1. LAPORAN HASIL UJI KEKUATAN TARIK DAN MULUR
PADA KAIN RAYON HASIL PROSES PRE TREATMENT
( SEMI MERSER DAN FULL MERSER)
A. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui hasil kekuatan tarik dan mulur kain setelah melelui proses pre
treatment pada serat selulosa.
TUJUAN
Membandingkan hasil kekuatan tarik dan mulur pada kain rayon hasil proses pre
treatment semi merser dan full merser.
B. TEORI DASAR
Proses merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan
pada serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah
khusus untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya
dalam larutan NaOH sambil diberi peregangan. Tujuan dari proses merserisasi
adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekuatan tarik, dan daya
serap terhadap zat warna dan uap air.
Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang
maupun kain, biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan
pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan
kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini memegang
peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang mengandung
kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu daya
serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan
tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.
C. ALAT DAN BAHAN
•
Alat uji kekuatan tarik dan mulur kain
•
Sampel kain rayon hasil proses pre treatment arah pakan dan lusi
•
Mistar
•
Gunting
1
2. D. DIAGRAM UJI PROSES
Potong kain rayon masing-masing 3 sampel arah
lusi dan pakan ukuran 2 x 20 cm
Pasang dan jepitkan sampel kain pada alat uji
Proses pengujian kekuatan tarik dan mulur kain
Evaluasi hasil uji
E. LANGKAH KERJA
•
Memotong kain rayon ukuran 2 x 20 cm masing-masing 3 lembar untuk
arah pakan dan arah lusi sehingga didapat 18 lembar sample kain.
•
Memasangkan dan menjepit masing-masing sample pada alat uji,
mengatur jarum skala kekuatan tarik pada angka nol dan mengatur skala
mulur kain pada angka nol.
•
Melakukan proses uji kekuatan tarik dan mulur kain.
•
Mencatat data hasil uji.
2
3. F. DATA PRAKTIKUM
Rumus Standar Deviasi = { ∑Xi 2 – (∑Xi)2 / n } / (n – 1)
ARAH PAKAN
Kain
Sampel
Mulur
Kekuatan
ke-
ke 1
2
3
1
2
3
1
2
3
(cm)
2
2,2
2,4
4
4,5
3,5
4,7
4,7
4,2
tarik (kg)
2,7
2,5
2
4,3
4,5
4
9
10
7,5
I
II
III
Standar Deviasi
Mulur (cm)
Kekuatan tarik (kg)
0,2
0,4
0,5
0,3
0,3
1,3
ARAH LUSI
Kain
Sampel
Mulur
Kekuatan
ke-
ke 1
2
3
1
2
3
1
2
3
(cm)
3,2
3
3,1
3,4
3
3,3
4,2
4,2
4
tarik (kg)
5,5
5,5
5
5,7
5
5,6
9
7,5
10
I
II
III
GRAFIK DATA PERCOBAAN
3
Standar Deviasi
Mulur (cm)
Kekuatan tarik (kg)
0,1
0,3
0,2
0,4
0,1
1,3
4. Standar Deviasi Mulur
Kain (cm)
Grafik Mulur Kain Rayon Arah Pakan
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
1
2
3
4
Kain ke
Standar Deviasi
Kekuatan Tarik (kg)
Grafik Kekuatan Tarik Kain Rayon
Arah Pakan
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0
1
2
Kain ke
4
3
4
5. Standar Deviasi Mulur
Kain (cm)
Grafik Mulur Kain Rayon Arah Lusi
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0
1
2
3
4
Kain ke
Standar Deviasi
Kekuatan Tarik (kg)
Grafik Kekuatan Tarik Kain Rayon
Arah Lusi
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0
1
2
3
4
Kain ke
G. DISKUSI
Kain rayon yang sudah mengalami proses pre treatment baik dengan
proses semi merser maupun full merser diuji kekuatan tarik dan mulurnya. Setiap
contoh kain diambil sample 3 lembar arah pakan dan 3 lembar arah lusi dengan
ukuran 2 x 20 cm. Kain I yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah
proses simultan penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H 2O2
menghasilkan standar deviasi mulur kain arah pakan 0,2 cm dan standar deviasi
kekuatan tarik kain arah pakan 0,4 kg. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil
5
6. pada kain II yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah proses
simultan penghilangan kanji + pemasakan serta proses pengelantangan dengan
NaOCl. Standar deviasi mulur kain II arah pakan adalah 0,5 cm dan standar
deviasi kekuatan tariknya arah pakan 0,3 cm. Hasil ini tidak berbeda jauh karena
kain rayon mengalami proses intermediate merser atau merserisasi ditengah
proses pre treatment. Sedangkan pada kain III diperoleh standar deviasi mulur
kain arah pakan 0,3 cm dan kekuatan tariknya 1,3 kg. Standar deviasi kakuatan
tarik antara kain III dibandingkan kain I dan kain II berbeda jauh, hal ini karena
kain III mengalami proses merserisasi awal (pre merser). Untuk hasil standar
deviasi mulur dan kekuatan tarik kain arah lusi tidak berbeda jauh dengan hasil
arah pakan. Hasil mulur dan kekuatan tarik kain ini dipengaruhi oleh proses
merserisasi baik pre merser, intermediate merser maupun final / post merser.
H. KESIMPULAN
•
Kain III yang mengalami proses merserisasi awal / pre merser
menghasilkan standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain baik arah lusi
maupun arah pakan yang paling besar dibandingkan kain I dan kain II.
•
Kain I dan kain II yang mengalami proses merserisasi ditengah proses
pre treatment / Intermediate Merser menghasilkan standar deviasi mulur kan
kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang relatif sama.
•
Besarnya standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain dipengaruhi oleh
kapan terjadinya proses merserisasi.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.
6
7. pada kain II yaitu kain yang mengalami proses merserisasi setelah proses
simultan penghilangan kanji + pemasakan serta proses pengelantangan dengan
NaOCl. Standar deviasi mulur kain II arah pakan adalah 0,5 cm dan standar
deviasi kekuatan tariknya arah pakan 0,3 cm. Hasil ini tidak berbeda jauh karena
kain rayon mengalami proses intermediate merser atau merserisasi ditengah
proses pre treatment. Sedangkan pada kain III diperoleh standar deviasi mulur
kain arah pakan 0,3 cm dan kekuatan tariknya 1,3 kg. Standar deviasi kakuatan
tarik antara kain III dibandingkan kain I dan kain II berbeda jauh, hal ini karena
kain III mengalami proses merserisasi awal (pre merser). Untuk hasil standar
deviasi mulur dan kekuatan tarik kain arah lusi tidak berbeda jauh dengan hasil
arah pakan. Hasil mulur dan kekuatan tarik kain ini dipengaruhi oleh proses
merserisasi baik pre merser, intermediate merser maupun final / post merser.
H. KESIMPULAN
•
Kain III yang mengalami proses merserisasi awal / pre merser
menghasilkan standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain baik arah lusi
maupun arah pakan yang paling besar dibandingkan kain I dan kain II.
•
Kain I dan kain II yang mengalami proses merserisasi ditengah proses
pre treatment / Intermediate Merser menghasilkan standar deviasi mulur kan
kekuatan tarik kain baik arah lusi maupun arah pakan yang relatif sama.
•
Besarnya standar deviasi mulur dan kekuatan tarik kain dipengaruhi oleh
kapan terjadinya proses merserisasi.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.
6