SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
PROPOSAL UNTUK DOMPET DHUAFA
                             Dari Institute Kesehatan Keluarga

Konstitusi tertinggi bangsa Indonesia yakni UUD 1945 secara gamblang menyatakan bahwa
“…setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat
lingkungan hidup yang layak dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan …”. Dan
disebutkan pula bahwa dalam rangka menopang hak tersebut “…negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan…”.

Dua amanah konsitusi tersebut memberikan kepastian pijakan untuk dua sistem besar dalam
bidang kesehatan, yakni pelayanan dan pembiayaan (jaminan sosial). Ceritera yang dicita-
citakan Deklarasi Alma Ata World Health Organization (WHO): Health For All in 2000 ternyata
dianggap gagal, karena kesalahan dalam pendekatan pelayanan, pun pendekatan pembiayaan
dalam hal ini biaya berobat gratis.

Berdasarkan WHO-WONCA working paper (November 1994; Ontario, Canada) dengan judul
“Making medical practice and education relevant to people’s needs: the contribution of family
doctor”, seharusnya dilakukan perubahan orientasi pelayanan. Dari pelayanan “komunitas
konvensional”, dalam hal ini contohnya puskesmas atau medical center lainnya, ke pelayanan
praktik kesehatan keluarga atau pendekatan pra-upaya kesehatan. Pendekatan pra-upaya lebih
cenderung menitikberatkan manajemen “care” daripada “cure”.

Seperti yang kita semua pahami bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan hanya akan
tercapai manakala
penduduk sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi,
tentunya melalui proses yang memungkinkan mereka dapat hidup dalam budaya sehat, baik
adat sehat, tradisi sehat maupun kebiasaan sehat, serta dalam lingkungan yang juga sama-sama
sehat, dan satu lagi yag penting penduduk pun memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu.

Berdasarkan World Bank: Investing in Indonesia’s Health, Health Expenditure Review, 2008,
tertulis… “Indonesia has made major improvements over the three decades in its health
system, but is struggling to achieve important health outcomes, especially among the poor” dan
“….the performance of the current health system is inadequate for achieving today’s and future
health outcomes…”

Dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang sempat masuk dalam kontroversi
Mahkamah Konstitusi, menyatakan bahwa setiap individu akan dijamin pembiayaannya untuk
memelihara kesehatan.
Dengan sistem asuransi kesehatan (sosial), yang berbasis pendekatan pra-upaya inilah,
kesehatan individu akan selalu dijaga agar tetap sehat dan diobati manakala sakit. Pendekatan
ini sekaligus memfasilitasi terjadinya proses intervensi tindakan prevensi dan penyehatan
lingkungan individual. Di US, konsep ini dinamakan MANAGE CARE.
Manage care concept is a variety of techniques for influencing the clinical behavior of health
care provider and/or patients, often by integrating the payment and delivery health care. Jadi
biaya berobat gratis bukanlah manajemen “care” yang baik seperti layaknya program raskin
atau program pemadam kebakaran. Begitu pula program asuransi-asuransi atau PJPK yang
sekarang marak digalakkan. Apabila keinginan mengasuransikan seluruh rakyat dilakukan tanpa
pendekatan manage care concept, “bom waktu” kegagalan pembiayaan kesehatan hanya
menunggu waktunya saja untuk “meledak”.

Manage care concept ideal haruslah menggunakan pendekatan paradigma sehat terutama di
lini terdepan layanan kesehatan. Paradigma sehat berarti menjaga rakyat sehat agar tetap
sehat. Namun tetap, kita tidak boleh melupakan pengobatan bagi yang sakit atau namanya
”paradigm sakit”.

Jangan sampai rakyat yang punya kebiasaan merokok, tetap merokok semaunya, dan juga
jangan sampai terjadi jawaban ”...toh kalau sakit akibat merokoknya nanti akan diobati
gratis….tis”.

Inilah sasaran untuk mewujudkan mimpi Indonesia Sehat itu, Sistem Kesehatan Personal
Terstruktur (SKPT). Pembenahan sistem harus dilakukan mulai dari unit pelayanan kesehatan
personal di Puskesmas untuk pemerintah dan Medical Center untuk swasta. Swasta perlu
mendapat perhatian, karena sebenarnya mereka-lah lini terdepan upaya kesehatan selama ini.

Hitungan konkrit untuk pelaksanaan SKPT adalah diperbanyaknya dokter keluarga, “dokter
umum” yang ditraining khusus bersama timnya (perawat keluarga, bidan keluarga, pengobat
tradisional keluarga dll. Mereka dipermudah tidak hanya dalam urusan perizinan, namun juga
permodalan dan pelatihan.

Satu dokter keluarga akan menjadi “penjaga kesehatan” untuk 2.500 penduduk. Dia dan timnya
akan bekerja jauh di depan sebelum penduduknya jatuh sakit, melalui berbagai kegiatan pra-
upaya, seperti melakukan medical check up rutin, melakukan edukasi individual, dan secara
periodik melakukan kunjungan ke rumah.

Apabila SKPT sudah berjalan baik, kasus-kasus spesialistik dapat terdeteksi sejak dini. Mestinya,
jumlah penduduk yang dirujuk setiap bulannya ke rumah sakit atau pelayanan spesialistik tidak
lebih dari 8% (dari rata-rata 2.500 penduduk yang sakit dalam satu bulan. Dan bisa mengontrol
angka kesakitan yang normalnya sekitar 10%. Artinya dalam satu bulan “hanya” 250 orang saja
yang sakit dari 2.500 penduduk yang dijaga kesehatannya.

Jadi dari 250 penduduk yang sakit, mestinya yang dirujuk ke rumah sakit tidak boleh lebih dari
8%, yaitu sekitar 20 orang sakit saja. Inilah hebatnya SKPT. Bila penduduk Jakarta sekitar 10
juta jiwa, maka yang berobat ke RS sebulannya hanya 80 ribu pasien. Bila dibagi per rumah sakit
jadi sekitar 350 pasien perbulan untuk rumah sakit di Jakarta yang berjumlah sekitar 200-an
rumah sakit.
Betapa efektifnya sebuah institusi RS, yang melayani 14 pasien perharinya. Mereka sangat
bertanggung jawab terhadap pasiennya. Dan untuk penduduk yang tidak sakit, bisa
memanfaatkan rumah sakit menjadi rumah sehat, tempat untuk melakukan adat sehat, tradisi
sehat dan kebiasaan sehat. Sehingga capaian penduduk yang sadar, mau dan mampu untuk
hidup sehat berhasil melalui “pintu masuk” pra-upaya kesehatan keluarga.

Untuk kita di Rumah Sehat Terpadu, langkah pertama adalah merekrut dokter keluarga dengan
menempatkan atau memanfaatkan dokter umum di sekitar lingkungan RST atau di dalam RST
itu sendiri. Bila target adalah Desa Jampang, Kecamatan Kemang dengan jumlah penduduk
2000 jiwa maka cukup dibutuhkan 1 dokter atau perawat atau bidan keluarga yang berputar, 1
dokter di rawat jalan (sebagai penjaga gawang rumah sakit) dan sarana prasarana pendukung,
seperti kendaraan dan alat yang bisa mobile.

Jadi nantinya, sangat sedikit pasien yang berada di rawat jalan, yakni sehari 10 orang ke dokter
umum dan Cuma 1 orang ke dokter spesialis. Pemanfaatan dana Zakat, Infaq maupun
Shodaqoh (ZIS) ditambah CSR bisa lebih banyak kearah pra-upaya, seperti Pemeriksaan
Kesehatan Berkala untuk seluruh penduduk Jampang (untuk lab dibantu oleh PARAHITA), bisa
dilakukan onsite maupun di RST.

Bila ternyata tidak sakit, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas wakaf di RST untuk melakukan
kebiasaan sehat, seperti olahraga, mengunjungi teater zikr, dan memanfaatkan produk herbal
RST. Nah permasalahannya kapan mereka bisa mandiri sebagai penduduk yang sadar, mau dan
mampu sebagaimana yang dicita-citakan Indonesia Sehat.

Inilah gunanya dana ZIS. Penduduk Desa Jampang yang termasuk Keluarga Miskin (Gakin) harus
mengikuti sejenis asuransi yang dikelola oleh RST, dalam hal ini Institut Kesehatan Keluarga
sebagai badan pelaksana di bawah RST. Asuransi RST bisa diikuti secara sukarela oleh seluruh
masyarakat Desa Jampang, namun diharapkan seluruhnya ikut. Karena yang mengikuti akan
berhak mendapatkan fasilitas wakaf RST. Bila warga Jampang yang kaya sakit, dia bisa berobat
dan dirawat di RST, sesuai dengan fasilitas RST sebagai rumah sakit tanpa kelas, semua sama
tidak ada perbedaan derajat.

Adapun premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi, adalah pembayaran premi
terjangkau sesuai kondisi biaya asuransi sekarang. Yang kaya, premi dibayar oleh mereka
sendiri baik individu atau atas nama perusahaan atau jamkesda, sedangkan yang miskin
dibayarkan oleh dompet dhuafa. Uang yang masuk merupakan Dana Operasional RST yang
dikelola secara professional oleh Institut Kesehatan Keluarga.

Fasilitas tanpa kelas dari Asuransi RST ini, bisa diperoleh hanya di RST Parung, yakni untuk
pasien berupa:
    1. Pelayanan Gawat Darurat
    2. Pelayanan Kesehatan Keluarga
    3. Pelayanan Rujukan Penyakit Dalam
4. Pelayanan Rujukan Bedah dan Operasi
   5. Pelayanan Rujukan Kebidanan dan Kandungan
   6. Pelayanan Rujukan Kesehatan Anak
   7. Pelayanan Penunjang Medik
   8. Pelayanan Rawat Inap
   9. Pelayanan Perawatan Intensif, dan
   10. Pelayanan Pengobatan Tradisional dan Alternatif

Sedangakan yang tidak sakit,masyarakat Jampang bisa menggunakan:
   1. Fasilitas Olahraga
   2. Fasilitas Akupuntur
   3. Fasilitas Bekam dan lain-lain


Sehingga konstitusi tertinggi bangsa Indonesia yakni UUD 1945 secara gamblang menyatakan
bahwa “…setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat
lingkungan hidup yang layak dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan …” akan
segera terwujud. Amin

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apotekerPeraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Iskani kasim
 
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apotekerPeraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Iskani kasim
 
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copyMateri sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copy
PalComTech
 
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma DiskriminasiJuknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Irene Susilo
 
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Cut Ampon Lambiheue
 
Panduan nakes teladan
Panduan nakes teladanPanduan nakes teladan
Panduan nakes teladan
AicAh Icah
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional
Muh Saleh
 

La actualidad más candente (19)

Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apotekerPeraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
 
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktpPengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktp
 
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apotekerPeraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
Peraturan menteri kesehatan belum mengakomodir peran apoteker
 
Fasikes
FasikesFasikes
Fasikes
 
Pelayanan Kesehatan (Tiwii L. Hardiant)
Pelayanan Kesehatan (Tiwii L. Hardiant)Pelayanan Kesehatan (Tiwii L. Hardiant)
Pelayanan Kesehatan (Tiwii L. Hardiant)
 
NPO business b7
NPO business b7NPO business b7
NPO business b7
 
Konsep home care
Konsep home careKonsep home care
Konsep home care
 
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copyMateri sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta)   copy
Materi sosialisasi jkn dan bpjs kesehatan (peserta) copy
 
Peran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS Kesehatan
Peran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS KesehatanPeran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS Kesehatan
Peran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS Kesehatan
 
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma DiskriminasiJuknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
 
Sosialisasi bpjs kesehatan
Sosialisasi bpjs kesehatanSosialisasi bpjs kesehatan
Sosialisasi bpjs kesehatan
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
Forum SDM Bali Komunitas SDM BPJS Kesehatan
Forum SDM Bali Komunitas SDM  BPJS KesehatanForum SDM Bali Komunitas SDM  BPJS Kesehatan
Forum SDM Bali Komunitas SDM BPJS Kesehatan
 
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
 
Materi sos bpjs kesehatan
Materi sos bpjs kesehatanMateri sos bpjs kesehatan
Materi sos bpjs kesehatan
 
Panduan nakes teladan
Panduan nakes teladanPanduan nakes teladan
Panduan nakes teladan
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional
 

Destacado

Destacado (7)

Proposal usul bansos
Proposal usul bansosProposal usul bansos
Proposal usul bansos
 
Burtonsville, md
Burtonsville, mdBurtonsville, md
Burtonsville, md
 
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai Edisi Desember 2015 week 3
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai Edisi Desember 2015 week 3Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai Edisi Desember 2015 week 3
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Rumbai Edisi Desember 2015 week 3
 
Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012
Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012
Proposal hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-hctps-2012
 
Ray Ban Advertising Proposal
Ray Ban Advertising ProposalRay Ban Advertising Proposal
Ray Ban Advertising Proposal
 
Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016
Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016
Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016
 
Contoh Proposal Sponsorship Event Konser Musik
Contoh Proposal Sponsorship Event Konser MusikContoh Proposal Sponsorship Event Konser Musik
Contoh Proposal Sponsorship Event Konser Musik
 

Similar a Proposal untuk dompet dhuafa

Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-iIpe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
acmanihuruk
 
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
AnggunAmandaSaveriia1
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Csii M'py
 

Similar a Proposal untuk dompet dhuafa (20)

SKN, SISTEM PEMBIAYAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN di RS
SKN, SISTEM PEMBIAYAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN  di RSSKN, SISTEM PEMBIAYAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN  di RS
SKN, SISTEM PEMBIAYAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN di RS
 
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-iIpe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm-i
 
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_iIpe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
Ipe.40 1306480433-agatha cornelia-manihuruk-ltm_i
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
 
Sistem yankes
Sistem yankesSistem yankes
Sistem yankes
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
Bahan jkn ciloto 18 okt 2019
Bahan jkn ciloto   18 okt 2019Bahan jkn ciloto   18 okt 2019
Bahan jkn ciloto 18 okt 2019
 
Konsep puskesmas
Konsep puskesmasKonsep puskesmas
Konsep puskesmas
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
dasar puskesmas.pdf
dasar puskesmas.pdfdasar puskesmas.pdf
dasar puskesmas.pdf
 
Sistem Pelayanan Kesehatan...........pptx
Sistem Pelayanan Kesehatan...........pptxSistem Pelayanan Kesehatan...........pptx
Sistem Pelayanan Kesehatan...........pptx
 
Sistem Pelayanan Kesehatan..........pptx
Sistem Pelayanan Kesehatan..........pptxSistem Pelayanan Kesehatan..........pptx
Sistem Pelayanan Kesehatan..........pptx
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 

Último

kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 

Último (20)

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 

Proposal untuk dompet dhuafa

  • 1. PROPOSAL UNTUK DOMPET DHUAFA Dari Institute Kesehatan Keluarga Konstitusi tertinggi bangsa Indonesia yakni UUD 1945 secara gamblang menyatakan bahwa “…setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang layak dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan …”. Dan disebutkan pula bahwa dalam rangka menopang hak tersebut “…negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan…”. Dua amanah konsitusi tersebut memberikan kepastian pijakan untuk dua sistem besar dalam bidang kesehatan, yakni pelayanan dan pembiayaan (jaminan sosial). Ceritera yang dicita- citakan Deklarasi Alma Ata World Health Organization (WHO): Health For All in 2000 ternyata dianggap gagal, karena kesalahan dalam pendekatan pelayanan, pun pendekatan pembiayaan dalam hal ini biaya berobat gratis. Berdasarkan WHO-WONCA working paper (November 1994; Ontario, Canada) dengan judul “Making medical practice and education relevant to people’s needs: the contribution of family doctor”, seharusnya dilakukan perubahan orientasi pelayanan. Dari pelayanan “komunitas konvensional”, dalam hal ini contohnya puskesmas atau medical center lainnya, ke pelayanan praktik kesehatan keluarga atau pendekatan pra-upaya kesehatan. Pendekatan pra-upaya lebih cenderung menitikberatkan manajemen “care” daripada “cure”. Seperti yang kita semua pahami bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan hanya akan tercapai manakala penduduk sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi, tentunya melalui proses yang memungkinkan mereka dapat hidup dalam budaya sehat, baik adat sehat, tradisi sehat maupun kebiasaan sehat, serta dalam lingkungan yang juga sama-sama sehat, dan satu lagi yag penting penduduk pun memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Berdasarkan World Bank: Investing in Indonesia’s Health, Health Expenditure Review, 2008, tertulis… “Indonesia has made major improvements over the three decades in its health system, but is struggling to achieve important health outcomes, especially among the poor” dan “….the performance of the current health system is inadequate for achieving today’s and future health outcomes…” Dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang sempat masuk dalam kontroversi Mahkamah Konstitusi, menyatakan bahwa setiap individu akan dijamin pembiayaannya untuk memelihara kesehatan. Dengan sistem asuransi kesehatan (sosial), yang berbasis pendekatan pra-upaya inilah, kesehatan individu akan selalu dijaga agar tetap sehat dan diobati manakala sakit. Pendekatan ini sekaligus memfasilitasi terjadinya proses intervensi tindakan prevensi dan penyehatan lingkungan individual. Di US, konsep ini dinamakan MANAGE CARE.
  • 2. Manage care concept is a variety of techniques for influencing the clinical behavior of health care provider and/or patients, often by integrating the payment and delivery health care. Jadi biaya berobat gratis bukanlah manajemen “care” yang baik seperti layaknya program raskin atau program pemadam kebakaran. Begitu pula program asuransi-asuransi atau PJPK yang sekarang marak digalakkan. Apabila keinginan mengasuransikan seluruh rakyat dilakukan tanpa pendekatan manage care concept, “bom waktu” kegagalan pembiayaan kesehatan hanya menunggu waktunya saja untuk “meledak”. Manage care concept ideal haruslah menggunakan pendekatan paradigma sehat terutama di lini terdepan layanan kesehatan. Paradigma sehat berarti menjaga rakyat sehat agar tetap sehat. Namun tetap, kita tidak boleh melupakan pengobatan bagi yang sakit atau namanya ”paradigm sakit”. Jangan sampai rakyat yang punya kebiasaan merokok, tetap merokok semaunya, dan juga jangan sampai terjadi jawaban ”...toh kalau sakit akibat merokoknya nanti akan diobati gratis….tis”. Inilah sasaran untuk mewujudkan mimpi Indonesia Sehat itu, Sistem Kesehatan Personal Terstruktur (SKPT). Pembenahan sistem harus dilakukan mulai dari unit pelayanan kesehatan personal di Puskesmas untuk pemerintah dan Medical Center untuk swasta. Swasta perlu mendapat perhatian, karena sebenarnya mereka-lah lini terdepan upaya kesehatan selama ini. Hitungan konkrit untuk pelaksanaan SKPT adalah diperbanyaknya dokter keluarga, “dokter umum” yang ditraining khusus bersama timnya (perawat keluarga, bidan keluarga, pengobat tradisional keluarga dll. Mereka dipermudah tidak hanya dalam urusan perizinan, namun juga permodalan dan pelatihan. Satu dokter keluarga akan menjadi “penjaga kesehatan” untuk 2.500 penduduk. Dia dan timnya akan bekerja jauh di depan sebelum penduduknya jatuh sakit, melalui berbagai kegiatan pra- upaya, seperti melakukan medical check up rutin, melakukan edukasi individual, dan secara periodik melakukan kunjungan ke rumah. Apabila SKPT sudah berjalan baik, kasus-kasus spesialistik dapat terdeteksi sejak dini. Mestinya, jumlah penduduk yang dirujuk setiap bulannya ke rumah sakit atau pelayanan spesialistik tidak lebih dari 8% (dari rata-rata 2.500 penduduk yang sakit dalam satu bulan. Dan bisa mengontrol angka kesakitan yang normalnya sekitar 10%. Artinya dalam satu bulan “hanya” 250 orang saja yang sakit dari 2.500 penduduk yang dijaga kesehatannya. Jadi dari 250 penduduk yang sakit, mestinya yang dirujuk ke rumah sakit tidak boleh lebih dari 8%, yaitu sekitar 20 orang sakit saja. Inilah hebatnya SKPT. Bila penduduk Jakarta sekitar 10 juta jiwa, maka yang berobat ke RS sebulannya hanya 80 ribu pasien. Bila dibagi per rumah sakit jadi sekitar 350 pasien perbulan untuk rumah sakit di Jakarta yang berjumlah sekitar 200-an rumah sakit.
  • 3. Betapa efektifnya sebuah institusi RS, yang melayani 14 pasien perharinya. Mereka sangat bertanggung jawab terhadap pasiennya. Dan untuk penduduk yang tidak sakit, bisa memanfaatkan rumah sakit menjadi rumah sehat, tempat untuk melakukan adat sehat, tradisi sehat dan kebiasaan sehat. Sehingga capaian penduduk yang sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat berhasil melalui “pintu masuk” pra-upaya kesehatan keluarga. Untuk kita di Rumah Sehat Terpadu, langkah pertama adalah merekrut dokter keluarga dengan menempatkan atau memanfaatkan dokter umum di sekitar lingkungan RST atau di dalam RST itu sendiri. Bila target adalah Desa Jampang, Kecamatan Kemang dengan jumlah penduduk 2000 jiwa maka cukup dibutuhkan 1 dokter atau perawat atau bidan keluarga yang berputar, 1 dokter di rawat jalan (sebagai penjaga gawang rumah sakit) dan sarana prasarana pendukung, seperti kendaraan dan alat yang bisa mobile. Jadi nantinya, sangat sedikit pasien yang berada di rawat jalan, yakni sehari 10 orang ke dokter umum dan Cuma 1 orang ke dokter spesialis. Pemanfaatan dana Zakat, Infaq maupun Shodaqoh (ZIS) ditambah CSR bisa lebih banyak kearah pra-upaya, seperti Pemeriksaan Kesehatan Berkala untuk seluruh penduduk Jampang (untuk lab dibantu oleh PARAHITA), bisa dilakukan onsite maupun di RST. Bila ternyata tidak sakit, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas wakaf di RST untuk melakukan kebiasaan sehat, seperti olahraga, mengunjungi teater zikr, dan memanfaatkan produk herbal RST. Nah permasalahannya kapan mereka bisa mandiri sebagai penduduk yang sadar, mau dan mampu sebagaimana yang dicita-citakan Indonesia Sehat. Inilah gunanya dana ZIS. Penduduk Desa Jampang yang termasuk Keluarga Miskin (Gakin) harus mengikuti sejenis asuransi yang dikelola oleh RST, dalam hal ini Institut Kesehatan Keluarga sebagai badan pelaksana di bawah RST. Asuransi RST bisa diikuti secara sukarela oleh seluruh masyarakat Desa Jampang, namun diharapkan seluruhnya ikut. Karena yang mengikuti akan berhak mendapatkan fasilitas wakaf RST. Bila warga Jampang yang kaya sakit, dia bisa berobat dan dirawat di RST, sesuai dengan fasilitas RST sebagai rumah sakit tanpa kelas, semua sama tidak ada perbedaan derajat. Adapun premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi, adalah pembayaran premi terjangkau sesuai kondisi biaya asuransi sekarang. Yang kaya, premi dibayar oleh mereka sendiri baik individu atau atas nama perusahaan atau jamkesda, sedangkan yang miskin dibayarkan oleh dompet dhuafa. Uang yang masuk merupakan Dana Operasional RST yang dikelola secara professional oleh Institut Kesehatan Keluarga. Fasilitas tanpa kelas dari Asuransi RST ini, bisa diperoleh hanya di RST Parung, yakni untuk pasien berupa: 1. Pelayanan Gawat Darurat 2. Pelayanan Kesehatan Keluarga 3. Pelayanan Rujukan Penyakit Dalam
  • 4. 4. Pelayanan Rujukan Bedah dan Operasi 5. Pelayanan Rujukan Kebidanan dan Kandungan 6. Pelayanan Rujukan Kesehatan Anak 7. Pelayanan Penunjang Medik 8. Pelayanan Rawat Inap 9. Pelayanan Perawatan Intensif, dan 10. Pelayanan Pengobatan Tradisional dan Alternatif Sedangakan yang tidak sakit,masyarakat Jampang bisa menggunakan: 1. Fasilitas Olahraga 2. Fasilitas Akupuntur 3. Fasilitas Bekam dan lain-lain Sehingga konstitusi tertinggi bangsa Indonesia yakni UUD 1945 secara gamblang menyatakan bahwa “…setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang layak dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan …” akan segera terwujud. Amin