SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
Descargar para leer sin conexión
MATEMATIKA INFORMASI
                                    Ir. SNMP Simamora, MT.
                         Laboratorium Sistem Komputasi & Jaringan Akses


Reference:
     Simamora, SNMP, “Diktat Kuliah IF-202 Organisasi Komputer”, Departemen Sistem Informasi, FT-
     ITHB, Bandung, 2003.
     Simamora, SNMP, “Diktat Kuliah Sistem Mikroprosesor”, Jurusan Ilmu Komputer, F-MIPA, UNAI,
     Bandung, 2007.


    Sistem Basis Bilangan
    Bahasa alamiah (bahasa manusia) mengenal sistem bilangan dalam basis 10 (disebut
    Desimal); sedangkan bahasa mesin mengenal sistem bilangan dalam tiga basis, yakni:
    Basis Bilangan 2 (Binary-digit, biasanya digunakan dalam komunikasi data), Basis
    Bilangan 8 (Octadecimal, biasanya digunakan dalam pengalamatan di memori), dan Basis
    Bilangan 16 (Hexadecimal, biasanya digunakan dalam pengalamatan di memori dan
    urusan pengkodean warna).
        Desimal: 0 s.d 9
        Misalkan:
        212110 = 2-ribuan + 1-ratusan + 2-puluhan + 1-satuan
                = 2000 + 100 + 20 + 1
                = 2.103 + 1.102 + 2.101 + 1.100

        Biner: 0 s.d 1
        Misalkan:
                                  11
        1000 0100 10012 = 1.2       + 0 + 0 + 0 + 0 + 1.26 + 0 + 0 + 1.23 + 0 + 0 + 1.20
                             = 2048 + 64 + 8 + 1
                             = 212110
        212110 = (...)2
        Solusi:
        2121 ÷ 2 = 1060 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB)
        1060 ÷ 2 = 530 sisa 0
         530 ÷ 2 = 265 sisa 0
         265 ÷ 2 = 132 sisa 1
         132 ÷ 2 =       66 sisa 0
         66 ÷ 2 = 33 sisa 0
         33 ÷ 2 = 16 sisa 1
         16 ÷ 2 =       8 sisa 0
           8 ÷ 2 =      4 sisa 0
           4 ÷ 2 =      2 sisa 0
           2 ÷ 2 =      1 sisa 0
           1 ÷ 2 =      0 sisa 1   ⇒ Most Significant Bit (MSB)
        Dituliskan: 1000 0100 10012

        Oktal: 0 s.d 7 (biasanya dituliskan dengan premiks ‘0’)
        Misalkan:
        41118 = (…)10
                 = 4.83 + 1.82 + 1.81 + 1.80
                 = 2048 + 64 + 8 + 1
                 = 212110
        212110 = (...)8
        Solusi:
        2121 ÷ 8 = 265 sisa 1 ⇒ Least Significant Digit (LSD)
         265 ÷ 8 = 33 sisa 1


                                                                                                1
33 ÷ 8 =      4 sisa 1
       4 ÷ 8 =      0 sisa 4 ⇒ Most Significant Digit (MSD)
   Dituliskan: 04111 atau 41118
   Dalam script JavaScript bisa dituliskan sebagai berikut:
   oktal.htm
   <script language=JavaScript>
   document.writeln(04111);
   </script>

   Heksal: 0 s.d 9 dilanjutkan A s.d F (biasanya dituliskan dengan premiks ‘0x’)
   Misalkan:
   84916 = (…)10
            = 8.162 + 4.161 + 9.160
            = 2048 + 64 + 9
            = 212110
   212110 = (...)16
   Solusi:
   2121 ÷ 16 = 132 sisa 9 ⇒ Least Significant Digit (LSD)
    132 ÷ 16 = 8 sisa 4
       8 ÷ 16 = 0 sisa 8             ⇒ Most Significant Bit (MSB)
   Dituliskan: 0x849 atau 84916
   Dalam script JavaScript bisa dituliskan sebagai berikut:
   heksal.htm
   <script language=JavaScript>
   document.writeln("Hasilnya = ",0x849);
   </script>

Contoh: - Tentukan nilainya!
101101102 = (...)16 = (...)8
   Cara-1: -cara konvensional, ubah terlebih dahulu ke desimal, lalu selanjutnya
   dikonversikan ke basis bilangan yang ditanyakan.
   101101102         = 1.27 + 0 + 1.25 + 1.24 + 0 + 1.22 + 1.21 + 0
                     = 128 + 32 + 16 + 4 + 2
                     = 18210
   18210 = (...)16
   Solusi:
   182 ÷ 16 = 11 sisa 6             ⇒ Least Significant Digit (LSD)
     11 ÷ 16 = 0 sisa 11 ⇒ Most Significant Digit (MSD)
   ingat! 11 dituliskan dalam heksal menjadi B
   maka didapatkan: 0xB6 atau b616
   18210 = (...)8
   Solusi:
   182 ÷ 8 = 22 sisa 6            ⇒ Least Significant Digit (LSD)
     22 ÷ 8 = 2 sisa 6
      2 ÷ 8 = 0 sisa 2            ⇒ Most Significant Digit (MSD)
   Dituliskan: 0266 atau 2668

   Cara-2: -gunakan Algoritma BCD8421
   Algoritma BCD8421 digunakan untuk memudahkan pengkonversian antar bahasa
   mesin, khususnya dari biner ke oktal atau heksal.
   Dasar utama Algoritma BCD8421 adalah pemilahan setiap digit sebuah bit ke dalam
   partisi-partisi deret biner. Jika dikonversikan ke dalam heksal, maka partisi dirangkai
   sepanjang 4 digit (24), sedangkan jika dikonversikan ke dalam oktal, maka partisi
   dirangkai sepanjang 3 digit (23).
   Contoh:
   • Heksal:
     101101102 = 1011 0110
     partisi-y = 1011 = 1.23 + 0 + 1.21 + 1.20 = 11 = B


                                                                                         2
partisi-z = 0110 = 0 + 1.22 + 1.21 + 0 = 6
         maka dituliskan menjadi: B616 atau b616 atau 0xb6
       • Oktal:
         101101102 = 010 110 110 (bila kosong, isikan dengan 0)
         partisi-y = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6
         partisi-z = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6
         partisi-w = 010 = 0.22 + 1.21 + 0 = 2
         maka dituliskan menjadi: 2668 atau 02668

       BCD (Binary-Coded-Decimal) 8421
       Sistem Pengkodean ini sepintas mirip dengan kode biner, padahal sama sekali tidak
       sama (tidak senilai), karena pada BCD8421, setiap digit bit, dilakukan partisi-partisi bit
       sepanjang 4digit setiap satu kelompok partisi. Seperti: … abcd abcd abcd ; dimana
       setiap digit biner terkodekan secara desimal.
       Misalkan:
       101101102 = (...)BCD8421
           Langkah-1: konversikan ke dalam desimal
           101101102 = 128 + 32 + 16 + 4 + 2
                        = 18210
           Langkah-2: setiap digit desimal independent terhadap digit lain
           Desimal-nya 182
           Dilakukan partisi digit: 1 8 2
           Langkah-3: nyatakan digit desimal dalam biner dalam format penjumlahan: 8421
           1 = 0.8 + 0.4 + 0.2 + 1.1
             = 0001
           8 = 1.8 + 0.4 + 0.2 + 0.1
             = 1000
           2 = 0.8 + 0.4 + 1.2 + 0.1
             = 0010
           Langkah-4: didapatkan hasil dalam kode BCD8421
           18210 = (0001 1000 0010)BCD8421

Tabel Konversi:
             DEC             BIN              OCT          HEX          BCD8421
               0          00000000             0            0          0000 0000
               1          00000001             1            1          0000 0000
               2          00000010             2            2          0000 0000
               3          00000011             3            3          0000 0000
               4          00000100             4            4          0000 0000
               5          00000101             5            5          0000 0000
               6          00000110             6            6          0000 0000
               7          00000111             7            7          0000 0000
               8          00001000            10            8          0000 0000
               9          00001001            11            9          0000 0000
              10          00001010            12            A          0001 0000
              11          00001011            13            B          0001 0001
              12          00001100            14            C          0001 0010
              13          00001101            15            D          0001 0011
              14          00001110            16            E          0001 0100
              15          00001111            17            F          0001 0101


   Gerbang Logika
   Rangkaian Logika dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
   • Rangkaian Logika Kombinasional ⇒ keluaran komponen gerbang logika ditentukan
      oleh kombinasi masukan dari minimal dua masukan.
   • Rangkaian Logika Sekuensial ⇒ keluaran sirkuit ditentukan oleh runtunan nilai
      masukan dari sejumlah susunan kombinasi gerbang logika yang ditentukan.


                                                                                                3
Klasifikasi gerbang logika:
    AND : nilai keluaran bernilai 1 (TRUE) jika dan hanya jika kedua nilai masukan
    bernilai 1 (TRUE).
    Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: •
    Dalam rangkaian logika disimbolkan:



         Tabel Kebenaran
           Logika AND

     A       B     A        B
     0       0          0
     0       1          0
     1       0          0
     1       1          1

   OR : nilai keluaran bernilai 1 (TRUE) jika dan hanya jika salah satu nilai masukan
   bernilai 1 (TRUE).
   Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: +
   Dalam rangkaian logika disimbolkan:
         Tabel Kebenaran
           Logika OR

     A       B     A    +   B
     0       0          0
     0       1          1
     1       0          1
     1       1          1


   NOT : nilai keluaran adalah kebalikan dari nilai masukan.
   Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: ∼ atau bila A adalah sejumlah bit data, maka
   jika di-NOT-kan disimbolkan: A
   Dalam rangkaian logika disimbolkan:
         Tabel Kebenaran
           Logika NOT

     A       B      A       B
     0       0      1       1
     0       1      1       0
     1       0      0       1
     1       1      0       0

   XOR (eXclusive-OR): nilai keluaran bernilai 1 (TRUE) jika dan hanya jika jumlah bit
   masukan kelipatan ganjil; dimana kelipatan genap dimulai dari bilangan 0,2,4,dst...
   Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: ⊕
   Dalam rangkaian logika disimbolkan:
         Tabel Kebenaran
           Logika X-OR

     A        B        A    +B
     0        0             0
     0        1             1
     1        0             1
     1        1             0

                                                                                     4
Sistem Komputer modern menggunakan sistem pengkodean ASCII (American Standard
Code for Information Interchange) 8bit; artinya, setiap 1 byte data direpresentasikan
dalam 8 bit. ASCII dikembangkan oleh ANSI (American National Standard Institute)
dengan tujuan membuat kode binary yang standar.

Misalkan:
A: 0010 1101 (4510)
B: 0000 1100 (1210)
maka,
Tabel Kebenaran:
   A          B           A•B          A+B           A⊕B          A             B
   1          0            0            1             1           0             1
   0          0            0            0             0           1             1
   1          1            1            1             0           0             0
   1          1            1            1             0           0             0
   0          0            0            0             0           1             1
   1          0            0            1             1           0             1
   0          0            0            0             0           1             1
   0          0            0            0             0           1             1

Dibuktikan dengan kode JavaScript sebagai berikut:
    Untuk: A•B
    logic_AND.htm
   <script language=JavaScript>
   A=45;
   B=12;
   document.writeln("A AND B = ", A&B);
   </script>

   Untuk: A+B
   logic_OR.htm
   <script language=JavaScript>
   A=45;
   B=12;
   document.writeln("A OR B = ", A|B);
   </script>

   Untuk: A⊕B
   logic_XOR.htm
   <script language=JavaScript>
   A=45;
   B=12;
   document.writeln("A XOR B = ", A^B);
   </script>


   Untuk: A
   Bila diterapkan negasi (gerbang logika NOT) pada sebuah bilangan desimal, itu
   berarti menerapkan operasi komplemen-1 pada bilangan tersebut. Jadi, bila A adalah
   sebuah variabel yang diisikan oleh DEC45, dan A ditetapkan ~A atau   A , maka hasil
   ~A atau A dapat dicari dengan menggunakan Algoritma logic-gate NOT sebagai
   berikut:
       Periksa tanda isi A
       • Jika positip (+)
             Konversikan ke dalam biner.
             4510 = …2


                                                                                     5
45 ÷ 2 = 22 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB)
             22 ÷ 2 = 11 sisa 0
             11 ÷ 2 = 5 sisa 1
              5 ÷ 2 = 2 sisa 1
              2 ÷ 2 = 1 sisa 0
              1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB)
             Dituliskan: 101101 atau 001011012
             Tambahkan dengan 1
             00101101 + 1 = 00101110
             Tetapkan hasil sebagai bilangan negatip
             00101110 ⇒ 11010001 (status: −)
             Konversikan biner ke dalam desimal (hasil dalam desimal nyatakan
             sebagai bilangan negatip)
             00101110 = 0 + 1.25 + 1.23 + 1.22 + 1.21
                          = 32+8+4+2 = 4610
             Gabungkan tanda negatip ke bilangan desimal tersebut.
             ⇒ −4610
       Tuliskan hasil dalam desimal:
       ∼A=−46
   Dibuktikan menggunakan script JavaScript sebagai berikut:
   NOT45.htm
   <script language=JavaScript>
   $hasil1=~45;
   document.writeln("NOT(45) = ",$hasil1,"<br>");
   </script>


   Untuk: B
   Analog dengan persoalan sebelumnya.
   B = 12, maka ∼B=−13
   Dibuktikan menggunakan script JavaScript sebagai berikut:
   NOT12.htm
   <script language=JavaScript>
   $hasil1=~12;
   document.writeln("NOT(12) = ",$hasil1,"<br>");
   </script>

Algoritma untuk mendapatkan nilai logic-gate NOT:
Misalkan: b=–23
    Periksa tanda isi variabel b
    • Jika positip (+)
          Konversikan ke dalam biner.
          Tambahkan dengan 1
          Tetapkan hasil sebagai bilangan negatip
          Konversikan biner ke dalam desimal (hasil dalam desimal nyatakan sebagai
          bilangan negatip)
    • Jika negatip (−)
          Konversikan ke dalam biner.
          2310 = …2
          23 ÷ 2 = 11 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB)
          11 ÷ 2 = 5 sisa 1
            5 ÷ 2 = 2 sisa 1
            2 ÷ 2 = 1 sisa 0
            1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB)
          Dituliskan: 10111 atau 000101112
          NOT-kan biner.
          00010111 ⇒ 11101000
          Tambahkan dengan 1 (1’s complement)


                                                                                 6
11101000 + 1 = 11101001
         NOT-kan kembali biner.
         11101001 ⇒ 00010110
         Konversikan ke dalam desimal
         00010110 = 0 + 1.24 + 0 + 1.22 + 1.21 + 0
                      = 16+4+2 = 2210
   Tuliskan hasil dalam desimal.
   ∼b=22


Mendapatkan 2’s complement (Komplemen 2) dan 1’s complement (Komplemen 1)
Misalkan:
410 ⇒ ditetapkan/direpresentasikan dengan panjang = 8 bit.
maka, N = 00000100
Cara-1: menggunakan Algoritma Nashelsky
n=panjang bit yang ditetapkan = 8
N=bit Data=410=00000100
 Komplemen 2:
    Rumus: 2n – N = 28 – 4 = 256 – 4 = 252
    25210 = 111111002
    maka Komplemen 2 dari 410 atau 000001002 = 111111002

 Komplemen 1:
   Rumus: [Hasil Komplemen 2] – [110]
   maka:
   11111100 – 00000001 , digunakan algoritma pengurangan biner dengan skema
   sebagai berikut:

     0    -   1         = 1            borrow 1


     0    -   0   -   1 = 1            borrow 1


     1    -   0   -   1 = 0
     1    -   0         = 1

     1    -   0         = 1

     1    -   0         = 1

     1    -   0         = 1

     1    -   0         = 1
                                  1 1 1 1 1 0 1 1
   Sehingga didapatkan Komplemen 1 dari 410 atau 000001002 = 111110112

Cara-2: menggunakan Algoritma Gilmore
         Biner           Desimal
    0000 0100                 4
                                  10

    di-komplemen 1, menjadi: (negasi-kan/not-kan)


    1111 1011           Komplemen 1

     di-komplemen 2, menjadi: (tambah-kan 1 10 )


     1111 1011
     0000 0001

     11 1 1 1 10 0       Komplemen 2
                                                                            7
Pengurangan BIT
Dasar operasi pengurangan untuk masing-masing bilangan BINary digiT (BIT)
menggunakan kaidah berikut ini:
• BINary ke BINary, nyatakan dalam BINary
   0 – 0 = 0
   0 – 1 = 1, lakukan peminjaman dari digit sebelah kiri;
                 10 – 1 = 1, karena 1 + 1 = 10
   1 – 0 = 1
   1 – 1 = 1
     Tanpa terjadi peminjaman digit
     Contoh: 2710 – 910 = 1810
     2710 = 00011011
      910 = 00001001
     maka:
      0 0 0 1 1 0 1 1
      0 0 0 0 1 0 0 1
      0 0 0 1 0 0 1 0
    Terjadi peminjaman bit 1 pada digit di sebelah kiri
    Contoh: 2910 – 1110 = 1810
    2910 = 00011101
    1110 = 00001011
    maka:
      1   -   1         = 0

      0   -   1         = 1     borrow 1


      1   -   0   -   1 = 0

      1   -   1         = 0

      1   -   0         = 1

      0   -   0         = 0

      0   -   0         = 0

      0   -   0         = 0
                              0 0 0 1 0 0 1 0
    Tidak dapat meminjam bit 1 di sebelah kirinya karena yang akan memberi pinjaman
    tidak bernilai 1 tetapi 0, sehingga harus meminjam di sebelah kiri berikutnya yang
    bernilai bit 1.
    Contoh: 2510 – 1910 = 610
    2510 = 00011001
    1910 = 00010011
    maka:

      1   -   1         = 0

      0   -   1         = 1    borrow 1


      0   -   0   -   1 = 1    borrow 1


      1   -   0   - 1   = 0

      1   -   1         = 0

      0   -   0         = 0

      0   -   0         = 0

      0   -   0         = 0
                              0 0 0 0 0 1 1 0                                        8
•   DECimal ke DECimal, nyatakan dalam BINary
    Contoh:
    1710 – 1210 = 510 = (...)2
    1710 = 00010001
    1210 = 00001100
    Lakukan operasi komplemen terhadap operand-2 (1210), sebagai berikut:
     0000 1100
     111 1 001 1      kom plem en 1
               1
     0 000 011        carry                    0 0 0 1 0001    operand-1
                                               1 1 11 0100     operand-2
     1 11 1 010 0     kom plem en 2
                                               1 1 10 000      carry
                                              1 0 0 00 010 1   result


                                                             +5
    Contoh:                    tanda bahw a bernilai positip
    1210 – 1710 = –510 = (...)2
    Lakukan operasi komplemen terhadap operand-2 (1710), sebagai berikut:
     0001 0001
     111 0 111 0      kom plem en 1
               1
     0 000 000        carry
     1 11 0 111 1     kom plem en 2


    Setelah didapatkan hasil komplemen 1710 = 111011112, maka lakukan operasi
    penjumlahan sebagai berikut:
         0 0 00 1100          operand-1
         1 1 10 1111          operand-2

         0 0 01 100           carry
    -5   1 1 11 101 1         result

           Pem buktian
          1111 101 1
          000 0 010 0         kom plem en 1
                    1
          0 000 000           carry
          0000 0101           kom plem en 2

               +5



Perkalian BIT
Tabel Perkalian pada BINary digiT:
                   Multiplicand
         X           0       1
              0      0       0
 Multiplier
              1      0       1

Contoh: 1710 x 1210 = 20410
        1210 x 710 = 9610




                                                                            9
Secara sederhana dapat dikatakan sebuah perkalian adalah penjumlahan berulang
sebanyak operand-2 terhadap operand-1; artinya terlihat pada skema sebagai
berikut:
1210 x 710 = 12 + 12 + 12 + 12 + 12+ 12 + 12
           = 8410
Diuraikan menggunakan operasi jumlah berulang (looping process) sebagai berikut:
                  0
                 12    ... 1
                 12
                 12    ... 2
                 24
                 12    ... 3
                 36
                 12    ... 4
                 48
                 12    ... 5
                 60
                 12    ... 6
                 72
                 12    ... 7
Selanjutnya dalam biner, misalkan
                 84               pada kasus berikut ini:
1710 x 1210 = (...)2
17 = 00010001 = 010001
12 = 00001100 = 001100
Proses perkalian-nya dilakukan sebagai berikut:   010 001
                                                  0 01 1 00
                                                  000 000
                                              0   000 00
                                            01    000 1
                                          010     001
                                        0 000     00
                                       00 0 0 0   0
                                       00 01 1 0 0 1 1 0 0

Pembagian BIT
Pembagian adalah proses kebalikan dari perkalian; pengurangan berulang sebanyak
operand-2 terhadap operand-1, misalkan sebagai berikut:
Contoh:
8410 ÷ 1210 = 710
Diuraikan menggunakan operasi pengurangan secara berulang (looping process) sebagai
berikut:
   84
   12   ... 1
   72
   12   ... 2
   60
   12   ... 3
   48
   12   ... 4
   36
   12   ... 5
                  hasil = 7
   24
   12   ... 6
   12
   12   ... 7
    0

8410 = 010101002 = 10101002
1210 = 000011002 = 11002
 710 = 000001112 = 01112




                                                                                  10
Proses pembagian-nya dilakukan sebagai berikut:         0111
                                           1 10 0   101010 0
                                                    000 0
                                                    10101
                                                    0 1 100
                                                      1001 0
                                                      01 1 0 0
                                                        01100
                                                         1 10 0
                                                         0 00 0


Formula standar sebuah statement operasi arithmatika:
c ← a ÷ b;
a : yang dibagi
b : pembagi
c : hasil bagi


Algoritma Pembagi pada BINary:
    Tetapkan panjang bit yang dibagi dan pembagi
    Ambil sejumlah bit pada yang dibagi sepanjang nilai panjang pembagi
    Bila didapatkan nilai yang dibagi lebih kecil dari pembagi, hasil bagi=0; jika bukan,
    tetapkan hasil bagi=1

Contoh:
10310 ÷ 1510 = 610 sisa 1310
10310 = 11001112
1510 = 11112
610 = 01102
1310 = 11012

Ingat, digit 0 di depan sebuah bilangan numerik bisa diabaikan, tergantung situasi yang
mengkehendaki kebutuhan penggunaan digit 0 tersebut.

Mekanisme pengerjaannya diuraikan sebagai berikut:

              011 0
 1 11 1   11001 1 1
          000 0
          11001
          01111
           1010 1
           011 11
            01101
              0 00 0
              1 10 1

Mekanisme pengerjaan operasi pembagian berdasar pada kaidah pada basis bilangan 10
(DECimal).

Operasi pembagian sangat berguna saat membahas Teknik Error-Control, Cyclic
Redundancy Check, pada jaringan komputer.



Penjumlahan BIT
Bila pada operasi pengurangan ada istilah borrow (pinjam 1 digit), maka pada operasi
penjumlahan juga dikenal istilah sejenis namun dengan nama carry (carry-out dan carry-

                                                                                        11
in); disebut carry-out, jika 1 digit berlebih hasil penjumlahan dikeluarkan; dan disebut
carry-in, jika 1 digit berlebih dari hasil penjumlahan dimasukkan (diberikan) pada proses
penjumlahan selanjutnya.
Misalkan:
12 + 12 = 02 carry-out 1
Namun, jika 112 + 012 ditunjukkan pengerjaannya sebagai berikut:
                                                               carry-out



                              1       1     0    carry 1


                      1       1       0     0    carry 1

 c a r r y - in
                      1       0       0     1


                                                      1    0     0


Contoh: 2510 + 1910 = 4410
2510 = 00011001
1910 = 00010011
maka:
                          1       1   = 0       carry 1


              1           0       1   = 0       carry 1

              1           0       0 = 1
                          1       0   = 1

                          1       1   = 0       carry 1


                  1       0       0   = 1

                          0       0   = 0
                          0       0   = 0                                  4410
                                                0 0 1 0 1 1 0 0

Operasi Arithmatika pada OCT dan HEX
Cara baku yang digunakan untuk mengimplementasikan operasi arithmatika pada deret
bilangan OCT dan HEX tidak ada yang standar. Mengapa, disebabkan OCT dan HEX tidak
menggunakan cara standar seperti pada BIN, di sisi lain dengan memperhatikan bahwa
dasar pengoperasian arithmatika, user tetap berdasar menggunakan basis bilangan 10
(DEC). Oleh sebab itu, biasanya agar lebih efektif, dikonversikan dulu OCT dan HEX ke
dalam DEC, lalu di-operasi-kan menggunakan operator arithmatika sesuai yang
diinginkan, setelah hasil didapatkan, lalu dikonversikan kembali ke OCT atau HEX sesuai
yang ditetapkan.
Contoh:
    OCT (Basis Bilangan 8)
    0374 ÷ 022 = …8
    Solusi:
    0374 = 3.64 + 7.8 + 4.1
          = 192 + 56 + 4
          = 25210
    022 = 2.8 + 2.1
          = 16 + 2
          = 1810
    maka, 252 ÷ 18 = 14
    1410 = …8 ; digunakan algoritma konversi DEC-to-OCT:


                                                                                        12
14 ÷ 8 = 1 sisa 6 ⇒ Least Significant Digit (LSD)
         1 ÷ 8 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Digit (MSD)
        sehingga didapatkan 1410 = 168
        disimpulkan, 0374 ÷ 022 = 016
        HEX (Basis Bilangan 16)
        0xFC ÷ 0x12 = …16
        Solusi:
        0xFC = F.16 + C.1
              = 15.16 + 12.1
              = 240 + 12
              = 25210
        0x12 = 1.16 + 2.1
              = 16 + 2
              = 1810
        maka, 252 ÷ 18 = 14
        1410 = …16 ; digunakan algoritma konversi DEC-to-HEX:
        14 ÷ 16 = 0 sisa 14 ⇒ Single-Digit (LSD = MSD)
        14 ⇒ E
        sehingga didapatkan 1410 = 0xE atau E16
        disimpulkan, 0xFC ÷ 0x12 = 0xE


Contoh Kasus:       Tentukan mekanisme untuk mendapatkan representasi dalam biner
(dengan panjang data 16bit) untuk persoalan berikut ini:
    −510 (DEC −5)
    Solusi:
    510 = 00000000000001012
    Untuk mendapatkan representasi –510 dalam biner dilakukan tahapan pengerjaan
    sebagai berikut:
                                           0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
          m endapatkan 1 's
    c o m p le m e n t , di-NOT-kan
                                           1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0     1's complement


                                           1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
                                                                        1

                                           1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1     2's complement


   Maka,           –510            direpresentasikan       dalam     biner   dengan    panjang   16bit   adalah
   11111111111110112.


   −510 + 910 = (…)2
   Solusi:
   Dalam desimal, −510 + 910 = 410
   910 = 00000000000010012
   410 = 00000000000001002


   Skema pengerjaan:
           carry                 1 1 1 1    1 1 1 1   1 1 1 1   1 1 1

                                 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

                                 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

                           10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0                   +4
    s ig n - m a g n i t u d e
         (tanda '+')

                                                                                                              13
Bedakan dengan statement berikut ini:
910 − 510 = (…)2    1     1           = 0

Skema pengerjaan:           0        0          = 0

                            0        1          = 1        borrow 1


                            1        0     1 = 0

                            0        0          = 0

                            0        0          = 0

                            0        0          = 0

                            0        0          = 0
                        0            0          = 0

                        0            0          = 0

                        0            0          = 0

                        0            0          = 0

                        0            0          = 0

                        0            0          = 0

                        0            0          = 0

                        0            0          = 0
                                                      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0


                                                                      4 10

Floating-point (Bilangan Pecahan)
Dalam sistem bilangan biner, disebut juga sebagai Fractional Binary Number, yakni
bilangan pecahan pada deret bilangan biner.
Dalam desimal dituliskan sebuah pecahan:
0.5176 =5 x10 −1 + 1x10 −2 + 7 x10 −3 + 6 x10 −4
sehingga: N = d 1 R + d 2 R + d 3 R + d 4 R + ... + d n R
                    1       2         3        4          n

Sedangkan dalam binary fractional: 0.10112 = …10 , yakni: 0.687510
Dibuktikan sebagai berikut:
            −1         −2            −3        −4
0.1011 = 1.2 + 0.2 + 1.2 + 1.2
       = 0.5 + 0(0.25) + 1(0.125) + 1(0.0625)
       = 0.6875 10

Contoh:
Konversikan ke dalam desimal: a) 0.101101                   b) 0.10001
Jawab:
                   −1            −2        −3         −4         −5      −6
a) 0.1011012 = 1.2 + 0.2 + 1.2 + 1.2 + 0.2 + 1.2
             = 0.5 + 0 + 0 + 0.125 + 0.0625 + 0 + 0.015625
             = 0.70312510
                  −1            −2        −3
b) 0.100012 = 1.2 + 0.2 + 0.2                  + 0.2 −4 + 1.2 −5
             = 0.5 + 0.03125
             = 0.5312510



                                                                                        14
Konversi Desimal ke Fractional Binary
Contoh: 0.5725110 = …2
Solusi:
0.57251                 0.14502             0.29004               0.58008                      0.16016         ...
      2                       2                   2                     2                            2
1.14502                 0.29004             0.58008               1.16016                      0.32032


    1                   0                   0                         1                        0

Proses dihentikan pada n panjang digit yang diketahui.
dituliskan: 0.10010...2
                                       −1                        −4
diperiksa: 0.10010 = 1.2 + 0 + 0 + 1.2 + 0
                   = 0.5 + 0.0625
                   = 0.562510 ≈ 0.5610 ⇒ 0.5725110



Contoh: 0.6562510 = …2
Solusi:
0.65625             0.31250            0.62500               0.25000                    0.50000          selesai
      2                   2                  2                     2                          2
1.31250             0.62500            1.25000               0.50000                    1.00000


1                   0                   1                    0                          1

☺ silahkan diperiksa …




Contoh: 0.817610 = …2
Solusi:
    0.8176      0.6352            0.2704            0.5408                     0.0816           0.1632    ... dst
         2           2                 2                 2                          2                2
    1.6352      1.2704            0.5408            1.0816                     0.1632           0.3264


    1           1                 0                 1                          0                0

Jika diperiksa ⇒ 0.110100
                            −1    −2                −4
0.110100 = 1.2 + 1.2 + 0 + 1.2                               +0+0
         = 0.5 + 0.25 + 0.0625
         = 0.812510 ≈ 0.817610




Konversi Kombinasi Mixed & Fractional
• Binary ke Desimal
                                                                          −1            −3
        11010.101102 = 1.2 + 1.2 + 1.2 + 1.2 + 1.2
                                  4             3        1
                                                                                             + 1.2 −4
                     = 16 + 8 + 2 + 0.5 + 0.125 + 0.0625
                     = 26.687510



•       Desimal ke Binary
        274.187510 = …2
        Solusi:




                                                                                                                     15
274
        2     = 0
          137
        2     = 1
          68
        2     = 0
          34
        2     = 0                          LSB
          17
        2     = 1
           8 = 0
        2
           4
        2     = 0
           2
        2     = 0
           1
        2     = 1
           0            1 0 0 0 1 0 0 10
             MSB                           2



  0.1875           0.3750            0.7500            0.5000   selesai
       2                2                 2                 2
  0.3750           0.7500            1.5000            1.0000


  0                 0                 1                1



                dituliskan: 0.0011
                                       2


      Sehingga didapatkan ⇒ 275.187510 = 100010010.00112



Adder
Adder, yaitu sirkuit di ALU yang digunakan untuk melaksanakan operasi arithmatika.
• Half-Adder
• Full-Adder

 Half-Adder
 Dalam Half-Adder dikenal unit pemroses yang disebut Sum dan Carry.
 Pada Aljabar Boolean disebutkan:
 Sum = S = X . • Y + X • Y =               X ⊕Y
 Carry = X • Y

 Gambar Blok Gerbang Half-Adder:
  X
                                                 Sum
  Y




               Carry
 Dalam tabel kebenaran, dianalogikan sebagai dua masukan ke SUM.

 Tabel Kebenaran:

       X       Y              Sum              Carry
       0       0               0                 0
       0       1               1                 0
       1       0               1                 0
       1       1               0                 1



                                                                                     16
Full-Adder
Bila pada Half-Adder hanya memiliki dua unit pemrosesan, maka pada Full-Adder
dikenal tiga unit pemroses yakni: Sum, Carry-in (Ci), Carry-out (Co). Co adalah bit
keluaran dari hasil penjumlahan, sedangkan Ci adalah nilai Co dari penjumlahan
bit sebelumnya.

Dalam tabel kebenaran, dianalogikan sebagai tiga masukan ke SUM.

Tabel Kebenaran:

    X           Y          Ci          SUM          Co
    0           0           0           0            0
    0           0           1           1            0
    0           1           0           1            0
    0           1           1           0            1
    1           0           0           1            0
    1           0           1           0            1
    1           1           0           0            1
    1           1           1           1            1

Misalkan: 1+1 = 2 (dalam desimal), maka dalam biner sebagai berikut,


 0 1      Ci                           0 1     Ci
   0 1              dapat dituliskan     0 1
   0 1                 kem bali          0 1
   1 0    Sum                            0 1   Co
    0 1   Co                             1 0   Sum

Bit pertama masuk sebagai Carry-in (Ci) adalah 0, karena diawali dengan
kekosongan nilai masukan Ci dari sinyal masukan.
Karena itu, Ci = 0 untuk awal masukan ke blok sistem.

Gambar Blok Gerbang Full-Adder:
                                        Ci (Carry-in)



X
                                                         Sum
Y




                           Co (Carry-out)
Latihan:
Selesaikan penjumlahan berikut ini dengan Half-Adder (HA)/ Full-Adder (FA):
a) 0101 + 1010 (HA)
b) 1001 + 1110 (HA)
c) 1011 + 1101 (FA)


                                                                                  17
Solusi:
a) 0101 + 1010 dilakukan dengan Half-Adder
    Tabel Kebenaran:
                            S        Carry
        X         Y
                           X⊕Y       X•Y
        1         0         1          0
        0         1         1          0
        1         0         1          0
        0         1         1          0

      Gambar Sirkuitnya:
             Y3 X3 Y2 X2 Y1 X1 Y0 X0



                                                     S0




                                                     S1




                                                     S2




                                                     S3




               C3    C2   C1   C0


b)    1001 + 1110 dilakukan dengan Half-Adder
      Tabel Kebenaran:
                       Sum      Carry
      X       Y                                 Tidak sempurna/
                       X⊕Y       X•Y             belum selesai,
      1       0          1        0              dengan alasan
      0       1          1        0              terjadi overflow
      0       1          1        0
      1       1          0        1

     ∴ Kesimpulan : terlihat bahwa  Half-Adder          hanya        dapat/tepat
       diimplementasikan pada penjumlahan bit yang tidak mengalami overflow.
       Sehingga penjumlahan ini sangat tepat jika diimplementasikan dengan Full-
       Adder.

      Tabel Kebenaran:
                             S                                      Co
 X Y Ci        X⊕Y                     X•Y   (X⊕Y ) •Ci
                          (X⊕Y )⊕Ci                         (X.Y )+((X⊕Y ) •Ci)
 1 0     0       1           1          0        0                   0
 0 1     0       1           1          0        0                   0
 0 1     0       1           1          0        0                   0


                                                                                  18
1 1     0         0         0         1           0                  1
    0 0     1         0         1         0           0                  0
                                    Ci4
         Gambar Sirkuitnya:         Ci3
                                    Ci2
                                    Ci1
                                    Ci0
     X4 X3 X2 X1 X0                           S4 S3 S2 S1 S0
     Y4 Y3 Y2 Y1 Y0




                          Co4
                          Co3
                          Co2
                          Co1
                          Co0


c)       1011 + 1101 dilakukan dengan Full-Adder
         Tabel Kebenaran:
                           S                                           Co
X Y       Ci X⊕Y                   X•Y     (X⊕Y ) •Ci
                      (X⊕Y )⊕Ci                                (X.Y )+((X⊕Y ) •Ci)
1    1    0     0          0        1           0                       1
1    0    1     1          0        0           1                       1
0    1    1     1          0        0           1                       1
1    1    1     0          1        1           0                       1
0    0    1     0          1        0           0                       0

         1011 = 00001011 = 0000000000001011
         1101 = 00001101 = 0000000000001101

Gambar Sirkuitnya:




                                                                                     19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Konverter heksadesimal-ke-biner
Konverter heksadesimal-ke-binerKonverter heksadesimal-ke-biner
Konverter heksadesimal-ke-binerAzizah Sanabill
 
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasiAritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasitaki92
 
Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)Jackzid
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganMirhan Siregar
 
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2Tenia Wahyuningrum
 
Number system
Number system Number system
Number system Hardini_HD
 
6 sistem bilangan
6 sistem bilangan6 sistem bilangan
6 sistem bilanganteddyhadia
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3ahmad haidaroh
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IAmien Nuryanto
 

La actualidad más candente (18)

16. representasi data 4 jul
16. representasi data 4   jul16. representasi data 4   jul
16. representasi data 4 jul
 
Konverter heksadesimal-ke-biner
Konverter heksadesimal-ke-binerKonverter heksadesimal-ke-biner
Konverter heksadesimal-ke-biner
 
13. representasi data 1 julv1
13. representasi data 1 julv113. representasi data 1 julv1
13. representasi data 1 julv1
 
15. representasi data 3 jul
15. representasi data 3 jul15. representasi data 3 jul
15. representasi data 3 jul
 
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasiAritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
Aritmatika penjumlahan dan pengurangan bilangan biner presentasi
 
RL_20110921
RL_20110921RL_20110921
RL_20110921
 
Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)
 
Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
Number system
Number system Number system
Number system
 
6 sistem bilangan
6 sistem bilangan6 sistem bilangan
6 sistem bilangan
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Power poin modul 6
Power poin modul 6Power poin modul 6
Power poin modul 6
 
AOK 02
AOK 02AOK 02
AOK 02
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital I
 

Destacado

BI on the Road: The iPad and All Things Mobile
BI on the Road: The iPad and All Things MobileBI on the Road: The iPad and All Things Mobile
BI on the Road: The iPad and All Things Mobilenilocor
 
Storage On-Line Test with Solution
Storage On-Line Test with SolutionStorage On-Line Test with Solution
Storage On-Line Test with SolutionS N M P Simamora
 
A dozen questions every contractor should ask
A dozen questions every contractor should askA dozen questions every contractor should ask
A dozen questions every contractor should askguesta5eb07c
 
Introduction to Informatics Engineering
Introduction to Informatics EngineeringIntroduction to Informatics Engineering
Introduction to Informatics EngineeringS N M P Simamora
 

Destacado (7)

Mnemonic Instruction
Mnemonic InstructionMnemonic Instruction
Mnemonic Instruction
 
Common Gateway Interface
Common Gateway InterfaceCommon Gateway Interface
Common Gateway Interface
 
BI on the Road: The iPad and All Things Mobile
BI on the Road: The iPad and All Things MobileBI on the Road: The iPad and All Things Mobile
BI on the Road: The iPad and All Things Mobile
 
Storage On-Line Test with Solution
Storage On-Line Test with SolutionStorage On-Line Test with Solution
Storage On-Line Test with Solution
 
Mobile IP
Mobile IPMobile IP
Mobile IP
 
A dozen questions every contractor should ask
A dozen questions every contractor should askA dozen questions every contractor should ask
A dozen questions every contractor should ask
 
Introduction to Informatics Engineering
Introduction to Informatics EngineeringIntroduction to Informatics Engineering
Introduction to Informatics Engineering
 

Similar a Information Mathematics Theory

Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementS N M P Simamora
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 
Sistem digital ii
Sistem digital iiSistem digital ii
Sistem digital iiDwi Anggana
 
Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilanganFisma Ananda
 
Elektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxElektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxJackWalter18
 
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxfitri9611
 
Floating-point Number Systems
Floating-point Number SystemsFloating-point Number Systems
Floating-point Number SystemsS N M P Simamora
 
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataPertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataBuhori Muslim
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputerArman Tan
 
Pertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptx
Pertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptxPertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptx
Pertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptxTomTomMy23
 
Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganNyssa Makkiyah
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Fazar Ikhwan Guntara
 
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2RezaPahlawan26
 
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptxPengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptxRiesky Ferdian
 
Modul 4 -_alu
Modul 4 -_aluModul 4 -_alu
Modul 4 -_alumokasih
 

Similar a Information Mathematics Theory (20)

Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
Sistem digital ii
Sistem digital iiSistem digital ii
Sistem digital ii
 
Bab vi sistembilangan
Bab vi sistembilanganBab vi sistembilangan
Bab vi sistembilangan
 
Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilangan
 
Elektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxElektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptx
 
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
 
bil
bilbil
bil
 
Floating-point Number Systems
Floating-point Number SystemsFloating-point Number Systems
Floating-point Number Systems
 
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataPertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer
 
Pertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptx
Pertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptxPertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptx
Pertemuan 2 AlStrukDa Ulalalaaaaaa hihi.pptx
 
Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilangan
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]
 
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
 
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptxPengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
 
Kegiatan_Belajar.pdf
Kegiatan_Belajar.pdfKegiatan_Belajar.pdf
Kegiatan_Belajar.pdf
 
Modul 4 -_alu
Modul 4 -_aluModul 4 -_alu
Modul 4 -_alu
 

Más de S N M P Simamora

konsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionkonsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionS N M P Simamora
 
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1S N M P Simamora
 
sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110S N M P Simamora
 
Cover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonCover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonS N M P Simamora
 
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerSilabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerS N M P Simamora
 
Konsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerKonsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerS N M P Simamora
 
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiSilabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiS N M P Simamora
 
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaTeknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaS N M P Simamora
 
Model Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaModel Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaS N M P Simamora
 
Konsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksKonsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksS N M P Simamora
 
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiTelekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiS N M P Simamora
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptS N M P Simamora
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptS N M P Simamora
 
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiUBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiS N M P Simamora
 

Más de S N M P Simamora (20)

Power over-ethernet
Power over-ethernetPower over-ethernet
Power over-ethernet
 
konsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionkonsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instruction
 
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
 
sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110
 
Cover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonCover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma Symboolon
 
Algoritma Symboolon
Algoritma SymboolonAlgoritma Symboolon
Algoritma Symboolon
 
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerSilabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
 
Wireless Sensor Network
Wireless Sensor NetworkWireless Sensor Network
Wireless Sensor Network
 
Konsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerKonsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem Komputer
 
ADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 PresentationADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 Presentation
 
Cloud Computing
Cloud ComputingCloud Computing
Cloud Computing
 
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiSilabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
 
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaTeknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
 
Model Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaModel Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan Logaritma
 
Formula Matematika
Formula MatematikaFormula Matematika
Formula Matematika
 
Konsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksKonsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan Matriks
 
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiTelekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiUBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
 

Último

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 

Último (20)

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 

Information Mathematics Theory

  • 1. MATEMATIKA INFORMASI Ir. SNMP Simamora, MT. Laboratorium Sistem Komputasi & Jaringan Akses Reference: Simamora, SNMP, “Diktat Kuliah IF-202 Organisasi Komputer”, Departemen Sistem Informasi, FT- ITHB, Bandung, 2003. Simamora, SNMP, “Diktat Kuliah Sistem Mikroprosesor”, Jurusan Ilmu Komputer, F-MIPA, UNAI, Bandung, 2007. Sistem Basis Bilangan Bahasa alamiah (bahasa manusia) mengenal sistem bilangan dalam basis 10 (disebut Desimal); sedangkan bahasa mesin mengenal sistem bilangan dalam tiga basis, yakni: Basis Bilangan 2 (Binary-digit, biasanya digunakan dalam komunikasi data), Basis Bilangan 8 (Octadecimal, biasanya digunakan dalam pengalamatan di memori), dan Basis Bilangan 16 (Hexadecimal, biasanya digunakan dalam pengalamatan di memori dan urusan pengkodean warna). Desimal: 0 s.d 9 Misalkan: 212110 = 2-ribuan + 1-ratusan + 2-puluhan + 1-satuan = 2000 + 100 + 20 + 1 = 2.103 + 1.102 + 2.101 + 1.100 Biner: 0 s.d 1 Misalkan: 11 1000 0100 10012 = 1.2 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1.26 + 0 + 0 + 1.23 + 0 + 0 + 1.20 = 2048 + 64 + 8 + 1 = 212110 212110 = (...)2 Solusi: 2121 ÷ 2 = 1060 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB) 1060 ÷ 2 = 530 sisa 0 530 ÷ 2 = 265 sisa 0 265 ÷ 2 = 132 sisa 1 132 ÷ 2 = 66 sisa 0 66 ÷ 2 = 33 sisa 0 33 ÷ 2 = 16 sisa 1 16 ÷ 2 = 8 sisa 0 8 ÷ 2 = 4 sisa 0 4 ÷ 2 = 2 sisa 0 2 ÷ 2 = 1 sisa 0 1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB) Dituliskan: 1000 0100 10012 Oktal: 0 s.d 7 (biasanya dituliskan dengan premiks ‘0’) Misalkan: 41118 = (…)10 = 4.83 + 1.82 + 1.81 + 1.80 = 2048 + 64 + 8 + 1 = 212110 212110 = (...)8 Solusi: 2121 ÷ 8 = 265 sisa 1 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 265 ÷ 8 = 33 sisa 1 1
  • 2. 33 ÷ 8 = 4 sisa 1 4 ÷ 8 = 0 sisa 4 ⇒ Most Significant Digit (MSD) Dituliskan: 04111 atau 41118 Dalam script JavaScript bisa dituliskan sebagai berikut: oktal.htm <script language=JavaScript> document.writeln(04111); </script> Heksal: 0 s.d 9 dilanjutkan A s.d F (biasanya dituliskan dengan premiks ‘0x’) Misalkan: 84916 = (…)10 = 8.162 + 4.161 + 9.160 = 2048 + 64 + 9 = 212110 212110 = (...)16 Solusi: 2121 ÷ 16 = 132 sisa 9 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 132 ÷ 16 = 8 sisa 4 8 ÷ 16 = 0 sisa 8 ⇒ Most Significant Bit (MSB) Dituliskan: 0x849 atau 84916 Dalam script JavaScript bisa dituliskan sebagai berikut: heksal.htm <script language=JavaScript> document.writeln("Hasilnya = ",0x849); </script> Contoh: - Tentukan nilainya! 101101102 = (...)16 = (...)8 Cara-1: -cara konvensional, ubah terlebih dahulu ke desimal, lalu selanjutnya dikonversikan ke basis bilangan yang ditanyakan. 101101102 = 1.27 + 0 + 1.25 + 1.24 + 0 + 1.22 + 1.21 + 0 = 128 + 32 + 16 + 4 + 2 = 18210 18210 = (...)16 Solusi: 182 ÷ 16 = 11 sisa 6 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 11 ÷ 16 = 0 sisa 11 ⇒ Most Significant Digit (MSD) ingat! 11 dituliskan dalam heksal menjadi B maka didapatkan: 0xB6 atau b616 18210 = (...)8 Solusi: 182 ÷ 8 = 22 sisa 6 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 22 ÷ 8 = 2 sisa 6 2 ÷ 8 = 0 sisa 2 ⇒ Most Significant Digit (MSD) Dituliskan: 0266 atau 2668 Cara-2: -gunakan Algoritma BCD8421 Algoritma BCD8421 digunakan untuk memudahkan pengkonversian antar bahasa mesin, khususnya dari biner ke oktal atau heksal. Dasar utama Algoritma BCD8421 adalah pemilahan setiap digit sebuah bit ke dalam partisi-partisi deret biner. Jika dikonversikan ke dalam heksal, maka partisi dirangkai sepanjang 4 digit (24), sedangkan jika dikonversikan ke dalam oktal, maka partisi dirangkai sepanjang 3 digit (23). Contoh: • Heksal: 101101102 = 1011 0110 partisi-y = 1011 = 1.23 + 0 + 1.21 + 1.20 = 11 = B 2
  • 3. partisi-z = 0110 = 0 + 1.22 + 1.21 + 0 = 6 maka dituliskan menjadi: B616 atau b616 atau 0xb6 • Oktal: 101101102 = 010 110 110 (bila kosong, isikan dengan 0) partisi-y = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6 partisi-z = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6 partisi-w = 010 = 0.22 + 1.21 + 0 = 2 maka dituliskan menjadi: 2668 atau 02668 BCD (Binary-Coded-Decimal) 8421 Sistem Pengkodean ini sepintas mirip dengan kode biner, padahal sama sekali tidak sama (tidak senilai), karena pada BCD8421, setiap digit bit, dilakukan partisi-partisi bit sepanjang 4digit setiap satu kelompok partisi. Seperti: … abcd abcd abcd ; dimana setiap digit biner terkodekan secara desimal. Misalkan: 101101102 = (...)BCD8421 Langkah-1: konversikan ke dalam desimal 101101102 = 128 + 32 + 16 + 4 + 2 = 18210 Langkah-2: setiap digit desimal independent terhadap digit lain Desimal-nya 182 Dilakukan partisi digit: 1 8 2 Langkah-3: nyatakan digit desimal dalam biner dalam format penjumlahan: 8421 1 = 0.8 + 0.4 + 0.2 + 1.1 = 0001 8 = 1.8 + 0.4 + 0.2 + 0.1 = 1000 2 = 0.8 + 0.4 + 1.2 + 0.1 = 0010 Langkah-4: didapatkan hasil dalam kode BCD8421 18210 = (0001 1000 0010)BCD8421 Tabel Konversi: DEC BIN OCT HEX BCD8421 0 00000000 0 0 0000 0000 1 00000001 1 1 0000 0000 2 00000010 2 2 0000 0000 3 00000011 3 3 0000 0000 4 00000100 4 4 0000 0000 5 00000101 5 5 0000 0000 6 00000110 6 6 0000 0000 7 00000111 7 7 0000 0000 8 00001000 10 8 0000 0000 9 00001001 11 9 0000 0000 10 00001010 12 A 0001 0000 11 00001011 13 B 0001 0001 12 00001100 14 C 0001 0010 13 00001101 15 D 0001 0011 14 00001110 16 E 0001 0100 15 00001111 17 F 0001 0101 Gerbang Logika Rangkaian Logika dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu: • Rangkaian Logika Kombinasional ⇒ keluaran komponen gerbang logika ditentukan oleh kombinasi masukan dari minimal dua masukan. • Rangkaian Logika Sekuensial ⇒ keluaran sirkuit ditentukan oleh runtunan nilai masukan dari sejumlah susunan kombinasi gerbang logika yang ditentukan. 3
  • 4. Klasifikasi gerbang logika: AND : nilai keluaran bernilai 1 (TRUE) jika dan hanya jika kedua nilai masukan bernilai 1 (TRUE). Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: • Dalam rangkaian logika disimbolkan: Tabel Kebenaran Logika AND A B A B 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 OR : nilai keluaran bernilai 1 (TRUE) jika dan hanya jika salah satu nilai masukan bernilai 1 (TRUE). Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: + Dalam rangkaian logika disimbolkan: Tabel Kebenaran Logika OR A B A + B 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 NOT : nilai keluaran adalah kebalikan dari nilai masukan. Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: ∼ atau bila A adalah sejumlah bit data, maka jika di-NOT-kan disimbolkan: A Dalam rangkaian logika disimbolkan: Tabel Kebenaran Logika NOT A B A B 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 XOR (eXclusive-OR): nilai keluaran bernilai 1 (TRUE) jika dan hanya jika jumlah bit masukan kelipatan ganjil; dimana kelipatan genap dimulai dari bilangan 0,2,4,dst... Dalam Tabel Kebenaran disimbolkan: ⊕ Dalam rangkaian logika disimbolkan: Tabel Kebenaran Logika X-OR A B A +B 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 4
  • 5. Sistem Komputer modern menggunakan sistem pengkodean ASCII (American Standard Code for Information Interchange) 8bit; artinya, setiap 1 byte data direpresentasikan dalam 8 bit. ASCII dikembangkan oleh ANSI (American National Standard Institute) dengan tujuan membuat kode binary yang standar. Misalkan: A: 0010 1101 (4510) B: 0000 1100 (1210) maka, Tabel Kebenaran: A B A•B A+B A⊕B A B 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 Dibuktikan dengan kode JavaScript sebagai berikut: Untuk: A•B logic_AND.htm <script language=JavaScript> A=45; B=12; document.writeln("A AND B = ", A&B); </script> Untuk: A+B logic_OR.htm <script language=JavaScript> A=45; B=12; document.writeln("A OR B = ", A|B); </script> Untuk: A⊕B logic_XOR.htm <script language=JavaScript> A=45; B=12; document.writeln("A XOR B = ", A^B); </script> Untuk: A Bila diterapkan negasi (gerbang logika NOT) pada sebuah bilangan desimal, itu berarti menerapkan operasi komplemen-1 pada bilangan tersebut. Jadi, bila A adalah sebuah variabel yang diisikan oleh DEC45, dan A ditetapkan ~A atau A , maka hasil ~A atau A dapat dicari dengan menggunakan Algoritma logic-gate NOT sebagai berikut: Periksa tanda isi A • Jika positip (+) Konversikan ke dalam biner. 4510 = …2 5
  • 6. 45 ÷ 2 = 22 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB) 22 ÷ 2 = 11 sisa 0 11 ÷ 2 = 5 sisa 1 5 ÷ 2 = 2 sisa 1 2 ÷ 2 = 1 sisa 0 1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB) Dituliskan: 101101 atau 001011012 Tambahkan dengan 1 00101101 + 1 = 00101110 Tetapkan hasil sebagai bilangan negatip 00101110 ⇒ 11010001 (status: −) Konversikan biner ke dalam desimal (hasil dalam desimal nyatakan sebagai bilangan negatip) 00101110 = 0 + 1.25 + 1.23 + 1.22 + 1.21 = 32+8+4+2 = 4610 Gabungkan tanda negatip ke bilangan desimal tersebut. ⇒ −4610 Tuliskan hasil dalam desimal: ∼A=−46 Dibuktikan menggunakan script JavaScript sebagai berikut: NOT45.htm <script language=JavaScript> $hasil1=~45; document.writeln("NOT(45) = ",$hasil1,"<br>"); </script> Untuk: B Analog dengan persoalan sebelumnya. B = 12, maka ∼B=−13 Dibuktikan menggunakan script JavaScript sebagai berikut: NOT12.htm <script language=JavaScript> $hasil1=~12; document.writeln("NOT(12) = ",$hasil1,"<br>"); </script> Algoritma untuk mendapatkan nilai logic-gate NOT: Misalkan: b=–23 Periksa tanda isi variabel b • Jika positip (+) Konversikan ke dalam biner. Tambahkan dengan 1 Tetapkan hasil sebagai bilangan negatip Konversikan biner ke dalam desimal (hasil dalam desimal nyatakan sebagai bilangan negatip) • Jika negatip (−) Konversikan ke dalam biner. 2310 = …2 23 ÷ 2 = 11 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB) 11 ÷ 2 = 5 sisa 1 5 ÷ 2 = 2 sisa 1 2 ÷ 2 = 1 sisa 0 1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB) Dituliskan: 10111 atau 000101112 NOT-kan biner. 00010111 ⇒ 11101000 Tambahkan dengan 1 (1’s complement) 6
  • 7. 11101000 + 1 = 11101001 NOT-kan kembali biner. 11101001 ⇒ 00010110 Konversikan ke dalam desimal 00010110 = 0 + 1.24 + 0 + 1.22 + 1.21 + 0 = 16+4+2 = 2210 Tuliskan hasil dalam desimal. ∼b=22 Mendapatkan 2’s complement (Komplemen 2) dan 1’s complement (Komplemen 1) Misalkan: 410 ⇒ ditetapkan/direpresentasikan dengan panjang = 8 bit. maka, N = 00000100 Cara-1: menggunakan Algoritma Nashelsky n=panjang bit yang ditetapkan = 8 N=bit Data=410=00000100 Komplemen 2: Rumus: 2n – N = 28 – 4 = 256 – 4 = 252 25210 = 111111002 maka Komplemen 2 dari 410 atau 000001002 = 111111002 Komplemen 1: Rumus: [Hasil Komplemen 2] – [110] maka: 11111100 – 00000001 , digunakan algoritma pengurangan biner dengan skema sebagai berikut: 0 - 1 = 1 borrow 1 0 - 0 - 1 = 1 borrow 1 1 - 0 - 1 = 0 1 - 0 = 1 1 - 0 = 1 1 - 0 = 1 1 - 0 = 1 1 - 0 = 1 1 1 1 1 1 0 1 1 Sehingga didapatkan Komplemen 1 dari 410 atau 000001002 = 111110112 Cara-2: menggunakan Algoritma Gilmore Biner Desimal 0000 0100 4 10 di-komplemen 1, menjadi: (negasi-kan/not-kan) 1111 1011 Komplemen 1 di-komplemen 2, menjadi: (tambah-kan 1 10 ) 1111 1011 0000 0001 11 1 1 1 10 0 Komplemen 2 7
  • 8. Pengurangan BIT Dasar operasi pengurangan untuk masing-masing bilangan BINary digiT (BIT) menggunakan kaidah berikut ini: • BINary ke BINary, nyatakan dalam BINary 0 – 0 = 0 0 – 1 = 1, lakukan peminjaman dari digit sebelah kiri; 10 – 1 = 1, karena 1 + 1 = 10 1 – 0 = 1 1 – 1 = 1 Tanpa terjadi peminjaman digit Contoh: 2710 – 910 = 1810 2710 = 00011011 910 = 00001001 maka: 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 Terjadi peminjaman bit 1 pada digit di sebelah kiri Contoh: 2910 – 1110 = 1810 2910 = 00011101 1110 = 00001011 maka: 1 - 1 = 0 0 - 1 = 1 borrow 1 1 - 0 - 1 = 0 1 - 1 = 0 1 - 0 = 1 0 - 0 = 0 0 - 0 = 0 0 - 0 = 0 0 0 0 1 0 0 1 0 Tidak dapat meminjam bit 1 di sebelah kirinya karena yang akan memberi pinjaman tidak bernilai 1 tetapi 0, sehingga harus meminjam di sebelah kiri berikutnya yang bernilai bit 1. Contoh: 2510 – 1910 = 610 2510 = 00011001 1910 = 00010011 maka: 1 - 1 = 0 0 - 1 = 1 borrow 1 0 - 0 - 1 = 1 borrow 1 1 - 0 - 1 = 0 1 - 1 = 0 0 - 0 = 0 0 - 0 = 0 0 - 0 = 0 0 0 0 0 0 1 1 0 8
  • 9. DECimal ke DECimal, nyatakan dalam BINary Contoh: 1710 – 1210 = 510 = (...)2 1710 = 00010001 1210 = 00001100 Lakukan operasi komplemen terhadap operand-2 (1210), sebagai berikut: 0000 1100 111 1 001 1 kom plem en 1 1 0 000 011 carry 0 0 0 1 0001 operand-1 1 1 11 0100 operand-2 1 11 1 010 0 kom plem en 2 1 1 10 000 carry 1 0 0 00 010 1 result +5 Contoh: tanda bahw a bernilai positip 1210 – 1710 = –510 = (...)2 Lakukan operasi komplemen terhadap operand-2 (1710), sebagai berikut: 0001 0001 111 0 111 0 kom plem en 1 1 0 000 000 carry 1 11 0 111 1 kom plem en 2 Setelah didapatkan hasil komplemen 1710 = 111011112, maka lakukan operasi penjumlahan sebagai berikut: 0 0 00 1100 operand-1 1 1 10 1111 operand-2 0 0 01 100 carry -5 1 1 11 101 1 result Pem buktian 1111 101 1 000 0 010 0 kom plem en 1 1 0 000 000 carry 0000 0101 kom plem en 2 +5 Perkalian BIT Tabel Perkalian pada BINary digiT: Multiplicand X 0 1 0 0 0 Multiplier 1 0 1 Contoh: 1710 x 1210 = 20410 1210 x 710 = 9610 9
  • 10. Secara sederhana dapat dikatakan sebuah perkalian adalah penjumlahan berulang sebanyak operand-2 terhadap operand-1; artinya terlihat pada skema sebagai berikut: 1210 x 710 = 12 + 12 + 12 + 12 + 12+ 12 + 12 = 8410 Diuraikan menggunakan operasi jumlah berulang (looping process) sebagai berikut: 0 12 ... 1 12 12 ... 2 24 12 ... 3 36 12 ... 4 48 12 ... 5 60 12 ... 6 72 12 ... 7 Selanjutnya dalam biner, misalkan 84 pada kasus berikut ini: 1710 x 1210 = (...)2 17 = 00010001 = 010001 12 = 00001100 = 001100 Proses perkalian-nya dilakukan sebagai berikut: 010 001 0 01 1 00 000 000 0 000 00 01 000 1 010 001 0 000 00 00 0 0 0 0 00 01 1 0 0 1 1 0 0 Pembagian BIT Pembagian adalah proses kebalikan dari perkalian; pengurangan berulang sebanyak operand-2 terhadap operand-1, misalkan sebagai berikut: Contoh: 8410 ÷ 1210 = 710 Diuraikan menggunakan operasi pengurangan secara berulang (looping process) sebagai berikut: 84 12 ... 1 72 12 ... 2 60 12 ... 3 48 12 ... 4 36 12 ... 5 hasil = 7 24 12 ... 6 12 12 ... 7 0 8410 = 010101002 = 10101002 1210 = 000011002 = 11002 710 = 000001112 = 01112 10
  • 11. Proses pembagian-nya dilakukan sebagai berikut: 0111 1 10 0 101010 0 000 0 10101 0 1 100 1001 0 01 1 0 0 01100 1 10 0 0 00 0 Formula standar sebuah statement operasi arithmatika: c ← a ÷ b; a : yang dibagi b : pembagi c : hasil bagi Algoritma Pembagi pada BINary: Tetapkan panjang bit yang dibagi dan pembagi Ambil sejumlah bit pada yang dibagi sepanjang nilai panjang pembagi Bila didapatkan nilai yang dibagi lebih kecil dari pembagi, hasil bagi=0; jika bukan, tetapkan hasil bagi=1 Contoh: 10310 ÷ 1510 = 610 sisa 1310 10310 = 11001112 1510 = 11112 610 = 01102 1310 = 11012 Ingat, digit 0 di depan sebuah bilangan numerik bisa diabaikan, tergantung situasi yang mengkehendaki kebutuhan penggunaan digit 0 tersebut. Mekanisme pengerjaannya diuraikan sebagai berikut: 011 0 1 11 1 11001 1 1 000 0 11001 01111 1010 1 011 11 01101 0 00 0 1 10 1 Mekanisme pengerjaan operasi pembagian berdasar pada kaidah pada basis bilangan 10 (DECimal). Operasi pembagian sangat berguna saat membahas Teknik Error-Control, Cyclic Redundancy Check, pada jaringan komputer. Penjumlahan BIT Bila pada operasi pengurangan ada istilah borrow (pinjam 1 digit), maka pada operasi penjumlahan juga dikenal istilah sejenis namun dengan nama carry (carry-out dan carry- 11
  • 12. in); disebut carry-out, jika 1 digit berlebih hasil penjumlahan dikeluarkan; dan disebut carry-in, jika 1 digit berlebih dari hasil penjumlahan dimasukkan (diberikan) pada proses penjumlahan selanjutnya. Misalkan: 12 + 12 = 02 carry-out 1 Namun, jika 112 + 012 ditunjukkan pengerjaannya sebagai berikut: carry-out 1 1 0 carry 1 1 1 0 0 carry 1 c a r r y - in 1 0 0 1 1 0 0 Contoh: 2510 + 1910 = 4410 2510 = 00011001 1910 = 00010011 maka: 1 1 = 0 carry 1 1 0 1 = 0 carry 1 1 0 0 = 1 1 0 = 1 1 1 = 0 carry 1 1 0 0 = 1 0 0 = 0 0 0 = 0 4410 0 0 1 0 1 1 0 0 Operasi Arithmatika pada OCT dan HEX Cara baku yang digunakan untuk mengimplementasikan operasi arithmatika pada deret bilangan OCT dan HEX tidak ada yang standar. Mengapa, disebabkan OCT dan HEX tidak menggunakan cara standar seperti pada BIN, di sisi lain dengan memperhatikan bahwa dasar pengoperasian arithmatika, user tetap berdasar menggunakan basis bilangan 10 (DEC). Oleh sebab itu, biasanya agar lebih efektif, dikonversikan dulu OCT dan HEX ke dalam DEC, lalu di-operasi-kan menggunakan operator arithmatika sesuai yang diinginkan, setelah hasil didapatkan, lalu dikonversikan kembali ke OCT atau HEX sesuai yang ditetapkan. Contoh: OCT (Basis Bilangan 8) 0374 ÷ 022 = …8 Solusi: 0374 = 3.64 + 7.8 + 4.1 = 192 + 56 + 4 = 25210 022 = 2.8 + 2.1 = 16 + 2 = 1810 maka, 252 ÷ 18 = 14 1410 = …8 ; digunakan algoritma konversi DEC-to-OCT: 12
  • 13. 14 ÷ 8 = 1 sisa 6 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 1 ÷ 8 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Digit (MSD) sehingga didapatkan 1410 = 168 disimpulkan, 0374 ÷ 022 = 016 HEX (Basis Bilangan 16) 0xFC ÷ 0x12 = …16 Solusi: 0xFC = F.16 + C.1 = 15.16 + 12.1 = 240 + 12 = 25210 0x12 = 1.16 + 2.1 = 16 + 2 = 1810 maka, 252 ÷ 18 = 14 1410 = …16 ; digunakan algoritma konversi DEC-to-HEX: 14 ÷ 16 = 0 sisa 14 ⇒ Single-Digit (LSD = MSD) 14 ⇒ E sehingga didapatkan 1410 = 0xE atau E16 disimpulkan, 0xFC ÷ 0x12 = 0xE Contoh Kasus: Tentukan mekanisme untuk mendapatkan representasi dalam biner (dengan panjang data 16bit) untuk persoalan berikut ini: −510 (DEC −5) Solusi: 510 = 00000000000001012 Untuk mendapatkan representasi –510 dalam biner dilakukan tahapan pengerjaan sebagai berikut: 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 m endapatkan 1 's c o m p le m e n t , di-NOT-kan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1's complement 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2's complement Maka, –510 direpresentasikan dalam biner dengan panjang 16bit adalah 11111111111110112. −510 + 910 = (…)2 Solusi: Dalam desimal, −510 + 910 = 410 910 = 00000000000010012 410 = 00000000000001002 Skema pengerjaan: carry 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 +4 s ig n - m a g n i t u d e (tanda '+') 13
  • 14. Bedakan dengan statement berikut ini: 910 − 510 = (…)2 1 1 = 0 Skema pengerjaan: 0 0 = 0 0 1 = 1 borrow 1 1 0 1 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 10 Floating-point (Bilangan Pecahan) Dalam sistem bilangan biner, disebut juga sebagai Fractional Binary Number, yakni bilangan pecahan pada deret bilangan biner. Dalam desimal dituliskan sebuah pecahan: 0.5176 =5 x10 −1 + 1x10 −2 + 7 x10 −3 + 6 x10 −4 sehingga: N = d 1 R + d 2 R + d 3 R + d 4 R + ... + d n R 1 2 3 4 n Sedangkan dalam binary fractional: 0.10112 = …10 , yakni: 0.687510 Dibuktikan sebagai berikut: −1 −2 −3 −4 0.1011 = 1.2 + 0.2 + 1.2 + 1.2 = 0.5 + 0(0.25) + 1(0.125) + 1(0.0625) = 0.6875 10 Contoh: Konversikan ke dalam desimal: a) 0.101101 b) 0.10001 Jawab: −1 −2 −3 −4 −5 −6 a) 0.1011012 = 1.2 + 0.2 + 1.2 + 1.2 + 0.2 + 1.2 = 0.5 + 0 + 0 + 0.125 + 0.0625 + 0 + 0.015625 = 0.70312510 −1 −2 −3 b) 0.100012 = 1.2 + 0.2 + 0.2 + 0.2 −4 + 1.2 −5 = 0.5 + 0.03125 = 0.5312510 14
  • 15. Konversi Desimal ke Fractional Binary Contoh: 0.5725110 = …2 Solusi: 0.57251 0.14502 0.29004 0.58008 0.16016 ... 2 2 2 2 2 1.14502 0.29004 0.58008 1.16016 0.32032 1 0 0 1 0 Proses dihentikan pada n panjang digit yang diketahui. dituliskan: 0.10010...2 −1 −4 diperiksa: 0.10010 = 1.2 + 0 + 0 + 1.2 + 0 = 0.5 + 0.0625 = 0.562510 ≈ 0.5610 ⇒ 0.5725110 Contoh: 0.6562510 = …2 Solusi: 0.65625 0.31250 0.62500 0.25000 0.50000 selesai 2 2 2 2 2 1.31250 0.62500 1.25000 0.50000 1.00000 1 0 1 0 1 ☺ silahkan diperiksa … Contoh: 0.817610 = …2 Solusi: 0.8176 0.6352 0.2704 0.5408 0.0816 0.1632 ... dst 2 2 2 2 2 2 1.6352 1.2704 0.5408 1.0816 0.1632 0.3264 1 1 0 1 0 0 Jika diperiksa ⇒ 0.110100 −1 −2 −4 0.110100 = 1.2 + 1.2 + 0 + 1.2 +0+0 = 0.5 + 0.25 + 0.0625 = 0.812510 ≈ 0.817610 Konversi Kombinasi Mixed & Fractional • Binary ke Desimal −1 −3 11010.101102 = 1.2 + 1.2 + 1.2 + 1.2 + 1.2 4 3 1 + 1.2 −4 = 16 + 8 + 2 + 0.5 + 0.125 + 0.0625 = 26.687510 • Desimal ke Binary 274.187510 = …2 Solusi: 15
  • 16. 274 2 = 0 137 2 = 1 68 2 = 0 34 2 = 0 LSB 17 2 = 1 8 = 0 2 4 2 = 0 2 2 = 0 1 2 = 1 0 1 0 0 0 1 0 0 10 MSB 2 0.1875 0.3750 0.7500 0.5000 selesai 2 2 2 2 0.3750 0.7500 1.5000 1.0000 0 0 1 1 dituliskan: 0.0011 2 Sehingga didapatkan ⇒ 275.187510 = 100010010.00112 Adder Adder, yaitu sirkuit di ALU yang digunakan untuk melaksanakan operasi arithmatika. • Half-Adder • Full-Adder Half-Adder Dalam Half-Adder dikenal unit pemroses yang disebut Sum dan Carry. Pada Aljabar Boolean disebutkan: Sum = S = X . • Y + X • Y = X ⊕Y Carry = X • Y Gambar Blok Gerbang Half-Adder: X Sum Y Carry Dalam tabel kebenaran, dianalogikan sebagai dua masukan ke SUM. Tabel Kebenaran: X Y Sum Carry 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 16
  • 17. Full-Adder Bila pada Half-Adder hanya memiliki dua unit pemrosesan, maka pada Full-Adder dikenal tiga unit pemroses yakni: Sum, Carry-in (Ci), Carry-out (Co). Co adalah bit keluaran dari hasil penjumlahan, sedangkan Ci adalah nilai Co dari penjumlahan bit sebelumnya. Dalam tabel kebenaran, dianalogikan sebagai tiga masukan ke SUM. Tabel Kebenaran: X Y Ci SUM Co 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 Misalkan: 1+1 = 2 (dalam desimal), maka dalam biner sebagai berikut, 0 1 Ci 0 1 Ci 0 1 dapat dituliskan 0 1 0 1 kem bali 0 1 1 0 Sum 0 1 Co 0 1 Co 1 0 Sum Bit pertama masuk sebagai Carry-in (Ci) adalah 0, karena diawali dengan kekosongan nilai masukan Ci dari sinyal masukan. Karena itu, Ci = 0 untuk awal masukan ke blok sistem. Gambar Blok Gerbang Full-Adder: Ci (Carry-in) X Sum Y Co (Carry-out) Latihan: Selesaikan penjumlahan berikut ini dengan Half-Adder (HA)/ Full-Adder (FA): a) 0101 + 1010 (HA) b) 1001 + 1110 (HA) c) 1011 + 1101 (FA) 17
  • 18. Solusi: a) 0101 + 1010 dilakukan dengan Half-Adder Tabel Kebenaran: S Carry X Y X⊕Y X•Y 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 Gambar Sirkuitnya: Y3 X3 Y2 X2 Y1 X1 Y0 X0 S0 S1 S2 S3 C3 C2 C1 C0 b) 1001 + 1110 dilakukan dengan Half-Adder Tabel Kebenaran: Sum Carry X Y Tidak sempurna/ X⊕Y X•Y belum selesai, 1 0 1 0 dengan alasan 0 1 1 0 terjadi overflow 0 1 1 0 1 1 0 1 ∴ Kesimpulan : terlihat bahwa Half-Adder hanya dapat/tepat diimplementasikan pada penjumlahan bit yang tidak mengalami overflow. Sehingga penjumlahan ini sangat tepat jika diimplementasikan dengan Full- Adder. Tabel Kebenaran: S Co X Y Ci X⊕Y X•Y (X⊕Y ) •Ci (X⊕Y )⊕Ci (X.Y )+((X⊕Y ) •Ci) 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 18
  • 19. 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Ci4 Gambar Sirkuitnya: Ci3 Ci2 Ci1 Ci0 X4 X3 X2 X1 X0 S4 S3 S2 S1 S0 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0 Co4 Co3 Co2 Co1 Co0 c) 1011 + 1101 dilakukan dengan Full-Adder Tabel Kebenaran: S Co X Y Ci X⊕Y X•Y (X⊕Y ) •Ci (X⊕Y )⊕Ci (X.Y )+((X⊕Y ) •Ci) 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1011 = 00001011 = 0000000000001011 1101 = 00001101 = 0000000000001101 Gambar Sirkuitnya: 19