SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
Descargar para leer sin conexión
BAB II

                           TINJAUAN PUSTAKA



A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah

   1. Pengertian Sosialisasi

             Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah

      keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang dilahirkan dengan

      perilaku aktual yang jauh lebih sempit jangkauan - jangkauan mengenai

      yang biasa dan yang diterima menurut norma kelompoknya. Sosialisasi

      adalah “proses yang digunakan anak untuk mempelajari standar, nilai,

      perilaku yang diharapkan kebudayaan atau lingkungan masyarakat

      mereka” (Mussen, dkk, 1994). Chaplin (2002), mengemukakan bahwa

      sosialisasi adalah proses mempelajari kebiasaan, cara hidup dan adat

      istiadat masyarakat tertentu.

             Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh keluarga, teman

      bermain dan sekolah. Lingkungan pertama serta utama dikenal sejak lahir

      yaitu keluarga. Ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya merupakan

      lingkungan sosial yang berasal dari keluarga, besar perannya bagi

      perkembangan dan pembentukan kepribadian individu. Kebiasaan yang

      ditanamkan keluarga baik itu positif maupun negatif secara tidak langsung

      akan terbentuk dalam kepribadian anak.

             Kemampuan sosialisasi menjadi suatu aspek penting dalam

      perkembangan anak, karena masa anak Taman Kanak - kanak (prasekolah)




                                                                             6
merupakan masa peralihan dari lingkungan keluarga kedalam lingkungan

   sekolah dan lingkungan masyarakat. Didalam lingkungan sekolah, anak

   tidak hanya memasuki dunia sosialisasi yang lebih luas melainkan anak

   juga akan menemukan suasana kehidupan yang berbeda, teman, guru atau

   aturan-aturan yang berbeda dengan lingkungan keluarga (Chaplin, 2002).

           Melihat dari definisi - definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

   yang dimaksud sosialisasi adalah proses dimana anak-anak belajar

   mengenai standar, nilai dan sikap yang diharapkan kebudayaan atau

   lingkungan masyarakat mereka.

2. Proses Sosialisasi

           Proses sosial pada hakekatnya adalah proses belajar sosial

   mengenai tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakatnya. Proses

   sosialisasi berawal dari keluarga, melalui keluargalah anak belajar

   beradaptasi ditengah kehidupan masyarakat (Satiadarma, 2001).

           Hurlock (1997), proses sosialisasi diperoleh dari kemampuan

   berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sosialisasi ini memerlukan

   beberapa proses, yaitu :

   a. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial

       Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi anggotanya untuk

       dapat diterima, dan harus mampu menyesuaikan perilaku dengan

       patokan yang dapat diterima pula.




                                                                            7
b. Memainkan peran sosial yang dapat diterima

       Setiap kelompok mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan

       oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipenuhi.

   c. Perkembangan sikap sosial

       Untuk bermasyarakat atau bergaul dengan baik diperlukan adanya

       minat untuk melihat anak yang lain dan berusaha mengadakan kontak

       sosial dengan mereka, mencoba untuk bergabung dan bekerja sama

       dalam bermain.

       Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses sosialisasi

       adalah proses belajar sosial untuk mempelajari tingkah laku yang

       diharapkan oleh masyarakatnya, selain itu perlu juga diperhatikan

       tentang tahap - tahap sosialisasi.

3. Tahap-tahap Sosialisasi

          Keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar

   bersosialisasi. “Melalui keluargalah anak belajar merespon terhadap

   masyarakat dan beradaptasi ditengah kehidupan masyarakatnya yang lebih

   luas nantinya. Melalui proses sosialisasi didalam keluarga, seorang anak

   secara bertahap belajar mengembangkan kemampuan nalar serta

   imajinasinya” (Satiadarma, 2001). Perhatian terhadap hal - hal

   disekelilingnya banyak dipengaruhi oleh nilai - nilai yang mereka anut,

   keluargalah yang menanamkan nilai - nilai tersebut.




                                                                           8
Setelah anak belajar bersosialisasi didalam keluarga, kemudian

   anak belajar bersosialisasi diluar rumah yang diperoleh dari teman sebaya,

   sekolah, guru dan lingkungan diluar yang lebih luas (Mussen, dkk, 1994).

          Yusuf, (2008), mengemukakan bahwa tahap perkembangan sosial

   pada usia prasekolah yaitu, anak mulai mengetahui aturan – aturan baik

   dilingkungan keluarga maupun lingkungan bermain, sedikit demi sedikit

   anak mulai tunduk pada peraturan, anak mulai menyadari hak dan

   kewajiban orang lain, anak mulai dapat bermain bersama anak - anak lain

   atau teman sebaya.

          Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahap - tahap

   sosialisasi berawal dari lingkungan di dalam keluarga dan selanjutnya anak

   akan belajar bersosialisasi diluar lingkungan keluarga, yaitu di sekolah

   maupun di masyarakat.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi

          Hurlock (1997), mengemukakan bahwa faktor - faktor yang

   mempengaruhi sosialisasi, terutama anak yaitu adanya sikap anak - anak

   terhadap orang lain dan pengalaman sosial dan seberapa baik mereka dapat

   bergaul dengan orang lain. Anak - anak akan tergantung pada pengalaman

   belajar selama bertahun-tahun awal kehidupan yang merupakan masa

   pembentukan kepribadian, tetapi kelompok sosial juga berpengaruh

   terhadap perkembangan sosial anak. Namun pada akhirnya, kemampuan

   anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntunan sosial dan menjadi pribadi

   yang dapat bermasyarakat, tergantung pada empat faktor menurut Sujiono,




                                                                              9
(2005) yaitu, kesempatan yang penuh untuk belajar sosialisasi /

      bermasyarakat, mampu berkomunikasi pembicaraan yang bersifat sosial

      merupakan penunjang yang penting bagi sosialisasi, anak hanya akan

      belajar    bersosialisasi   apabila   mereka   memiliki   motivasi   untuk

      melakukannya, metode belajar yang efektif dengan bimbingan adalah

      penting. Empat faktor tersebut akan menjadi daya dorong tersendiri bagi

      anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi.

                Jadi dapat disimpulkan faktor - faktor yang mempengaruhi

      sosialisasi yaitu adanya sikap anak - anak terhadap orang lain dan

      pengalaman sosial dan seberapa baik mereka dapat bergaul dengan orang

      lain.



B. Anak Prasekolah

          Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah. Anak

   prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun

   (Riyanto, dkk, 2004). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

   berbagai macam potensi. Potensi - potensi itu dirangsang dan dikembangkan

   agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal, anak dapat

   berkembang kepribadiannya lewat sosialisasi di sekolah. Taman kanak - kanak

   (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan

   program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun atau

   memasuki pendidikan dasar, hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003

   tentang pendidikan prasekolah. Patmonodewo (2003), mengemukakan bahwa




                                                                             10
program prasekolah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa kelompok,

diantaranya program tempat penitipan anak (3 bulan - 5 tahun), kelompok

bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4 - 6 tahun biasanya mengikuti

program Taman Kanak - Kanak (TK).

       Usia prasekolah diantara 4 (empat) sampai 6 (enam) tahun bertujuan

membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,

ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan untuk anak dalam menyesuaikan

diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan

selanjutnya.

       Langeveld    dalam    Riyanto   (2004),   mengemukakan      tentang

kemampuan - kemampuan yang seharusnya dicapai anak prasekolah antara

lain, berbahasa lisan dan bercerita, mengenal pola kehidupan sosial (aku,

keluarga, dan sekolah), mengerti dan menguasai ketrampilan untuk

kepentingan kebutuhan sehari – hari, mulai berkhayal, dan belum dapat

membedakan secara tegas antara kenyataan dan      imajinasi belaka. Anak

Taman kanak - kanak termasuk dalam kelompok umur prasekolah. Pada umur

2 - 4 tahun, anak ingin bermain, melakukan latihan berkelompok, melakukan

penjelajahan, bertanya, menirukan dan mencipta sesuatu. Masa ini anak

mengalami kemajuan pesat dalam ketrampilan menolong dirinya sendiri dan

dalam ketrampilan bermain.

       Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial (sosialisasi) anak

prasekolah :




                                                                       11
1. Kondisi kesehatan anak

    Kesehatan anak mempengaruhi kemampuan anak mengenal lingkungan

    diluar lingkungan keluarga. Anak dengan kondisi sehat akan cepat bisa

    menyesuaikan dengan lingkungan diluar lingkungan keluarga. (Effendy,

    1998)

2. Umur anak

    Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah

    umur akan semakin bertambah pengetahuan yang dimiliki, serta bertambah

    kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan diluar lingkungan

    keluarga (Notoatmodjo, 2003)

3. Memiliki motivasi untuk sosialisasi

    Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka karena mendapat

    pengalaman baru ketika bergabung dengan kelompok dibandingkan jika

    mereka bermain sendiri (Sujiyono, 2005)

4. Adanya kesempatan untuk bersosialisasi

    Sikap orang tua yang demokratis memberikan kesempatan anak untuk

    bergabung dengan teman seusianya (Sujiyono, 2005)

       Riyanto (2004), menemukan ciri - ciri anak prasekolah atau TK,

diantaranya :

1. Ciri-ciri fisik

    Anak prasekolah mempergunakan ketrampilan gerak dasar (berlari,

    berjalan, memanjat, melompat) sebagai bagian dari permainan mereka.




                                                                       12
Mereka aktif, tetapi lebih bertujuan dan tidak terlalu mementingkan untuk

   bisa beraktivitas sendiri.

2. Ciri Sosial

   Pada umumnya anak dalam tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat,

   tetapi dua sahabat ini cepat berganti. Perasaan empati dan simpati terhadap

   teman juga berkembang, mampu berbagi dengan inisiatif mereka sendiri,

   anak menjadi sosialis.

3. Ciri Emosional

   Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas. Sikap marah

   sering diperlihatkan dan iri hati pada anak prasekolah sering terjadi.

   Mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.

4. Ciri Kognitif

   Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa, sebagian besar

   mereka senang berbicara dan sebagian lagi menjadi pendengar yang baik.

   Kompetensi      anak     perlu   dikembangkan   melalui   interaksi   minat,

   kesempatan mengagumi dan kasih sayang.

       Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak prasekolah

adalah anak-anak yang berusia antara 3 - 6 tahun serta pada masa prasekolah

anak mengalami kemajuan pesat dalam ketrampilan menolong dirinya sendiri

dan dalam ketrampilan bermain.




                                                                            13
C. Pola Asuh Orang Tua

   1. Pengertian Pola Asuh

             Pola asuh orang tua adalah sikap orang tua dalam berinteraksi

      dengan anak - anaknya. Sikap yang dilakukan orang tua antara lain

      mendidik, membimbing, serta mengajarkan nilai - nilai yang sesuai

      dengan norma - norma yang dilakukan di masyarakat (Suwono, 2008).

             Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan

      orang tua yang diterapkan pada anak. Pengasuhan anak adalah bagian

      penting dan mendasar, menyiapkan anak menjadi masyarakat yang baik.

      Pengasuhan terhadap anak berupa proses interaksi antara orang tua dengan

      anak. Interaksi tersebut mencakup perawatan seperti dari mencukupi

      kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun

      sosialisasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh

      masyarakat.

             Cara orang tua mendidik anaknya disebut sebagai pola pengasuhan,

      di dalam interaksinya dengan anak orang tua cenderung menggunakan cara

      - cara tertentu yang dianggapnya paling baik bagi si anak.

      Setiap upaya yang dilakukan dalam mendidik anak, mutlak didahului oleh

      tampilnya sikap orang tua dalam mengasuh anak seperti :

      a. Perilaku yang patut dicontoh

         Artinya setiap perilakunya yang dilakukan harus didasarkan pada

         kesadaran bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan

         identifikasi bagi anak - anaknya.




                                                                           14
b. Kesadaran diri

   Ini juga harus ditularkan pada anak - anak dengan mendorong mereka

   agar perilaku kesehariannya taat kepada nilai - nilai moral, oleh sebab

   itu orang tua senantiasa membantu mereka agar mampu melakukan

   observasi diri melalui komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun

   nonverbal tentang perilaku.

c. Komunikasi

   Komunikasi       yang   terjadi   antara orang tua dan anak - anaknya

   terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk

   memecahkan permasalahannya.

       Para orang tua berusaha menyampaikan perasaan-perasaannya

melalui berbagai cara. Pola asuh orang tua dapat digolongkan dalam tiga

kelompok (Amaliya, 2006), yaitu:

a. Otoriter

   Pola asuh dimana orang tua membatasi dan menghukum, yang

   menuntut anak mengikuti perintah - perintah orang tua, orang tua

   menggunakan kekuasaan penuh yang menuntut ketaatan mutlak,

   biasanya menggunakan ancaman - ancaman. Orang tua cenderung

   memaksa, memerintah, apabila anak tidak mau melakukan apa yang

   dikatakan orang tua, maka orang tua tidak segan menghukum anaknya.

   Hasil gaya pengasuhan otoriter anak seringkali cemas dalam interaksi

   sosial, penakut, tertutup, pemalu, suka melanggar norma, gemar

   menentang, memiliki ketrampilan komunikasi yang rendah.




                                                                       15
b. Demokratis

      Pola asuh dimana orang tua mendorong anak – anak agar mandiri

      tetapi orang tua masih menetapkan batas - batas dan pengendalian atas

      tindakan - tindakan mereka, orang tua menyeimbangkan antara kontrol

      dan dorongan, dimana dalam waktu yang bersamaan mereka

      mengawasi perilaku anak dan mendorong untuk mematuhi peraturan

      yang ada dengan mengikuti standar yang diterapkan, orang tua

      memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Hasil

      gaya demokratis anak - anak berkompeten secara sosial, bertanggung

      jawab secara sosial.

   c. Permisif

      Pola asuh dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan

      anak, orang tua lebih mementingkan kehidupan mereka sendiri

      daripada anak mereka. Hasil gaya pengasuhan permisif anak - anak

      tidak dapat berkompeten secara sosial, memperlihatkan kendali diri

      yang buruk serta tidak membangun kemandirian dengan baik.

2. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh

   a. Budaya

      Orang tua mengikuti cara - cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam

      mengasuh anak, kebiasaan - kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam

      mengasuh anak. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat

      diterima di masyarakat dengan baik, karena itu kebudayaan atau

      kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi




                                                                        16
setiap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya.

   (Anwar, 2000).

b. Tingkat Pendidikan

   Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua sangat berpengaruh

   dalam mengasuh anak.

c. Lingkungan

   Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, lingkungan

   juga ikut mewarnai pola - pola pengasuhan yang diberikan orang tua

   terhadap anak.

d. Umur

   Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah

   umur semakin bertambah pengetahuan yang dimiliki, serta perilaku

   yang sesuai untuk mendidik anak (Notoatmodjo, 2003).

e. Tingkat sosial ekonomi

   Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi pola asuh yang

   dilakukan oleh suatu masyarakat, rata - rata keluarga dengan sosial

   ekonomi yang cukup baik akan memilih pola asuh yang sesuai dengan

   perkembangan anak (Effendy, 1998).




                                                                   17
D. Kerangka Teori
                                           Faktor yang mempengaruhi
                                           perkembangan sosial
                                           (sosialisasi) anak prasekolah :
                                           a. Adanya kesempatan untuk
                                             bersosialisasi
                                           b.Umur anak
                                           c. Kondisi kesehatan anak
                                           d. Memiliki motivasi untuk
                                              bersosialisasi
    Pola asuh orang tua :
    a. Demokratis
    b. Tidak demokratis

                                               Kemampuan Sosialisasi
    Faktor yang mempengaruhi                     Anak Prasekolah
    pola asuh :
    a. Tingkat pendidikan
    b. Lingkungan
    c. Budaya                            Kemampuan        sosialisasi    anak
    d. Umur                              prasekolah    menurut      Langeveld
    e. Tingkat sosial ekonomi            (dalam Riyanto, 2004) :
                                         a Berbahasa lisan dan bercerita
                                         b Mengenal pola kehidupan sosial
                                         c Mengerti       dan       menguasai
                                             ketrampilan untuk kepentingan
                                             kebutuhan sehari-hari
                                         d Mulai berkhayal




                          Gambar 2.1 Kerangka Teori
              (Amaliya, 2006); Riyanto, dkk (2004); Anwar, (2000)
             Effendy, (1998); Notoatmodjo, (2003); Sujiyono, (2005)




                                                                             18
E. Kerangka Konsep


       Variabel Independen                      Variabel Dependen

     Pola Asuh Orang Tua
     a. Demokratis                           Kemampuan Sosialisasi
     b. Tidak demokratis                       Anak Prasekolah




                           Gambar 2.2 Kerangka Konsep


F. Variabel Penelitian

   1. Variabel Independen

      Penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah pola asuh orang

      tua. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

      yang lain (Arikunto, 2006).

   2. Variabel Dependen

      Penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah kemampuan

      sosialisasi anak prasekolah. Variabel dependen adalah variabel yang

      dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas

      (Nursalam, 2003).



G. Hipotesis

          Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Ada hubungan antara pola

   asuh orang tua dengan kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah di TK Pertiwi

   Mliwis I, Cepogo, Boyolali”.




                                                                           19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianSosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianMeita Purnamasari
 
Modal asiment
Modal asimentModal asiment
Modal asimentYing Yin
 
Proposal fix
Proposal fixProposal fix
Proposal fixolgaaaa23
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuAndhinaFitrianitaPutri
 
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianBab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianRobbie AkaChopa
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaDedi Mukhlas
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiananastanindya
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahNon Formal Education
 
4. tujuan pendidikan
4. tujuan pendidikan4. tujuan pendidikan
4. tujuan pendidikanFAS DC
 
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi dan Pembentukan KepribadianSosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi dan Pembentukan KepribadianSam Michael
 
Ppsosialisasi & pembentukan kepribadian
Ppsosialisasi & pembentukan kepribadianPpsosialisasi & pembentukan kepribadian
Ppsosialisasi & pembentukan kepribadiankawidian_putri
 

La actualidad más candente (16)

Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianSosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
 
Modal asiment
Modal asimentModal asiment
Modal asiment
 
Proposal fix
Proposal fixProposal fix
Proposal fix
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah LakuFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Pengaruh terhadap Tingkah Laku
 
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianBab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remaja
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
 
4. tujuan pendidikan
4. tujuan pendidikan4. tujuan pendidikan
4. tujuan pendidikan
 
SOSIALISASI
SOSIALISASISOSIALISASI
SOSIALISASI
 
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi dan Pembentukan KepribadianSosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Ppsosialisasi & pembentukan kepribadian
Ppsosialisasi & pembentukan kepribadianPpsosialisasi & pembentukan kepribadian
Ppsosialisasi & pembentukan kepribadian
 

Similar a KEMAMPUAN SOSIALISASI

Tinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta DidikTinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta DidikAndhinaFitrianitaPutri
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikmonichaSihombing
 
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianProses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianUndercover Helpers
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianCNVIP
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdShinta Nz
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...agyana_nadian
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianmbak_aul
 
Sosioantropologi
SosioantropologiSosioantropologi
Sosioantropologifikry_
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakM N Habibah
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan KepribadianLilly
 
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3Budi Sanjaya Saragih
 
PPT PBPD Kelompok 7.pptx
PPT PBPD Kelompok 7.pptxPPT PBPD Kelompok 7.pptx
PPT PBPD Kelompok 7.pptxKalanaWaktu
 

Similar a KEMAMPUAN SOSIALISASI (20)

Tinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta DidikTinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
 
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianProses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sd
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosioantropologi
SosioantropologiSosioantropologi
Sosioantropologi
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan Kepribadian
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Asigment
AsigmentAsigment
Asigment
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
PPT PBPD Kelompok 7.pptx
PPT PBPD Kelompok 7.pptxPPT PBPD Kelompok 7.pptx
PPT PBPD Kelompok 7.pptx
 

KEMAMPUAN SOSIALISASI

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang dilahirkan dengan perilaku aktual yang jauh lebih sempit jangkauan - jangkauan mengenai yang biasa dan yang diterima menurut norma kelompoknya. Sosialisasi adalah “proses yang digunakan anak untuk mempelajari standar, nilai, perilaku yang diharapkan kebudayaan atau lingkungan masyarakat mereka” (Mussen, dkk, 1994). Chaplin (2002), mengemukakan bahwa sosialisasi adalah proses mempelajari kebiasaan, cara hidup dan adat istiadat masyarakat tertentu. Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh keluarga, teman bermain dan sekolah. Lingkungan pertama serta utama dikenal sejak lahir yaitu keluarga. Ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya merupakan lingkungan sosial yang berasal dari keluarga, besar perannya bagi perkembangan dan pembentukan kepribadian individu. Kebiasaan yang ditanamkan keluarga baik itu positif maupun negatif secara tidak langsung akan terbentuk dalam kepribadian anak. Kemampuan sosialisasi menjadi suatu aspek penting dalam perkembangan anak, karena masa anak Taman Kanak - kanak (prasekolah) 6
  • 2. merupakan masa peralihan dari lingkungan keluarga kedalam lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Didalam lingkungan sekolah, anak tidak hanya memasuki dunia sosialisasi yang lebih luas melainkan anak juga akan menemukan suasana kehidupan yang berbeda, teman, guru atau aturan-aturan yang berbeda dengan lingkungan keluarga (Chaplin, 2002). Melihat dari definisi - definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sosialisasi adalah proses dimana anak-anak belajar mengenai standar, nilai dan sikap yang diharapkan kebudayaan atau lingkungan masyarakat mereka. 2. Proses Sosialisasi Proses sosial pada hakekatnya adalah proses belajar sosial mengenai tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakatnya. Proses sosialisasi berawal dari keluarga, melalui keluargalah anak belajar beradaptasi ditengah kehidupan masyarakat (Satiadarma, 2001). Hurlock (1997), proses sosialisasi diperoleh dari kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sosialisasi ini memerlukan beberapa proses, yaitu : a. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi anggotanya untuk dapat diterima, dan harus mampu menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima pula. 7
  • 3. b. Memainkan peran sosial yang dapat diterima Setiap kelompok mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipenuhi. c. Perkembangan sikap sosial Untuk bermasyarakat atau bergaul dengan baik diperlukan adanya minat untuk melihat anak yang lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka, mencoba untuk bergabung dan bekerja sama dalam bermain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar sosial untuk mempelajari tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakatnya, selain itu perlu juga diperhatikan tentang tahap - tahap sosialisasi. 3. Tahap-tahap Sosialisasi Keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar bersosialisasi. “Melalui keluargalah anak belajar merespon terhadap masyarakat dan beradaptasi ditengah kehidupan masyarakatnya yang lebih luas nantinya. Melalui proses sosialisasi didalam keluarga, seorang anak secara bertahap belajar mengembangkan kemampuan nalar serta imajinasinya” (Satiadarma, 2001). Perhatian terhadap hal - hal disekelilingnya banyak dipengaruhi oleh nilai - nilai yang mereka anut, keluargalah yang menanamkan nilai - nilai tersebut. 8
  • 4. Setelah anak belajar bersosialisasi didalam keluarga, kemudian anak belajar bersosialisasi diluar rumah yang diperoleh dari teman sebaya, sekolah, guru dan lingkungan diluar yang lebih luas (Mussen, dkk, 1994). Yusuf, (2008), mengemukakan bahwa tahap perkembangan sosial pada usia prasekolah yaitu, anak mulai mengetahui aturan – aturan baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan bermain, sedikit demi sedikit anak mulai tunduk pada peraturan, anak mulai menyadari hak dan kewajiban orang lain, anak mulai dapat bermain bersama anak - anak lain atau teman sebaya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahap - tahap sosialisasi berawal dari lingkungan di dalam keluarga dan selanjutnya anak akan belajar bersosialisasi diluar lingkungan keluarga, yaitu di sekolah maupun di masyarakat. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi Hurlock (1997), mengemukakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi sosialisasi, terutama anak yaitu adanya sikap anak - anak terhadap orang lain dan pengalaman sosial dan seberapa baik mereka dapat bergaul dengan orang lain. Anak - anak akan tergantung pada pengalaman belajar selama bertahun-tahun awal kehidupan yang merupakan masa pembentukan kepribadian, tetapi kelompok sosial juga berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Namun pada akhirnya, kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntunan sosial dan menjadi pribadi yang dapat bermasyarakat, tergantung pada empat faktor menurut Sujiono, 9
  • 5. (2005) yaitu, kesempatan yang penuh untuk belajar sosialisasi / bermasyarakat, mampu berkomunikasi pembicaraan yang bersifat sosial merupakan penunjang yang penting bagi sosialisasi, anak hanya akan belajar bersosialisasi apabila mereka memiliki motivasi untuk melakukannya, metode belajar yang efektif dengan bimbingan adalah penting. Empat faktor tersebut akan menjadi daya dorong tersendiri bagi anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi. Jadi dapat disimpulkan faktor - faktor yang mempengaruhi sosialisasi yaitu adanya sikap anak - anak terhadap orang lain dan pengalaman sosial dan seberapa baik mereka dapat bergaul dengan orang lain. B. Anak Prasekolah Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah. Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Riyanto, dkk, 2004). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi - potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal, anak dapat berkembang kepribadiannya lewat sosialisasi di sekolah. Taman kanak - kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun atau memasuki pendidikan dasar, hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 tentang pendidikan prasekolah. Patmonodewo (2003), mengemukakan bahwa 10
  • 6. program prasekolah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa kelompok, diantaranya program tempat penitipan anak (3 bulan - 5 tahun), kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4 - 6 tahun biasanya mengikuti program Taman Kanak - Kanak (TK). Usia prasekolah diantara 4 (empat) sampai 6 (enam) tahun bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan untuk anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Langeveld dalam Riyanto (2004), mengemukakan tentang kemampuan - kemampuan yang seharusnya dicapai anak prasekolah antara lain, berbahasa lisan dan bercerita, mengenal pola kehidupan sosial (aku, keluarga, dan sekolah), mengerti dan menguasai ketrampilan untuk kepentingan kebutuhan sehari – hari, mulai berkhayal, dan belum dapat membedakan secara tegas antara kenyataan dan imajinasi belaka. Anak Taman kanak - kanak termasuk dalam kelompok umur prasekolah. Pada umur 2 - 4 tahun, anak ingin bermain, melakukan latihan berkelompok, melakukan penjelajahan, bertanya, menirukan dan mencipta sesuatu. Masa ini anak mengalami kemajuan pesat dalam ketrampilan menolong dirinya sendiri dan dalam ketrampilan bermain. Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial (sosialisasi) anak prasekolah : 11
  • 7. 1. Kondisi kesehatan anak Kesehatan anak mempengaruhi kemampuan anak mengenal lingkungan diluar lingkungan keluarga. Anak dengan kondisi sehat akan cepat bisa menyesuaikan dengan lingkungan diluar lingkungan keluarga. (Effendy, 1998) 2. Umur anak Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah umur akan semakin bertambah pengetahuan yang dimiliki, serta bertambah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan diluar lingkungan keluarga (Notoatmodjo, 2003) 3. Memiliki motivasi untuk sosialisasi Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka karena mendapat pengalaman baru ketika bergabung dengan kelompok dibandingkan jika mereka bermain sendiri (Sujiyono, 2005) 4. Adanya kesempatan untuk bersosialisasi Sikap orang tua yang demokratis memberikan kesempatan anak untuk bergabung dengan teman seusianya (Sujiyono, 2005) Riyanto (2004), menemukan ciri - ciri anak prasekolah atau TK, diantaranya : 1. Ciri-ciri fisik Anak prasekolah mempergunakan ketrampilan gerak dasar (berlari, berjalan, memanjat, melompat) sebagai bagian dari permainan mereka. 12
  • 8. Mereka aktif, tetapi lebih bertujuan dan tidak terlalu mementingkan untuk bisa beraktivitas sendiri. 2. Ciri Sosial Pada umumnya anak dalam tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi dua sahabat ini cepat berganti. Perasaan empati dan simpati terhadap teman juga berkembang, mampu berbagi dengan inisiatif mereka sendiri, anak menjadi sosialis. 3. Ciri Emosional Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas. Sikap marah sering diperlihatkan dan iri hati pada anak prasekolah sering terjadi. Mereka seringkali memperebutkan perhatian guru. 4. Ciri Kognitif Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa, sebagian besar mereka senang berbicara dan sebagian lagi menjadi pendengar yang baik. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat, kesempatan mengagumi dan kasih sayang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak prasekolah adalah anak-anak yang berusia antara 3 - 6 tahun serta pada masa prasekolah anak mengalami kemajuan pesat dalam ketrampilan menolong dirinya sendiri dan dalam ketrampilan bermain. 13
  • 9. C. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh Pola asuh orang tua adalah sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak - anaknya. Sikap yang dilakukan orang tua antara lain mendidik, membimbing, serta mengajarkan nilai - nilai yang sesuai dengan norma - norma yang dilakukan di masyarakat (Suwono, 2008). Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Pengasuhan anak adalah bagian penting dan mendasar, menyiapkan anak menjadi masyarakat yang baik. Pengasuhan terhadap anak berupa proses interaksi antara orang tua dengan anak. Interaksi tersebut mencakup perawatan seperti dari mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun sosialisasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat. Cara orang tua mendidik anaknya disebut sebagai pola pengasuhan, di dalam interaksinya dengan anak orang tua cenderung menggunakan cara - cara tertentu yang dianggapnya paling baik bagi si anak. Setiap upaya yang dilakukan dalam mendidik anak, mutlak didahului oleh tampilnya sikap orang tua dalam mengasuh anak seperti : a. Perilaku yang patut dicontoh Artinya setiap perilakunya yang dilakukan harus didasarkan pada kesadaran bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan identifikasi bagi anak - anaknya. 14
  • 10. b. Kesadaran diri Ini juga harus ditularkan pada anak - anak dengan mendorong mereka agar perilaku kesehariannya taat kepada nilai - nilai moral, oleh sebab itu orang tua senantiasa membantu mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal tentang perilaku. c. Komunikasi Komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak - anaknya terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan permasalahannya. Para orang tua berusaha menyampaikan perasaan-perasaannya melalui berbagai cara. Pola asuh orang tua dapat digolongkan dalam tiga kelompok (Amaliya, 2006), yaitu: a. Otoriter Pola asuh dimana orang tua membatasi dan menghukum, yang menuntut anak mengikuti perintah - perintah orang tua, orang tua menggunakan kekuasaan penuh yang menuntut ketaatan mutlak, biasanya menggunakan ancaman - ancaman. Orang tua cenderung memaksa, memerintah, apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua, maka orang tua tidak segan menghukum anaknya. Hasil gaya pengasuhan otoriter anak seringkali cemas dalam interaksi sosial, penakut, tertutup, pemalu, suka melanggar norma, gemar menentang, memiliki ketrampilan komunikasi yang rendah. 15
  • 11. b. Demokratis Pola asuh dimana orang tua mendorong anak – anak agar mandiri tetapi orang tua masih menetapkan batas - batas dan pengendalian atas tindakan - tindakan mereka, orang tua menyeimbangkan antara kontrol dan dorongan, dimana dalam waktu yang bersamaan mereka mengawasi perilaku anak dan mendorong untuk mematuhi peraturan yang ada dengan mengikuti standar yang diterapkan, orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Hasil gaya demokratis anak - anak berkompeten secara sosial, bertanggung jawab secara sosial. c. Permisif Pola asuh dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, orang tua lebih mementingkan kehidupan mereka sendiri daripada anak mereka. Hasil gaya pengasuhan permisif anak - anak tidak dapat berkompeten secara sosial, memperlihatkan kendali diri yang buruk serta tidak membangun kemandirian dengan baik. 2. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh a. Budaya Orang tua mengikuti cara - cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan - kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan baik, karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi 16
  • 12. setiap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya. (Anwar, 2000). b. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua sangat berpengaruh dalam mengasuh anak. c. Lingkungan Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, lingkungan juga ikut mewarnai pola - pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anak. d. Umur Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah umur semakin bertambah pengetahuan yang dimiliki, serta perilaku yang sesuai untuk mendidik anak (Notoatmodjo, 2003). e. Tingkat sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi pola asuh yang dilakukan oleh suatu masyarakat, rata - rata keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup baik akan memilih pola asuh yang sesuai dengan perkembangan anak (Effendy, 1998). 17
  • 13. D. Kerangka Teori Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial (sosialisasi) anak prasekolah : a. Adanya kesempatan untuk bersosialisasi b.Umur anak c. Kondisi kesehatan anak d. Memiliki motivasi untuk bersosialisasi Pola asuh orang tua : a. Demokratis b. Tidak demokratis Kemampuan Sosialisasi Faktor yang mempengaruhi Anak Prasekolah pola asuh : a. Tingkat pendidikan b. Lingkungan c. Budaya Kemampuan sosialisasi anak d. Umur prasekolah menurut Langeveld e. Tingkat sosial ekonomi (dalam Riyanto, 2004) : a Berbahasa lisan dan bercerita b Mengenal pola kehidupan sosial c Mengerti dan menguasai ketrampilan untuk kepentingan kebutuhan sehari-hari d Mulai berkhayal Gambar 2.1 Kerangka Teori (Amaliya, 2006); Riyanto, dkk (2004); Anwar, (2000) Effendy, (1998); Notoatmodjo, (2003); Sujiyono, (2005) 18
  • 14. E. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Pola Asuh Orang Tua a. Demokratis Kemampuan Sosialisasi b. Tidak demokratis Anak Prasekolah Gambar 2.2 Kerangka Konsep F. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah pola asuh orang tua. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (Arikunto, 2006). 2. Variabel Dependen Penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah kemampuan sosialisasi anak prasekolah. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas (Nursalam, 2003). G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah di TK Pertiwi Mliwis I, Cepogo, Boyolali”. 19