SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 30
“Meningkatnya Prestasi Belajar IPA tentang Gaya Melalui
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas
IV SDN 17 KATOBU”
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah
WA ODE ZAROH FATIMAH
822 181 333
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ KENDARI
TAHUN 2014
MENINGKATNYA PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG GAYA
MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 17 KATOBU
Wa Ode Zaroh Fatimah
822 181 333
Mahasiswa UT,semester 8 Pokjar Raha D
ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi ada beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung yang perlu diidentifikasi. Adapun permasalahan tesebut yaitu
penggunaan metode mengajar kurang variasi,sebagian siswa kurang memahami tentang
gaya,perolehan nilai rendah,siswa dikelas tersebut pasif. Tujuan penulis mempunyai
maksud memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya pada kelas IV SDN 17
KATOBU melalui Penerapan Metode Demonstrasi. Berdasarkan hasil penelitian,
analisis data dan analisis hasil evaluasi pelajaran IPA yang telah dilakukan tampak
bahwa penerapan metode demonstrasi pada pelajaran IPA dapat meningkatkan
pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.
Saran dari hasil penelitian ini diharapkan beberapa hal yang sebaiknya menjadi
perhatian dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam
kelas di antaranya mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran
yang relevan dan menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa, penerapan
metode demonstrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran perlu dipertimbangkan dan
disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.
Kata Kunci : Peningkatan prestasi belajar IPA,metode pembelajaran demonstrasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pendekatan pembelajaran yang merupakan tuntutan kurikulum
tingkat satuan pendidikan belum dilaksanakan secara maksimal. Guru
masih sering melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA secara murni
mata pelajaran dan terpisah dari mata pelajaran lain. Kegiatan
pembelajaran mata pelajaran IPA hanya mempelajari standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan IPA tanpa
mengaitkannya dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran seperti ini
mengakibatkan siswa terjebak dalam rutinitas yang membosankan
sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan motivasi belajar
siswa pun rendah. Siswa juga belum terlibat secara aktif dalam
menemukan konsep yang dipelajari, karena pembelajaran lebih banyak
terpusat pada guru.
Berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan dan seiring
bergulirnya kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran yang
dikemas dan dirancang guru harus mengoptimalkan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah digariskan. Untuk
mencapai hal tersebut maka guru harus dapat menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis
siswa SD kelas IV. Pada periode ini, siswa masih memandang dunia
sebagai sesuatu yang terpadu dan konkrit, sehingga pendekatan
pembelajaran yang digunakan di kelas ini harus menggunakan metode
demonstrasi. Dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan
utuh bagi siswa, serta dapat mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya secara optimal. Dan pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya prestasi belajar IPA.
Menurut pendapat paham konstruktivisme bahwa pengetahuan itu
merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Sebagai guru yang
merupakan jabatan fungsional di bidang pendidikan dengan sendirinya
juga dituntut dalam keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu
atau yang disebut sebagai sebuah kompetensi guru. Secara minimal guru
memiliki kompetensi kepribadian (personal) dan kompetensi
kemasyarakatan (sosial).
Dari hasil ulangan IPA tentang materi “Gaya ” hanya 23 orang
siswa dari 33 orang siswa kelas IV SDN 17 KATOBU yang mencapai
SKBM. Selama pembelajaran berlangsung siswa jarang mengajukan
pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap penjelasan guru.
Berdasarkan hal tersebut, penulis meminta batuan sejawat sebagai
pengamat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang
dilaksanakan. Dari hasil observasi dan diskusi dari teman sejawat ada
beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung yang perlu diidentifikasi. Adapun permasalahan tesebut
yaitu:
a. Penggunaan metode mengajar kurang variasi.
b. Sebagian siswa kurang memahami tentang Gaya.
c. Perolehan nilai rendah.
d. Siswa di kelas tersebut pasif.
2. Analisa Masalah
Dari identifikasi masalah pada pembelajaran IPA tentang Gaya
penulis menganalisa serta merumuskan masalah yang terjadi. Adapun
analisa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran IPA adalah:
a. Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah.
b. Siswa kurang memahami tentang Gaya.
c. Guru tidak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi.
d. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
e. Guru tidak memberikan contoh yang memadai.
Berdasarkan uraian di atas, maka mendorong penulis untuk
mengeliminir kesenjangan-kesenjangan yang menjadi permasalahan
dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi pada
pembelajaran IPA. Oleh karena itu pada karya tulis ilmiah ini menulis
mengenai “Peningkatan Prestasi Belajar IPA tentang Gaya Dalam
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas IV
SDN 17 KATOBU”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka secara spesifik
masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah melalui penerapan
metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
tentang gaya siswa kelas IV SD”
C. Tujuan Penelitian Pembelajaran
Sesuai peranan guru sebagai motivator, guru harus dapat
membangkitkan minat siswa karena minat sebagai motivasi yang
mempengaruhi didalam belajar, berfikir dan berprestasi (Krapp ,Hidi, Re-
minger, Prudrich dan Schrurk 1996). Tujuan penelitian mengandung maksud
memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang Gaya pada kelas
IV SDN 17 KATOBU melalui Penerapan Metode Demonstrasi.
Disamping itu, pada mata pelajaran tersebut siswa – siswi kebanyakan
mendapat nilai yang kurang memuaskan. Oleh karena itu perencana
perbaikan dilakukan melalui tahap: identifikasi masalah, analisis dan
perumusan masalah yang selanjutnya dilaksanakan rencana perbaikan
pembelajaran. Pelaksanaan penelitian pembelajaran di kelas IV SDN 17
KATOBU (tempat penulis mengajar) dan pelaksanaanya dilakukan pada
jam efektif yang disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran tersebut dengan
rentang waktu 13 Mei dan 27 Mei 2014. Dalam pelaksanaannya penulis
diawasi oleh pengawas untuk membantu penulis mencari kekurangan atau
kelemahan dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV SDN 17 KATOBU tentang Gaya melalui penerapan metode
pembelajaran Demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian Pembelajaran
Dari pembelajaran yang ditempuh dalam dua siklus, maka penulis
menemukan adanya manfaat dari perbaikan pembelajaran tersebut, manfaat
perbaikan itu adalah :
a. Manfaat Bagi Guru
Memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
IPA kelas IV SD tentang Gaya dengan penerapan metode pembelajaran
demonstrasi serta memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena
dengan adanya perbaikan akan menimbulkan rasa puas karena sudah
melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Manfaat Bagi Siswa
Dengan adanya perbaikan pembelajaran maka dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
c. Manfaat Bagi Sekolah
Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri guru
telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk siswa.
Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perbaikan
mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat serta
merupakan masukan dalam mengambil kebijakan yang dapat menunjang
peningkatan mutu dan efektivitas pembelajaran IPA di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Prestasi Belajar IPA
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) adalah
“Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Sedangkan menurut Winkel (1991: 60) yang dimaksud dengan
prestasi belajar adalah “Bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai
seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari
sesuatu”.
Senada dengan pendapat kedua ahli tersebut, Anton Sukarno
(1994:16) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu hasil
maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka
mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.
Dari ketiga pendapat di atas, maka yang dimaksud prestasi belajar
adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat dalam rangka mengaktualisasikan
dan mempotensikan diri lewat belajar.
Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu
angka yang dicapai oleh masing-masing siswa dalam periode waktu
tertentu sebagai hasil dari belajarnya, yang merupakan perwujudan dari
potensi dirinya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).
Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan
guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi
belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-
masing (Moh Uzer Usman & Lilis Setiawati, 1993: 9).
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
 Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah panca indera
yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami
sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna,
berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah
laku.
 Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas:
1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu
kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu
prestasi yang dimiliki.
2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minta kebutuhan, motivasi, emosi,
dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar luar diri (eksternal)
 Faktor sosial yang terdiri atas:
 Lingkungan keluarga.
 Lingkungan sekolah.
 Lingkungan masyarakat.
 Lingkungan kelompok.
 Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tehnologi,
dan kesenian.
 Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas
belajar.
 Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
Demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi
baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
3. Pengertian IPA
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara
menyeluruh meliputi tipe pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
ilmiah. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills) melalui
seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan
diri, dan berhasil dimasa yang akan datang. Kemampuan ini
membutuhkan pemikiran, antara lain berfikir sistematis, logis, kritis
yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA
di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan
tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan
proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat
mencetak siswa dalam bersikap ilmiah. Namun materi IPA yang
diberikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang
bersangkutan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
untuk SD/MI dijelaskanmengenai pembelajaran IPA yaitu : Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
BNSP (2007:13).
Dari penjelasan tersebut pendidikan IPA menekankan pada
pemberian pengalamanbelajar secara langsung. Dalam pembelajaran IPA
siswa difasilitasi untuk mengembangkansejumlah keterampilan proses.
Sebagaimana diungkapkan Edi Hendri (2006:12) bahwa: Dalam
pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah
dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar.
Keterampilan proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan
seluruh indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar
dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja; mengajukan
pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data;
mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan
memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan
atau memecahkan masalah sehari-hari. Pada prinsipnya, pembelajaran
IPA harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara“mencari tahu dan
cara mengerjakan/melakukanyang dapat membantu siswa
memahamifenomena alam secara mendalam” (Depdiknas, 2003:3).
IPA merupakan pengetahuan teoritisyang diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukanobservasi,
eksperimentasi, observasi. Pembelajaran IPA sangat penting untuk
diberikan disekolah dasar, karena IPA sangat berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Untuk itu,tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI
secara umum adalah agar siswa dapat menghargai alamEnung
Nurhaelah, 2011Upaya Meningkatkan Keterampilan yang ada di sekitar
lingkungan siswa dengan cara melestarikan dan
memanfaatkannya,sehingga dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA
Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusiamelalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan
IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan.Di tingkatSD/MI diharapkan ada penekanan
pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi,dan
masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang
dan membuatsuatu karya melalui penerapan konsep IPA dankompetensi
bekerja ilmiah secara bijaksana. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alamsecara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupafakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu prosespenemuan. Pendidik IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untukmempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalammenerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan padapemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi danmemahami
alam sekitar secara ilmiah. IPA diperlukan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahanmasalah-masalah yang dapat di
identifikasi. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekananpembelajaran
yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat
suatukarya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja
ilmiah secara bijaksana.Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar
(KD) di SD/MI merupakan standarminimum yang secara nasional harus
dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalampengembangan
kurikulum disetiap satuan pendidikan.
Selanjutnya, tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
berdasarkan KTSP 2006 adalah sebagai berikut :
 Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari;
 menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan
teknologi;
 mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;
 ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan
alam;
 mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
dan
 menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan. (Depdiknas, 2006:27).
Selanjutnya menurut BNSP (2007:13) mata pelajaran IPA di SD/MI
bertujuan agarpeserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya;
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat;
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan;
 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam;
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep-
konsep IPA yangdiberikan di Sekolah Dasar secara umum bertujuan agar
siswa dapat menyadari dan ikutberpartisipasi dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam, sertamenghargai alam
sebagai ciptaan Tuhan. Tujuan pembelajaran IPA akan berhasil bila
dalam prosesnya melibatkan interaksi siswa yang optimal. Interaksi
tersebut meliputi interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan
guru, interaksi siswa dengan sesama siswa, juga interaksi siswa dengan
lingkungannya.
B. Metode Pembelajaran
Pengertian metode menurut Santoso, ( 2006 ; 2.26) adalah cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Bertitik tolak dari pendapat ini, maka
metode khususnya dalam pembelajaran memainkan peranan yang cukup
penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
penerapan suatu metode pembelajaran adalah sesuatu yang harus dilakukan
guru, dengan metode yang tepat proses pembelajaran akan berlangsung
secara optimal. Tidak jarang dalam proses pembelajaran guru menggunakan
beberapa metode pembelajaran yang berbeda, tentu penggunaan metode
yang berbeda tersebut sangat tergantung dari karakteristik siswa dan materi
pembelajaran. Wahyudi (2007 ; 9.22), mengatakan upaya menggunakan
metode secara kombinasi, pada saat guru sedang mengajar adalah penting
dikembangkan.
Salah satu metode pembelajaran yang cukup dikenal guru adalah metode
demonstrasi. Menurut pendapat Winataputra, dkk. (2000 : 4.24 )
mengatakan, metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung
objeknya atau caranya melakukan susuatu untuk mempertunjukan proses
tertentu. Metode demonstrasi dapat menggiring siswa kedalam proses
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang
sangat dianjurkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran modern di
era globalisasi seperti sekarang ini.
Dengan metode demonstrasi siswa dapat terlibat secara langsung dalam
pembelajaran, karena dalam pelaksanaannya guru selalu mencontohkan,
menunjukkan, bahkan menirukan cara kerja suatu perangkat media
pembelajaran.
Pengertian metode Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “
yang berarti jalan yang harus dilalui. Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) “
Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan
metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar
“Sedangkan menurut Sukartiaso (dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45) “
Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai
suatu tujuan ”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh
guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Pengertian Metode Demonstrasi Kegiatan belajar mengajar akan
lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode
yang menarik dan bervariasi dalam mengajar.Metode demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan
kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli
dalam topik bahasan “ ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).
Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara
mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan,
memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001 : 83 ).
Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan
secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk
memperunjukkan proses tertentu“.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) :
“Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan
dengan bahan pelajaran“.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang
disertai dengan penjelasan lisan.
2. Keunggulan Metode Demonstrasi
Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut Elizar ( 1996 : 45 ),
keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa
mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa mendapatkan langsung dari
hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman langsung,
siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap
penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat
bertanya langsung pada guru.
Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 )
menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah
perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan
yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang
dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat,
menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan,
karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang
dilakukan.
Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 )
menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu
anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja
suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan,
kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki
melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek
sebenarnya.
Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulan
bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan
perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa
memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat,
siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan,
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa
pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa
dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi
dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan
contoh konkretnya.
3. Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelemahan metode Demonstrasi Walaupun memiliki beberapa
kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa
kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ),
ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang
sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua
benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan
oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan. Dari
pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode
demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi pembelajaran yang
bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang
oleh keterampilan guru secara khusus . Meskipun metode ini memiliki
banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus
sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran bernyanyi, karena siswa
tidak hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai cara bernyanyi,
tetapi siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan bernyanyi
yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Agar pelaksanaan metode demonstrasi
berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut :
rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, susun
langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur
sesuai dengan skenario yang direncanakan, persiapkan peralatan atau
bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai
skenario yang direncanakan, teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang
akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan, perhitungkan
waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari
siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan.
Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan
hal-hal sebagai berikut : apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap
siswa, apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan
dan dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan petunjuk
mengenai hal-hal yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat
digunakan secara efektif dan efisien.
4. Langkah-langkah metode Demontrasi
Langkah-langkah metode Demontrasi Untuk melaksanakan
metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang
harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan,
uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri
dengan adanya evaluasi (J.J Hasibuan dan Mujiono,1993:31). Adapun
langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa
yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu
dilakukan.
b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu
wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling
efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan
demonstrasi tidak gagal.
d. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan
jelas.
e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan
dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah
dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu
untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
g. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
 Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
 Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga
setiap siswa dapat melihat dengan jelas.
 Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
seperlunya.
h. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi
berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi. Setelah
perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba
terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif
dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan
mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan
praktek secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya. Langkah selanjutnya dari metode ini adalah
realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan
suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang
diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau
mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan
demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi,
intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung
itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya
ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya. Untuk mengetahui
sejauhmana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi
tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh murid
mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau
dipraktekkan guru. Pada hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak
ada yang paling baik dan paling efektif, karena hal itu tergantung
kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang
sedang dibahas. Yang paling penting, guru mengetahui kelebihan
dan kekurangan metode-metode tersebut. Metode demonstrasi ini
tepat digunakan apabila bertujuan untuk: Memberikan keterampilan
tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan
bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak
dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh
perhatian sebab lebih menarik . (Zuhairini,1983:94:95).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Meningkatnya Prestasi Belajar IPA
tentang Gaya Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa
Kelas IV SDN 17 Katobu” penulis menggunakan metode deskriptif. Metode
penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan suatu situasi atau
keadaan populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.
Dengan kata lain, tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan seperangkat
peristiwa atau kondisi populasi saat ini.
B. Lokasi dan Sasaran Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap 2013/2014. Tempat
penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 17 Katobu.Tindakan perbaikan
pembelajaran dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 17 Katobu dengan jumlah
siswa kelas IV 33 orang.Sebagai gambaran kongkret jadwal penelitian ini adalah :
Tanggal 13 Mei 2014 mata pelajaran IPA siklus I
Tanggal 27 Mei 2014 mata pelajaran IPA siklusII
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan
sampel. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan
siswi SD Negeri 17 Katobu, Karena jumlah populasi terlalu besar, maka penulis
mengambil sampel, yaitu angkatan kelas IV yang berjumlah 33 Siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah
menggunakan data primer yaitu data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang
sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian
yang ditujukan langsung pada siswa SD yang ada pada saat itu di SD Negeri 17
Katobu.
E. Analisis Data
Terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan
metode deskriptif analitik dan persentasi yang jelas dan berkaitan dengan masalah
pembelajaran IPA tentang gaya yang terjadi pada siswa di SD Negeri 17 Katobu
yang selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan. Cara ini penulis anggap
paling efektif dan akurat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mata
pelajaran IPA menunjukan adanya kenaikan hasil belajar yang dicapai
oleh siswa, demikian juga yang berkaitan dengan aktifitas siswa dan
guru, dalam pembelajaran IPA.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran
Deskripsi persiklus :
1) Siklus I
a) Rencana Pembelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Menyampaikan topik yang akan dipelajari.
 Menjelaskan materi tentang bentuk gaya.
 Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan
terjadinya perubahan gerak suatu benda.
 Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang gaya
dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak suatu
benda.
 Mengadakan tanya jawab.
 Menyimpulkan pelajaran.
 Guru mengadakan evaluasi secara tertulis.
b) Pelaksanaan
Penulis mengajar tentang Gaya dikelas IV SDN 17
KATOBU, dengan indikator menyebutkan bentuk gaya,
mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan
terjadinya perubahan gerak suatu benda . Dalam proses
kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan
pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi
kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan
inti penulis menyampaikan penjelasan tentang gaya dengan
menggunakan metode demonstrasi.
c) Pengamatan
Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu
teman sejawat sebagai observator, pengamat mengamati
tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata
hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan
menggunakan lembar observasi (terlampir).Adapun hasil
pengamatan yang dicatat oleh observator adalah :
 Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi
pembelajaran.
 Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika
menggunakan metode tanya jawab, pernyataan guru
kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi dikelas
masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.
 Hasil belajar siswa belum maksimal.
2) Siklus 2
a) Perencanaan
 Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan
konsep yang akan dipelajari.
 Menjelaskan tentang bentuk gaya.
 Membimbing siswa memberikan contoh gaya.
 Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk suatu benda.
 Melakukan percobaan untuk menunjukkan perubahan
bentuk benda karena adanya gaya.
 Membuat kesimpulan hasil percobaan.
 Siswa mencatat hasil percobaan dan melakukan tanya
jawab.
 Menyimpulkan pembelajaran.
 Guru mengadakan evaluasi secara tertulis.
b) Pelaksanaan
Penulis mengajar tentang gaya di kelas IV SDN 17
KATOBU, dengan indikator mendemonstrasikan bahwa
gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk suatu
benda,menyimpulkan hasil percobaan, mengkomunikasikan
hasil percobaan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar
penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan
apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik
pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan
penjelasan tentang gaya dengan menggunakan metode
demonstrasi.
c) Pengamatan.
Hasil pembelajaran RPP 2 yaitu penggunaan metode
sudah cukup baik dalam memberikan pertanyaan sudah
menyeluruh, ketika berdiskusi semua siswa aktif.Hasil belajar
siswa sudah maksimal.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran
Dari deskripsi data di atas dapat dilihat bahwa dari siklus pertama
dan kedua menunjukan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPA
tentang gaya. Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I, boleh
dikatakan belum berhasil karena beberapa faktor yaitu metode yang
diharapkan belum sesuai sehingga mengakibatkan kurang gairah siswa
dalam mengikuti pelajaran. Skenario perbaikan pembelajaran masih
kurang sempurna sehingga keterlibatan siswa masih kurang.Kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II, baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran sudah baik, terbukti dari
gairah siswa, keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan analisis hasil
evaluasi pelajaran IPA yang telah dilakukan tampak bahwa penerapan
metode demonstrasi pada pelajaran IPA tentang gaya dapat
meningkatkan pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa.
Hal ini senada dengan pendapat Drs. H. Udin S Winataputra, MA
(2000:4.24) mengatakan metode demonstrasi merupakan metode
mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan
objek secara langsung sehingga pelajaran menjadi bermakna dan dapat
menciptakan system Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan ( PAKEM ).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan telah
menunjukan peningkatan–peningkatan kearah yang lebih baik, sehingga
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan
melalui pengajuan pertanyaan yang jelas, singkat, dan pemberian waktu
berpikir yang cukup.
2. Dengan Metode Demonstrasi siswa terlibat secara aktif memperoleh
pengalaman langsung yang lebih bermakna secara kognitif, efektif,
maupun psikomotor sehingga tingkat penguasaan materi pelajaran dapat
ditingkatkan.
3. Pengelolaan belajar kelompok akan efektif jika dalam menentukan
anggota kelompok dengan mempertimbangkan tingkat kecerdasan siswa
yang relatif sama dan banyak anggota kelompok yang sesuai dengan
beban kegiatan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa hal yang sebaiknya
menjadi perhatian dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan
keaktifan siswa dalam kelas di antaranya:
1. Mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang relevan dan
menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa. Nama media atau
alat bantu, jenis dan langkah penggunaanya sebaiknya ditulis pada
rencana pembelajaran.
3. Penerapan metode demonstrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran
perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan karakteristik materi
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo (2007;28) http//ian43.wordpress.com/2010/12/17/fungsi-dan-nilai-
media-gambar/
Sudrajat, 2008, Media Pembelajaran, http//www..com, diakses tanggal 17–02–
2012
Slamento, 2003, Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
cipta, Jakarta
Wardani,I.G.A.K.,Julaeha,S dan Marsinah.N(2005)“Pemantapan Kemampuan
Profesional”Jakarta.UniversitasTerbuka.
Wardani,I.G.A.K.,Wihardi dan Nasution.N(2005) “Penelitian Tindakan Kelas”
Jakarta.Universitas Terbuka.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtre_devan
 
Kertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakanKertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakanJunaidah Jusoh
 
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasusStrategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasusberbagikarya
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanFawwaz Fathanah
 
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)Cik BaCo
 
01 penulisan proposal kertas cadangan
01 penulisan proposal kertas cadangan01 penulisan proposal kertas cadangan
01 penulisan proposal kertas cadanganChon Seong Hoo
 
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia Amir Aiman Akashah
 
Tugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikanTugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikanAlandWijaya
 
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Aniyah Damayanti
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanSuzi Suziyana
 
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian InformalHuraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian InformalZuzan Michael Japang
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...Irma Mustika Sari
 

La actualidad más candente (20)

Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
 
Kertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakanKertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakan
 
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasusStrategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
Strategi belajar bahasa inggris berdasarkan studi kasus
 
Pts diklat
Pts diklatPts diklat
Pts diklat
 
SKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSDSKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSD
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakan
 
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
 
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la odeKarya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
 
01 penulisan proposal kertas cadangan
01 penulisan proposal kertas cadangan01 penulisan proposal kertas cadangan
01 penulisan proposal kertas cadangan
 
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
Proposal kajian tindakan bahasa malaysia
 
Tugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikanTugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikan
 
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
 
ARTIKEL PTK PQ4R
ARTIKEL PTK PQ4RARTIKEL PTK PQ4R
ARTIKEL PTK PQ4R
 
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian InformalHuraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
 
proposal
proposalproposal
proposal
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Slide seminar hasil leli lestari
Slide seminar hasil leli lestariSlide seminar hasil leli lestari
Slide seminar hasil leli lestari
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
 

Destacado

QinetiQ-AR13-4
QinetiQ-AR13-4QinetiQ-AR13-4
QinetiQ-AR13-4johandev
 
Esquemas sobre población española
Esquemas sobre población españolaEsquemas sobre población española
Esquemas sobre población españolaColegio Vedruna
 
Disco duro grupo 7
Disco duro grupo 7 Disco duro grupo 7
Disco duro grupo 7 dianamesias
 
Melting Pot Of Library
Melting Pot Of LibraryMelting Pot Of Library
Melting Pot Of LibraryIFLA
 
giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...
giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...
giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...Giovanni Campagnoli
 
las Tic´s y la Salud
las Tic´s y la Saludlas Tic´s y la Salud
las Tic´s y la Saludguest75dcc2
 
Ig1 task 2 analysis work sheet 4
Ig1 task 2 analysis work sheet 4Ig1 task 2 analysis work sheet 4
Ig1 task 2 analysis work sheet 4hajohnson90
 
Wiki πρότυπο παρουσίασης
Wiki πρότυπο παρουσίασης Wiki πρότυπο παρουσίασης
Wiki πρότυπο παρουσίασης aivanoulis
 
Power point 2010
Power point 2010Power point 2010
Power point 2010lelysp
 
Promoten 6
Promoten 6Promoten 6
Promoten 6EVM
 
Resultados Consulta Ciudadana Calama Plus
Resultados Consulta Ciudadana  Calama PlusResultados Consulta Ciudadana  Calama Plus
Resultados Consulta Ciudadana Calama PlusCalama Plus
 

Destacado (20)

QinetiQ-AR13-4
QinetiQ-AR13-4QinetiQ-AR13-4
QinetiQ-AR13-4
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Esquemas sobre población española
Esquemas sobre población españolaEsquemas sobre población española
Esquemas sobre población española
 
Hsp bm sk_y6
Hsp bm sk_y6Hsp bm sk_y6
Hsp bm sk_y6
 
Jpiter
JpiterJpiter
Jpiter
 
14 1 9 Documento 5
14 1 9 Documento 514 1 9 Documento 5
14 1 9 Documento 5
 
Disco duro grupo 7
Disco duro grupo 7 Disco duro grupo 7
Disco duro grupo 7
 
Melting Pot Of Library
Melting Pot Of LibraryMelting Pot Of Library
Melting Pot Of Library
 
Green ideas # 19 il primo negozio dove non si paga
Green ideas # 19 il primo negozio dove non si pagaGreen ideas # 19 il primo negozio dove non si paga
Green ideas # 19 il primo negozio dove non si paga
 
giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...
giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...
giovanni campagnoli (2006/08), L'esperienza del Centro giovani Spazioper (Bor...
 
las Tic´s y la Salud
las Tic´s y la Saludlas Tic´s y la Salud
las Tic´s y la Salud
 
Ig1 task 2 analysis work sheet 4
Ig1 task 2 analysis work sheet 4Ig1 task 2 analysis work sheet 4
Ig1 task 2 analysis work sheet 4
 
Promo
PromoPromo
Promo
 
Wiki πρότυπο παρουσίασης
Wiki πρότυπο παρουσίασης Wiki πρότυπο παρουσίασης
Wiki πρότυπο παρουσίασης
 
Power point 2010
Power point 2010Power point 2010
Power point 2010
 
Task 2 IG3
Task 2 IG3Task 2 IG3
Task 2 IG3
 
Promoten 6
Promoten 6Promoten 6
Promoten 6
 
02 vademecum committente cittadino
02   vademecum committente cittadino02   vademecum committente cittadino
02 vademecum committente cittadino
 
Resultados Consulta Ciudadana Calama Plus
Resultados Consulta Ciudadana  Calama PlusResultados Consulta Ciudadana  Calama Plus
Resultados Consulta Ciudadana Calama Plus
 
England
EnglandEngland
England
 

Similar a Meningkatkan Prestasi

Karya ilmiah sitti fajar surya ningsih
Karya ilmiah sitti fajar surya ningsihKarya ilmiah sitti fajar surya ningsih
Karya ilmiah sitti fajar surya ningsihSeptian Muna Barakati
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
 
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar a Meningkatkan Prestasi (20)

Karya ilmiah sitti fajar surya ningsih
Karya ilmiah sitti fajar surya ningsihKarya ilmiah sitti fajar surya ningsih
Karya ilmiah sitti fajar surya ningsih
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Metopen.docx
Metopen.docxMetopen.docx
Metopen.docx
 
Karya ilmiah faltin
Karya ilmiah faltinKarya ilmiah faltin
Karya ilmiah faltin
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
 
Demostratos
DemostratosDemostratos
Demostratos
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
Prposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sdPrposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sd
 
Implementasi pbl
Implementasi pblImplementasi pbl
Implementasi pbl
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Meningkatkan Prestasi

  • 1. “Meningkatnya Prestasi Belajar IPA tentang Gaya Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SDN 17 KATOBU” KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah WA ODE ZAROH FATIMAH 822 181 333 UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ KENDARI TAHUN 2014
  • 2. MENINGKATNYA PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG GAYA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 17 KATOBU Wa Ode Zaroh Fatimah 822 181 333 Mahasiswa UT,semester 8 Pokjar Raha D ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi ada beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang perlu diidentifikasi. Adapun permasalahan tesebut yaitu penggunaan metode mengajar kurang variasi,sebagian siswa kurang memahami tentang gaya,perolehan nilai rendah,siswa dikelas tersebut pasif. Tujuan penulis mempunyai maksud memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya pada kelas IV SDN 17 KATOBU melalui Penerapan Metode Demonstrasi. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan analisis hasil evaluasi pelajaran IPA yang telah dilakukan tampak bahwa penerapan metode demonstrasi pada pelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas di antaranya mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang relevan dan menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa, penerapan metode demonstrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran. Kata Kunci : Peningkatan prestasi belajar IPA,metode pembelajaran demonstrasi.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Identifikasi Masalah Pendekatan pembelajaran yang merupakan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan belum dilaksanakan secara maksimal. Guru masih sering melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA secara murni mata pelajaran dan terpisah dari mata pelajaran lain. Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan IPA tanpa mengaitkannya dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa terjebak dalam rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan motivasi belajar siswa pun rendah. Siswa juga belum terlibat secara aktif dalam menemukan konsep yang dipelajari, karena pembelajaran lebih banyak terpusat pada guru. Berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan dan seiring bergulirnya kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran yang dikemas dan dirancang guru harus mengoptimalkan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah digariskan. Untuk mencapai hal tersebut maka guru harus dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis siswa SD kelas IV. Pada periode ini, siswa masih memandang dunia sebagai sesuatu yang terpadu dan konkrit, sehingga pendekatan pembelajaran yang digunakan di kelas ini harus menggunakan metode demonstrasi. Dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan utuh bagi siswa, serta dapat mengembangkan seluruh potensi yang
  • 4. dimilikinya secara optimal. Dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya prestasi belajar IPA. Menurut pendapat paham konstruktivisme bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Sebagai guru yang merupakan jabatan fungsional di bidang pendidikan dengan sendirinya juga dituntut dalam keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu atau yang disebut sebagai sebuah kompetensi guru. Secara minimal guru memiliki kompetensi kepribadian (personal) dan kompetensi kemasyarakatan (sosial). Dari hasil ulangan IPA tentang materi “Gaya ” hanya 23 orang siswa dari 33 orang siswa kelas IV SDN 17 KATOBU yang mencapai SKBM. Selama pembelajaran berlangsung siswa jarang mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap penjelasan guru. Berdasarkan hal tersebut, penulis meminta batuan sejawat sebagai pengamat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil observasi dan diskusi dari teman sejawat ada beberapa masalah yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang perlu diidentifikasi. Adapun permasalahan tesebut yaitu: a. Penggunaan metode mengajar kurang variasi. b. Sebagian siswa kurang memahami tentang Gaya. c. Perolehan nilai rendah. d. Siswa di kelas tersebut pasif. 2. Analisa Masalah Dari identifikasi masalah pada pembelajaran IPA tentang Gaya penulis menganalisa serta merumuskan masalah yang terjadi. Adapun analisa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran IPA adalah:
  • 5. a. Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah. b. Siswa kurang memahami tentang Gaya. c. Guru tidak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi. d. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. e. Guru tidak memberikan contoh yang memadai. Berdasarkan uraian di atas, maka mendorong penulis untuk mengeliminir kesenjangan-kesenjangan yang menjadi permasalahan dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi pada pembelajaran IPA. Oleh karena itu pada karya tulis ilmiah ini menulis mengenai “Peningkatan Prestasi Belajar IPA tentang Gaya Dalam Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SDN 17 KATOBU”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka secara spesifik masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA tentang gaya siswa kelas IV SD” C. Tujuan Penelitian Pembelajaran Sesuai peranan guru sebagai motivator, guru harus dapat membangkitkan minat siswa karena minat sebagai motivasi yang mempengaruhi didalam belajar, berfikir dan berprestasi (Krapp ,Hidi, Re- minger, Prudrich dan Schrurk 1996). Tujuan penelitian mengandung maksud memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang Gaya pada kelas IV SDN 17 KATOBU melalui Penerapan Metode Demonstrasi. Disamping itu, pada mata pelajaran tersebut siswa – siswi kebanyakan mendapat nilai yang kurang memuaskan. Oleh karena itu perencana
  • 6. perbaikan dilakukan melalui tahap: identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah yang selanjutnya dilaksanakan rencana perbaikan pembelajaran. Pelaksanaan penelitian pembelajaran di kelas IV SDN 17 KATOBU (tempat penulis mengajar) dan pelaksanaanya dilakukan pada jam efektif yang disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran tersebut dengan rentang waktu 13 Mei dan 27 Mei 2014. Dalam pelaksanaannya penulis diawasi oleh pengawas untuk membantu penulis mencari kekurangan atau kelemahan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 17 KATOBU tentang Gaya melalui penerapan metode pembelajaran Demonstrasi. D. Manfaat Penelitian Pembelajaran Dari pembelajaran yang ditempuh dalam dua siklus, maka penulis menemukan adanya manfaat dari perbaikan pembelajaran tersebut, manfaat perbaikan itu adalah : a. Manfaat Bagi Guru Memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV SD tentang Gaya dengan penerapan metode pembelajaran demonstrasi serta memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena dengan adanya perbaikan akan menimbulkan rasa puas karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Manfaat Bagi Siswa Dengan adanya perbaikan pembelajaran maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
  • 7. c. Manfaat Bagi Sekolah Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk siswa. Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat serta merupakan masukan dalam mengambil kebijakan yang dapat menunjang peningkatan mutu dan efektivitas pembelajaran IPA di sekolah.
  • 8. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Prestasi Belajar IPA 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) adalah “Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan menurut Winkel (1991: 60) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “Bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu”. Senada dengan pendapat kedua ahli tersebut, Anton Sukarno (1994:16) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”. Dari ketiga pendapat di atas, maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu angka yang dicapai oleh masing-masing siswa dalam periode waktu tertentu sebagai hasil dari belajarnya, yang merupakan perwujudan dari potensi dirinya.
  • 9. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing- masing (Moh Uzer Usman & Lilis Setiawati, 1993: 9). Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)  Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.  Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas: 1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. 2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minta kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
  • 10. b. Faktor yang berasal dari luar luar diri (eksternal)  Faktor sosial yang terdiri atas:  Lingkungan keluarga.  Lingkungan sekolah.  Lingkungan masyarakat.  Lingkungan kelompok.  Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tehnologi, dan kesenian.  Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.  Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan. Demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa. 3. Pengertian IPA Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi tipe pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills) melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa yang akan datang. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berfikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam bersikap ilmiah. Namun materi IPA yang
  • 11. diberikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI dijelaskanmengenai pembelajaran IPA yaitu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. BNSP (2007:13). Dari penjelasan tersebut pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalamanbelajar secara langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa difasilitasi untuk mengembangkansejumlah keterampilan proses. Sebagaimana diungkapkan Edi Hendri (2006:12) bahwa: Dalam pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data; mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan
  • 12. atau memecahkan masalah sehari-hari. Pada prinsipnya, pembelajaran IPA harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara“mencari tahu dan cara mengerjakan/melakukanyang dapat membantu siswa memahamifenomena alam secara mendalam” (Depdiknas, 2003:3). IPA merupakan pengetahuan teoritisyang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukanobservasi, eksperimentasi, observasi. Pembelajaran IPA sangat penting untuk diberikan disekolah dasar, karena IPA sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu,tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI secara umum adalah agar siswa dapat menghargai alamEnung Nurhaelah, 2011Upaya Meningkatkan Keterampilan yang ada di sekitar lingkungan siswa dengan cara melestarikan dan memanfaatkannya,sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusiamelalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.Di tingkatSD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi,dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuatsuatu karya melalui penerapan konsep IPA dankompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alamsecara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupafakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu prosespenemuan. Pendidik IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untukmempelajari diri sendiri dan
  • 13. alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalammenerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan padapemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi danmemahami alam sekitar secara ilmiah. IPA diperlukan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahanmasalah-masalah yang dapat di identifikasi. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekananpembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatukarya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar (KD) di SD/MI merupakan standarminimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalampengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Selanjutnya, tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar berdasarkan KTSP 2006 adalah sebagai berikut :  Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari;  menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi;  mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;  ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;  mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; dan  menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (Depdiknas, 2006:27).
  • 14. Selanjutnya menurut BNSP (2007:13) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agarpeserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:  Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan- Nya;  Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;  Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat;  Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan;  Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;  Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;  Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep- konsep IPA yangdiberikan di Sekolah Dasar secara umum bertujuan agar siswa dapat menyadari dan ikutberpartisipasi dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, sertamenghargai alam sebagai ciptaan Tuhan. Tujuan pembelajaran IPA akan berhasil bila dalam prosesnya melibatkan interaksi siswa yang optimal. Interaksi tersebut meliputi interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan sesama siswa, juga interaksi siswa dengan lingkungannya.
  • 15. B. Metode Pembelajaran Pengertian metode menurut Santoso, ( 2006 ; 2.26) adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Bertitik tolak dari pendapat ini, maka metode khususnya dalam pembelajaran memainkan peranan yang cukup penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran penerapan suatu metode pembelajaran adalah sesuatu yang harus dilakukan guru, dengan metode yang tepat proses pembelajaran akan berlangsung secara optimal. Tidak jarang dalam proses pembelajaran guru menggunakan beberapa metode pembelajaran yang berbeda, tentu penggunaan metode yang berbeda tersebut sangat tergantung dari karakteristik siswa dan materi pembelajaran. Wahyudi (2007 ; 9.22), mengatakan upaya menggunakan metode secara kombinasi, pada saat guru sedang mengajar adalah penting dikembangkan. Salah satu metode pembelajaran yang cukup dikenal guru adalah metode demonstrasi. Menurut pendapat Winataputra, dkk. (2000 : 4.24 ) mengatakan, metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objeknya atau caranya melakukan susuatu untuk mempertunjukan proses tertentu. Metode demonstrasi dapat menggiring siswa kedalam proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang sangat dianjurkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran modern di era globalisasi seperti sekarang ini. Dengan metode demonstrasi siswa dapat terlibat secara langsung dalam pembelajaran, karena dalam pelaksanaannya guru selalu mencontohkan, menunjukkan, bahkan menirukan cara kerja suatu perangkat media pembelajaran. Pengertian metode Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang harus dilalui. Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) “ Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan
  • 16. dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar “Sedangkan menurut Sukartiaso (dalam Moedjiono dan Dimyati 1995 :45) “ Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan ”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 1. Pengertian Metode Demonstrasi Pengertian Metode Demonstrasi Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar.Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan “ ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ). Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001 : 83 ). Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu“. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran“.
  • 17. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan. 2. Keunggulan Metode Demonstrasi Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut Elizar ( 1996 : 45 ), keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru. Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman ( 2002 : 46 ) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan. Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 56 ) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
  • 18. Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya. 3. Kelemahan Metode Demonstrasi Kelemahan metode Demonstrasi Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan. Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus . Meskipun metode ini memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran bernyanyi, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai cara bernyanyi, tetapi siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan bernyanyi yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut : rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, susun
  • 19. langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan, teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan, perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan. Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut : apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa, apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien. 4. Langkah-langkah metode Demontrasi Langkah-langkah metode Demontrasi Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi (J.J Hasibuan dan Mujiono,1993:31). Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut: a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan. b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
  • 20. c. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal. d. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas. e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya. f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. g. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:  Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.  Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas.  Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya. h. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi. Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau
  • 21. mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya. Untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan guru. Pada hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik dan paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut. Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk: Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik . (Zuhairini,1983:94:95).
  • 22. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian yang berjudul “Meningkatnya Prestasi Belajar IPA tentang Gaya Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SDN 17 Katobu” penulis menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan suatu situasi atau keadaan populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Dengan kata lain, tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini. B. Lokasi dan Sasaran Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap 2013/2014. Tempat penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 17 Katobu.Tindakan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 17 Katobu dengan jumlah siswa kelas IV 33 orang.Sebagai gambaran kongkret jadwal penelitian ini adalah : Tanggal 13 Mei 2014 mata pelajaran IPA siklus I Tanggal 27 Mei 2014 mata pelajaran IPA siklusII C. Populasi dan Sampel Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SD Negeri 17 Katobu, Karena jumlah populasi terlalu besar, maka penulis mengambil sampel, yaitu angkatan kelas IV yang berjumlah 33 Siswa.
  • 23. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan data primer yaitu data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian yang ditujukan langsung pada siswa SD yang ada pada saat itu di SD Negeri 17 Katobu. E. Analisis Data Terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan metode deskriptif analitik dan persentasi yang jelas dan berkaitan dengan masalah pembelajaran IPA tentang gaya yang terjadi pada siswa di SD Negeri 17 Katobu yang selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan. Cara ini penulis anggap paling efektif dan akurat.
  • 24. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran 1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mata pelajaran IPA menunjukan adanya kenaikan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, demikian juga yang berkaitan dengan aktifitas siswa dan guru, dalam pembelajaran IPA. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran Deskripsi persiklus : 1) Siklus I a) Rencana Pembelajaran  Menyampaikan tujuan pembelajaran.  Menyampaikan topik yang akan dipelajari.  Menjelaskan materi tentang bentuk gaya.  Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak suatu benda.  Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak suatu benda.  Mengadakan tanya jawab.  Menyimpulkan pelajaran.  Guru mengadakan evaluasi secara tertulis.
  • 25. b) Pelaksanaan Penulis mengajar tentang Gaya dikelas IV SDN 17 KATOBU, dengan indikator menyebutkan bentuk gaya, mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak suatu benda . Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang gaya dengan menggunakan metode demonstrasi. c) Pengamatan Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat sebagai observator, pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi (terlampir).Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator adalah :  Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.  Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika menggunakan metode tanya jawab, pernyataan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi dikelas masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.  Hasil belajar siswa belum maksimal. 2) Siklus 2 a) Perencanaan  Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan dipelajari.  Menjelaskan tentang bentuk gaya.
  • 26.  Membimbing siswa memberikan contoh gaya.  Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk suatu benda.  Melakukan percobaan untuk menunjukkan perubahan bentuk benda karena adanya gaya.  Membuat kesimpulan hasil percobaan.  Siswa mencatat hasil percobaan dan melakukan tanya jawab.  Menyimpulkan pembelajaran.  Guru mengadakan evaluasi secara tertulis. b) Pelaksanaan Penulis mengajar tentang gaya di kelas IV SDN 17 KATOBU, dengan indikator mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk suatu benda,menyimpulkan hasil percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang gaya dengan menggunakan metode demonstrasi. c) Pengamatan. Hasil pembelajaran RPP 2 yaitu penggunaan metode sudah cukup baik dalam memberikan pertanyaan sudah menyeluruh, ketika berdiskusi semua siswa aktif.Hasil belajar siswa sudah maksimal.
  • 27. B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran Dari deskripsi data di atas dapat dilihat bahwa dari siklus pertama dan kedua menunjukan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPA tentang gaya. Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I, boleh dikatakan belum berhasil karena beberapa faktor yaitu metode yang diharapkan belum sesuai sehingga mengakibatkan kurang gairah siswa dalam mengikuti pelajaran. Skenario perbaikan pembelajaran masih kurang sempurna sehingga keterlibatan siswa masih kurang.Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran sudah baik, terbukti dari gairah siswa, keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan analisis hasil evaluasi pelajaran IPA yang telah dilakukan tampak bahwa penerapan metode demonstrasi pada pelajaran IPA tentang gaya dapat meningkatkan pemahaman belajar dan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat Drs. H. Udin S Winataputra, MA (2000:4.24) mengatakan metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan objek secara langsung sehingga pelajaran menjadi bermakna dan dapat menciptakan system Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAKEM ).
  • 28. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan telah menunjukan peningkatan–peningkatan kearah yang lebih baik, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui pengajuan pertanyaan yang jelas, singkat, dan pemberian waktu berpikir yang cukup. 2. Dengan Metode Demonstrasi siswa terlibat secara aktif memperoleh pengalaman langsung yang lebih bermakna secara kognitif, efektif, maupun psikomotor sehingga tingkat penguasaan materi pelajaran dapat ditingkatkan. 3. Pengelolaan belajar kelompok akan efektif jika dalam menentukan anggota kelompok dengan mempertimbangkan tingkat kecerdasan siswa yang relatif sama dan banyak anggota kelompok yang sesuai dengan beban kegiatan B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas di antaranya: 1. Mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
  • 29. 2. Menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran yang relevan dan menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa. Nama media atau alat bantu, jenis dan langkah penggunaanya sebaiknya ditulis pada rencana pembelajaran. 3. Penerapan metode demonstrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Angkowo (2007;28) http//ian43.wordpress.com/2010/12/17/fungsi-dan-nilai- media-gambar/ Sudrajat, 2008, Media Pembelajaran, http//www..com, diakses tanggal 17–02– 2012 Slamento, 2003, Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta Wardani,I.G.A.K.,Julaeha,S dan Marsinah.N(2005)“Pemantapan Kemampuan Profesional”Jakarta.UniversitasTerbuka. Wardani,I.G.A.K.,Wihardi dan Nasution.N(2005) “Penelitian Tindakan Kelas” Jakarta.Universitas Terbuka.