SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
LAPORAN HASIL UJI KEKUATAN TARIK DAN MULUR
PADA KAIN RAYON HASIL PROSES PRE TREATMENT
( SEMI MERSER DAN FULL MERSER)

A. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui hasil kekuatan tarik dan mulur kain setelah melelui proses pre
treatment pada serat selulosa.
TUJUAN
Membandingkan hasil kekuatan tarik dan mulur pada kain rayon hasil proses pre
treatment semi merser dan full merser.
B. TEORI DASAR
Proses merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan
pada serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah
khusus untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya
dalam larutan NaOH sambil diberi peregangan. Tujuan dari proses merserisasi
adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekuatan tarik, dan daya
serap terhadap zat warna dan uap air.
Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang
maupun kain, biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan
pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan
kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini memegang
peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang mengandung
kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu daya
serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan
tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.
C. ALAT DAN BAHAN
•

Alat uji kekuatan tarik dan mulur kain

•

Sampel kain rayon hasil proses pre treatment arah pakan dan lusi

•

Mistar

•

Gunting

1
D. DIAGRAM UJI PROSES
Potong kain rayon masing-masing 3 sampel arah
lusi dan pakan ukuran 2 x 20 cm

Pasang dan jepitkan sampel kain pada alat uji

Proses pengujian kekuatan tarik dan mulur kain

Evaluasi hasil uji

E. LANGKAH KERJA
•

Memotong kain rayon ukuran 2 x 20 cm masing-masing 3 lembar untuk
arah pakan dan arah lusi sehingga didapat 18 lembar sample kain.

•

Memasangkan dan menjepit masing-masing sample pada alat uji,
mengatur jarum skala kekuatan tarik pada angka nol dan mengatur skala
mulur kain pada angka nol.

•

Melakukan proses uji kekuatan tarik dan mulur kain.

•

Mencatat data hasil uji.

2
F. DATA PRAKTIKUM
Rumus Standar Deviasi = { ∑Xi 2 – (∑Xi)2 / n } / (n – 1)
ARAH PAKAN
Kain

Sampel

Mulur

Kekuatan

ke-

ke 1
2
3
1
2
3
1
2
3

(cm)
2
2,2
2,4
4
4,5
3,5
4,7
4,7
4,2

tarik (kg)
2,7
2,5
2
4,3
4,5
4
9
10
7,5

I
II
III

Standar Deviasi
Mulur (cm)
Kekuatan tarik (kg)
0,2

0,4

0,5

0,3

0,3

1,3

ARAH LUSI
Kain

Sampel

Mulur

Kekuatan

ke-

ke 1
2
3
1
2
3
1
2
3

(cm)
3,2
3
3,1
3,4
3
3,3
4,2
4,2
4

tarik (kg)
5,5
5,5
5
5,7
5
5,6
9
7,5
10

I
II
III

GRAFIK DATA PERCOBAAN

3

Standar Deviasi
Mulur (cm)
Kekuatan tarik (kg)
0,1

0,3

0,2

0,4

0,1

1,3
Standar Deviasi Mulur
Kain (cm)

Grafik Mulur Kain Rayon Arah Pakan
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0

1

2

3

4

Kain ke

Standar Deviasi
Kekuatan Tarik (kg)

Grafik Kekuatan Tarik Kain Rayon
Arah Pakan
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0

1

2
Kain ke

4

3

4
Standar Deviasi Mulur
Kain (cm)

Grafik Mulur Kain Rayon Arah Lusi
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0

1

2

3

4

Kain ke

Standar Deviasi
Kekuatan Tarik (kg)

Grafik Kekuatan Tarik Kain Rayon
Arah Lusi
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0

1

2

3

4

Kain ke

G. DISKUSI
Kain rayon yang sudah mengalami proses pre treatment baik dengan
proses semi merser maupun full merser diuji kekuatan tarik dan mulurnya. Setiap
contoh kain diambil sample 3 lembar arah pakan dan 3 lembar arah lusi dengan
ukuran 2 x 20 cm. Kain I yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah
proses simultan penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H 2O2
menghasilkan standar deviasi mulur kain arah pakan 0,2 cm dan standar deviasi
kekuatan tarik kain arah pakan 0,4 kg. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil

5
pada kain II yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah proses
simultan penghilangan kanji + pemasakan serta proses pengelantangan dengan
NaOCl. Standar deviasi mulur kain II arah pakan adalah 0,5 cm dan standar
deviasi kekuatan tariknya arah pakan 0,3 cm. Hasil ini tidak berbeda jauh karena
kain rayon mengalami proses intermediate merser atau merserisasi ditengah
proses pre treatment. Sedangkan pada kain III diperoleh standar deviasi mulur
kain arah pakan 0,3 cm dan kekuatan tariknya 1,3 kg. Standar deviasi kakuatan
tarik antara kain III dibandingkan kain I dan kain II berbeda jauh, hal ini karena
kain III mengalami proses merserisasi awal (pre merser). Untuk hasil standar
deviasi mulur dan kekuatan tarik kain arah lusi tidak berbeda jauh dengan hasil
arah pakan. Hasil mulur dan kekuatan tarik kain ini dipengaruhi oleh proses
merserisasi baik pre merser, intermediate merser maupun final / post merser.
H. KESIMPULAN
•

Kain III yang mengalami proses merserisasi awal / pre merser
menghasilkan standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain baik arah lusi
maupun arah pakan yang paling besar dibandingkan kain I dan kain II.

•

Kain I dan kain II yang mengalami proses merserisasi ditengah proses
pre treatment / Intermediate Merser menghasilkan standar deviasi mulur kan
kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang relatif sama.

•

Besarnya standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain dipengaruhi oleh
kapan terjadinya proses merserisasi.

I.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.

6
pada kain II yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah proses
simultan penghilangan kanji + pemasakan serta proses pengelantangan dengan
NaOCl. Standar deviasi mulur kain II arah pakan adalah 0,5 cm dan standar
deviasi kekuatan tariknya arah pakan 0,3 cm. Hasil ini tidak berbeda jauh karena
kain rayon mengalami proses intermediate merser atau merserisasi ditengah
proses pre treatment. Sedangkan pada kain III diperoleh standar deviasi mulur
kain arah pakan 0,3 cm dan kekuatan tariknya 1,3 kg. Standar deviasi kakuatan
tarik antara kain III dibandingkan kain I dan kain II berbeda jauh, hal ini karena
kain III mengalami proses merserisasi awal (pre merser). Untuk hasil standar
deviasi mulur dan kekuatan tarik kain arah lusi tidak berbeda jauh dengan hasil
arah pakan. Hasil mulur dan kekuatan tarik kain ini dipengaruhi oleh proses
merserisasi baik pre merser, intermediate merser maupun final / post merser.
H. KESIMPULAN
•

Kain III yang mengalami proses merserisasi awal / pre merser
menghasilkan standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain baik arah lusi
maupun arah pakan yang paling besar dibandingkan kain I dan kain II.

•

Kain I dan kain II yang mengalami proses merserisasi ditengah proses
pre treatment / Intermediate Merser menghasilkan standar deviasi mulur kan
kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang relatif sama.

•

Besarnya standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain dipengaruhi oleh
kapan terjadinya proses merserisasi.

I.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.

6

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaRatna54
 
Lipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixLipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixpure chems
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
Manufaktur 2 piece can
Manufaktur 2 piece canManufaktur 2 piece can
Manufaktur 2 piece canMahros Darsin
 
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULAALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULAIka Farahmawati
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Winda Sari
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaaulia rodlia
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataAris Wibowo
 
Hukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarikHukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarikAinia D'forezth
 
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirMakalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirSulistiyo Wibowo
 
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, esterITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, esterFransiska Puteri
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenSepriSakatsila
 

La actualidad más candente (20)

Bioreaktor
BioreaktorBioreaktor
Bioreaktor
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Mekanika fluida
Mekanika fluidaMekanika fluida
Mekanika fluida
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Lipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixLipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fix
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Manufaktur 2 piece can
Manufaktur 2 piece canManufaktur 2 piece can
Manufaktur 2 piece can
 
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULAALAT INDUSTRI KIMIA GULA
ALAT INDUSTRI KIMIA GULA
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gula
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
 
Panas jenis (p1)
Panas jenis (p1)Panas jenis (p1)
Panas jenis (p1)
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Hukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarikHukum i termodinamika untuk proses isobarik
Hukum i termodinamika untuk proses isobarik
 
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirMakalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
 
Fisika kalor
Fisika kalorFisika kalor
Fisika kalor
 
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, esterITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
ITP UNS SEMESTER 2 Aldehide, keton, asam karboksilat, ester
 
Cbr
CbrCbr
Cbr
 
Metallurgi 2
Metallurgi 2Metallurgi 2
Metallurgi 2
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & laten
 

Similar a Uji tarik rayon

Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...Rama Prangeta
 
Resume jurnal done 1 komposit
Resume jurnal done 1 kompositResume jurnal done 1 komposit
Resume jurnal done 1 kompositfabial1111
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushingFathur Rozaq
 

Similar a Uji tarik rayon (20)

Lap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosokLap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosok
 
Lap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosokLap 3. cr trapesium & thn gosok
Lap 3. cr trapesium & thn gosok
 
Lap ujian
Lap ujianLap ujian
Lap ujian
 
Lap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuanLap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuan
 
Lap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuanLap 2. pita potong & kekakuan
Lap 2. pita potong & kekakuan
 
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutanLap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
 
Lap 4. pita tiras & dy tembus udara
Lap 4. pita tiras & dy tembus udaraLap 4. pita tiras & dy tembus udara
Lap 4. pita tiras & dy tembus udara
 
Lap 4. pita tiras & dy tembus udara
Lap 4. pita tiras & dy tembus udaraLap 4. pita tiras & dy tembus udara
Lap 4. pita tiras & dy tembus udara
 
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutanLap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
Lap 1. konstruksi, cr lidah, kekusutan
 
Lap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siramLap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siram
 
Lap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siramLap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siram
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
Pengaruh panjang serat_terhadap_kekuatan_impak_komposit_enceng_gondok_dengan_...
 
Resume jurnal done 1 komposit
Resume jurnal done 1 kompositResume jurnal done 1 komposit
Resume jurnal done 1 komposit
 
Tc 4
Tc 4Tc 4
Tc 4
 
Eval 1
Eval 1Eval 1
Eval 1
 
Tc 3
Tc 3Tc 3
Tc 3
 
Uji dimensi
Uji dimensiUji dimensi
Uji dimensi
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
 
Rayon
RayonRayon
Rayon
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Uji tarik rayon

  • 1. LAPORAN HASIL UJI KEKUATAN TARIK DAN MULUR PADA KAIN RAYON HASIL PROSES PRE TREATMENT ( SEMI MERSER DAN FULL MERSER) A. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Mengetahui hasil kekuatan tarik dan mulur kain setelah melelui proses pre treatment pada serat selulosa. TUJUAN Membandingkan hasil kekuatan tarik dan mulur pada kain rayon hasil proses pre treatment semi merser dan full merser. B. TEORI DASAR Proses merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan NaOH sambil diberi peregangan. Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekuatan tarik, dan daya serap terhadap zat warna dan uap air. Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang maupun kain, biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini memegang peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi. C. ALAT DAN BAHAN • Alat uji kekuatan tarik dan mulur kain • Sampel kain rayon hasil proses pre treatment arah pakan dan lusi • Mistar • Gunting 1
  • 2. D. DIAGRAM UJI PROSES Potong kain rayon masing-masing 3 sampel arah lusi dan pakan ukuran 2 x 20 cm Pasang dan jepitkan sampel kain pada alat uji Proses pengujian kekuatan tarik dan mulur kain Evaluasi hasil uji E. LANGKAH KERJA • Memotong kain rayon ukuran 2 x 20 cm masing-masing 3 lembar untuk arah pakan dan arah lusi sehingga didapat 18 lembar sample kain. • Memasangkan dan menjepit masing-masing sample pada alat uji, mengatur jarum skala kekuatan tarik pada angka nol dan mengatur skala mulur kain pada angka nol. • Melakukan proses uji kekuatan tarik dan mulur kain. • Mencatat data hasil uji. 2
  • 3. F. DATA PRAKTIKUM Rumus Standar Deviasi = { ∑Xi 2 – (∑Xi)2 / n } / (n – 1) ARAH PAKAN Kain Sampel Mulur Kekuatan ke- ke 1 2 3 1 2 3 1 2 3 (cm) 2 2,2 2,4 4 4,5 3,5 4,7 4,7 4,2 tarik (kg) 2,7 2,5 2 4,3 4,5 4 9 10 7,5 I II III Standar Deviasi Mulur (cm) Kekuatan tarik (kg) 0,2 0,4 0,5 0,3 0,3 1,3 ARAH LUSI Kain Sampel Mulur Kekuatan ke- ke 1 2 3 1 2 3 1 2 3 (cm) 3,2 3 3,1 3,4 3 3,3 4,2 4,2 4 tarik (kg) 5,5 5,5 5 5,7 5 5,6 9 7,5 10 I II III GRAFIK DATA PERCOBAAN 3 Standar Deviasi Mulur (cm) Kekuatan tarik (kg) 0,1 0,3 0,2 0,4 0,1 1,3
  • 4. Standar Deviasi Mulur Kain (cm) Grafik Mulur Kain Rayon Arah Pakan 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0 1 2 3 4 Kain ke Standar Deviasi Kekuatan Tarik (kg) Grafik Kekuatan Tarik Kain Rayon Arah Pakan 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 1 2 Kain ke 4 3 4
  • 5. Standar Deviasi Mulur Kain (cm) Grafik Mulur Kain Rayon Arah Lusi 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 0 1 2 3 4 Kain ke Standar Deviasi Kekuatan Tarik (kg) Grafik Kekuatan Tarik Kain Rayon Arah Lusi 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 1 2 3 4 Kain ke G. DISKUSI Kain rayon yang sudah mengalami proses pre treatment baik dengan proses semi merser maupun full merser diuji kekuatan tarik dan mulurnya. Setiap contoh kain diambil sample 3 lembar arah pakan dan 3 lembar arah lusi dengan ukuran 2 x 20 cm. Kain I yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah proses simultan penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H 2O2 menghasilkan standar deviasi mulur kain arah pakan 0,2 cm dan standar deviasi kekuatan tarik kain arah pakan 0,4 kg. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil 5
  • 6. pada kain II yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah proses simultan penghilangan kanji + pemasakan serta proses pengelantangan dengan NaOCl. Standar deviasi mulur kain II arah pakan adalah 0,5 cm dan standar deviasi kekuatan tariknya arah pakan 0,3 cm. Hasil ini tidak berbeda jauh karena kain rayon mengalami proses intermediate merser atau merserisasi ditengah proses pre treatment. Sedangkan pada kain III diperoleh standar deviasi mulur kain arah pakan 0,3 cm dan kekuatan tariknya 1,3 kg. Standar deviasi kakuatan tarik antara kain III dibandingkan kain I dan kain II berbeda jauh, hal ini karena kain III mengalami proses merserisasi awal (pre merser). Untuk hasil standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain arah lusi tidak berbeda jauh dengan hasil arah pakan. Hasil mulur dan kekuatan tarik kain ini dipengaruhi oleh proses merserisasi baik pre merser, intermediate merser maupun final / post merser. H. KESIMPULAN • Kain III yang mengalami proses merserisasi awal / pre merser menghasilkan standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang paling besar dibandingkan kain I dan kain II. • Kain I dan kain II yang mengalami proses merserisasi ditengah proses pre treatment / Intermediate Merser menghasilkan standar deviasi mulur kan kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang relatif sama. • Besarnya standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain dipengaruhi oleh kapan terjadinya proses merserisasi. I. DAFTAR PUSTAKA Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. 6
  • 7. pada kain II yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah proses simultan penghilangan kanji + pemasakan serta proses pengelantangan dengan NaOCl. Standar deviasi mulur kain II arah pakan adalah 0,5 cm dan standar deviasi kekuatan tariknya arah pakan 0,3 cm. Hasil ini tidak berbeda jauh karena kain rayon mengalami proses intermediate merser atau merserisasi ditengah proses pre treatment. Sedangkan pada kain III diperoleh standar deviasi mulur kain arah pakan 0,3 cm dan kekuatan tariknya 1,3 kg. Standar deviasi kakuatan tarik antara kain III dibandingkan kain I dan kain II berbeda jauh, hal ini karena kain III mengalami proses merserisasi awal (pre merser). Untuk hasil standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain arah lusi tidak berbeda jauh dengan hasil arah pakan. Hasil mulur dan kekuatan tarik kain ini dipengaruhi oleh proses merserisasi baik pre merser, intermediate merser maupun final / post merser. H. KESIMPULAN • Kain III yang mengalami proses merserisasi awal / pre merser menghasilkan standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang paling besar dibandingkan kain I dan kain II. • Kain I dan kain II yang mengalami proses merserisasi ditengah proses pre treatment / Intermediate Merser menghasilkan standar deviasi mulur kan kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang relatif sama. • Besarnya standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain dipengaruhi oleh kapan terjadinya proses merserisasi. I. DAFTAR PUSTAKA Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. 6