SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
KABEL BAWAH TANAH DAN SAMBUNGAN KABEL

2.1 Kabel Bawah Tanah
Dalam transmisi dan distribusi tenaga listrik banyak dilakukan berbagai cara diantaranya
melalui saluran udara (Over Head Line) dan saluran kabel bawah tanah (Underground
Transmission). Akan tetapi transmisi dan distribusi saluran udara menjadi sangat sulit untuk
dilaksanakan khususnya pada daerah yang jumlah penduduknya banyak seperti di kota-kota,
dengan alas an beresiko tinggi dan mengurangi keindahan lingkungan. Untuk menghindari hal
tersebut maka digunakan kabel transmisi yang di pasang di bawah permukaan tanah yang disebut
kabel kabel bawah tanah (Underground Cable).

2.1.1 Parameter Kabel Bawah Tanah
2.1.1.1 Kapasitansi
Suatu kabel yang mempunyai konduktor dengan jari-jari r dan selubung isolasi dengan
jari-jari R, seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

R

r

dx

Gambar 2.1
Penampang Kabel
Jika konduktor kabel di atas memiliki muatan sebesar Q coulomb/ meter, maka harga kerapatan
fluks listrik (D) pada suatu permukaan sebesar:
23
=ø=Q

Fluks (coulomb)

D=

Luas Permukaan (M²)

A

(2.1)

A

maka kerapatan fluks listrik pada jarak x meter dari pusat kabel:
D=

Q

Coulomb/ m²

2π. X

(2.2)

Hubungan antara kerapatan fluks dengan intensitas medan listrik adalah:

(2.3)

D=εE
maka :

E=

(2.4)

Q
2πε X

Beda potensial antara konduktor dengan selubung isolasi menjadi:

V=

(2.5)

dx

=

=

ln

(2.6)

Volt

Jadi Kapasitansi kabel per satuan panjang :
C= Q
V

=

2πε

Farad/ M

(2.7)

Ln ( R/r )

24
Jika permitivitas relatif εr = 36π x 109 ε maka:

εr

C=
18 x 10

9

Farad/ m

ln (R/r)

0,024 εr

=

Mikro-Farad/ KM

(2.8)

(2.9)

Log10 (R/r)
2.1.1.2 Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi pada daerah dx yang berjarak x meter dari pusat lingkaran kabel adalah:
dR' =

ρ dx

(2.10)

Ohm

2π x

dimana ρ adalah resistivitas dari bahan isolasi dalam ohm-meter.
Tahanan isolasi per meter satuan panjang kabel adalah :

R' =

ρ

=

Ohm

2π

=

ρ

ln

2π
= 0,367 ρ log10

(2.11)

R
r
R

X 10

-9

Mega.Ohm/ Km

(2.12)

r

25
2.1.1.3 Stress Listrik
Persamaan ( 2.4 ) menunjukkan besarnya intensitas medan listrik atau Stress listrik pada
jarak x meter dari pusat kabel. Dari persamaan ( 2.6 ) didapatkan harga :
Q=

(2.13)

2πεV
Ln ( R/ r )

Sehingga persamaan ( 2.4 ) menjadi :
E=

V

Volt/ meter

(2.14)

x Ln ( R/ r )

Harga maksimum dari Stress listrik tergantung dari permukaan konduktor, pada x = r dan
memisalkan permukaan konduktor adalah sebuah permukaan yang bundar dan licin maka :
E max =

V

Volt/ meter

(2.15)

r Ln ( R/ r )

Harga minimumnya tergantung permukaan dalam dari selubung isolasi dimana x = R maka:
E min =

V

Volt/ meter

(2.16)

R Ln ( R/ r )

Sehingga perbandingan antara Emax dan Emin menjadi :
E max = R
E min

(2.17)

r

26
2.1.2 Konstruksi Kabel Kabel bawah tanah dan Fungsi Bagiannya
Pada umumnya konstruksi kabel tanah yang digunakan untuk distribusi tenaga listrik
tegangan rendah dan tegangan menengah, dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian utama dan
bagian pelengkap.
Bagian utama, terdiri dari penghanta, isolasi, tabir dan selubung seperti yang terlihat
pada gambar 2.2 berikut.

Penghantar
Isolasi
Tabir
Selubung

Gambar 2.2
Bagian Utama Kabel BawahTanah
Bagian pelengkap, terdiri dari bantalan, perisai, bahan pngisi, sarung kabel dan lapisan
penahan kebocoran air. Bagian pelengkap ini berguna untuk memperbaiki sifat-sifat kabel tanah
sebagai tenaga listrik.

2.1.2.1 Penghantar
Penghantar merupakan bagian utama dari kabel, yang berfungsi untuk menghantarkan
arus listrik. Penghantar yang digunakan biasanya dipilih berdasarkan sifat materialnya,
diantaranya mempunyai daya hantar listrik (konduktivitas) yang tinggi dan tahanan jenis
(resistivitas) yang rendah. Besarnya tahanan jenis suatu penghantar dapat ditentukan dengan
rumus:
27
R= ρL

(2.18)

A
Dimana :

A = luas penampang penghantar ( m²)
L = panjang pengantar ( m )
R = tahanan penghantar ( Ω )

ρ = tahanan jenis penghantar ( Ω – m )
Sedangkan besarnya konduktivitas penghantar :

σ=

1

(2.19)

ρ
σ = konduktivitas penghantar ( Ω – m ) -1

Tabel 2.1 Daya Hantar Listrik Berbagai Logam

Logam/ Material

Resistivitas ( Ω-m )

Konduktivitas ( Ω-m )

Perak (Ag)
Tembaga (Cu)

1,67 x 10-8

6,0 x 10 -7

Emas (Au)

2,32 x 10-8

4,3 x 10-7

Aluminium (Al)

2,63 x 10 -8

3,8 x 10-7

Kuningan ( 70% Cu + 30% Zn)

6,25 x 10-8

1,6 x 10-7

Besi (Fe)

1,00 x 10-7

1,0 x 10-7

Baja Karbon ( Fe + C )

1,67 x 10 -7

0,6 x 10-7

Baja Tahan Karat ( Fe + Cr )

5,00 x 10 -7

0,2 x 10-7

28
Dari tabel di atas, diketahui bahwa logam/ material yang merupakan pengantar listrik yang baik,
memiliki konduktivitas listrik dengan orde 10 7 ( Ω-m ) -1 dan resistivitas dengan orde 10 -8 ( Ωm). Selain dilihat dari konduktivitas dan resistivitasnya, suatu penghantar yang baik juga
ditentukan dari unsur-unsur pemadu, ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan dalam Kristal
logam, yang banyak berperan dalam proses pembuatan pengahantar itu sendiri.
Unsur-unsur pemadu pada suatu penghantar selain mempengaruhi daya hantar listrik juga
mempengaruhi sifat-sifat mekanika dan fisiknya. Suatu logam murni memiliki sifat daya hantar
listrik yang lebih baik jika dibandingkan dengan logam yang tidak murni, tetapi kekuatan
mekanisnya lebih rendah. Dewasa ini, bahan penghantar yang banyak dipakai untuk kabel tenaga
listrik ialah logam tembaga dan aluminium, karena mempunyai konduktivitas yang cukup baik
da resistivitas yang kecil serta memenuhi pertimbangan ekonomis.
Selain mempunyai sifat fisika yang baik suatu penghantar juga harus memiliki sifat
mekanika yang baik pula, misalnya mudah dibelok-belokan, sehingga mudah pada saat instalasi
kabel. Oleh karena itu penghantar suatu kabel dibuat menjadi beberapa macam bentuk, antara
lain :

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 2.3 Bentuk-Bentuk Penghantar
a. Bundar Konsentris
Bentuk ini biasanya digunakan untuk kabel berinti satu dan kabel tegangan rendah (gambar 2 .
2.a). Pada umumnya tidak digunakan untuk kabel tegangan menengah, karena dapat terjadi
penetrasi lapisan penghantar berupa lapisan ekstrusi kompon semi konduktor ke dalam sela-sela
penghantarnya.
b. Bundar Kompak

29
Penghantar ini dipilin dan ditekan hingga 90% konsentris diameternya, sehingga dapat
menghalangi penetrasi ekstrusi kompon semi konduktor. ( gambar 2.2.b )
c. Kompak Gepeng
Penghantar ini dipilin dan ditekan hingga 50% konsentris, kemudian dibentuk seperti gambar
2.3.c. Bentuk seperti ini biasanya digunakan untuk kabel berinti tiga.
d. Bundar Padat ( Solid Round )
Biasanya bentuk penghantar seperti ini untuk kabel tegangan rendah dan tidak dipakai untuik
tegangan menengah ( gambar 2.3.d )
2.1.2.2 Isolasi
Isolasi merupakan bagian utama kabel yang berfungsi mencegah terjadinya hubung
singkat pada kabel. Salah satu gangguan pada penyaluran tenaga listrik dengan menggunakan
kabel tanah adalah terjadinya kerusakan pada lapisan isolasi. Bahan isolasi disesuaikan dengan
kemampuan kabel, sehingga dalam instalasi suatu kabel, harus disesuaikan penggunaannya.
Secara umum isolasi harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Ketahanan dielektrik yang tinggi.
2. Tahanan jenis yang tinggi.
3. Dapat bekerja pada temperature rendah atau tinggi.
4. Tidak menghisap air/ uap air
5. Mudah dibengkok-bengkokkan ( fleksibel ).
6. Tidak mudah terbakar.
7. Sanggup menahan tegangan impuls listrik yang tinggi.
Suatu hal yang tidak mungkin, dalam suatu jenis isolasi memiliki semua sifat-sifat diatas,
sehingga diperlukan pemilihan jenis isolasi yang sesuai dengan maksud dan tujuan kabel yang

30
akan dipakai. Dewasa ini untuk kabel tegangan rendah dan tegangan menengah, jenis isolasi
yang dipakai :
a. Kertas yang diimpregnasi
b. Termoplastik ( misalnya PE, PVC )
c. Elastomer ( misalnya XLPE )

Tabel 2.2 Perbandingan untuk kerja beberapa macam isolasi

Sifat

Jenis Kabel 1 Inti
Kertas

PVC

PE

XLPE

Permitivitas relative pada 20º C

3,6

5

2,3

3

Temperatur kerja º C

65

70

70

90

Temperatur max setelah hubung singkat

150

160

150

250

Tahanan panas º C.sm/W

600

600

350

500

Untuk kabel tegangan menengah, penggunaan XLPE sebagai bahan isolasi cukup pesat.
Akan tetapi isolasi XLPE memiliki kelemahan, yaitu masalah “water treeing” yang terjadi
apabila XLPE yang dalam bertegangan terkena air. Keadaan seperti ini menyebabkan umur
XLPE bertambah pendek. Dengan adanya teknologi baru mengenai lapisan penahan kebocoran
terhadap air yang dipasang di atas dan di bawah pita tembaga, agar isolasi terhindar dari water
treeing, sehingga umur XLPE diharapkan lebih panjang.

2.1.2.2 Tabir
Tabir merupakan bagian utama kabel yang berfungsi untuk meratakan distribusi
tegangan. Dalam perkembangan konstruksi kabel, tabir ( screen ) dibagi menjadi 2 macam
berdasarkan jenis bahannya, yaitu :
31
a. Tabir ( screen ) semi konduktif.
b. Tabir ( screen ) konduktif

2.1.2.2.1 Tabir Semi Konduktif
Tabir semi konduktif adalah lapisan yang melengkapi setiap inti kabel untuk kabel yang
bertegangan kerja tinggi. Tabir ini dibuat dari bahan semi penghantar yang diekstrusi. Tabir ini
juga digunakan untuk meniadakan adanya kantong udara antara isolasi dan penghantar, agar
tidak terjadi Stress listrik yang berlebihan pada kantong udara tersebut. Lapisan tabir ini selain
dipasang antara lapisan pita tembaga dan isolasi, juga dipasang di antara isolasi dan penghantar.
Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan pita tembaga ialah :
1. Menghilangkan kantong udara pada permukaan isolasi dan metal pelindung elektris
( lapisan pita tembaga ).
2. Membuat medan listrik radial pada isolasi.
Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan penghantar ialah :
1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang seragam sehingga tidak terjadi
penumpukan tegangan pada celah-celah elemen penghantar ( kantong udara ) dengan
isolasi.
2. Mencegah terjadinya korona discharge antara penghantar dan isolasi ( celah-celah elemen
penghantar ).

2.1.2.2.2 Tabir Konduktif
Tabir konduktif adalah lapisan netral di luar isolasi untuk kabel tegangan menengah dan
kabel tegangan tinggi, dan lapisan ini dihubungkan dengan ground. Lapisan tabir ini dipasang
diantara lapisan tabir semi konduktif dan perisai ( armor ). Apabila kabel tidak dilengkapi
dengan perisai ( armor ), maka lapisan ini dipasang di antara lapisan tabir semi konduktif dan
32
selubung ( sheath ). Tabir ini dibuat dari bahan penghantar konduktif seperti tembaga,
aluminium, dan timah hitam. Biasanya bahan-bahan ini diberikan dalam bentuk yang berbedabeda, antara lain :
a. Pita yang ditempatkan berputar sepanjang kabel dengan satu lapis maupun berlapis-lapis.
b. Pita yang ditempatkan memanjang dan ditutup dengan cara mekanis.
c. Pembalut yang diextruder, ditekan atau tarik ayunan.
Fungsi dari tabir konduktif adalah :
1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang radial.
2. Menjamin pentanahan sepanjang rangkaian bagian luar kabel untuk mengamankan
sentuhan manusia terhadap bahaya listrik.
3. Mengalirkan arus-arus kapasitif yang timbul dalam isolasi karena adanya tegangan fasa
ke tanah.
4. Mengalirkan arus hubung singkat dalam gangguan fasa tanah, sampai tempat pentanahan
yang paling dekat.

2.1.2.3 Selubung
Selubung merupakan bagian utama kabel yang paling luar. Berdasarkan jenis bahannya,
selubung dibagi menjadi tiga golongan :
a. Selubung logam ( misalnnya timbel, aluminium )
b. Selubung karet ( misalnya karet silicon )
c. Selubung plastic ( misalnya PVC )
Fungsi selubung :
1. Melindungi inti kabel dari pengaruh luar.
33
2. Mencegah terjadinya korosi.
3. Menahan gaya mekanis.
4. Melindungi/ mencegah gaya listrik drai luar.
5. Mencegah masuknya uap air/ cairan ke dalam kabel secara vertikal.
6. Pada kabel kertas yang diresapi minyak ( impregnated paper ), selubung dapat mencegah
keluarnya minyak.

2.1.2.4 Bantalan
Bantalan pada kabel berfungsi sebagai kedudukan perisai dan untuk mencegah terjadinya
proses elektrolisa, sehingga tidak merusak bagian dalamnya. Bantalan diletakkan di bawah
perisai. Pada kabel berisolasi kertas, bantalan dilengkapi dengan kompon kedap air. Karena
kompon kedap air tersebut, menyebabkan bantalan mempunyai sifat :
1. Tidak bereaksi dengan selubung dan perisai, namun tetap melekat dengan sempurna pada
selubung dan perisai.
2. Tidak mudah berubah dengan adanya perubahan temperature.
3. Tidak mudah robek jika terkena getaran.

2.1.2.5 Perisai ( Armor )
Perisai pada kabel berfungsi untuk melindungi bahan isolasi dari kerusakan mekanis. Hal
ini disebabkan karena sifat mekanis bahan isolasi pada kabel kurang sempurna. Pada umumnya
perisai digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Perisai pita baja
34
b. Perisai kawat baja pipih/bulat yang digalvanis
c. Perisai alumunium

2.1.2.6 Bahan Pengisi
Bahan pengisi berfungsi untuk mengisi celah yang kosong pada saat pemasangan inti
kabel, khususnya untuk kabel berinti tiga. Pada kabel yang mempunyai tabir terbuat dari logam,
bahan pengisi juga berfungsi untuk melindungi isolasi dari luka yang disebabkan oleh tabir
logam tersebut. Bahan pengisi yang banyak digunakan pada kabel isolasi kertas ialah jute,
sedangkan untuk kabel isolasi XLPE menggunakan PVC.

2.1.2.7

Sarung Kabel
Seain sebagai bantalan perisai, sarung kabel juga berfungsi sebagai komponen yang

berhubungan / terkena pengaruh-pengaruh luar. Sarung kabel biasanya dipasang di atas perisai.
Bahan sarung kabel yang banyak digunakan yaitu sarung goni. Pada kabel isolasi XLPE, sarung
kabel yang digunakan terbuat dari PVC.

2.1.2.8

Lapisan Penahan Kebocoran Air
Untuk menghindari kebocoran air secara longitudinal maupun radial, maka perlu adanya

lapisan penahan penetrasi air yang bersifat membengkak bila terkena air, sehingga penetrasi air
dapat tertahan.
Lapisan penahan kebocoran air ini, terdapat pada empat bagian kabel yaitu :
35
1. Di bawah dan di atas lapisan pelindung listrik.
2. Pengisi di antara inti sepanjang kabel, untuk kabel berinti tiga.
3. Di bawah selubung dan di bawah pelindung mekanis.
4. Di sela-sela antar kawat pada saat proses pemilinan.

Seperti telah dibahas dalam hal isolasi, untuk kabel dengan bahan isolasi XLPE mudah
rusak, apabila isolasi XLPE tersebut terkena air dalam keadaan bertegangan ( water treeing ).
Maka lapisan penahan kebocoran air berguna untuk mencegah penetrasi air ke bahan isolasi
XLPE, seperti yang terlihat pada gambar 2.4.

Penghantar dengan serbuk
Penahan kebocoran air

Lapisan penahan
Kebocoran air
Semi konduktor

Lapisan penghantar
Semi konduktor

Lapisan isolasi
Pita-tembaga

Isolasi XLPE
Lapisan penahan
Kebocoran air
Lapisan isolasi
Semi konduktor

Selubung luar ( PVC
)

Gambar 2.4
Penampang kabel TM XLPE berinti tunggal
Dengan lapisan penahan kebocoran air

Penghantar dengan serbuk
penahan kebocoran air

Bahan Pengisi ( Filler )

Lapisan penghantar
semi konduktor

Pita pengikat
pembungkus inti

Isolasi XLPE
Lapisan isolasi
semi konduktor
Lapisan penahan
kebocoran
air semi
konduktor

Selubung dalam
Lapisan penahan
kebocoran air

36

Perisai baja/
Aluminium campuram
Lapisan isolasi
pita-tembaga

Lapisan penahan
kebocoran air

Lapisan penahan
kebocoran air

Selubung luar ( PVC )

Gambar 2.5
Penampang kabel XLPE berinti tiga
Dengan lapisan penahan kebocoran air

2.1.3 Kode Pengenal untuk Kabel Tanah
Oleh karena kabel tanah terdiri dari beberapa macam jenis menurut kulit pelindungnya
( armor ), konstruksi maupun pemasangnnya, maka dibuat suatu pengkodean kabel dengan
tujuan untuk mempermudah pengenalan jenis kabel. Pengkodan kabel ini dibuat sesuai dengan
standart SPLN yang telah dibakukan, sebagai berikut :

Tabel 2.3 Kode Pengenal untuk Kabel
Huruf Kode
N
NA

Komponen
Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai penghantar
Kabel jenis standar, dengan aluminium sebagai penghantar

Y

Isolasi PVC

2Y

Isolasi Polyethyene ( PE )
37
2X
S

Isolasi XLPE
Lapisan pita tembaga ( pada kabel berurat tunggal )

SE

Lapisan pita tembaga pada tiap inti ( pada kabel berurat jamak )

C

Lapisan kawat tembaga konsentris ( sebagai penghantar netral )

CE

Lapisan kawat tembaga konsentris pada tiap inti

M

Selubung luar PVC untuk kabel NYM
* Perisai pipa tembaga bergelombang

W

* Perisai pipa aluminium bergelombang
* Perisai pipa baja bergelombang
* Perisai pipa baja tahan karat bergelombang

F

Perisai dari kawat baja putih

R

Perisai dari kawat baja bulat

Gb

Perisai dari spiral pita baja

B

Perisai dari pita baja galvanis

T

Penggantung untuk kabel udara

re

Penghantar padat bulat

rm

Penghantar bulat berkawat banyak

se

Penghantar padat bentuk sector

sm

Penghantar dipilin bentuk sektor

cm

Penghantar bulat berkawat banyak dipadatkan

Contoh :
a. NA2XS2Y 1x240 cm/25 12/20 (24) Kv
Menyatakan suatu kabel berinti tungal berisolasi XLPE dan berselubung PE bertegangan
pengenal 12/20 (24) kV, berpenghantar aluminium dengan penampang nominal 240 mm²,
berlapis pita tembaga dengan luas penampang nominal geometris 25 mm².
38
b. NA2XSEBY 3x150 cm/25 12/20 (24) kV
Menyatakan suatu kabel berinti tiga berisolasi XLPE, berperisai pita baja galvanis dan
berselubung PVC bertegangan pengenal 12/20 (24) kV, berpenghantar aluminium dipilin bulat
berkawat banyak dipadatkan dengan penampang nominal 150 mm², lapisan tembaga pada
masing-masing intinya dengan luas penampang nominal geometris 25 mm².

2.1.3.1 Kabel Bawah Tanah Isolasi XLPE
Seperti yang telah dijelaskan drialam dari hal tersebut bahan-bahan isolasi, bahwa
penggunaan kabel berisolasi XLPE cukup pesat penggunaannya. Akan tetapi kabel berisolasi
XLPE ini mempunyai kelemahan, seperti terjadinya “water treeing” pada lapisan isolasinya.
Oleh karena itu dibuat konstruksi agar kabel berisolasi XLPE ini terhindar dari hal tersebut.
Untuk lebih jelas lagi mengenai konstruksi dan penggunaan kabel tanah berisolasi XLPE dapat
dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.4 Daftar Konstruksi dan Penggunaan Kabel Tanah Berisolasi XLPE dan
Berselubung PVC
N
o

Nama
Kabel
Tanah

Kode

Tegang
an
Nomin
al (kV)

Jumla
h inti

Luas
Penampan
g

Perlindungan

Penggunaa
n
Utama

Penggunaan
Dalam
Pembatasan

39
1

2

3

4

Kabel
tanah
berisolasi
termoplasti
k dengan
lapisan
pelindung
elektris

N2XSY

Kabel
tanah
XLPE
berselubun
g
termoplasti
k dengan
perisai pita
baja dan
lapisan
pelindung
elektris
pada tian
inti
Kabel
tanah
berisolasi
XLPE dan
berselubun
g
termoplasti
k dengan
pelindung
elektris
pada tiap
inti
Kabel
tanah
berisolasi
XLPE dan
berselubun
g
termoplasti
k dengan
perisai
kawat dan
pita baja
dan
pelindung
elektris
pada tiap

N2XSEBY

3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

1 &3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

1 &3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

NA2XSEBY

3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

N2XSEY

3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

1&3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

NA2XSEY

3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

1&3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

N2XSEFGbY

3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

NA2XSEFGbY

3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

3

10…1000
16…1000
25…1000
35…1000
50…1000

NA2XSY
3,6/6
6/10
8,7/15
12/20
18/30

Berpelindun
g
elektris pita
kawat
tembaga

Di dalam
ruang, di
dalam
saluran,
untuk trafo
distribusi
pada
system
dengan
netral
dibumikan

Di dalam
tanah bila
terdapat
cukup
perlindunga
n mekanis

Perisai pita
baja dan
lapisan
pelindung
pita/ kawat
tembaga
pada tiap inti

Di dalam
ruang, di
dalam
saluran, di
alam
terbuka

Di dalam
tanah
dengan
perlindunga
n bila
gangguan
mekanis
sering terjadi

Pelindung
elektris pita/
kawat
tembaga tiap
inti

Di dalam
ruang, di
dalam
saluran, di
alam
terbuka

Di dalam
tanah
dengan
perindungan
bilaganggua
n mekanis
sering terjadi

Perisai
kawat, dan
pita baja dan
lapisan
pelindung
elektris pita/
kawat
tembaga

Di dalam
ruangan, di
dalam
saluran, di
dalam
tanah dan
di alam
terbuka

Di dalam
tanah bila
diisyaratkan
perlindunga
n mekanis
yang lebih
tinggi.

40
inti

Catatan :
1. Untuk menahan kebocoran terhaap air secara radial maupun longitudinal, kabel jenis ini
dapat diberi lapisan khusus, yang tidak mengandung bahan selulosa.
2. Untuk keperluan khusus, misalnya menyebrangi sungai, kabel jenis ini dapat diberi
perisai aluminium yang berombakombak dan stainless steel yang berombak-ombak
( corrugated ).
Untuk melihat lebih jelas lagi, mengenai konstruksi kabel tanah berisolasi XLPE,
khususnya untuk tegangan menengah yang ada di Indonesia, dapat dilihat pada gambar berikut:
Kawat Penghantar
Lapisan Semikonduktif Dalam
Isolasi XLPE
Lapisan Semikonduktif Luar

Lapisan Pita Tembaga
Lapisan Pita Plastik
Selubung Luar PVC

Gambar 2.6
Kabel Tanah Tegangan Menengah
Type : N2XSY dan NA2XSY

41
Gambar 2.7
Kabel Tegangan Menengah XLPE
Berinti Tiga
Berdasarkan analisa di lapanga, jenis kabel XLPE yang dipakai adalah jenis kabel type
NA2XSSEFGbY.

2.1.3.2 Kabel Bawah Tanah Isolasi Kertas
Pada kabel kertas, untuk memperbaiki sifat-sifat isolasi kertas maka harus diresapi
dengan minyak isolasi guna menvegah penghisapan air. Walaupun tidak dikembangkan lagi,
sampai sekarang isolasi kertas masih banyak dipergunakan pada kabel tegangan menengah.
42
Gambar 2.8
Kabel Tegangan Menengah Isolasi Kertas Berinti Tiga
Kabel SL ( Gambar 2.7.b ), secara teknis adalah konstruksi yang sangat aman karena ketiga inti
kabel, masing-masing diselimuti oleh selubung timah tersendiri. Akan tetapi kabel jenis ini
relatif mahal karena banyak memerlukan bahan selubung timah.
2.2 Sambungan Kabel
Yang dimaksud dengan sambungan kabel adalah penyambungan antara dua buah
penghantar kabel yang terpisah dengan tujuan agar kedua penghantar tersebut bersatu sehingga
43
kabel dapat bekerja seperti sebelum dilakukan sambungan. Sambungan kabel ini dibutuhkan
karena :
a. Panjang kabel yang terbatas
b. Pencabangan untuk konsumen baru
c. Perbaikan di tempat yang rusak, misalnya akibat galian dan kegagalan isolasi
Di lapangan, oleh karena instalasi menggunakan beberapa macam jenis kabel maka terpaksa
terjadi penyambungan antara dua jenis kabel yang mempunyai ukuran penampang dan jenis
isolasi yang berbeda.
Penerapan sambungan dalam suatu jaringan listrik merupakan hal yang tida dapat
dihindari. Akan tetapi penerapan sambungan kabel ini ditekan sedikit mungkin, karena pada
umumnya pada titik sambungan inilah sering terjadi gangguan, sehingga terjadi kerugian daya,
karena pada saat pemasangan sambungan tidak dilakukan sebagaimana mestinya.
Suatu sambungan harus dapat berfungsi dengan baik tetapi tidak harus mempunyai sifatsifat yang persis sama dengan kabel yang akan disambungkan. Secara umum suatu sambungan
haruslah bersifat :
a. Menghindarkan efek kerusakan pada struktur material kabel.
b. Tahanan terhadap tekanan/ gaya dari luar atau getaran yang timbul selama operasi.
c. Tahan lama beroperasi di bawah kondisi temperature maksimum yang diizinkan.
d. Dapat melewatkan arus hubung singkat yang diizinkan.
e. Dapat menghentikan aliran isolasi minyak dan gas dalam sambungan transisi
f. Sesuai dengan peralatan listrik yang mungkin dapat disambungkan langsung.
Sambungan antara dua konduktor ( konektor ) pada sambungan kabel yang baik, haruslah
bersifat :
a. Tidak menghasilkan titik tempat yang lebih panas dari pada kabel di sekitarnya
44
b. Mempunyai ketahanan yang sama terhadap tegangan tarik yang diizinkan pada
konduktor kabel.

2.2.1 Jenis-Jenis Sambungan Kabel
Teknologi sambungan dari waktu ke waktu berkembang, seiring dengan kemajuan
teknologi, baik dalam system penyambungan maupun bahannya. Berbagai macam ukuran
sambungan telah dan akan terus dibuat untuk mendapatkan integritas teknik dan kelayakan
ekonomi. Hal tersebut meliputi penyederhanaan, pengurangan ukuran, peningkatan keandalan
dan penurunan harga. Oleh karena itu diperkenalkan berbagai macam jenis sambungan yang
berbeda-beda, baik jenis dan penerapan teknologi isolasinya, antara lain :
a. Pita dengan injeksi resin.
b. Ciut Panas/ Heat-Shrink.
c. Ciut Dingin/ Cold-Shrink.
Jenis di atas masih dapat dibagi-bagi, menjadi dua bagian :
a. Sambungan untuk dua kabel yang sama ( XLPE-XLPE ).
b. Sambungan transisi ( hetero joint ) untuk dua kabel yang berlainan ( XLPEPILC ).
Berdasarkan inti kabel yang akan disambung, sambungan dibagi menjadi :
a. Sambungan untuk kabel berinti satu
b. Sambungan untuk kabel berinti tiga
Berdasarkan analisa di lapangan, jenis sambungan yang banyak dipakai adalah sambungan untuk
kabel berinti tiga. Oleh karena itu, pembahasan sambungan di bawah ini adalah untuk
sambungan kabl berinti 3.
2.2.2 Konstruksi Umum Sambungan Kabel
45
Pada umumnya semua jenis sambungan kabel mempunyai konstruksi yang sama. Yang
membedakannya adalah jenis/ penerapan teknologi isolasi yang dipakai dan jenis kabel yang
akan disambungkannya. Di bawah ini diperlihatkan konstruksi umum sambungan kabel berinti
tiga:

Konduktor Kabel

Konektor

Isolasi Kabel

Isolasi Sambungan

Screen Semikonduktor
Screen Tembaga

Lapisan Semi Konduktor

Selubung Dalam

Lapisan Pelindung

Perisai Kabel

Selubung Luar

Selubung
Luar

Gambar 2.9
Konstruksi Umum Sambungan Berinti Tiga

46

More Related Content

What's hot

Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )TEMMY NGEDY
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkatSimon Patabang
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu InduklombkTBK
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahAbdyGail
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 

What's hot (20)

GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu Induk
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Simbol simbol listrik1
Simbol   simbol listrik1Simbol   simbol listrik1
Simbol simbol listrik1
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
 

Viewers also liked

A jenis tiang talian atas
A jenis tiang talian atasA jenis tiang talian atas
A jenis tiang talian atasahmadzahir
 

Viewers also liked (20)

A rekabentuk & binaan cable
A rekabentuk & binaan cableA rekabentuk & binaan cable
A rekabentuk & binaan cable
 
penghantaran elektrik
penghantaran elektrikpenghantaran elektrik
penghantaran elektrik
 
Introduction LAW EUT440
Introduction LAW EUT440Introduction LAW EUT440
Introduction LAW EUT440
 
Pengalir Voltan Tinggi
Pengalir Voltan TinggiPengalir Voltan Tinggi
Pengalir Voltan Tinggi
 
EUT440 LAW 4 (Intelectual Property)
EUT440 LAW 4 (Intelectual Property)EUT440 LAW 4 (Intelectual Property)
EUT440 LAW 4 (Intelectual Property)
 
Arkam ViVa
Arkam ViVaArkam ViVa
Arkam ViVa
 
EUT440 LAW 3 (Negligence)
EUT440 LAW 3 (Negligence)EUT440 LAW 3 (Negligence)
EUT440 LAW 3 (Negligence)
 
A jenis tiang talian atas
A jenis tiang talian atasA jenis tiang talian atas
A jenis tiang talian atas
 
Topik2 Penghantaran
Topik2 PenghantaranTopik2 Penghantaran
Topik2 Penghantaran
 
Bekalan elekrik
Bekalan elekrikBekalan elekrik
Bekalan elekrik
 
Pengalir Dan Kabel
Pengalir Dan KabelPengalir Dan Kabel
Pengalir Dan Kabel
 
Eat105 chapter 2
Eat105 chapter 2Eat105 chapter 2
Eat105 chapter 2
 
Registered Energy Manager Slide: Energy Audit
Registered Energy Manager Slide: Energy AuditRegistered Energy Manager Slide: Energy Audit
Registered Energy Manager Slide: Energy Audit
 
Eat105 Chapter 1
Eat105 Chapter 1Eat105 Chapter 1
Eat105 Chapter 1
 
USM_Mechanical and Electrical Engineers in Land Development Projects
USM_Mechanical and Electrical Engineers in Land Development Projects USM_Mechanical and Electrical Engineers in Land Development Projects
USM_Mechanical and Electrical Engineers in Land Development Projects
 
SPAN-PPKAS Meeting 19Oct2015
SPAN-PPKAS Meeting 19Oct2015SPAN-PPKAS Meeting 19Oct2015
SPAN-PPKAS Meeting 19Oct2015
 
Tea Talk IEM 2015: The Development of Solar Power Plant in Malaysia
Tea Talk IEM 2015: The Development of Solar Power Plant in MalaysiaTea Talk IEM 2015: The Development of Solar Power Plant in Malaysia
Tea Talk IEM 2015: The Development of Solar Power Plant in Malaysia
 
Lestari Library UniMAP
Lestari Library UniMAPLestari Library UniMAP
Lestari Library UniMAP
 
Eat 105 Chapter 3
Eat 105  Chapter 3Eat 105  Chapter 3
Eat 105 Chapter 3
 
IEM on PCE Slideshow
IEM on PCE SlideshowIEM on PCE Slideshow
IEM on PCE Slideshow
 

Similar to OPTIMASI KABEL BAWAH TANAH

PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...RafiReza4
 
JENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdf
JENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdfJENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdf
JENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdfRonigirsang3
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053PT. PLN (Persero)
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rAzis Nurrochma Wardana
 
TRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptxTRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptxAndiRaihan4
 

Similar to OPTIMASI KABEL BAWAH TANAH (20)

PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
 
Elka
ElkaElka
Elka
 
JENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdf
JENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdfJENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdf
JENIS & KOMPONEN - KOMPONEN TRANSMISI ( II ).pdf
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Kabel
KabelKabel
Kabel
 
Kabel
KabelKabel
Kabel
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
KABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIKKABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIK
 
Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis   jenis kawat dan kabel pengantarJenis   jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
 
04. transmisi.pdf
04. transmisi.pdf04. transmisi.pdf
04. transmisi.pdf
 
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIKTRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
KABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIKKABEL TEGANGAN LISTRIK
KABEL TEGANGAN LISTRIK
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
 
ahmad syaifur rahman.pptx
ahmad syaifur rahman.pptxahmad syaifur rahman.pptx
ahmad syaifur rahman.pptx
 
SISTEM PEMBUMIAN
SISTEM PEMBUMIANSISTEM PEMBUMIAN
SISTEM PEMBUMIAN
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
 
TRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptxTRANSMISI AC.pptx
TRANSMISI AC.pptx
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 

More from Trisakti University

Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklirSinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklirTrisakti University
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1Trisakti University
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakartaTrisakti University
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1Trisakti University
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1Trisakti University
 
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1Trisakti University
 
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTheses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTrisakti University
 
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTheses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTrisakti University
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-JakartaThesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-JakartaTrisakti University
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakartaTrisakti University
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University JakartaThesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University JakartaTrisakti University
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University JakartaThesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University JakartaTrisakti University
 
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi NasionalPeran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi NasionalTrisakti University
 
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntbKen sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntbTrisakti University
 
Opening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english versionOpening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english versionTrisakti University
 
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Trisakti University
 

More from Trisakti University (20)

Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklirSinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
 
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
 
Ground Fault Detector 3 G
Ground Fault Detector 3 GGround Fault Detector 3 G
Ground Fault Detector 3 G
 
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTheses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
 
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTheses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-JakartaThesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University JakartaThesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University JakartaThesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
 
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi NasionalPeran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
 
Ken forum koordinasi 15042015
Ken forum koordinasi  15042015Ken forum koordinasi  15042015
Ken forum koordinasi 15042015
 
Ken 02052015 surabaya-its
Ken  02052015 surabaya-itsKen  02052015 surabaya-its
Ken 02052015 surabaya-its
 
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntbKen sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
 
Opening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english versionOpening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english version
 
SK Dewan Juri SNI Award
SK Dewan Juri SNI AwardSK Dewan Juri SNI Award
SK Dewan Juri SNI Award
 
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
 

Recently uploaded

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

OPTIMASI KABEL BAWAH TANAH

  • 1. KABEL BAWAH TANAH DAN SAMBUNGAN KABEL 2.1 Kabel Bawah Tanah Dalam transmisi dan distribusi tenaga listrik banyak dilakukan berbagai cara diantaranya melalui saluran udara (Over Head Line) dan saluran kabel bawah tanah (Underground Transmission). Akan tetapi transmisi dan distribusi saluran udara menjadi sangat sulit untuk dilaksanakan khususnya pada daerah yang jumlah penduduknya banyak seperti di kota-kota, dengan alas an beresiko tinggi dan mengurangi keindahan lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut maka digunakan kabel transmisi yang di pasang di bawah permukaan tanah yang disebut kabel kabel bawah tanah (Underground Cable). 2.1.1 Parameter Kabel Bawah Tanah 2.1.1.1 Kapasitansi Suatu kabel yang mempunyai konduktor dengan jari-jari r dan selubung isolasi dengan jari-jari R, seperti yang terlihat pada gambar 2.1. R r dx Gambar 2.1 Penampang Kabel Jika konduktor kabel di atas memiliki muatan sebesar Q coulomb/ meter, maka harga kerapatan fluks listrik (D) pada suatu permukaan sebesar: 23
  • 2. =ø=Q Fluks (coulomb) D= Luas Permukaan (M²) A (2.1) A maka kerapatan fluks listrik pada jarak x meter dari pusat kabel: D= Q Coulomb/ m² 2π. X (2.2) Hubungan antara kerapatan fluks dengan intensitas medan listrik adalah: (2.3) D=εE maka : E= (2.4) Q 2πε X Beda potensial antara konduktor dengan selubung isolasi menjadi: V= (2.5) dx = = ln (2.6) Volt Jadi Kapasitansi kabel per satuan panjang : C= Q V = 2πε Farad/ M (2.7) Ln ( R/r ) 24
  • 3. Jika permitivitas relatif εr = 36π x 109 ε maka: εr C= 18 x 10 9 Farad/ m ln (R/r) 0,024 εr = Mikro-Farad/ KM (2.8) (2.9) Log10 (R/r) 2.1.1.2 Tahanan Isolasi Tahanan isolasi pada daerah dx yang berjarak x meter dari pusat lingkaran kabel adalah: dR' = ρ dx (2.10) Ohm 2π x dimana ρ adalah resistivitas dari bahan isolasi dalam ohm-meter. Tahanan isolasi per meter satuan panjang kabel adalah : R' = ρ = Ohm 2π = ρ ln 2π = 0,367 ρ log10 (2.11) R r R X 10 -9 Mega.Ohm/ Km (2.12) r 25
  • 4. 2.1.1.3 Stress Listrik Persamaan ( 2.4 ) menunjukkan besarnya intensitas medan listrik atau Stress listrik pada jarak x meter dari pusat kabel. Dari persamaan ( 2.6 ) didapatkan harga : Q= (2.13) 2πεV Ln ( R/ r ) Sehingga persamaan ( 2.4 ) menjadi : E= V Volt/ meter (2.14) x Ln ( R/ r ) Harga maksimum dari Stress listrik tergantung dari permukaan konduktor, pada x = r dan memisalkan permukaan konduktor adalah sebuah permukaan yang bundar dan licin maka : E max = V Volt/ meter (2.15) r Ln ( R/ r ) Harga minimumnya tergantung permukaan dalam dari selubung isolasi dimana x = R maka: E min = V Volt/ meter (2.16) R Ln ( R/ r ) Sehingga perbandingan antara Emax dan Emin menjadi : E max = R E min (2.17) r 26
  • 5. 2.1.2 Konstruksi Kabel Kabel bawah tanah dan Fungsi Bagiannya Pada umumnya konstruksi kabel tanah yang digunakan untuk distribusi tenaga listrik tegangan rendah dan tegangan menengah, dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian utama, terdiri dari penghanta, isolasi, tabir dan selubung seperti yang terlihat pada gambar 2.2 berikut. Penghantar Isolasi Tabir Selubung Gambar 2.2 Bagian Utama Kabel BawahTanah Bagian pelengkap, terdiri dari bantalan, perisai, bahan pngisi, sarung kabel dan lapisan penahan kebocoran air. Bagian pelengkap ini berguna untuk memperbaiki sifat-sifat kabel tanah sebagai tenaga listrik. 2.1.2.1 Penghantar Penghantar merupakan bagian utama dari kabel, yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar yang digunakan biasanya dipilih berdasarkan sifat materialnya, diantaranya mempunyai daya hantar listrik (konduktivitas) yang tinggi dan tahanan jenis (resistivitas) yang rendah. Besarnya tahanan jenis suatu penghantar dapat ditentukan dengan rumus: 27
  • 6. R= ρL (2.18) A Dimana : A = luas penampang penghantar ( m²) L = panjang pengantar ( m ) R = tahanan penghantar ( Ω ) ρ = tahanan jenis penghantar ( Ω – m ) Sedangkan besarnya konduktivitas penghantar : σ= 1 (2.19) ρ σ = konduktivitas penghantar ( Ω – m ) -1 Tabel 2.1 Daya Hantar Listrik Berbagai Logam Logam/ Material Resistivitas ( Ω-m ) Konduktivitas ( Ω-m ) Perak (Ag) Tembaga (Cu) 1,67 x 10-8 6,0 x 10 -7 Emas (Au) 2,32 x 10-8 4,3 x 10-7 Aluminium (Al) 2,63 x 10 -8 3,8 x 10-7 Kuningan ( 70% Cu + 30% Zn) 6,25 x 10-8 1,6 x 10-7 Besi (Fe) 1,00 x 10-7 1,0 x 10-7 Baja Karbon ( Fe + C ) 1,67 x 10 -7 0,6 x 10-7 Baja Tahan Karat ( Fe + Cr ) 5,00 x 10 -7 0,2 x 10-7 28
  • 7. Dari tabel di atas, diketahui bahwa logam/ material yang merupakan pengantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde 10 7 ( Ω-m ) -1 dan resistivitas dengan orde 10 -8 ( Ωm). Selain dilihat dari konduktivitas dan resistivitasnya, suatu penghantar yang baik juga ditentukan dari unsur-unsur pemadu, ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan dalam Kristal logam, yang banyak berperan dalam proses pembuatan pengahantar itu sendiri. Unsur-unsur pemadu pada suatu penghantar selain mempengaruhi daya hantar listrik juga mempengaruhi sifat-sifat mekanika dan fisiknya. Suatu logam murni memiliki sifat daya hantar listrik yang lebih baik jika dibandingkan dengan logam yang tidak murni, tetapi kekuatan mekanisnya lebih rendah. Dewasa ini, bahan penghantar yang banyak dipakai untuk kabel tenaga listrik ialah logam tembaga dan aluminium, karena mempunyai konduktivitas yang cukup baik da resistivitas yang kecil serta memenuhi pertimbangan ekonomis. Selain mempunyai sifat fisika yang baik suatu penghantar juga harus memiliki sifat mekanika yang baik pula, misalnya mudah dibelok-belokan, sehingga mudah pada saat instalasi kabel. Oleh karena itu penghantar suatu kabel dibuat menjadi beberapa macam bentuk, antara lain : (a) (b) (c) (d) Gambar 2.3 Bentuk-Bentuk Penghantar a. Bundar Konsentris Bentuk ini biasanya digunakan untuk kabel berinti satu dan kabel tegangan rendah (gambar 2 . 2.a). Pada umumnya tidak digunakan untuk kabel tegangan menengah, karena dapat terjadi penetrasi lapisan penghantar berupa lapisan ekstrusi kompon semi konduktor ke dalam sela-sela penghantarnya. b. Bundar Kompak 29
  • 8. Penghantar ini dipilin dan ditekan hingga 90% konsentris diameternya, sehingga dapat menghalangi penetrasi ekstrusi kompon semi konduktor. ( gambar 2.2.b ) c. Kompak Gepeng Penghantar ini dipilin dan ditekan hingga 50% konsentris, kemudian dibentuk seperti gambar 2.3.c. Bentuk seperti ini biasanya digunakan untuk kabel berinti tiga. d. Bundar Padat ( Solid Round ) Biasanya bentuk penghantar seperti ini untuk kabel tegangan rendah dan tidak dipakai untuik tegangan menengah ( gambar 2.3.d ) 2.1.2.2 Isolasi Isolasi merupakan bagian utama kabel yang berfungsi mencegah terjadinya hubung singkat pada kabel. Salah satu gangguan pada penyaluran tenaga listrik dengan menggunakan kabel tanah adalah terjadinya kerusakan pada lapisan isolasi. Bahan isolasi disesuaikan dengan kemampuan kabel, sehingga dalam instalasi suatu kabel, harus disesuaikan penggunaannya. Secara umum isolasi harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Ketahanan dielektrik yang tinggi. 2. Tahanan jenis yang tinggi. 3. Dapat bekerja pada temperature rendah atau tinggi. 4. Tidak menghisap air/ uap air 5. Mudah dibengkok-bengkokkan ( fleksibel ). 6. Tidak mudah terbakar. 7. Sanggup menahan tegangan impuls listrik yang tinggi. Suatu hal yang tidak mungkin, dalam suatu jenis isolasi memiliki semua sifat-sifat diatas, sehingga diperlukan pemilihan jenis isolasi yang sesuai dengan maksud dan tujuan kabel yang 30
  • 9. akan dipakai. Dewasa ini untuk kabel tegangan rendah dan tegangan menengah, jenis isolasi yang dipakai : a. Kertas yang diimpregnasi b. Termoplastik ( misalnya PE, PVC ) c. Elastomer ( misalnya XLPE ) Tabel 2.2 Perbandingan untuk kerja beberapa macam isolasi Sifat Jenis Kabel 1 Inti Kertas PVC PE XLPE Permitivitas relative pada 20º C 3,6 5 2,3 3 Temperatur kerja º C 65 70 70 90 Temperatur max setelah hubung singkat 150 160 150 250 Tahanan panas º C.sm/W 600 600 350 500 Untuk kabel tegangan menengah, penggunaan XLPE sebagai bahan isolasi cukup pesat. Akan tetapi isolasi XLPE memiliki kelemahan, yaitu masalah “water treeing” yang terjadi apabila XLPE yang dalam bertegangan terkena air. Keadaan seperti ini menyebabkan umur XLPE bertambah pendek. Dengan adanya teknologi baru mengenai lapisan penahan kebocoran terhadap air yang dipasang di atas dan di bawah pita tembaga, agar isolasi terhindar dari water treeing, sehingga umur XLPE diharapkan lebih panjang. 2.1.2.2 Tabir Tabir merupakan bagian utama kabel yang berfungsi untuk meratakan distribusi tegangan. Dalam perkembangan konstruksi kabel, tabir ( screen ) dibagi menjadi 2 macam berdasarkan jenis bahannya, yaitu : 31
  • 10. a. Tabir ( screen ) semi konduktif. b. Tabir ( screen ) konduktif 2.1.2.2.1 Tabir Semi Konduktif Tabir semi konduktif adalah lapisan yang melengkapi setiap inti kabel untuk kabel yang bertegangan kerja tinggi. Tabir ini dibuat dari bahan semi penghantar yang diekstrusi. Tabir ini juga digunakan untuk meniadakan adanya kantong udara antara isolasi dan penghantar, agar tidak terjadi Stress listrik yang berlebihan pada kantong udara tersebut. Lapisan tabir ini selain dipasang antara lapisan pita tembaga dan isolasi, juga dipasang di antara isolasi dan penghantar. Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan pita tembaga ialah : 1. Menghilangkan kantong udara pada permukaan isolasi dan metal pelindung elektris ( lapisan pita tembaga ). 2. Membuat medan listrik radial pada isolasi. Fungsi utama dari tabir yang dipasang antara isolasi dan penghantar ialah : 1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang seragam sehingga tidak terjadi penumpukan tegangan pada celah-celah elemen penghantar ( kantong udara ) dengan isolasi. 2. Mencegah terjadinya korona discharge antara penghantar dan isolasi ( celah-celah elemen penghantar ). 2.1.2.2.2 Tabir Konduktif Tabir konduktif adalah lapisan netral di luar isolasi untuk kabel tegangan menengah dan kabel tegangan tinggi, dan lapisan ini dihubungkan dengan ground. Lapisan tabir ini dipasang diantara lapisan tabir semi konduktif dan perisai ( armor ). Apabila kabel tidak dilengkapi dengan perisai ( armor ), maka lapisan ini dipasang di antara lapisan tabir semi konduktif dan 32
  • 11. selubung ( sheath ). Tabir ini dibuat dari bahan penghantar konduktif seperti tembaga, aluminium, dan timah hitam. Biasanya bahan-bahan ini diberikan dalam bentuk yang berbedabeda, antara lain : a. Pita yang ditempatkan berputar sepanjang kabel dengan satu lapis maupun berlapis-lapis. b. Pita yang ditempatkan memanjang dan ditutup dengan cara mekanis. c. Pembalut yang diextruder, ditekan atau tarik ayunan. Fungsi dari tabir konduktif adalah : 1. Untuk mendapatkan distribusi medan listrik yang radial. 2. Menjamin pentanahan sepanjang rangkaian bagian luar kabel untuk mengamankan sentuhan manusia terhadap bahaya listrik. 3. Mengalirkan arus-arus kapasitif yang timbul dalam isolasi karena adanya tegangan fasa ke tanah. 4. Mengalirkan arus hubung singkat dalam gangguan fasa tanah, sampai tempat pentanahan yang paling dekat. 2.1.2.3 Selubung Selubung merupakan bagian utama kabel yang paling luar. Berdasarkan jenis bahannya, selubung dibagi menjadi tiga golongan : a. Selubung logam ( misalnnya timbel, aluminium ) b. Selubung karet ( misalnya karet silicon ) c. Selubung plastic ( misalnya PVC ) Fungsi selubung : 1. Melindungi inti kabel dari pengaruh luar. 33
  • 12. 2. Mencegah terjadinya korosi. 3. Menahan gaya mekanis. 4. Melindungi/ mencegah gaya listrik drai luar. 5. Mencegah masuknya uap air/ cairan ke dalam kabel secara vertikal. 6. Pada kabel kertas yang diresapi minyak ( impregnated paper ), selubung dapat mencegah keluarnya minyak. 2.1.2.4 Bantalan Bantalan pada kabel berfungsi sebagai kedudukan perisai dan untuk mencegah terjadinya proses elektrolisa, sehingga tidak merusak bagian dalamnya. Bantalan diletakkan di bawah perisai. Pada kabel berisolasi kertas, bantalan dilengkapi dengan kompon kedap air. Karena kompon kedap air tersebut, menyebabkan bantalan mempunyai sifat : 1. Tidak bereaksi dengan selubung dan perisai, namun tetap melekat dengan sempurna pada selubung dan perisai. 2. Tidak mudah berubah dengan adanya perubahan temperature. 3. Tidak mudah robek jika terkena getaran. 2.1.2.5 Perisai ( Armor ) Perisai pada kabel berfungsi untuk melindungi bahan isolasi dari kerusakan mekanis. Hal ini disebabkan karena sifat mekanis bahan isolasi pada kabel kurang sempurna. Pada umumnya perisai digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Perisai pita baja 34
  • 13. b. Perisai kawat baja pipih/bulat yang digalvanis c. Perisai alumunium 2.1.2.6 Bahan Pengisi Bahan pengisi berfungsi untuk mengisi celah yang kosong pada saat pemasangan inti kabel, khususnya untuk kabel berinti tiga. Pada kabel yang mempunyai tabir terbuat dari logam, bahan pengisi juga berfungsi untuk melindungi isolasi dari luka yang disebabkan oleh tabir logam tersebut. Bahan pengisi yang banyak digunakan pada kabel isolasi kertas ialah jute, sedangkan untuk kabel isolasi XLPE menggunakan PVC. 2.1.2.7 Sarung Kabel Seain sebagai bantalan perisai, sarung kabel juga berfungsi sebagai komponen yang berhubungan / terkena pengaruh-pengaruh luar. Sarung kabel biasanya dipasang di atas perisai. Bahan sarung kabel yang banyak digunakan yaitu sarung goni. Pada kabel isolasi XLPE, sarung kabel yang digunakan terbuat dari PVC. 2.1.2.8 Lapisan Penahan Kebocoran Air Untuk menghindari kebocoran air secara longitudinal maupun radial, maka perlu adanya lapisan penahan penetrasi air yang bersifat membengkak bila terkena air, sehingga penetrasi air dapat tertahan. Lapisan penahan kebocoran air ini, terdapat pada empat bagian kabel yaitu : 35
  • 14. 1. Di bawah dan di atas lapisan pelindung listrik. 2. Pengisi di antara inti sepanjang kabel, untuk kabel berinti tiga. 3. Di bawah selubung dan di bawah pelindung mekanis. 4. Di sela-sela antar kawat pada saat proses pemilinan. Seperti telah dibahas dalam hal isolasi, untuk kabel dengan bahan isolasi XLPE mudah rusak, apabila isolasi XLPE tersebut terkena air dalam keadaan bertegangan ( water treeing ). Maka lapisan penahan kebocoran air berguna untuk mencegah penetrasi air ke bahan isolasi XLPE, seperti yang terlihat pada gambar 2.4. Penghantar dengan serbuk Penahan kebocoran air Lapisan penahan Kebocoran air Semi konduktor Lapisan penghantar Semi konduktor Lapisan isolasi Pita-tembaga Isolasi XLPE Lapisan penahan Kebocoran air Lapisan isolasi Semi konduktor Selubung luar ( PVC ) Gambar 2.4 Penampang kabel TM XLPE berinti tunggal Dengan lapisan penahan kebocoran air Penghantar dengan serbuk penahan kebocoran air Bahan Pengisi ( Filler ) Lapisan penghantar semi konduktor Pita pengikat pembungkus inti Isolasi XLPE Lapisan isolasi semi konduktor Lapisan penahan kebocoran air semi konduktor Selubung dalam Lapisan penahan kebocoran air 36 Perisai baja/ Aluminium campuram
  • 15. Lapisan isolasi pita-tembaga Lapisan penahan kebocoran air Lapisan penahan kebocoran air Selubung luar ( PVC ) Gambar 2.5 Penampang kabel XLPE berinti tiga Dengan lapisan penahan kebocoran air 2.1.3 Kode Pengenal untuk Kabel Tanah Oleh karena kabel tanah terdiri dari beberapa macam jenis menurut kulit pelindungnya ( armor ), konstruksi maupun pemasangnnya, maka dibuat suatu pengkodean kabel dengan tujuan untuk mempermudah pengenalan jenis kabel. Pengkodan kabel ini dibuat sesuai dengan standart SPLN yang telah dibakukan, sebagai berikut : Tabel 2.3 Kode Pengenal untuk Kabel Huruf Kode N NA Komponen Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai penghantar Kabel jenis standar, dengan aluminium sebagai penghantar Y Isolasi PVC 2Y Isolasi Polyethyene ( PE ) 37
  • 16. 2X S Isolasi XLPE Lapisan pita tembaga ( pada kabel berurat tunggal ) SE Lapisan pita tembaga pada tiap inti ( pada kabel berurat jamak ) C Lapisan kawat tembaga konsentris ( sebagai penghantar netral ) CE Lapisan kawat tembaga konsentris pada tiap inti M Selubung luar PVC untuk kabel NYM * Perisai pipa tembaga bergelombang W * Perisai pipa aluminium bergelombang * Perisai pipa baja bergelombang * Perisai pipa baja tahan karat bergelombang F Perisai dari kawat baja putih R Perisai dari kawat baja bulat Gb Perisai dari spiral pita baja B Perisai dari pita baja galvanis T Penggantung untuk kabel udara re Penghantar padat bulat rm Penghantar bulat berkawat banyak se Penghantar padat bentuk sector sm Penghantar dipilin bentuk sektor cm Penghantar bulat berkawat banyak dipadatkan Contoh : a. NA2XS2Y 1x240 cm/25 12/20 (24) Kv Menyatakan suatu kabel berinti tungal berisolasi XLPE dan berselubung PE bertegangan pengenal 12/20 (24) kV, berpenghantar aluminium dengan penampang nominal 240 mm², berlapis pita tembaga dengan luas penampang nominal geometris 25 mm². 38
  • 17. b. NA2XSEBY 3x150 cm/25 12/20 (24) kV Menyatakan suatu kabel berinti tiga berisolasi XLPE, berperisai pita baja galvanis dan berselubung PVC bertegangan pengenal 12/20 (24) kV, berpenghantar aluminium dipilin bulat berkawat banyak dipadatkan dengan penampang nominal 150 mm², lapisan tembaga pada masing-masing intinya dengan luas penampang nominal geometris 25 mm². 2.1.3.1 Kabel Bawah Tanah Isolasi XLPE Seperti yang telah dijelaskan drialam dari hal tersebut bahan-bahan isolasi, bahwa penggunaan kabel berisolasi XLPE cukup pesat penggunaannya. Akan tetapi kabel berisolasi XLPE ini mempunyai kelemahan, seperti terjadinya “water treeing” pada lapisan isolasinya. Oleh karena itu dibuat konstruksi agar kabel berisolasi XLPE ini terhindar dari hal tersebut. Untuk lebih jelas lagi mengenai konstruksi dan penggunaan kabel tanah berisolasi XLPE dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.4 Daftar Konstruksi dan Penggunaan Kabel Tanah Berisolasi XLPE dan Berselubung PVC N o Nama Kabel Tanah Kode Tegang an Nomin al (kV) Jumla h inti Luas Penampan g Perlindungan Penggunaa n Utama Penggunaan Dalam Pembatasan 39
  • 18. 1 2 3 4 Kabel tanah berisolasi termoplasti k dengan lapisan pelindung elektris N2XSY Kabel tanah XLPE berselubun g termoplasti k dengan perisai pita baja dan lapisan pelindung elektris pada tian inti Kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubun g termoplasti k dengan pelindung elektris pada tiap inti Kabel tanah berisolasi XLPE dan berselubun g termoplasti k dengan perisai kawat dan pita baja dan pelindung elektris pada tiap N2XSEBY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 1 &3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 1 &3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 NA2XSEBY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 N2XSEY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 1&3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 NA2XSEY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 1&3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 N2XSEFGbY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 NA2XSEFGbY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 3 10…1000 16…1000 25…1000 35…1000 50…1000 NA2XSY 3,6/6 6/10 8,7/15 12/20 18/30 Berpelindun g elektris pita kawat tembaga Di dalam ruang, di dalam saluran, untuk trafo distribusi pada system dengan netral dibumikan Di dalam tanah bila terdapat cukup perlindunga n mekanis Perisai pita baja dan lapisan pelindung pita/ kawat tembaga pada tiap inti Di dalam ruang, di dalam saluran, di alam terbuka Di dalam tanah dengan perlindunga n bila gangguan mekanis sering terjadi Pelindung elektris pita/ kawat tembaga tiap inti Di dalam ruang, di dalam saluran, di alam terbuka Di dalam tanah dengan perindungan bilaganggua n mekanis sering terjadi Perisai kawat, dan pita baja dan lapisan pelindung elektris pita/ kawat tembaga Di dalam ruangan, di dalam saluran, di dalam tanah dan di alam terbuka Di dalam tanah bila diisyaratkan perlindunga n mekanis yang lebih tinggi. 40
  • 19. inti Catatan : 1. Untuk menahan kebocoran terhaap air secara radial maupun longitudinal, kabel jenis ini dapat diberi lapisan khusus, yang tidak mengandung bahan selulosa. 2. Untuk keperluan khusus, misalnya menyebrangi sungai, kabel jenis ini dapat diberi perisai aluminium yang berombakombak dan stainless steel yang berombak-ombak ( corrugated ). Untuk melihat lebih jelas lagi, mengenai konstruksi kabel tanah berisolasi XLPE, khususnya untuk tegangan menengah yang ada di Indonesia, dapat dilihat pada gambar berikut: Kawat Penghantar Lapisan Semikonduktif Dalam Isolasi XLPE Lapisan Semikonduktif Luar Lapisan Pita Tembaga Lapisan Pita Plastik Selubung Luar PVC Gambar 2.6 Kabel Tanah Tegangan Menengah Type : N2XSY dan NA2XSY 41
  • 20. Gambar 2.7 Kabel Tegangan Menengah XLPE Berinti Tiga Berdasarkan analisa di lapanga, jenis kabel XLPE yang dipakai adalah jenis kabel type NA2XSSEFGbY. 2.1.3.2 Kabel Bawah Tanah Isolasi Kertas Pada kabel kertas, untuk memperbaiki sifat-sifat isolasi kertas maka harus diresapi dengan minyak isolasi guna menvegah penghisapan air. Walaupun tidak dikembangkan lagi, sampai sekarang isolasi kertas masih banyak dipergunakan pada kabel tegangan menengah. 42
  • 21. Gambar 2.8 Kabel Tegangan Menengah Isolasi Kertas Berinti Tiga Kabel SL ( Gambar 2.7.b ), secara teknis adalah konstruksi yang sangat aman karena ketiga inti kabel, masing-masing diselimuti oleh selubung timah tersendiri. Akan tetapi kabel jenis ini relatif mahal karena banyak memerlukan bahan selubung timah. 2.2 Sambungan Kabel Yang dimaksud dengan sambungan kabel adalah penyambungan antara dua buah penghantar kabel yang terpisah dengan tujuan agar kedua penghantar tersebut bersatu sehingga 43
  • 22. kabel dapat bekerja seperti sebelum dilakukan sambungan. Sambungan kabel ini dibutuhkan karena : a. Panjang kabel yang terbatas b. Pencabangan untuk konsumen baru c. Perbaikan di tempat yang rusak, misalnya akibat galian dan kegagalan isolasi Di lapangan, oleh karena instalasi menggunakan beberapa macam jenis kabel maka terpaksa terjadi penyambungan antara dua jenis kabel yang mempunyai ukuran penampang dan jenis isolasi yang berbeda. Penerapan sambungan dalam suatu jaringan listrik merupakan hal yang tida dapat dihindari. Akan tetapi penerapan sambungan kabel ini ditekan sedikit mungkin, karena pada umumnya pada titik sambungan inilah sering terjadi gangguan, sehingga terjadi kerugian daya, karena pada saat pemasangan sambungan tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Suatu sambungan harus dapat berfungsi dengan baik tetapi tidak harus mempunyai sifatsifat yang persis sama dengan kabel yang akan disambungkan. Secara umum suatu sambungan haruslah bersifat : a. Menghindarkan efek kerusakan pada struktur material kabel. b. Tahanan terhadap tekanan/ gaya dari luar atau getaran yang timbul selama operasi. c. Tahan lama beroperasi di bawah kondisi temperature maksimum yang diizinkan. d. Dapat melewatkan arus hubung singkat yang diizinkan. e. Dapat menghentikan aliran isolasi minyak dan gas dalam sambungan transisi f. Sesuai dengan peralatan listrik yang mungkin dapat disambungkan langsung. Sambungan antara dua konduktor ( konektor ) pada sambungan kabel yang baik, haruslah bersifat : a. Tidak menghasilkan titik tempat yang lebih panas dari pada kabel di sekitarnya 44
  • 23. b. Mempunyai ketahanan yang sama terhadap tegangan tarik yang diizinkan pada konduktor kabel. 2.2.1 Jenis-Jenis Sambungan Kabel Teknologi sambungan dari waktu ke waktu berkembang, seiring dengan kemajuan teknologi, baik dalam system penyambungan maupun bahannya. Berbagai macam ukuran sambungan telah dan akan terus dibuat untuk mendapatkan integritas teknik dan kelayakan ekonomi. Hal tersebut meliputi penyederhanaan, pengurangan ukuran, peningkatan keandalan dan penurunan harga. Oleh karena itu diperkenalkan berbagai macam jenis sambungan yang berbeda-beda, baik jenis dan penerapan teknologi isolasinya, antara lain : a. Pita dengan injeksi resin. b. Ciut Panas/ Heat-Shrink. c. Ciut Dingin/ Cold-Shrink. Jenis di atas masih dapat dibagi-bagi, menjadi dua bagian : a. Sambungan untuk dua kabel yang sama ( XLPE-XLPE ). b. Sambungan transisi ( hetero joint ) untuk dua kabel yang berlainan ( XLPEPILC ). Berdasarkan inti kabel yang akan disambung, sambungan dibagi menjadi : a. Sambungan untuk kabel berinti satu b. Sambungan untuk kabel berinti tiga Berdasarkan analisa di lapangan, jenis sambungan yang banyak dipakai adalah sambungan untuk kabel berinti tiga. Oleh karena itu, pembahasan sambungan di bawah ini adalah untuk sambungan kabl berinti 3. 2.2.2 Konstruksi Umum Sambungan Kabel 45
  • 24. Pada umumnya semua jenis sambungan kabel mempunyai konstruksi yang sama. Yang membedakannya adalah jenis/ penerapan teknologi isolasi yang dipakai dan jenis kabel yang akan disambungkannya. Di bawah ini diperlihatkan konstruksi umum sambungan kabel berinti tiga: Konduktor Kabel Konektor Isolasi Kabel Isolasi Sambungan Screen Semikonduktor Screen Tembaga Lapisan Semi Konduktor Selubung Dalam Lapisan Pelindung Perisai Kabel Selubung Luar Selubung Luar Gambar 2.9 Konstruksi Umum Sambungan Berinti Tiga 46