Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai alat ukur yang digunakan dalam bengkel, termasuk cara penggunaan dan pemeliharaannya. Alat-alat tersebut adalah mistar baja, mistar gulung, protractor, dial indicator, mikrometer, jangka sorong, cylinder gauge, dan multitester.
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Mengukur Alat Ukur
1. BAB V. PENGGUNAAN DAN
PEMELIHARAAN ALAT UKUR
BAB V. PENGGUNAAN DAN
PEMELIHARAAN ALAT UKUR
A. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin. Alat ukur ini
dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena hanya dapat melakukan
pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm, jadi untuk pengukuran dibawah 0,5 mm
tidak dapat dilayani oleh mistar baja. Dengan demikian alat ukur ini tidak dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran sampai seperseratus millimeter (0,01
mm). Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin mempunyai
ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah
150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah
millimeter dan satuan satu millimeter.
Gambar 5.1. Mistar Baja
Dalam bengkel kerja otomotif mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem
metric dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan
dalam inchi, sedangkan pada sistem metrik satuanya dinyatakan dengan
millimeter. Mistar baja sistem imperial mempunyai ketelitian dari 1/8 inchi, 1/6
inchi, 1/32 inchi, dan 1/64 inchi. Dalam bengkel kerja bangku dan kerja mesin
biasanya hanya terdapat sampai ketelitian 1/32 inchi.
Disamping mistar baja dapat digunakan untuk mengukur dan
menentukan batas-batas ukuran, juga biasa dipergunakan sebagai pertolongan
menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda pekerjaan.
Setiap menarik garis hanya dilakukan satu kali
2. Mengukur Garis Menggunakan Mistar Baja
Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara
kasar. Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain
seperti jangka bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka
kaki.
B. MISTAR GULUNG
Mistar gulung adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda
kerja yang panjangnya melebihi ukuran mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang besar. Mistar gulung ini tingkat ketelitianya adalah
setengah milimeter, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur benda
kerja yang secara presisi. Panjang dari mistar gulung ini bervariasi dari 2
meter
sampai 30 meter dan 50 meter, tetapi dalam bengkel kerja mesin ukuran yang
terpanjang adalah 3 meter.
Gambar 5.2. Mistar Gulung
3. C. PROTRACTOR
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur besaran-besaran sudut pada
benda kerja untuk membantu pekerjaan melukis dan menandai. Protractor dibuat
dengan beberapa bentuk, sesuai dengan jenis kegunaanya dan tingkat
ketelitiannya. Batas ukur dari protractor adalah dari 00 -1800.
Gambar 5.3. Protractor
Untuk pengukuran besaran sudut dengan teliti, artinya pengukuran
besaran sudut dari satu derajat digunakan vernier bevel protractor. Alat ini
mempunyai ketelitian sebesar 5 menit. Jadi dengan menggunakan vernier bevel
protractor kita dapat melakukan pengukuran mulai dari ukuran sudut 5 menit
sampai 1800.
Cara membaca ukuran pada vernier bevel protractor adalah sebagai berikut :
1. Baca ukuran pada skala utama.
2. Baca ukuran yang ditunjukan pada skala vernier.
3. Jumlah ukuran dari skala utama dan skala vernier.
4. Hasil penjumlahan tersebut merupakan besar ukuran yang diminta.
4. D. DIAL INDICATOR
1. Uraian
Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan
backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mm. Apabila jarum panjang membuat satu
putaran penuh (100 strip), maka jarum pendek bergerak 1 strip (1 mm).
Gambar 5.4. Dial Indikator
5. 2. Metode Pengukuran
a. Pengukuran run out
1) Bersihkan benda yang akan diukur.
2) Letakkan V-block pada tempat yang rata dan letakkan poros (camshaft)
diatas V-block.
3) Sentuhan spidle dial gauge pada permukaan poros dan pastikan spindle
tegak lurus dengan poros.
4) Putar poros perlahan-lahan, dan bacalah jumlah gerakan pointer
E. MICROMETER
Micrometer dibedakan menjadi dua macam :
1. Outside micrometer : Mengukur diameter luar
2. Inside micrometer : Mengukur diameter dalam
6. Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari 50
strip (0,05 mm)
Gambar 5.5. Mikrometer
8. a. Memeriksa tanda “0“
Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Putar rachet stopper
sampai anvil dan spindle bersentuhan, dan putar stoper 2 atau 3 kali putaran
untuk lebih menyakinkan. Micrometer telah dikalibrasikan dengan benar jika “0“
thimble lurus dengan garis pada outer sleeve.
b. Menyetel tanda “0“
Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp.
Kemudian putar outer sleeve sampai tanda “0“ thimble lurus dengan garis, dan
periksa kembali tanda “0“
Jika kesalahan melebihi 0,02 mm. Kunci spindle dengan lock clamp,
kendorkan stopper sampai thimble bebas,luruskan tanda “0“ thimble dengan
garis pada outer sleeve, dan kencangkan kembali rachet stopper,dan periksa
kembali tanda “0“.
9. c. Membaca Hasil Pengukuran
Jarak strip diatas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip
dibawah garis adalah 0,5 mm. Dan nilai 1 stripe pada thimble adalah 0,01 mm.
Nilai hasil ukuran ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
d. Contoh dan Teks pengukuran
Pembacaan skala diatas garis
Pembacaan skala dibawah garis
Pembacaan skala thimble
:
:
:
7,00 mm
0,50 mm
0,15 mm +
5,00 mm
0,00 mm
0,20 mm +
Hasil ukur = 7,65 mm 5,20 mm
10. F. JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam maupun
bagian luar serta kedalaman pipa atau silInder. Pada alat ini terdapat dua
satuan
pengukuran yaitu satuan milimeter dan inchi dengan masing-masing mempunyai
skala nonius. Jangka sorong ini mempunyai ketelitian sampai 0,01 mm dan
0,05 mm. Adapun ketelitian alat ini dapat kita tentukan dengan cara sebagai
berikut:
Hitunglah jumlah garis skala nonius misalnya 20 garis dan jarak kedua
puluh garis itu dalah 19 mm berakti jarak satu skala nonius = 19/20 mm. Batasan
dari ketelitian jangka sorong adalah selisih antara satu skala utama dengan satu
skala nonius, jadi 1–19/20 mm = 0,05 mm.
Gambar 5.7. Jangka Sorong
Gambar 5.8. Nama Komponen Jangka Sorong
11. Kapasitas pengukuran dengan menggunakan jangka sorong bermacammacam
dan tergantung kebutuhan atau penggunaan jangka sorong itu sendiri,
diantaranya:
1. Kapasitas 150 mm ketelitiannya 0.05 mm
2. Kapasitas 200 mm ketelitiannya 0.02 mm
3. Bahkan ada yang berkapasitas sampai 1000 mm
Membaca Hasil Pengukuran
Hasil Bacaan:
`
Menangani Jangka Sorong
–
Perhatikan cara-cara pengukuran dibawah ini:
12. G. CYLINDER GAUGE
Cylinder gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan
ketelitian 0,01 mm
13. Gambar 5.9. Cylinder Gauge
Cara Pemilihan Replacement Rod dan Washer
–
Ukur diameter silinder dengan vernier caliper.
–
Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari
0,5 mm.
–
Bila hasil pengukuran : 52,30 mm. Maka pilihlah:
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2mm
–
BILA hasil pengukuran : 52,70 mm. Maka pilihlah:
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 3mm
Metoda pengukuran
1). Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod
dan washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil
14. pengukuran diameter adalah 91,00 mm, gunakan replacement rod
90 mm dan replacement washer 1 mm.
2). Set micrometer pada 91 mm (seperti hasil ukur diatas) masukan
replacement rod dan measuring point kedalam micrometer, dan dial
gauge diset ke –0–.
3). Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal kedalam silinder,
gerakan cylinder gauge sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil.
Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm sebelum –0–, berarti diameter
silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu diameter
silinder adalah 91,08 mm ( 91,00 + 0,08).
15. H. CALIPER GAUGE
Caliper gauge adalah alat ukur yang menggunakan dial gauge. Ada dua
tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper. Yang umumnya
digunakan untuk mengukur komponen otomotif adalah inside caliper gauge.
Metoda Pengukuran
Gambar 5.10. Caliper Gauge
1). Ukurlah diameter dalam dengan vernier caliper. Katakanlah hasilnya 8,40
mm, selanjutnya set micrometer ke angka yang mendekati hasil ukur dari
vernier caliper dan kelipatan dari 0,5 mm yaitu 8,50 mm.
2). Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle micrometer.
Gerakan caliper sampai mendapat angka terkecil. Kemudian set dial
gauge ke –0–.
3).
Tekan tombol caliper gauge dan masukan lug pada diameter dalam
benda yang akan diukur dan bebaskan tombol. Gerakan caliper sampai
didapat pembacaan terkecil. Jika pembacaan menunjukan 0.08 mm,
berarti diameter dalam adalah 8,42 mm (8,50-0,08 mm).
16. I. PLASTIGAGE
Plastigage digunakan untuk mengukur celah oli pada poros engkol.
Plastigage mempunyai ukuran yang berbeda: warna hijau (0,025-0,076 mm),
warna biru (0,102-0,229 mm), warna merah (0,051-0,152 mm).
Metoda Pengukuran
1.
Bersihkan tangan, crank shaft pin dan bantalan.
2.
Ambil plastigage dari dalam bungkusnya sesuai lebar bantalan.
3.
Letakan plastigage dari dalam pembungkus pada crank shaft pin seperti
pada gambar.
5. Pasang bearing cap dan kencangkan mur-murnya sesuai dengan momen
spesifikasi, jangan memutar crank shaft.
17. Gambar 5.11. Plastigage
6.
Lepas bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan menggunakan skala
yang terdapat pada amplopnya. Bila lebar tidak merata, ukurlah pada tempat
yang paling lebar.
J. MULTITESTER (VOLT, OHM, AMPERE METER)
Multitester adalah alat pengetesan kelistrikan. Penggunaannya untuk
mengukur tegangan DC dan AC, tahanan, dan arus DC. Multitester dibagi
menjadi dua yaitu tipe digital dan tipe analog. Petunjuk berikut ini adalah
untuk
tester model analog.
19. 1. Metode Pengukuran
Sebelum mengunakan multitester, anda harus memastikan bahwa jarum
penunjuk ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Apabila tidak,
putarkan pointer calibration screw dengan obeng sampai jarum penunjuk berada
tepat pada ujung garis kiri.
2. Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah 0-500 Volt. Hubungkan test lead
warna merah ke terminal positif dan test lead warna hitam ke terminal negatif
tester. Posisikan range selector pada salah satu daerah DCV dengan pilihan:
Range Selektor Voltage yang dapat diukur (V)
2.5 0 – 2.5
10 2.5 – 10
25 10 – 25
50 25 -50
500 50 -500
Kemudian hubungkan test lead warna merah dengan terminal positif dari
sumber arus dan test lead warna hitam dengan terminal negatif dari sumber
arus, dengan kata lain multitester dihubungkan paralel dengan rangkaian.
20. 3. Mengukur Tegangan AC
Daerah pengukuran tegangan adalah 0-1000 Volt. Hubungkan test lead dan
posisikan range selector pada salah satu daerah ACV dengan pilihan:
Range Selector Voltage yang dapat diukur (V)
10 0 – 10
25 10 – 25
250 25 – 250
1000 250 -1000
Hubungkan test lead secara paralel dengan rangkaian
21. 4. Mengukur Arus DC
o
Daerah arus yang dapat diukur adalah 0-20 A
o
Mengukur Arus DC dari 0-250 mA
o
Hubungkan test lead pada terminal tester dan setel selector ke 250 mA
DCA. Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian.
22. a. Mengukur Arus DC dari 0 – 20 A
1) Hubungkan test lead pada terminal tester dan setel selector ke DCA 20 A.
2) Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian.
5. Mengukur Tahanan
Sebelum mengukur tahanan, pertama harus memutar tombol kalibrasi ohm,
dengan ujung test lead dihubungkan sampai jarum menunjukkan angka –0– pada
skala ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali anda merubah range.
23. Pengukuran
Setel selector pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk
mengukur tahanan. Posisi –K– untuk 1.000, dengan demikian 10 K berarti 10.000
dan sebagainya.
Range Tingkat tahanan yang dapat diukur (#)
X1 0 – 1 K
X10 0 – 10 K
X100 0 – 100 K
X1 K 0 -8
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 90 #, sebab range selector diset pada x10 .
24. K. TUNE UP TESTER
1. Uraian
Tune up tester adalah alat yang berfungsi untuk memeriksa breaker
point, dwell angle, putaran mesin (rpm), tegangan battery, sistem pengisian dan
kevakuman dari intake manifold.
25. Gambar 5.13. Tune-up Tester
2. Cara Penggunaan :
a.
Mengukur Breaker Point
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1)
pada posisi breaker point.
5) Pengukuran breaker point dilakukan pada saat mesin mati tetapi kunci
kontak pada posisi ON.
6)
Apabila breaker point pada saat ini dalam keadaan tertutup dan
hubungan point tersebut baik, maka jarum pada posisi strip hijau (OK) di
kiri. Sedangkan apabila point tidak baik, maka jarum berada diluar
daerah hijau.
b.
Mengukur Dwell Angle
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
26. 5)
Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi dwell,
maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala dwell
(6).
c. Mengukur Rpm
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya.
5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi rpm,
maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala rpm
(6).
.
Untuk rpm rendah baca skala 0 – 1600 rpm dan lampu L menyala.
.
Untuk rpm lebih tinggi dari 1600 rpm maka lampu H akan menyala dan
bacalah skala 0 – 8000 rpm.
d. Mengukur Voltage Out put Altenator.
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya.
5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi volt,
maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala volt
(6).
.
Out put altenator 13 – 15 volt.
.
Jangan mempergunakan tune up tester untuk tegangan lebih dari 20 volt.
e. Mengukur Waktu Pengapian
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya.
5) Pasangkan kabel (12) pada kabel busi no.1 dan saklar timing light (9)
harus pada posisi ON dan arahkan pada puli mesin atau penunjuk saat
pengapian.
27. L. KUNCI MOMEN (TORGUE WRENCH)
1. Uraian
Kunci momen digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan
mur, agar mencapai ketegangan tertentu. Kunci momen terdiri dari dua tipe
yaitu tipe plate dan tipe Pre-set.
Gambar 5.14. Kunci Momen Konvensional dan Digital
28. 2. Peringatan Penting
a.
Gunakan kunci momen hanya untuk pengerasan terakhir.
b.
Gunakan kunci momen yang mempunyai tingkat momen yang cukup
(maximum torgue).
c. Untuk mencegah agar kunci socket tidak meleset, tahanlah dengan tangan
kiri sambil menarik handle, seperti gambar.
3. Cara Penggunaan Kunci Momen Preset Type
c. Lepaskan locker dengan arah berlawanan arah jarum jam.
d. Putar skala utama (main scale/ skala ratusan ) dan skala sub ( sub scale/
skala puluhan ) sesuai dengan momen yang dibutuhkan.
Contoh:
Main scale : 300 kgf.cm
Sub scale : 60 kgf.cm
Momen = 360 kgf.cm
c. Kemudian keraskan penguncinya (locker) dengan arah searah jarum jam.
d. Kunci momen siap digunakan.
29. 116
M. HIDROMETER
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit baterai. Berat
jenis elektrolit berubah menurut tingkat isi baterai. Berat jenis baterai penuh
adalah 1,26-1,28. Berat jenis juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini
digunakan untuk menentukan hubunganya :
S20 = St + 0,007 (t -20)
Dimana :
S20 = berat jenis koreksi
St = berat jenis terukur
t = suhu saat pengukuran
bila berat jenis kurang dari 1,23 harus dilakukan pengisian baterai.
Gambar 5.15. Hidrometer
30. N. COMPRESSION TESTER
Compression tester digunakan untuk mengukur tekanan kompresi.
Karena tekanan kompresi pada mesin diesel sangat tinggi, maka harus
digunakan gauge dengan tekanan tinggi. Pemasangan dilakukan pada lubang
injektor atau glow plug.
Gambar 5.16. Compression Tester
0. NOZZLE TESTER
Nozzle tester digunakan untuk memeriksa tekanan pembukaan injektor
dan kondisi injektor (kebocoran setelah injeksi).
Gambar 5.17. Nozzle Tester
31. 118
P. RADIATOR DAN RADIATOR CUP TESTER
Tester ini digunakan untuk memeriksa kondisi radiator
pendinginan) dari kebocoran dan juga untuk menguji tutup radiator.
(sistem
Gambar 5.18. Radiator Cap Tester
Q. VALVE SPRING TESTER
Valve spring tester berfungsi untuk memeriksa tegangan pegas–pegas
katup masuk dan katup buang.
Gambar 5.19. Valve Spring Tester
32. R. VACUUM GAUGE
Vacuum gauge berfungsi untuk menghasilkan vakum untuk memeriksa
komponen yang berhubungan dengan vakum.
Gambar 5.20. Vacuum Gauge
S. RANGKUMAN
Membicarakan peralatan ukur pada bengkel kerja mesin, juga berarti
membicarakan peralatan ukur pada kerja bangku, karena bengkel kerja bangku
adalah merupakan bagian dari bengkel kerja mesin.
Pada bengkel kerja mesin peralatan ukur yang digunakan harus benarbenar
presisi, karena benda kerja yang akan diukur adalah benda kerja presisi.
Biasanya benda kerja yang dihasilkan pada bengkel kerja mesin adalah benda
kerja yang akan digabungkan satu sama lainnya sehingga menghasilkan suatu
33. peralatan. Untuk dapat saling digabungkan, maka ukuran masing-masing benda
kerja harus benar-benar presisi.
Guna menghasilkan pengukuran yang presisi, maka peralatan ukur, cara
memegang alat ukur, dan cara melakukan pengukuran harus benar-benar
diketahui secara baik. Disamping itu, para pekerja di dalam bengkel kerja mesin
harus mengetahui kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran.
Untuk itulah, maka setiap pekerja di dalam bengkel kerja mesin harus belajar
cara
memilih alat ukur dan mempelajari cara pengukuran yang benar.
Alat ukur yang banyak digunakan pada bengkel kerja mesin, bengkel kerja
bangku, dan otomotif adalah; mistar baja, mistar gulung, protractor, vernier
caliper, mikrometer, cylinder gauge, vacuum gauge, valve spring tester, radiator
dan radiator cup tester, nozzle tester, compression tester, hidrometer, kunci
momen (torgue wrench), tune up tester, multitester (volt, ohm, ampere meter),
dan dial indicator
T. EVALUASI
1. Jelaskan arti ketelitian jangka sorong (vernier caliper) sistem matrik 0,05
mm?
2. Jelaskan perbedaan alat ukur antara mistar baja dengan mistar gulung?
3. Fungsi ratchet pada mikrometer adalah!
4. Jelaskan fungsi multitester?
5. Mengapa tutup radiator perlu ditest?