SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Tindakan Kelas sebagai Alternatif Pembelajaran
                           Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)1

                                             I Nyoman Merdhana
                                                IKIP Singaraja

1. Pengantar

        Pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing perlu mendapat perhatian kita semua,
kalau kita ingin menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mempunyai tempat di
mata dunia. Kita berharap semoga bahasa Indonesia kelak bisa menjadi bahasa dunia yang
berdampingan dengan bahasa-bahasa dunia lainnya. Untuk mencapai tujuan yang mulia ini
tentu perlu dukungan semua pihak. Suatu pekerjaan besar seperti itu tidaklah cukup
dibebankan kepada pihak tertentu saja. Para peminat perlu melibatkan diri secara langsung
dan bersungguh-sungguh. Pemikiran-pemikiran para pakar dan para praktisi perlu
dimanfaatkan untuk menemukan strategi yang benar dan tepat tentang pembelajaran bahasa
Indonesia untuk orang asing ini. Pustaka-pustaka yang menguraikan tentang pembelajaran
bahasa Indonesia untuk orang asing ini belum banyak, baik berupa buku acuan maupun buku
pelajaran. Pentingnya pustaka-pustaka ini mengingat demikian banyaknya kursus-kursus
bahasa Indonesia untuk orang asing ini. Profesionalisme yang dimiliki dalam bidang
pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini belumlah memadai. Pengajar-
pengajarnya kebanyakan berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris. Hanya saja mereka
kebetulan sebagai penutur asli bahasa Indonesia. Bahkan yang lebih menyedihkan adalah
pengajar-pengajar Bahasa Indonesia untuk orang asing , selanjutnya disingkat BIPA, ini
berlatar belakang pendidikan jurusan Bahasa Inggris murni dari Fakultas Sastra. Mereka ini
tentu belum banyak tahu tentang strategi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa
asing, berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua bagi masyarakat
Indonesia. Ada beberapa kursus-kursus BIPA yang pengajarnya berasal dari jururan
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Kendala yang mereka hadapi adalah persoalan
bahasa pengantar. Pengajar ini belum banyak yang fasih dan terampil dalam berbahasa
Inggris. Hal ini akan menyulitkan bagi mahasiswa atau peserta kursus untuk memahami yang
dimaksudkan oleh pengajarnya. Pengajar ini memang mempunyai kelebihan banyak tahu
tentang seluk beluk bahasa Indonesia baik secara structural maupun praktis. Jenis pengajar ini
juga tidak banyak tahu bagaimana model pembelajaran bahasa sebagai bahasa asing. Orang
dari jurusan bahasa Inggris banyak tahu tentang strategi pembelajaran bahasa sebagai bahasa
asing , hanya saja bukan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Inggris yang mempunyai
karakteristik tersendiri. Bagi pengajar bahasa Inggris yang dalam pendidikannya mendapat
mata kuliah minor bahasa Indonesia barangkali tidak terlalu sulit. Hanya adakalanya orang
asing itu minta agar mereka diajar oleh orang yang berlatar belakang pendidikan bahasa
Indonesia. Mudah-mudahan di perguruan tinggi baik di jurusan bahasa Inggris maupun di
jurusan bahasa Indonesia mau menawarkan mata kuliah pengajaran bahasa Indonesia untuk
orang asing ini. Saya sendiri sebagai orang bahasa Indonesia banyak mengalami kesulitan
dalam pengajaran BIPA ini. Untungnya mahasiswa saya berasal dari mahasiswa yang telah
pernah menerima kursus bahasa Indonesia di negaranya. Berbeda dengan rekan-rekan dari
bahasa Inggris yang telah memperoleh pendidikan tentang pengajaran bahasa Inggris sebagai
bahasa asing. Teori dan pengalaman ini mereka transfer ke dalam pengajaran BIPA.
Akhirnya pengalaman juga yang banyak bermanfaat bagi pengajar BIPA.

      2.   Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing

1
    Makalah disajikan pada Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Orang Asing
    (KIPBIPA) di Grand Bali Beach Hotel Bali-Indonesia, 1-3 Oktober 2001
Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing belum banyak diperkenalkan bagi
mahasiswa. Belum banyak ditemukan tulisan yang menguraikan tentang pengajaran bahasa
Indonesia sebagai bahasa asing. Pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dilihat dari
latar belakang kebahasaan pembelajar. Bagi penutur bahasa Inggris atau pun bahasa Prancis
tentu akan lebih sulit belajar bahasa Indonesia dibandingkan dengan anak-anak Bali atau
orang Jawa belajar bahasa Indonesia, karena adanya keserumpunan bahasa. Bahasa Bali,
Jawa, Sasak, Sunda adalah bahasa yang serumpun dengan bahasa Indonesia Keserumpunan
ini akan memfasilitasi pembelajaran. Berbeda dengan bahasa yang tidak serumpun , akan
terasa adanya kesulitan dalam belajar. Pembelajar akan memanfaatkan kompetensi
linguistiknya untuk mempelajari bahasa baru. Kompetensi linguistik yang dimiliki tentu
sesuai dengan bahasa pertamanya. Dalam hal ini pada bahasa pembelajar akan banyak muncul
interferensi baik yang berifat struktural, leksikal, maupun yang bersifat fonologis. Bila ini
tidak ditangani besar kemungkinan bentuk bahasa ini akan memfosil, menjadi kebiasaan
dalam berbahasa. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan dalam pembelajaran bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua maupun sebagai bahasa asing. Barangkali teori-teori ini bisa
diadaptasi untuk pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.


   3. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Bahasa untuk Orang Asing

        Penelitian tindakan banyak diterapkan dalam dunia kedokteran dalam menangani
pasien. Jenis penelitian tindakan ini juga banyak dimanfaatkan dalam dunia sosial dan
keamanan. Penelitian ini tergolong jenis penelitian praktis .Penelitian tindakan merupakan
suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta
kegiatan pendidikan tertentu (misalnya guru, dan atau kepala sekolah) dalam situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari
(praktik-praktik social atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman
mereka mengenai praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi kelembagaan tempat praktik-praktik
itu dilaksanakan. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk menanggulangi masalah atau
kesulitan dalam pendidikan dan pengajaran, melaksanakan program pelatihan, memberikan
pedoman bagi guru, untuk perbaikan suasana sistem keseluruhan sekolah, dan juga
memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pendidikan dan pengajaran.
        Dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing, perlu memanfaatkan jenis
penelitian ini untuk menangani masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran
bahasa. Melalui pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini guru diharapkan dapat
memecahkan masalah atau kesulitan yang dihadapinya, mengingat latar belakang kebahasaan
yang dimiliki oleh pembelajar sangat berbeda. Keberbedaan ini tentu memerlukan adanya
penanganan khusus oleh guru. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penelitian
tindakan kelas kepada penutur asing ini ada beberapa prosedur yang harus ditempuh. Kegiatan
ini merupakan proses pengkajian melalui system daur ulang. Kegiatan diawali dari
perencanaan, kemudian pelaksanaan tindakan yang disertai dengan kegiatan observasi dan
evaluasi, selanjutnya refleksi. Kemudian kembali lagi mulai dari perencanaan, tindakan dan
observasi dan seterusnya sampai diperoleh jawaban atau hasil yang optimal atau berhasil
menemukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya.
        Prosedur kerja pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan
refleksi awal. Refleksi awal ini diawali dengan merumuskan gagasan umum mengenai
perlunya melakukan perbaikan atau peningkatan mutu kinerja pembelajaran. Hal ini didasari
oleh data awal yang ditemukan, misalnya pembelajar sulit membentuk kata berdasarkan afiks.
Data awal ini bisa diperoleh berdasarkan pengamatan, atau berdasarkan tes diagnostik.
Berdasarkan gagasan umum ini guru mengidentifikasi wilayah permasalahan. Dalam hal ini
kita mengadakan spesifikasi terhadap permasalahan. Selanjutnya ditentukan tema
kepeduliannya terhadap yang memerlukan peningkatan mutu. Adakalanya dalam pelaksanaan
kegiatan langsung mulai dari tindakan, dengan harapan kelak muncul suatu masalah. Berawal
dari masalah ini diadakan refleksi untuk selanjutnya dibuat perencanaannya.
       Pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing dengan model pembelajaran dengan
tindakan kelas dapat dilakukan secara kelompok atau suatu tim. Pembelajaran dengan tim ini
akan menguntungkan sebab dalam bekerja secara tim ini kita dapat saling mengoreksi dan
secara bersama-sama menemukan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dalam
pelaksanaannya di kelas salah seorang sebagai pelaksana tindakan sedang yang lain sebagai
pemantau. Dengan demikian. Kelemahan-kelemahan yang diperbuat oleh pelaksana tindakan
ini dapat dilihat oleh pemantau yang selanjutnya dijadikan bahan diskusi untuk perbaikan
tindakan. Tanpa adanya keterlibatan orang lain, kelemahan-kelemahan kita tidak bisa kita
temukan. Bahkan mungkin kita selalu merasa benar saja. Sebaiknya pembelajaran dengan
tindakan kelas ini dilakukan secara bertim.

   4.   Proses Pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas

Proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini dengan penelitian tindakan kelas
ini selengkapnya dapat digambarkan sebagai berikut.

             (   RA        )                                              
             (    : → SM )→ TK  → PU  TI                        O  R1  PK
             (   GU       )                                               
        RA = Refleksi Awal; GU= Gagasan Umum ; SM = Spesifikasi Masalah; TK = Tema Kepedulian;
        PU = Perencanaan umum ; T1 = Tindakan Pertama; O = Observasi ; R1 = Refleksi Pertama ; PK =
        Perencanaan Kembali

        a. Refleksi Awal

        Pada refleksi awal ini dirumuskan gagasan umum dari permasalahan yang dihadapi.
Permasalahan yang dihadapi ini selanjutnya dispesifikasi untuk memudahkan penanganannya.
Bahkan juga dapat diadakan prioritas penanganan. Untuk memperoleh gambaran tentang
spesifikasi permasalahan adakalanya dilakukan dengan mengadakan tes diagnostik. Melalui
tes ini guru bisa melihat spesifikasi permasalahan, misalnya seorang pembelajar asing belum
bisa menyampaikan laporan isi bacaan. Si pembelajar asing ini diberikan tes diagnostik untuk
mengetahui kelemahan atau kesulitan yang dihadapinya dalam memahami dan melaporkan isi
bacaan itu. Mungkin hambatannya terletak pada kesulitan kosa kata, atau mungkin karena
adanya struktur yang sulit. Berdasarkan tes diagnostik ini bisa ditentukan hambatannya.
Dengan mengetahui hambatannya itu selanjutnya dicarikan cara pemecahannya dengan
pertimbangan-pertimbangan teoretis atau intuitif. Selanjutnya ditentukan tema kepeduliannya
berdasarkan hasil diagnosis tadi. Berdasarkan tema kepeduliannya ini selanjutnya diadakan
perencanaan umum tentang tindakan yang akan dilakukan, termasuk juga observasi dan
evaluasinya.

        b. Perencanaan Tindakan

        Pada tahap perencanaan tindakan ini, guru perlu melihat kembali analisis awal yang
telah dilakukan. Dalam merancang suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu kinerja
pembelajaran tindakan apa yang akan diambil dengan mempertimbangkan keadaan dan
suasana subjektif dan objektif. Dalam merencanakan tindakan ini perlu mempertimbangkan
secara jelas dan khusus sesuai dengan spesifikasi permasalahan yang telah ditemukan dari
analisis awal tadi . Agar pelaksanaan tindakan berjalan dengan baik perlu pula
mempertimbangkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan yang boleh dilakukan dan yang
wajib dilakukan. Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah
merumuskan rencana kegiatan itu yang meliputi perumusan tema kepedulian kita, tujuan
pembelajaran, tahap kegiatan, rencana observasi, lumbar evaluasi, penyiapan alat pelajaran,
jenis kegiatan yang akan dilakukan, pihak-pihak yang terlibat, setting kegiatan, dan skenario
kegiatan. Semua aspek ini harus dirumuskan secara jelas untuk memonitor kegiatan tindakan
yang akan dilaksanakan.

       c. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

        Pada tahap pelaksanaan tindakan awal ini guru berperan secara maksimal di kelas
sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dirumuskan. Dalam melaksanakan tindakan ini
guru bisa bekerja secara bertim. Bila guru melaksanakan tindakan secara bertim, salah
seorang di antara mereka bertugas sebagai pelaksana tindakan sedangkan yang lain bertugas
sebagai pemantau. Guru pemantau ini akan mencatat semua peristiwa yang terjadi selama
tindakan berlangsung, baik peristiwa di dalam kelas maupun peristiwa yang terjadi di luar
kelas yang dapat mengganggu atau mendukung pelaksanaan tindakan kelas ini. Namun
apabila pelaksanaan tindakan ini tidak memungkinkan untuk dilaksanakan secara bertim, ini
berarti guru bertugas merangkap sekaligus berperan sebagai pelaksana tindakan dan sebagai
pemantau tindakan. Dalam hal ini guru harus mampu menghafal dan mengingat segala
peristiwa yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Begitu selesai tindakan guru perlu
membuat catatan tentang semua peristiwa yang terjadi dan yang dialami di dalam kelas
selama dia melaksanakan tindakan itu, Catatan yang memuat tentang kelemahan-kelemahan
dan keunggulan-keunggulan yang terjadi merupakan bahan yang kelak dijadikan dasar untuk
refleksi berikutnya. Pada tindakan berikutnya akan diadakan perbaikan-perbaikan atas
kelemahan-kelemahan yang telah terjadi selama tindakan pertama itu. Setelah selesai guru
melaksanakan tindakan dan observasi, selanjutnya guru mengadakan evaluasi terhadap
keberhasilan pembelajaran. Gambaran hasil evaluasi ini bisa dimanfaatkan untuk bahan
refleksi selanjutnya. Mungkin ada beberapa siswa yang memperoleh nilai kurang. Guru perlu
menganalisis mengapa siswa tertentu mendapat nilai rendah, apakah soalnya terlalu sulit, atau
memang kemampuan siswa pada bidang-bidang tertentu masih lemah. Dalam hal ini mungkin
diperlukan adanya wawancara dengan siswa tersebut. Kelemahan-kelemahan ini nantinya
dijadikan bahan refleksi selanjutnya untuk menemukan tindakan yang tepat sampai
ditemukannya formula yang tepat dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Demikian
seterusnya terjadi daur ulang yang berkelanjutan.


       d. Refleksi

        Setelah dilaksanakan tindakan pertama tadi yang disertai dengan observasi dan
evaluasi hasil belajar siswa, selanjutnya diadakan refleksi kembali terhadap hal-hal yang telah
terjadi. Catatan-catatan observasi dan nilai evaluasi itu sangat bermanfaat untuk dijadikan
pegangan dalam melaksanakan tindakan berikutnya. Tindakan berikutnya dilaksanakan
berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan. Refleksi yang dilakukan tentu bertolak dari
pelaksanaan tindakan terdahulu. Data-data pelaksanaan tindakan terdahulu ini sudah tertuang
dalam catatan observasi. Pada tahap refleksi ini guru berusaha menemukan masalah-masalah
atau keunggulan-keunggulan yang telah dilakukan dalam tindakan pertama tadi. Hasil
evaluasi juga perlu dimanfaatkan guru untuk merefleksikan, menemukan formula perbaikan
(revisi) tindakan.
5. Penutup

       Pembelajaran bahasa Indonesia dengan penelitian tindakan kelas ini sangat efektif
digunakan untuk pembelajar asing. Pada jenis pembelajaran ini lebih menekankan pada
focus-fokus tertentu yang memerlukan penanganan. Ini berarti pembelajaran benar-benar
berusaha mengobati hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pembelajar, bukan pembelajaran
dengan membabi buta, hantam krama, tapi benar-benar berdasarkan perhitungan kebutuhan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.



       Daftar Bacaan

Abimanyu, Soli, dkk. 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pengajaran. Jakarta:
      Depdikbud Dirjen Dikti.

Natawidjaja, Rochman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research).
      Bandung: Depdikbud IKIP Bandung

More Related Content

What's hot

Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaEika Matari
 
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisKb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisBahrul Ulum
 
Improving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameImproving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameAnie01
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Irma Nurmayanti
 
Pendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatif
Pendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatifPendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatif
Pendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatifArifahAzlanShah2
 
proposal pemulihan khas
proposal pemulihan khasproposal pemulihan khas
proposal pemulihan khasshahlyme
 
Tugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan
Tugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutanTugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan
Tugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutanMutimatus Sa'adah
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanSuzi Suziyana
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)Bunyamin Yusuf
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
M3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistik
M3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistikM3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistik
M3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistikMutimatus Sa'adah
 
Hbef2103
Hbef2103Hbef2103
Hbef2103zainuns
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
Panduan penulisan rph
Panduan penulisan rphPanduan penulisan rph
Panduan penulisan rphtamya65
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahyavinaserevina
 
Contoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihanContoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihanShangari Ram
 

What's hot (20)

Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
 
Ptk proposal ing1
Ptk proposal ing1Ptk proposal ing1
Ptk proposal ing1
 
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisKb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
 
Improving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameImproving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and game
 
Tugas seminar probelamtika
Tugas seminar probelamtikaTugas seminar probelamtika
Tugas seminar probelamtika
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
 
Pendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatif
Pendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatifPendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatif
Pendekatan induktif, deduktif, elektik, komunikatif
 
Makalah bahasa
Makalah bahasaMakalah bahasa
Makalah bahasa
 
proposal pemulihan khas
proposal pemulihan khasproposal pemulihan khas
proposal pemulihan khas
 
Tugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan
Tugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutanTugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan
Tugas m2 kb2 strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
 
M3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistik
M3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistikM3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistik
M3 kb 3 mutimatus sa'adah 1.2 konstruktivistik
 
Hbef2103
Hbef2103Hbef2103
Hbef2103
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Panduan penulisan rph
Panduan penulisan rphPanduan penulisan rph
Panduan penulisan rph
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya
 
Contoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihanContoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihan
 

Similar to Ptk i nyoman merdhana

Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
 
Bahan ajar tentang
Bahan ajar tentangBahan ajar tentang
Bahan ajar tentangAhmad Sodiq
 
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptxDwiSartika20
 
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfKumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfRitma Ariesha
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1eli priyatna laidan
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asingAjengIlla
 
01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelimInstansi
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audiobalqishusin
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)noviyulianti
 
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )DANI87AJA
 
Laporan observasi slb
Laporan observasi slbLaporan observasi slb
Laporan observasi slbiwan Alit
 

Similar to Ptk i nyoman merdhana (20)

Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
 
Bahan ajar tentang
Bahan ajar tentangBahan ajar tentang
Bahan ajar tentang
 
Setya trinugraha2
Setya trinugraha2Setya trinugraha2
Setya trinugraha2
 
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
 
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfKumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
 
Buku BBM
Buku BBMBuku BBM
Buku BBM
 
03.docx
03.docx03.docx
03.docx
 
Bindo kelas 3
Bindo kelas 3Bindo kelas 3
Bindo kelas 3
 
Gess
GessGess
Gess
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 
01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim
 
Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
50749853 skripsi
50749853 skripsi50749853 skripsi
50749853 skripsi
 
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
Laporan observasi slb
Laporan observasi slbLaporan observasi slb
Laporan observasi slb
 
Ppt tugas bahasa indonesia
Ppt tugas bahasa indonesiaPpt tugas bahasa indonesia
Ppt tugas bahasa indonesia
 

More from smkfarmasi

Farmakognosi x ia
Farmakognosi x iaFarmakognosi x ia
Farmakognosi x iasmkfarmasi
 
Praktikum kimia
Praktikum kimiaPraktikum kimia
Praktikum kimiasmkfarmasi
 
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasihPpksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasihsmkfarmasi
 
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasihPpksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasihsmkfarmasi
 
PENGGALANGAN DANA
PENGGALANGAN DANAPENGGALANGAN DANA
PENGGALANGAN DANAsmkfarmasi
 
Mengaktualisasi sikap dan perilaku wirausaha
Mengaktualisasi sikap dan perilaku wirausahaMengaktualisasi sikap dan perilaku wirausaha
Mengaktualisasi sikap dan perilaku wirausahasmkfarmasi
 
KWU Resiko Usaha
KWU Resiko UsahaKWU Resiko Usaha
KWU Resiko Usahasmkfarmasi
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usahasmkfarmasi
 
Aspek pengambilan keputusan
Aspek pengambilan keputusanAspek pengambilan keputusan
Aspek pengambilan keputusansmkfarmasi
 
Pengertian dan dasar pengambilan keputusan
Pengertian dan dasar pengambilan keputusanPengertian dan dasar pengambilan keputusan
Pengertian dan dasar pengambilan keputusansmkfarmasi
 
Mengidentifikasi budaya lokal
Mengidentifikasi budaya lokalMengidentifikasi budaya lokal
Mengidentifikasi budaya lokalsmkfarmasi
 
Sistematika dan penjelasan ptk
Sistematika dan penjelasan ptkSistematika dan penjelasan ptk
Sistematika dan penjelasan ptksmkfarmasi
 
Prinsip dasar penelitian kelas
Prinsip dasar penelitian kelasPrinsip dasar penelitian kelas
Prinsip dasar penelitian kelassmkfarmasi
 
Pengembangan sbi
Pengembangan sbiPengembangan sbi
Pengembangan sbismkfarmasi
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelasPenelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelassmkfarmasi
 
Implementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelasImplementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelassmkfarmasi
 

More from smkfarmasi (20)

Farmakognosi x ia
Farmakognosi x iaFarmakognosi x ia
Farmakognosi x ia
 
Praktikum kimia
Praktikum kimiaPraktikum kimia
Praktikum kimia
 
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasihPpksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
 
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasihPpksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
 
PHOTO
PHOTOPHOTO
PHOTO
 
PENGGALANGAN DANA
PENGGALANGAN DANAPENGGALANGAN DANA
PENGGALANGAN DANA
 
Mengaktualisasi sikap dan perilaku wirausaha
Mengaktualisasi sikap dan perilaku wirausahaMengaktualisasi sikap dan perilaku wirausaha
Mengaktualisasi sikap dan perilaku wirausaha
 
KWU Resiko Usaha
KWU Resiko UsahaKWU Resiko Usaha
KWU Resiko Usaha
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usaha
 
Aspek pengambilan keputusan
Aspek pengambilan keputusanAspek pengambilan keputusan
Aspek pengambilan keputusan
 
Pengertian dan dasar pengambilan keputusan
Pengertian dan dasar pengambilan keputusanPengertian dan dasar pengambilan keputusan
Pengertian dan dasar pengambilan keputusan
 
Mengidentifikasi budaya lokal
Mengidentifikasi budaya lokalMengidentifikasi budaya lokal
Mengidentifikasi budaya lokal
 
Sistematika dan penjelasan ptk
Sistematika dan penjelasan ptkSistematika dan penjelasan ptk
Sistematika dan penjelasan ptk
 
Ptk (pusapom)
Ptk (pusapom)Ptk (pusapom)
Ptk (pusapom)
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Prinsip dasar penelitian kelas
Prinsip dasar penelitian kelasPrinsip dasar penelitian kelas
Prinsip dasar penelitian kelas
 
Pengembangan sbi
Pengembangan sbiPengembangan sbi
Pengembangan sbi
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelasPenelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas
 
Pamflet
PamfletPamflet
Pamflet
 
Implementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelasImplementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelas
 

Ptk i nyoman merdhana

  • 1. Tindakan Kelas sebagai Alternatif Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)1 I Nyoman Merdhana IKIP Singaraja 1. Pengantar Pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing perlu mendapat perhatian kita semua, kalau kita ingin menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mempunyai tempat di mata dunia. Kita berharap semoga bahasa Indonesia kelak bisa menjadi bahasa dunia yang berdampingan dengan bahasa-bahasa dunia lainnya. Untuk mencapai tujuan yang mulia ini tentu perlu dukungan semua pihak. Suatu pekerjaan besar seperti itu tidaklah cukup dibebankan kepada pihak tertentu saja. Para peminat perlu melibatkan diri secara langsung dan bersungguh-sungguh. Pemikiran-pemikiran para pakar dan para praktisi perlu dimanfaatkan untuk menemukan strategi yang benar dan tepat tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini. Pustaka-pustaka yang menguraikan tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini belum banyak, baik berupa buku acuan maupun buku pelajaran. Pentingnya pustaka-pustaka ini mengingat demikian banyaknya kursus-kursus bahasa Indonesia untuk orang asing ini. Profesionalisme yang dimiliki dalam bidang pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini belumlah memadai. Pengajar- pengajarnya kebanyakan berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris. Hanya saja mereka kebetulan sebagai penutur asli bahasa Indonesia. Bahkan yang lebih menyedihkan adalah pengajar-pengajar Bahasa Indonesia untuk orang asing , selanjutnya disingkat BIPA, ini berlatar belakang pendidikan jurusan Bahasa Inggris murni dari Fakultas Sastra. Mereka ini tentu belum banyak tahu tentang strategi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua bagi masyarakat Indonesia. Ada beberapa kursus-kursus BIPA yang pengajarnya berasal dari jururan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Kendala yang mereka hadapi adalah persoalan bahasa pengantar. Pengajar ini belum banyak yang fasih dan terampil dalam berbahasa Inggris. Hal ini akan menyulitkan bagi mahasiswa atau peserta kursus untuk memahami yang dimaksudkan oleh pengajarnya. Pengajar ini memang mempunyai kelebihan banyak tahu tentang seluk beluk bahasa Indonesia baik secara structural maupun praktis. Jenis pengajar ini juga tidak banyak tahu bagaimana model pembelajaran bahasa sebagai bahasa asing. Orang dari jurusan bahasa Inggris banyak tahu tentang strategi pembelajaran bahasa sebagai bahasa asing , hanya saja bukan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Inggris yang mempunyai karakteristik tersendiri. Bagi pengajar bahasa Inggris yang dalam pendidikannya mendapat mata kuliah minor bahasa Indonesia barangkali tidak terlalu sulit. Hanya adakalanya orang asing itu minta agar mereka diajar oleh orang yang berlatar belakang pendidikan bahasa Indonesia. Mudah-mudahan di perguruan tinggi baik di jurusan bahasa Inggris maupun di jurusan bahasa Indonesia mau menawarkan mata kuliah pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini. Saya sendiri sebagai orang bahasa Indonesia banyak mengalami kesulitan dalam pengajaran BIPA ini. Untungnya mahasiswa saya berasal dari mahasiswa yang telah pernah menerima kursus bahasa Indonesia di negaranya. Berbeda dengan rekan-rekan dari bahasa Inggris yang telah memperoleh pendidikan tentang pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Teori dan pengalaman ini mereka transfer ke dalam pengajaran BIPA. Akhirnya pengalaman juga yang banyak bermanfaat bagi pengajar BIPA. 2. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing 1 Makalah disajikan pada Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Orang Asing (KIPBIPA) di Grand Bali Beach Hotel Bali-Indonesia, 1-3 Oktober 2001
  • 2. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing belum banyak diperkenalkan bagi mahasiswa. Belum banyak ditemukan tulisan yang menguraikan tentang pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dilihat dari latar belakang kebahasaan pembelajar. Bagi penutur bahasa Inggris atau pun bahasa Prancis tentu akan lebih sulit belajar bahasa Indonesia dibandingkan dengan anak-anak Bali atau orang Jawa belajar bahasa Indonesia, karena adanya keserumpunan bahasa. Bahasa Bali, Jawa, Sasak, Sunda adalah bahasa yang serumpun dengan bahasa Indonesia Keserumpunan ini akan memfasilitasi pembelajaran. Berbeda dengan bahasa yang tidak serumpun , akan terasa adanya kesulitan dalam belajar. Pembelajar akan memanfaatkan kompetensi linguistiknya untuk mempelajari bahasa baru. Kompetensi linguistik yang dimiliki tentu sesuai dengan bahasa pertamanya. Dalam hal ini pada bahasa pembelajar akan banyak muncul interferensi baik yang berifat struktural, leksikal, maupun yang bersifat fonologis. Bila ini tidak ditangani besar kemungkinan bentuk bahasa ini akan memfosil, menjadi kebiasaan dalam berbahasa. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua maupun sebagai bahasa asing. Barangkali teori-teori ini bisa diadaptasi untuk pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. 3. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Bahasa untuk Orang Asing Penelitian tindakan banyak diterapkan dalam dunia kedokteran dalam menangani pasien. Jenis penelitian tindakan ini juga banyak dimanfaatkan dalam dunia sosial dan keamanan. Penelitian ini tergolong jenis penelitian praktis .Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu (misalnya guru, dan atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari (praktik-praktik social atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka mengenai praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi kelembagaan tempat praktik-praktik itu dilaksanakan. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam pendidikan dan pengajaran, melaksanakan program pelatihan, memberikan pedoman bagi guru, untuk perbaikan suasana sistem keseluruhan sekolah, dan juga memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pendidikan dan pengajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing, perlu memanfaatkan jenis penelitian ini untuk menangani masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa. Melalui pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini guru diharapkan dapat memecahkan masalah atau kesulitan yang dihadapinya, mengingat latar belakang kebahasaan yang dimiliki oleh pembelajar sangat berbeda. Keberbedaan ini tentu memerlukan adanya penanganan khusus oleh guru. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penelitian tindakan kelas kepada penutur asing ini ada beberapa prosedur yang harus ditempuh. Kegiatan ini merupakan proses pengkajian melalui system daur ulang. Kegiatan diawali dari perencanaan, kemudian pelaksanaan tindakan yang disertai dengan kegiatan observasi dan evaluasi, selanjutnya refleksi. Kemudian kembali lagi mulai dari perencanaan, tindakan dan observasi dan seterusnya sampai diperoleh jawaban atau hasil yang optimal atau berhasil menemukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya. Prosedur kerja pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan refleksi awal. Refleksi awal ini diawali dengan merumuskan gagasan umum mengenai perlunya melakukan perbaikan atau peningkatan mutu kinerja pembelajaran. Hal ini didasari oleh data awal yang ditemukan, misalnya pembelajar sulit membentuk kata berdasarkan afiks. Data awal ini bisa diperoleh berdasarkan pengamatan, atau berdasarkan tes diagnostik. Berdasarkan gagasan umum ini guru mengidentifikasi wilayah permasalahan. Dalam hal ini kita mengadakan spesifikasi terhadap permasalahan. Selanjutnya ditentukan tema kepeduliannya terhadap yang memerlukan peningkatan mutu. Adakalanya dalam pelaksanaan
  • 3. kegiatan langsung mulai dari tindakan, dengan harapan kelak muncul suatu masalah. Berawal dari masalah ini diadakan refleksi untuk selanjutnya dibuat perencanaannya. Pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing dengan model pembelajaran dengan tindakan kelas dapat dilakukan secara kelompok atau suatu tim. Pembelajaran dengan tim ini akan menguntungkan sebab dalam bekerja secara tim ini kita dapat saling mengoreksi dan secara bersama-sama menemukan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dalam pelaksanaannya di kelas salah seorang sebagai pelaksana tindakan sedang yang lain sebagai pemantau. Dengan demikian. Kelemahan-kelemahan yang diperbuat oleh pelaksana tindakan ini dapat dilihat oleh pemantau yang selanjutnya dijadikan bahan diskusi untuk perbaikan tindakan. Tanpa adanya keterlibatan orang lain, kelemahan-kelemahan kita tidak bisa kita temukan. Bahkan mungkin kita selalu merasa benar saja. Sebaiknya pembelajaran dengan tindakan kelas ini dilakukan secara bertim. 4. Proses Pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas Proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini dengan penelitian tindakan kelas ini selengkapnya dapat digambarkan sebagai berikut.  ( RA )    (  : → SM )→ TK  → PU  TI  O  R1  PK  ( GU )   RA = Refleksi Awal; GU= Gagasan Umum ; SM = Spesifikasi Masalah; TK = Tema Kepedulian; PU = Perencanaan umum ; T1 = Tindakan Pertama; O = Observasi ; R1 = Refleksi Pertama ; PK = Perencanaan Kembali a. Refleksi Awal Pada refleksi awal ini dirumuskan gagasan umum dari permasalahan yang dihadapi. Permasalahan yang dihadapi ini selanjutnya dispesifikasi untuk memudahkan penanganannya. Bahkan juga dapat diadakan prioritas penanganan. Untuk memperoleh gambaran tentang spesifikasi permasalahan adakalanya dilakukan dengan mengadakan tes diagnostik. Melalui tes ini guru bisa melihat spesifikasi permasalahan, misalnya seorang pembelajar asing belum bisa menyampaikan laporan isi bacaan. Si pembelajar asing ini diberikan tes diagnostik untuk mengetahui kelemahan atau kesulitan yang dihadapinya dalam memahami dan melaporkan isi bacaan itu. Mungkin hambatannya terletak pada kesulitan kosa kata, atau mungkin karena adanya struktur yang sulit. Berdasarkan tes diagnostik ini bisa ditentukan hambatannya. Dengan mengetahui hambatannya itu selanjutnya dicarikan cara pemecahannya dengan pertimbangan-pertimbangan teoretis atau intuitif. Selanjutnya ditentukan tema kepeduliannya berdasarkan hasil diagnosis tadi. Berdasarkan tema kepeduliannya ini selanjutnya diadakan perencanaan umum tentang tindakan yang akan dilakukan, termasuk juga observasi dan evaluasinya. b. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan ini, guru perlu melihat kembali analisis awal yang telah dilakukan. Dalam merancang suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu kinerja pembelajaran tindakan apa yang akan diambil dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana subjektif dan objektif. Dalam merencanakan tindakan ini perlu mempertimbangkan secara jelas dan khusus sesuai dengan spesifikasi permasalahan yang telah ditemukan dari analisis awal tadi . Agar pelaksanaan tindakan berjalan dengan baik perlu pula mempertimbangkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan yang boleh dilakukan dan yang wajib dilakukan. Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah
  • 4. merumuskan rencana kegiatan itu yang meliputi perumusan tema kepedulian kita, tujuan pembelajaran, tahap kegiatan, rencana observasi, lumbar evaluasi, penyiapan alat pelajaran, jenis kegiatan yang akan dilakukan, pihak-pihak yang terlibat, setting kegiatan, dan skenario kegiatan. Semua aspek ini harus dirumuskan secara jelas untuk memonitor kegiatan tindakan yang akan dilaksanakan. c. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pada tahap pelaksanaan tindakan awal ini guru berperan secara maksimal di kelas sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dirumuskan. Dalam melaksanakan tindakan ini guru bisa bekerja secara bertim. Bila guru melaksanakan tindakan secara bertim, salah seorang di antara mereka bertugas sebagai pelaksana tindakan sedangkan yang lain bertugas sebagai pemantau. Guru pemantau ini akan mencatat semua peristiwa yang terjadi selama tindakan berlangsung, baik peristiwa di dalam kelas maupun peristiwa yang terjadi di luar kelas yang dapat mengganggu atau mendukung pelaksanaan tindakan kelas ini. Namun apabila pelaksanaan tindakan ini tidak memungkinkan untuk dilaksanakan secara bertim, ini berarti guru bertugas merangkap sekaligus berperan sebagai pelaksana tindakan dan sebagai pemantau tindakan. Dalam hal ini guru harus mampu menghafal dan mengingat segala peristiwa yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Begitu selesai tindakan guru perlu membuat catatan tentang semua peristiwa yang terjadi dan yang dialami di dalam kelas selama dia melaksanakan tindakan itu, Catatan yang memuat tentang kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan yang terjadi merupakan bahan yang kelak dijadikan dasar untuk refleksi berikutnya. Pada tindakan berikutnya akan diadakan perbaikan-perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang telah terjadi selama tindakan pertama itu. Setelah selesai guru melaksanakan tindakan dan observasi, selanjutnya guru mengadakan evaluasi terhadap keberhasilan pembelajaran. Gambaran hasil evaluasi ini bisa dimanfaatkan untuk bahan refleksi selanjutnya. Mungkin ada beberapa siswa yang memperoleh nilai kurang. Guru perlu menganalisis mengapa siswa tertentu mendapat nilai rendah, apakah soalnya terlalu sulit, atau memang kemampuan siswa pada bidang-bidang tertentu masih lemah. Dalam hal ini mungkin diperlukan adanya wawancara dengan siswa tersebut. Kelemahan-kelemahan ini nantinya dijadikan bahan refleksi selanjutnya untuk menemukan tindakan yang tepat sampai ditemukannya formula yang tepat dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Demikian seterusnya terjadi daur ulang yang berkelanjutan. d. Refleksi Setelah dilaksanakan tindakan pertama tadi yang disertai dengan observasi dan evaluasi hasil belajar siswa, selanjutnya diadakan refleksi kembali terhadap hal-hal yang telah terjadi. Catatan-catatan observasi dan nilai evaluasi itu sangat bermanfaat untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan berikutnya. Tindakan berikutnya dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan. Refleksi yang dilakukan tentu bertolak dari pelaksanaan tindakan terdahulu. Data-data pelaksanaan tindakan terdahulu ini sudah tertuang dalam catatan observasi. Pada tahap refleksi ini guru berusaha menemukan masalah-masalah atau keunggulan-keunggulan yang telah dilakukan dalam tindakan pertama tadi. Hasil evaluasi juga perlu dimanfaatkan guru untuk merefleksikan, menemukan formula perbaikan (revisi) tindakan.
  • 5. 5. Penutup Pembelajaran bahasa Indonesia dengan penelitian tindakan kelas ini sangat efektif digunakan untuk pembelajar asing. Pada jenis pembelajaran ini lebih menekankan pada focus-fokus tertentu yang memerlukan penanganan. Ini berarti pembelajaran benar-benar berusaha mengobati hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pembelajar, bukan pembelajaran dengan membabi buta, hantam krama, tapi benar-benar berdasarkan perhitungan kebutuhan pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Daftar Bacaan Abimanyu, Soli, dkk. 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Natawidjaja, Rochman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Depdikbud IKIP Bandung