1. SITUASI KESEHATAN IBU,ANAK DAN GIZI TAHUN 2014
ANUNG SUGIHANTONO
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Disampaikan pada:
Pertemuan Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Barat
Mamuju, 17 November 2014
1
2. SISTEMATIKA
2
1. Pendahuluan
2. Kebijakan Pembangunan Kesehatan
3. Situasi Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia
4. Profil Program Gizi dan KIA Provinsi Kalimantan Tengah
5. Kebijakan Nasional Penurunan AKI dan AKB
6. Penutup
4. Kesehatan menjadi salah satu prasyarat dasar dan kunci pendorong faktor ekonomi yang
4
PERSYARATAN DASAR (4) :
• Kelembagaan
• Infrastruktur
• Stabilitas Makroekonomi
• KESEHATAN dan
Pendidikan
Pendorong Efisiensi (6) :
• Pendidikan tinggi dan
training
• Efisiensi Pasar
• Pasar Tenaga Kerja yang
Efisien
• Pasar Finansial yang Baik
• Ketersediaan Teknologi
• Ukuran Pasar
Faktor Inovasi dan
Kecanggihan (2) :
• Bisnis yang canggih
• Inovasi
Kunci
Pendorong
Faktor
Ekonomi
Kunci
Pendorong
Faktor Efisiensi
Ekonomi
Kunci
Pendorong
Faktor Inovasi
INDEKS DAYA
SAING BANGSA
(KESEHATAN)
VARIABEL KESEHATAN
MM
DD
GG
SS
dinilai dapat menentukan daya saing suatu bangsa.
4
KKEESSEEHHAATTAANN DDAANN DDAAYYAA SSAAIINNGG BBAANNGGSSAA
5. 34 PROVINSI
409 KAB/93 KOTA
1 KAB/5 KOT ADM
OTONOMI DAERAH
DESENTRALISASI
DEMOKRATISASI
TURN OVER
STANDAR TENAGA
KESEJAHTERAAN
AKSES – PEMERATAAN
MUTU LAYANAN
BEBAN KERJA
MDGS
MDGS
RPJPN – RPJMN
RPJPN – RPJMN
RENSTRA KEMENKES
RENSTRA KEMENKES
VISI – MISI GUB/BPT/WK
VISI – MISI GUB/BPT/WK
RPJMD
RPJMD
PERIODISASI DOKREN
PERIODISASI DOKREN
SPM BID KESEHATAN
SPM BID KESEHATAN
APBD UTK KES
APBD UTK KES
TRANSFORMASI STRUKTUR – KULTUR MASYARAKAT
PERUBAHAN POLA PIKIR
PERUBAHAN POLA TINDAK
DUKUNGAN REGULASI
PENDAYAGUNAAN PERAN
5
6. SITUASI KEMATIAN IBU dan BAYI
GLOBAL perlu effort keras
utk menurunkan chronic
undernutrition, child
mortality, Maternal mortality.
PENDEKATAN yang
dilakukan dunia SUDAH
BENAR yakni partnership,
empowering dan
multisectoral approach.
MODIFIKASI pendekatan di
tiap negara, disesuaikan
dengan tipe pemerintahan
dan specific local serta
starting point to acheieve
PERAN PEMERINTAH
DAERAH sangat menonjol
untuk pencapaian target
nasional
6
IInnddiikkaattoorr MMDDGG SSDDKKII
22001122
WWHHSS
22001144**
TTaarrggeett
MMDDGGss 22001155
AKABA per 1000 KH 40 31 32
AKB per 1000 KH 32 26 23
AKN per 1000 KH 19 15 14
Sumber : World Health Statistic 2014
IINNDDIIKKAATTOORR MMDDGG SSDDKKII
22001122
WWHHSS
22001144****
TTaarrggeett
22001155
AKI per 100,000 KH 359 190 102
Pertolongan Persalinan oleh
Nakes Terlatih 83,1% 83% 90%
7. DIAKUI kontribusi (positip
maupun negatip) terkait
dengan jumlah penduduk,
posisi Indonesia dan peran
tenaga kesehatan serta
pemerintah Indonesia untuk
regional dan internasional.
SECARA SPESIFIK masing
masing negara memerlukan
pendekatan yang khusus
dalam kerangka partnership
ataupun bantuan kerjasama
internasional.
7 Sumber : World Health Statistic 2014
8. Sustainable Development Goals 2030
Goal 1 End poverty in all its forms everywhere
Goal 2 End hunger, achieve food security and improved nutrition and
promote sustainable agriculture
Goal 3 Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages
Goal 4 Ensure inclusive and equitable quality education and promote lifelong learning opportunities
for all
Goal 5 Achieve gender equality and empower all women and girls
Goal 6 Ensure availability and sustainable management of water and
sanitation for all
Goal 7 Ensure access to affordable, reliable, sustainable and modern energy for all
Goal 8 Promote sustained, inclusive and sustainable economic growth, full and productive
employment and decent work for all
Goal 9 Build resilient infrastructure, promote inclusive and sustainable industrialization and foster
innovation
Goal 10 Reduce inequality within and among countries
Goal 11 Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and sustainable
Goal 12 Ensure sustainable consumption and production patterns
Goal 13 Take urgent action to combat climate change and its impacts*
Goal 14 Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources for sustainable
development
TUJUAN
Goal 15 Protect, restore and promote sustainable use of terrestrial ecosystems, sustainably manage
forests, combat desertification, and halt and reverse land degradation and halt biodiversity
loss
Goal 16 Promote peaceful and inclusive societies for sustainable development, provide access to
justice for all and build effective, accountable and inclusive institutions at all levels
Goal 17 Strengthen the means of implementation and revitalize the global partnership for sustainable
End all forms of Malnutrition, including
achieving, by 2025 the internationally agreed
targets on stunting & wasting in children under 5
years of age, & address the nutritional needs of
adolescent girls, Pregnant & lactating women &
older persons, etc
• global MMR < 70 per 100,000 live
births
end preventable deaths of newborns &
children < 5 years of age
1/3 premature mortality from non-communicable
diseases through
prevention & treatment & promote mental
health & well being
ensure universal access to sexual and
reproductive health-care services,
including for family planning, information
and education, and the integration of
reproductive health into national
strategies and programmes
etc
TARGET
development 8
10. ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN JANGKA PANJANG
RPJMN I
2005 -2009
Bangkes diarahkan
untuk meningkatkan
akses dan mutu yankes
Akses masyarakat thp
yankes yang berkualitas
telah lebih berkembang
dan meningkat
AKSES masyarakat
terhadap YANKES
YANG
BERKUALITAS
semakin
MANTAP
Kes masyarakat thp
yankes yang
berkualitas telah
menjangkau dan
merata di seluruh
wilayah Indonesia
RPJMN II
2010-2014
RPJMN III
2015 -2019
RPJMN IV
2020 -2025
KURATIF REHABILITATIF PROMOTIF - PREVENTIF
VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
DAN
BERKEADILAN
11. ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN JANGKA
MENENGAH
RPJMN III
2015 -2019
AKSES masyarakat
terhadap YANKES
YANG
BERKUALITAS
semakin
MANTAP
AKSES
YANKES
BERMUTU
MANTAP
SEMUA ORANG
mendapatkan hak pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan di
tempat pelayanan kesehatan yang
terstandart, dilayani oleh tenaga
kesehatan yang kompeten,
menggunakan standart pelayanan,
dengan biaya yang terjangkau serta
informasi yang adekuat atas
kebutuhan pelayanan kesehatannya
KURATIF REHABILITATIF PROMOTIF - PREVENTIF
KESEIMBANGAN
SUPPLY and DEMAND
KESEIMBANGAN
SUPPLY and DEMAND
LLEEAADDEERRSSHHIIPP
Pencapaian SPM
Bid Kesehatan
Pencapaian SPM
Bid Kesehatan
KEWENANGAN
KAB/KOTA/PROV
KEWENANGAN
KAB/KOTA/PROV
12. KABINET KERJA
Nawa Cita (9 Agenda Prioritas)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor sektor strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke bhineka an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
Program Kartu Indonesia Sehat
melalui Layanan Kesehatan
Masyarakat
12
13. SISTEM KESEHATAN NASIONAL SEBAGAI
LANDASAN PIKIR RPJMN 2015-2019 (Perpres 72/2012 – SKN)
13
SSDDMM K K
FARMASI, ALKES DAN
FARMASI, ALKES DAN
MAKANAN
MAKANAN
LLITITBBAANNGG
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MANAJEMEN
KESEHATAN
MANAJEMEN
KESEHATAN
PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN
KESEHATAN (TERMASUK
KESEHATAN (TERMASUK
JKN)
JKN)
UPAYA
KESEHATAN
UPAYA
KESEHATAN
•DERAJAT KESEHATAN
•PERLINDUNGAN
FINANSIAL
•YANKES YANG
RESPONSIVENESS
15. JUMLAH KEMATIAN IBU PER PROVINSI
TAHUN 2011, 2012 DAN 2013
2011 : 5118 Kasus
2012 : 4986 Kasus
2013 : 5019 Kasus*
2011 : 5118 Kasus
2012 : 4986 Kasus
2013 : 5019 Kasus*
*Sumber Data - Laporan rutin pengelola program
15
Karakteristik ibu Meninggal
•< 20 thn 6,9%
•35 thn 25,6%
•Pendidikan < SD
•Pedesaan 63,6%
16. ASFR 15-19 th masih tinggi, CPR naik tidak signifikan, Unmet Need hanya turun sedikit
Angka Kelahiran Total (TFR) Stagnan selama ASFR 15 – 19 TH
10 tahun terakhir, dikarenakan:
• Kepesertaan ber-KB (CPR) hanya meningkat 0,5 % dalam
kurun waktu 5 tahun
• Masih tingginya angka ASFR 15-19 tahun yaitu 48 /1.000
wanita
• Masih tingginya Unmet Need , yaitu 8,5 %
Target RPJMN 2014: CPR = 65
Sangat Sulit Tercapai
Sumber: BPS, SDKI 1991 - 2012
Target RPJMN 2014: ASFR = 30 Sangat
Sulit Tercapai
Target RPJMN 2014: Unmet Need = 5
Sangat Sulit Tercapai
CAPAIAN INDIKATOR
YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP TFR
16
Sumber : SDKI
18. ANGKA KEMATIAN NEONATAL, BAYI & BALITA
PER PROVINSI SDKI 2012
Faktor ibu terhadap
kematian bayi 0-6 hari
(Riskesdas 2007) Masalah neonatal 46,2%
18
20. PETA CAKUPAN PROGRAM GIZI DAN KIA DI 5 KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI BARAT S/D AGUSTUS 2014
Cakupan*
K4 : 56,16
PN : 46,17
KN1 : 46,11
D/S : 75,20
Tenaga**
Desa : 64
Bidan : 134
Bdd : 100
Dr PKM :
22
Kematian****
Ibu : 0
Bayi : NA
Sarana***
PKM PRWT: 5
PKM NON PRWT : 9
Cakupan*
K4 : 60,05
PN : 51,58
KN1 : 63,91
D/S : 63,40
Tenaga**
Desa : 151
Bidan : 314
Bdd : 254
Dr PKM : 22
Kematian****
Ibu : 0
Bayi : NA
Sarana***
PKM PRWT: 6
PKM NON PRWT : 16
Cakupan*
K4 : 68,85
PN : 63,39
KN1 : 53,11
D/S : 78,70
Tenaga**
Desa : 82
Bidan : 135
Bdd : 118
Dr PKM : 16
Kematian****
Ibu : 1
Bayi : NA
Sarana***
PKM PRWT: 6
PKM NON PRWT : 5
Cakupan*
K4 : 62,65
PN : 43,98
KN1 : 47,39
D/S : 76,40
Tenaga**
Desa : 178
Bidan : 141
Bdd : 120
Dr PKM : 8
Kematian****
Ibu : 3
Bayi : NA
Sarana***
PKM PRWT: 8
PKM NON PRWT : 9
Cakupan*
K4 : 61,65
PN : 58,84
KN1 : 54,83
D/S : 88,50
Tenaga**
Desa : 168
Bidan : 226
Bdd : 146
Dr PKM : 33
Kematian****
Ibu : 3
Bayi : NA
Sarana***
PKM PRWT: 15
PKM NON PRWT : 5
Sumber Data:
•* = Laporan Rutin Direktorat untuk cakupan B09 UKP4; **** = Dit Ibu, Komdat Gizi dan KIA
•** = Laporan rutin Dit Bina Kesehatan Ibu sd Agt 2014; *** = Pusdatin Juni 2014
21. Jumlah Puskesmas dan Sasaran Program Gizi dan KIA
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014
No Kabupaten
/Kota
Puskesmas
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Bumil
Jumlah
Bulin
Jumlah
Bayi
Jumlah
Anak
Rawat Non Rawat
Balita
Inap
Inap
1. Majene 6 5 167.535 3.742 3.554 3.385 10.791
2. Polewali Mandar 15 5 439.186 9.914 9.914 8.698 31.906
3. Mamasa 8 9 155.312 3.446 3.446 3.133 11.109
4. Mamuju 6 16 373.609 8.155 7.784 7.413 25.273
5. Mamuju Utara 5 9 148.978 3.522 3.210 3.202 11.349
6. Mamuju Tengah 4 6
Sulawesi Barat 44 50 1.284.620 28.779 27.908 25.831 90.428
Sumber Data: Jumlah Penduduk dan Puskesmas, Pusdatin
Sasaran: Laporan B09 UKP4
22. Tabel Cakupan Program Kesehatan Ibu
Provinsi Sulawesi Barat B09 Tahun 2014
No. Kabupaten/Kota Bumil Bulin/Nifas K4 PN
Absolut % Absolut %
1. Majene 3.724 3.554 2.564 68,85 2.273 63,96
2. Polewali Mandar 9.711 9.269 5.987 61,65 5.454 58,84
3. Mamasa 3.446 3.290 2.145 62,25 1.447 43,98
4. Mamuju 8.155 7.784 4.897 60,05 4.015 51,58
5. Mamuju Utara 3.522 3.362 1.978 56,16 1.559 46,37
Sulawesi Barat 28.558 27.259 17.571 61,53 14.748 54,10
Sumber Data : Laporan Dit Ibu, Cekpoint B09 Tahun 2014
.
23. Tabel Cakupan Program Kesehatan Anak
Provinsi Sulawesi Barat B09 Tahun 2014
KABUPATEN/KOTA
Σ Sasaran Bayi
(0-11)
Bulan KN1
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Bayi
Σ Anak Balita
(12-59
bulan)
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita
Sasaran
setahun
Sasaran s.d
November
Σ Absolut
Cakupan
(%)
Σ Absolut
Cakupan
(%)
Sasaran
setahun
Sasaran s.d
November
Σ Absolut
Cakupan
(%)
MAJENE
3.385 3.220 1.710 53,11 1.609 49,97 10.791 12.011 3.644 30,34
POLMAN
8.698 9.011 4.946 54,89 5.714 63,41 31.906 38.260 15.139 39,57
MAMASA
3.133 3.220 1.526 47,39 1.821 56,55 11.109 11.413 4.692 41,11
MAMUJU
7.413 4.821 3.081 63,91 3.380 70,11 25.273 19.791 10.580 53,46
MAMUJU UTARA
3.202 3.201 1.476 46,11 1.360 42,49 11.349 11.349 3.022 26,63
MAMUJU TENGAH 2.466 1.534 62,21 1.630 66,10 8.406 4.735 56,33
SULAWESI BARAT 25.831 25.939 14.273 55,03 15.514 59,81 90.428 101.230 41.812 41,30
Sumber Data : : Laporan Dit Anak, Cekpoint B09 Tahun 2014
24. Tabel Cakupan Program Gizi
Provinsi Sulawesi Barat B09 Tahun 2014
Sumber Data : Laporan Dit Gizi. Cekpoint B09 Tahun 2014
No Kab/Kota
D/S Gizi Buruk
Balita D % Jumlah dirawat %
1 MAMUJU 24,613 15,605 63.4 61 61 100
2 MAJENE 15,804 12,442 78.7 14 14 100
3 POLEWALI 43,537 38,530 88.5 43 43 100
4 MAMASA 12,751 9,742 76.4 30 30 100
5 MATRA 14,547 10,945 75.2 13 13 100
6 MAMUJU TENGAH 10,872 8,110 74.6 5 5 100
Jumlah 122,124 95,374 78.1 166 166 100
25. Grafik Persentase Realisasi Dana Dekon Program Gizi dan KIA
Nasional Tahun 2014
Sumber : Lap. Keuangan Bulan September Cut Off 10 Oktober 2014
26. Grafik Persentase Realisasi Dana Dekon Program Gizi dan KIA
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014
Sumber : Lap. Keuangan Bulan September Cut Off 10 Oktober 2014
27. Grafik Persentase Realisasi Dana TP BOK
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014
Sumber : Lap. Keuangan Bulan September Cut Off 10 Oktober 2014
29. Penyebab Langsung 77,2%
Komplikasi kehamilan,
persalinan, nifas
(± 15% kehamilan)
• Pelayanan
antenatal
Penyebab Tdk
Langsung
22,8%
Penyakit yg
telah
diderita/selama
kehamilan
Tempat
kematian
Proporsi
RS Pemerintah 41,9%
RS Swasta 16,1%
Lainnya 12,2%
Rumah 29,4%
Hipertensi dlm
kehamilan (HDK)
32,4%
Komplikasi
puerpurium
30,2%
Perdarahan 20,3%
Lainnya 17,1%
• Kualitas Pelayanan RS:
Sarana/alat/obat/darah
Kompetensi Nakes
• Rujukan ke Faskes:
3 Terlambat
Akses 24/7
Sosbud
JKN
Akses thd fasyankes
• Linakes ?
• Penangan Komplikasi
berkesinambungan
(continuum of care)
• Pencegahan Komplikasi
Perbaikan gizi remaja & ibu
Kompetensi bidan
• Kualitas Pelayanan RS
• Pencegahan &
Pengendalian penyakit
Imunisasi
•KB /Kespro:
Unwanted pregancy
4 terlalu
Pengetahuan Kespro
• Pelayanan
posnatal
• Pelayanan obstetri
emergency
ANATOMI KEMATIAN IBU
29
30. ANATOMI KEMATIAN BAYI
Sumber:
1.SDKI 2012-2013 Riskedas 2013
2.Riskesdas 2007
3.HSR Report : MCH (Bappenas 2014)
Faktor ibu terhadap
kematian bayi 0-6 hari
(Riskesdas 2007)
Kematian neonatal (19/1.000 kh = 60% AKB)
Kematian post-neonatal
Kematian bayi (32/1.000 kh)
• Fokus pada
Kematian Neonatal
• Intervensi effektif
Ketersediaan & kualitas nakes
Sarana/prasarana/alat
Tata laksana & imunisasi
Kesehatan Lingkungan
• Intervensi efektif pada kesehatan
dan gizi bumil & remaja
30
31. ANATOMI KEMATIAN BAYI
Karakteristik Sosial Ekonomi (SDKI 2012-13) Karakteristik Demografi (SDKI 2012-13)
• Penduduk miskin & Perdesaan
Akses terhadap faskes dan
nakes
• Peningkatan
pengetahuan
•KB dan
kespro
•Gizi
bumil /bayi
31
32. KEBIJAKAN
Meningkatkan AKSES PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU bagi
setiap orang pada SETIAP TAHAPAN KEHIDUPAN dengan pendekatan
SATU KESATUAN PELAYANAN (continuum of care) melalui intervensi
komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) secara
paripurna
1.KOMPREHENSIF (SIX
BUILDING BLOCK)
2.INTERGRATIF PROMOTIF,
PREVENTIF, KURATIF &
REHABILITATIF
3.KEMITRAAN ANTAR
PELAKU SESUAI STRATA
KEWENANGAN
32
FOKUS
KELOMPOK
KELOMPOK
1.IBU HAMIL
2.BAYI
3.BALITA
4.ANAK USIA SEKOLAH
5.REMAJA PUTRI
6.PEKERJA WANITA
7.PUS
8.LANSIA
1.IBU HAMIL
2.BAYI
3.BALITA
4.ANAK USIA SEKOLAH
5.REMAJA PUTRI
6.PEKERJA WANITA
7.PUS
8.LANSIA
FOKUS FOKUS
DAERAH
DAERAH
1.POPULASI TINGGI
2.TERPENCIL
3.PERBATASAN
4.KEPULAUAN
1.POPULASI TINGGI
2.TERPENCIL
3.PERBATASAN
4.KEPULAUAN
DESA/KELURAHAN
KABUPATEN/KOTA
DESA/KELURAHAN
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
PROVINSI
PENDEKATAN
PENDEKATAN
1.KOMPREHENSIF (SIX
BUILDING BLOCK)
2.INTERGRATIF PROMOTIF,
PREVENTIF, KURATIF &
REHABILITATIF
3.KEMITRAAN ANTAR
PELAKU SESUAI STRATA
KEWENANGAN
33. CONTINUUM OF CARE
Pemeriksaan
Kehamilan
•Penjaringan
•Bln Imunisasi Anak Sekolah
•Upaya Kes Sklh
Pelayanan bagi
anak SD
Pelayanan
bagi balita
Pelayanan bagi
bayi
Pelayanan bagi anak
SMP/A & remaja
•P4K
•Buku KIA
•ANC terpadu
•Kelas Ibu Hamil
•Fe & asam folat
•PMT ibu hamil
•TT ibu hamil
•APN (MAK III) dan KF
•Inisiasi Menyusu Dini
•Vit K 1 inj
•Imunisasi Hep B
•Rumah Tunggu
•Kemitraan Bidan Dukun
•KB pasca persalinan
•PONED-PONEK
•ASI eksklusif
•Imunisasi dasar
lengkap
•Pemberian makan
•Penimbangan
•Vit A
•MTBS
• Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
• PMT
• Kespro remaja •PMT
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll
• Fe
1000 hari pertama
kehidupan
Pelayanan
PUS & WUS
Lansia berkualitas
•Posyandu Lansia
•Peningkatan kualitas Hidup
Mandiri
•Perlambatan proses
Degeneratif
•Konseling Kespro
•Pelayanan KB
•KIE Kespro Catin
•PKRT
Promotif,
Preventif
Diagnosa Dini
Hulu = Hilir
kuratif dan
rehabilitatif
Persalinan, nifas &
neonatal
33
34. PENDEKATAN KEGIATAN
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
34
INTERVENSI
1.INTERVENSI SPESIFIK
a. ASI Ekslusif – MP ASI
b. Fortifikasi – Suplementasi
c. Pedoman Gizi Seimbang
2.INTERVENSI SENSITIF :
a. Ketersediaan & Distribusi
b. Perilaku
PENGUATAN PERAN
TEKNIS MANAJEMEN
UNTUK KUALITAS
PELAYANAN
1.Pemenuhan : SDM, Alkes dan Perbekes,
Regulasi, Sistem Informasi.
2.Penjaminan mutu : Pendidikan dan Pelatihan
berkelanjutan
3.Penyelesaian faktor yang mendasari persoalan
PENGUATAN PERAN
PEMBIAYAAN DAERAH
UNTUK PROMOTIF PREVENTIF
KEGIATAN
PENGUATAN PERAN
KOORDINASI DAN JEJARING
UNTUK PENGUATAN dan
INOVASI PROGRAM
35. PENDEKATAN KEGIATAN
KESEHATAN IBU
35
PERMASALAHAN YANG ADA
1.Anemi pada Ibu Hamil
2.Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
3.Persalinan Nakes di Fasyankes
4.Pemeriksaan Nifas
5.Pelayanan Keluarga Berencana
6.Pemberian ASI Ekslusif
7.Pelayanan Gizi
PENGUATAN PERAN
TEKNIS MANAJEMEN
UNTUK KUALITAS
PELAYANAN
1.Pemenuhan : SDM, Alkes dan Perbekes,
Regulasi, Sistem Informasi.
2.Penjaminan mutu : Pendidikan dan Pelatihan
berkelanjutan
3.Penyelesaian faktor yang mendasari persoalan
PENGUATAN PERAN
PEMBIAYAAN DAERAH
UNTUK PROMOTIF PREVENTIF
KEGIATAN
PENGUATAN PERAN
KOORDINASI DAN JEJARING
UNTUK PENGUATAN dan
INOVASI PROGRAM
36. PENDEKATAN KEGIATAN
KESEHATAN ANAK
36
PERMASALAHAN YANG ADA
1.KELANGSUNGAN HIDUP
a. Kesakitan : Anemia Gizi, imunisasi, diare,
BBLR,
b. Kecacatan – Kebutuhan Khusus
2.KUALITAS HIDUP : tumbuh kembang
3.PERLINDUNGAN : Hukum
PENGUATAN PERAN
TEKNIS MANAJEMEN
UNTUK KUALITAS
PELAYANAN
1.Pemenuhan : SDM, Alkes dan Perbekes,
Regulasi, Sistem Informasi.
2.Penjaminan mutu : Pendidikan dan Pelatihan
berkelanjutan
3.Penyelesaian faktor yang mendasari persoalan
PENGUATAN PERAN
PEMBIAYAAN DAERAH
UNTUK PROMOTIF PREVENTIF
KEGIATAN
PENGUATAN PERAN
KOORDINASI DAN JEJARING
UNTUK PENGUATAN dan
INOVASI PROGRAM
38. TANTANGAN DAN HARAPAN
Meningkatkan INFRASTRUKTUR
DAN KUALITAS PELAYANAN DASAR
menuju kemandirian wilayah dan
kesejahteraan masyarakat
PEMBANGUNAN PUSKESMAS dan JEJARINGNYA
(PUSTU, POLINDES)
PENGUTAN UKBM – POSYANDU, POS PAUDHI – BKB
BIDANG KESEHATAN
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik untuk memenuhi Kebutuhan
Dasar Masyarakat
PENINGKATAN KUALITAS SDM KESEHATAN :
PELATIHAN, PENDIDIKAN – UJI KOMPETENSI
PENGUATAN SISTEM INFORMASI DAN SISTEM
RUJUKAN
FOKUS 2015
Percepatan Pencapaian MDGs
bidang Kesehatan dan Post MDGs
Kesehatan Ibu
Kesehatan Bayi
Kesehatan Anak
Usaha Kesehatan Sekolah
Kesehatan Reproduksi Remaja
Pelayanan Keluarga Berencana
Kesehatan Pekerja Wanita 38
39. TINDAK LANJUT DI DAERAH
1. PEMAHAMAN dan KOMITMEN yang sama tentang
penyelesaian faktor penyebab tidak langsung dan akar
masalah KEMATIAN IBU, BAYI, GIZI BURUK khususnya di
daerah.
2. PENGINTEGRASIAN dan SINKRONISASI kegiatan-kegiatan
antar lembaga dan antar tingkat pemerintahan
di lapangan dalam rangka pelaksanaan RAN Penurunan
AKI, AKB, Gernas Percepatan Perbaikan Gizi. -
3. PENDAYAGUNAAN sumberdaya yang ada melalui
tatakelola yang baik dan benar
39
Diindetifikasi beberapa penyebab stagnannya TFR dalam 10 tahun terakhir, diantaranya:
Kesertaan ber-KB (CPR) yang peningkatannya sangat sedikit, hanya 0,5% dalam 5 tahun terakhir,
Melahirkan di usia remaja (ASFR 15-19 th) angkanya masih tinggi, hanya turun menjadi 48 dari 51 dalam 5 tahun terakhir dimana sebelumnya malah stagnan selama 5 tahun; masih tingginya angka ini di negara kita membuat masih banyaknya jumlah ibu muda di Indonesia
Kelompok orang yang membutuhkan pelayanan KB tapi tidak mendapatkannya (unmet need) angkanya masih tinggi, hanya turun 0,6% dalam 5 tahun terakhir, bahkan kalau dibandingkan dengan capaian 10 tahun yang lalu hanya turun 0,1% (karena angka ini sempat meningkat pada tahun 2007)
Keterangan :
Untuk indikator Persentase Balita gizi buruk yang mendapat perawatan dari tahun 2010 sampai dengan 2014, sesuai dokumen Renstra, target 100% dan capaian 100%, namun demikian ada data tentang kasus balita gizi buruk yang ditangani.
Secara umum Angka Kematian Anak menunjukkan penurunan yang lambat. Angka Kematian Neonatal mengalami stagnasi 10 tahun terakhir yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002 menjadi 19/1.000 pada SDKI 2007 dan SDKI 2012. Padahal kematian neonatal merupakan proporsi yang besar dari kematian bayi (59%) dan balita (47%).
Dibandingkan dengan SDKI 2007 terdapat 13 provinsi yang mengalami peningkatan Angka Kematian Neonatal pada SDKI 2012 atau 39% dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Angka Kematian Bayi mengalami penurunan menjadi 32 / 1.000 KH dari 34 / 1.000 KH pada SDKI tahun 2007. Terdapat 9 provinsi yang mengalami peningkatan Angka Kematian Bayi pada SDKI 2012 atau 27% dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Begitu juga yang terjadi pada Angka Kematian Balita, terjadi penurunan dari 44 / 1.000 KH menjadi 40 / 1.000 KH pada SDKI tahun 2012. Disparitas antar Provinsi masih terjadi walaupun dalam 5 tahun terakhir terjadi penurunan kematian balita.
Terdapat 8 provinsi yang mengalami peningkatan Angka Kematian Bayi pada SDKI 2012 atau 24% dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur).
Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas.
Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang dilakukan meliputi Program Perencaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran di daerah dengan akses sulit dan kemitraan bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan.
Apabila terjadi komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes dasar (Puskesmas PONED) maupun fasyankes lanjutan (RS PONEK).