3. Preeklamsi adalah penyakit dengan
tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
edema yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi
dapat terjadi sebelumnya misalnya pada
mola hidatidosa
4. Preeklampsia telah dijelaskan oleh Chelsey
sebagai “disease of theories” karena
penyebabnya tidak diketahui. Banyak teori
yang
menjelaskan
patogenesis
dari
preeklampsia, diantaranya adalah (1)
fenomena
penyangkalan
yaitu
tidak
adekuatnya produksi dari blok antibodi, (2)
perfusi plasenta yang tidak adekuat
menyebabkan keadaan bahaya bagi janin
dan ibu, (3) perubahan reaktivitas vaskuler,
(4) ketidakseimbangan antara prostasiklin
dan tromboksan
5. 5) penurunan laju filtrasi glomerulus
dengan retensi garam dan air, (6)
penurunan volume intravaskular, (7)
peningkatan iritabilitas susunan saraf
pusat,
(8)
penyebaran
koagulasi
intravaskular
(Disseminated
Intravascular Coagulation, DIC), (9)
peregangan otot uterus (iskemia), (10)
faktor-faktor makanan dan (11) faktor
genetik.
7. Tekanan darah 140/90 mmHg, atau
kenaikan diastolic 15 mmHg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg
atau lebih setelah 20 minggu kehamilan
dengan riwayat tekanan darah normal.
Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter
atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine
kateter atau midstearm.
10. konsumsi
garam
hendak
dibatasi, hendaknya diimbangi dengan
konsumsi cairan yang banyak, berupa susu
atau
air
buah.
Diet diberikan cukup protein, rendah
karbohidrat,
lemak,
garam
secukupnya, dan roboransia prenatal.
tidak
diberikan
obat-obat
diuretik, antihipertensi, dan sedatif
11.
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu
berhubungan dengan penurunan fungsi organ
( vasospasme dan peningkatan tekanan
darah )
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada
janin berhubungan dengan perubahan pada
plasenta
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan
dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan
lahir
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan
dengan koping yang tidak efektif terhadap
proses persalinan
12.
13. Eklampsia adalah kelainan
akut pada wanita hamil,
dalam persalinan atau nifas
yang
ditandai
dengan
timbulnya kejang atau koma
14. Pada umumnya kejangan didahului oleh
makin memburuknya Preeklampsia dan
terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di
daerah frontal, gangguan penglihatan,
mual keras, nyeri di epigastrium dan
hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal
dan tidak segera diobati, akan timbul
kejangan terutama pada persalinan
bahaya ini besar.
15. Kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan
penimbunan
cairan
yang
berlebihan dalam ruang interstitial. Bahwa
pada eklampsia dijumpai kadar aldosteron
yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang
tinggi
dari
pada
kehamilan
normal.
Aldosteron penting untuk mempertahankan
volume plasma dan mengatur retensi air dan
natrium. Serta pada eklampsia permeabilitas
pembuluh darah terhadap protein meningkat.
18.
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu
berhubungan dengan penurunan fungsi organ
(vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Resiko tingi terjadinya cidera b.d kejang-kejang
berulang.
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin
berhubungan dengan perubahan pada plasenta
Risiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak
adekuatnya perfusi darah ke placenta
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan
dengan koping yang tidak efektif terhadap proses
persalinan
19. Banyak pengobatan untuk menghindari kejang yang
berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam
kandungan. Dengan pemberian :
Sistem stroganof
Sodium pentothal dapat menghilangkan kejang
Magnesium sulfat dengan efek menurunkan tekanan
darah , mengurangi sensitivitas saraf pada
sinapsis, meningkatkan deuresis dan mematahkan
sirkulasi iskemia plasenta sehingga menurunkan
gejala klinis eklampsia.
Diazepam atau valium
Litik koktil