4. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001) :
Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi
berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada
bagian-bagian organisasi.
Menurut Robbins (1996) :
Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi itu.
Menurut Schein (1992) :
Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan
memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota
termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan
merasakan masalah yang dihadapi.
6. Pengaruh umum dari luar yang luas :
Mencakup faktor-faktor yang tidak
dapat dikendalikan atau hanya sedikit
dapat dikendalikan oleh organisasi.
Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di
Menurut masyarakat :
Tosi, Rizzo, Carrol Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang
seperti yang dikutip dominan dari masyarakat luas misalnya
oleh Munandar kesopansantunan dan kebersihan.
(2001)
Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi :
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun
internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-
penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi
berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi
tumbuhnya budaya organisasi.
8. Menurut Robin,fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu
organisasi dan yang lain.
Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
organisasi.
Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang
lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
Budaya merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-
standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
10. Sejauh mana karyawan didukung untuk
Inovasi dan pengambilan menjadi inovatif dan mengambil resiko.
Sejauh mana karyawan diharapkan
menunjukkan kecermatan, analisis dan
Perhatian terhadap detail
perhatian terhadap detail.
Sejauh mana manajemen memfokus
Orientasi hasil pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai
hasil tersebut.
Sejauh mana keputusan manajemen
Orientasi orang memperhitungkan efek pada orang-orang
di dalam organisasi itu.
Kemantapan Organisasi menekankan
dipertahankannya budaya organisasi
yang sudah baik.
Keagresifan Keterkaitan dengan agresivitas karyawan.
Sejauh mana kegiatan kerja
Orientasi tim diorganisasikan sekitar tim-
tim, Bukannya individu.
13. TINGKATAN BUDAYA (LANJUTAN)
Artifak
Ciri-cirinya :
Terdapat pada permukaan. Dapat dilihat, dapat didengar, dapat dirasakan
Mudah diamati
Sulit diuraikan
Merupakan simbol-simbol yang ambigu
Sulit diklasifikasikan
value
Ciri-cirinya :
Semua kelompok merefleksikan nilai-nilai asli.
Pemimpin yang mempengaruhi kelompok
Dimulai dengan nilai yang terbagikan, kemudian menjadi asumsi yang terbagikan
Pengesahan sosial berlangsung dengan pembelajaran bersama
Dimulai oleh pendiri organisasi dan pemimpin, kemudian terasimilasi.
14. TINGKATAN BUDAYA (LANJUTAN)
Basic Assumtion
Muncul sebagai penyelesaian masalah yang diulangi terus menerus.
Dugaan yang menjadi kenyataan
Untuk belajar sesuatu yang baru membutuhkan pembangkitan, pengujian
ulang, pemecahan bingkai
Budaya diartikan sebagai apa yang kita perhatikan, apa arti benda-benda, reaksi
emosional, tindakan apa, saat kapan.
Manusia membutuhkan stabilitas kognitif. Dengan berlaku sesuai dengan asumsi dasar
ini, maka orang akan merasa dunianya stabil dan dapat diprediksi.
16. Hambatan terhadap perubahan
konsistensi perilaku merupakan suatu aset untuk organisasi bila
organisasi menghadapi suatu lingkungan yang mantap. Namun
konsistensi ini dapat membebani organisasi dan menimbulkan
kesulitan ketika menghadapi perubahan-perubahan lingkungan
Hambatan terhadap keanekaragaman
budaya yang kuat menimbulkan tekanan/tuntutan yang tinggi
kepada karyawan untuk menyesuaikan diri membatasi rentang nilai
dan gaya yang dapat diterima
Hambatan terhadap merger dan akuisisi
secara historis, faktor utama yang diperhatikan pihak manajemen
dalam meutuskan merger atau akuisisi dikaitkan dengan
keuntungan finansial dan atau sinergi produk. Akhir-akhir
ini, kecocokan budaya menjadi hal yang primer ketika organisasi
akan memutuskan merger atau akuisisi
18. Proses penciptaan budaya terjadi dalam 3(tiga) cara :
Para pendiri hanya mempekerjakan dan
mempertahankan karyawan yang berpikir dan
merasakan cara yang mereka gunakan
Mendoktrinasi dan mensosialisasikan cara berpikir
mereka (pendiri)
Perilaku pendiri menjadi model yang mendorong
karyawan untuk mengidentifikasikan diri dengan
mereka, kemudian menginternalisasikan
keyakinan, nilai, dan asumsi mereka.
19. MENJAGA BUDAYA AGAR TETAP HIDUP
Tiga kekuatan yang memainkan peran penting dalam mempertahankan budaya :
1.Proses seleksi
2.Tindakan manajemen puncak
3.Metoda sosialisasi (proses adaptasi karyawan pada budaya organisasi) :
- prearrival stage (tahap prakedatangan) : periode pembelajaran dimana proses
sosialisasi dilakukan sebelum karyawan baru bergabung dalam organisasi
- encounter stage (tahap perjumpaan) : proses sosialisasi dimana karyawan baru
melihat bagaimana budaya organsasi yang sesungguhnya, gap (kesenjangan) yang
terjadi, dan kenyataan yang ada
- metamorphosis stage (tahap metamorfosis) : proses sosialisasi dimana karyawan
baru berubah dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan, kelompok kerja, dan
organisasi