SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)
A. Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada
beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap
manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel
darah merah.
Askep TBC

B. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran
panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta
tahan asam atau basil tahan asam.
Askep TBC

C. Patofisiologi
Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam
udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada
atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang
gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel
infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini
akan berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula
keduanya dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau
jaringan tubuh yang lain.
Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah
limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage, berkurang tidaknya
jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman /
basil apabila proses ini berhasil & macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya
tahan tubuhnya akan meningkat.
Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam jaringan
paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji kecil sebesar kepala jarum).
Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama
timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat penderita
batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).
Askep TBC
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Keadaan postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
BB klien biasanya menurun; agak kurus.
Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.
Batu lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
Batuk yang kadang disertai hemaptoe.
Sesak nafas.
Nyeri dada.
Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat
pada malam hari).

Askep

TBC

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
2. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah) positif untuk basil asam cepat.
3. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm)
terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa
lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif.
Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif
tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang
berbeda.
4. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
5. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan
kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas
TB dapat masuk rongga area fibrosa.
6. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan
serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
7. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis.
8. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex
;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA
dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
9. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang
mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan
saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan
jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).
Askep

TBC
F.

Penatalaksanaan

Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1. Jangka
pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
o Streptomisin inj 750 mg.
o Pas 10 mg.
o Ethambutol 1000 mg.
o Isoniazid 400 mg.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah
setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan
pengobatan
ditemukan
terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan
dengan jenis :
o
o
o

INH.
Rifampicin.
Ethambutol.

Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan
menjadi 6-9 bulan.
2. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam
pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
o Rifampicin.
o Isoniazid (INH).
o Ethambutol.
o Pyridoxin (B6).

DOWNLOAD ASKEP TB PARU Klik Di Sini
Askep TBC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU
(TB PARU)

A. Pengkajian
1. Aktivitas
/
istirahat.
Gejala :
o Kelelahan umum dan kelemahan.
o Nafas pendek karena bekerja.
o Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan
atau berkeringat.
o Mimpi buruk.

Tanda :
o
o

Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).

2. Integritas
Gejala :
o Adanya faktor stres lama.
o Masalah keuanagan, rumah.
o Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
o Populasi budaya.

Ego.

Tanda :
o
o

Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.

3. Makanan
/
Gejala :
o Anorexia.
o Tidak dapat mencerna makanan.
o Penurunan BB.

Tanda :
o
o

Turgor kulit buruk.
Kehilangan lemak subkutan pada otot.

cairan.
4. Nyeri
/
Gejala :
o Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

kenyamanan.

Tanda :
o
o

Berhati-hati pada area yang sakit.
Perilaku distraksi, gelisah.

5. Pernafasan.
Gejala :
o Batuk produktif atau tidak produktif.
o Nafas pendek.
o Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.

Tanda :
o
o
o

o
o
o

Peningkatan frekuensi nafas.
Pengembangan pernafasan tak simetris.
Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara
bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler
dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks
paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).
Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur
darah.
Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap
lanjut ).

6. Keamanan.
Gejala :
o Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)

Tanda :
o

Demam rendah atau sakit panas akut.
7. Interaksi
sosial.
Gejala :
o Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
o Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas
fisik untuk melaksankan peran.

8. Penyuluhan
/
Gejala :
o Riwayat keluarga TB.
o Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
o Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
o Tidak berpartisipasi dalam therapy.

pembelajaran.

B. Diagnosa keperawatan Yang Muncul
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolarkapiler.

C.

Intervensi

Diagnosa
Keperawatan
1.
:
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan
:
Kebersihan
jalan
napas
efektif.
Kriteria hasil :
Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
Mendemontrasikan batuk efektif.
Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Intervensi :
Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan
sekret
di
sal.
pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan
klien terhadap rencana teraupetik.
Ajarkan
klien
tentang
metode
yang
tepat
pengontrolan
batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan
frustasi.
Napas
dalam
dan
perlahan
saat
duduk
setegak
mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
Lakukan
pernapasan
diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi
alveolar.
Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan
sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan
dari
dada
dengan
melakukan
2
batuk
pendek
dan
kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi
sekret.
Auskultasi
paru
sebelum
dan
sesudah
klien
batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.
Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan
hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari
bila
tidak
kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan
mukus, yang mengarah pada atelektasis.
Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah
bau mulut.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran,
pemberian
antibiotika,
konsul
photo
toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi
perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
Diagnosis
Keperawatan
2.
:
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan
:
Pertukaran
gas
efektif.
Kriteria hasil :
Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.
Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi
pada sisi yang tidak sakit.
Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan
tanda-tanda
vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai
akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock
sehubungan dengan hipoksia.
Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin
keamanan.
R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps
paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien
terhadap rencana teraupetik.
Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan
menggunakan
pernapasan
lebih
lambat
dan
dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat
dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika,
pemeriksaan
sputum
dan
kultur
sputum,
konsul
photo
toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (18)

Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Abses
AbsesAbses
Abses
 
Sosialisasi TB Paru
Sosialisasi TB ParuSosialisasi TB Paru
Sosialisasi TB Paru
 
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraAskep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
 
Materi abses paru
Materi abses paruMateri abses paru
Materi abses paru
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Tb Paru
Tb ParuTb Paru
Tb Paru
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelompok 2 tbc bu umi
Kelompok 2 tbc bu umiKelompok 2 tbc bu umi
Kelompok 2 tbc bu umi
 
Bronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & BronkiektasisBronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & Bronkiektasis
 
10. leaflet
10. leaflet10. leaflet
10. leaflet
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 

Similar a ASKEP TBC PARU (20)

Modul batuk
Modul batuk Modul batuk
Modul batuk
 
Askep Tb paru,
Askep Tb paru,Askep Tb paru,
Askep Tb paru,
 
ASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosisASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosis
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
 
LEAFLET TBC.docx
LEAFLET TBC.docxLEAFLET TBC.docx
LEAFLET TBC.docx
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasanmateri bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Junted kues
Junted kuesJunted kues
Junted kues
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASKEP TBC PARU

  • 1. TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) A. Pengertian Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah. Askep TBC B. Etiologi Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam. Askep TBC C. Patofisiologi Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan tubuh yang lain. Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage, berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman / basil apabila proses ini berhasil & macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat. Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji kecil sebesar kepala jarum). Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe). Askep TBC
  • 2. D. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Keadaan postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya. BB klien biasanya menurun; agak kurus. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C. Batu lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis. Batuk yang kadang disertai hemaptoe. Sesak nafas. Nyeri dada. Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada malam hari). Askep TBC E. Pemeriksaan Penunjang 1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit. 2. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asam cepat. 3. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda. 4. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV. 5. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa. 6. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis. 7. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan nekrosis. 8. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru. 9. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas). Askep TBC
  • 3. F. Penatalaksanaan Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian : 1. Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan. o Streptomisin inj 750 mg. o Pas 10 mg. o Ethambutol 1000 mg. o Isoniazid 400 mg. Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi. Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis : o o o INH. Rifampicin. Ethambutol. Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan. 2. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat : o Rifampicin. o Isoniazid (INH). o Ethambutol. o Pyridoxin (B6). DOWNLOAD ASKEP TB PARU Klik Di Sini Askep TBC ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) A. Pengkajian
  • 4. 1. Aktivitas / istirahat. Gejala : o Kelelahan umum dan kelemahan. o Nafas pendek karena bekerja. o Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat. o Mimpi buruk. Tanda : o o Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja. Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut). 2. Integritas Gejala : o Adanya faktor stres lama. o Masalah keuanagan, rumah. o Perasaan tak berdaya / tak ada harapan. o Populasi budaya. Ego. Tanda : o o Menyangkal. (khususnya selama tahap dini). Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung. 3. Makanan / Gejala : o Anorexia. o Tidak dapat mencerna makanan. o Penurunan BB. Tanda : o o Turgor kulit buruk. Kehilangan lemak subkutan pada otot. cairan.
  • 5. 4. Nyeri / Gejala : o Nyeri dada meningkat karena batuk berulang. kenyamanan. Tanda : o o Berhati-hati pada area yang sakit. Perilaku distraksi, gelisah. 5. Pernafasan. Gejala : o Batuk produktif atau tidak produktif. o Nafas pendek. o Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi. Tanda : o o o o o o Peningkatan frekuensi nafas. Pengembangan pernafasan tak simetris. Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic). Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah. Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ). Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ). 6. Keamanan. Gejala : o Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+) Tanda : o Demam rendah atau sakit panas akut.
  • 6. 7. Interaksi sosial. Gejala : o Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular. o Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran. 8. Penyuluhan / Gejala : o Riwayat keluarga TB. o Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk. o Gagal untuk membaik / kambuhnya TB. o Tidak berpartisipasi dalam therapy. pembelajaran. B. Diagnosa keperawatan Yang Muncul 1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah. 2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolarkapiler. C. Intervensi Diagnosa Keperawatan 1. : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah. Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif. Kriteria hasil : Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara. Mendemontrasikan batuk efektif. Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi. Intervensi : Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan. R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk. R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin. R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
  • 7. Lakukan pernapasan diafragma. R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat. R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk. R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi. R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk. R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks. R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya. Diagnosis Keperawatan 2. : Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler. Tujuan : Pertukaran gas efektif. Kriteria hasil : Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif. Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru. Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab. Intervensi : Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin. R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital. R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
  • 8. R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru. R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam. R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks. R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.