah adenovirus, coronavirus, enterovirus, influenza virus, parainfluenza virus danrespoiratory
syncytial virus.
Temuan klinis yang dapat ditemukan pada anak adalah adanya onset mendadak dari cairan hidung yang
jernih atau berwarna, hidung yang terasa tersumbat, bersin dan nyeri menelan. Hal ini dapat disertai
dengan batuk dan panas badan. Panas badan dapat mencapai 40,6 o
C tanpa adanya superinfeksi pada 5
atau 6 tahun pertama kehidupan. Gejala ini umumnya berlangsung selama 1 minggu. Sekresi hidung
bertambah banyak dalam 2 hari pertama setelah infeksi terjadi.
Tatalaksana yang diberikan merupakan terapi simptomatik atau terapi yang mengatasi gejala.
Pengobatan yang diberikan dapat antipiretik untuk penurun panas. Golongan asetaminofen dan
ibuprofen dapat diberikan untuk mengurangi nyeri selain dari menurunkan panas badan. Pengobatan
over the counter yang banyak digunakan akhir-akhir ini terbukti tidak efektif untuk mengatasi common
cold pada anak terutama anak dibawah 4 tahun. Pengobatan antibiotik juga tidak boleh diberikan pada
anak dengan common cold. Decongestan oral yang umumnya diberikan pada pasien dewasa tidak cukup
bukti efektif dalam penggunaannya pada anak, sehingga sebaiknya tidak diberikan dalam pengobatan.
Edukasi orangtua mengenai penyakit anaknya memegang peranan penting karena selain penyakit ini
sering menyerang anak setiap tahunnya, penyakit ini juga harus dapat dipahami penyebabnya sehingga
penggunaan obat yang berlebihan tidak terjadi. Orangtua sebaiknya diberikan penjelasan mengenai
tanda, gejala dan durasi lamanya anak menderita sakit, selain dari efek simpang dari terapi yang
diberikan. Komplikasi yang dapat terjadi dari common cold yang tidak diterapi dengan baik adalah
rinosinusitis bakterialis, bronkiolitis maupun bronkopneumonia. Bila komplikasi ini terjadi maka anak
disarankan untuk rawat inap untuk mendapatkan tatalaksana selanjutnya.
5. Kenali Gangguan Saluran Cerna Pada Bayi dan Dampak Yang Menyertai
Tampaknya 1 di antaranya 3 manusia sehat mengalami hipersensitif saluran cerna. Hal ini akan
lebih sering lagi pada anak usia di bawah 5 tahun mungkin sekitar 30-40% anak mengalami
hipersensitifitas saluran cerna. Karena sebagian besar pada anak terjadi imaturitas atau ketidak
matangan saluran cerna.
Gangguan hipersensitif saluran cerna sering di anggap normal dan sering diistilahkan berbagai
hal oleh para dokter seperti Gastrooesephageal Refluks, Dispepsia, Stomach
Discomfort, lambung kecil, katub lambung belum sempurna, kekurangan enzim, penyerapan
tidak bagus, alergi susu sapi atau berbagai istilah lainnya. berbagai istilah tersebut kadangkala
disebut berbeda oleh beberapa dokter pada pasien yang sama.
Gangguan hipersensitif saluran cerna ini sering didiagnosis berlebihan seperti alergi susu sapi,
amuba, disentri, penyakit Hisrchprung, usus buntu atau berbagai gangguan lainya
Hipersensitif saluran cerna ini biasanya hanya merupakan gangguan fungsional dan selama ini
dianggap normal. Tetapi ternyata bila dicermati gangguan ini sering disertai secara bersamaan
dengan berbagai gangguan organ tubuh lainnya yang sangat mengganggu. Gangguan tersebut
sering disertai gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan
perkembangan lainnya.
Tanda dan Gejala Hipersensitif Saluran Cerna Pada Bayi
Gastrooesepageal Refluks, Sering MUNTAH/gumoh, kembung,“cegukan”,
Sering Hiccup atau cegukan
Buang angin keras dan sering
6. Sering rewel gelisah atau kolik menagis berkepanjangan dan menangis keras melengkin lebih
dari 15 menit. Biasanya terjadi karena perutnya tidak nyaman atau sakit. Keluhan ini
timbul terutama mulai sore hari hingga malam hari dan puncaknya saat dini hari atau saat
subuh. Nyeri perut atau malam gelisah ini biasanya akan berkurang setelah usia 3 bulan
BAB lebih 3 kali perhari, feses cair, terdapat seperti biji cabe, sering berak sedikit sedikit tapi
sering
Berak Darah
BAB tidak tiap hari, Feses warna hijau,hitam dan berbau, disertai ngeden
Sering “ngeden. Biasanya disertai Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis atau hidrokel.
Air liur berlebihan.
Mulut sensitif: Lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan dengan jamur (candidiasis) atau
memang kadang juga disertai infeksi jamur. Lidah atau mulut sering timbul putih, bibir kering
dan kadang kehitaman sebagian. Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir
bagian tengah berwarna lebih gelap atau biru.
Produksi air liur meningkat, sehingga sering “ngeces (“drooling”) biasanya disertai bayi sering
menjulurkan lidah keluar atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut.
Gangguan Yang Menyertai
Kulit sensitif. Sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah
yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata,
telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang.
Kotoran telinga berlebihan kadang keluar cairan telinga sedikit dan sedikit berbau.
Kuning Timbul kuning tinggi atau kuning bayi baru lahir berkepanjangan seharusnya setelah 2
minggu menghilang sering disebut Breastfeeding Jaundice (kuning karena ASI mengandung
hormon pregnandiol). Seringkali jadi pertanyaan mengapa sebagian besar bayi dengan ASI tidak
mengalami kuning berkepanjangan. Setelah usia 6 telapak tangan dan kaki kadang berwarna
kuning, sampai saat ini seringkali dianggap karena terlalu banyak makan wortel atau kelebihan
vitamin A padahal selama ini hipotesa itu hanya sekedar dugaaan dan belum pernah dibuktikan
dengan pemeriksaan darah. Kuning berkepanjangan meningkat pada bayi bisa sering terjadi
pada bayi dengan gangguan saluran cerna dengan keluhan obstipasi (sering ngeden/mulet) dan
konstipasi. Bila dicermati saat gangguan saluran cerna meningkat kuning semkai terlihat jelas
dan sebaliknya saat saluran cerna membaik kuning menghilang.
Napas Berbunyi (Hipersekresi bronkus). Napas grok-grok, kadang disertai batuk sesekali
terutama malam dan pagi hari siang hari hilang. Bayi seperti ini beresiko sering batuk atau bila
batuk sering lama (>7hari) dan dahak berlebihan )
Sesak Saat Baru lahir. Sesak segera setelah lahir. Sesak bayi baru lahir hingga saat usia 3 hari,
biasanya akan membaik paling lama 7-10 hari. Disertai kelenjar thimus membesar (TRDN
Transient respiratory ditress Syndrome) /TTNB). Bila berat seperti pari-paru tidak
mengembang (Like RDS). Bayi usia cukup bulan (9 bulan) secara teori tidak mungkin terjadi
paru2 yang belum mengembang. Paru tidak mengembang hanya terjadi pada bayi usia
kehamilan < 35 minggu) Bayi seperti ini menurut penelitian beresiko asma (sering batuk/bila
batuk sering dahak berlebihan )sebelum usia prasekolah. Keluhan ini sering dianggap infeksi
paru atau terminum air ketuban.
Hidung Sensitif. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu
sisi (sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu, atau minum dominan hanya satu
7. sisi bagian payudara. Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering
tersedak
Mata Sensitif. Neonatal Ophtalmika atau obstruksi duktus lakrimalis : Mata sering berair atau
sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi atau kedua sisi. Dalam keadaan ini tetes
mata atau antibiotika tetes mata tidak banyak berpengaruh karena memang bukan karena
infeksi.
Keringat Berlebihan. Sering berkeringat berlebihan, meski menggunakan AC keringat tetap
banyak terutama di dahi
Berat Badan Berlebihan atau kurang. Karena minum yang berlebihan atau sering minta minum
berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur <1tahun). Sebaliknya terjadi berat badan
turun setelah usia 4-6 bulan, karena makan dan minum berkurang
Saluran kencing. Kencing warna merah atau oranye (orange) denagna sedikit bentukan kristal
yang menempel di papok atau diapers . Hal ini sering dianggap inmfeksi saluran kencing, saat
diperiksa urine seringkali normal bukan disebabkan karena darah.
Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
Gangguan Hormonal. Mempengaruhi gangguan hormonal berupa keputihan/keluar darah dari
vagina, timbul jerawat warna putih. timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara,
rambut rontok, timbul banyak bintil kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau
papula warna putih
PROBLEM MINUM ASI : minum berlebihan, berat berlebihan karena bayi sering menangis
dianggap haus. Haus palsu adalah tampilan bayi sering menangis, mulutnya sering seperti mau
ngempeng atau mencari puting tampak sucking refleks berlebihan dirangsang pipinya sedikit
sudah seperti mencari puting. Hal itu belum tentu karena haus atau bukan karena ASI kurang.
Pada bayi alergi yang sering rewel seringkali saluran cernanya sedikit sakit sehingga bila ada
perasaan tidak nyaman bayi akan sering seperti ngempeng atau minta digendong. Sering
menggigit puting sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu dan napas
dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi,`karena satu sisi hidung buntu, jangka
panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.
KESULITAN MAKAN dan BERAT BADAN SULIT NAIK Pada anak dengan gangguan fungsi saluran
cerna sering mengalami kesulitan makan dan berat badan sulit naik terutama setelah usia 4- 6
bulan. Hal ini terjadi karena pada saat usia tersebut mulai diberi makanan tambahan baru. Bila
terdapat makan yang tidak cocok terjadi reaksi simpang makanan mengakibatkan sensitif
saluran cerna. Bila hal ini terjadi maka gangguan sulit makan dan berat badan tidak naik mulait
terjadi
DAYA TAHAN TUBUH MENURUN : mudah terkena infeksi batuk, pilek, berulang dan
berkepanjangan . Dalam keadaan seperti ini sebaiknya tidak perlu terburu-buru minum
antibiotika karena penyebab paling sering adalah infeksi virus yang akan sembuh sendiri dalam 5
hari. Karena sering sakit berakibat Otitis media atau keluar cairan dari telinga
OVERDIAGNOSIS TUBERKULOSIS (TB) pada anak dengan sensitif saluran cerna sering
mengalami sulit makan, gangguan kenaikkan berat badan dan mudah sakit. Beberapa
manifestasi tersebut sering mirip gejala penyakit TB (bahasa awam flrks) seheingga mengalami
overdiagnosis dan overtreatment TB. Minum obat jangka panjang TB padahal tidak menderita
penyakit tersebut. Hal ini sering terjadi karena gejala TB mirip berbagai penyakit lainnya
GANGGUAN NEURO ANATOMIS : Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan
tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering dijulurkan lurus dan kaku. Breath Holding spell
: bila menangis napas berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku.
Mata sering juling (strabismus). Kejang tanpa disertai ganggguan EEG (EEG normal)
8. GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN Usia < 1 bulan sudah bisa miring atau membalikkan badan.
Usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan,
tidak bisa diselimuti (“dibedong”). Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga
posisi badan bayi “mlengkung” ke luar. Bila digendomg tidak senang dalam posisi tidur, tetapi
lebih suka posisi berdiri.Usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering
bergerak/sering menggerakkan kepala dan badan atas ke belakang, memukul dan membentur
benturkan kepala. Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala.
Sering kebentur kepala atau jatuh dari tempat tidur.
GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah,bolak-balik ujung ke ujung; bila tidur posisi
“nungging” atau tengkurap; berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata
sering terbuka pada malam hari tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering
terbangun atau tba-tiba duduk dan tidur lagi. Gangguan itu seka=lama ini dianggap karena haus
atau minta minum susu.
AGRESIF MENINGKAT, pada usia lebih 6 bulan sering memukul muka atau menarik rambut
orang yang menggendong. Sering menarik puting susu ibu dengan gusi atau gigi, menggigit,
menjilat tangan atau punggung orang yang menggendong. Sering menggigit puting susu ibu bagi
bayi yang minum ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke
mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam mulut. Tampak
gampang seperti gemes atau menggeram
GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas bermain, memainkan
mainan, bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa lama memperhatikan. Bila minum susu
sering terhenti dan teralih perhatiannya dengan sesuatu yang menarik tetapi hanya sebentar
EMOSI MENINGKAT, sering menangis, berteriak dan bila minta minum susu sering terburu-buru
tidak sabaran. Sering berteriak dibandingkan mengiceh terutama saat usia 6 bulan
GANGGUAN MOTORIK KASAR, GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI : Pada POLA
PERKEMBANGAN NORMAL adalah BOLAK-BALIK, DUDUK, MERANGKAK, BERDIRI DAN BERJALAN
sesuai usia. Pada gangguan keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan,
usia 6 – 8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri dan berjalan.
GANGGUAN ORAL MOTOR: KETERLAMBATAN BICARA: Kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh
hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran,
dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik. GANGGUAN MENGUNYAH DAN
MENELAN: Gangguan makan makanan padat, biasanya bayi pilih-pilih makanan hanya bisa
makanan cair dan menolak makanan yang berserat. Pada usia di atas 9 bulan yang seharusnya
dicoba makanan tanpa disaring tidak bisa harus di blender terus sampai usia di atas 2 tahun.
IMPULSIF : banyak tersenyum dan tertawa berlebihan seperti anak besar, lebih dominan
berteriak daripada mengoceh.
Penyebab dan Pemicu
Genetik Hipersensitif saluran cerna biasa terjadi karena secara genetik atau bakat alamiah.
Biasanya faktor keturunan sangat berperananan. Faktor fenotipe atau kesamaan wajah misalnya
orangtua, anak atau saudara yang mempunyai wajah sama biasanya akan mengalami gangguan
hieprsensitif saluran cerna yang sama. Gangguan saluran cerna yang dialami oleh orangtua yang
wajahnya sama atau suadara kandung yang wajahnya sama seperti mudah muntah bila
menangis, berlari atau makan banyak atau bila naik kendaran bermotor, pesawat atau kapal.
Sering mengalami mual terutama pagi hari bila hendak gosok gigi atau sedang disuap
makanan.Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat
9. kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering sendawa
atau “glegekan”, sering kembung, sering buang angin dan buang angin bau tajam. Sering nyeri
perut. Pada penderita dewasa sering megalami gejala penyakit “Maag”, dyspepsia atau Iritable
Bowel Syndrome
Gangguan Fungsional Gangguan fungsi saluran cerna ini biasanya hanyalah gangguan fungsional
bukan gangguan organik atau organ saluran cernanya normal dan baik-baik saja. Sehingga bila
dilakukan pemeriksaan USG, CT Scan, endoskopi atau pemeriksaan penunjang lainnya pada
umumnya normal
Gangguan Organik Penyebab gangguan saluran cerna lainnya yang jarang adalah gangguan
organik seperti stenosis pilorik, sumbatan usus, intususepsi, invaginasi, penyakit Hirshprung,
infeksi pencernaan atau gangguan organik lainnya. Biasanya gangguan organik yang terjadi lebih
berat seperti berak darah berlebihan dalam 1-3 hari semakin sering, muntah berlebihan lebih 5-
7 kali kadang disetai muntah warna hijau, kembung berlebihan hingga perut sangat keras dan
besar.
Alergi dan Hipersensitifitas Makanan Gangguan hipersensitif saluran cerna sering terjadi pada
penderita alergi makanan, hipersensitif makanan, penyakit celiak dan gangguan reaksi simpang
makanan lainnya. Gangguan hipersensitif saluran cerna tersebut akan hilang timbul sering
disebabkan karena pengaruh beberapa makanan yang menggganggu atau reaksi simpang
makanan. Alergi makanan harus dicurigai sebagai penyebab gangguan manifestasi alergi selama
ini bila terdapat gangguan saluran cerna. Tetapi sayangnya gangguan saluran cerna tersebut
sangat ringan dan dianggap biasa sehingga lepas dari pengamatan penderita ataupun bahkan
seorang dokter ahli. Bila hal ini terjadi maka seringkali terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi
penyebab alergi. Sehingga sering overdiagnosis, bahwa penyebab alergi adalah debu dan udara
dingin, padahal alergi makanan sangat mungkin berperanan penting.
Dianggap Bagian Terpisah Penderita sensitif saluran cerna biasanya tidak hanya mengalami satu
gejala saja, misalnya disertai gelala alergi lainnya seperti asma, hidung, dermatitis (alergi kulit).
Penderita sensitif saluran cerna biasanya terganggu beberapa organ tubuhnya khususnya
saluran cernanya secara bersamaan meski dalam bentuk ringan. Tetapi sayang dalam praktek
sehari-hari untuk menilai gangguan alergi sebagian dokter seringkali hanya memandang satu
keluhan saja dalam penanganan sebuah penyakit. Misalnya dokter kulit hanya melihat gangguan
dermatitis padahal saluran cernanya bermasalah juga karena alergi. Sedangkan dokter ahli
pernapasan atau paru hanya memandang sesak atau hipersekresi bronkus atau napas berbunyi
grok-grok sebagai masalah utama, padahal penderita asma atau sensitif saluran napas juga
sering mengalami gangguan saluran cerna seperti Gastrooesephageal Refluks, mual, muntah
atau seringatau sebaliknya sulit BAB. Demikian juga ahli THT hanya melihat gangguan cairan
telinga bayi yang dipicu alergi, tetapi tidak melihat keluhan sensitif saluran cerna. Sebaliknya
dokter ahli saluran cerna hanya melihat keluhan saluran cerna tersendiri padahal keluhan
saluran napas, rinitis dan dermatitis (alergi kulit) yang menyertai adalah termasuk kesatuan
dalam gangguan penyakit itu.
Infeksi virus atau infeksi lain Selama ini setiap gangguan alergi atau sensitif saluran cerna pada
bayi sering divonis sebagai alergi susu sdapi atau alergi makanan. Padahal seringkali justru
infeksi virus memicu atau memperberat gangguan yang sudah ada sebelumnya. Infeksi virus
atau infeksi lain yang terjadi di luar saluran cerna tetapi dapat mengganggu saluran cerna.
Gejala infeksi virus kadang ringan seperti badan hangat, sakit kepala, badan pegal atau
kecapekan, batuk dan pilek. Karena ringannya keluhan selama ini infeksi virus tersebut dianggap
sebagai masuk angin, terlalu capek, mau flu tidak jadi atau panas dalam. Justru saat ke dokter
penyebab tersering dan lebih berat adalah infeksi virus bukan alergi. Sebaliknya justru alergi
timbul lebih ringan dan penderita tidak ke dokter. Sehingga sering asma kambuh lagi saat flu,
10. sinusitis kambuh lagi saat flu, nyeri perut atau gejala maag timbul saat flu atau sesak timbul lagi
saat batuk yang keras dan demam. Tetapi sayangnya penderita bahkan dokter sekalipun kadang
sulit membedakan antara virus dan alergi. Seringkali gejala alergi disebut infeksi sebaliknya
infeksi virus dianggap sebagai alergi.
Penanganan:
Bila terdapat satu atau beberapa gangguan hipersensitif saluran cerna dan disertai beberapa
gejala laian yang menyertai maka sangat mungkin gangguan saluran cerna tersebut berkaitan
sebagai faktor penyebab atau pemicu. Misalnya saat bayi kolik seringkali terjadi keluhan kulit
sensitif atau gangguan buang air besar atau muntah lebih sering, nafas grok-grok, bersin dan
pilek.
Bila disertai infeksi virus ringan yang kadang bila tidak dicermati seperti normal, maka keluhan
terebut akan membaik setelah 5 hari. Namun bila bayi daya tahan tubuh tidak bagus dan di
sekitarnya ada orangtua atau orang yang mudah sakit maka gangguan tersebut akan hilang
timbul berkepanjangan
Lakukan diet elminasi provokasi makanan selama 3 minggu untuk mendiagnosis dan
memperbaiki saluran cerna. Lihat dan baca Intervensi Diet (Eliminasi Provokasi Makanan)
Sebagai Terapi dan Diagnosis Berbagai Gangguan Fungsional Tubuh Manusia. Bila bayi minum
ASI sebaiknya harus diperhatikan dan dilakukan intervensi makanan ibu yang dikonsumsi
Bila setelah dalam 3 minggu berbagai gangguan tersebut membaik maka dapat dipastikan
bahwa gangguan sensitif saluran cerna tersebut berkaitan dengan berbagai gangguan yang ada.
Obat-obatan untuk berbagai gangguan tersebut hanya bersifat sementara. Setelah itu gangguan
tersebut akan hilang timbul berulang terus
ISPA pada Anak
2/29/2012 | Baca : 6413 | Komentar : 0 ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah
suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang
maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah
sakit karena penyakitnya cukup gawat. Kemungkinan yang terajdi adalah dikarenakan
infeksi saluran respiratorik, yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan respiratorik
mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga dapat berpengaruh hingga
dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernaapsan pada bayi dan anak-anak
mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa dewasa. Kesehatan
respiratorika ini akan menuntun mereka pada perkembangan yang optimal bersama-sama
dengan system imun bayi dan anak-anak. Rentannya anak adalah karena kekebalan
tubuhnya belum begitu sempurna layaknya orang dewasa, terlebih lagi pada anak yang
memiliki riwayat ISPA pada keluarganya.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting bagi bayi dan anak. Fakta yang
ditemukan tentang penyakit ISAP pada anak adalah:
Menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi.
Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya.
40 % – 60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA.
11. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % – 30 %.
Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur
kurang dari 2 bulan.
Faktor pendukung yang menyebabkan bayi dan anak terserang ISPA dan hal-hal yang
dapat menularkan adalah:
Air ludah, darah, bersin, udaar pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh
orang sehat kesaluran pernapasannya.
Bayi kurang gizi.
Lingkungan yang tidak hygiene.
Kemungkinan infeksi silang
Beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing,
serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Tanda-tanda ISPA:
Napas tak teratur dan cepat, retraksi/ tertariknya kulit kedalam dinding dada, napas
cuping hidung/napas dimana hidungnya tidak lobang, sesak kebiruan, suara napas lemah
atau hilang, suara nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras.
Denyut jantung cepat atau lemah, hipertensi, hipotensi dan gagal jantung.
Gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, kejang dan koma.
Letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun, anak tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin
Infeksi Saluran Napas Atas
Merupakan penyakit infeksi yang paling umum. Sebagian besar penyebabnya adalah
virus. Rhinovirus 25 – 30%, respiratory syncytial virus (RSVs), parainfluenza dan
influenza virus, human metapneumo virus dan adeno virus 25 – 35%. Corona virus 10%
dan sisanya virus yang belum teridentifikasi. Karena sebagian besar infeksi saluran nafas
atas ini adalah bisa sembuh sendiri, maka penanganan komplikasi akan menjadi lebih
penting dari pada infeksi itu sendiri. Infeksi virus akut dapat memberi kecenderungan
terhadap anak untuk terjadinya infeksi bakteri pada sinus dan telinga tengah. Tertelannya
sekret dan sel yang terinfeksi dapat menyebabkan terjading infeksi saluran napas bawah.