SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan 
serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut 
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia 
dan masyarakat suatu bangsa tertentu. 
Beberapa di antara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis, dan 
kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. 
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa 
depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat 
tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan 
asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam 
merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan. 
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, 
serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah 
landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas -asas pendidikan 
yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas 
kemandirian dalam belajar. 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah: 
1. Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan? 
2. Apa sajakah landasan pendidikan? 
3. Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan? 
4. Apa sajakah asas-asas Pendidikan?
2 
C. Tujuan Penulisan 
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut: 
1. Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan 
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan 
3. Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas Pendidikan 
4. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Landasan Pendidikan 
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan 
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan 
ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual 
(contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, 
adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan 
premis tersembunyi. 
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut 
praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga 
kita kenal istilah studi pendidikan. 
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga 
dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan 
bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun 
mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan). Studi 
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami 
pendidikan. 
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi 
yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau 
studi pendidikan. 
B. Macam-macam Landasan pendidikan 
1. Landasan Filosofis. 
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat 
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan
itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan 
sebagainya. 
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, 
falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philein berarti 
mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah 
sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi 
mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia 
dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu: 
o Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan 
o Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada diantara keduanya. 
Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat 
timbul dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia (Redja Mudyahardjo, et.al., 
1992: 126-134.) 
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas serta 
merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah filsafat 
dapat dalam dua pendekatan, yakni: 
a. Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat di lakukan oleh setiap orang serta 
sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu. 
b. Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology (tentang 
benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika 
(tentang hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri), serta sosial dan politik (filsafat 
pemerintahan). 
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology, 
etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, 
karena prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya 
diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut 
berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang: 
a. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk di dunia ini, seperti yang 
4 
disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
b. Masyarakat dan kebudayaannya. 
c. Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan; dan 
d. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan 
5 
(Wayan Ardhana, 1986: Modul1/9). 
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan 
dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu: 
1. Naturalisme 
2. Idealisme 
3. Pragmatisme 
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa 
ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi 
nama yang berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan 
dunianya. 
Berbeda dengan aliran diatas, Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah 
ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau 
refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan 
itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi. 
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu 
harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata lain, paham ini menyatakan yang 
berfaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu 
itu harus benar. Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu 
kepada manusia (Abu Hanifah, 1950: 136). John Dewey (dari Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992: 
144), salah seorang tokoh pragmatisme, mengemukakan bahwa penerapan konsep 
pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap : 
1. Situasi tak tentu (indeterminate situation), yakni timbulnya situasi ketegangan di dalam 
pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik. 
2. Diagnosis, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan factor penyebabnya. 
3. Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkiarakan dapat mengatasi masalah.
4. Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya 
6 
serta implikasinya masing-masing jika dipraktekkan. 
5. Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan. 
Oleh karena itu, bagi pragmatisme, pendidikan adalah suatu proses eksperimental dan 
metode mengajar yang penting adalah metode pemecahan masalah. Pengaruh aliran 
pragmatisme tersebut bahkan terwujud dalam gerakan pendidikan progresif atau progresivisme 
sebagai bagian dari suatu gerakan reformasi sosiopolitik pada akhir abad XIX dan awal abad XX 
di Amerika Serikat. Progresivisme menentang pendidikan tradisionalis serta mengembangkan 
teori pendidikan dengan prinsip-prinsip antara lain: 
a. Anak harus bebas agar dapat berkembang wajar. 
b. Menumbuhkan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar. 
c. Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar. 
d. Harus ada kerja sama antara sekolah dan rumah. 
e. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan eksperimentasi 
(Wayan Ardhana, 1986: 16-17) 
Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat pendidikan yang 
besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan. Keempat mazhab 
filsafat pendidikan itu (Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992: 144-150; Wayan Ardhana, 1986 :14- 
18) adalah: 
a. Esensialisme. 
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme 
dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut tersebut maka esensialisme 
tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan 
prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara tinjauan yang realistic. Matematika 
yang sangat diutmakan idealisme, juga penting artinya bagi filsafat realism, karena matematika 
adalah alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata 
Menurut Mazhab ensesialisme, yang termasuk the liberalarts, yaitu: 
1). Penguasaan bahasa termasuk retorika 
2). Gramatika
7 
3). Kesusateraan 
4). Filsafat 
5). Ilmu kealaman 
6). Matematika 
7). Sejarah 
8). Seni keindahan (fine arts) 
b. Perenialisme 
Ada persama antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum 
tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang poko-pokok (subject centered). 
Perbedaannya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu: 
1). Pengetahuan yang benar (truth) 
2). Keindahan (beauty) 
3). Kecintaan kepada kebaikan (goodness) 
Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau 
perennial. Prinsip pendidikan antaralain: 
1). Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak pernah berubah. 
2). Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan mahluk manusia yang unik, 
yaitu kemampuan berpikir. 
3). Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal. 
4). Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya. 
5). Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subjects) 
c. Pragmatisme dan Progresivisme 
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan 
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan 
tradisional. 
Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Manusia akan mengalami perkembangan 
apabila berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan pemikiran. Progresivisme atau 
gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada 
beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
1). Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar 
2). Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar. 
3). Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar. 
4). Sekolah progresif harus merupakan sebuah laboratorium untuk melakukan reformasi 
8 
pedagogis dan ekperimentasi. 
d. Rekonstruksionisme 
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif 
dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman 
kemasyarakatan masa kini di sekolah, tapi haruslah memelopori masyarakat ke arah 
masyarakat baru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain. Rekonstruksionisme adalah 
mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor 
perubahan masyarakat. 
2. Landasan Sosiologis 
Manusia yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain sama halnya 
hewan, tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada hewan. Hidup berkelompok 
pada hewan memiliki cirri-ciri: 
· Pembagian pada anggotanya 
· Ketergantungan pada anggota 
· Ada kerjasama anggota 
· Komunikasi antar anggota 
· Dan adanya diskriminasi antara individu satu dengan yang lain dalam kelompok 
a. Pengertian tentang landasan sosiologi 
Dimana suatu proses interaksi antar dua individu, bahkan dua generasi dan 
memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri, sehingga melahirkan cabang 
cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain: 
1) Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari: 
· Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
· Hubungan sisitem pendidikan dan proses kontrol sosial dengan sistem kekuasaan lain 
· Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan 
9 
kebudayaan 
· Hubungan antar kelas sosial 
· Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan ras, kebudayaan, dan 
kelompok kelompok dalam masyarakat 
2) Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi: 
· Sifat kebudayaan dalam sekolah yang khusus dan berbeda dengan kebudayaan di luar 
sekolah 
· Pola interaksi dan struktur masyarakat sekolah 
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari: 
· Peranan sosial guru 
· Sifat kepribadian guru 
· Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laju sisiwa 
· Fungsi sosial sekolah pada sosialisasi anak anak 
4) Sekolah dalam komunitas, mempelajari pola interaksi antara sekolah dalam komunitasnya 
yang meliputi : 
· Pelukisan komunitas sekolah seperti tampak dalam pengaruhnya pada organisasi 
sekolah 
· Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak pada kaum sosila tak terpelajar 
· Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikannya 
· Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam organisasi sekolah 
Keempat bidang di atas dipelajari untuk memahami pendidikan dalam masyarakat. 
b. Masyarakat indonesia sebagai landasan sosiologi sistem pendidikan nasional (sisdiknas) 
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama anatara lain: 
· Adanya interaksi antar warganya 
· Pola tingkah laku yang diatur adat istiadat, hukum, dan norma yang berlaku 
· Adanya rasa identitas yang mengikat pada warganya.
10 
3. Landasan Kultural 
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sehingga kebudayaan 
dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi 
penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal. 
a. Pengertian tentang Landasan Kultural 
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu 
terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar. Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud: 
· Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya. 
· Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat, dan 
· Fisik yakni benda hasil karya manusia 
b. Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sisitem Pendidikan Nasional 
Seperti yang di kemukakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan 
bangsa Indonesia, dimana kehidupan masyarakat indonesia yang majemuk dan kaya akan 
kebudayaannya dan keberadaan semua itu akan semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan 
nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin 
kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika. 
4. Landasan Psikologis 
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis 
merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya 
landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, 
khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar. 
a. Pengertian Landasan Psikologis 
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan 
faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah 
informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala 
yang berkaitan dengan aspek pribadi.
Seperti di kemukakan teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi: 
· Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan 
sebagainya) 
· Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus menerus merasa aman dan bebas dari 
11 
ketakutan 
· Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok 
· Kebutuhan akan alkuturasi diri: kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki 
· Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami: kebutuhan akan berkaitan dengan 
penguasaan iptek 
b. Perkembangan peserta didik sebagai landasan psikologis 
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) 
sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang 
kemunduran (regresif). 
Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan 
perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan 
mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip 
umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip-prinsip umum karena: 
· Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori 
kepribadian. 
· Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian 
itu unik) 
Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan 
kepribadian, yakni : 
· Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik. 
· Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan. 
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis 
Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata 
lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.
12 
· Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) 
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukannya masing-masing 
yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala 
sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), 
intuisi, dan wahyu. Ilmu pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu, humaniora, serta wahyu 
keagamaan. Dilihat dari segi tujuan pokoknya, sering pula dibedakan menjadi ilmu dasar dan 
ilmu terapan. Hasil dari ilmu terapan harus dialihragamkan menjadi alat, bahan, atau prosedur 
kerja, kegiatan ini biasanya disebut pengembangan. Tindak lanjut dan hasil pengembangan 
itulah yang disebut teknologi 
· Perkembangan Iptek sebagai Landasan Ilmiah 
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih 
baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan 
bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana 
banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan 
kegiatan survey. 
C. Pengertian Asas-asas Pendidikan 
Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau tumpukan berpikir, 
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama 
pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Diantara 
asas-asas tersebut adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas 
kemandirian dalam belajar. 
D. Macam-macam Asas Pendidikan 
1. Asas Tut Wuri Handayani 
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh 
Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngars a Sung 
Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa.
13 
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu: 
Ø Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh). 
Ø Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan membangkitkan 
semangat). 
Ø Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan/mengikuti dengan awas). 
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat 
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain 
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan 
diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal. 
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar 
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan. 
b. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar 
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah. 
3. Asas Kemandirian dalam Belajar 
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat 
kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada prinsipnya 
bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. 
Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apa bila didasarkan 
pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena adalah tidak 
mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru 
ataupun orang lain. 
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru dalam 
peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: informator, 
organisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur 
berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan 
sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya 
prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu.
14 
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan 
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. 
Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila 
terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk 
memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan 
secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
15 
DAFTAR PUSTAKA 
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
ALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISMEALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISMEReni Nazta
 
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi IlmuMakalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmusayid bukhari
 
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikanalvianica nanda
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialismereskikur
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
Dinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiDinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiabd_
 
perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
 perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologiislam daroini
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaRisa Octaviani
 
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikannirtaaldi
 
Ppt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikanPpt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikankristinanisa
 

La actualidad más candente (20)

Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Rekonstruksionisme
RekonstruksionismeRekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
 
ALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISMEALIRAN ESENSIALISME
ALIRAN ESENSIALISME
 
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi IlmuMakalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
 
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikan
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialisme
 
Perkembangan Islam Masa Modern
Perkembangan Islam Masa ModernPerkembangan Islam Masa Modern
Perkembangan Islam Masa Modern
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Artikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianArtikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non Penelitian
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
makalah estetika
makalah estetikamakalah estetika
makalah estetika
 
Dinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasiDinamika penerapan demokrasi
Dinamika penerapan demokrasi
 
perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
 perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
 
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
 
Ppt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikanPpt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikan
 

Destacado

Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8srimutiaracantik
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMichant Lhoo
 
Pengecatan bakteri
Pengecatan bakteriPengecatan bakteri
Pengecatan bakteriNon Pesek
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)setyawatiDK
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 

Destacado (9)

Asas pendidikan
Asas pendidikanAsas pendidikan
Asas pendidikan
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
Pengecatan bakteri
Pengecatan bakteriPengecatan bakteri
Pengecatan bakteri
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 

Similar a Landasan dan asas pendidikan

Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Ndya2
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan KependidikanAdy Setiawan
 
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilMakalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilHidayat Amin
 
1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.docRiska Affriany
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdfResume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdfDhindaVadyaizmi
 
PERTEMUAN-11.pdf
PERTEMUAN-11.pdfPERTEMUAN-11.pdf
PERTEMUAN-11.pdfilmisa1
 
PERTEMUAN-11.pptx
PERTEMUAN-11.pptxPERTEMUAN-11.pptx
PERTEMUAN-11.pptxMalik Fauzi
 
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam Ikram ishadila (202127050)
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxALABDALI2
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdfpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdfirnayunita2
 
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxM. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxabuzaf
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanWarnet Raha
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanWarnet Raha
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikanAnjunfdl
 
Cut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docx
Cut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docxCut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docx
Cut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docxssuser7e718f
 

Similar a Landasan dan asas pendidikan (20)

Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikan
 
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilMakalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
 
1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdfResume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
 
PERTEMUAN-11.pdf
PERTEMUAN-11.pdfPERTEMUAN-11.pdf
PERTEMUAN-11.pdf
 
PERTEMUAN-11.pptx
PERTEMUAN-11.pptxPERTEMUAN-11.pptx
PERTEMUAN-11.pptx
 
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdfpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.pdf
 
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxM. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan (2)
Makalah filsafat pendidikan (2)Makalah filsafat pendidikan (2)
Makalah filsafat pendidikan (2)
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Cut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docx
Cut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docxCut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docx
Cut Iza Hafizah resume judul kelompok 1.docx
 

Último

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 

Último (20)

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

Landasan dan asas pendidikan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Beberapa di antara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan. Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas -asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah: 1. Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan? 2. Apa sajakah landasan pendidikan? 3. Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan? 4. Apa sajakah asas-asas Pendidikan?
  • 2. 2 C. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan 2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan 3. Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas Pendidikan 4. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Landasan Pendidikan Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi. Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan. Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan). Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. B. Macam-macam Landasan pendidikan 1. Landasan Filosofis. Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan
  • 4. itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu: o Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan o Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada diantara keduanya. Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia (Redja Mudyahardjo, et.al., 1992: 126-134.) Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni: a. Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat di lakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu. b. Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri), serta sosial dan politik (filsafat pemerintahan). Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology, etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang: a. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk di dunia ini, seperti yang 4 disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
  • 5. b. Masyarakat dan kebudayaannya. c. Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan; dan d. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan 5 (Wayan Ardhana, 1986: Modul1/9). Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu: 1. Naturalisme 2. Idealisme 3. Pragmatisme Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya. Berbeda dengan aliran diatas, Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi. Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar. Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia (Abu Hanifah, 1950: 136). John Dewey (dari Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992: 144), salah seorang tokoh pragmatisme, mengemukakan bahwa penerapan konsep pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap : 1. Situasi tak tentu (indeterminate situation), yakni timbulnya situasi ketegangan di dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik. 2. Diagnosis, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan factor penyebabnya. 3. Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkiarakan dapat mengatasi masalah.
  • 6. 4. Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya 6 serta implikasinya masing-masing jika dipraktekkan. 5. Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan. Oleh karena itu, bagi pragmatisme, pendidikan adalah suatu proses eksperimental dan metode mengajar yang penting adalah metode pemecahan masalah. Pengaruh aliran pragmatisme tersebut bahkan terwujud dalam gerakan pendidikan progresif atau progresivisme sebagai bagian dari suatu gerakan reformasi sosiopolitik pada akhir abad XIX dan awal abad XX di Amerika Serikat. Progresivisme menentang pendidikan tradisionalis serta mengembangkan teori pendidikan dengan prinsip-prinsip antara lain: a. Anak harus bebas agar dapat berkembang wajar. b. Menumbuhkan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar. c. Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar. d. Harus ada kerja sama antara sekolah dan rumah. e. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan eksperimentasi (Wayan Ardhana, 1986: 16-17) Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan. Keempat mazhab filsafat pendidikan itu (Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992: 144-150; Wayan Ardhana, 1986 :14- 18) adalah: a. Esensialisme. Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut tersebut maka esensialisme tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara tinjauan yang realistic. Matematika yang sangat diutmakan idealisme, juga penting artinya bagi filsafat realism, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata Menurut Mazhab ensesialisme, yang termasuk the liberalarts, yaitu: 1). Penguasaan bahasa termasuk retorika 2). Gramatika
  • 7. 7 3). Kesusateraan 4). Filsafat 5). Ilmu kealaman 6). Matematika 7). Sejarah 8). Seni keindahan (fine arts) b. Perenialisme Ada persama antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang poko-pokok (subject centered). Perbedaannya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu: 1). Pengetahuan yang benar (truth) 2). Keindahan (beauty) 3). Kecintaan kepada kebaikan (goodness) Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perennial. Prinsip pendidikan antaralain: 1). Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak pernah berubah. 2). Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan mahluk manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir. 3). Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal. 4). Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya. 5). Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subjects) c. Pragmatisme dan Progresivisme Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional. Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Manusia akan mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan pemikiran. Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
  • 8. 1). Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar 2). Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar. 3). Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar. 4). Sekolah progresif harus merupakan sebuah laboratorium untuk melakukan reformasi 8 pedagogis dan ekperimentasi. d. Rekonstruksionisme Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini di sekolah, tapi haruslah memelopori masyarakat ke arah masyarakat baru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain. Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. 2. Landasan Sosiologis Manusia yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain sama halnya hewan, tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada hewan. Hidup berkelompok pada hewan memiliki cirri-ciri: · Pembagian pada anggotanya · Ketergantungan pada anggota · Ada kerjasama anggota · Komunikasi antar anggota · Dan adanya diskriminasi antara individu satu dengan yang lain dalam kelompok a. Pengertian tentang landasan sosiologi Dimana suatu proses interaksi antar dua individu, bahkan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri, sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain: 1) Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari: · Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
  • 9. · Hubungan sisitem pendidikan dan proses kontrol sosial dengan sistem kekuasaan lain · Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan 9 kebudayaan · Hubungan antar kelas sosial · Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan ras, kebudayaan, dan kelompok kelompok dalam masyarakat 2) Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi: · Sifat kebudayaan dalam sekolah yang khusus dan berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah · Pola interaksi dan struktur masyarakat sekolah 3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari: · Peranan sosial guru · Sifat kepribadian guru · Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laju sisiwa · Fungsi sosial sekolah pada sosialisasi anak anak 4) Sekolah dalam komunitas, mempelajari pola interaksi antara sekolah dalam komunitasnya yang meliputi : · Pelukisan komunitas sekolah seperti tampak dalam pengaruhnya pada organisasi sekolah · Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak pada kaum sosila tak terpelajar · Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikannya · Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam organisasi sekolah Keempat bidang di atas dipelajari untuk memahami pendidikan dalam masyarakat. b. Masyarakat indonesia sebagai landasan sosiologi sistem pendidikan nasional (sisdiknas) Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama anatara lain: · Adanya interaksi antar warganya · Pola tingkah laku yang diatur adat istiadat, hukum, dan norma yang berlaku · Adanya rasa identitas yang mengikat pada warganya.
  • 10. 10 3. Landasan Kultural Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal. a. Pengertian tentang Landasan Kultural Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar. Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud: · Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya. · Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat, dan · Fisik yakni benda hasil karya manusia b. Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sisitem Pendidikan Nasional Seperti yang di kemukakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, dimana kehidupan masyarakat indonesia yang majemuk dan kaya akan kebudayaannya dan keberadaan semua itu akan semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika. 4. Landasan Psikologis Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar. a. Pengertian Landasan Psikologis Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.
  • 11. Seperti di kemukakan teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi: · Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan sebagainya) · Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus menerus merasa aman dan bebas dari 11 ketakutan · Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok · Kebutuhan akan alkuturasi diri: kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki · Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami: kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek b. Perkembangan peserta didik sebagai landasan psikologis Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif). Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip-prinsip umum karena: · Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian. · Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian itu unik) Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian, yakni : · Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik. · Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan. 5. Landasan Ilmiah dan Teknologis Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.
  • 12. 12 · Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukannya masing-masing yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu. Ilmu pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu, humaniora, serta wahyu keagamaan. Dilihat dari segi tujuan pokoknya, sering pula dibedakan menjadi ilmu dasar dan ilmu terapan. Hasil dari ilmu terapan harus dialihragamkan menjadi alat, bahan, atau prosedur kerja, kegiatan ini biasanya disebut pengembangan. Tindak lanjut dan hasil pengembangan itulah yang disebut teknologi · Perkembangan Iptek sebagai Landasan Ilmiah Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan kegiatan survey. C. Pengertian Asas-asas Pendidikan Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau tumpukan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Diantara asas-asas tersebut adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar. D. Macam-macam Asas Pendidikan 1. Asas Tut Wuri Handayani Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngars a Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa.
  • 13. 13 Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu: Ø Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh). Ø Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan membangkitkan semangat). Ø Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan/mengikuti dengan awas). 2. Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal. a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan. b. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah. 3. Asas Kemandirian dalam Belajar Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apa bila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru ataupun orang lain. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: informator, organisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu.
  • 14. 14 BAB III PENUTUP Kesimpulan Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.