SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
1.

Gambar Sistem pencernaan dan fisiologinya

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat
gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan
yang

tidak

dapat

dicerna

atau

merupakan

sisa

proses

tersebut

dari

tubuh

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:


menerima makanan



memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)



menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah



membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari:









Mulut,
Tenggorokan,
Kerongkongan,
Lambung,
Usus halus,
Usus besar,
Rektum
Anus.

Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.
1.

Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat
pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat
:
a.

Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecilkecil. Perhatikan gambar disamping.
Gigi di bagi menjadi 3 macam, antara lain:


Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.



Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.



Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.

b.

Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c.

Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah
setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air,
mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll.
Keterangan:
 Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga, menyekresikanludah yang
mengandung enzim ptialin (amilase).
 Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di samping rahang atas,menyekresikan
ludah yang mengandung air dan lendir.
 Glandula submandibularis merupakan kelenjar ludah di bawah lidah, menyekresikan ludah
yang mengandung air dan lendir.
Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
2. Kerongkongan (Eksofagus)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung
saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep,
yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan).
Fungsi eksofagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan
sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju
lambung

3. Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai,
terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
 Lender
 Asam klorida
 prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim

Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot
menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa
kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
 Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta
merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
 Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang
dihasilkan sangat sedikit
 Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki
oleh bayi.
 Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
4.

Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter.
Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum
(± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan
senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang
dilepaskan ke usus halus.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),
dan usus penyerapan (ileum).
a.

Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
b.

Usus Kosong (Jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium
c.

Usus Penyerapan (Illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

5.

Usus Besar

Usus besar terdiri dari :


Kolon asendens (kanan)



Kolon transversum



Kolon desendens (kiri)



Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di
kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya
menjadi padat.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri
ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare

6.

Rektum

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang
penting untuk menunda buang air besar.

7.

Anus

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa hasil proses pencernaan.
http://anilestari13.blogspot.com/2012/03/sistem-pencernaan-pada-manusia-beserta.html
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
A. Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya
ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus
intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas
(kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.Sebaliknya,
kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
Kelenjar endokrin termasuk :
 Pulau Langerhans pada Pankreas
 Gonad (ovarium dan testis)
 Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
B. Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau
membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin
mempunyai lima fungsi umum:
 Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
 Menstimulasi urutan perkembangan
 Mengkoordinasi sistem reproduktif
 Memelihara lingkungan internal optimal
 Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

C. Klasifikasi
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau
yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin,
norepinefrin, epinefrin) Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang
larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua,sementara hormon steroid dapat
menembus membran sel dengan bebas.
D. Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun
semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola
berikut:
 sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah
contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam
hari.
 Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti
bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus
menstruasi.
 Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya
mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar
sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di
reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
E.

Regulasi

Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise Dua kelenjar endokrin yang utama hádala hipotalamus
dan hipofise. Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus,
yang

menghubungkan

sistem

persarafan

dengan

sistem

endokrin.

Hipotalamus dan kelenjar hipofise atau pituitary membentuk membentuk satu satuan unit yang
mengatur fungsi dari beberapa kelenjar endokrin – kelenjar tiroid, adrenal, dan gonad dan
berbagai aktifitas fisiologi lainnya . kesatuan unit fungsional antara hipotalamus dan fipofise ini
sering disebut sebagai neuroendokrinologi yang merupakan cabang ilmu yang mempelajari
interaksi antara otak dan system endokrin.
Hipotalamus dan kelenjar hipofise ini mengatur semua aktifitas dan proses homeostasis mahluk
hidup, menentukan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan, mempengaruhi tingkah laku dan
proses reproduksi.
Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah,
neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur pembentukan dan sekresi
hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh infundibulum.Hormon
yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan
bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise,
menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar
lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
Sistem umpan balik Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif
manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan
kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon
mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi
ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari korteks
adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi dalam darah
selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui Sistem umpan balik.
Pelepasan insulin dari pulau langerhan di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah.

Aktivasi sel-sel target Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara
sel berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator intraselular
dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah cyclic
adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel.
Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika
hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan
pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan
gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim,
steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.
2. SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran
dan hasil sekresinya disebut hormon.
Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal)
disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda
misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Fungsi Kelenjar endokrin

Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh
jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.

Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.

Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.

Merangsang pertumbuhan jaringan.

Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
A.

KELENJAR HIPOFISE

Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak .yang memegang peranan penting dalam
sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.
Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang dihasilkannya dapat
mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus.
Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat
pengendali produksi :an semua organ endokrin yang lain.


Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.



Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon

tiroksin.


Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.



Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.



Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH).

Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon ;
 Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat
kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
 Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan
dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar
tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid.
HORMON HIPOFISIS ANTERIOR DAN ORGAN TARGETNYA
KELENJAR TIROID
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan
tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam
leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini
dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan
mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium
silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat
yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui
saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:


Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.



Mengatur penggunaan oksidasi.



Mengatur pengeluaran karbondioksida.



Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.



Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon
dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan
susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan
oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida
Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi
mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan
mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema proses
metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk, bertambah berat, geraknya lambat, cars
berfikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di
bawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana semua gejalanya
merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh
tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik.
Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang dikenal sebagai
penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek ini disebabkan terlampau
aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.
KELENJAR PARATIROID
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4 buah
yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar
paratiroid berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia
mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan
dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian
kalsium.
Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar.
Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan
dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas
beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang,
kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
Fungsi paratiroid;
1.

Mengatur metabolisme fospor.

2.

Mengatur kadar kalsium darah.

Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan
seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat
begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patch tulang spontan.
Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.
KELENJAR TIMUS
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada
anak-anak di bawah 18 tahun.
Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerahmerahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil danberatnya kira-kira 10grarn
atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut
lagi.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
1.

Mengaktifkan pertumbuhan badan.

2.

Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
KELENJAR SUPRA RENALIS / ADRENAL
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan.
Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2
bagian yaitu:
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks.
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Selcresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shok.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot didalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan
menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison,
aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian eras dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi
ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling
lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium
dalam jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan kortison.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;
1.

Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.

2.

Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.

3.

Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.

Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-kelainan yang timbul akibat
hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita
biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
1.

Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.

2.

Relaksasi bronkus.

Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi perdarahan
pada operasi kecil.
KELENJAR PIENALIS (EPIFISE)
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah
Gemara. Terletak dekat korpus.
Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam
membantu pankreas dan kelenjar kelamin
KELENJAR PANKREATIKA
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpa dan
beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon
insulin.
Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang
dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein.
Fungsi hormon insulin
Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki
kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
Pulau langerhans
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian
kedua pankreas.
Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat
dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang
lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta mengnambat sekresi
glikogen.
KELENJAR KELAMIN
Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon testosteron.
Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun
dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder
pada laki-laki.
3. SISTEM INTEGUMEN

DEFINISI
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup".
Kulit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Diagram kulit manusia.
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena
adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
Struktur anatomi
Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan
korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru.
Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum
berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif
membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi
mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan
kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan
dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.
Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta
untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di
kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit
dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita
tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak
aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus
Fungsi
Kulit memiliki beberapa fungsi:
Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
Sebagai alat peraba.
Sebagai pelindung organ dibawahnya.
Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
Pengatur suhu tubuh.
Tempat menimbun lemak.
A. Fisiologi Sistem Integumen
Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari
mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga
keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk
memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya, menjadi
pucat, kekuning-kuningan kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya
kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu.
Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit. Misalnya, karena
stres, ketakutan atau dalam keadaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan
struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau
pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku
bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa Mongol, kulit putih dari
Eropa dll.
Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup
secara umum yaitu:
a. Fungsi proteksi (melindungi). Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau
mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi
(lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan
infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan
kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan
fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan
mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
b. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel
terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang
melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi
keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan
perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara
teratur.
c. Fungsi absorbsi (menyerap). Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda
padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam
lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel,
menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel
epidermis.
d. Fungsi kulit sebagai pengatur panas (regulasi) Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi
perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan
oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 3637,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial
kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan
vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat
dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan pembuluh
darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi
yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding
pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstra cairan karena itu kulit bayi
tampak lebih edema karena lebih banyak mengandung air dan natrium.
e. Fungsi ekskresi. Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang
diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak
yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
f. Fungsi persepsi. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin
diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan
tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah
yang erotik.
g. Fungsi pembentukan pigmen. Set pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal
dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk
oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi
melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di
bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit
melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
h. Fungsi keratinisasi. Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini
semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan
keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur
hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang
berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis-fisiologik.
i. Fungsi pembentukan vitamin D. Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut.
Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
B. Sistem Integumen Pada Kehamilan
Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme peregangan bertanggung jawab terhadap
derajat perubahan sistem integumen selama kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah
meningkatnya ketebalan kulit dan lemak subdermal hypopigmentasi, pertumbuhan rambut dan
kuku, kecepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, dan meningkatnya aktifitas
sirkulasi dan vasomotor. Adanya kerapuhan/kelemahan pada jaringan elastik cutaneus
menyebabkan timbulnya striae gravidarum atau tanda peregangan yang jelas. Respon alergi
cutaneus menjadi lebih tinggi.
a. Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior ; melanotropin, yang meningkat selama
kehamilan. Facial Melama, disebut juga chloasma atau topeng kehamilan, adalah bentuk seperti
jerawat, merupakan hyperpigmentasi berwarna kecokelatan di atas pipi, hidung dan kening.
Chloasma tampak pada 50% sampai 70% wanita hamil, dimulai setelah minggu ke 16 dan
meningkat terus hingga persalinan. Sinar matahari menambah pigmentasi pada wanita-wanita
yang rentan. Cloasma disebabkan oleh kehamilan normal biasanya memudar setelah persalinan.
Penggelapan warna niple, areola, axila dan vulva terjadi juga pada saat yang bersamaan.
b. Linea nigra merupakan garis pigmentasi yang terentang dari symphisis pubis sampai ke ujung
atas fundus pada garis tengah, garis ini dikenal dengan linea alba sebelum pigmentasi yang
disebabkan faktor hormonal. Pada primigravida, adanya linea nigra dimulai pada bulan ke 3,
sama cepatnya dengan kenaikan tinggi fundus ; pada multigravida munculnya garis ini sering
lebih awal dari bulan ke 3. Tidak semua wanita hamil muncul linea nigra.
c. Striae gravidarum, atau garis peregangan, tampak pada 50% sampai 90% wanita hamil selama
pertengahan kehamilan, mungkin disebabkan oleh aksi adrenocorticoid. Striae merefleksikan
perusakan jaringan penyambung di bawah kulit (collagen). Depresi lapisan yang jelas terjadi
pada area-area dengan peregangan maksimal (seperti abdomen, paha dan mamae). Peregangan
ini kadang-kadang menimbulkan sensasi menyerupai rasa gatal. Terdapat kecenderungan bahwa
striae bersifat familia. Setelah kelahiran striae biasanya memudar, walaupun striae tersebut tidak
menghilang secara keseluruhan. Variasi warna striae tergantung pada warna kulit ibu hamil.
Striae tampak berwarna pink pada wanita berkulit cerah, dan tampak berwarna kontras dari pada
kulit lainnya pada wanita berkulit gelap. Pada nulipara, striae pada umumnya berupa garis
berwarna perak kemilauan (pada wanita berkulit cerah) atau garis berwarna keunguan (pada
wanita berkulit gelap) Scar striae mungkin tampak akurat pada kehamilan sebelumnya.
d. Angiomas atau telangiectasia adalah istilah yang ditujukan pada bentuk vaskularisasi seperti
jaring laba-laba. Bentuknya kecil sekali, permukaannya seperti bintang atau bercabang-cabang,
terlihat jelas pada bagian akhir arteriola. Jaring laba-laba ini terbentuk sebagai akibat
meningkatnya sirkulasi estrogen, biasanya ditemukan pada leher thorax, muka dan lengan.
Angiomas dan teliangiestasia juga dijelaskan sebagai jaringan awal dilatasi arteriola yang
menyebar ke arah bagian tengah. Bentuk jaring-jaring ini berwarna kebiruan dan tidak menjadi
pucat bila dilakukan penekanan. Striae mungkin tampak jelas pada mamae sebagai akibat
peregangan pada mamae yang bertambah besar ukurannya. Jaring-jaring vaskuler tampak selama
bulan ke 2 sampai 5 kehamilan pada 55% wanita kulit putih dan 10% pada wanita AfrikaAmerika. Jaring-jaring vaskuler ini akan menghilang setelah melahirkan.
Adanya benjolan-benjolan kecil seperti jerawat, berwarna pink kemerahan dan mudah ditentukan
batasnya, sering terlihat pada permukaan palmar tangan pada sekitar 60% wanita kulit putih dan
35% pada wanita Afrika-Amerika selama kehamilan (Cunningham, Mac Donald, Gant, 1989).
Perubahan warna ini dan eritema pada palmar berhubungan dengan peningkatan sirkulasi perifer.
e. Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan, berbentuk nodul dan mudah
berdarah. Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya berlanjut sesuai dengan
perkembangan kehamilan. Treatment dilakukan dengan melakukan insisi apabila lesi tersebut
mengalami pembesaran, menyebabkan rasa nyeri atau berdarah yang agak banyak.
Pada minggu ke 6 beberapa wanita mencatat adanya menipis dan melunaknya kuku baik pada
tangan maupun kaki. Zat pewarna kuku harus dibersihkan dan kuku harus tetap dijaga pendek
untuk mencegah patah, kulit yang berminyak dan cabe vulgaris mungkin terjadi selama
kehamilan. Beberapa wanita lain kulitnya mengalami scar dan terlihat menyebar. Hirsutism
adalah pertumbuhan rambut yang berlebihan dan pertumbuhan rambut pada tempat yang tidak
biasanya, juga hal yang mungkin terjadi. Peningkatan pertumbuhan rambut biasanya juga terjadi.
Rambut kembali normal setelah kehamilan. Pertumbuhan rambut yang kasar biasanya tidak
menghilang setelah kehamilan. Beberapa wanita berkomentar bahwa rambut mereka menebal
dan tumbuh lebih banyak selama kehamilan.
C. Perubahan Pada Kulit
Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus. Perubahan kulit dalam
bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi di beberapa tempat dapat dijabarkan sebagai berikut :
Kulit

Bentuk Perubahan

Muka

Kloasma

Keterangan

gravidarum

atau

“mask

of Bentuk seperti kupu-kupu, simetris

pregnancy” disebabkan oleh kombinasi :

pada sisi kanan dan kiri.

- Hormon seks

Hiperpigmentasi

- Melanocyte stimulating hormon (MSH)
yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior
Andeng-andeng dapat bertambah hitam
Abdomen

Striae

lividae/nigra

disebabkan

oleh Hiperpigmentasi di garis tengah kulit

kombinasi :

abdomen.

- Melanocyte stimulating hormon

Hiperpigmentasi kulit abdomen bagian

- Estrogen dan progesteron

bawah di atas simfisis pubis

- Hormon adrenokortikotropik
Mamae

Puting susu dan areola mamae bertambah Salah satu
hitam,

kelenjar

menonjol.

Minogomery

Ketiganya,

tanda awal

kehamilan

makin khususnya pada kehamilan pertama

disebabkan

oleh

kombinasi peningkatan hormon seperti di
atas
Spider

Semakin jelasnya pembuluh darah kapiler Spider angioma sulit terlihat pada orang

angioma

dengan titik di tengahnya di beberapa Indonesia disebabkan warna kulitnya
tempat seperti yang dijumpai pada sirosis sawo matang.
hepatis.
Pembuluh darah tampak semakin jelas
keduanya

disebabkan

oleh peningkatan

estrogen.
Eritema

Kulit telapak tangan merah dan kadang- Jarang terjadi pada wanita Indonesia

palmans

kadang mengelupas.
Peningkatan

karena kulit telapak tangan menebal

estrogen

menyebab-kan akibat pekerjaannya.

jaringan ikat merenggang.
Rambut

Fase

anagen/pertumbuhan

berlangsung

selama

2-6

rambut Sering
tahun

dijumpai

bahwa

setelah

dan persalinan rambut yang rontok semakin
selanjutnya beristirahat.

banyak, namun tumbuh kembali.

Fase telogen berlangsung selama 3 bulan. Situasi ini dipengaruhi oleh tingginya
Pada fase ini sebagian rambut rontok estrogen/progenteron
kemudian tumbuh kembali yang normalnya
sekitar 15-20%. Fase telogen turun menjadi
10% pada akhir kehamilan.
D. Penyakit Kulit
Prurigo pada kehamilan
Lesi-lesi ini memiliki banyak nama. Menurut Shornick (1998), penyakit ini mencakup prurigo
gestasionis dan dermatitis papular, yang tampaknya adalah varian-varian dari penyakit yang
sama dan tidak spesifik untuk kehamilan. Varian yang ringan dan lebih sering ditemukan,
prurigo gestasionis, ditandai dengan lesi-lesi kecil, gatal, dan cepat mengalami ekskoriasi yang
terletak di lengan bawah dan badan. Lesi biasanya muncul pada minggu ke 25 sampai 30, dan
tidak dijumpai vesikel atau bula. Dermatitis papular, yang diuraikan oleh Spangler dkk. Pada
tahun 1962, adalah dermatitis pada kehamilan tahap lanjut yang jarang dijumpai. Penyakit ini
ditandai dengan erupsi pruntik generalisme. Lesi tampak sebagai papula-papula lunak, berwarna
merah, ungu sampai merah-coklat, dengan sebagian memiliki krusta hemoragik di bagian
tengahnya.
Prutus biasanya dapat dikendalikan dengan antihistamin dan krim kortikosteroid. Hasil perinatal
tampaknya tidak terganggu oleh sindrom ini (Vaughan Jones dan Black, 1999).
Herpes gestasionis
Erupsi kulit berlepuh yang gatal ini biasanya timbul pada wanita nulipara pada kehamilan tahap
lanjut, walaupun dapat juga muncul sejak awal kehamilan atau sampai seminggu postpartum.
Herpes gestasionis kadang-kadang menyertai penyakit frofoblastik gestasional. Penyakit ini,
yang juga disebut sebagai pemfigoid gestasionis, serupa dengan pemfigoid bulosa yang dijumpai
pada pasien lansia (Fine, 1995). Secara imunologis, penyakit ini tidak dapat diberdakan dari
pemfigoid bulosa (Nousari dan Anhalt, 1999; Triffet dkk., 1999). Dengan demikian herpes
gestasionis yang spesifik organ (Engineer dkk., 2000).
Herpes gestasionis yang berat dapat berakibat serius, tetapi untungnya hal ini jarang dijumpai.
 Impetigo herpetiformis
Ini adalah suatu erupsi pustular yang jarang dan mungkin timbul pada kehamilan tahap lanjut.
Sebagian penulis menganggapnya sebagai suatu bentuk psoriasis pustulosa yang timbul
bersamaan dengan kehamilan,s sementara penulis lain menganggapnya sebagai suatu dermatosis
kehamilan ersendiri (Arionson dan Alaska, 1995). Oumeish dkk. (1982) melaporkan seorang
wanita yang mengalami sekambuhan dermatosis ini pada sembilan kehamilannya. Pada tiga
kehamilan terjadi hidrosefalus janin. Juga terjadi dua kematian perinatal yang sebabnya tidak
diketahui. Wanita ini juga mengalami lesi kulit khas saat mendapat kontrasepsi oral estrogenprogesteron.
Tanda utama lesi impetigo herpetiformis adalah pustula-pustula steril yang terbentuk di
sekeliling tepi bercak eritematosa. Lesi-lesi eritematosa biasanya dimulai di daerah lipatan dan
meluas ke perifer. Selaput lendir biasanya terkena. Lesi histologi khasnya adalah mikroabses.
Rongga mirip spons di epidermis, yang terisi oleh neutrofil, diberi nama pustula spongiformis
Kogoj.
Pruritus tidak parah, tetapi sering timbul gejala konstitusi. Selain mual, muntah, diare, serta
menggigil dan demam, sering terjadi hipoalbuminemia dan hipokalsemia. Walaupun pada
awalnya steril, pustula dapat terinfeksi sekunder setelah pecah, dan sepsis merupakan penyulit
yang serius.
Terapi berupa kortikosteroid dan antimikroba sistemik untuk mengobati infeksi sekunder dan
sepsis. Penyakit mungkin menetap selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah
melahirkan. Morbiditas dan mortalitas janin berkaitan dengan keparahan infeksi pada ibu, tetapi
mungkin terjadi bahkan pada penyakit yang sudah terkendali (Vaughan-Jones dan Black, 1999;
Wolf dkk., 1995).
Berhubung sebentar lagi Ujian Nasional, saya mau bagi-bagi ilmu tentang Macam-macam Enzim
dalam pencernaan. Pencernaan itu sendiri merupakan proses dimana zat-zat makanan dicerna,
atau diproses oleh tubuh sebagai sumber energi untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.
Seluruh zat makanan diproses oleh Enzim, kecuali Vitamin, Mineral, dan Air yang bisa langsung
diserap oleh tubuh.
Nah, kali ini kita akan membahas Macam-macam enzim dalam pencernaan beserta fungsi dan
tempat di produksinya. Berikut macam-macam enzim dalam pencernaan dikategorikan
berdasarkan tempat diproduksinya:
1. Enzim di Mulut
Di mulut hanya ada 1 jenis Enzim, yaitu Enzim Ptialin (ptyalin) atau bisa juga disebut Enzim
Amilase, karena fungsinya merubah Amilum menjadi Maltosa
2. Enzim di Lambung
Lambung memikiki 3 jenis Enzim, Asam Lambung (HCl) tidak termasuk Enzim pencernaan.
Enzim yang terdapat di lambung adalah:
Enzim Pepsin - mengubah protein menjadi pepton
Enzim Renin - mengubah kaseinogen menjadi kasein (protein susu)
Enzim Lipase Gastrik - Mengubah trigliserida menjadi asam lemak
4. PANKREAS

Pengertian
Pankreas adalah organ lunak yang berjalan miring dan menyilang dinding posterior abdomen
pada regio epigastrium , terletak dibelakang lambung dan terbentang dari duodenum sampai ke
limpa.Dalam sistem pencernaan manusia, pankreas sangat berperan penting. Organ ini berupa
kelenjar panjang berwarna putih yang agak menyempit. Terletak di bagian tengah
rongga perut bagian atas (tepatnya di bawah lambung dan terletak di samping usus duabelas jari)
dengan panjang 14-18 centimeter dan berat 65-67 gram.
Pankreas juga merupakan kelenjar dalam sistem pencernaan dan endokrin vertebrata. Ini adalah
kedua kelenjar endokrin memproduksi hormon penting termasuk insulin, glukagon, dan
somatostatin, serta kelenjar eksokrin, mengeluarkan jus pankreas yang mengandung enzim
pencernaan yang lolos ke usus kecil. Enzim ini membantu dalam rincian lebih lanjut dari protein,
karbohidrat, lemak dan air dalam perut yang menghancurkan makanan tersebut.
Pankreas mengeluarkan getah pankreas yang disalurkan ke usus halus. Komposisi getah pankreas
bergantung pada jenis makanan yang dimakan.
Getah pankreas terdiri dari enzim amilase pankreas (amylopsin), enzim lipase pankreas,
tripsinogen, dan natrium bikarbonat. Getah pankreas ini disebut enzim pankreas.
Pankreas memproduksi beberapa jenis enzim untuk membantu pencernaan lemak, protein, hidrat
arang, dan asam-asam nukleat di usus kecil (halus). Pankreas menghasilkan cairan dan getahgetah pencernaan untuk mencerna makanan tersebut yang dikenal dengan enzim pankreas.
Selain itu, pankreas menghasilkan cairan alkalis untuk menetralisasi asam lambung yang
tercampur dalam chime sehingga pH di usus dua belas jari bisa tetap basa.
Kelenjar endokrin
Bagian dari pankreas dengan fungsi endokrin terdiri dari sekitar satu juta kelompok sel yang
disebut pulau Langerhans. Ada empat jenis sel utama dalam pulau. Mereka relatif sulit
dibedakan menggunakan teknik pewarnaan standar, tetapi mereka dapat diklasifikasikan oleh
sekresi mereka: sel α glukagon rahasia, sel-sel β insulin rahasia, δ sel somatostatin rahasia, dan
PP sel mensekresikan polipeptida pankreas.
Para pulau adalah koleksi kompak sel endokrin diatur dalam cluster dan tali dan saling silang
oleh jaringan padat kapiler. Kapiler dari pulau yang dibatasi oleh lapisan sel-sel endokrin dalam
kontak langsung dengan kapal, dan kebanyakan sel endokrin berada dalam kontak langsung
dengan pembuluh darah, dengan baik proses sitoplasma atau dengan aposisi langsung. Menurut
The Body oleh Alan E. Nourse, ini pulau yang "sibuk memproduksi hormon mereka dan
umumnya mengabaikan sel pankreas di sekitar mereka, seolah-olah mereka terletak di beberapa
bagian yang sama sekali berbeda dari tubuh."
Kelenjar eksokrin
Berbeda dengan pankreas endokrin, yang mengeluarkan hormon ke dalam darah, pankreas
eksokrin memproduksi enzim pencernaan dan cairan alkali (disebut jus sebagai pankreas), dan
mengeluarkan mereka ke dalam usus kecil melalui sistem saluran eksokrin dalam menanggapi
kecil usus hormon secretin dan cholecystokinin. enzim pencernaan termasuk tripsin,
chymotrypsin, lipase pankreas, dan amilase pankreas, dan diproduksi dan disekresikan oleh sel
asinar dari pankreas eksokrin. Spesifik sel-sel yang melapisi saluran pankreas, sel centroacinar
disebut, mengeluarkan solusi-bikarbonat dan garam-kaya ke dalam usus kecil.
Fungsi pankreas yaitu:
1. Kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar pankreas. Di dalam tubuh, terdapat
dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan sebagai katalisator dan enzim metabolisme yang
bertanggungjawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam
tubuh. Jika tubuh kekurangan enzim, perut akan kesulitan mencerna makanan. Kemudian, perut
akan merasa sakit dan bisa saja terjadi diare.
2. Pankreas tidak dapat memproduksi semua enzim pada saat bersamaan sehingga jika terlalu
banyak jenis makanan yang masuk bersamaan akan menyulitkan fungsi pankreas. Selain enzim,
pankreas memproduksi hormon insulin dan glucagon yang berfungsi mengatur kadar gula darah.
Gangguan pada fungsi pankreas dapat menimbulkan penyakit diabetes karena peningkatan kadar
gula darah menjadi tidak terkendali.
3. Pankreas mengandung sel yang dapat menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas
merupakan getah pencernaan yang sangat berguna untuk mengolah tiga kelompok bahan
makanan, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Getah pankreas ini terutama terdiri dari air,
bikarbonat, dan enzim.
Fungsi enzim pankreas adalah sebagai berikut:
1.

Enzim amilase atau amylopsin berfungsi untuk mengubah karbohidrat (zat tepung)

menjadi gula-gula yang lebih sederhana seperti maltosa.
2.

Enzim lipase berperan dalam mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

3.

Enzim tripsin untuk mencerna protein. Mengubah protein menjadi bentuk yang lebih

sederhana, seperti pepton dan asam amino.
4.

Natrium bikarbonat menciptakan suasa basa yang mengaktifkan enzim-enzim.

Struktur pankreas
1.

Kaput pankreas : kaput pankreas merupakan bagian yang terletak pada bagian cekung

duodenum. Permukaan depan kaput pankreas berbatasan dengan kolon transversum dan jejunum,
sedangkan permukaan belakang berbatasan dengan vena kava inverior, duktus koledokus, dan
vena renalis.
2.

Kollum penkreas : merupakan bagian yang mengecil, menghubungkan kaput pankreas

dengan kopus pankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan arteri mesenterika superior
dari aorta.
3.

Korpus pankreas : berjalan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan

dengan hilus limpa. Di depan kauda berbatasan dengan fleksura koli sinistra di kiri, sedangkan
belakang berbatasan dengan ginjal dan glandula suprarenalis kiri.
Pembuluh darah pankreas
1.

Arteri pankretika duodenalis superior : berasal dari arteri gastro – duodenalis mengurus

pankreas dan duodenum beranastomosis dengan arteri pankretika duodenalis inferior.
2.

Arteri

pankreatika

duodenalis

: mengurus

duodenalis

dan

kaput

pankretika

beranastomosis dengan arteri pankreatiko duodenalis
3.

Arteri pankretika mayus dan kaudalis : berasal dari arteri renalis beranastomosis dengan

arteri pankreatika duodenalis.
4.

Vena pankretika duodenalis superior : bermuara ke dalam vena porta.

5.

Vena pankretika duodenalis inferior : bermuara ke dalam vena mesenterika inferior.

6.

Vena pankretika mayus dan vena pankretika kaudalis : bermuara ke dalam vena

lienalis.
Anatomi Pankreas
Pankreas memiliki tiga bagian utama:
Kepala: daerah pankreas ke kanan perbatasan kiri vena mesenterika unggul.
Body: daerah pankreas antara batas kiri vena mesenterika unggul dan batas kiri aorta.
Ekor: daerah pankreas antara batas kiri aorta dan hilus limpa.
Situs yang paling umum dari primary adalah kepala pankreas. Pankreas memiliki dua komponen
fungsional: endokrin, untuk memproduksi insulin dan hormon lainnya, dan eksokrin, untuk
menghasilkan jus pankreas untuk pencernaan. Pankreas berada dalam kontak langsung dengan
lambung, duodenum, limpa, dan kapal utama perut.
DOSEN : ns. LISTIANTI, S.Kep

TUGAS FISIOLOGI II

OLEH :
EMI SAILAN

STIKES AVICENNA MULTI KAMPUS MUNA
TAHUN AJARAN 2013

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaanpjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaannurdinz
 
Fungsi gastrointestinal
Fungsi gastrointestinalFungsi gastrointestinal
Fungsi gastrointestinalikhsan saputra
 
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaSistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaMuhammad Fitra Saputra
 
Anatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem Pencernaanpjj_kemenkes
 
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALMakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALikhsan saputra
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaIkke Soehartina
 
sistem-organ-pada-manusia
sistem-organ-pada-manusiasistem-organ-pada-manusia
sistem-organ-pada-manusiassuserd63e96
 
Sistem Pencernaan
Sistem PencernaanSistem Pencernaan
Sistem PencernaanHetty Astri
 
Sistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaSistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaHrdnt
 

La actualidad más candente (18)

Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
 
SISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAANSISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN
 
Fungsi gastrointestinal
Fungsi gastrointestinalFungsi gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal
 
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaSistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
 
Anatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Asesoris Sistem Pencernaan
 
Biologi (makanan dan sistem pencernaan)
Biologi (makanan dan sistem pencernaan)Biologi (makanan dan sistem pencernaan)
Biologi (makanan dan sistem pencernaan)
 
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALMakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusia
 
sistem-organ-pada-manusia
sistem-organ-pada-manusiasistem-organ-pada-manusia
sistem-organ-pada-manusia
 
2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan
 
Askep ge anak
Askep ge anakAskep ge anak
Askep ge anak
 
4 pencernaan
4 pencernaan4 pencernaan
4 pencernaan
 
sistem pencernaan
sistem pencernaansistem pencernaan
sistem pencernaan
 
Sistem Pencernaan
Sistem PencernaanSistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Sistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaSistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusia
 
Arum
ArumArum
Arum
 

Destacado (9)

Jackson_ID2ticket
Jackson_ID2ticketJackson_ID2ticket
Jackson_ID2ticket
 
Annotated Provisional Agenda
Annotated Provisional AgendaAnnotated Provisional Agenda
Annotated Provisional Agenda
 
James Walsh - CV (gla 2)
James Walsh - CV (gla 2)James Walsh - CV (gla 2)
James Walsh - CV (gla 2)
 
Historia
HistoriaHistoria
Historia
 
Makalah pencemaran lingkungan
Makalah pencemaran lingkunganMakalah pencemaran lingkungan
Makalah pencemaran lingkungan
 
Departemen agama
Departemen agamaDepartemen agama
Departemen agama
 
WIB MAPs flyer 2015
WIB MAPs flyer 2015WIB MAPs flyer 2015
WIB MAPs flyer 2015
 
E learning konsep dan strategi penerapananya
E learning konsep dan strategi penerapananyaE learning konsep dan strategi penerapananya
E learning konsep dan strategi penerapananya
 
Analysing thriller devoid
Analysing  thriller devoidAnalysing  thriller devoid
Analysing thriller devoid
 

Similar a Sistem Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdf
Laporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdfLaporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdf
Laporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdfbambangmulyono383
 
anatomi dan fungsi sitem pencernaan manusia
anatomi dan fungsi sitem pencernaan manusiaanatomi dan fungsi sitem pencernaan manusia
anatomi dan fungsi sitem pencernaan manusianataningtyas1987
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptSinarLombokJava
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnisaYuni20
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptx
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptxAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptx
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptxssuser32283f
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptKikiSupriatna1
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanIka Ariyunita
 
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxnovimahartikasari
 
Penulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanPenulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanSyafiqah Mohamed Noor
 
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptxAgusSriSugiyarti
 
Pencernaan Daninurriyadi
Pencernaan DaninurriyadiPencernaan Daninurriyadi
Pencernaan Daninurriyadiguest8ced8a
 
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatantugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatanAnna Samsudin
 
DDI sistem pencernaan.pptx
DDI sistem pencernaan.pptxDDI sistem pencernaan.pptx
DDI sistem pencernaan.pptxJenitaEkaLishani
 
AnFisMan Klp 7.pptx
AnFisMan Klp 7.pptxAnFisMan Klp 7.pptx
AnFisMan Klp 7.pptxWidyaHardian
 
sistem pencernaan manusia.pptx
sistem pencernaan manusia.pptxsistem pencernaan manusia.pptx
sistem pencernaan manusia.pptxSutisnaaja2
 
MAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docx
MAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docxMAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docx
MAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docxHANDIKASATRIOUBPKARA
 
Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee Sofya II
 
sistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptx
sistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptxsistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptx
sistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptxfadlurohmanhilal
 

Similar a Sistem Pencernaan Manusia (20)

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
 
Laporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdf
Laporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdfLaporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdf
Laporan Praktikum IPA Pencernaan Makanan.pdf
 
anatomi dan fungsi sitem pencernaan manusia
anatomi dan fungsi sitem pencernaan manusiaanatomi dan fungsi sitem pencernaan manusia
anatomi dan fungsi sitem pencernaan manusia
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptx
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptxAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptx
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptx
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
 
Penulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanPenulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaan
 
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
 
Pencernaan Daninurriyadi
Pencernaan DaninurriyadiPencernaan Daninurriyadi
Pencernaan Daninurriyadi
 
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatantugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
 
DDI sistem pencernaan.pptx
DDI sistem pencernaan.pptxDDI sistem pencernaan.pptx
DDI sistem pencernaan.pptx
 
AnFisMan Klp 7.pptx
AnFisMan Klp 7.pptxAnFisMan Klp 7.pptx
AnFisMan Klp 7.pptx
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
sistem pencernaan manusia.pptx
sistem pencernaan manusia.pptxsistem pencernaan manusia.pptx
sistem pencernaan manusia.pptx
 
MAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docx
MAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docxMAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docx
MAKALAH BIOLOGI KELOMPOK 2 TI23H (PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN MANUSIA).docx
 
Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee
 
sistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptx
sistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptxsistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptx
sistem pencernaan manusia biologi kelas 12 MIPA.pptx
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Sistem Pencernaan Manusia

  • 1. 1. Gambar Sistem pencernaan dan fisiologinya Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:  menerima makanan  memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)  menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah  membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari:         Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan, Lambung, Usus halus, Usus besar, Rektum Anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
  • 2. 1. Mulut Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat : a. Gigi Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecilkecil. Perhatikan gambar disamping. Gigi di bagi menjadi 3 macam, antara lain:  Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.  Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.  Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan. b. Lidah Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan. c. Kelenjar Ludah Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Keterangan:  Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga, menyekresikanludah yang mengandung enzim ptialin (amilase).  Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di samping rahang atas,menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.  Glandula submandibularis merupakan kelenjar ludah di bawah lidah, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida. 2. Kerongkongan (Eksofagus) Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan).
  • 3. Fungsi eksofagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung 3. Lambung Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:  Lender  Asam klorida  prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :  Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus  Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit  Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.  Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl. 4. Usus Halus
  • 4. Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). a. Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. b. Usus Kosong (Jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium c. Usus Penyerapan (Illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. 5. Usus Besar Usus besar terdiri dari :  Kolon asendens (kanan)  Kolon transversum  Kolon desendens (kiri)  Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
  • 5. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare 6. Rektum Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. 7. Anus Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup. Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa hasil proses pencernaan. http://anilestari13.blogspot.com/2012/03/sistem-pencernaan-pada-manusia-beserta.html Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
  • 6. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. A. Struktur Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :  Pulau Langerhans pada Pankreas  Gonad (ovarium dan testis)  Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus B. Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum:  Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang  Menstimulasi urutan perkembangan  Mengkoordinasi sistem reproduktif  Memelihara lingkungan internal optimal  Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat C. Klasifikasi Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin) Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua,sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.
  • 7. D. Karakteristik Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:  sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.  Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.  Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum. Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal. E. Regulasi Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise Dua kelenjar endokrin yang utama hádala hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Hipotalamus dan kelenjar hipofise atau pituitary membentuk membentuk satu satuan unit yang mengatur fungsi dari beberapa kelenjar endokrin – kelenjar tiroid, adrenal, dan gonad dan berbagai aktifitas fisiologi lainnya . kesatuan unit fungsional antara hipotalamus dan fipofise ini sering disebut sebagai neuroendokrinologi yang merupakan cabang ilmu yang mempelajari interaksi antara otak dan system endokrin. Hipotalamus dan kelenjar hipofise ini mengatur semua aktifitas dan proses homeostasis mahluk hidup, menentukan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan, mempengaruhi tingkah laku dan proses reproduksi. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
  • 8. induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target. Sistem umpan balik Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah. Aktivasi sel-sel target Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.
  • 9. 2. SISTEM ENDOKRIN Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain. Fungsi Kelenjar endokrin  Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.  Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.  Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.  Merangsang pertumbuhan jaringan.  Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air. A. KELENJAR HIPOFISE Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak .yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus. Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi :an semua organ endokrin yang lain.
  • 10.  Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.  Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.  Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.  Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.  Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH). Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon ;  Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.  Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid. HORMON HIPOFISIS ANTERIOR DAN ORGAN TARGETNYA KELENJAR TIROID Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani. Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
  • 11. Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:  Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.  Mengatur penggunaan oksidasi.  Mengatur pengeluaran karbondioksida.  Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.  Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental. Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik. Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk, bertambah berat, geraknya lambat, cars berfikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di bawah normal dan denyut nadi perlahan. Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik. Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan. KELENJAR PARATIROID Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
  • 12. Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium. Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal. Fungsi paratiroid; 1. Mengatur metabolisme fospor. 2. Mengatur kadar kalsium darah. Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patch tulang spontan. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid. KELENJAR TIMUS Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerahmerahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil danberatnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi. Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut; 1. Mengaktifkan pertumbuhan badan. 2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
  • 13. KELENJAR SUPRA RENALIS / ADRENAL Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu: 1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks. 2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin). Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shok. Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian eras dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot. Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan kortison. Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ; 1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram. 2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein. 3. Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid. Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari : 1. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer. 2. Relaksasi bronkus. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil.
  • 14. KELENJAR PIENALIS (EPIFISE) Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin KELENJAR PANKREATIKA Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein. Fungsi hormon insulin Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak. Pulau langerhans Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas. Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta mengnambat sekresi glikogen. KELENJAR KELAMIN Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
  • 15. 3. SISTEM INTEGUMEN DEFINISI Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Kulit Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Diagram kulit manusia. Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Struktur anatomi Epidermis Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Dermis Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh. Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit
  • 16. dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus Fungsi Kulit memiliki beberapa fungsi: Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat. Sebagai alat peraba. Sebagai pelindung organ dibawahnya. Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari. Pengatur suhu tubuh. Tempat menimbun lemak. A. Fisiologi Sistem Integumen Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya, menjadi pucat, kekuning-kuningan kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit. Misalnya, karena stres, ketakutan atau dalam keadaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa Mongol, kulit putih dari Eropa dll. Fungsi Kulit Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu: a. Fungsi proteksi (melindungi). Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
  • 17. b. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur. c. Fungsi absorbsi (menyerap). Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis. d. Fungsi kulit sebagai pengatur panas (regulasi) Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 3637,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan). Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstra cairan karena itu kulit bayi tampak lebih edema karena lebih banyak mengandung air dan natrium. e. Fungsi ekskresi. Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit. f. Fungsi persepsi. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
  • 18. g. Fungsi pembentukan pigmen. Set pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten. h. Fungsi keratinisasi. Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik. i. Fungsi pembentukan vitamin D. Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. B. Sistem Integumen Pada Kehamilan Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme peregangan bertanggung jawab terhadap derajat perubahan sistem integumen selama kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah meningkatnya ketebalan kulit dan lemak subdermal hypopigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, dan meningkatnya aktifitas sirkulasi dan vasomotor. Adanya kerapuhan/kelemahan pada jaringan elastik cutaneus menyebabkan timbulnya striae gravidarum atau tanda peregangan yang jelas. Respon alergi cutaneus menjadi lebih tinggi. a. Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior ; melanotropin, yang meningkat selama kehamilan. Facial Melama, disebut juga chloasma atau topeng kehamilan, adalah bentuk seperti jerawat, merupakan hyperpigmentasi berwarna kecokelatan di atas pipi, hidung dan kening. Chloasma tampak pada 50% sampai 70% wanita hamil, dimulai setelah minggu ke 16 dan meningkat terus hingga persalinan. Sinar matahari menambah pigmentasi pada wanita-wanita yang rentan. Cloasma disebabkan oleh kehamilan normal biasanya memudar setelah persalinan. Penggelapan warna niple, areola, axila dan vulva terjadi juga pada saat yang bersamaan. b. Linea nigra merupakan garis pigmentasi yang terentang dari symphisis pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah, garis ini dikenal dengan linea alba sebelum pigmentasi yang disebabkan faktor hormonal. Pada primigravida, adanya linea nigra dimulai pada bulan ke 3,
  • 19. sama cepatnya dengan kenaikan tinggi fundus ; pada multigravida munculnya garis ini sering lebih awal dari bulan ke 3. Tidak semua wanita hamil muncul linea nigra. c. Striae gravidarum, atau garis peregangan, tampak pada 50% sampai 90% wanita hamil selama pertengahan kehamilan, mungkin disebabkan oleh aksi adrenocorticoid. Striae merefleksikan perusakan jaringan penyambung di bawah kulit (collagen). Depresi lapisan yang jelas terjadi pada area-area dengan peregangan maksimal (seperti abdomen, paha dan mamae). Peregangan ini kadang-kadang menimbulkan sensasi menyerupai rasa gatal. Terdapat kecenderungan bahwa striae bersifat familia. Setelah kelahiran striae biasanya memudar, walaupun striae tersebut tidak menghilang secara keseluruhan. Variasi warna striae tergantung pada warna kulit ibu hamil. Striae tampak berwarna pink pada wanita berkulit cerah, dan tampak berwarna kontras dari pada kulit lainnya pada wanita berkulit gelap. Pada nulipara, striae pada umumnya berupa garis berwarna perak kemilauan (pada wanita berkulit cerah) atau garis berwarna keunguan (pada wanita berkulit gelap) Scar striae mungkin tampak akurat pada kehamilan sebelumnya. d. Angiomas atau telangiectasia adalah istilah yang ditujukan pada bentuk vaskularisasi seperti jaring laba-laba. Bentuknya kecil sekali, permukaannya seperti bintang atau bercabang-cabang, terlihat jelas pada bagian akhir arteriola. Jaring laba-laba ini terbentuk sebagai akibat meningkatnya sirkulasi estrogen, biasanya ditemukan pada leher thorax, muka dan lengan. Angiomas dan teliangiestasia juga dijelaskan sebagai jaringan awal dilatasi arteriola yang menyebar ke arah bagian tengah. Bentuk jaring-jaring ini berwarna kebiruan dan tidak menjadi pucat bila dilakukan penekanan. Striae mungkin tampak jelas pada mamae sebagai akibat peregangan pada mamae yang bertambah besar ukurannya. Jaring-jaring vaskuler tampak selama bulan ke 2 sampai 5 kehamilan pada 55% wanita kulit putih dan 10% pada wanita AfrikaAmerika. Jaring-jaring vaskuler ini akan menghilang setelah melahirkan. Adanya benjolan-benjolan kecil seperti jerawat, berwarna pink kemerahan dan mudah ditentukan batasnya, sering terlihat pada permukaan palmar tangan pada sekitar 60% wanita kulit putih dan 35% pada wanita Afrika-Amerika selama kehamilan (Cunningham, Mac Donald, Gant, 1989). Perubahan warna ini dan eritema pada palmar berhubungan dengan peningkatan sirkulasi perifer. e. Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan, berbentuk nodul dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya berlanjut sesuai dengan perkembangan kehamilan. Treatment dilakukan dengan melakukan insisi apabila lesi tersebut mengalami pembesaran, menyebabkan rasa nyeri atau berdarah yang agak banyak. Pada minggu ke 6 beberapa wanita mencatat adanya menipis dan melunaknya kuku baik pada tangan maupun kaki. Zat pewarna kuku harus dibersihkan dan kuku harus tetap dijaga pendek untuk mencegah patah, kulit yang berminyak dan cabe vulgaris mungkin terjadi selama kehamilan. Beberapa wanita lain kulitnya mengalami scar dan terlihat menyebar. Hirsutism adalah pertumbuhan rambut yang berlebihan dan pertumbuhan rambut pada tempat yang tidak
  • 20. biasanya, juga hal yang mungkin terjadi. Peningkatan pertumbuhan rambut biasanya juga terjadi. Rambut kembali normal setelah kehamilan. Pertumbuhan rambut yang kasar biasanya tidak menghilang setelah kehamilan. Beberapa wanita berkomentar bahwa rambut mereka menebal dan tumbuh lebih banyak selama kehamilan. C. Perubahan Pada Kulit Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus. Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi di beberapa tempat dapat dijabarkan sebagai berikut : Kulit Bentuk Perubahan Muka Kloasma Keterangan gravidarum atau “mask of Bentuk seperti kupu-kupu, simetris pregnancy” disebabkan oleh kombinasi : pada sisi kanan dan kiri. - Hormon seks Hiperpigmentasi - Melanocyte stimulating hormon (MSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior Andeng-andeng dapat bertambah hitam Abdomen Striae lividae/nigra disebabkan oleh Hiperpigmentasi di garis tengah kulit kombinasi : abdomen. - Melanocyte stimulating hormon Hiperpigmentasi kulit abdomen bagian - Estrogen dan progesteron bawah di atas simfisis pubis - Hormon adrenokortikotropik Mamae Puting susu dan areola mamae bertambah Salah satu hitam, kelenjar menonjol. Minogomery Ketiganya, tanda awal kehamilan makin khususnya pada kehamilan pertama disebabkan oleh kombinasi peningkatan hormon seperti di atas Spider Semakin jelasnya pembuluh darah kapiler Spider angioma sulit terlihat pada orang angioma dengan titik di tengahnya di beberapa Indonesia disebabkan warna kulitnya tempat seperti yang dijumpai pada sirosis sawo matang. hepatis. Pembuluh darah tampak semakin jelas keduanya disebabkan oleh peningkatan estrogen. Eritema Kulit telapak tangan merah dan kadang- Jarang terjadi pada wanita Indonesia palmans kadang mengelupas. Peningkatan karena kulit telapak tangan menebal estrogen menyebab-kan akibat pekerjaannya. jaringan ikat merenggang. Rambut Fase anagen/pertumbuhan berlangsung selama 2-6 rambut Sering tahun dijumpai bahwa setelah dan persalinan rambut yang rontok semakin
  • 21. selanjutnya beristirahat. banyak, namun tumbuh kembali. Fase telogen berlangsung selama 3 bulan. Situasi ini dipengaruhi oleh tingginya Pada fase ini sebagian rambut rontok estrogen/progenteron kemudian tumbuh kembali yang normalnya sekitar 15-20%. Fase telogen turun menjadi 10% pada akhir kehamilan. D. Penyakit Kulit Prurigo pada kehamilan Lesi-lesi ini memiliki banyak nama. Menurut Shornick (1998), penyakit ini mencakup prurigo gestasionis dan dermatitis papular, yang tampaknya adalah varian-varian dari penyakit yang sama dan tidak spesifik untuk kehamilan. Varian yang ringan dan lebih sering ditemukan, prurigo gestasionis, ditandai dengan lesi-lesi kecil, gatal, dan cepat mengalami ekskoriasi yang terletak di lengan bawah dan badan. Lesi biasanya muncul pada minggu ke 25 sampai 30, dan tidak dijumpai vesikel atau bula. Dermatitis papular, yang diuraikan oleh Spangler dkk. Pada tahun 1962, adalah dermatitis pada kehamilan tahap lanjut yang jarang dijumpai. Penyakit ini ditandai dengan erupsi pruntik generalisme. Lesi tampak sebagai papula-papula lunak, berwarna merah, ungu sampai merah-coklat, dengan sebagian memiliki krusta hemoragik di bagian tengahnya. Prutus biasanya dapat dikendalikan dengan antihistamin dan krim kortikosteroid. Hasil perinatal tampaknya tidak terganggu oleh sindrom ini (Vaughan Jones dan Black, 1999). Herpes gestasionis Erupsi kulit berlepuh yang gatal ini biasanya timbul pada wanita nulipara pada kehamilan tahap lanjut, walaupun dapat juga muncul sejak awal kehamilan atau sampai seminggu postpartum. Herpes gestasionis kadang-kadang menyertai penyakit frofoblastik gestasional. Penyakit ini, yang juga disebut sebagai pemfigoid gestasionis, serupa dengan pemfigoid bulosa yang dijumpai pada pasien lansia (Fine, 1995). Secara imunologis, penyakit ini tidak dapat diberdakan dari pemfigoid bulosa (Nousari dan Anhalt, 1999; Triffet dkk., 1999). Dengan demikian herpes gestasionis yang spesifik organ (Engineer dkk., 2000). Herpes gestasionis yang berat dapat berakibat serius, tetapi untungnya hal ini jarang dijumpai.  Impetigo herpetiformis Ini adalah suatu erupsi pustular yang jarang dan mungkin timbul pada kehamilan tahap lanjut. Sebagian penulis menganggapnya sebagai suatu bentuk psoriasis pustulosa yang timbul bersamaan dengan kehamilan,s sementara penulis lain menganggapnya sebagai suatu dermatosis kehamilan ersendiri (Arionson dan Alaska, 1995). Oumeish dkk. (1982) melaporkan seorang wanita yang mengalami sekambuhan dermatosis ini pada sembilan kehamilannya. Pada tiga kehamilan terjadi hidrosefalus janin. Juga terjadi dua kematian perinatal yang sebabnya tidak
  • 22. diketahui. Wanita ini juga mengalami lesi kulit khas saat mendapat kontrasepsi oral estrogenprogesteron. Tanda utama lesi impetigo herpetiformis adalah pustula-pustula steril yang terbentuk di sekeliling tepi bercak eritematosa. Lesi-lesi eritematosa biasanya dimulai di daerah lipatan dan meluas ke perifer. Selaput lendir biasanya terkena. Lesi histologi khasnya adalah mikroabses. Rongga mirip spons di epidermis, yang terisi oleh neutrofil, diberi nama pustula spongiformis Kogoj. Pruritus tidak parah, tetapi sering timbul gejala konstitusi. Selain mual, muntah, diare, serta menggigil dan demam, sering terjadi hipoalbuminemia dan hipokalsemia. Walaupun pada awalnya steril, pustula dapat terinfeksi sekunder setelah pecah, dan sepsis merupakan penyulit yang serius. Terapi berupa kortikosteroid dan antimikroba sistemik untuk mengobati infeksi sekunder dan sepsis. Penyakit mungkin menetap selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah melahirkan. Morbiditas dan mortalitas janin berkaitan dengan keparahan infeksi pada ibu, tetapi mungkin terjadi bahkan pada penyakit yang sudah terkendali (Vaughan-Jones dan Black, 1999; Wolf dkk., 1995). Berhubung sebentar lagi Ujian Nasional, saya mau bagi-bagi ilmu tentang Macam-macam Enzim dalam pencernaan. Pencernaan itu sendiri merupakan proses dimana zat-zat makanan dicerna, atau diproses oleh tubuh sebagai sumber energi untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Seluruh zat makanan diproses oleh Enzim, kecuali Vitamin, Mineral, dan Air yang bisa langsung diserap oleh tubuh. Nah, kali ini kita akan membahas Macam-macam enzim dalam pencernaan beserta fungsi dan tempat di produksinya. Berikut macam-macam enzim dalam pencernaan dikategorikan berdasarkan tempat diproduksinya: 1. Enzim di Mulut Di mulut hanya ada 1 jenis Enzim, yaitu Enzim Ptialin (ptyalin) atau bisa juga disebut Enzim Amilase, karena fungsinya merubah Amilum menjadi Maltosa 2. Enzim di Lambung Lambung memikiki 3 jenis Enzim, Asam Lambung (HCl) tidak termasuk Enzim pencernaan. Enzim yang terdapat di lambung adalah: Enzim Pepsin - mengubah protein menjadi pepton Enzim Renin - mengubah kaseinogen menjadi kasein (protein susu) Enzim Lipase Gastrik - Mengubah trigliserida menjadi asam lemak
  • 23. 4. PANKREAS Pengertian Pankreas adalah organ lunak yang berjalan miring dan menyilang dinding posterior abdomen pada regio epigastrium , terletak dibelakang lambung dan terbentang dari duodenum sampai ke limpa.Dalam sistem pencernaan manusia, pankreas sangat berperan penting. Organ ini berupa kelenjar panjang berwarna putih yang agak menyempit. Terletak di bagian tengah rongga perut bagian atas (tepatnya di bawah lambung dan terletak di samping usus duabelas jari) dengan panjang 14-18 centimeter dan berat 65-67 gram. Pankreas juga merupakan kelenjar dalam sistem pencernaan dan endokrin vertebrata. Ini adalah kedua kelenjar endokrin memproduksi hormon penting termasuk insulin, glukagon, dan somatostatin, serta kelenjar eksokrin, mengeluarkan jus pankreas yang mengandung enzim pencernaan yang lolos ke usus kecil. Enzim ini membantu dalam rincian lebih lanjut dari protein, karbohidrat, lemak dan air dalam perut yang menghancurkan makanan tersebut. Pankreas mengeluarkan getah pankreas yang disalurkan ke usus halus. Komposisi getah pankreas bergantung pada jenis makanan yang dimakan. Getah pankreas terdiri dari enzim amilase pankreas (amylopsin), enzim lipase pankreas, tripsinogen, dan natrium bikarbonat. Getah pankreas ini disebut enzim pankreas. Pankreas memproduksi beberapa jenis enzim untuk membantu pencernaan lemak, protein, hidrat arang, dan asam-asam nukleat di usus kecil (halus). Pankreas menghasilkan cairan dan getahgetah pencernaan untuk mencerna makanan tersebut yang dikenal dengan enzim pankreas. Selain itu, pankreas menghasilkan cairan alkalis untuk menetralisasi asam lambung yang tercampur dalam chime sehingga pH di usus dua belas jari bisa tetap basa. Kelenjar endokrin Bagian dari pankreas dengan fungsi endokrin terdiri dari sekitar satu juta kelompok sel yang disebut pulau Langerhans. Ada empat jenis sel utama dalam pulau. Mereka relatif sulit dibedakan menggunakan teknik pewarnaan standar, tetapi mereka dapat diklasifikasikan oleh
  • 24. sekresi mereka: sel α glukagon rahasia, sel-sel β insulin rahasia, δ sel somatostatin rahasia, dan PP sel mensekresikan polipeptida pankreas. Para pulau adalah koleksi kompak sel endokrin diatur dalam cluster dan tali dan saling silang oleh jaringan padat kapiler. Kapiler dari pulau yang dibatasi oleh lapisan sel-sel endokrin dalam kontak langsung dengan kapal, dan kebanyakan sel endokrin berada dalam kontak langsung dengan pembuluh darah, dengan baik proses sitoplasma atau dengan aposisi langsung. Menurut The Body oleh Alan E. Nourse, ini pulau yang "sibuk memproduksi hormon mereka dan umumnya mengabaikan sel pankreas di sekitar mereka, seolah-olah mereka terletak di beberapa bagian yang sama sekali berbeda dari tubuh." Kelenjar eksokrin Berbeda dengan pankreas endokrin, yang mengeluarkan hormon ke dalam darah, pankreas eksokrin memproduksi enzim pencernaan dan cairan alkali (disebut jus sebagai pankreas), dan mengeluarkan mereka ke dalam usus kecil melalui sistem saluran eksokrin dalam menanggapi kecil usus hormon secretin dan cholecystokinin. enzim pencernaan termasuk tripsin, chymotrypsin, lipase pankreas, dan amilase pankreas, dan diproduksi dan disekresikan oleh sel asinar dari pankreas eksokrin. Spesifik sel-sel yang melapisi saluran pankreas, sel centroacinar disebut, mengeluarkan solusi-bikarbonat dan garam-kaya ke dalam usus kecil. Fungsi pankreas yaitu: 1. Kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar pankreas. Di dalam tubuh, terdapat dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan sebagai katalisator dan enzim metabolisme yang bertanggungjawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh. Jika tubuh kekurangan enzim, perut akan kesulitan mencerna makanan. Kemudian, perut akan merasa sakit dan bisa saja terjadi diare. 2. Pankreas tidak dapat memproduksi semua enzim pada saat bersamaan sehingga jika terlalu banyak jenis makanan yang masuk bersamaan akan menyulitkan fungsi pankreas. Selain enzim, pankreas memproduksi hormon insulin dan glucagon yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Gangguan pada fungsi pankreas dapat menimbulkan penyakit diabetes karena peningkatan kadar gula darah menjadi tidak terkendali. 3. Pankreas mengandung sel yang dapat menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas merupakan getah pencernaan yang sangat berguna untuk mengolah tiga kelompok bahan makanan, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Getah pankreas ini terutama terdiri dari air, bikarbonat, dan enzim. Fungsi enzim pankreas adalah sebagai berikut: 1. Enzim amilase atau amylopsin berfungsi untuk mengubah karbohidrat (zat tepung) menjadi gula-gula yang lebih sederhana seperti maltosa. 2. Enzim lipase berperan dalam mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. 3. Enzim tripsin untuk mencerna protein. Mengubah protein menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti pepton dan asam amino.
  • 25. 4. Natrium bikarbonat menciptakan suasa basa yang mengaktifkan enzim-enzim. Struktur pankreas 1. Kaput pankreas : kaput pankreas merupakan bagian yang terletak pada bagian cekung duodenum. Permukaan depan kaput pankreas berbatasan dengan kolon transversum dan jejunum, sedangkan permukaan belakang berbatasan dengan vena kava inverior, duktus koledokus, dan vena renalis. 2. Kollum penkreas : merupakan bagian yang mengecil, menghubungkan kaput pankreas dengan kopus pankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan arteri mesenterika superior dari aorta. 3. Korpus pankreas : berjalan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilus limpa. Di depan kauda berbatasan dengan fleksura koli sinistra di kiri, sedangkan belakang berbatasan dengan ginjal dan glandula suprarenalis kiri. Pembuluh darah pankreas 1. Arteri pankretika duodenalis superior : berasal dari arteri gastro – duodenalis mengurus pankreas dan duodenum beranastomosis dengan arteri pankretika duodenalis inferior. 2. Arteri pankreatika duodenalis : mengurus duodenalis dan kaput pankretika beranastomosis dengan arteri pankreatiko duodenalis 3. Arteri pankretika mayus dan kaudalis : berasal dari arteri renalis beranastomosis dengan arteri pankreatika duodenalis. 4. Vena pankretika duodenalis superior : bermuara ke dalam vena porta. 5. Vena pankretika duodenalis inferior : bermuara ke dalam vena mesenterika inferior. 6. Vena pankretika mayus dan vena pankretika kaudalis : bermuara ke dalam vena lienalis. Anatomi Pankreas Pankreas memiliki tiga bagian utama: Kepala: daerah pankreas ke kanan perbatasan kiri vena mesenterika unggul. Body: daerah pankreas antara batas kiri vena mesenterika unggul dan batas kiri aorta. Ekor: daerah pankreas antara batas kiri aorta dan hilus limpa. Situs yang paling umum dari primary adalah kepala pankreas. Pankreas memiliki dua komponen fungsional: endokrin, untuk memproduksi insulin dan hormon lainnya, dan eksokrin, untuk menghasilkan jus pankreas untuk pencernaan. Pankreas berada dalam kontak langsung dengan lambung, duodenum, limpa, dan kapal utama perut.
  • 26. DOSEN : ns. LISTIANTI, S.Kep TUGAS FISIOLOGI II OLEH : EMI SAILAN STIKES AVICENNA MULTI KAMPUS MUNA TAHUN AJARAN 2013