Sampah masih menjadi masalah di sekitar Universitas Negeri Semarang. Sampah belum dipisah antara organik dan anorganik, menimbulkan pencemaran dan gangguan lingkungan. Upaya menuju pengelolaan sampah yang lebih baik perlu dilakukan dengan menerapkan prinsip 3R yaitu reduce, reuse, recycle.
17. Kita
selalu
merasa
tidak
memiliki
masalah
dengan sampah setelah membayar iuran sampah, telah
membuang sampah pada tempatnya, tong sampah di
depan rumah kita kosong, seakan-akan kewajiban kita
telah
tuntas,
lalu
menyerahkan
sepenuhnya pada Pemerintah.
BENAR ???
tanggung
jawab
18. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang di
Bekasi dan Leuwigajah di Kota Bandung yang mengalami
longsor.
Kejadian
tersebut
menyebabkan
Indonesia
menjadi
berita internasional, karena sangat jarang bencana
akibat sampah, ditambah lagi memakan korban jiwa.
19. Menurut Hadiwiyoto (1983) jika ditinjau dari segi keseimbangan
lingkungan, kesehatan, keamanan dan pencemaran, apabila sampah
tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguangangguan antara lain sebagai berikut:
1.
Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung
gas-gas yang terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak
sedap, daerah becek dan kadang-kadang berlumpur terutama
apabila musimpenghujan datang.
2.
Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari
segi
fisik
dan
kimia
yang
tidak
sesuai
dengan
lingkungan
normal, yang dapat mengganggu kehidupan dilingkungan sekitarnya.
20. 4.
Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan
oksigen. Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan
sampah menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang
diambil dari udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat
menyebankan kehidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
5.
Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat
membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan
ada mengeluarkan gas beracun.
6.
Dapat
menimbulkan
berbagai
penyakit,
terutama
yang
dapat
ditularkan oleh lalat atau seranngga lainya, binatang-binatang
seperrti tikus dan anjing.
7.
Secara
estetika
sampah
tidak
dapat
pemandangan yang nyaman untuk dinikmati.
digolongkan
sebagai
21.
22.
Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai seperti cacing.
PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh
binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan.
Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
Kantong
plastik
dapat
menganggu
kesuburan
tanah
karena
dapat
menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah.
Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut menganggap
plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tidak
dapat hancur dan akan meracuni hewan lain.
Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir.
23.
Penggunaan barang-barang yang cepat menghasilkan
sampah.
Membuang sampah sembarangan masih dianggap hal
yang wajar karena banyak orang yang melakukannya.
Kurangnya kesadaran dalam memisahkan sampah
organik dan anorganik.
Sistem pengelolaan sampah belum berjalan dengan
baik
25. Untuk menuju kondisi Zero Waste, pada dasarnya
kita menerapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle
(3R). Jika kita masih menghasilkan sampah yang
akan dibuang ke TPA, berarti kita belum berhasil
menerapkan Zero Waste dengan benar.
26. Upaya pertama menuju dunia tanpa sampah adalah
mengurangi sampah yang “akan” kita hasilkan. Sebagai
konsumen,
perlu
untuk
mulai
mencegah
(atau
menimalisasi) keberadaan sampah yang akan diakibatkan
dari hasil belanja. Ketika akan membeli sesuatu sudah
dipikirkan, “apakah nantinya barang yang akan kita beli
akan menghasilkan sampah?”.
27. contohnya:
1.
Membawa
tas
belanja
sendiri
untuk
mengurangi
sampah kantong pembungkus barang belanja
2.
Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun
daripada membeli botol baru tiap kali habis.
3.
Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain
dalam paket yang besar daripada membeli beberapa
paket kecil untuk volume yang sama.
28.
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang hanya
bisa
sekali
digunakan
memperpanjang
dijadikan
waktu
sampah.
(disposable).
pemakaian
Selain
itu,
Hal
barang
ini
dapat
sebeleum
berkreasi
dan
berimajinasilah agar barang-barang yang sudah using dan
tidak terpakai bisa menjadi barang baru dan bermanfaat.
29. Contohnya:
1.
Memanfaaatkan botol-botol bekas untuk wadah.
2.
Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja
untuk pembungkus.
3.
Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk
kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun
berbagai keperluan lainnya.
4.
Menggunakan lagi kertas bekas untuk membungkus
kado atau membuat amplop.
30. Usahakan untuk mendaur ulang barang-barang yang
tidak terpakai, walau tidak semua barang dapat di
daur ulang. Usaha ini dilakukan dengan mengubah
barang bekas menjai barang yang lebih berguna dan
layak
pakai.
Misalnya,
mengubah
botol,
plastic, dan kaleng biscuit menjadi vas bunga.
gelas
31. Apa yang kita lakukan dalam merubah kebiasaan untuk
mengelola sampah kita sendiri telah menyelamatkan diri
sendiri tanpa menyusahkan orang lain. Kita telah membangun
lingkungan sehat sehingga terhindar dari penyakit dan racunracun yang terkandung dalam sampah. Pada awalnya, merubah
kebiasaan memang sulit, namun setelah menjadi „kebiasaan‟
baru (atau kebutuhan baru) akan menjadi mudah.
32. Upaya yang kita lakukan tidak cukup berarti
dalam mengurangi beban TPA, tetapi apa yang
kita lakukan akan menjadi contoh keberhasilan
memanfaatkan
dan
mengurangi
sampah, sehingga orang lain bisa meniru upaya
yang kita lakukan.
33. Perubahan besar tidak akan terjadi kalau tidak
ada yang memulainya dengan perubahan kecil.
Perubahan Kecil dimulai dengan langkah-langkah
kecil yang terjadi setelah Kita Melangkah!!!
MARI MELANGKAH………..