SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 97
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat
diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan
penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I
ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................
2. Tujuan..........................................................
3. Ruang Lingkup.............................................
4. Landasan Hukum....... .................................
1
2
3
3
BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
2. Penilaian Autentik........................................
5
22
BAB III ANALISIS KOMPETENSI
BAB IV
1. Prosedur Analisis.. .........................................
2. Hasil Analisis Kompetensi..............................
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
30
36
72
74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran
merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
2
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada
1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus
mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
3
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
4
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima,menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Pengetahuandiperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)
pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-
satunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
5
yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta
didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
6
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)
Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
7
selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-
langkah pokok:
a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring
Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap
pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta-
fakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.
Prosespembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan
pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
8
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
9
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu
sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:
Proses terbentuknya negara
interaksi sosial
Situs sejarah
Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan
melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
10
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat
mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
11
Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih
rendah
 Pengetahuan
(knowledge)
 Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.
 Pemahaman
(comprehension)
 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...
 Penerapan
(application
 Gunakanlah...
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
12
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih
tinggi
 Analisis (analysis)  Analisislah...
 Kemukakan bukti-bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…
 Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimanakita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…
 Evaluasi
(evaluation)
 Berilah pendapat…
 Alternatif mana yang lebih
baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah…
13
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
3.1 Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-
bagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,
silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa
untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.
14
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau
dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja
dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,
Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.
3.2 Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:
15
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena
adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.
3.3 Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau
beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang
disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal
yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
16
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati
makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya
yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O
lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk
siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang
(mapel Ekonomi).
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal
yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai
Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.
17
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebab-
akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.
3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang
mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih
menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
18
pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka
menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta
memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta
mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.
3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif
atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
19
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut
aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan
keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena
baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak
fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
STAD = Student Team Achievement Divisions.
20
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didiksebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
TAI = Team Accelerated Instruction.
Metodeini merupakan kombinasi antara pembelajaran
kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-
soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
21
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.
LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk
merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan
pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan,
hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.
22
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode
pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya
Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/
berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai
media.
B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana
tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut:(1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-
aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
23
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
24
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman
adalah sbb:
• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik
25
• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda
• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya
• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik
• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.
2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
26
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
27
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
28
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi
untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
29
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
30
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan
dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu
fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan
analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran
kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima
yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII.
Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
31
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai
berikut.
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1. Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti
tabel berikut ini.
32
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.1 Memahami
pengetahuan dasar
geografi dan
terapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4.1. Menyajikan contoh
penerapan pengetahuan
dasar geografi pada
kehidupan sehari-hari
dalam bentuk tulisan
PENGETAHUAN
DASAR
GEOGRAFI
Ruang lingkup
pengetahuan
geografi
Konsep
esensial
geografi dan
contoh
terapannya
Obyek studi
geografi
Prinsip
geografi dan
contoh
terapannya
Pendekatan
geografi dan
contoh
terapannya
Aspek
geografi
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi
pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait
dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat
yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial
dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
6. Merancang penilaian yang diperlukan
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
33
1. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan
kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Dalam
penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasidengan
kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkandalam empat kategori, yaitu:
a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh,
atau diamati. Contohnya : fenomena alam, fenomena kehidupan, peristiwa bencana
alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dll.
b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan.
Contoh konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, interaksi
interdependensi, keterkaitan ruang, nilai kegunaan, diferensi area dan pola
c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaitan. Prinsip distribusi, interrelasi, deskripsi, korologi, pendekatan keruangan,
kelingkungan dan kompleks wilayah
d) Prosedur, merupakan sederetanlangkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada
aspek keterampilan. Pada mata pelajaran geografi materi yang bersifat prosedural
seperti penelitian geografi, keterampilan dasar pete dan pemetaan, analisis
keruangan penginderaan jauh, sistem informasi geografi.
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
Materi Pokok
(Silabus)
Materi
Pembelajaran
Fakta, Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur
Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunikasi
kan
Pembelajaran
(Silabus)
Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampilan
untuk
Penilaian
Penillaian
(Silabus)
Lulusan yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif, dan
Bertanggung
jawab
34
a) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra
dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang
diamati adalah materi yang berbentukfakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam
bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bias disentuh,
dilihat, dan sebagainya
b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan
prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas
c) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konseptual, dan
prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat
dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang diperoleh
melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru.
Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen, tugas projek, atau
tugas produk.
Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk
memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan
kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih yakin
dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang
diperoleh.Pada kegiatan mencoba jenis ke dua merupakan kelanjutan dari jenis yang
pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan
membangun pengetahuan konseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan
kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data
baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena bukan sekedar
membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan mencoba menerapkan
dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi
guru merancang dan mendesainya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang
diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan. Contoh jenis kedua tersaji
dalam lampiran (RPP)
d) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data
yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi
adalah menyajikan data secara sistematis, memilah, mengelompokkan,
menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan
mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja
ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembelajaran. Pada kegiatan tugas proyek dan tugas produk umumnya tidak
memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi.
e) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa
mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam bentuk
lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa
35
terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan
gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain sebagainya termasuk dengan
melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu terutama jika
bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif
dengan membagi peran dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun,
sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang proporsional.
Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa mengungkapkannya
dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas berekpresi menuangkan inovasi
dan kreativitasnya.Membuat blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video
kegaitan dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk komunikasi
dengan struktur yang tidak terlalu formal.
3. Merumuskan indikator pencapaian
Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini
(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya
terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuandan
keterampilan)
(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus
(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang
tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan
hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi
sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya
(4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan
(5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi
(6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta
(7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar,
kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan
4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
a) Aspek sikap melalui pengamatan,yaitu penilaian diri, penilaian sebaya, jurnal
Penilaian sikap melalui pengematan dengan menggunakan lembar pengamatan atau
daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati.Rincian aspek
sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2
pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya
36
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai
karakter bangsa.
Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi bagian
dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian standar kopetensi
lulusan tentang sikap, yaitu “ Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya” dan “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran fisika dengan fokus utama
pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua sikap
tersebut (religius dan sosial). Guru fisika perlu memetakan sikap yang dikembangkan
pada setiap materi pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari
rumusan KD-3 dan KD-4. Contoh lembar pengamatan sikap tersaji dalam lampiran ….
Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pneamatan
dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok, kegiatan
presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh aspek
pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa
Aktivitas Siswa
AspekSikapYang
Diamati
Diskusi
Kelompok Presentasi Eksperimen Tugas Projek
Kerjasama
Komunikasi
Kedisiplinan
Ketelitian
Kejujuran
Kepedulian
Tanggungjawab
b) Aspek pengetahuan melalui tes tulis, tes lesan, penugasan
c) Aspek keterampilan melalui tes praktik, kinerja dan portofolio
B. Hasil Analisis Kompetensi
. Hasil Pemasangan Kompetensi Dasar Geografi Kelas X
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
3.2 Memahami pengetahuan
dasar geografi dan
terapannya dalam
4.1. Menyajikan contoh penerapan
pengetahuan dasar geografi
pada kehidupan sehari-hari
PENGETAHUAN DASAR
37
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok (Dalam
Silabus)
kehidupan sehari-hari. dalam bentuk tulisan. GEOGRAFI
Ruang lingkup
pengetahuan geografi
Konsep esensial
geografi dan contoh
terapannya
Obyek studi geografi
Prinsip geografi dan
contoh terapannya
Pendekatan geografi
dan contoh
terapannya
Aspek geografi
3.2 Menganalisis langkah-
langkah penelitian geografi
terhadap fenomena
geosfera.
4.2. Menyajikan contoh penerapan
langkah-langkah penelitian
geografi dalam bentuk
laporan observasi lapangan
LANGKAH PENELITIAN
GEOGRAFI
Sifat studi geografi
Pendekatan analisis
studi geografi
Metode analisis
Geografi
Teknik pengumpulan
data geografi
Teknik analisis data
geografi
Publikasi hasil
penelitian geografi
3.3. Menganalisis dinamika
planet bumi sebagai ruang
kehidupan.
4.3. Mengolah informasi dinamika
planet bumi sebagai ruang
kehidupan dan
menyajikannya dalam bentuk
narasi dan gambar ilustrasi
MENGENAL BUMI
Teori penciptaan
planet bumi.
Gerak rotasi dan
revolusi bumi
Karakteristik lapisan
bumi dan pergeseran
benua
Kala geologi dan
sejarah kehidupan
Kelayakan planet
bumi untuk
kehidupan
38
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar
ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya
1.2. Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara turut memeliharanya
1.3. Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir
bathin
1.4. Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon
perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku proaktif dalam mempelajari hakekat ilmu dan peran geografi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
2.2 Menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab sebagai makhluk yang dapat berfikir ilmiah.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan bertanggung jawab terhadap masalah yang ditimbulkan oleh dinamika geosfera
2.4 Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan bergotong royong dalam
pemulihan kehidupan akibat bencana alam.
39
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.3 Memahami
pengetahua
n dasar geo
grafi dan
terapannya
dalam kehi
dupan
sehari-hari.
Ruang
lingkup
geografi
Konsep
esensial
geografi dan
contoh
terapannya
Obyek studi
geografi
Prinsip
geografi dan
contoh
terapannya
Pendekatan
geografi dan
contoh
terapannya
Aspek
geografi
Fakta
1. Fenomena
alam &
contohnyak
ehidupan
2. Contoh
peristiwa
bencana
gempa
bumi,
tsuna mi,
banjir,
tanah
longsor dll
3. litosfer,
atmosfer,
hidrosfer,
bosfer &
antroposfer
Konsep
1. konsep
Geografi
Mengamati
1. menggali
informasi
membaca buku
ttg
konsep,
prinsip,
pendekatan &
aspek geohrafi
2. Mengamati
peta rupa Bumi
3. mengamati
gambar,
tayangan film
4. mengamati
lingkungan
sekitar
Menanya
1.Diskusi/tanya
jawab tentang
konsep, prisip,
1. Menunjukkan
perilaku
proaktif
dalam
mempelajari
hakekat ilmu
dan peran
geografi
untuk
diterapkan
dlm
memecahkan
masalah
kehidupan
sehari-hari
2. Menunjukkan
perilaku
disiplin dan
tanggungjaw
ab dlm
Observasi:
Melakukan
pengamatan
dan diskusi
Berfikirilmi
ah:.
Kritis,
obyektif,
toleransi
Sikap
individu:
jujur,
kerjasama,
keuletan
dan
keseriusan
dlm
mengerjaka
n tugas
1. menjelas kan
penger tian dan
ruang lngkup
geografi
2. menjelaskan 10
konsep dasar
geografi & pene
rapannya
3. membeda kan
prinsip geografi
dan penerapan
nya
4. membedakan
obyek for mal
dan ob yek
fungsio nal
geografi
5. menjelaskan
pendekatan/met
ode geografi&
pene rapannya
6. membedakan
aspek fisik dan
Tugas/aspek
yang dinilai
1. merumus
kan: ruang
lingkup
geografi,
konsep,
prinsip,
pendekatan
dan aspek
geografi
2. mengerja
kan tugas
PR:
kebenaran,
kelengkapan
& ketepatan
Tes
UH:uraian
UTS: PG
UAS: PG
1.menerap
kan konsep,
prinsip,
pendekatan
dan aspek
geografi
dalam
kehidupan
sehari-hari
2.presentasi
Hasil pene
rapan
konsep.
Prinsip
pendekatan
dan aspek
Observasi
Aspek yg
dinilai:
Ketelitian
kerjasama
berfikir
ilmiah
Penyajian
hasil
penerapan
1. rasio
nal
2.
3. .…
Portofolio
1. ……,
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
2. ….,
3.4 Menyajikan
contoh
penerapan
pengetahuan
dasar
geografi
pada
kehidupan
sehari-hari
dalam
bentuk
tulisan.
40
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
dari bebera
pa
ahli/smb
2. sepuluh
konse dasar
geografi
Prinsip
1. distribusi
interrelasid
eskripsikoro
logi
2. pendekatan
keruangan,
ekologi dan
kompleks
wilayah
Prosedur
Pendekatan,
aspek, geografi
2.Diskusi/tanya
jawab tentang
fenomena fisik
dan non fisik
pada peta
topografi
3.Diskusi/tanyajaw
ab hasil
observasi
lingkungan
sekolah
4.Diskusi/tanya
jawab hasil
tayangan
gambar/film
Mencoba
1. Merangkai
penger tian dan
ruang lingkup
geografi
2. mengajukan
contoh
penerapan
konsep, prisip
& pendekatan
geografi
berdasarkan
peta, gambar
dan tayangan
film
3. memberi
contoh
melakukan
obsevasi
3. Menunjukan
pro aktif dan
responsif
dalam diskusi
sosial geografi
dan pe
nerapannya
7. menjelaskan
cabang ilmu
geografi dan
9lmu bantu
geografi
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
41
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
fenomena
sbagai bukti
berlakunya
konsep,
prinsip,
pendekatan,
aspek geografi,
dalam kehidu
pan sehari-
hari.
Mengasosiasi
1. menentukan
konsep geografi
yang sesuai
dengan tayangan
gambar/video
klip
2. menghubungkan
prinsip-prinsip
geografi dan
obyek studi
geografi dengan
contoh
fenomena dalam
kehidupan
sehari-hari
3.Menganalisis
hubungan antara
objek dengan
objek-lainnya di
muka bumi
4.Menyimpulkan
hasil eksplorasi
tentang konsep,
42
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
prinsip, dan
pendekatan
geografi
5. mengaitkan
aspek fisik dan
sosial yang telah
diamati dengan
disiplin ilmu
pengetahuan
yang membahas
aspek tersebut.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik
mengomunikasi
kan hasil
diskusi klp,
/analisis dalam
bentuk
presentasi yang
dilengkapi
dengan
gambar/peta
3.2 Menganalisis
langkah-
langkah
penelitian
geografi
terhadap
fenomena
geosfera.
4.2 Menyajikan
contoh
Sifat studi
geografi
Pendekatan
analisis studi
geografi
Metode
analisis
Geografi
Teknik
pengumpulan
Fakta
1. Ruang
lingkup
studi
geografi
(5W+1H)
Konsep
1. Desain
penelitian
geografi
Mengamati:
Peserta didik
ditugasi
mengamati
sejumlah
laporan kajian
geografi atau
diminta untuk
membaca
artikel dari
jurnal
1. Menunjukkan
sikap positif
dalam
mempelajari
sifat studi
geografi
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
dlm
Observasi:
Melakukan
pengamatan
dan diskusi
Berfikirilmi
ah:.
Kritis,
obyektif,
toleransi
1. Menjelaskan
pengertian
penelitian
2. Mendesktrip
sikan 5 unsur
penelitian
(ilmiah.
Penemuan,
pengembangan,
menguji
kebenaran,
Tugas/aspek
yang dinilai
1. merumus
kan: ruang
lingkup studi
geografi,
pendekatan,
metode
analisis, dan
pengumpulan
data geografi
1. melaku
kan obser
vasi,
wawancara,
dokumentasi
lapangan
2. presen
tasi hasil
Penelitian
geografi
Observasi
Aspek yg
dinilai:
ketelitian
kerjasama
berfikir
ilmiah
Penyajian
hasil
penelitian
43
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
penerapan
langkah
-langkah
penelitian
geografi
dalam
bentuk
laporan
observasi
lapangan.
data geografi
Teknik
analisis data
geografi
Publikasi
hasil
penelitian
geografi
(judul,
masalah,
tujuan,
hipotesis,
populasi
sampel
Prinsip
1. Pendekatan
& Metode
analisis
geografi
2. Teknik
pengumpu
lan data
3. Teknik
analisis
data
Prosedural
1. Menentuka
n obyek
penelitian
2. Mengajuka
n hipotesis
3. Mengumpul
kan data/
informasi
4. Mengolah
data
5. Mengambil
kesimpulan
6. Publikasi
hasil
penelitian
geografi.
Peserta didik
ditugasi
membaca buku
tentang metode
penelitian
geografi untuk
memahami sifat
studi,
pendekatan,
metode analisis,
teknik
pengumpulan
data, dan teknik
analisis data
geografi, serta
publikasi hasil
penelitian
geografi
Menanya
Peserta didik
diminta untuk
membuat
sejumlah
pertanyaan yang
ingin
diketahuinya
setelah
membaca
laporan kajian
geografi,
artikel, atau
buku tentang
metode
memecahka
n masalah
kehidupan
sehari-hari
dengan
pendekatan
dan analisis
geografi
3. Menunjukkan
perilaku
disiplin,
keteliti an,
jujur dan
tanggungjaw
ab dlm
melakukan
penelitian
geografi
4. Menunjukan
proaktif dan
responsif ,
menerima
dan
menghargai
dalam diskusi
Sikap
individu:
jujur,
kerjasama,
ketelitian,
tanggung
jawab dlm
mengerjaka
n tugas
pemecahan
masalah)
3. Menjelaskan
ruang ling kup
peneli tian
geografi
4. Mencontohkan
pendekatan
keruangan,
analisis ekologi
dan kompleks
wilayah
5. Menerapkan
model analisis
keruangan,
analisis ekologi
dan analisis
wilayah
6. Mempraktekkan
teknik pengum
pulan data
observasi,
wawancara,
angket,
dokumentasi,
penginderaan
jauh
7. Mengolah data
dengan editing,
coding, tabulasi
8. Mencontohkan
metode analisis
statistik,
deskriptif,
penginderaan
2. mengerja
kan tugas
PR:
kebenaran,
kelengkapan
& ketepatan
Tes
UH:uraian
UTS: PG
UAS: PG
1. rasio
nal
2.
3. .…
Portofolio
1. ……,
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
2. ….,
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
44
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
penelitian
geografi, atau
Setiap peserta
didik
menentukan
topik penelitian
tentang suatu
objek atau
masalah
geografi.
Berdasarkan
topik tersebut,
peserta didik
mengajukan
sejumlah
pertanyaan
tentang
langkah-langkah
yang harus
dilakukan dalam
penelitiannya
Mengeksplorasi:
peserta didik
secara
berkelompok
merencanakan
suatu kegiatan
penelitian yang
bersifat
geografi. Setiap
langkah
penelitian
dideskripsikan
dengan cermat,
jauh dan
komputer
9. Mendesain
penyajian data
secara visual
10.Menyajikan
hasil penelitian
geografi
45
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
atau
setiap kelompok
menelaah
laporan
penelitian
geografi dan
melaporkannya
dalam bentuk
tabel dua
kolom. Kolom
pertama berisi
komponen
langkah-langkah
penelitian dan
kolom kedua
berisi deskripsi
tentang hasil
telaahannya,
atau
secara
kelompok,
peserta didik
mencoba
melakukan
penelitian
geografi secara
sederhana
dengan langkah-
langkah
penelitian yang
benar.
Mengasosiasi
Peserta didik
diminta untuk
46
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
membuat
kesimpulan
tentang
pentingnya
penelitian
geografi yang
dilakukan
dengan langkah-
langkah yang
sistematis. Atau
Peserta didik
ditugasi untuk
membuat
hubungan antar
komponen
penelitian
sehingga
diperoleh
wawasan
tentang
pentingnya
penelitian
dalam
mengembangkan
suatu ilmu
Mengomunikasika
n
Peserta didik
diminta untuk
melaporkan
hasil kajian
geografi dalam
forum diskusi
kelas, atau
47
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
Peserta didik
diminta untuk
membuat
sebuah artikel
atau ringkasan
laporan hasil
penelitian yang
dipublikasi
melalui majalah
dinding atau
diunggah di
media internet
atau
Peserta didik
diminta untuk
melaporkan
hasil telaahan
naskah laporan
penelitian
geografi dalam
bentuk narasi
yang disajikan
dalam diskusi
atau diunggah di
internet.
3.5 Menganalisis
dinamika
planet bumi
sebagai
ruang
kehidupan.
4.3 Mengolah
MENGENAL
BUMI
Teori
penciptaan
planet bumi.
Fakta
1. Jagad
araya
galaksi,
bintang,
matahari
planet
2. Satelit
Mengamati:
Peserta didik
ditugasi
membaca buku
teks pelajaran
dan sumber
lainnya (majalah
1. Menunjukkan
sikap positif
dalam
mempelajari
penciptaan
alam raya
Observasi:
Melakukan
pengamatan
dan diskusi
Berfikirilmi
ah:.
Kritis,
1. Menjelaskan
jagad raya,
galaksi, bintang
& planet
2. Menjelaskan
satelit, komet,
asteroid,
meteor
Tugas/aspek
yang dinilai
1. merumus
kan: benda-
benda langit,
teori pembe
ntukan bumi,
rotasi/
1.menghi
tung gerak
rotasi dan
gerak revo
lusi bumi
2.presentasi
Hasil
diskusi
Observasi
Aspek yg
dinilai:
Ketelitian
kerjasama
berfikir
ilmiah
48
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
informasi
dinamika planet
bumi sebagai
ruang kehidupan
dan
menyajikannya
dalam bentuk
narasi dan
gambar ilustrasi
Gerak rotasi
dan revolusi
bumi
Karakteristik
lapisan bumi
dan perge
seran benua
Kala geologi
dan sejarah
kehidupan
Kelayakan
planet bumi
untuk
kehidupan.
asteroid
Meteror,
komet
3. Lapisan
bumi
4. Bumi sgb
tempat
tinggal
manusia
Konsep
1. Teori
nebula,
pasang
surut,
bintang
kembar,
planetisima
protop
lanet,
2. Kala
geologi
Prinsip
1. Gerak
rotasi bumi
2. Gerak
revolusi
bumi
Prosedural
1. Pergeseran
lempeng
benua
2. Kala
dan internet)
yang memuat
gambar dan
ilustrasi teori
penciptaan
planet bumi,
gerak rotasi dan
revolusi bumi,
karakteristik
perlapisan bumi,
pergeseran
benua, kala
geologi dan
sejarah
kehidupan,
serta kelayakan
planet bumi
untuk
kehidupan; atau
Peserta didik
diminta untuk
menyaksikan
tayangan audio
visual tentang
planet bumi.
Menanya:
Peserta didik
diminta
mengajukan
pertanyaan yang
menarik
minatnya
tentang teori
penciptaan
2. Menunjukkan
sikap ilmiah
dlm memba
has teori
penciptaan
jagad raya
3. Menunjukkan
perilaku
disiplin,
keteliti an,
jujur dan
tanggungjaw
ab dlm
mempelajari
gerak rotasi
& revolusi
bumi
4. Menunjukan
proaktif dan
responsif ,
menerima
dan
menghargai
dalam diskusi
tentang bumi
sbg tempat
tinggal
manusia
obyektif,
toleransi
Sikap
individu:
jujur,
kerjasama,
ketelitian,
tanggung
jawab dlm
mengerjaka
n tugas
3. Mendeskripsikan
teori terbentuk
nya jagad raya
4. Membedakan
teori terbentuk
nya planet
5. Mengidentifikasi
gerak rotasi dan
dampaknya bagi
kehidupan
6. Mengidentifikasi
gerak revolusi
dan dampaknya
bagi kehidupan
7. Mendeskripsikan
karakteristik
lapisan bumi
8. Menganalisis
pergerakan
lempeng benua
9. Mendeskripsikan
teori tektonik
lempeng & teori
apungan benua
10. Menjelaskan
pembagian kala
geologi
11. Mendeskripsi
kan sejarah
kehidupan di
muka bumi
12. Menganalisis
faktor-faktor
pendukung
kehidupan di
revolusi
bumi,
karakteristik
lapisan
bumi, kala
geologi dan
bumi sbg
tempat
tinggal
2. mengerja
kan tugas
PR:
kebenaran,
kelengkapan
& ketepatan
Tes
UH:uraian
UTS: PG
UAS: PG
kelompok Penyajian
hasil
diskusi klp
1. rasio
nal
2.
3. .…
Portofolio
1. ……,
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
2. ….,
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
49
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
geologi
3. Sejarah
kehidupan
planet bumi,
dampak gerak
rotasi dan
revolusi bumi,
karakteristik
perlapisan bumi,
teori pergeseran
benua, dan kala
geologi, serta
sejarah
kehidupan,
atau
Peserta didik
mengajukan
pertanyaan
setelah
menyaksikan
tayangan audio
visual tentang
planet bumi
baik perorangan
maupun
kelompok.
Mengeksplorasi:
Peserta didik
diminta untuk
membandingkan
teori-teori
penciptaan
planetbumi,
Peserta didik
diminta untuk
memeragakan
gerak rotasi dan
revolusi bumi
muka bumi
13. Mengevaluasi
kelayakan bumi
sebagai tempat
tinggal
50
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
melalui media
globe dan
berdiskusi
tentang
pengaruh
gerakan planet
bumi terhadap
kehidupan,
Secara
berkelompok,
peserta didik
berdiskusi atau
diminta untuk
mengumpulkand
ata tentang
karakteristik
pelapisan bumi,
pergeseran
benua, kala
geografi, dan
sejarah
kehidupan
Peserta didik
diminta untuk
mengidentifikasi
kriteria
lingkungan
hidup yang
mendukung
kehidupan di
planet bumi
dibandingkan
dengan planet
lainnya
51
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
Mengasosiasi:
Peserta didik
diminta untuk
memberi contoh
data yang
diperoleh dari
referensi untuk
mendapatkan
kesimpulan
tentang teori
penciptaan
planet bumi,
karakteristik
perlapisan bumi,
dan sejarah
kehidupan serta
kelayakan
planet bumi
untuk
kehidupan.
Peserta didik
diminta untuk
membuat
kesimpulan
tentang
pengaruh rotasi
dan revolusi
bumi terhadap
kehidupan di
muka bumi
Peserta didik
diminta untuk
menghubungkan
teori
pergeseran
52
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
benua dengan
pembentukan
daratan dan
samudera
Mengomunikasika
n:
Peserta didik
diminta untuk
membuat
laporan hasil
analisisnya
dalam bentuk
tulisan mapun
lisan yang
dilengkapi
dengan gambar
dan ilustrasi
yang
disampaikan
dalam forum
diskusi atau
diunggah di
internet, atau
Peserta didik
diminta
membuat
animasi
sederhana atau
audio visual
tentang materi
mengenal bumi.
(Untuk
memotivasi
belajar, animasi
53
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Materi
Pembelajaran
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
dan video dapat
dilombakan.. )
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.4.
Menganalisis
hubungan
antara manusia
dengan
lingkungan
sebagai akibat
dari dinamika
litosfera.
Hubungan
manusia dan
lingkungan akibat
dinamika lithosfer
1. Aktivitas
manusia
dalam
pemanfaatan
batuan
penyusun
litosfera
2. Pengaruh
tektonisme
terhadap
kehidupan
3. Pengaruh
vulkanisme
terhadap
kehidupan
4. Pengaruh
seisme
terhadap
kehidupan
Fakta
1. Bentuk
muka
bumi
2. Jenis
batuan
3. Peristiwa
gunung
api
4. Peristiwa
gempa
bumi
5. Peristiwa
tsunami
Konsep
1. Batuan
2. Litosfer
3.
tektonosme
4. seisme
5.
vulkanisme
6. pedosfer
Prinsip/prose
dur
Mengamati:
Membaca buku
teks dan sumber
lainnya yang
membahas
aktivitas manusia
dalam
pemanfaatan
batuan penyusun
litosfera.
Mengkaji berbagai
sumber tentang
pengaruh
tektonisme,
vulkanisme,
seisme, dan
proses eksogen
terhadap
kehidupan
Menganalisis
pembentukan
tanah dan
pemanfaatannya.
Menyaksikan
1.Menghayati
keberadaan
dirinya
sebagai
makhluk
Tuhan yang
dapat berfikir
ilmiah dan
mampu
meneliti
tentang
lingkungannya
.
2.
Menunjukkan
sikap ilmiah
dalam
mengkaji
berbagai
sumber.
3.Menunjukka
n perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
Observasi:
1.Melihat
2.Memperhat
i
kan
3. Presentasi
kelompok
Sikap
individu:
1.Kejujuran
2. Ketelitian
3. Kejujuran
Sikap ilmiah:
1.Kritis
2.Objektif,
dan
3. Toleran
1. menggam
barkan siklus
batuan
2. mengiden
tifikasi jenis-jenis
batuan
3. menjelas kan
peman faatan batu
an penyusun
litosfera dlm
bentuk nara si,
tabel, ba gan,
grafik, gambar
4, membe dakan
tena ga pemben
tuk muka bumi
(endo gen & eksog
en)
5.memodelkan
proses terjadinya
gempa bumi
6. membuat peta
perse baran gempa
bumi
7. mempre diksi
terjadi nya tsunami
Projek:
Peserta didik
diberi tugas
membuat
bagan siklus
batuan,
mebuat
klasifikasi
batuan dan
tgs pyoyek
pemnafaat
batuan
penyusun
litosfer
Observasi :
mengamati
kegiatan
membuat
bagai tenaga
pembentuk
muka bumi,
model proses
terjadinya
gempa bumi,
peta gempa
bumi
1. Membuat
catatan
hasil
membac
a
berbaga
i
sumber
2. Menyaji
dan
mengola
h data
penguku
ran
3. Mempres
entasika
n
pengeta
huan
dan
keteram
pilan.
4. Membuat
laporan
tertulis
hasil
Kinerja:
1.Present
asi
kelompo
k:
Penguas
aan Isi
Teknik
Bertanya
/
menjaw
ab
Metode
penyajia
n
4.4.Menyajikan
hasil analisis
hubungan
antara manusia
dengan
lingkungannya
sebagai
pengaruh
dinamika
litosfera dalam
bentuk narasi,
tabel, bagan,
grafik, gambar
ilustrasi, dan
atau peta
konsep.
54
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
5. Pengaruh
proses
eksogen
terhadap
kehidupan
6. Pembentukan
tanah dan
pemanfaatann
ya.
1. pemanfaa
tan
batuan
2. Gerak
arus
konveksi
3. Konservas
i tanah
Prosedur
1. Siklus
batuan
2.
Pergerakan
Tektonik
lempeng
3.proses
terjadinya,
gempa,
erupsi, &
tsunami
pemutaran video
atau chart
tentang dinamika
litosfer
(tektonisme,
vulkanisme,
seisme, dan
proses eksogen)
Membuat kliping
yang dipajang di
kelas sehingga
masing-masing
peserta didik
dapat bertukar
informasi tentang
dinamika litosfer.
Menanya
1. Membuat
pertanyaan
tentang lithosfer
dan
pemanfaatannya
bagi manusia
2. Membuat
pertanyaan
Apakah erosi
dapat
menimbulkan
kemiskinan bagi
para pertani di
daerah tersebut ?
3. Diskusi kelas
melaksanakan,
disiplin dan
tanggung
jawab
8. menerap kan
hukum laska
9.menjelaskan
terbentuk nya
gunung api
10.mengidentifikasi
bahan yang keluar
dari hasil erupsi
11.menggambarkan
tipe-tipe letusan
gurung api
12.menggambarkan
intrusi magma
13. mengana lisis
penga ruh tipe
letusan gunung api
14. mengana lisis
penga ruh vulkanis
me terhadap
kehidupan
15.mengidentifikasi
terjadinya
pelapukan, erosi
dan sedimentasi
16.mendeskripsika
n dam pak yang
ditimbulkan oleh
pelapu kan, erosi &
sedimentasi bagi
kehidu pan
17. Menganali sis
faktor pembentu
&proses
terjadinya
tsunami
Portofolio:
menilai
karya
peserta didik
berupa
laporan,
kliping
koran, bahan
yang
disampaikan
dalam forum
diskusi,
tulisan yang
diupload di
internet, dan
lain-lain.
Tes:
menilai
pemahaman
peserta didik
dalam
penguasaan
materi
tentang
keterkaitan
antara
kehidupan
manusia dan
lingkunganny
55
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
tentang: hubungan
antara manusia
dengan lingkungan
sebagai akibat dari
dinamika
litosfera.
Mencoba
1. Mencari
informasi atau
bahan terkait
dengan proses
tektonisme,
vulkanisme,
seisme, dan tenaga
eksogen, atau
2. Diskusi untuk
mengidentifikasi
contoh fenomena
alam sebagai
pengaruh proses
tektonisme,
vulkanisme,
seisme, dan tenaga
eksogen terhadap
kehidupan makhluk
hidup
Mengasosiasi :
1. Menganalisis
keterkaitan
fenomena nyata di
lingkungan sekitar
kan tanah
18.meng
gam barkan prfil
horison tanah
19.mengi
Dentifikasi jenis
dan persebaran
tanah di indoneisa
20.menganaljenis
dan upaya penga
wetan tanah
a sebagai
akibat
dinamika
litosfer.
Bentuk tes
dapat berupa
pilihan ganda
atau tes
uraian,
Tugas 1. …,
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
Tugas 2. …,
aspek:
1. ….
2. ….
3. .…
Tes
UH …..
UTS ….
56
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
sehingga konsep
dan teori tersebut
menjadi lebih
bermakna dan
memperkaya
wawasan.
2. Memberi
contoh bahwa
aktivitas manusia
dipengaruhi oleh
gejala litosfera
(proses
tektonisme,
vulkanisme,
seisme, dan tenaga
eksogen).
Mengomunikasikan
1. Membuat laporan
tertulis
2. Mempresentasika
n data hasil
kajian kelompok
3.5. Menganalisis
hubungan
antara
manusia
dengan
lingkungan
sebagai akibat
dari dinamika
atmosfera.
HUBUNGAN
MANUSIA DAN
LINGKUNGAN
AKIBAT
Fakta:
1.lapisan
atmosfer
2.data
cuaca/iklim
Konsep:
1. Suhu,
2. tekanan,
Mengamati:
1. Peserta didik
ditugasi
mengamati
sejumlah laporan
kajian geografi
atau diminta
untuk membaca
artikel dari
1.Menghayati
keberadaan
dirinya
sebagai
makhluk
Tuhan yang
dapat berfikir
ilmiah dan
mampu
Observasi:
1.Melihat
2.Memperhat
i
kan
3. Presentasi
kelompok
Sikap
1. Mengidenti
fikasi ka
rakteristik &
manfaat setiap
lapisan atmosfer
2. Menjelas
kan perbe daan
cua ca dan iklim
3. Mendeskrip
Proyek:
Peserta didik
diberi tugas
untuk
mengukur
curah hujan
atau
kecepatan
angin
1. Membuat
catatan
hasil
membac
a
berbaga
i
sumber
2. Menyaji
Kinerja:
Presenta
si
kelompo
k:
Penguas
57
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
4.5.Menyajikan
hasil analisis
hubungan
antara manusia
dengan
lingkungannya
sebagai
pengaruh
dinamika
atmosfera
dalam bentuk
narasi, tabel,
bagan, grafik,
gambar
ilustrasi, dan
atau peta
konsep
DINAMIKA
ATMOSFERA
Lapisan
atmosfera dan
manfaatnya
bagi
kehidupan
Cuaca dan
iklim serta
pengukuranny
a
Klasifikasi tipe
iklim dan cara
menentukann
ya
Karakteristik
iklim di
Indonesia dan
pengaruhnya
terhadap
usaha
pertanian dan
aktifitas
manusia
lainnya.
Dampak
perubahan
iklim global
Kajian
tentang iklim
dan
3. kelembap
an,
4. angin,
5. awan,
6. hujan
Prinsip :
1. klasifikasi
iklim
2. Persebara
n
iklim
di
Indonesia
dan
Dunia
3. perubaha
n
iklim
global
4. pemanfaa
tan
iklim
Prosedur :
1.pengumpul
an &
perhitungan
data cuaca
dan iklim
jurnal geografi.
2. Peserta didik
ditugasi
membaca buku
tentang metode
penelitian
geografi untuk
memahami sifat
studi,
pendekatan,
metode analisis,
teknik
pengumpulan
data, dan teknik
analisis data
geografi, serta
publikasi hasil
penelitian
geografi
Menanya
3. Peserta didik
diminta untuk
membuat
sejumlah
pertanyaan yang
ingin
diketahuinya
setelah membaca
laporan kajian
geografi, artikel,
atau buku
tentang metode
penelitian
meneliti
tentang
lingkungannya
2.
Menunjukkan
sikap ilmiah
dalam
mengkaji
berbagai
sumber.
3.Menunjukka
n perilaku dan
sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanakan,
disiplin dan
tanggung
jawab
individu:
1.Kejujuran
2. Ketelitian
3. Kejujuran
Sikap ilmiah:
1.Kritis
2.Objektif,
dan
3. Toleran
sikan un sur-
unsur cuaca dan
iklim
4. Mengukur
aspek cuaca dan
iklim dgn tepat
5. Menentu
kan klasi fikasi
klim suatu
wilayah
6. Mengklasifi
kasi iklim di
Indonesia
menurut ahli
klimatolo gi
7. Menganalisi
s pola curah
hujan di
Indoensia
8. Jenis tana
man yang sesuai
dgn iklmi di
Indonesia
9. Menganalisi
s faktor-faktor yg
mempengaruhi
perubahan iklim
global
10. Menyimpulkan
dampak
perubahan iklim
global
11. Menganalisis
manfaat iklim
Observasi:
Peserta didik
mengamati
arah angin
dari gerakan
bendera
yang ada di
sekolahnya
dan
mencermati
suhu udara,
kelembaban
dan tekanan
udara
dengan
instrumen
yang
sederhana
Portofolio:
Peserta didik
membuat
kliping
perubahan
iklim global
tentang
Tes:
Menilai
pemahaman
peserta didik
dalam
penguasaan
dan
mengola
h data
penguku
ran
3. Mempres
entasika
n
pengeta
huan
dan
keteram
pilan.
4. Membuat
laporan
tertulis
hasil
penukur
an dan
peneliti
an
aan Isi
Teknik
Bertanya
/
menjaw
ab
Metode
penyajian
58
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
pemanfatanny
a
geografi, atau
4. Setiap peserta
didik
menentukan
topik penelitian
tentang suatu
objek atau
masalah
geografi.
Berdasarkan
topik tersebut,
peserta didik
mengajukan
sejumlah
pertanyaan
tentang langkah-
langkah yang
harus dilakukan
dalam
penelitiannya
Mengeksplorasi:
5. peserta didik
secara
berkelompok
merencanakan
suatu kegiatan
penelitian yang
bersifat geografi.
Setiap langkah
penelitian
dideskripsikan
dengan cermat,
atau
untuk kehidupan. materi
tentang
konsep cuaca
dan iklim,
pengaruh
iklim
terhadap
usaha
pertanian
dan aktivitas
manusia,
klasifikasi
iklim
manfaat
iklim .
Bentuk tes:
dapat berupa
pilihan ganda
atau tes
uraian,
59
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
setiap kelompok
menelaah laporan
penelitian
geografi dan
melaporkannya
dalam bentuk
tabel dua kolom.
Kolom pertama
berisi komponen
langkah-langkah
penelitian dan
kolom kedua
berisi deskripsi
tentang hasil
telaahannya, atau
secara kelompok,
peserta didik
mencoba
melakukan
penelitian
geografi secara
sederhana dengan
langkah-langkah
penelitian yang
benar.
Mengasosiasi
Peserta didik
diminta untuk
membuat
kesimpulan
tentang
pentingnya
penelitian
60
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Materi
Pembelajara
n
Alternatif
Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
geografi yang
dilakukan dengan
langkah-langkah
yang sistematis.
atau
Peserta didik
ditugasi untuk
membuat
hubungan antar
komponen
penelitian
sehingga
diperoleh
wawasan tentang
pentingnya
penelitian dalam
mengembangkan
suatu ilmu.
Mengomunikasik
an
10.Peserta didik
diminta untuk
melaporkan hasil
kajian geografi
dalam forum
diskusi kelas,
atau
11.Peserta didik
diminta untuk
membuat sebuah
artikel atau
ringkasan laporan
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran Kompetensi

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingMgs Zulfikar Rasyidi
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan SanitasiJoy Irman
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISbramantiyo marjuki
 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS BrantasPola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS BrantasDe Dwi Saptarahadi
 
Mekanisme transportasi sedimen
Mekanisme transportasi sedimenMekanisme transportasi sedimen
Mekanisme transportasi sedimenNurIsniati
 
Metode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMetode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMuhammad Hanif
 
Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)
Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)
Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)Joy Irman
 
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatPengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatJoy Irman
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Nurul Afdal Haris
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Krisna Indah Puspitasari
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karstnur wulan
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaBagus ardian
 

La actualidad más candente (20)

Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Sni 4691 1998
Sni 4691 1998Sni 4691 1998
Sni 4691 1998
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
 
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 :  Alat-Alat PemetaanBab 10 :  Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGIS
 
Modul gps Garmin oregon 550
Modul gps Garmin oregon 550Modul gps Garmin oregon 550
Modul gps Garmin oregon 550
 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS BrantasPola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
 
Mekanisme transportasi sedimen
Mekanisme transportasi sedimenMekanisme transportasi sedimen
Mekanisme transportasi sedimen
 
Metode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMetode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa Wilayah
 
Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)
Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)
Sewerage System (Sistem Perpipaan Air Limbah)
 
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatPengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karst
 
Kontrak perkuliahan
Kontrak perkuliahanKontrak perkuliahan
Kontrak perkuliahan
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Study kasus
Study kasusStudy kasus
Study kasus
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
 

Similar a Pembelajaran Kompetensi

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomiSofyan Saputra
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakaryaSofyan Saputra
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahAbdul Jamil
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimiatanialisa008
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiAbdul Jamil
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaTharita Hermawan
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaAbdul Jamil
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaIbnu Fajar
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisAbdul Jamil
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggrisSofyan Saputra
 

Similar a Pembelajaran Kompetensi (20)

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
Buku kur 13
Buku kur 13Buku kur 13
Buku kur 13
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
 

Más de Sofyan Saputra

9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaSofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)Sofyan Saputra
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologiSofyan Saputra
 
Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012
Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012
Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012Sofyan Saputra
 
Analisiskonteks-110710230254-phpapp01
Analisiskonteks-110710230254-phpapp01Analisiskonteks-110710230254-phpapp01
Analisiskonteks-110710230254-phpapp01Sofyan Saputra
 
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikanSofyan Saputra
 
8. pp 46 thn_2011_penilaian_pns
8. pp 46 thn_2011_penilaian_pns8. pp 46 thn_2011_penilaian_pns
8. pp 46 thn_2011_penilaian_pnsSofyan Saputra
 
7. perka bkn no 1 tahun 2013
7. perka bkn no 1 tahun 20137. perka bkn no 1 tahun 2013
7. perka bkn no 1 tahun 2013Sofyan Saputra
 
6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguru
6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguru6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguru
6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguruSofyan Saputra
 

Más de Sofyan Saputra (20)

9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
Perpres2014 002
Perpres2014 002Perpres2014 002
Perpres2014 002
 
Permenpan2014 041
Permenpan2014 041Permenpan2014 041
Permenpan2014 041
 
Permenpan2013 045
Permenpan2013 045Permenpan2013 045
Permenpan2013 045
 
Permenpan2013 042
Permenpan2013 042Permenpan2013 042
Permenpan2013 042
 
Permenpan2013 035
Permenpan2013 035Permenpan2013 035
Permenpan2013 035
 
Permenpan2013 033
Permenpan2013 033Permenpan2013 033
Permenpan2013 033
 
Perpres2014 001
Perpres2014 001Perpres2014 001
Perpres2014 001
 
Overview pk guru
Overview pk guruOverview pk guru
Overview pk guru
 
Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012
Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012
Overview penilaian kinerja kepala sekolah 29 mei 2012
 
Analisiskonteks-110710230254-phpapp01
Analisiskonteks-110710230254-phpapp01Analisiskonteks-110710230254-phpapp01
Analisiskonteks-110710230254-phpapp01
 
Mendiknasp2009 10
Mendiknasp2009 10Mendiknasp2009 10
Mendiknasp2009 10
 
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
 
8. pp 46 thn_2011_penilaian_pns
8. pp 46 thn_2011_penilaian_pns8. pp 46 thn_2011_penilaian_pns
8. pp 46 thn_2011_penilaian_pns
 
7. perka bkn no 1 tahun 2013
7. perka bkn no 1 tahun 20137. perka bkn no 1 tahun 2013
7. perka bkn no 1 tahun 2013
 
6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguru
6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguru6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguru
6. draff perubahanpp no74tahun2008tentangguru
 
5. pp 74 tahun_2008
5. pp 74 tahun_20085. pp 74 tahun_2008
5. pp 74 tahun_2008
 
4. pp no74th2008
4. pp no74th20084. pp no74th2008
4. pp no74th2008
 

Último

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 

Último (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

Pembelajaran Kompetensi

  • 1. i KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
  • 2. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I ii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ............................................ 2. Tujuan.......................................................... 3. Ruang Lingkup............................................. 4. Landasan Hukum....... ................................. 1 2 3 3 BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI 1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. 2. Penilaian Autentik........................................ 5 22 BAB III ANALISIS KOMPETENSI BAB IV 1. Prosedur Analisis.. ......................................... 2. Hasil Analisis Kompetensi.............................. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 30 36 72 74
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
  • 4. 2 Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar 1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran 2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian autentik
  • 5. 3 C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi; 3. Penilaian autentik; dan 4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus
  • 6. 4 BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima,menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuandiperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satu- satunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
  • 7. 5 yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
  • 8. 6 pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). 1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science) Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
  • 9. 7 selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah. Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah- langkah pokok: a) Mengamati b) Menanya c) Menalar d) Mencoba e) Membentuk jejaring Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta- fakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode ilmiah. Prosespembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
  • 10. 8 ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
  • 11. 9 1) Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh: Proses terbentuknya negara interaksi sosial Situs sejarah Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
  • 12. 10 yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. 2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya: Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
  • 13. 11 Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendah  Pengetahuan (knowledge)  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...  Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan...  Berilah nama...  Dll.  Pemahaman (comprehension)  Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...  Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh...
  • 14. 12 Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih tinggi  Analisis (analysis)  Analisislah...  Kemukakan bukti-bukti…  Mengapa…  Identifikasikan…  Tunjukkanlah sebabnya…  Berilah alasan-alasan…  Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…  Bentuk…  Ciptakanlah…  Susunlah…  Rancanglah...  Tulislah…  Bagaimanakita dapat memecahkan…  Apa yang terjadi seaindainya…  Bagaimana kita dapat memperbaiki…  Kembangkan…  Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…  Alternatif mana yang lebih baik…  Setujukah anda…  Kritiklah…  Berilah alasan…  Nilailah…  Bandingkan…  Bedakanlah…
  • 15. 13 3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 3.1 Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian- bagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh: Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern.
  • 16. 14 Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara. Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi. Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan. Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya. 3.2 Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan Contoh:
  • 17. 15 Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar. Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai. Contoh: Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah. 3.3 Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.
  • 18. 16 Contoh: Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah). Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang (mapel Ekonomi). Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh (Mata pelajaran Sejarah): Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro. Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang. Contoh (Mata pelajaranEkonomi) Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi. Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal.
  • 19. 17 Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebab- akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. 3.4 Mencoba/mengeksplorasi Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna. Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
  • 20. 18 pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. 3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
  • 21. 19 Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori 3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini: JP = Jigsaw Proscedure. Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok. STAD = Student Team Achievement Divisions.
  • 22. 20 Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik CI = Complex Instruction Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. TAI = Team Accelerated Instruction. Metodeini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal- soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
  • 23. 21 tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. LT = Learning Together. Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. GI = Group Investigation. Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.
  • 24. 22 CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai media. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:(1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
  • 25. 23 keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.
  • 26. 24 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik
  • 27. 25 • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab- akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
  • 28. 26 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
  • 29. 27 Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
  • 30. 28 daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
  • 31. 29 Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
  • 32. 30 BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
  • 33. 31 Kompetensi Deskripsi Kompetensi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut. Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut 1. Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini.
  • 34. 32 Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1 Memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari. 4.1. Menyajikan contoh penerapan pengetahuan dasar geografi pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI Ruang lingkup pengetahuan geografi Konsep esensial geografi dan contoh terapannya Obyek studi geografi Prinsip geografi dan contoh terapannya Pendekatan geografi dan contoh terapannya Aspek geografi 2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur 3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. 4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. 5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan 6. Merancang penilaian yang diperlukan Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
  • 35. 33 1. Mengembangkan Materi Pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasidengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkandalam empat kategori, yaitu: a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. Contohnya : fenomena alam, fenomena kehidupan, peristiwa bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dll. b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, interaksi interdependensi, keterkaitan ruang, nilai kegunaan, diferensi area dan pola c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan. Prinsip distribusi, interrelasi, deskripsi, korologi, pendekatan keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah d) Prosedur, merupakan sederetanlangkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran geografi materi yang bersifat prosedural seperti penelitian geografi, keterampilan dasar pete dan pemetaan, analisis keruangan penginderaan jauh, sistem informasi geografi. 2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan Materi Pokok (Silabus) Materi Pembelajaran Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi kan Pembelajaran (Silabus) Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk Penilaian Penillaian (Silabus) Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab
  • 36. 34 a) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentukfakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagainya b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas c) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konseptual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang diperoleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen, tugas projek, atau tugas produk. Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang diperoleh.Pada kegiatan mencoba jenis ke dua merupakan kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan membangun pengetahuan konseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena bukan sekedar membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan mencoba menerapkan dalam situasi baru.Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan. Contoh jenis kedua tersaji dalam lampiran (RPP) d) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah, mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas proyek dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi. e) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa
  • 37. 35 terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang proporsional. Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya.Membuat blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal. 3. Merumuskan indikator pencapaian Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini (1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuandan keterampilan) (2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus (3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya (4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan (5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi (6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta (7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan 4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik) a) Aspek sikap melalui pengamatan,yaitu penilaian diri, penilaian sebaya, jurnal Penilaian sikap melalui pengematan dengan menggunakan lembar pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati.Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya
  • 38. 36 mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “ Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya” dan “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran fisika dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua sikap tersebut (religius dan sosial). Guru fisika perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KD-3 dan KD-4. Contoh lembar pengamatan sikap tersaji dalam lampiran …. Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pneamatan dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa Aktivitas Siswa AspekSikapYang Diamati Diskusi Kelompok Presentasi Eksperimen Tugas Projek Kerjasama Komunikasi Kedisiplinan Ketelitian Kejujuran Kepedulian Tanggungjawab b) Aspek pengetahuan melalui tes tulis, tes lesan, penugasan c) Aspek keterampilan melalui tes praktik, kinerja dan portofolio B. Hasil Analisis Kompetensi . Hasil Pemasangan Kompetensi Dasar Geografi Kelas X Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.2 Memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam 4.1. Menyajikan contoh penerapan pengetahuan dasar geografi pada kehidupan sehari-hari PENGETAHUAN DASAR
  • 39. 37 Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) kehidupan sehari-hari. dalam bentuk tulisan. GEOGRAFI Ruang lingkup pengetahuan geografi Konsep esensial geografi dan contoh terapannya Obyek studi geografi Prinsip geografi dan contoh terapannya Pendekatan geografi dan contoh terapannya Aspek geografi 3.2 Menganalisis langkah- langkah penelitian geografi terhadap fenomena geosfera. 4.2. Menyajikan contoh penerapan langkah-langkah penelitian geografi dalam bentuk laporan observasi lapangan LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI Sifat studi geografi Pendekatan analisis studi geografi Metode analisis Geografi Teknik pengumpulan data geografi Teknik analisis data geografi Publikasi hasil penelitian geografi 3.3. Menganalisis dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan. 4.3. Mengolah informasi dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan dan menyajikannya dalam bentuk narasi dan gambar ilustrasi MENGENAL BUMI Teori penciptaan planet bumi. Gerak rotasi dan revolusi bumi Karakteristik lapisan bumi dan pergeseran benua Kala geologi dan sejarah kehidupan Kelayakan planet bumi untuk kehidupan
  • 40. 38 Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya 1.2. Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara turut memeliharanya 1.3. Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin 1.4. Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.1 Menunjukkan perilaku proaktif dalam mempelajari hakekat ilmu dan peran geografi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 2.2 Menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab sebagai makhluk yang dapat berfikir ilmiah. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan bertanggung jawab terhadap masalah yang ditimbulkan oleh dinamika geosfera 2.4 Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam.
  • 41. 39 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian 3.3 Memahami pengetahua n dasar geo grafi dan terapannya dalam kehi dupan sehari-hari. Ruang lingkup geografi Konsep esensial geografi dan contoh terapannya Obyek studi geografi Prinsip geografi dan contoh terapannya Pendekatan geografi dan contoh terapannya Aspek geografi Fakta 1. Fenomena alam & contohnyak ehidupan 2. Contoh peristiwa bencana gempa bumi, tsuna mi, banjir, tanah longsor dll 3. litosfer, atmosfer, hidrosfer, bosfer & antroposfer Konsep 1. konsep Geografi Mengamati 1. menggali informasi membaca buku ttg konsep, prinsip, pendekatan & aspek geohrafi 2. Mengamati peta rupa Bumi 3. mengamati gambar, tayangan film 4. mengamati lingkungan sekitar Menanya 1.Diskusi/tanya jawab tentang konsep, prisip, 1. Menunjukkan perilaku proaktif dalam mempelajari hakekat ilmu dan peran geografi untuk diterapkan dlm memecahkan masalah kehidupan sehari-hari 2. Menunjukkan perilaku disiplin dan tanggungjaw ab dlm Observasi: Melakukan pengamatan dan diskusi Berfikirilmi ah:. Kritis, obyektif, toleransi Sikap individu: jujur, kerjasama, keuletan dan keseriusan dlm mengerjaka n tugas 1. menjelas kan penger tian dan ruang lngkup geografi 2. menjelaskan 10 konsep dasar geografi & pene rapannya 3. membeda kan prinsip geografi dan penerapan nya 4. membedakan obyek for mal dan ob yek fungsio nal geografi 5. menjelaskan pendekatan/met ode geografi& pene rapannya 6. membedakan aspek fisik dan Tugas/aspek yang dinilai 1. merumus kan: ruang lingkup geografi, konsep, prinsip, pendekatan dan aspek geografi 2. mengerja kan tugas PR: kebenaran, kelengkapan & ketepatan Tes UH:uraian UTS: PG UAS: PG 1.menerap kan konsep, prinsip, pendekatan dan aspek geografi dalam kehidupan sehari-hari 2.presentasi Hasil pene rapan konsep. Prinsip pendekatan dan aspek Observasi Aspek yg dinilai: Ketelitian kerjasama berfikir ilmiah Penyajian hasil penerapan 1. rasio nal 2. 3. .… Portofolio 1. ……, aspek: 1. …. 2. …. 3. .… 2. …., 3.4 Menyajikan contoh penerapan pengetahuan dasar geografi pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan.
  • 42. 40 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian dari bebera pa ahli/smb 2. sepuluh konse dasar geografi Prinsip 1. distribusi interrelasid eskripsikoro logi 2. pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayah Prosedur Pendekatan, aspek, geografi 2.Diskusi/tanya jawab tentang fenomena fisik dan non fisik pada peta topografi 3.Diskusi/tanyajaw ab hasil observasi lingkungan sekolah 4.Diskusi/tanya jawab hasil tayangan gambar/film Mencoba 1. Merangkai penger tian dan ruang lingkup geografi 2. mengajukan contoh penerapan konsep, prisip & pendekatan geografi berdasarkan peta, gambar dan tayangan film 3. memberi contoh melakukan obsevasi 3. Menunjukan pro aktif dan responsif dalam diskusi sosial geografi dan pe nerapannya 7. menjelaskan cabang ilmu geografi dan 9lmu bantu geografi aspek: 1. …. 2. …. 3. .…
  • 43. 41 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian fenomena sbagai bukti berlakunya konsep, prinsip, pendekatan, aspek geografi, dalam kehidu pan sehari- hari. Mengasosiasi 1. menentukan konsep geografi yang sesuai dengan tayangan gambar/video klip 2. menghubungkan prinsip-prinsip geografi dan obyek studi geografi dengan contoh fenomena dalam kehidupan sehari-hari 3.Menganalisis hubungan antara objek dengan objek-lainnya di muka bumi 4.Menyimpulkan hasil eksplorasi tentang konsep,
  • 44. 42 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian prinsip, dan pendekatan geografi 5. mengaitkan aspek fisik dan sosial yang telah diamati dengan disiplin ilmu pengetahuan yang membahas aspek tersebut. Mengomunikasikan 1. Peserta didik mengomunikasi kan hasil diskusi klp, /analisis dalam bentuk presentasi yang dilengkapi dengan gambar/peta 3.2 Menganalisis langkah- langkah penelitian geografi terhadap fenomena geosfera. 4.2 Menyajikan contoh Sifat studi geografi Pendekatan analisis studi geografi Metode analisis Geografi Teknik pengumpulan Fakta 1. Ruang lingkup studi geografi (5W+1H) Konsep 1. Desain penelitian geografi Mengamati: Peserta didik ditugasi mengamati sejumlah laporan kajian geografi atau diminta untuk membaca artikel dari jurnal 1. Menunjukkan sikap positif dalam mempelajari sifat studi geografi 2. Menunjukkan sikap ilmiah dlm Observasi: Melakukan pengamatan dan diskusi Berfikirilmi ah:. Kritis, obyektif, toleransi 1. Menjelaskan pengertian penelitian 2. Mendesktrip sikan 5 unsur penelitian (ilmiah. Penemuan, pengembangan, menguji kebenaran, Tugas/aspek yang dinilai 1. merumus kan: ruang lingkup studi geografi, pendekatan, metode analisis, dan pengumpulan data geografi 1. melaku kan obser vasi, wawancara, dokumentasi lapangan 2. presen tasi hasil Penelitian geografi Observasi Aspek yg dinilai: ketelitian kerjasama berfikir ilmiah Penyajian hasil penelitian
  • 45. 43 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian penerapan langkah -langkah penelitian geografi dalam bentuk laporan observasi lapangan. data geografi Teknik analisis data geografi Publikasi hasil penelitian geografi (judul, masalah, tujuan, hipotesis, populasi sampel Prinsip 1. Pendekatan & Metode analisis geografi 2. Teknik pengumpu lan data 3. Teknik analisis data Prosedural 1. Menentuka n obyek penelitian 2. Mengajuka n hipotesis 3. Mengumpul kan data/ informasi 4. Mengolah data 5. Mengambil kesimpulan 6. Publikasi hasil penelitian geografi. Peserta didik ditugasi membaca buku tentang metode penelitian geografi untuk memahami sifat studi, pendekatan, metode analisis, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data geografi, serta publikasi hasil penelitian geografi Menanya Peserta didik diminta untuk membuat sejumlah pertanyaan yang ingin diketahuinya setelah membaca laporan kajian geografi, artikel, atau buku tentang metode memecahka n masalah kehidupan sehari-hari dengan pendekatan dan analisis geografi 3. Menunjukkan perilaku disiplin, keteliti an, jujur dan tanggungjaw ab dlm melakukan penelitian geografi 4. Menunjukan proaktif dan responsif , menerima dan menghargai dalam diskusi Sikap individu: jujur, kerjasama, ketelitian, tanggung jawab dlm mengerjaka n tugas pemecahan masalah) 3. Menjelaskan ruang ling kup peneli tian geografi 4. Mencontohkan pendekatan keruangan, analisis ekologi dan kompleks wilayah 5. Menerapkan model analisis keruangan, analisis ekologi dan analisis wilayah 6. Mempraktekkan teknik pengum pulan data observasi, wawancara, angket, dokumentasi, penginderaan jauh 7. Mengolah data dengan editing, coding, tabulasi 8. Mencontohkan metode analisis statistik, deskriptif, penginderaan 2. mengerja kan tugas PR: kebenaran, kelengkapan & ketepatan Tes UH:uraian UTS: PG UAS: PG 1. rasio nal 2. 3. .… Portofolio 1. ……, aspek: 1. …. 2. …. 3. .… 2. …., aspek: 1. …. 2. …. 3. .…
  • 46. 44 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian penelitian geografi, atau Setiap peserta didik menentukan topik penelitian tentang suatu objek atau masalah geografi. Berdasarkan topik tersebut, peserta didik mengajukan sejumlah pertanyaan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitiannya Mengeksplorasi: peserta didik secara berkelompok merencanakan suatu kegiatan penelitian yang bersifat geografi. Setiap langkah penelitian dideskripsikan dengan cermat, jauh dan komputer 9. Mendesain penyajian data secara visual 10.Menyajikan hasil penelitian geografi
  • 47. 45 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian atau setiap kelompok menelaah laporan penelitian geografi dan melaporkannya dalam bentuk tabel dua kolom. Kolom pertama berisi komponen langkah-langkah penelitian dan kolom kedua berisi deskripsi tentang hasil telaahannya, atau secara kelompok, peserta didik mencoba melakukan penelitian geografi secara sederhana dengan langkah- langkah penelitian yang benar. Mengasosiasi Peserta didik diminta untuk
  • 48. 46 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian membuat kesimpulan tentang pentingnya penelitian geografi yang dilakukan dengan langkah- langkah yang sistematis. Atau Peserta didik ditugasi untuk membuat hubungan antar komponen penelitian sehingga diperoleh wawasan tentang pentingnya penelitian dalam mengembangkan suatu ilmu Mengomunikasika n Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil kajian geografi dalam forum diskusi kelas, atau
  • 49. 47 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian Peserta didik diminta untuk membuat sebuah artikel atau ringkasan laporan hasil penelitian yang dipublikasi melalui majalah dinding atau diunggah di media internet atau Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil telaahan naskah laporan penelitian geografi dalam bentuk narasi yang disajikan dalam diskusi atau diunggah di internet. 3.5 Menganalisis dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan. 4.3 Mengolah MENGENAL BUMI Teori penciptaan planet bumi. Fakta 1. Jagad araya galaksi, bintang, matahari planet 2. Satelit Mengamati: Peserta didik ditugasi membaca buku teks pelajaran dan sumber lainnya (majalah 1. Menunjukkan sikap positif dalam mempelajari penciptaan alam raya Observasi: Melakukan pengamatan dan diskusi Berfikirilmi ah:. Kritis, 1. Menjelaskan jagad raya, galaksi, bintang & planet 2. Menjelaskan satelit, komet, asteroid, meteor Tugas/aspek yang dinilai 1. merumus kan: benda- benda langit, teori pembe ntukan bumi, rotasi/ 1.menghi tung gerak rotasi dan gerak revo lusi bumi 2.presentasi Hasil diskusi Observasi Aspek yg dinilai: Ketelitian kerjasama berfikir ilmiah
  • 50. 48 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian informasi dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan dan menyajikannya dalam bentuk narasi dan gambar ilustrasi Gerak rotasi dan revolusi bumi Karakteristik lapisan bumi dan perge seran benua Kala geologi dan sejarah kehidupan Kelayakan planet bumi untuk kehidupan. asteroid Meteror, komet 3. Lapisan bumi 4. Bumi sgb tempat tinggal manusia Konsep 1. Teori nebula, pasang surut, bintang kembar, planetisima protop lanet, 2. Kala geologi Prinsip 1. Gerak rotasi bumi 2. Gerak revolusi bumi Prosedural 1. Pergeseran lempeng benua 2. Kala dan internet) yang memuat gambar dan ilustrasi teori penciptaan planet bumi, gerak rotasi dan revolusi bumi, karakteristik perlapisan bumi, pergeseran benua, kala geologi dan sejarah kehidupan, serta kelayakan planet bumi untuk kehidupan; atau Peserta didik diminta untuk menyaksikan tayangan audio visual tentang planet bumi. Menanya: Peserta didik diminta mengajukan pertanyaan yang menarik minatnya tentang teori penciptaan 2. Menunjukkan sikap ilmiah dlm memba has teori penciptaan jagad raya 3. Menunjukkan perilaku disiplin, keteliti an, jujur dan tanggungjaw ab dlm mempelajari gerak rotasi & revolusi bumi 4. Menunjukan proaktif dan responsif , menerima dan menghargai dalam diskusi tentang bumi sbg tempat tinggal manusia obyektif, toleransi Sikap individu: jujur, kerjasama, ketelitian, tanggung jawab dlm mengerjaka n tugas 3. Mendeskripsikan teori terbentuk nya jagad raya 4. Membedakan teori terbentuk nya planet 5. Mengidentifikasi gerak rotasi dan dampaknya bagi kehidupan 6. Mengidentifikasi gerak revolusi dan dampaknya bagi kehidupan 7. Mendeskripsikan karakteristik lapisan bumi 8. Menganalisis pergerakan lempeng benua 9. Mendeskripsikan teori tektonik lempeng & teori apungan benua 10. Menjelaskan pembagian kala geologi 11. Mendeskripsi kan sejarah kehidupan di muka bumi 12. Menganalisis faktor-faktor pendukung kehidupan di revolusi bumi, karakteristik lapisan bumi, kala geologi dan bumi sbg tempat tinggal 2. mengerja kan tugas PR: kebenaran, kelengkapan & ketepatan Tes UH:uraian UTS: PG UAS: PG kelompok Penyajian hasil diskusi klp 1. rasio nal 2. 3. .… Portofolio 1. ……, aspek: 1. …. 2. …. 3. .… 2. …., aspek: 1. …. 2. …. 3. .…
  • 51. 49 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian geologi 3. Sejarah kehidupan planet bumi, dampak gerak rotasi dan revolusi bumi, karakteristik perlapisan bumi, teori pergeseran benua, dan kala geologi, serta sejarah kehidupan, atau Peserta didik mengajukan pertanyaan setelah menyaksikan tayangan audio visual tentang planet bumi baik perorangan maupun kelompok. Mengeksplorasi: Peserta didik diminta untuk membandingkan teori-teori penciptaan planetbumi, Peserta didik diminta untuk memeragakan gerak rotasi dan revolusi bumi muka bumi 13. Mengevaluasi kelayakan bumi sebagai tempat tinggal
  • 52. 50 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian melalui media globe dan berdiskusi tentang pengaruh gerakan planet bumi terhadap kehidupan, Secara berkelompok, peserta didik berdiskusi atau diminta untuk mengumpulkand ata tentang karakteristik pelapisan bumi, pergeseran benua, kala geografi, dan sejarah kehidupan Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi kriteria lingkungan hidup yang mendukung kehidupan di planet bumi dibandingkan dengan planet lainnya
  • 53. 51 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian Mengasosiasi: Peserta didik diminta untuk memberi contoh data yang diperoleh dari referensi untuk mendapatkan kesimpulan tentang teori penciptaan planet bumi, karakteristik perlapisan bumi, dan sejarah kehidupan serta kelayakan planet bumi untuk kehidupan. Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pengaruh rotasi dan revolusi bumi terhadap kehidupan di muka bumi Peserta didik diminta untuk menghubungkan teori pergeseran
  • 54. 52 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian benua dengan pembentukan daratan dan samudera Mengomunikasika n: Peserta didik diminta untuk membuat laporan hasil analisisnya dalam bentuk tulisan mapun lisan yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi yang disampaikan dalam forum diskusi atau diunggah di internet, atau Peserta didik diminta membuat animasi sederhana atau audio visual tentang materi mengenal bumi. (Untuk memotivasi belajar, animasi
  • 55. 53 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian dan video dapat dilombakan.. ) Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian 3.4. Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika lithosfer 1. Aktivitas manusia dalam pemanfaatan batuan penyusun litosfera 2. Pengaruh tektonisme terhadap kehidupan 3. Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan 4. Pengaruh seisme terhadap kehidupan Fakta 1. Bentuk muka bumi 2. Jenis batuan 3. Peristiwa gunung api 4. Peristiwa gempa bumi 5. Peristiwa tsunami Konsep 1. Batuan 2. Litosfer 3. tektonosme 4. seisme 5. vulkanisme 6. pedosfer Prinsip/prose dur Mengamati: Membaca buku teks dan sumber lainnya yang membahas aktivitas manusia dalam pemanfaatan batuan penyusun litosfera. Mengkaji berbagai sumber tentang pengaruh tektonisme, vulkanisme, seisme, dan proses eksogen terhadap kehidupan Menganalisis pembentukan tanah dan pemanfaatannya. Menyaksikan 1.Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya . 2. Menunjukkan sikap ilmiah dalam mengkaji berbagai sumber. 3.Menunjukka n perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan Observasi: 1.Melihat 2.Memperhat i kan 3. Presentasi kelompok Sikap individu: 1.Kejujuran 2. Ketelitian 3. Kejujuran Sikap ilmiah: 1.Kritis 2.Objektif, dan 3. Toleran 1. menggam barkan siklus batuan 2. mengiden tifikasi jenis-jenis batuan 3. menjelas kan peman faatan batu an penyusun litosfera dlm bentuk nara si, tabel, ba gan, grafik, gambar 4, membe dakan tena ga pemben tuk muka bumi (endo gen & eksog en) 5.memodelkan proses terjadinya gempa bumi 6. membuat peta perse baran gempa bumi 7. mempre diksi terjadi nya tsunami Projek: Peserta didik diberi tugas membuat bagan siklus batuan, mebuat klasifikasi batuan dan tgs pyoyek pemnafaat batuan penyusun litosfer Observasi : mengamati kegiatan membuat bagai tenaga pembentuk muka bumi, model proses terjadinya gempa bumi, peta gempa bumi 1. Membuat catatan hasil membac a berbaga i sumber 2. Menyaji dan mengola h data penguku ran 3. Mempres entasika n pengeta huan dan keteram pilan. 4. Membuat laporan tertulis hasil Kinerja: 1.Present asi kelompo k: Penguas aan Isi Teknik Bertanya / menjaw ab Metode penyajia n 4.4.Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya sebagai pengaruh dinamika litosfera dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.
  • 56. 54 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian 5. Pengaruh proses eksogen terhadap kehidupan 6. Pembentukan tanah dan pemanfaatann ya. 1. pemanfaa tan batuan 2. Gerak arus konveksi 3. Konservas i tanah Prosedur 1. Siklus batuan 2. Pergerakan Tektonik lempeng 3.proses terjadinya, gempa, erupsi, & tsunami pemutaran video atau chart tentang dinamika litosfer (tektonisme, vulkanisme, seisme, dan proses eksogen) Membuat kliping yang dipajang di kelas sehingga masing-masing peserta didik dapat bertukar informasi tentang dinamika litosfer. Menanya 1. Membuat pertanyaan tentang lithosfer dan pemanfaatannya bagi manusia 2. Membuat pertanyaan Apakah erosi dapat menimbulkan kemiskinan bagi para pertani di daerah tersebut ? 3. Diskusi kelas melaksanakan, disiplin dan tanggung jawab 8. menerap kan hukum laska 9.menjelaskan terbentuk nya gunung api 10.mengidentifikasi bahan yang keluar dari hasil erupsi 11.menggambarkan tipe-tipe letusan gurung api 12.menggambarkan intrusi magma 13. mengana lisis penga ruh tipe letusan gunung api 14. mengana lisis penga ruh vulkanis me terhadap kehidupan 15.mengidentifikasi terjadinya pelapukan, erosi dan sedimentasi 16.mendeskripsika n dam pak yang ditimbulkan oleh pelapu kan, erosi & sedimentasi bagi kehidu pan 17. Menganali sis faktor pembentu &proses terjadinya tsunami Portofolio: menilai karya peserta didik berupa laporan, kliping koran, bahan yang disampaikan dalam forum diskusi, tulisan yang diupload di internet, dan lain-lain. Tes: menilai pemahaman peserta didik dalam penguasaan materi tentang keterkaitan antara kehidupan manusia dan lingkunganny
  • 57. 55 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian tentang: hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Mencoba 1. Mencari informasi atau bahan terkait dengan proses tektonisme, vulkanisme, seisme, dan tenaga eksogen, atau 2. Diskusi untuk mengidentifikasi contoh fenomena alam sebagai pengaruh proses tektonisme, vulkanisme, seisme, dan tenaga eksogen terhadap kehidupan makhluk hidup Mengasosiasi : 1. Menganalisis keterkaitan fenomena nyata di lingkungan sekitar kan tanah 18.meng gam barkan prfil horison tanah 19.mengi Dentifikasi jenis dan persebaran tanah di indoneisa 20.menganaljenis dan upaya penga wetan tanah a sebagai akibat dinamika litosfer. Bentuk tes dapat berupa pilihan ganda atau tes uraian, Tugas 1. …, aspek: 1. …. 2. …. 3. .… Tugas 2. …, aspek: 1. …. 2. …. 3. .… Tes UH ….. UTS ….
  • 58. 56 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian sehingga konsep dan teori tersebut menjadi lebih bermakna dan memperkaya wawasan. 2. Memberi contoh bahwa aktivitas manusia dipengaruhi oleh gejala litosfera (proses tektonisme, vulkanisme, seisme, dan tenaga eksogen). Mengomunikasikan 1. Membuat laporan tertulis 2. Mempresentasika n data hasil kajian kelompok 3.5. Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika atmosfera. HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT Fakta: 1.lapisan atmosfer 2.data cuaca/iklim Konsep: 1. Suhu, 2. tekanan, Mengamati: 1. Peserta didik ditugasi mengamati sejumlah laporan kajian geografi atau diminta untuk membaca artikel dari 1.Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu Observasi: 1.Melihat 2.Memperhat i kan 3. Presentasi kelompok Sikap 1. Mengidenti fikasi ka rakteristik & manfaat setiap lapisan atmosfer 2. Menjelas kan perbe daan cua ca dan iklim 3. Mendeskrip Proyek: Peserta didik diberi tugas untuk mengukur curah hujan atau kecepatan angin 1. Membuat catatan hasil membac a berbaga i sumber 2. Menyaji Kinerja: Presenta si kelompo k: Penguas
  • 59. 57 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian 4.5.Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya sebagai pengaruh dinamika atmosfera dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep DINAMIKA ATMOSFERA Lapisan atmosfera dan manfaatnya bagi kehidupan Cuaca dan iklim serta pengukuranny a Klasifikasi tipe iklim dan cara menentukann ya Karakteristik iklim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap usaha pertanian dan aktifitas manusia lainnya. Dampak perubahan iklim global Kajian tentang iklim dan 3. kelembap an, 4. angin, 5. awan, 6. hujan Prinsip : 1. klasifikasi iklim 2. Persebara n iklim di Indonesia dan Dunia 3. perubaha n iklim global 4. pemanfaa tan iklim Prosedur : 1.pengumpul an & perhitungan data cuaca dan iklim jurnal geografi. 2. Peserta didik ditugasi membaca buku tentang metode penelitian geografi untuk memahami sifat studi, pendekatan, metode analisis, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data geografi, serta publikasi hasil penelitian geografi Menanya 3. Peserta didik diminta untuk membuat sejumlah pertanyaan yang ingin diketahuinya setelah membaca laporan kajian geografi, artikel, atau buku tentang metode penelitian meneliti tentang lingkungannya 2. Menunjukkan sikap ilmiah dalam mengkaji berbagai sumber. 3.Menunjukka n perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan, disiplin dan tanggung jawab individu: 1.Kejujuran 2. Ketelitian 3. Kejujuran Sikap ilmiah: 1.Kritis 2.Objektif, dan 3. Toleran sikan un sur- unsur cuaca dan iklim 4. Mengukur aspek cuaca dan iklim dgn tepat 5. Menentu kan klasi fikasi klim suatu wilayah 6. Mengklasifi kasi iklim di Indonesia menurut ahli klimatolo gi 7. Menganalisi s pola curah hujan di Indoensia 8. Jenis tana man yang sesuai dgn iklmi di Indonesia 9. Menganalisi s faktor-faktor yg mempengaruhi perubahan iklim global 10. Menyimpulkan dampak perubahan iklim global 11. Menganalisis manfaat iklim Observasi: Peserta didik mengamati arah angin dari gerakan bendera yang ada di sekolahnya dan mencermati suhu udara, kelembaban dan tekanan udara dengan instrumen yang sederhana Portofolio: Peserta didik membuat kliping perubahan iklim global tentang Tes: Menilai pemahaman peserta didik dalam penguasaan dan mengola h data penguku ran 3. Mempres entasika n pengeta huan dan keteram pilan. 4. Membuat laporan tertulis hasil penukur an dan peneliti an aan Isi Teknik Bertanya / menjaw ab Metode penyajian
  • 60. 58 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian pemanfatanny a geografi, atau 4. Setiap peserta didik menentukan topik penelitian tentang suatu objek atau masalah geografi. Berdasarkan topik tersebut, peserta didik mengajukan sejumlah pertanyaan tentang langkah- langkah yang harus dilakukan dalam penelitiannya Mengeksplorasi: 5. peserta didik secara berkelompok merencanakan suatu kegiatan penelitian yang bersifat geografi. Setiap langkah penelitian dideskripsikan dengan cermat, atau untuk kehidupan. materi tentang konsep cuaca dan iklim, pengaruh iklim terhadap usaha pertanian dan aktivitas manusia, klasifikasi iklim manfaat iklim . Bentuk tes: dapat berupa pilihan ganda atau tes uraian,
  • 61. 59 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian setiap kelompok menelaah laporan penelitian geografi dan melaporkannya dalam bentuk tabel dua kolom. Kolom pertama berisi komponen langkah-langkah penelitian dan kolom kedua berisi deskripsi tentang hasil telaahannya, atau secara kelompok, peserta didik mencoba melakukan penelitian geografi secara sederhana dengan langkah-langkah penelitian yang benar. Mengasosiasi Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pentingnya penelitian
  • 62. 60 Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajara n Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian geografi yang dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis. atau Peserta didik ditugasi untuk membuat hubungan antar komponen penelitian sehingga diperoleh wawasan tentang pentingnya penelitian dalam mengembangkan suatu ilmu. Mengomunikasik an 10.Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil kajian geografi dalam forum diskusi kelas, atau 11.Peserta didik diminta untuk membuat sebuah artikel atau ringkasan laporan