1. 6
BAB II
POTRET KECAMATAN PRACIMANTORO
Potret Kecamatan Pracimantoro menggambarkan mengenai kondisi secara umum mengenai kecamatan ini, baik fisik maupun non fisik,
wilayah maupun perkotaan sehingga dapat diketahui isu dan permasalahan yang ada di Kecamatan Pracimantoro guna merumuskan
perencanaan yang tepat.
2.1
Tata Guna Lahan
Dalam perkembangannya suatu wilayah akan terus
berkembang ditandai dengan adanya alih fungsi lahan dari hutan
rakyat menjadi lahan pertanian, dari lahan pertanian menjadi lahan
terbangun dan seterusnya. Begitu pula dengan Kecamatan
Pracimantoro yang sebagian besar lahnnya mengalami
perkembangan dari lahan pertanian menjadi permukiman karena
berbagai hal. Perkembangan penggunaan lahan di Kecamatan
Pracimantoro selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami perubahan,
dimana
lahan-lahan
permukiman
berkembang
dengan
mengalihfungsikan lahan pekarangan dan beralih fungsinya lahanlahan pertanian menjadi kawasan perumahan dan perdagangan
dan jasa, ditandai dengan tumbuhnya warung-warung makan
dan bengkel. Apabila dilihat secara keseluruhan, pertumbuhan
Kecamatan Pracimantoro tidak mengalami perkembangan yang
begitu pesat, hanya sekitar 5% dari luas lahan Kecamatan
Pracimantoro yang mengalami perubahan selama 5 tahun.
Berdasarkan informasi peta kesesuaian lahan, diketahui
bahwa kawasan yang dapat menjadi kawasan terbangun hanya
GAMBAR 2.1
wilayah tengah, barat Tata Guna Lahan Kecamatan
dan timur Kecamatan Pracimantoro karena
Pracimantoro
merupakan lahan budidaya. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik
Tahun 2008 dan 2013
wilayah yang beberapa diantaranya merupakan kawasan kars yang
dilindungi serta kondisi kontur yang tergolong terjal (Peta kontur
lihat pada lampiran dengan No. Peta 2.1). Pada kawasan karst
dilarang adanya kegiatan pertambangan jenis apapun, hanya
kegiatan pertanian tumpangsari seperti jagung, umbi kayu,
singkong, dan kacang tanah yang
diperbolehkan.
GAMBAR 2.2
Peta Brown Green Field
Kecamatan Pracimantoro
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio
Perencanaan, 2013
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Wonogiri, 2008 dan Analisis Kelompok 1A Studio
Perencanaan, 2013
Kecamatan Pracimantoro
menjadi salah satu wilayah penting
di Jawa Tengah, karena wilayah ini
merupakan
penghubung
tiga
provinsi yaitu Provinsi DIY, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur karena
dilalui oleh JJLS. Jalan jalur Lintas
2. 7
Selatan (JJLS) diantaranya melewati Kel.
Pracimantoro, Desa Sambiroto dan Desa Suci.
Gedong,
Desa
GAMBAR 2.3
Peta Lahan yang
Mengalami
Peningkatan Harga
Harga lahan yang
mengalami peningkatan
Sumber: Analisis Kelompok
1A Studio
Perencanaan,
2013
Keberadaan JJLS memicu perubahan penggunaan lahan di
Kecamatan Pracimantoro. Seperti yang terjadi bahwa disepanjang
JJLS tumbuh lahan perdagangan dan jasa yang dulunya
merupakan lahan pertanian. Tentu hal tersebut sangat
mempengaruhi perekonomian yang ada di Kecamatan
Pracimantoro terutama desa-desa yang dilalui JJLS. Nilai lahan di
sepanjang JJLS pun semakin meningkat seiring banyaknya
permintaan.
Dari informasi yang didapat, bahwa sebelum adanya JJLS
harga lahan berkisar Rp 200.000 – Rp 300.000./M2 Akan tetapi
semenjak dikembangkannya JJLS harga lahan dipanjang JJLS
menjadi Rp 700.000 – Rp 1.000.000/M2.
3. 8
2.2
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Kecamatan Pracimantoro memiliki potensi bentang alam
yang menjadi karakteristik dan ciri khas, yaitu formasi batuan kars.
Di mana hampir mencapai 60% dari luas wilayahnya merupakan
kawasan kars, dan 25% dari luasnya merupakan formasi
batugamping. Karena bentang
alam yang sangat kaya,
didirikanlah Museum Nasional
Karst Indonesia di Kecamatan
Pracimantoro.
Hal
itu
menunjukkan adanya potensi
besar pada sektor pariwisata.
Hingga saat ini, banyak lokasi
yang dapat dijadikan sebagai
objek wisata, seperti goa
Sodong, goa Putri Kencana,
goa Tembus, dan goa lainnya.
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio
Perencanaan 2013
Stalaktit Goa Tembus
dana
besar
untuk
mengelola objek wisata
tersebut menyebabkan
potensi besar yang ada
menjadi terbengkalai.
Muncul kesan kumuh
dan
tidak
terawat
karena
kurangnya
perhatian
dari
Sumber: Dinas
GAMBAR 2.4 ESDM Kab. Wonogiri, 2013
pemerintah dan warga
setempat. Kemudian, sektor
pariwisata kurang menjadi
fokus
utama
yang
dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri. Sehingga
kurang ada promosi terkait potensi besar yang ada di Kecamatan
Pracimantoro.
Peta Lokasi Pariwisata 2.5
GAMBAR
Kecamatan Pracimantoro
Peta Sebaran Goa dan Luweng
Wisata goa yang ada
di Kecamatan Pracimantoro
terbilang
sangat
banyak.
Namun, yang menjadi kendala dari keberadaan potensi besar
tersebut adalah pengelolaan dan fokus pengembangan. Perlunya
Berdasarkan
zonasi
kawasan
kars,
Kecamatan
Pracimantoro merupakan wilayah yang didominasi oleh formasi
batuan kars terbesar. Di mana kars memiliki karakteristik
kekeringan pada permukaan luar dan memiliki penyimpanan air
jangka panjang di bagian dalamnya. Sehingga, kecamatan
Pracimantoro merupakan wilayah yang berpotensi sebagai daerah
yang kaya akan sumber air. Namun hingga saat ini, keberadaan
goa dan luweng yang mampu menjadi sumber mata air masih
sangat sedikit. Sehingga diperlukan pencarian secara khusus untuk
menemukan mata air yang mampu menyelesaikan masalah
kekeringan pada sebagian besar wilayah Pracimantoro.
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 17 tahun 2012,
ditetapkan bahwa Kawasan Bentang Alam Kars merupakan cagar
alam geologi. Sehingga tidak boleh dilakukan kegiatan
penambangan batu kars, karena hal tersebut akan mencemari dan
mengancam keberadaan sumber mata air yang berada jauh di
bagian dalam Kecamatan Pracimantoro. Sehingga akan
memperkeruh permasalahan tidak terpenuhinya kebutuhan air
bersih di Kecamatan Pracimantoro.
4. 9
2.3
Karakteristik Sarana Prasarana Kecamatan Pracimantoro
Berikut akan dibahas mengenai karakteristik sarana dan
prasarana di Kecamatan Pracimantoro. Prasarana yang akan dibahas
mencakup 7 prasarana dasar perkotaan, yaitu jaringan jalan, drainase, air
bersih, sanitasi, persampahan, listrik dan telekomunikasi.
2.3.1
Karakteristik Sarana Kecamatan Pracimantoro
Sarana merupakan salah satu aspek penunjang dalam
aktivitas penduduk. Ketersediaan sarana mencerminkan lengkap
tidaknya aspek penunjang kegiatan penduduk tersebut. Kabupaten
Wonogiri yang terdiri dari 25 Kecamatan memiliki persebaran
sarana yang beragam. Dapat dilihat pada Peta orde Kota
Kabupaten Wonogiri pada Gambar 2.6, Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri dibedakan menajdi 4 orde, dimana orde tertinggi dengan
ketersediaan sarana terlengkap adalah orde 1 yang terdiri dari
Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan
Jatisrono, Kecamatan Baturetno dan Kecamatan Tirtomoyo,
sedangkan untuk
Kecamatan Pracimantoro masuk dalam orde 2. Masuknya
Hal
ini
Kecamatan bahwa dari ke dalam orde 2, disebabkan belum
membuktikan Pracimantoroseluruh desa yang ada, hanya Desa
lengkapnya saja yang sarana sarana Dapat dilihat terbilang
Pracimantoro ketersediaan memilikiyang ada.yang sudah pada Peta
Orde Kota Kecamatan Pracimantoro bahwa yang termasuk orde
lengkap. Dapat dilihat dari sarana pendidikan, sarana pendidikan 1
terlengkap dari jenjang TK sampai dengan SMA hanya terdapat di
hanya Desa Pracimantoro saja.
Desa Pracimantoro, sedangkan desa/kelurahan yang lain tidak ada
yang memiliki sarana pendidikan lengkap dari jenjang TK sampai
dengan SMA. Ada pula Desa yang hanya memiliki sarana
pendidikan tingkat SD seperti di Desa Glinggang, sehingga
penduduk yang berusia TK, SMP dan SMA harus pergi ke Desa
Pracimantoro terlebih dahulu untuk menuntut ilmu.
Apabila dilihat dari sarana kesehatan, diketahui bahwa desa yang memiliki sarana kesehatan yang terbilang memadai hanya di
Desa Pracimantoro dan Desa Suci. Hal ini dikarenakan aksesbilitas di Desa Suci dan Desa Pracimantoro ini terbilang sudah baik dan
memadai, sehingga pemerintah lebih mengembangkan sarana kesehatan di 2 desa tersebut.
GAMBAR 2.6
Peta Orde Kota Kabupaten Wonogiri dan
Kecamatan Pracimantoro
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
Untuk sarana peribadatan seperti masjid,
banyak terdapat di Desa Gambirmanis yaitu 14
buah. Banyaknya jumlah masjid dikarenakan
penduduk beragama islam paling banyak terdapat
di desa tersebut, yaitu 6078 orang. Selain itu, juga
ada desa yang tidak memiliki sarana peribadatan
sama sekali, yaitu Desa Glinggang dan Desa
Wonodadi dikarenakan aksesbilitas yang buruk
dan aktivitas penduduk yang tergolong rendah,
sehingga apabila penduduk di kedua desa
5. 10
tersebut ingin beribadah bersama di suatu masjid harus ke
desa/kelurahan lain. Untuk sarana perdagangan dan jasa, Desa
dengan jumlah sarana perdagangan berupa toko, terbanyak
2.3.2 Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Kecamatan Pracimantoro yang tergolong cukup
baik ialah jalan kabupaten/ kotamadya atau bisa disebut jalan arteri
dan kolektor. Jalan tersebut tergolong baik karena sudah diaspal
walaupun masih berlubang. Sedangkan untuk jalan lingkungan yang
memiliki kondisi rusak parah karena rusak dan bisa menimbulkan
kecelakaan terdapat di Desa Gambirmanis, Petirsari, dan Wonodadi
yang menyebabkan sulitnya pergerakan bagi orang maupun barang
di desa tersebut. Sebagian besar penyebab rusaknya jalan yang ada
adalah banyaknya kendaraan bermuatan berat melintas di jalan yang
ada,
terutama
jalan
lingkungan yang diketahui
bahwa beban muatannya
tidak sesuai dengan kelas
jalan yang ada sehingga
menimbulkan
kerusakan.
Selain itu, masih terdapat
kerusakan pada jalan arteri
yang berfungsi sebagai Jalan
Jalur Lintas Selatan (JJLS)
yaitu pada ruas jalan yang
menuju Jawa Timur. JJLS
yang melewati Kecamatan
Pracimantoro dinilai belum
dapat
berfungsi
secara
optimal karena masih ada
GAMBAR 2.7
Peta Jaringan Jalan
Di samping itu, pasar
yang terdapat di Kecamatan
Pracimantoro
juga
mendapatkan
pengaruh
positif dari posisi Kecamatan
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
Pracimantoro terhadap JJLS, kondisi pasar semakin bertambah
ramai oleh pedagang, baik pedagang yang berasal dari dalam
terdapat di Desa Pracimantoro. Hal tersebut dapat terjadi karena di
Desa Pracimantoro terdapat pasar serta terminal yang menarik
penduduk untuk melakukan usaha disekitarnya.
ruas jalan yang sedang
dibangun yaitu ruas
jalan yang ada di Desa
Gedong. Oleh karena
itu,
masyarakat
menggunakan
jalur
alternatif yang melewati
Desa Glinggang dan
Gebangharjo
untuk
menuju
atau
dari
Kabupaten
Gunung
Kidul. Adanya JJLS
memiliki
keuntungan
tersendiri
bagi
masyarakat
Pracimantoro
yaitu
adanya peluang transit
di
terminal
Pracimantoro
dari
penduduk
yang
melakukan perjalanan
dari atau ke Provinsi
DIY maupun dari atau
ke
Provinsi
Jawa
Timur.
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
Peta Kondisi Jalan
GAMBAR 2.8
ataupun
luar
Kecamatan Pracimantoro. Tetapi semakin banyaknya pedagang di
pasar Pracimantoro yang kemudian memenuhi terminal membuat
bus-bus yang ada tidak dapat parkir di terminal dengan semestinya
sehingga banyak bus yang parkir di pinggir jalan. Pengaruh adanya
jalan utama/JJLS tersebut juga menyebabkan munculnya tempattempat makan dan agen travel di sepanjang jalan utama.
6. 11
Oleh karena itu Kecamatan Pracimantoro ramai dikunjungi
oleh pendatang. Untuk kendaraan umum, colt carry dan truk
merupakan kendaraan umum yang biasa digunakan oleh masyarakat
di Kecamatan Pracimantoro untuk mengangkut barang ke pasar.
Meskipun angkutan tersebut tidak resmi dari pemerintah namun
keberadaan angkutan tersebut sangat membantu masyarakat untuk
mengangkut barang–barang untuk dijual ke pasar. Semua
desa/kelurahan di Kecamatan Pracimantoro dilalui oleh colt carry
kecuali Trukan dan Banaran, kedua desa tersebut memang tidak
dilalui oleh angkutan umum apapun. Rute colt carry melintas dari
dusun–dusun yang ada di setiap desa ke pasar pracimantoro, namun
tidak semua dusun dilewati seperti di Desa Petirsari karena kondisi
jalan yang rusak. Sedangkan, kendaraan truk angkut hanya melintas
di Sambiroto dan Gedong. Selain untuk mengangkut hasil pertanian,
angkutan tersebut juga digunakan untuk pergi ke sekolah seperti di
Desa Sedayu.
GAMBAR 2.9
Sumber: Dokumentasi Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
2.3.3
Sumber air bersih yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro
bermacam–macam yaitu PDAM, PAMSIMAS, Proyek Balai Besar
Bengawan Solo, tadah hujan, sumur, mata air, pemasangan pipa,
dari Gunung Kidul, dan membeli air dari tanki. Kebanyakan warga
mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang bersumber
dari PDAM maupun dari tadah hujan. Pada musim kemarau tiba,
hampir di semua desa di Kecamatan Pracimantoro mengalami
kekeringan. Sehingga untuk mengatasi kurangnya ketersediaan air
bersih, masyarakat membeli tanki air seharga 60 ribu untuk 120 liter
air. Kekeringan tersebut biasa terjadi di Desa Gedong, Desa Sedayu,
Desa Joho, Desa Sumberagung, Desa Gambirmanis, Desa
Watangrejo, Desa Gebangharjo, dll. Sedangkan di Desa
Pracimantoro tidak pernah mengalami kekeringan saat kemarau,
namun air yang dialirkan oleh PDAM debitnya kecil dan seringkali
mati. Selain masalah air bersih, ketika musim kemarau melanda, air
Jaringan air Bersih
untuk
pengairan
sawah
juga
mengalami masalah yaitu kurangnya
air untuk irigasi sehingga terkadang
menyababkan gagal panen. Keadaan
tersebut terjadi di Desa Jimbar,
Banaran, dan Trukan. Sebenarnya
sumber air di Kecamatan Pracimantoro
cukup banyak tetapi karena sistem
penyalurannya
yang
masih
memanfaatkan gravitasi menyebabkan
daerah yang elevasinya lebih tinggi dari
sumber air, sulit untuk mendapatkan
pasokan air.
Peta Permasalahan
Pemenuhan Air
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
GAMBAR
7. 12
2.3.4
Jaringan Drainase
Jaringan drainase di Kecamatan Pracimantoro menggunakan
drainase terbuka. Kondisi drainase di Kecamatan Pracimantoro
mayoritas tergolong cukup baik. Hal tersebut dikarenakan adanya
kerja bakti maupun pembersihan secara pribadi yang dilaksanakan
rutin oleh warga, sehingga drainase tersebut terawat dan terjaga
kebersihannya. Airnya tidak tergenang dan tidak ada sampah yang
menyumbat. Di sisi lain, masih banyak pula drainase yang kondisinya
buruk bahkan ada desa yang tidak memiliki saluran drainase seperti
di Desa Jimbar dan Desa Gambirmanis. Kondisi saluran drainase
yang buruk dikarenakan kurangnya perhatian masyarakat untuk
membersihkan dan merawat drainase tersebut. Mayoritas drainase di
Kecamatan Pracimantoro juga berukuran kecil atau kelasnya hanya
drainase tersier atau alami.
Secara garis besar, drainase yang ada di Kecamatan
Pracimantoro yang sebagian besar berupa drainase alami kurang
sesuai dengan kondisi alam kars yang terdapat di sana. Drainase
alami tersebut memungkinkan untuk terjadinya pencemaran sumber
air tanah, karena air yang mengalir di saluran drainase tersebut
langsung terserap ke tanah dan jatuh ke bagian dalam batuan kars
tanpa adanya penyaringan. Hal inilah yang dapat menyebabkan
pencemaran sumber air tanah alami tersbeut. Berdasarkan kondisi
yang ada, diperlukan adanya tindak lanjut terkait kondisi drainase,
karena apabila tetap dibiarkan dapat mencemari sumber air tanah
yang sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih
jangka panjang.
GAMBAR
2.11 Sistem Drainase
Peta
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
2.3.5
Jaringan Persampahan
Sistem pengolahan sampah yang
terdapat di Kecamatan Pracimantoro adalah
dengan cara dibakar dan ditimbun. Namun
mayoritas pengolahan sampah di Kecamatan
Pracimantoro adalah dibakar. Masyarakat
berpendapat bahwa mereka masih memiliki
luas lahan yang besar, sehingga mereka lebih
baik membakar sampah tersebut. Desa yang
membakar sampah yang mereka miliki adalah
Desa Petisari, Desa Joho, Desa Watangrejo,
Desa Suci, Desa Jimbar, Desa Sambiroto, Desa
Pracimantoro,
Desa
Gebangharjo,
Desa
Sedayu, Desa Banaran, Desa Lebak, dan Desa
Glinggang sedangkan sisanya dibakar dan
ditimbun. Kondisi system persampahan yang
mayoritasnya dibakar menyebabkan Kecamatan
Pracimantoro tidak memiliki TPS ataupun TPA.
8. 13
Sebenarnya, apabila dilihat secara lebih dalam, pengolahan
sampah dengan cara ditimbun juga tidak cocok diterapkan di Kecamatan
Pracimantoro karena sebagian besar wilayahnya berupa dataran kars
dimana limbah dari timbunan sampah tersebut dapat mencemari sumber
air tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih jangka
panjang. Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang lebih dalam terkait
pembangunan TPS dan TPA
GAMBAR
2.12 Pengelolaan Sampah
Peta
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
2.3.6 Jaringan Listrik
Distribusi jaringan listrik di semua desa di Kecamatan
Pracimantoro sudah tergolong baik. Hal tersebut dikarenakan sudah
semua desa di Kecamatan Pracimantoro tersedia pasokan listriknya.
Namun, di Desa Petisari terdapat 11% belum mendapatkan pasokan
listrik. Terdapat pula warga yang masih menumpang pemakaian
listrik dengan tetangganya. Meskipun sudah dapat dikatakan
distribusi pasokan listriknya merata, namun masih banyak desa yang
2.4
sering terjadi pemadaman listrik, seperti Desa Petisari, Desa Joho,
Desa Watangrejo, Desa Jimbar, Kelurahan Gedong, Desa
Gebangharjo, Desa Trukan, Desa Lebak, Desa Glinggang, dan Desa
Wonodadi
2.3.7 Jaringan Telekomunikasi
Masyarakat di semua desa yang terdapat di Kecamatan
Pracimantoro sudah tidak ada yang menggunakan pesawat telepon
atau telepon kabel untuk berkomunikasi. Mayoritas masyarakat telah
menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi. Meskipun
masih ada masyarakat yang tidak memiliki telepon genggam. Hal
tersebut dikarenakan jarangnya interaksi yang dilakukan masyarakat
ke luar daerahnya dan sulitnya sinyal untuk dapat berkomunikasi
dengan lancar.
Kependudukan
Kependudukan merupakan salah satu aspek penting dalam
suatu perencanaan karena objek perencanaan adalah penduduk itu
sendiri. Aspek kependudukan dapat meghasilkan informasi seperti
jumlah penduduk, jumlah migrasi, kepadatan penduduk, dan
sebagainya. Jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri pada tahun
2010 adalah 1.174.259 jiwa yang terbagi ke dalam 25 kecamatan,
salah satunya adalah Kecamatan Pracimantoro. Pada tahun 2010
jumlah penduduk Kecamatan Pracimantoro berjumlah 76.416 jiwa
atau 6,5% dari total penduduk Kabupaten Wonogiri yang berjumlah
1.174.259 jiwa. Jumlah penduduk di Kecamatan Pracimantoro
memiliki peringkat kedua setelah Kecamatan Wonogiri. Desa yang
memiliki jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Pracimantoro
adalah Desa Pracimantoro, sedangkan Desa dengan jumlah
penduduk terendah adalah Desa Petirsari. Desa Pracimantoro
memiliki jumlah penduduk tertinggi dibanding desa lain karena
merupakan ibukota kecamatan yang juga berperan sebagai
9. 14
pusat pelayanan untuk desa lain di kecamatan tersebut.
Berdasarkan piramida penduduk di Kecamatan Pracimantoro tahun
2010, kecamatan tersebut tergolong ke dalam bentuk kendi. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia muda atau tua.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa angka ketergantungan di
Kecamatan Pracimantoro rendah.
Untuk hal kepadatan penduduk bruto, kecamatan yang memiliki
kepadatan penduduk paling tinggi di Kabupaten Wonogiri adalah
Kecamatan Jatrisono. Hal tersebut terjadi karena di Kecamatan
Jatisrono memiliki jumlah penduduk yang banyak namun luas
wilayah yang kecil. Meskipun Kecamatan Pracimantoro memiliki
jumlah penduduk yang banyak, namun kepadatan penduduk di
kecamatan tersebut tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan
Kecamatan Pracimantoro memiliki wilayah yang tergolong luas.
Wilayah yang dapat dibangun di Kecamatan Pracimantoro hanya 65
% karena 45 % dari kecamatan tersebut merupakan kawasan karst
sehingga tidak bisa dibangun. Kepadatan penduduk di Kecamatan
Pracimantoro paling tinggi berada di Desa Pracimantoro. Hal tersebut
terjadi karena Desa Pracimantoro merupakan ibukota Kecamatan
Pracimantoro sehingga di desa tersebut memiliki jumlah penduduk
yang banyak dan sebanding dengan luas wilayahnya.
Jumlah penduduk yang terus
bertambah setiap tahunnya namun
tidak didukung dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan
Kec. Pracimantoro merupakan
kecamatan dengan penduduk
terbanyak nomer 2 setelah
Kec. Wonogiri
1200
1000
800
600
400
200
0
Gambaran Kependudukan
Kab. Wonogiri dan
Kec. Pracimantoro
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
GAMBAR
2.14
Kepadatan Penduduk Kab. Wonogiri dan Kec. Pracimantoro
Kepadatan Penduduk tiap Kecamatan di Kabupaten Wonogiri
0.001400
0.001200
0.001000
0.000800
0.000600
0.000400
0.000200
0.000000
Jatisrono
Wonogiri
Selogiri
rwantoro
Bulukerto
logohimo
Sidoharjo
Jatipurno
Girimarto
toronadi
Ngadirojo
uhpelem
irtomoyo
smantoro
aturetno
imantoro
anyaran
Giriwoyo
atuwarno
ryantoro
Eromoko
iritontro
Jatiroto
nggupito
ngtengah
Kepadatan Penduduk tiap Desa di Kecamatan
Pracimantoro
GAMBAR
2.13
10. c.
15
Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar penduduk
terdapat penduduk komuter baik
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013 masuk maupun keluar ke
ke Kecamatan Pracimantoro
Pracimantoro. Untuk komuter yang masuk sebagian besar adalah
disebabkan faktor keberadaan keluarga yang tinggal di kecamatan ini
pedagang yang berjualan di Pasar Pracimantoro. Pedagang tersebut
dan karena faktor pernikahan, namun jumlah migrasi masuk tidak
berasal dari berbagai daerah seperti dari Kecamatan Giritontro yang
terlalu banyak. Sebagian besar penduduk di Kecamatan
berjualan daging sapi, Kabupaten Karanganyar berjualan sayuran,
Pracimantoro melakukan migrasi keluar daerah yaitu ke Kecamatan
Wonosari berjuan tahu dan tempe, serta dari Pacitan berjualan gula
Wonogiri, DIY, Solo, Jakarta, bahkan luar Pulau Jawa. Alasan
jawa dan kelapa. Pedagang dari luar wilayah tersebut berdagang di
masyarakat bermigrasi yakni untuk meningkatkan perekonomian.
Pasar Pracimantoro bagian luar sedangkan untuk penduduk lokal
Sehingga saat ini masyarakat di Kecamatan Pracimantoro lebih
berjualan di pasar bagian dalam.
banyak penduduk usia tua. Selain migrasi masuk dan keluar,
Sebagian besar para pembeli lebih memilih membeli barang yang dijual di bagian luar pasar karena lebih cepat sehingga secara tidak
langsung hal ini mengurangi pembeli di pasar bagian dalam. Untuk
penduduk yang melakukan komuter sebagian besar adalah pelajar
yang sekolah di luar wilayah seperti Kecamatan Wonogiri dan Solo,
namun ada juga penduduk yang bekerja di daerah tersebut yang
melakukan komuter.
Peta Kepadatan melakukan migrasi masuk
yang Penduduk Lihat pada lampiran
dengan No. Peta 2.1
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
2.5
Perekonomian
Aspek perekonomian merupakan salah satu tolak ukur untuk
melihat tingkat kesejahteraan masyarakat. Aspek perekonomian
dapat dilihat dari besarnya PDRB tiap sektor di Kabupaten Wonogiri
dan kontribusi PDRB tiap sektor terhadap kecamatan maupun
Kabupaten Wonogiri. Dari PDRB tersebut dapat diketahui sektor apa
saja yang menjadi sektor basis dan sektor non basis sehingga bisa
dikembangkan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
11. 16
Sumber: Analisis Kelompok 1 A Studio Perencanaan, 2013
GAMBAR 2.16
PDRB Kab Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro
GAMBAR
Gambar 2.15
2.15, dapat diketahui bahwa
Jika dilihat secara agregat, Kabupaten Wonogiri memiliki dua
Berdasarkan
Kecamatan Pracimantoro memiliki PDRB sebesar 170.944,13 juta
rupiah. Besarnya PDRB Kecamatan Pracimantoro tersebut berada
diurutan ketiga setelah PDRB Kecamatan Wonogiri dan PDRB
Kecamatan Ngadirojo yang masing-masing berada di urutan pertama
dan kedua.
sektor basis yakni sektor pertanian sebesar 1.317.372,03 juta rupiah
dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 347.170,28 juta
rupiah. Pada sektor pertanian, Kecamatan Pracimantoro merupakan
kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang memiliki PDRB tertinggi
yakni sebesar 109.880,17 juta rupiah dengan kontribusi PDRB juga
yang
12. 17
tertinggi yakni sebesar 61,60%. Kecamatan Puhpelem merupakan
kecamatan yang memiliki PDRB terendah yakni 34.084,16 juta
rupiah. Pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, Kecamatan
Pracimantoro memiliki PDRB yang berada diurutan kedua setelah
PDRB Kecamatan Wonogiri yakni sebesar 24.450,63 juta rupiah
dengan kontribusi PDRB juga diurutan kedua yakni sebesar 13,71%.
Sedangkan PDRB Kecamatan Wonogiri sebesar 31.197,11 juta
rupiah dengan kontribusi PDRB yakni sebesar 17,30%. Pada
Kecamatan Pracimantoro, sektor pertanian dan sektor perdagangan,
hotel, dan restoran juga merupakan sektor basis. Sektor pertanian
memiliki PDRB sebesar 109.880,17 juta rupiah dan sektor
perdagangan, hotel, dan restoran memiliki PDRB sebesar 24.450,63
juta rupiah. Kedua sektor tersebut memiliki jumlah PDRB dan jumlah
kontribusi PDRB yang cukup tinggi baik untuk Kecamatan
Pracimantoro sendiri maupun Kabupaten Wonogiri. Di dalam
mendistribusikan dan mengembangkan sektor tersebut tentunya juga
berkaitan dengan faktor aksesibilitas. Aksesibilitas tersebut dilihat
dari kondisi jalan yang berada di Kecamatan Pracimantoro. Kondisi
jalan tersebut saat ini tergolong cukup buruk karena banyak lubang
dan apabila hujan terjadi genangan. Hal ini tentunya membawa
dampak negatif bagi mobilitas manusia, barang, dan kendaraan
khususnya dalam mendistribusikan hasil pertanian. Distribusi hasil
pertanian tersebut menjadi terhambat dan berakibat pada
menurunnya pendapatan masyarakat sehingga pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Pracimantoro menjadi menurun
atau maju tetapi tertekan. Tidak hanya masalah aksesibilitas yang
mengganggu pertumbuhan ekonomi Kecamatan Pracimantoro, tetapi
juga masalah terbatasnya lahan untuk dikembangkan menjadi
kawasan
terbangun.
Luas
lahan
konservasi
Kecamatan
Pracimantoro sebesar 60% dari total luas lahan, mengakibatkan
perkembangan aktivitas masyarakat khususnya pengembangan
sektor perdagangan, hotel, dan restoran terbatas. Apalagi
sumberdaya manusia yang berkompeten di Kecamatan Pracimantoro
masih rendah, sehingga belum dapat mengoptimalkan pemanfaatan
potensi sumberdaya alam yang ada di Kecamatan Pracimantoro.
Masalah banyaknya migrasi keluar juga mengganggu pertumbuhan
ekonomi Kecamatan Pracimantoro. Migrasi keluar banyak dilakukan
karena kurangnya lapangan pekerjaan yang terdapat di kecamatan
Pracimantoro. Banyaknya pedagang luar wilayah Pracimantoro yang
berdagang di Pasar Pracimantoro dan kurangnya daya saing
pedagang lokal juga menambah tingkat migrasi keluar penduduk
lokal.
Perekonomian di Kecamatan Pracimantoro tidak terlepas
dari adanya Pasar Pracimantoro yang menjadi salah satu
penyumbang aktivitas perekonomian di Kecamatan Pracimantoro.
Pasar Pracimantoro merupakan pusat aktivitas terbesar di
Kecamatan Pracimantoro. Pasar Pracimantoro merupakan pasar
dengan skala kecamatan yang pedagangnya berasal dari desa-desa
yang ada di Kecamatan Pracimantoro itu sendiri dan dari luar
Kecamatan Pracimantoro yaitu Gunung kidul, Wonosari, dan
Karanganyar. Pedagang dari luar Kecamatan Pracimantoro menjual
barang-barang berupa tahu dan tempe (Wonosari dan Gunung kidul),
sayuran (Karanganyar), daging sapi (Giritontro), gula jawa dan
kelapa (Pacitan).
Jangkauan pelayanan pasar Pracimantoro cukup luas,
banyak pembeli dari luar wilayah yang berbelanja di pasar tersebut.
Namun, daya saing produk lokal terhadap produk luar (yang dibawa
oleh pedangang luar) terbilang cukup rendah. Hal ini dikarenakan
tata letak perdagangan di pasar yang tidak merata membuat
sebagian penjual tidak mendapat pembeli. Sebagian pembeli memilih
membeli di bagian depan pasar sehingga wilayah dalam tidak
didatangi pembeli dalam jumah yang sama banyak dengan pembeli
diluar. Dengan banyaknya pedagang yang berasal dari luar wilayah
Kecamatan
Pracimantoro
membuat
pemasukan
di
Kabupaten Wonogiri juga
meningkat. Perda Kabupaten
Wonogiri
menjelaskan
bahwa, pemerintah tidak
membatasi pedagang yang
masuk untuk berjualan di
pasar selama memiliki izin
berjualan. Pemerintah hanya
mewadahi dan memfasilitasi
para
pedagang
seperti
peraturan menteri dalam
negeri nomer 20 tahun 2012.
Sumber: A
GAMBA
13. 18
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
GAMBAR 2.19
Selain pasar di Pracimantoro, juga terdapat pasar di Desa
Sumberagung yang merupakan pasar tertua di Kecamatan
Pracimantoro. Sama halnya dengan pasar Pracimantoro, pengunjung
dari pasar ini banyak banyak berasal dari luar wilayah khususnya
Kab. Gunungkidul, dan ada juga pengunjung yang berasal dari
Paranggupito. Namun sayangnya, pasar ini tidak berkembangan
sepesat pasar Pracimantorokarena posisinya yang berada di wilayah
paling selatan Kecamatan Pracimantoro dan kondisi jalan yang
kurang mendukung. Oleh karena itu, pasar sumberagung tidak
menjadi pasar utama walaupun ia merupakan pasar tertua di
Kecamatan Pracimantoro.
Peta asal Pedagang di Pasar Pracimantoro
Sumber: Analisis Kelompok 1A ekonomi Kabupaten
Pola dan struktur pertumbuhan Studio Perencanaan, 2013
Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro dapat dilihat dari tipologi
Klassen. Berdasarkan perhitungan tipologi Klassen, Kabupaten
Wonogiri terbagi atas empat golongan, yakni maju, berkembang
pesat, menurun atau maju tertekan, dan terbelakang. Kecamatan
Tirtomoyo, Baturetno, Wonogiri, dan Jatisrono memiliki pertumbuhan
ekonomi yang maju. Hal tersebut dapat dilihat dari potensi sektorsektor basis masing-masing kecamatan yang mengalami kemajuan
dari tahun ke tahun. Sedangkan Kecamatan Pracimantoro memiliki
pertumbuhan ekonomi yang tergolong menurun atau maju tapi
tertekan. Hal tersebut dikarenakan adanya masalah terkait
aksesibilitas yang ada di Kecamatan Pracimantoro.
14. 19
2.6
Aspek Kelembagaan
Bentuk kelembagaan atau organisasi yang terdapat di
Kecamatan Pracimantoro terbagi atas kelembagaan pemerintah dan
kelembagaan masyarakat. Kondisi pemerintahan Kecamatan
Pracimantoro terbilang baik karena melayani warga selama jam
kerja, yaitu dari pukul 08.00 WIB s.d. 12.00 WIB. Namun berbeda
halnya dengan kantor pemerintah tingkat desa/kelurahan, kantornya
hanya bekerja sampai pul 11.00 WIB sehingga sebagian masyarakat
kesulitan untuk mengakses pelayanan pada kantor tersebut.
Selain kelembagaan atau organisasi pemerintah juga
terdapat beberapa kelembagaan milik masyarakat seperti PKK,
Karang Taruna, Pengajian Masyarakat, Arisan Masyarakat, Dasa
Wisma, Organisasi Perempuan, Organisasi Pemuda serta LKMD.
Organisasi ini berada di setiap desa dan kelurahan di Kecamatan
Pracimantoro. Kegiatan kelembagaan tersebut memiliki aktivitas
yang berbeda-beda sesuai dengan nama organisasi dan tujuan
organisasi tersebut. Kemudian dalam pelaksanaan kegiatannya
minimal diadakan satu kali dalam satu bulan. Lembaga – lembaga
masyarakat ini berperan dan memberikan dampak positif bagi
perkembangan masyarakat setempat, seperti pelatihan ketrampilan
dan aktivitas-aktivitas untuk mempererat hubungan sosial antar
masyarakatnya. Namun sayangnya, hasil dari kegiatan tersebut
belum terlihat bentuk nyatanya karena kurangnya follow up dari
pemerintah ataupun warga.
2.7
di Kecamatan Pracimantoro adalah masjid dan musholla dikarenakan
mayoritas penduduk yang ada di kecamatan ini beragama islam.
Apabila dilihat dari sarana perdagangan, Desa Pracimantoro memiliki
jumlah sarana perdagangan yang paling banyak antara lain kios,
warung, ruko, pasar, dan koperasi. Hal tersebut disebabkan oleh
posisi Desa Pracimantoro yang terletak di bagian pusat kawasan
perkotaan, serta tingginya aktivitas pasar pracimantoro yang
berdekatan dengan lokasi terminal.
Sedangkan jumlah sarana perdagangan pada desa-desa
lainnya tidak selengkap dan sebanyak Desa Pracimantoro. Sarana
pemerintahan yang terdapat di kawasan perkotaan Pracimantoro
terdiri dari kantor Kelurahan/Desa yang tersebar secara merata di
setiap kelurahan/desa-nya dan kantor Kecamatan Pracimantoro yang
terletak di Desa Pracimantoro. Kondisi sarana pemerintahan yang
ada cukup baik dan telah dapat melayani penduduk pracimantoro.
Sarana olahraga dan ruang terbuka di kawasan perkotaan
Pracimantoro teridiri atas lapangan sepakbola, lapangan voli, dan
lapangan tenis. Secara umum kondisi sarana di kawasan
Pracimantoro sudah cukup baik dan dapat melayanani penduduk di
Kecamatan Pracimantoro.
Identifikasi Perkotaan
Berikut ini akan dilakukan identifikasi terkait kondisi
perkotaan di Kecamatan Pracimantoro.
2.7.1 Kondisi Eksisting Sarana Perkotaan
Secara umum kuantitas sarana perkotaan di Kecamatan
pracimantoro sudah cukup dan dapat memfasilitasi penduduk yang
berada di kawasan perkotaan Pracimantoro. Apabila dilihat dari
sarana pendidikan, Desa Sedayu dan Desa Pracimantoro memiliki
sarana pendidikan yang lengkap yaitu TK, SD, dan SMA. Sedangkan
pada desa-desa lainnya hanya terdapat fasilitas SD atau SMP saja.
Sarana kesehatan yang ada di kawasan perkotaan Pracimantoro
terdiri dari praktek dokter, posyandu, dan puskesmas. Fasilitas
tersebut terpusat pada Desa Pracimantoro, sedangkan pada desa
lainnya hanya terdapat praktek dokter saja. Sarana peribadatan yang
ada di kawasan pracimantoro terdiri dari masjid dan mushola yang
telah tersebar di setiap desa, namun jumlah sarana peribadatan
tersebut paling banyak terdapat di Desa Pracimantoro. Tidak
terdapat sarana peribadatan bagi umat non muslim, hal tersebut
disebabkan mayoritas jumlah penduduk perkotaan Pracimantoro
beragama islam.tetapi yang mayoritas sarana peribadatan yang ada
15. 20
2.7.2
Struktur dan Pola Ruang
Kawasan perkotaan Kecamatan Pracimantoro meliputi desa
Tubokarto, Sedayu, Pracimantoro, Sambiroto, Gedong, Watangrejo,
dan sedikit wilayah desa Suci. Kawasan perkotaan ini berkembang
mengikuti jalan raya atau jalan regional. Dapat dilihat bahwa zonasi
kawasan perkotaan yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro
terbagi menjadi dua yaitu Kawasan Perdagangan dan Kawasan
Perkotaan. Kawasan perdagangan terletak di sepanjang jalan utama
dan kawasan permukiman berada tepat setelah kawasan
perdagangan. Untuk persebaran fasilitas yang terdapat di Perkotaan
Pracimantoro cukup beragam. Terdapat fasilitas Pendidikan, fasilitas
kesehatan, dan
fasilitas peribadatan. Terdapat pula kawasan Pertambangan di Desa
Watangrejo yang termasuk dalam perkotaan Pracimantoro.
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
GAMBAR 2.21
Peta Perkotaan Pracimantoro beserta Sebaran Sarana
GAMBAR 2.23
Peta Struktur Ruang Perkotaan
Pracimantoro
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
Peta Pola menjadi pusat dari segala aktivitas perkotaan
pracimantoro) yang Ruang Perkotaan Pracimantoro GAMBAR 2.22
ataupun pedesaan Kecamatan Pracimantoro, orde 3 (kelurahan
sedayu, desa tubokarto, desa sambiroto dan desa watangrejo) yang
menjadi daerah pendukung orde 1 dalam hal pelayanan ataupun
produksi dan sebagian kecil wilayah orde 2 (desa lebak) dan orde
1 (desa gedong) yang berbatasan langsung dengan desa
pracimantoro.
Apabila dilihat dari segi hirarki, desa/kelurahan yang
tergolong dalam wilayah perkotaan merupakan orde 1 (desa
2.7.3
Fungsi Internal dan Eksternal Perkotaan
Kawasan perkotaan Pracimantoro merupakan salah satu
lainnya di kawasan perkotaan Pracimantoro. Jangkauan pelayanan
pusat aktivitas perekonomian yang besar di bagian selatan
pasar Pracimantoro cukup luas, secara umum sebagian besar
Kabupaten Wonogiri. Adanya pasar dan terminal menjadi Perencanaan, 2013
salah satu
penduduk yang terdapat di desa - desa pada Kecamatan
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio
sarana yang menyebabkan munculnya aktivitas - aktivitas ekonomi
Pracimantoro banyak melakukan kegiatan jual beli di pasar
16. 21
Pracimantoro, bahkan banyak pembeli dari luar wilayah Pracimantoro
juga yang berbelanja di pasar tersebut.
Tingginya aktivitas perdagangan di pasar Pracimantoro
menimbulkan munculnya pola arus barang antara Kecamatan
Pracimantoro dan wilayah di sekitarnya. Berdasarkan peta arus
barang dapat diketahui bahwa terdapat pergerakan barang masuk
dan ke luar secara berkesinambungan. Pergerakan barang ke luar
biasanya berupa hasil pertanian yang dikirim menuju Kota
Yogyakarta dan Gunungkidul, serta hasil peternakan menuju Kota
D.K.I Jakarta. Sedangkan pergerakan barang masuk dikirim dari
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Pacitan. Sedangkan bagi
Kecamatan Pracimantoro sendiri, kawasan perkotaan Pracimantoro
berperan sebagai pelayanan terhadap desa-desa di sekitarnya,
terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari karena
adanya pasar dan terminal di perkotaan.
GAMBAR 2.24
Peta Eksisting Perkotaan Pracimantoro
dan Peta Arus Barang
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
2.7.4
Pola Persebaran Bangunan
Kepadatan bangunan di Kecamatan Pracimantoro berbentuk
fragmentasi karena menyebar dan tidak memusat di suatu titik
sehingga penggunaan lahanya tidak efisien. Kepadatan bangunan
paling tinggi berada di Desa Pracimantoro karena merupakan pusat
kota di Kecamatan Pracimantoro, selain itu Desa Sedayu juga
memiliki permukiman yang cukup padat. Sedangkan di Desa
Watangrejo hanya memiliki sedikit permukiman karena sebagian
besar digunakan untuk tegalan.
2.8
Analisis Potensi dan Masalah
2.8.1
Berikut ini akan dibahas mengenai potensi dan masalah di Kecamatan Pracimantoro. Kelompok 1A Studio
Sumber: Analisis
Perencanaan, 2013
Analisis Pohon Masalah – Potensi
GAMBAR 2.25
Peta Persebaran Bangunan Perkotaan Pracimantoro
17. Lokasi Strategis : Dilalui JJLS dan
Berbatasan Langsung Dengan DIY
22
Kecamatan Pracimantoro memiliki berbagai permasalahan
yang menjadi boomerang terhadap pengembangan Kecamatan
Pracimantoro. Karena masalah internal yang ia miliki, Kecamatan
Pracimantoro belum siap untuk menjadi secondary city Kabupaten
Wonogiri. Untuk itulah perlu penyelesaian terlebih dahulu terhadap
permasalahan yang terdapat di dalamnya. Namun walau demikian,
Kecamatan Pracimantoro juga memiliki potensi yang tidak kalan
pentingnya. Baik potensi ataupun masalah, apabila pengembang
dapat menyandingkan keduanya dengan baik maka akan dapat
ditemukan suatu titik temu yang justru akan menjadi potensi bagi
pengembangan Kecamatan Pracimantoro. Dari segi potensi, potensi
yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro adalah sebagai berikut :
0
1
Potensi pariwisata alam utama di Kecamatan Pracimantoro
adalah Goa Puteri Kencana dan Kawasan Museum Kars, dimana di
Kawasan Museum Kars terdapat berbagai pariwisata alam lainnya
seperti gua tembus, Museum Kars, gua sodong, goa gilap dan
lainnya. Potensi pariwisata alam yang sangat bagus untuk
dikembangkan itu sangatlah disayangkan apabila dibiarkan begitu
saja.
0
2
Kecamatan Pracimantoro berbatasan langsung dengan
Provinsi DIY, tepatnya Gunung Kidul. Selain itu, Kecamamatan
Pracimantoro juga menjadi penghubung antara Jawa Timur, Jawa
Tengah dan DIY serta menjadi salah satu Kecamatan yang dilalui
JJLS (Jalur Jalan Lingkar Selatan). Lokasi yang strategis ini
tergolong menguntungkan karena secara langsung menjadi
penghubung dan sangat sering dilalui oleh masyarakat yang ingin
bepergian ke Jawa Timur, Jawa Tengah ataupun DIY. Masyarakat
yang bepergian melalui Kecamatan Pracimantoro biasanya akan
mampir di Kecamatan Pracimantoro terlebih dahulu untuk membeli
buah tangah ataupun sekedar membali makanan. Dengan
mampirnya masyarakat tersebut, secara tidak langsung
meningkatkan kegiatan ekonomi di sepanjang JJLS tersebut
dimana juga akan meningkatkan PAD Kecamatan Pracimantoro.
Memiliki banyak Sumber Mata air
jangka panjang yang belum
dimanfaatkan secara optimal
0
3
Kecamatan Pracimantoro merupakan salah satu kecamatan
yang kekeringan pada permukaan luar dan memiliki penyimpanan
air jangka panjang di bagian dalamnya. Banyak sumber mata air
bawah tanah yang dapat dimanfaatkan, namun sayangnya belum
begitu dilirik dan dikembangkan oleh pemerintah. Dari pihak
masyarakat
Pracimantoro
sendiri
sudah
banyak
yang
menggunakan sumber mata air tersebut, namun hanya masyarakat
yang bertempat tinggal di desa atau kelurahan sekitar sumber mata
air sebab kurangnya fasilitas untuk mengalirkan air tersebut ke
desa-desa lainnya karena kondisi topografi yang beragam.
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar
di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan
dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar
Pracimantoro yang berdagang di pasar
Pasar Pracimantoro merupakan salah satu pasar di Wonogiri
yang dilirik oleh orang diluar Kecamatan Pracimantoro. Banyak
pedagang di Kecamatan Pracimantoro yang berasal Karanganyar,
Pacitan, Gunung Kidul dan Kecamatan Wonogiri. Banyaknya
jumlah pedagang yang berasal dari berbagai tempat tersebut
menunjukkan bahwa pasar pracimantoro tergolong sering
dikunjungi pembeli karena tidak mungkin banyak yang ingin
berjualan di suatu pasar apabila tidak ada pembelinya.
0
4
18. 23
Sedangkan apabila ditinjau dari segi permasalahan,
Kecamatan Pracimantoro memiliki 5 permasalahan utama
berdasarkan penstrukturan pohon masalah (Pohon Masalah lihat
pada lampiran), yaitu :
Terjadinya Leakage tenaga kerja
Di Kecamatan Pracimantoro terdapat pasar dimana
pedagangnya berasal dari Kecamatan Pracimantoro sendiri,
Gunungkidul, Karanganyar dan Solo. Banyaknya jumlah
pedaganga luar ke Kecamatan Pracimantoro menunjukkan bahwa
pasar ini memiliki jangkauan pelayanan yang luas. Namun luasnya
jangkauan pelayanan pasar ini juga memberikan kerugian terhadap
Kecamatan Pracimantoro. Pasalnya masuknya pedagang ke
Kecamatan Pracimantoro diikuti dengan masuknya barang-barang
dari luar daerah ke Kecamatan Pracimantoro. Hal ini menyebabkan
kalah saingnya produk Kecamatan Pracimantoro. Disisi lain,
banyak masuknya pedagang luar ke Kecamatan Pracimantoro ini
juga menyebabkan kalah saingnya pedagang asli karena kurang
menguntungkannya lokasi pedagang asli. Pedagang asli
menempati tempat di bagian dalam pasar, sedangkan pedagang
dari luar menempati bagian luar pasar yang seharusnya menjadi
terminal. Pedagang luar yang menempati bagian luar pasar ini
secara langsung juga mengambil tempat bus-bus seharusnya,
akhirnya bus-bus dai luar tersebut harus parkir di jalan. Selain
kebocoran yang terjadi di pasar, terdapat pula kebocoran tenaga
kerja secara keseluruhan, dimana banyak warga asli Kecamatan
Pracimantoro yang pergi keluar Kecamatan Pracimantoro
untukmencari pekerjaan.
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan
distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Kondisi jalan yang rusak di Kecamatan Pracimantoro
disebabkan oleh beban muatan mobil yang tidak seharusnya
melewati jalan dan . Hal ini secara langsung berdampak pada
mobilisasi penduduk sehingga menghambat pergerakan penduduk.
Pergerakan penduduk yang terhambat ini pada akhirnya akan
mengakibatkan
terkendalanya
perkembangan
Kecamatan
Pracimantoro, baik dari segi
Perlunya pendekatan khusus terkait TPA dan
jaringan drainase
-
TPA : kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan
konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan
TPA (pada kondisi eksisting belum terdapat TPA)
- Jaringan Drainase : limbah rumah tangga yang memungkinkan
untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase
yang masih alami
Kondisi fisik Kecamatan Pracimantoro yang sebagian besar
berupa dataran kars memberikan suatu kerugian terhadap
Kecamatan Pracimantoro, dimana harus lebih selektif apabila
melakukan pembangunan. Selain kondisi alam yang berupa
dataran kars, kondisi topografi juga menjadi salah satu alasan
dalam pendekatan lebih dalam pembangunan, salah satunya dalam
pembangunan TPA dan drainase.
Kurangnya ketersediaan air bersih untuk
konsumsi dan pertanian di Kec. Pracimantoro
Kecamatan Pracimantoro memiliki sumber mata air yang
banyak, namun sayangnya sumber mata air ini hanya dapat
dimanfaatkan oleh warga disekitar sumber karena kondisi topografi
yang kurang mendukung sehingga menyulitkan proses
pendistribusian air bersih.
Potensi pariwisata belum berkembang secara
optimal
Kecamatan Pracimantoro memiliki pariwisat aberupa gua,
museum dan sumber mata air, namun potensi pariwisata yang
tersebut belum dikelola dengan baik. Promosi yang kurang, akses
yang sulit untuk menuju lokasi dan penunjuk arah yang kurang
menyebabkan kurang tereksposnya pariwisata yang ada.
20. 25
2.8.2
Analisis SWOT
Dari potensi dan Permasalahan yang ada, dilakukan pengelompokkan
berdasarkan kriteria
SWOT untuk kemudian dicari tahu lagi
TABEL II.1
permasalahan mana yang menjadi prioritas untuk diselesaikan, berikut
pengelompokkannya.
Pegelompokkan Kategori SWOT
Kategori
SWOT
Potensi dan Masalah
Kategori
SWOT
Memiliki potensi pariwisata alam seperti Goa
Potensi dan Masalah
untuk pembangunan TPA
Putri Kencana, Kawasan Museum Karst
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec.
Strenght
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan
Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
berbatasan langsung dengan DIY
Potensi pariwisata belum berkembang secara
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka
optimal
panjang yang belum dimanfaatkan secara
Terjadinya Leakage tenaga kerja
optimal
Opportunities
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar
Threaths
Limbah rumah tangga yang memungkinkan
di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan
untuk mencemari air bawah tanah karena
dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar
kondisi drainase yang masih alami
Pracimantoro yang berdagang di pasar
Weakness
Weakness
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan
distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan
konservasi sehingga tidak memungkinkan
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
21. 26
TABEL II.2
MATRIKS SWOT
Internal Strenghts (S) – Kekuatan
1. Memiliki potensi pariwisata alam
seperti Goa Putri Kencana,
Kawasan Museum Karst
2. Lokasi Strategis karena dilalui JJLS
Weakness (W) – Kelemahan
1. Kerusakan jalan menghambat mobilisasi
dan distribusi hasil pertanian di Kec.
Pracimantoro
2. Kondisi alam yang mayoritas berupa
dan berbatasan langsung dengan
kawasan konservasi sehingga tidak
DIY
memungkinkan untuk pembangunan TPA
3. Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec.
Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian
4. Potensi pariwisata belum berkembang
secara optimal
Eksternal
Opportunities (O) – Peluang
1. Memiliki banyak Sumber Mata air
jangka panjang yang belum
dimanfaatkan secara optimal
2. Aktivitas perekonomian yang
tergolong besar di Kecamatan
Pracimantoro ditunjukkan dengan
banyaknya jumlah pedagang dari luar
Pracimantoro yang berdagang di pasar
1.1Memunculkan potensi pariwisata
baru berupa goa/luweng berair
1.1 –
1.2 Kerusakan jalan dapat menghambat
1.2Dapat meningkatkan
aktivitas perekonomian sehingga nantinya
perekonomian apabila pengelolaan
berdampak pada pengembangan wilayah
pariwisata yang optimal mampu
yang kurang optimal
berdampingan dengan aktivitas
2.1
–
perekonomian yang tergolong
2.2
–
besar
3.1Sumber mata air jangka panjang dapat
1.1
–
dimanfaatkan sebagai sumber mata air
1.2
Dapat meningkatkan
warga dengan pengaturan system jaringan
pembangunan dan perekonomian
disepanjang JJLS dan
meningkatkan harga penjualan
air bersih yang baik
3.2 Bisa menghambat pertumbuhan
22. 27
Internal Strenghts (S) – Kekuatan
1. Memiliki potensi pariwisata alam
Weakness (W) – Kelemahan
1. Kerusakan jalan menghambat mobilisasi
seperti Goa Putri Kencana,
dan distribusi hasil pertanian di Kec.
Kawasan Museum Karst
Pracimantoro
2. Lokasi Strategis karena dilalui JJLS
2. Kondisi alam yang mayoritas berupa
dan berbatasan langsung dengan
kawasan konservasi sehingga tidak
DIY
memungkinkan untuk pembangunan TPA
3. Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec.
Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian
4. Potensi pariwisata belum berkembang
secara optimal
Eksternal
lahan
perekonomian karena kurangnya air
bersih bagi pendatang
4.1 Pengoptimalan sumber mata air yang
sekaligus dapat dijadikan pariwisata dapat
meningkatkan PAD
4.2 Penyebaran potensi pariwisata secara
door to door yang semakin meningkatkan
aktivitas perekonomian Kec. Pracimantoro
Threaths (T)
Ancaman
1. Terjadinya Leakage tenaga kerja
2. Limbah rumah tangga yang
1.1Banyaknya jumlah pedagang dari
luar Kecamatan Praciamntoro yang
bisa diajak bekerjasama dalam
1.1 Semakin rusaknya jalan karena banyaknya
penduduk commuter di Kec. Pracimantoro
1.2 Limbah rumah tangga yang akan semakin
pengelolaan pariwisata sehingga
memperburuk kondisi jalan karena
dapat mengoptimalkan potensi
limbah tersebut mencemari drainase Kec.
23. 28
Internal Strenghts (S) – Kekuatan
1. Memiliki potensi pariwisata alam
Weakness (W) – Kelemahan
1. Kerusakan jalan menghambat mobilisasi
seperti Goa Putri Kencana,
dan distribusi hasil pertanian di Kec.
Kawasan Museum Karst
Pracimantoro
2. Lokasi Strategis karena dilalui JJLS
2. Kondisi alam yang mayoritas berupa
dan berbatasan langsung dengan
kawasan konservasi sehingga tidak
DIY
memungkinkan untuk pembangunan TPA
3. Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec.
Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian
4. Potensi pariwisata belum berkembang
secara optimal
Eksternal
memungkinkan untuk mencemari air
pariwisata
bawah tanah karena kondisi drainase
1.2–
yang masih alami
2.1
Pracimantoro yang kemudian berdampak
pada kondisi jalan
Bisa memperbesar terjadinya
2.1 Limbah aktivitas tenaga kerja dari luar
leakage tenaga kerja apabila tidak
Kec. Pracimantoro yang semakin
ada pengontrolan jumlah tenaga
meningkat memicu kebutuhan akan TPA
kerja luar untuk masuk Kec.
Pracimantoro yang akan
berdampak pada kalahnya daya
saing penduduk local
2.2
-
namun tidak didukung dengan kondisi
alam untuk pembangunan TPA
2.2 Limbah rumah tangga yang mencemari
air bawah tanah tidak dibarengi dengan
kondisi alam yang tidak memungkinkan
untuk dibangun TPA semakin
memperburuk kondisi Kec. Pracimantoro
24. 29
Internal Strenghts (S) – Kekuatan
1. Memiliki potensi pariwisata alam
Weakness (W) – Kelemahan
1. Kerusakan jalan menghambat mobilisasi
seperti Goa Putri Kencana,
dan distribusi hasil pertanian di Kec.
Kawasan Museum Karst
Pracimantoro
2. Lokasi Strategis karena dilalui JJLS
2. Kondisi alam yang mayoritas berupa
dan berbatasan langsung dengan
kawasan konservasi sehingga tidak
DIY
memungkinkan untuk pembangunan TPA
3. Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec.
Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian
4. Potensi pariwisata belum berkembang
secara optimal
Eksternal
3.1 Air bersih yang semakin kekurangan
karena banyaknya jumlah migrasi masuk
Kec. Pracimantoro
3.2 Semakin parahnya kondisi air bersih di
Kec. Pracimantoro karena sudah
kekurangan air bersih, airnya tercemar
karena limbah rumah tangga
4.1 Pariwisata yang dapat dioptimalkan
dengan cara memanfaatkan banyaknya
penduduk masuk ke Kec. Pracimantoro
4.2 Potensi pariwisata alam rusak karena
25. 30
Internal Strenghts (S) – Kekuatan
1. Memiliki potensi pariwisata alam
Weakness (W) – Kelemahan
1. Kerusakan jalan menghambat mobilisasi
seperti Goa Putri Kencana,
dan distribusi hasil pertanian di Kec.
Kawasan Museum Karst
Pracimantoro
2. Lokasi Strategis karena dilalui JJLS
2. Kondisi alam yang mayoritas berupa
dan berbatasan langsung dengan
kawasan konservasi sehingga tidak
DIY
memungkinkan untuk pembangunan TPA
3. Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec.
Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian
4. Potensi pariwisata belum berkembang
secara optimal
Eksternal
tercemar oleh limbah rumah tangga
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013