1. Perdarahan pada hamil tua dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, atau vasa previa.
2. Plasenta previa dan solusio plasenta merupakan penyebab perdarahan hamil tua yang paling umum, sedangkan vasa previa jarang terjadi.
3. Penatalaksanaan perdarahan hamil tua bergantung pada seberapa parah gejala yang dialami ibu hamil.
2. BATASAN
Perdarahan dari jalan lahir setelah
kehamilan memasuki trimester III
Disebut juga PERDARAHAN ANTE
PARTUM
Beberapa penulis → setelah kehamilan
melebihi 20 minggu
4. PLASENTA PREVIA
BATASAN
merupakan plasenta yang letaknya
abnormal → pada segmen bawah rahim
(SBR) sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum
ETIOLOGI
Tidak jelas
5. Klasifikasi
Plasenta Previa Totalis
bila seluruh OUI tertutup plasenta
Plasenta Previa Lateralis
hanya sebagian dari OUI tertutup plasenta
Plasenta Previa Marginalis
tepi plasenta berada tepat pada tepi OUI
Plasenta Letak Rendah
plasenta berada 3-4 cm diatas tepi OUI
7. Penentuan plasenta secara langsung
dengan meraba melalui kanalis
servikalis
bahaya perdarahan banyak
double set up atau PDMO (Periksa
Dalam Meja Operasi)
8. Penatalaksanaan
Konservatif, bila
Kehamilan < 37 minggu
Perdarahan tidak banyak (Hb masih normal)
Tempat tinggal pasien dekat
→ Istirahat baring, hematinik, spasmolitik,
antibiotika (atas indikasi)
Lab : Hb, hematokrit dan USG
3 hari bebas perdarahan lakukan mobilisasi.
Jika tidak berdarah lagi pasien dipulangkan
9. Penanganan Aktif, bila
Perdarahan banyak, tanpa memandang uk
Uk > 37 minggu
Anak mati
→ Dapat berupa persalinan pervaginam atau
perabdominal
→ Plasenta previa lateralis/ marginalis dengan KJDR,
serviks matang, kepala masuk PAP, perdarahan sedikit/
(-) maka lakukan amniotomi diikuti drip oksitosin
diteruskan persalinan pervaginam
10. INDIKASI SEKSIO SESAREA
Plasenta Previa Totalis
Perdarahan banyak tanpa henti
Presentasi abnormal
Panggul sempit
Serviks belum matang
Gawat janin
→ Bila tidak mungkin dilakukan Seksio Sesarea maka
dipasang Cunam Willet atau Versi Braxton Hicks
14. Ringan
Perdarahan 100-200 cc
Uterus tegang
Belum ada tanda rejatan
Janin hidup
Pelepasan < 1/6 bagian permukaan
Fibrinogen plasma > 120 mg %
15. Sedang
Perdarahan > 200 cc
Uterus tegang
Tanda rejatan (+)
Gawat janin atau janin mati
Pelepasan 1/4 - 2/3 bagian permukaan
Fibrinogen plasma 120 - 150 gr %
16. Berat
Uterus tegang dan berkontraksi tetanik
Tanda rejatan (+)
Janin mati,
Pelepasan > 2/3 permukaan atau
keseluruhan
17. Penatalaksanaan
Tergantung derajatnya
Pada yang Ringan
Istirahat baring
Sedatif
Tentukan apakah gejala semakin progesif
atau berhenti
Bila berhenti lakukan mobilisasi bertahap
Lab: Hb, fibrinogen, hematokrit, trombosit
18. Pada yang SEDANG dan BERAT
Penanganan bertujuan :
Mengatasi rejatan
Memperbaiki anemia
Hentikan perdarahan
Kosongkan uterus secepatnya
20. Bila diagnosis Solusio Plasenta sudah
ditegakkan, maka perdarahan yang
terjadi minimal 1000 cc → harus
mendapatkan transfusi minimal 1000 cc
Ketuban pecahkan → mengurangi
regangan dinding uterus
Percepat persalinan dengan infus 5 IU
oksitosin dalam 500 cc Dextrose 5%
21. Seksio Sesarea , bila :
Persalinan tidak selesai atau diharapkan
tidak selesai dalam 6 jam
Perdarahan banyak
Pembukaan (-) atau < 4 cm
Panggul sempit
Letak lintang
Preeklampsia berat
Pelvik score < 5
23. DIAGNOSIS
PDV → teraba pembuluh darah pada
selaput ketuban
Pemeriksaan juga dapat dilakukan
dengan inspekulo atau amnioskopi
24. Bila terjadi perdarahan maka akan diikuti
dengan DJJ tidak beraturan, deselerasi atau
bradikardi khususnya jika perdarahan terjadi
beberapa saat setelah ketuban pecah
Darah ini berasal dari janin. Untuk
mengetahuinya lakukan tes Apt dan tes
Kleihauer - Betke serta hapusan darah tepi
25. Penatalaksanaan
Bergantung dari status janin
Tentukan umur kehamilan, ukuran janin,
maturitas paru, dan pemantauan
kesejahteraan janin dengan USG dan KTG
BILA
Janin hidup dan cukup matur → SC
Janin mati dan imatur → persalinan
pervaginam