Kehamilan kembar dapat menimbulkan berbagai komplikasi bagi ibu dan bayi seperti peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas, gangguan pertumbuhan janin, dan kelahiran prematur. Diagnosis dapat dilakukan dengan memeriksa tinggi fundus uteri, auskultasi ganda, dan ultrasonografi. Penatalaksanaan berfokus pada mencegah persalinan prematur dan mengurangi trauma persalinan.
3. kehamilan kembar
Komplikasi bagi ibu komplikasi bagi anak
angka morbiditas &mortalitas
ggn pertumbuhan intrauterin
&prematuritas
hidramnion, perdarahan antepartum
,preeklampsi, anemia, dan
perdarahan post partum
4. Insidensi kehamilan kembar
terus meningkat
Faktor ras, herediter, usia, dan paritas
pengaruh peningkatan pemakaian
obat-obat peningkat fertilitas .
6. PERBEDAAN JENIS
KEHAMILAN KEMBAR
MONOZIGOTIK DIZIGOTIK
-Selalu sama jenis
kelamin, rupanya mirip
(seperti bayangan)
-Golongan darah sama
-Cap tangan dan kaki
sama
-Plasenta 1, korion 1,
amnion 2, atau plasenta 1,
korion 1,amnion 1
-Jenis kelamin tidak selalu
sama,Persamaan seperti
kakak beradik
-Gol. darah tdk sll sama
-Cap tangan dan kaki
tidak sama
-Plasenta 2, korion 2,
amnion 2
8. 1. Jika pembelahan terjadi sebelum terbentuknya morula dan
lapisan luar dari blastokis belum membentuk korion, ± 72
jam setelah fertilisasi terbentuk 2 embrio, 2 amnion, 2
korion (diamniotik, dikorionik, monozigotik)
2. Jika pembelahan terjadi antara hari keempat sampai
kedelapan, setelah pembentukan inner cell mass, dan sel-
sel pembentuk korion sudah terbentuk tetapi amnion belum
terbentuk, maka dua embrio akan berkembang, dengan
masing-masing berada pada kantung amnion terpisah.
Kedua kantung amnion akan diliputi oleh korion,
terbentuk kehamilan kembar yang diamnionik,
monokorionik, monozigotik.
3. Jika amnion sudah terbentuk, yang biasanya terjadi setelah
hari kedelapan setelah fertilisasi terbentuk dua embrio
dengan satu kantung amnion
(monoamnionik,monokorionik,monozigotik).
4. Jika pembelahan terjadi lebih lambat lagi, yaitu setelah
terbentuknya lempeng embrio (embrionic disc), maka
pembelahan yang terjadi tidak akan sempurna terbentuk
kembar siam
9.
10.
11. Pada kehamilan kembar
dpt terjadi kehamilan
kembar gabungan, yaitu
kehamilan yg berasal dr
intrauterin & ekstrauterin
misal kehamilan kembar
dengan mola hidatidosa
atau kehamilan ektopik
12.
13. prevalensi 10 – 30 %. Patogenesisnya belum jelas. Diduga
karena kegagalan implantasi plasenta yang optimal.
Kehamilan kembar meningkatkan resiko terjadinya plasenta
previa. Hal ini berkaitan dengan peningkatan massa plasenta
pada kehamilan kembar. Kejadian solusio plasenta 2,8 x lebih
banyak pada kehamilan kembar dibandingkan kehamilan
tunggal.
Preeklampsi
Perdarahan antepartum
14. Karena kadar hormon HCG dan hormon
kehamilan lainnya meningkat lebih dari
kehamilan tunggal
Hiperemesis gravidarum
Anemia
- Polihidramnion
-DIC
-Kelahiran prematur
15. Berat badan lahir
rendah
disebabkan karena
kelahiran prematur atau PJT,
terjadi pada salah satu atau
kedua janin. Pertumbuhan
yang terhambat kemungkinan
disebabkan oleh twin-to-twin
transfusion syndrome
terjadi ketidakseimbangan
aliran uteroplasental antara
janin dan kurang optimalnya
implantasi plasenta
16.
17. Fetus kompresus (fetus papiraseus)
yaitu janin kecil, yang mengalami pembusukan
atau mumifikasi dan biasanya ditemukan pada
saat melahirkan bayi yang sehat. Diduga karena
matinya salah satu dari bayi kembar, kehilangan
cairan ketuban atau adanya reabsorpsi dan
kompresi pada
janin yang meninggal oleh janin
yang tumbuh dengan baik
Anomali kongenital
Gangguan neurologi
18. Malpresentasi
Prolaps tali pusat
Kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi
Fetal distress
Interlocking/colision
19.
20. Pemeriksaan Klinis
Ibu merasa perutnya lebih besar
dari kehamilan biasa
-pergerakan anak lebih sering terasa,
-sesak, kaki bengkak, dan perasaan berat
pemakaian klomifen atau gonadotropin
memberikan kemungkinan yang lebih besar pd
terjadinya kehamilan kembar
Riwayat keluarga
petunjuk lemah tentang
kemungkinan adanya
kehamilan kembar
ANAMNESIS
22. pemeriksaan tinggi fundus uteri. Pada
trimester kedua, tampak adanya
ketidaksesuaian antara tinggi fundus uteri
dengan umur kehamilan.
Sebelum trimester ketiga akan sangat sulit
untuk mendiagnosis kehamilan kembar
dengan palpasi bagian-bagian janin,
khususnya bila posisi salah satu bayi
tumpang tindih dengan yang lainnya, atau
pada wanita obes, atau adanya
hidramnion
PALPASI
23. Auskultasi
Pada akhir trimester
pertama, bunyi jantung
janin sudah dapat
dideteksi dengan
menggunakan Doppler.
mendiagnosis adanya
kehamilan kembar jika
terdapat perbedaan
frekuensi yang
bermakna diantara dua
bunyi jantung tersebut,
sekurang-kurangnya
10/menit.
24. Pemeriksaan Dalam
Kemungkinan teraba kepala
yang sudah masuk kedalam
rongga panggul, sedangkan
diatas simfisis teraba bagian
besar
25. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi
Kehamilan kembar sudah dapat didiagnosis sejak
kehamilan minggu ke-6 sampai minggu ke-77.
Peningkatan penggunaan USG telah memberikan
gambaran adanya fenomena hilangnya paling tidak
satu janin, biasa disebut vanishing twin. Nama ini
muncul karena banyaknya kehamilan kembar yang
didiagnosis pada trimester pertama dengan USG,
tidak dapat dikonfirmasi ulang pada pemeriksaan USG
yang dilakukan pada minggu 14-16 atau lahir dengan
janin tunggal
27. Pemeriksaan Radiologi
Dulu pemeriksaan radiologi merupakan
pemeriksaan yang rutin pada kehamilan
kembar sebelum dikembangkannya USG.
Mengingat kerugian-kerugian yang
ditimbulkannya karena pengaruh radiasi,
sekarang sudah sangat jarang dilakukan6
28. Biokimia
Kadar gonadotropin pada plasma dan urin, rata-
rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar
pada kehamilan tunggal, tetapi tidak terlalu tinggi
untuk dapat memastikan bahwa kehamilan
tersebut merupakan kehamilan kembar6
29. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan kehamilan multifetus:
Cegah persalinan prematur
Bila terjadi gawat janin pada salah satu janin, maka
kehamilan harus segera diakhiri.
Kurangi trauma persalinan.
Perawatan sejak dini (diet, USG).
30. PIMPINAN PERSALINAN
Mengingat penyulit-penyulit yang mungkin
terjadi pada kehamilankembar, maka ibu
dianjurkan melahirkan di rumah sakit
Pada tali pusat harus dijepit dengan teliti
karena mungkin peredaran darah bersekutu
dengan anak kedua
31. Kemungkinan letak anak adalah:
Kedua anak dalam letak kepala.
Seorang anak dalam letak kepala dan seorang
lagi dalam letak sungsang.
Keduanya dalam letak sungsang.
Seorang memanjang dan seorang melintang.
Keduanya melintang.
Karena anak kecil, mungkin juga terjadi letak
muka atau presentasi majemuk.
Segera setelah anak pertama lahir, ditentukan
letak anak kedua. Jika anak kedua dalam letak
memanjang, ketuban dipecahkan setelah his
timbul kembali dan ditunggu partus spontan.
Jika waktu diperiksa dalam teraba tali pusat
terkemuka dilakukan ekstraksi atau versi
ekstraksi.
32. Apabila his lama tidak
datang, diberi infus
oksitosin. Jika anak
kedua dalam letak
lintang, dilakukan versi
luar menjadi letak
memanjang dan
selanjutnya ketuban
dipecahkan kalau his
sudah kembali
33. Setelah anak pertama lahir, bunyi jantung
anak kedua harus diperiksa dengan teliti,
mengingat kemungkinan solusio plasenta
dan tali pusat menumbung.
Jika anak kedua belum lahir dalam ½ jam
setelah anak pertama lahir, anak kedua
dilahirkan dengan persalinan buatan
(forseps atau versi ekstraksi). Sikap ini
penting untuk mengurangi kematian anak.
Jika anak pertama dilahirkan dengan
persalinan buatan, anakl kedua pun harus
segera dilahirkan dengan persalinan
buatan
34. Penyulit mekanis
Penyulit mekanis yang dapat dijumpai pada kehamilan kembar
walaupun jarang terjadi, antara lain:
Turunnya kedua bagian depan anak-anak bersamaan ke dalam
rongga panggul (collision, impaction, compaction). Dalam hal ini
bagian depan yang paling tinggi hendaknya ditolak sedikit
keatas.
Kait-mengait dagu anak jika anak pertama lahir dengan letak
sungsang dan anak kedua dengan letak kepala (interlocking).
Pengaitan ini harus dilepaskan bila tidak mungkin dilakukan
seksio sesaria.
Pada persalinan kembar selalu harus tersedia darah untuk
mengatasi perdarahan pascapersalinan.