1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan
khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang
mempunyai tanggung jawab sbagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di
sekolah, di tuntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep –konsep dasar
bimbingan dan konseling di sekolah.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.Kenyataan yang
dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan
mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga
tidak dapat lepas dari masalah.
Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar dapat berindak dengan
tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak
hanya berfungsi memberikan pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian
anak. Sebagai profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid
mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar bimbingan dan konseling?
2. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
3. Apa yang melatar belakangi diperlukannya bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui latar belakang diperlukannya bimbingan dan konseling
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Bimbingan dan Konseling
Dasar bimbingan dan konseling adalah ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam
peyelenggaraan pelayanan, agar kegiatan pelayanan tersebut dapat terlakasana dengan baik serta
mendapat hasil yang memuaskan bagi konseling.
Dasarbimbingan dan konseling tersebut adalah :
1. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang
tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor)
berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya
benar-benar terjamin,
2. Asas Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta
didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.Guru
Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban
mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru
pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.Asas
keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan
3. Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.Guru
Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam
setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian
Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu peserta didik
(klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.Guru Pembimbing
(konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan
dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang.
Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan
apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan
Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien)
hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang
dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan
terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan
bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
4. Asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan
pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam
memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10.Asas Keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional.Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan
konseling.Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam
penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus
Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien)
kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain.
Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus
kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar
sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik (klien
B. Prinsip Bimbingan dan Konseling
5. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses bimbingan
dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang
menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik disekolah maupun diluar
sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is fo all individuals). Prinsip ini
berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah.Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih
bersifat preventif dan pengembangan daripada penyembuhan (kuratif) dan lebih diutamakan
teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
2. Bimbingan bersifat individualisasi
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu
dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti
bahwa yang menjadi focus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya
menggunakan kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif
Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena
bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan merupakan usaha bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan
kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan.Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada
individu, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.Kehidupan
individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu untuk
6. mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan meyempurnakan tujuan melalui pengambilan
keputusan yang tepat.
6. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga dilingkungan
keluarga,dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek,
yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.
Menurut Haditono 12 prinsip bimbingan adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk anak-anak, orang dewasa, dan orang-orang
yang sudah tua.
2. Tiap aspek dari kepribadian seseorang menentukkan tingkah laku orang itu.
3. Usaha-usaha bimbingan pada prinsipnya harus menyeluruh kesemua orang karena semua
orang mempunyai berbagai masalah yang butuh pertolongan.
4. Semua guru disekolah seharusnya menjadi pembimbing karena semua murid juga
membutuhkan bimbingan.
5. Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-alat dan teknik
mengajar juga sebaiknya mengandung suatu dasar pandangan bimbingan.
6. Dalam memberikan suatu bimbingan harus diingat bahwa semua orang, mempunyai
perbedaan-perbedaan individual dan perbedaan tersebut yang harus diperhatikan.
7. Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik, dibutuhkan pengertian yang mendalam
mengenai orang yang dibimbing.
8. Memerlukan sekumpulan catatan mengenai kemajuan dan keadaan anak yang dibimbing.
9. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara pembimbing dengan masyarakat yang mempunyai
hubungan denga bimbingan.
7. 10. Bagi anak-anak, sikap orang tua dan suasana rumah sangat mempengaruhi tingkah laku
mereka. Tanpa bantuan dan pengertian orang tua, usaha bimbingan kadang-kadang hampir tidak
dapat dicari jalan keluarnya.
11. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani dan dapat memikul tanggung
jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran yang dialaminya, yang hasilnya apat berupa kemajuan
dari keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan.
12. Usaha bimbingan harus bersifat flexible sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat,
serta kebutuhan individual.
C. Latar Belakang diperlukannya Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia.Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti.Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain
muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat
maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak
lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang
lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya
sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada
pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan
dirinya.Mereka memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap
dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh
bimbingan dan konseling.
Pada kenyataannya, bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik oleh masyarakat yang belum
maju maupun masyarakat yang modern. Persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat
modern sangat kompleks. Makin maju suatu masyarakat maka akan semakin kompleks
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anggota masyarakatnya.
BAB III
8. PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan ialah suatu proses membantu individu melalui sendiri untuk mengembangkan dan
menemukan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Konseling adalah serangkai hubungan langsung dengan individual yang bertujuan untuk
membantu dia langsung dalam bersikap dan tingkah laku.
Bimbingan amatlah penting peranannya, sebab semakin tinggi dan penting peranannya, berbagai
ilmu pengetahuan manusia di dunia, makin bertambahlah masalah-masalah kehidupan manusia
dan tata susunan masyarakat. Oleh karena itu, melalui bimbingan siswa kelak dapat
menyesuaikan diri setiap keadaan.
Dalam bimbingan dan konseling terdapat dasar,prinsip dan latar belakang diperlukannya
bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip yang dimaksud disisni ialah hal-hal yang dapat
menjadi pegangan didalam proses bimbingan dan konseling.
Daftar Pustaka
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan Konseling (SLTP dan SLTA). Bandung : Pustaka
Bani Quraisy
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi & Karier). Yogyakarta : CV Andi Offset
http://andasayabisa.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling.html
http://id.shvoong.com/authors/dasar-dasar-bimbingan-dan-konseling/
di ambildi
9. http://makalahs1.blogspot.com/2013/05/makalah-bimbingan-dan-konseling-dasar.html
MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah ada beberapa prinsip yang
perlu kita perhatikan. Prinsip-prinsip tersebut menjadi pedoman dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling. Maknanya apabila bimbingan dan konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip tersebut berarti bukan merupakan bimbingan dan konseling dalam arti yang
sebenarnya.[1]
Bimbingan dan konseling mrupakan layanan kemanusiaan. Pelaksanaannya selain harus
berlandaskan pada prinsip-prinsip dan asas-asas tertentu juga harus mengacu pada kepada
landasan bimbingan dan konseling itu sendiri.[2]
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat kita rumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
2. Apa saja landasan bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
10. 2. Untuk mengetahui landasan-landasan bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.
Prinsip berasal dari kata “prinsipra” yang artinya pemulaan dengan cara tertentu yang
melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya tergantung pada pemula itu. Prinsip ini merupakan
hasil perpaduan antara kajian teoritis dan teori lapangan yang terarah dan dipergunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang
dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan
program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis
atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.[3]
Arifin dan Eti Katika Wati dalam Tohirin dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
1. Prinsip-prinsip Umum
a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.
b. Bimbingan di arahkan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu
mengarahkan dirinya dan mampu menghadapi kesulita-kesulitan dalam kehidupannya.
c. Pemberian bantuan sesuai dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
11. d. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku induvidu.
e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan yang
dirasakan individu yan dibimbing.
f. Uapaya pemberian bimbingan dan konseling harus fleksibel.
g. Progaram bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan
di sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
h. Implementasi bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang mememiliki
keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling.
i. Untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan
konseling, harus diadakan penilaian dan evaluasi secara teratur dan berkesinambungan.
2. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu siswa
a. Pelayanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada seluruh siswa.
b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada
individu atau siswa.
c. Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa,
d. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah maupun madrasah harus memenuhi
kebutuhan siswa yang bersangkutan beragam dan luas
e. Keputusan akhir dalam bimbingan dan konseling dibentuk oleh siswa yang sendiri.
f. Individu atau siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara beransur-ansur
menolong dirinya.
3. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing
Adapun perinsip-prinsip khusus bimbingan dan konseling yang berhubugan dengan
pembimbing dan konseling adalah:
12. a. Pembimbing atau konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
b. Pembimbing atau konselor di sekolah atau madrasah dipilih atas dasar kualifikasi
kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
c. Sebagai tuntutan profesi pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha
mengembngkan diri dan melalui berbaga kegiatan.
d. Pembimbing atau konselor harus hendaknya selalu menggunakan bergabagi informasi yang
tersedia tentang individu atau siswa.
e. Pembimbing atau konselor harus menghormati menjaga informasi tentang individu atau
siswa yang dibimbingnya.
f. Pembimbing atau konselor dalam melaksanakan tugas hendaknya mempergunakan
berbagai metode dan teknik.
4. Prinsip Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi Pelayanan Bimbingan dan
Konseling
a. Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus ada dikartu pribadi bagi setiap setiap siswa.
c. Program bimbingan dan konseling harus disusun dengan sesuai dengan kebutuhan sekolah
dan madrasah yang bersangkutan.
d. Harus ada pembagian waktu antara pembimbing.
e. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu dan kelompok sesuai
dengan masalah yang dipecahkan.
f. Dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah harus
berkerjasama dari berbagai pihak.
g. Kepala sekolah merupakan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan
dan konseling di sekolah
13. B. Landasan Bimbingan dan Konseling
Landasan bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya bagi konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.
Secara umum terdapat empat aspek pokok yang mendasari bimbingan dan konseling
yaitu:
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang
lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, estis maupun estis.
2. Landasan psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor
tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
3. Landasan sosial-budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada
konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang
memperngaruhi terhadap perilaku individu.
4. Landasan pengetahuan dan teknologi
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-
dasar kilmuan, baik menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan bimbingan dan
konseling disususn secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode seperti:
pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang
dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan ilmiah lannya.[4]
14. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arifin dan Eti Katika Wati dalam Tohirin dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
Perinsip secara umum
1. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu siswa
2. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing
3. Prinsip Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi Pelayanan
Terdapat empat aspek yang mendasari bimbingan dan konseling diantaranya yaitu:
landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya dan landasan IMTEK.
B. Saran-saran
Setelah penulis menyelesaikan penulisan makalah ini maka penulis menyarankan guru
khususnya para konselor agar lebih memahami prinsip-peinsip dan landasan dalam bimbingan
dan konseling.
Demi perkembangan penulisan makalah ini ke depannya maka penulis sangat
mengharapkan kritik dari kawan-kawan pembaca tentunya kritk dan saran yang membangun
demi perkembangan dalam penulisan makalah ke depannya.
[1] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Pekanbaru, Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 69
15. [2] Ibid., h.95
[3] Anas Salahuddin, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, Pustaka Setia, 2009), h. 43
[4] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan -bimbingan-dan-konseling/
Diposkan oleh haryadi tanjung di 09.37
http://wwwharyadi.blogspot.com/2013/03/makalah-bimbingan-dan-konseling.html