Buku ini membahas metode penelitian dakwah dan komunikasi, mulai dari latar belakang, landasan filosofis, teori, jenis penelitian, model analisis, peta dakwah dan komunikasi, hingga teknik penulisan. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi peneliti dalam mengungkapkan masalah dakwah dan komunikasi secara ilmiah."
2. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 2
METODE
PENELITIAN
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Oleh: Syarifudin
3. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 3
Syarifudin, M.Sos.I
METODE PENELITIAN: Dakwah dan
Komunikasi
@
Edisi Pertama, Cetakan Ke-II
Kencana, 2011 009
Hak Penerbitan Pada wad@akomsmart
Dilarang mengutip sebagian atau
seluruh buku ini dengan cara apapun
termasuk dengan cara fotocopy, tanpa
izin sah dari penerbit
Cover : Dinograf
Percetakan : wadakomsmart offset
Lay-out : Khuzainil
Perpustakaan Nasional : Katolog dalam tahun terbitan (KDT)
Syarifudin, M.Sos.I
METODE PENELITIAN:Dakwah dan Komunikasi
Ambon: www.hhttp; wadakomsmart
Ed. I Cet. I; 148 halaman: 21.5X15.5 cm
ISBN: 1973-0617-062-0
Cetakan ke I; 17 Juni 2011
wadakomsmart Ambon-Indonesia
4. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 4
Kata Pengantar
Berkat iradah dan karunia-Nya Allah swt sehingga
mendapatkan sebuah perbendaharaan yang paling indah dalam
metode penelitian dakwah dan komunikasi. Ilmu ini sifatnya
ringan dibawa, dan bersinar jikala sepi serta membantu jika
susah, ia adalah ilmu. Buku ini termasuk serpihan dari jutaan
kajian ilmu sehingga memilih salah satu bidang kajian yakni
metode penelitian dakwah dan komunikasi kontemporer sebagai
bahan pelengkap bacaan bagi praktisi dan ilmuan dakwah dan
komunikasi.
Penulis harus jujur bahwa karya ini bukan murni pemikiran
dari penulis sendiri tetapi, karya banyak orang. Kerena tidak ada
karya seseorang yang tak lepas dari bantuan pemikiran orang
lain. Penulis dibantu oleh berbagai pandangan dan karya penulis
sebelumnya terutama pemikiran Ali Mahfuz} pendiri ilmu
dakwah di Mesir, Muhammad Ali Aziz(ilmuan dakwah, Sugiono,
Sutrisno Hadi, Buku Panduan karya Ilmiah UIN Makassar tahun
2009, Mustarin Singke, Deddy Mulyana, Jalaluddin Rahmat,
Stephen Littlejhon(ahli komunikasi), Bogdan, Denis McQuwail,
Lexy Moleong, Burhan Bungin, Sapian Faisal, Robert K.Yin.
Inovasi dan inspirasi dari berbagai literatur inilah yang penulis
kemas menjadi metode penelitian dakwah dan komunikasi yang
selama ini masih langkah dibahas secara spesifik oleh ilmuan
dakwah dan komunikasi.
Metode penelitian dakwah dan komunikasi dalam sarat
dengan perspektif, paradigma, citarasa dan metode penelitian
sosial yang dapat memudahkan mengungkap problematika
Dakwah dan Komunikasi dan kajian sosial lainnya. Buku ini
lahir dari kelangkahan buku rujukan metode penelitian dakwah
dan komunikasi.
5. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 5
Buku ini sulit hadir didepan anda tanda bantuan para Dosen
yang ahli dibidangnya sehingga kami minta keikhlasan ilmunya
sebagai guru, serta ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Firdaus Muhammad, M.A dan Dr. Amar Ahmad,
M.A (Dosen Komunikasi Islam).
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.A dan Dr. Suf Kasman,
M.A (Jurnalistik Dakwah).
3. Dr. Arfah Siddiq, M.A dan Dr. Nurhidayat Muh. Said,
M.A (Media Dakwah Kontemporer).
4. Kepada Ibunda tercinta yang selalu mendoakan saya
serta Istri dan anakku Khuzainil Ardiansyah, Abdul
Raihan, dan Andi Wahyuni Ardani yang lucu sebagai
inspirator dalam kesulitan moga dibalas dengan
karuniah yang lebih besar lagi.
Dengan demikian, hanya kepada Allah swt kami mengharap
bimbingan, hidayah, intuisi dan penalaran yang tajam sehingga
panca indra kami dapat merekam pesan-pesan Allah yang
sifatnya tampak maupun yang tidak tampak. Akhirnya hidupku,
matiku dan seluruh perbuatanku aku pasrahkan kehadirat Allah
swt sebagai penguasa alam semesta, dan hanya Allah yang Maha
mengetahui dan Maha bijaksana melalui contoh dari Sunnah
Rasullullah saw.
Penulis
Syarifudin
6. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 6
Kata Pengantar.................................................................. iii-iv
Daftar isi..............................................................................v-vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latarbelakang .....................................................1
B. Identifikasi Permasalahan...................................3
BAB 2 LANDASAN FILOSOFIS
A. Ilmu Dakwah dan Komunikasi ..........................6
B. Pengertian penelitian ..........................................6
C. Landasan Normatif. ............................................6
D. Manusia dan masalahnya....................................8
E. Kajian Filosofis.................................................20
1. Ontologi.......................................................24
2. Epistemologi................................................28
3. Aksiologi......................................................39
F. Berpikir reflektif...............................................40
G. Penelitian Natural/Kualitatif ............................47
BAB 3 TEORI DAKWAH DAN KOMUNIKASI
A. Pengertian .........................................................50
B. Ruang lingkup Kajian Teori.............................52
C. Kajian Teori......................................................54
1. Dakwah ........................................................54
2. Komunikasi ..................................................56
D. Jenis Karya Tulis Ilmiah...................................59
E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah ...............................62
BAB 4 METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................65
B. Teknik mengungkap pakta (eksplanasi) ...........74
C. Proses Pengambilan Data ................................78
D. Skala Pengukuran Istrumen. .............................81
E. Teknik Analisa Data.........................................85
1. Teknik Analisis Data kuantitatif ...............85
7. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 7
2. Teknik Analisis Data kualitatif ..................87
BAB 5 MODEL ANALISIS DAN PENDEKATAN
A. Pengertian .........................................................89
B. Analisis teks dan bahasa...................................89
1. Konten Analisis (analisis isi).......................91
2. Analisis Bingkai (Framing analysis) ...........92
3. Analisis Semiotik.........................................93
4. Analisis Hermeneutika ................................96
C. Analisis tema-tema budaya...............................96
1. Analisis kinerja dan individual....................97
2. Analisis Focus Group Discussion (FGD) ....98
3. Analisis Studi Kasus....................................98
4. Analisis teknik biografi .............................100
5. Analisis SWOT..........................................100
6. Analisis dokumenter.................................103
7. Analisis Digital forensip............................104
BAB 6 PETA DAKWAH DAN KOMUNIKASI
A. Pengertian .......................................................105
B. Ruang lingkup penelitian................................109
C. Peta Dakwah dan Komunikasi........................111
D. Sinopsis Penelitian Kualitatif........................113
BAB 7 TEKNIK PENULISAN
A. Teks (Bagian Tubuh Tulisan).........................128
B. Kutipan dalam Teks........................................131
C. Pustaka............................................................151
8. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Metode penelitian ini lahir akibat dari kemajuan kemampuan
cara berpikir manusia untuk memperbaiki, memudahkan, dan
menyelesaikan permasalahan akademik. Cara mengungkap fakta
tersebut berdasarkan pengamatan melalui realitas (data-data)
yang didapatkan melalui ketajaman dan kecerdasan indrawi
menelaah realitas sosial.
Ketajaman analisis sebuah masalah dan keluasan kegunaan
sebuah penelitian akan melahirkan perbedaan antara strata kajian
S1, S2 dan S3. Oleh karena itu calon peneliti perlu memilih,
memilah, dan menetapkan masalah yang dianggap dapat dikaji
berdasarkan fakta dan referensi yang dapat mendukung temuan
anda. Penelitian yang bermutu tinggi akan tetap menjadi rujukan
calon peneliti dan akan tetap bertahan sepanjang masa. Hasil
penelitian itulah yang akan menjadi amal jariah secara on line,
sebagaimana James Watt menemukan energy listrik sampai
sekarang ini tetap digunakan untuk kemaslahatan umat manusia
moderen dewasa ini.
Seni mendapatkan informasi dan memproduksi informasi
dalam penelitian dakwah dan komunikasi termasuk seni
dokumentasi data dari hasil temuan peneliti. Data yang valid
adalah data yang diperoleh bedasarkan kaidah-kaidah ilmiah
yakni metode pengumpulan data dan analisis serta dilandasi oleh
motivasi (niat) yang jujur dan objektif untuk kemaslahatan
umat manusia.
Kejujuran peneliti dan objetifitas pengambilan data baik
pustaka dan data lapangan dibutuhkan kredibilitas peneliti
9. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 9
sendiri. Karena hal ini berhubungan dengan keabsahan data yang
akan dijadikan sebagai pendapat atau hujjah dalam melakukan
dakwah dan komunikasi. Dengan demikian kejujuran peneliti
yang professional harus dilandasi oleh sifat:
1. Siddiq (dapat dipercaya),
2. Amanah (bertanggungjawab)
3. Fat}anah (cerdas), dan
4. Qana’ah (pasra dan puas pada ketentuan Allah).
Keempat kriteria sifat yang harus dimiliki oleh seorang
peneliti. Sifat ini akan berhubungan dengan validitasi data yang
sesuai kriteria ilmiah seperti:
1. Data dapat dipertanggungjawabkan.
2. Memiliki sistematika dan mekanisme yang dapat diikuti
oleh orang lain.
3. Kebenaran data bersifat universal
4. Tidak bertentangan dengan akal/Rasio
5. Dapat diferifikasi
6. Dapat dicernah oleh indra
7. Tidak bertentangan dengan Agama
Metodologi penelitian dakwah dan komunikasi termasuk
mekanisme dan cara menghimpun data sama dengan metode
penelitian pada umumnya yakni mengumpulkan data,
menganalisis data dan mengambil kesimpulan. Kesimpulan yang
valid jika didukung oleh data yang lengkap dan memiliki
kualitas data yang kredibel. Kredibilitas data yang valid jika
harus didukung oleh teori ilmu pengetahuan Ontologi (ilmu
10. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 10
tentang wujud/yang ada), Epistemologi (ilmu tentang cara
menyusun Ilmu), dan Aksiologi (nilai etika dan estetika ilmu).
Metode penelitian dakwah dan komunikasi terus mengalami
perkembangan sesuai dengan ledakan jumlah penduduk, dan
perkembangan teknologi canggih sebagai instrumen kemajuan
ilmiah. Fummel (1958) menegaskan bahwa kajian akademik
terus mengalami kemajuan cara menyelesaikan permasalahan
berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Kajian akademik khususnya metode penelitian dakwah dan
komunikasi sampai saat ini masih mendapat problematika yang
cukup signifikan. Kajian ilmu tidak terbatas ia berjalan terus
sesuai perkembangan manusia dalam mencari kebenaran baik
kebenaran positifistik, kebenaran relatifitas dan kebenaran
Mutlak yaitu Allah swt. Akhir dari ilmu adalah membentuk
prilaku manusia menjadi insan, dan akhlaqul qarimah dalam
menyebarluaskan ilmu untuk mencapai rahmat bagi alam
semesta.
B. Identifikasi Permasalahan
Metode dakwah dan komunikasi jika melihat hasil penelitin
yang ada masih jauh dari apa yang diharapkan banyak
problematika ilmu dakwah dan komunikasi yang sampai
sekarang ini belum banyak disentuh oleh para praktisi dan
ilmuan dakwah dan komunikasi khususnya penyebaran informasi
kepada lapisan-lapisan masyarakat.
Dengan demikian perlu di indentifikasi problematika tersebut
untuk menelaah, menyelidiki dan memahami bagaimana metode
penelitian yang kredibel berdasarkan pada teori ilmu
11. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 11
pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi sebagai
instrument ferfikasi metode penelitian dakwah dan komunikasi.
Metode penelitian dakwah dan komunikasi sampai saat ini
jika belum maksimal memberikan kontribusi signifikan akibat
permasalahan sebagai berikut:
1. Pemerintah belum menjadi hasil kajian ilmiah sebagai
informasi yang penting dalam membuat kebijakan.
2. Banyak hasil penelitian yang tidak layak menjadi penentu
kebijakan. Peneliti dalam melakukan penelitian kurang
mempertimbangkan azas manfaat, baik manfaat
akademik maupun manfaat praktis.
3. Mekanisme pengambilan data cenderung belum maksimal
memenuhi kaidah-kaidah penelitian sehingga peneliti
kerap kali mengambil jalan pintas sehingga hasil
penelitiannya kurang kredibel.
4. Peneliti belum menjadi sebuah instrument Pemerintah
untuk membuat kebijakan yang strategis tetapi lebih pada
kepentingan pribadi.
5. Jasa peneliti belum dihargai oleh Pemerintah sesuai
profesionalisme dalam mengungkap probelmatika.
6. Peneliti di bidang akademik cenderung mulai sifat instan,
yang penting cepat selesai sehingga melakukan hal-hal
yang kerap kali bertentangan dengan kaidah metodologi
penelitian.
7. Kurangnya panduan peneliti dalam bidang Dakwah dan
komunikasi. Rumpun ilmuan dakwah dan komunikasi
khususnya di Kementrian agama kurang memiliki para
ahli sehingga perkembangannya kurang signifikan.
12. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 12
Dari identifikasi permasalahan tersebut, maka perlu buku
panduan peneliti khusus bagi konsentrasi dakwah dan
komunikasi untuk memudahkan para ilmuan dan praktisi dakwah
dan komunikasi dapat maksimal melakukan penelitian yang
dapat memberikan kontribusi serta solusi berupa rekomendasi
dan kebijakan strategis pada kementrian agama dan instansi lain
yang terkait sehingga, terjadi perubahan sosial yang lebih baik di
Indonesia.
Perubahan sosial dapat terjadi jika ada temuan seperti contoh
penemuan media teknologi komunikasi telah terbukti telah
melakukan perubahan sosial yang sangat cepat terhadap
masyarakat dunia. Temuan ini, termasuk penemuan yang
spektakuler dari hasil analisis dan pendekatan ilmiah yang
mendalam.
Selain analisis dan pendekatan metode penelitian dakwah dan
komunikasi yang tidak kalah penting menurut Mustarin Singke
adalah tulisan itu harus runtut adalah dan memiliki satu kesatuan
yang tak terpisahkan sebagai contoh:
1. Pemilihan masalah harus jeli melihat hubungan dan
batasan masalah tersebut.
2. Relevansi antara Masalah dengan judul.
3. Relevansi antara judul bab dengan sub masalah.
4. Relevansi antara Bab dengan Bab.
5. Hubungan submasalah dengan tujuan, saran dan
rekomendasi.
6. Hubungan kesimpulan dan sub-sub masalah
7. Relevansi antara kesimpulan, masalah dan abstrak.
Inilah yang akan menjadi perhatian serius dalam buku
metodologi penelitian dakwah dan komunikasi.
13. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 13
BAB 2
LANDASAN FILOSOFIS
A. Pengertian penelitian
Metode penelitian dalam bahasa inggris disebut sebagai
science research method metodologi berasal dari kata
metodologi maknanya ilmu yang menyelidiki, menelaah, cara
pencarian, penyusunan, pengejaran, atau penelitian. Research
artinya melakukan pencarian. Berarti metodologi penelitian
adalah seperangkat ilmu pengetahuan tentang langkah-langkah,
sistematis logis, tentang mekanisme pencarian data yang
berkenan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis
kemudian diambil kesimpulan dan rekomendasi demi
kemaslahatan umat manusia.
B. Landasan Normatif.
Penelitian yang baik perlu memiliki landasan kebenaran
korenspodensi, koherensi, pragmatis, khusuli dan khuduri. Sejak
awal prinsip ini perlu dibangun untuk menentukan instrument
(alat ukur kebenaran) dalam melihat problematika berdasarkan
Al-Quran dan Sunnah. Bagi kaum positifisme kebenaran empiris
yang menjadi alat ukur, tetapi untuk rumpun ilmu dakwah dan
komunikasi Islam melakukan kolaborasi antara khusuli dan
hudhuri dengan aliran empirisme, positifisme, dan idealisme.
Metode penelitian yang telah dianalisis perlu memperhatikan
nilai-nilai etika dan estetika keilmuan sehingga dapat
dikategorikan sebagai ilmu. Pemberlakuan unsur-unsur tersebut
biasanya ditetapkan secara khusus untuk konteks lingkungan
akademik yang tertentu. Walaupun begitu, secara umum, unsur-
14. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 14
unsur di bawah ini dipandang berlaku umum dalam setiap
penulisan karya tulis ilmiah.
1. Memelihara kejujuran, ini berarti tulisan yang disajikan
bukan merupakan milik orang lain. Penulis karya tulis
ilmiah harus secara jujur membedakan antara pendapatnya
dan pendapat orang lain yang dikutip. Pengutipan
pernyataan dari orang lain harus diberi kredit, pengakuan
atau penghargaan dengan cara menyebutkan sumbernya.
2. Menunjukkan sikap rendah hati (tawa>d}u‘). Karya tulis
ilmiah, misal-nya, tidak perlu mengobral kata-kata atau
istilah-istilah asing dalam konteks yang tidak tepat dan
perlu karena penulis bermaksud mema-merkan
kemampuannya dalam bahasa asing yang bersangkutan.
Biasanya, penulisan kata-kata asing diperlukan jika
padanannya dalam bahasa Indonesia belum ada atau
dianggap belum tepat. Begitu juga pengutipan dan
perujukan silang (cross reference), baik dalam catatan kaki
maupun dalam daftar pustaka, sebaiknya tidak memuat
literatur-literatur yang tidak relevan dengan topik karya
tulis ilmiah, sebab yang demikian itu dianggap hanya
memamerkan kekayaan literatur dan kemampuan bahasa
(asing) penulisnya saja.
3. Bertanggung jawab atas informasi dan analisis yang
diungkapkan, serta tidak melemparkan kesalahan yang
terdapat dalam karya tulis itu kepada orang lain, atau
pihak lain.
4. Bersikap terbuka, dalam arti memberikan kesempatan
kepada pihak lain untuk memeriksa kembali kesahihan
15. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 15
data dan fakta yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah
itu.
5. Bersikap cermat dalam mengemukakan data, pernyataan,
penulisan nama orang, nama tempat, ejaan, dan lain-lain.
Kesemberonoan dan kemalasan dalam melakukan
pengecekan ulang terhadap data yang dikemukakan
menunjukkan rendahnya etika dan tradisi ilmiah sese-
orang.
6. Bersikap objektif dalam menyajikan uraian. Salah satu
faktor yang menunjang sikap objektif dalam
mengemukakan argumentasi dalam sebuah uraian adalah
pemahaman yang memadai tentang aturan-aturan berpikir
yang benar, yang dikenal dengan logika. Pemahaman
terhadap bidang pengetahuan ini memungkinkan
seseorang menghindari prosedur dan cara-cara berpikir
yang salah (logical fallacies).
C. Manusia dan masalahnya
Kesulitan-kesulitan dalam menghadapi masalah disebabkan
oleh dua faktor yaitu pertama; orang kurang tahu caranya
memecahkan masalah yang dihadapi itu. Kedua; orang kurang
ilmu atau informasi tentang cara menyelesaikan permasalahan
tersebut. Semakin banyak masalah yang dihadapi seseorang
semakin sedikit ilmunya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Orang yang memiliki banyak cara menyelesaikan
permasalahan hidupnya secara praktis umumnya cerdas keluar
dari masalah yang dihadapi, pengetahuan semacam ini disebut
ilmu praktis/terapan. Ilmu adalah kumpulan pengalaman-
16. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 16
pengalaman kebenaran yang telah dirasakan secara kontinyu oleh
manusia dihimpung dalam satu struktur kalimat.
Cara penyelesaikan seseorang membutuhkan standar
kebenaran sebagai panduan penyelesaian masalah sebagai
kebenaran yang disepakati yang tertuang dalam bentuk aturan
normatif oleh masing-masing komunitas sesuai agama, budaya,
dan idiologinya. Dalam kajian dakwah dan komunikasi ukuran
ilmiah berangkat dari kebenaran korespondesi, koherensi,
pragmatis, khusuli dan khuduri.
Dalam menyelesaikan permasalah menurut ilmu pengetahuan
yang telah ditemukan oleh para ilmuan yaitu cara berpikir
analistik dan cara berpikir sintetik. Filosofi Penelitian Kualitatif
Sanapiah Faisal menganalogikan metodologi penelitian
kualitatif seperti lampu lalulintas (traffic lights) yang berfungsi
sebagai pengatur arus gerak kendaraan bermotor yang melintas
di persimpangan jalan. Jika lampu mera menyala maka
kendaraanpun berhenti.
Pertanyaannya adalah apakah arus gerak kendaraan itu
termasuk bersifat mekanistik? atau bersifat otomatiskah prilaku
para pengendara kendaraan tersebut? atau pengedara kendaraan
itu mencerminkan mekanisme kausal?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut ternyata tidak tunggal.
Jawabannya sangat bergantung pada aliran pemikiran atau
tradisi pemikiran atau idiologi kebenaran yang dianut.
Jawabannya tergantung pada pemikiran filsafat yang dianut
khususnya tentang mekanisme dalam proses ontologi,
epistemologi dan aksiologi.
Dalam kajian metode dakwah dan Komunikasi Islam ini lahir
untuk memperkaya dan memberi nilai etika dan estetika kepada
17. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 17
teori-teori komunikasi moderen yang berkembang di Eropa dan
di Indonesia yang tampaknya indah dipandang mata tetapi
kering dengan nilai-nilai moral keilmuan. Dampak ini akibat
kekeliruan membangun aksiologi keilmuan dari warisan
pemikiran Ibnu Rus, Ibnu Sina yang diadopsi oleh dunia Eropa
kurang memahami proses penerapan ilmu sehingga dapat
memicu pola pikir praktisi ilmuan menilai manusia hanya
sekedar materi belaka.
Kekeliruan tersebut berpengaruh terhadap bangunan
epistemologi keilmuan, sehingga melahirkan eksplotasi terhadap
alam, pelacuran sumber-sumber energi tanpa ada program
konservasi alam.
Orientasi epistemologi keilmuan melahirkan idiologi
kapitalis, materialisme, positifisme dan pragmatisme yang
berdampak pada teori ilmu komunikasi. Hemat penulis ini telah
menyalahi adab/etika keilmuan yang merubah pola pikir manusia
menjadi bijaksana, cinta alam dan berbakti pada Tuhan sebagai
sumber ilmu. Dalam mendapatkan ilmu tradisi eropa tidak
memiliki adab/etika dalam mendapatkan ilmu sehingga ilmu
yang diproduksi cenderung liar dan tidak bisa di jinakkan.
Sehingga lahirlah produk demokrasi sebagai bentuk produk ilmu
yang semata-mata mencari kemenangan tetapi tidak mencari
kebenaran inilah fakta dari ilmu yang kering dengan nilai-nilai
etika dan estetika.
Gregori Bateson juga memberikan sanggahan yang sangat
tegas oleh sebagian ilmuan barat yang beridiologi empirisme,
materialism, dan idialisme juga telah menyalahi kaidah-kaidah
epistemologi yang bertentangan dengan nilai-nilai h}ikmah.
18. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 18
Implikasi epistemologi yang keliru tersebut, berkorespondesi
terhadap produk teknologi dan komunikasi moderen yang
menyebabkan rusaknya lapisan-lapisan alam, insektisida, polusi,
lapisan ozom rusak, jalur lalu-lintas pesawat terbang, jarahan
radioaktif, lalu-lintas informasi dan menopoli satelit. Semua ini
diakibatkan oleh kekeliruan membangun epistemologi ilmu
pengetahuan karena motivasi kapitalisme yang tidak terkenali
dijadikan idiologi dalam keilmuan yang berdampak pada
penerapan ilmu itu.
Hemat penulis inilah prediksi Ali bin Abi Thalib yang dikutip
Amsal Baktiar bahwa celakalah orang yang tidak mengetahui
apa hakikat ilmu pengetahuan tetapi tidak pernah bersujud pada
pemberi ilmu pengetahuan itu. ilmu ruhani akan hilang
meninggalkan materi ilmu. Kelihatan hanya jazat ilmu yang
tampak menarik dipermukaan tetapi kering dengan nilai
kearifan, melainkan ia bringas laksana beringasnya harimau
lapar.
Kebringasan itu tampak pada pencitraan negara Timur
Tengah dan asia tenggara dicitrakan lewat propaganda
komunikasi lewat teknologi informasi guna merusak citra
masyarakat Timur Tengah sesama ciptaan Tuhan yang diberi
ruang untuk hidup diplanet bumi. Sikap yang sama juga
diprediksikan oleh Bacon mengenai ciri epistemologi keilmuan
Barat yang mendewakan materialisme dan sekularisme yang
ingin menguasai alam adalah mustahil.
Bacon menilai bahwa epistemologi ilmu pengetahuan era
sekarang hanya menarik secara bentuk tetapi kurang memiliki
jiwa perbaikan akibat proses epistemologi yang keliru. Produk
epistemologi ilmu komunikasi cenderung memengaruhi,
19. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 19
menjajah dalam berbagai macam produk keilmuan seperti,
demokrasi, budaya, teknologi dan eksploitasi sumber daya alam
baik laut, maupun udara karena idiologi yang dibangun adalah
idiologi materialisme yang berlebihan. Dampak negatif dari
kekeliruan epitemologi tersebut, melahirkan gempa dimana-
mana serprti Aceh tahun 2003 Jepang tahun 2011, kerusakan
alam, polisi udara, darat semua ini tidak terlepas dari kekeliruan
membangun epistemologi ilmu pengetahuan.
Gejolak penjajahan keilmuan barat tersebut sehingga perlu
diberikan nilai aksiologi Islam yang berbasis pada Al-Quran dan
Sunnah sehingga nilai informasi itu memiliki unsur ama>nah,
fat}a>nah, siddiq dan qana>ah. ada titik temu antara ilmu langit dan
ilmu alam. Doktrin sumber komunikasi Islam yang tertuang
dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw merupakan sumber
primer materi pengetahuan yang perlu didesain menjadi ilmu
pengetahuan yang memiliki fungsi kearifan antar sesama
manusia.
Wacana komunikasi Islam disusun kemudian direalitaskan
dalam bentuk Aqidah, syariah dan Akhlaq dalam tataran
implementatif trilogi ini harus menyatu dalam membangun
disiplin ilmu komunikasi Islam yang permanen. Al-Quran,
Sunnah Rasulullah, Fenonema alam wadah kajian ontologi yang
dapat mengungkap wujud sumber pengetahuan yang tersirat
dalam Al-Quran dan Sunnah perlu dieksplorasi menjadi materi
keilmuan bagi konsentrasi dakwah dan komunikasi.
Disiplin ilmu komunikasi Islam di Fakutas Dakwah dan
Komunikasi di seluruh Indonesia belum menjadi konsumsi
permanen tetapi hanya sebatas wacana pengetahuan semata
belum menjadi sebuah disiplin ilmu yang dapat diferifikasi
20. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 20
secara ilmiah. Kajian ini menjadi penting untuk mendapatkan
format komunikasi Islam yang berasal dari perpaduan antara
komunikasi murnih yang bercorak bottom up dan komunikasi
Islam yang bercorak top douwn serta bagaimana model
integrasinya dengan disiplin ilmu dakwah dan komunikasi
murnih.
Al-Quran dan Sunnah sebagai wujud pengetahuan tersebut,
perlu didialogkan dengan fakta empiris tentang proses
komunikasi sesama umat manusia yang sesuai nilai-nilai Al-
Quran dan Sunnah. Untuk mendialogkan Al-Quran dan Sunnah
tersebut membutuhkan teori ilmu pengetahuan untuk
mendapatkan sumber materi kemudian disusun secara sistematis
sesuai kaidah-kaidah logika matriil filsafat ilmu pengetahuan
berdasarkan pada aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Hal ini sangat memungkinkan dengan adanya sumber
pengetahuan dalam Al-Quran dan Sunnah jika melihat objek
pengguna komunikasi Islam yang berjumlah 5 Milyar jiwa, yang
berbeda-beda suku etnis, agama, budaya secara naluri
membutuhkan pola komunikasi yang dapat menyehatkan jiwa,
serta meminimalisasi terjadinya konflik maka peran komuniksi
Islam sangat dibutuhkan.
Untuk menjadikan materi pengetahuan yang telah ditemukan
dalam ayat Al-Quran dan Sunnah tersebut, perlu diproses lewat
epistemologi sebagai teori ilmu pengetahuan yang mengkaji dan
menyelidiki secara sistematis wujud materi yang telah
didapatkan dari penelusuran ayat Al-Quran, Sunnah dan fakta
empiris yang dapat cernah oleh akal dan panca indra menjadi
sebuah bangunan keilmuan yang mandiri.
21. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 21
Setelah telah disusun materi pengetahuan tersebut di dalam
mesin epistemologi secara sistematis maka proses selanjutnya
ilmu tersebut dinilai manfaat bagi kemaslahatan umat dalam
teori ilmu pengetahuan yakni aksiologi. Teori ilmu ini
menyelidiki, mengkaji dan menelaah nilai etika dan estetika dari
materi ilmu tersebut.
Permasalahannya adalah komunikasi Islam masih bersifat
parsial belum berdiri menjadi satu disiplin tersendiri. Pertanyaan
adalah bagaimana cara komunikasi Islam dapat menjadi disiplin
ilmu yang mandiri, dan bagaimana pola integrasinya dengan
disiplin ilmu dakwah dan komunikasi. Dalam makalah ini
penulis rumuskan menjadi 3 pokok masalah yaitu:
1. Apa materi Dakwah dan komunikasi Islam dalam kajian
ontologi, epistemologi, dan aksiologi?
2. Bagaimana menyusun teori kebenaran menurut Dakwah
dan komunikasi Islam dalam kajian ontologi,
epistemologi, aksiologi?
3. Mengapa harus ada proses integrasi komunikasi Islam
dakwah dan komunikasi?
Untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap judul
makalah ini, maka perlu penulis jelaskan makna leksikal dan
gramatikal kalimat dari judul makalah ini. Hal ini
dilatarbelakangi banyaknya pemahaman makna lain dari kata
dan kalimat dalam judul makalah di atas.
Pengertian Komunikasi Islam: Ilmu yang menyelidiki dan
mempelajari secara sistematis, analitis, proses pengiriman pesan
dan penerimaan informasi yang dapat merubah prilaku manusia
menjadi lebih baik berdasarkan sifat komunikasi ama>nah,
22. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 22
fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,
Syariah dan Akhlaq. Definisi komunikasi Islam di atas maka
proses selanjutnya adalah mendesain materi komunikasi Islam
baik objek formal (materi keilmuan) dan objek informasi
(Prilaku komunikasi manusia). Semua ini diferifikasi dalam
mesin teori ilmu yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Komunikasi Islam adalah: disiplin ilmu yang menyelidiki,
mempelajari, dan menelaah secara kritis sistematis, proses
komunikasi dengan Allah, manusia dan alam baik yang bersifat
rasional maupun metarasional, menurut sifat, tujuan fungsi dan
metodenya. Metarasional juga adalah sebuah realitas yang dapat
dirasakan serta dapat berpengaruh pada objek yang matriil
(prilaku manusia).
Komunikasi Islam bersumber dari Al-Quran dan Sunnah
yang mengungkap cara berkomunikasi para Nabi dan Rasul
Allah, khususnya sifat komunikasi ama>nah, fat}a>nah, siddiq dan
qanaah. manusia dan alam semesta. Adab penyebaran dan
penerimaan informasi melalui komunikasi Islam dalam
mengekspresikan informasi lebih menekankan pada perubahan
prilaku yang dapat memacu suasana kebatinan untuk gemar
melakukan komunikasi secara baik (ah}san). Tradisi dan prinsip
dasar komunikasi Islam adalah gemar berkomunikasi yang dapat
menyehatkan jiwa menjadi baik.
Menyehatkan jiwa termasuk fungsi komunikasi Islam yakni,
didasari oleh niat baik dalam mengubah sikap, memengaruhi,
mendidik, memperbaiki prilaku komunikasi yang dalam bentuk
interpersonal, antarpersonal, kelompok maupun secara massa.
Fungsi komunikasi Islam mencerahkan, menginformasikan,
menghibur, dan memperbaiki masyarakat. Kegemaran
23. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 23
berkomunikasi dengan baik inilah yang perlu diimplementasikan
dalam bentuk empiris.
Mekanisme prilaku empiris dakwah dan komunikasi dapat
dilakukan melalui metode komunikasi Islam dengan berbagai
macam cara yaitu Teknik jurnalis Islam, Hablum minallah,
Hablum minannas, kaligrafi, komputer grafis, desain komunikasi
visual Islam, khabar, jadilhum, dan arsitektur teknologi
informasi Islam. Dan analisis sistem informasi Islam.
Dengan demikian komunikasi Islam merupakan suatu sistem
dari sumber Al-Quran dan As-Sunnah, serta perenungan
ekperimen rasional dan metarasional yang memiliki satu
kesatuan secara sitematis berdasarkan kaidah-kaidah normatif
yang dapat difahami lewat Al-Quran dan As-Sunnah. Pemikiran
komunikasi Islam menyatu dengan pemikiran teori komunikasi
Islam.
Sejarah komunikasi Islam tidak terlepas dari pergumulan
dengan warisan teologi klasik yang Pergolakan studi pemikiran
Islam klasik melahirkan faham besar yang menguasai pemikiran
dunia Islam yakni faham kejabariahan dan keqadariahan.
Perdebatan teologi ini melahirkan cara pandang dalam
memahami komunikasi Islam dan alam realitas. Warisan
peradaban keilmuan klasik sangat menentukan target kemajuan
ilmu pengetahuan pada masa yang akan datang.
Paradigma komunikasi Islam ini tentunya membutuhkan
kajian ilmiah, yang menjadi under line adalah faham
kejabariahan dan keqadariahan tersebut telah menjadi kekayaan
khazanah pemikiran komunikasi Islam dalam pengembangan
keilmuan. Hemat penulis faham kejabariahan dan keqadariahan
24. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 24
secara empiris yang menguasai pola pikir keilmuan komunikasi
Islam dewasa ini.
Perkembangan tiga mazhab teologi besar yakni, Mu’tazilah,
Asy’ariyah dan Maturidiyah peletak dasar konstruksi pemikiran
komunikasi Islam yang memiliki wawasan keislaman dan corak
komunikasi yang berbeda-beda secara teologis. Perbedaan ini
lahir dari proses komunikasi yang panjang sehingga
menghasilkan wawasan dialektika komunikasi Islam hingga
sekarang. Perdebatan dalan sejarah peradaban Islam klasik ini
hemat penulis satu kekayaan intelektual dalam bidang
komunikasi Islam.
Dari proses ontologi para ilmuan baik filosof maupun
agamawan sangat memengaruhi pola pengembangan keilmuan
Komunikasi Islam khususnya dalam membangun idiologi
kebenaran. Semua ini akan berdampak pada pengembangan
keilmuan. Hemat penulis dalam bangunan teori dalam
komunikasi Islam harus lahir dari rahim akumulasi Al-Quran,
Sunnah, dan peradaban keilmuan yang ada di dunia barat dan
timur. Karena ilmu itu otoritas Tuhan yang ditempelkan pada
diri manusia yang lemah, kemudian dengan ilmu manusia dapat
berbuat kebajikan, kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya dan kemaslahatan seluruh makhluk Tuhan di
permukaan bumi ini.
Untuk menghindari hal tersebut, kajian komunikasi Islam
harus lahir dari rahim Al-Quran dan Sunnah yang didesain
berdasarkan kaidah dialektika logika yang baik, kemudian
dikonfirmasikan dengan fakta empiris. Adapun ciri dari ilmu
pengetahuan komunikasi Islam yaitu ada perbedaan ontologi,
epsietemologis dan aksiologis dengan ilmu komunikasi murni.
25. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 25
dibangun ada beberapa kriteria proses ontologi yang perlu
menjadi pertimbangan dalam mendesain ilmu pengetahuan.
Banyak terminologi Al-Quran yang memiliki potensi sumber
ilmu pengetahuan disiplin ilmu komunikasi Islam yang bercorak
perumpamaan (Ams}}al). terlebih dahulu perlu diketahui apa
hakikat manusia sebagai makhluk yang diberi kuasa oleh Allah
menjadi khalifah yang diberi amanah membangun peradaban
dunia berdasarakan kekuatan akal sehingga dapat mengungkap
yang abstrak menjadi nyata.
Selain itu unsur yang perlu ada dalam sebuah bangunan ilmu
adalah aspek objeknya, darimana sumber materi pengetahuan
tersebut, apa hakikatnya, bagaimana cara menyusunnya sehingga
menjadi satu disiplin ilmu baru, mungkinkah manusia dapat
memahaminya, sampai dimana batasannya, apa manfaatnya dan
mengapa ilmu ini harus lahir.
Manusia sebagai penemu ilmu diciptakan memiliki peran
memakmurkan dunia ini berdasarkan informasi wahyu langsung
maupun tidak langsung serta batas kekuatan, kelemahan, hal
yang diketahui, yang tidak dapat diketahui yang diberikan
kepada Allah. Manusia sebagai makhluk komunikasi Al-Quran
menginformasikan dengan menggunakan huruf alif, nun dan sin
semacam insan, ins, nas, atau unas, basyar, bani adam dan zurriat
Adam. Kata basyara di ambil dari kata basyarah yang artinya
kulit yang indah yang berbeda dengan kulit binatang lain. Dalam
QS Al-Kahfi/18: 110 Allah menginformasikan
Terjemahnya:
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
26. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 26
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".
Ayat ini memberikan isyarat bahwa dari sisi basyar manusia
semua sama secara anatomi diproses berdasarkan sunnahtullah
yang sama. Hal ini membuktikan bahwa yang akan membedakan
manusia yang satu dengan lain adalah kreatifitas mendapatkan
ilmu. Semakin berkembang peradaban keilmuan seseorang
semakin canggih budipekerti dan kesejahteraan hidupnya.
Semakin banyak ilmu kebaikan yang diinput melalui panca
indra semakin arif dalam melakukan tata tertib cara
berkomunikasi, semakin banyak menginput informasi negatif
semakin tinggi kecendrungan berkomunikasi yang tidak Islami.
Potensi manusia dalam menemukan ilmu banyak
diinformasikan dalam Al-Quran seperti: QS At-Tin/95:5, Al-
Isra/17: 70, QS Ibrahim/14: 34, QS Al-Kahfi/18: 54. Potensi
untuk mengetahui nama dan fungsi benda alam, manusia terdiri
dari Jazat : ( Unsur: Jiwa, Naps, Akal, Hati, dan fuad). ( Unsur
Sifat: Air, Api, Tanah dan Angin (AATA/Hamba) Unsur cosmos
kemudian Allah fasilitasi rahasianya (Ruh), semua kekuatan
yang Allah berikan kepada manusia ini memiliki potensi
melakukan rekayasa wujud-wujud yang ada sesuai kadar yang
telah ditentukan Allah swt dalam menjelajahi alam semesta ini.
Arip Tiro dalam bukunya bagaimana aku berfikir. Ia
menjelaskan pentingnya dialektika berfikir unruk mendapatkan
pengetahuan yang melalui panca idra yang diberikan Tuhan.
sesuai kemampuan panca indra dalam menginterpretasi simbol-
silmbol alam semesta ini sebagaimana di informasikan dalam QS
Al-Baqarah/2: 31-33.
27. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 27
Terjemahnya:
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar.
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang
Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada
mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu,
Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu,
bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan.
TerjemahanQS Al-Baqarah / 2 : 31 yakni memberikan
penjelasan proses pancaindra merekam peristiwa terhadap
terhadap tanda/simbol alam yang dapat ditangkap oleh panca
indra. Memperhatikan geonologi benda dan fenomena yang
tampak pada diri manusia dan alam dalam melakukan
komunikasi. Dalam tafsiran lain terjemahan hakim dengan
Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim ialah: yang
mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan
sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan
dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir
mendekati arti Hakim.
F. Kajian Filosofis
Komunikasi Islam dalam makalah ini akan diwarnai oleh
tradisi filsafat Islam di mana ada 3 mazhab dominan di dalamnya
28. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 28
yakni mazhab peripatetik dengan tokoh Al-Farabi dan Ibnu Sina
mudah dengan warna rasionalistik Aristotelian yang begitu khas,
mazhab illuminasionis (isyraqi) dengan tokoh Suhrawardi Al-
Maktul dengan corak sintesis antara rasionalisme Aristotelian
dengan intuisi neo-Platonisme, sehingga mazhab Isyraq
menggabungkan antara pemikiran rasional dengan pemikiran
intuitif yang bersumber dari wujud sang filosof melalui metode
riyadhah.
Mazhab yang ketiga adalah al-Hikmah al-Muta’alliyah
dengan tokoh Mulla Shadra, mazhab ini bercorak Isyraqi hanya
saja Mulla Shadra menambahkan dimensi wahyu sebagai sumber
sah gagasan filosofis. Dari uraian ini terlihat bahwa pertentangan
antara pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik hanya
terjadi pada mazhab peripatetik sedangkan pada mazhab isyraqi
dan Al-hikmah Al-muta’alliyah, filsafat justru dijadikan lidah
bagi pengungkapan pengetahuan-pengetahuan batin.
1. Sumber pengetahuan: Pengetahuan mistis bersumber dari
kedalaman wujud sang mistikus, ini berdasarkan kaidah ke-
aku-an. Pengetahuan adalah wujud itu sendiri, sepanjang
hal-hal ilusif ke-dia-an yang memakai topeng ke-aku-an
tidak ditanggalkan, maka wujud/pengetahuan akan tetap
bercampur dengan ketiadaan/kebodohan. Ke-dia-an
(identitas ilusif aksidental yang menempel dan terpahami
sebagai hakikat-esensial seperti pangkat, harta, garis darah)
mesti dilebur, seperti emas yang dibakar agar logam selain-
emas bisa sirna, kedalam identitas sejati yakni
kebergantungan dan kefakiran itu sendiri terhadap Wujud
Wajib, yakni Kekasih Sejati.
29. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 29
2. Alat/medium pengetahuan: Pengetahuan mistis diperoleh
melalui hati atau jiwa yang dibersihkan dari hal-hal yang
menempelinya seperti hasrat dan ketamakan, kebencian dan
permusuhan, serta hal-hal yang tidak adil lainnya (ifrat dan
tafrid). Keadaan yang mesti digapai sang mistikus adalah
keadaan washatan atau pertengahan, yang berkonotasi
terhadap keadilan atau menempatkan sesuatu pada
tempatnya.
3. Objek pengetahuan:Pengetahuan mistis juga menjadikan
wujud sebagai objek kajiannya, hanya saja dalam
perkembangan selanjutnya, para mistikus menganggap
bahwa wujud hakiki hanya milik Tuhan semata, dan seluruh
mahluk hanya memiliki wujud metaforis belaka, seperti
pohon dan bayangannya atau matahari dan sinarnya.
Keduanya, matahari dan pohon, eksis hakiki. Sedangkan
bayangan pohon dan sinar matahari eksis hanya sebagai
efek atau subordinasi dari pohon dan matahari.
4. Cara memperoleh pengetahuan: Sang mistikus melakukan
apa yang disebut olah batin atau riyadhah yang disebut juga
aktifitas untuk menyingkirkan segala `ke-dia-an` sehingga
yang tinggal hanya aku di mana aku adalah `engkau` itu
sendiri, ini berdasarkan hadist dari Nabi Suci Saw. Bahwa
Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal
Tuhannya`. Riyadhah bisa berbentuk zikir, shalat, puasa,
atau aktivitas-aktivitas manapun yang dianggap bisa
meleburkan ego-rendah ke dalam Ego-Ilahiyah. Poin lain
yang mesti dicatat dalam cara pengetahuaan mistik
diperoleh adalah penekanan pada otoritas dan tradisi,
30. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 30
sehingga kehadiran pembimbing spiritual (mursyid) adalah
sesuatu yang vital.
Teori kebenaran yang paling kuno adalah teori pengetahuan
ontologi, epiatemologi dan aksiologi yang pertama kali
digunakan oleh Thales. Sumber ilmu pengetahuan komunikasi
Islam didapatkan dari berbagai sumber ilmu yaitu dari Al-Quran
dan Sunnah dan fenomena alam yang saling melengkapi dan
tidak bertentangan dengan usaha mencari kebenaran.
Corak dan watak ilmu pengetahuan menurut Basman kerap
kali dipengaruhi oleh aliran subjektivitas dan objektivitas para
ilmuan berdasarkan fakta empiris dan standar kebenaran yang
dibangun, sesuai dengan kekuatan referensi yang ditelaah oleh
panca indra.
Masalah Pokok yang dibahas dalam filsafat komunikasi
Islam:Ontologi (Wujud Metafisika): Mengkaji, menyelidiki
tentang wujud Teologi, Kosmologi dan Antropologi komunikasi
Islam. Epistemologi: Cara mengetahui wujud mengkaji,
menyelidiki tentang hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan
dan metode pengetahuan komunikasi Islam. Aksiologi:
Mengkaji, menyelidiki tentang etika (akhlaq natural dan akhlaq
teologis), dan Estetika (keindahan natural dan keindahan
teologis) komunikasi Islam.
Ontologi: berasal dari bahasa Yunany yaitu ontos dan logos.
Ontos artinya: Sesuatu yang ada. Ontologis adalah teori ilmu
tentang hakikat yang ada yang menyelidiki apek teologis,
kosmologi dan antropologi. Hal ini juga diteguhkan oleh Neong
Muhajir dalam bukunya filsafat ilmu ontologi membahas tentang
31. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 31
yang ada, yang tidak terikat oleh wujud tetapi ia adalah inti
materi yang bersifat universal.
Epistemologi: berasal dari bahasa Yunani yakni episteme dan
logos. episteme artinya pengetahuan atau kebenaran, logos
artinya:pikiran kata atau teori. Cara menyusun secara sistematis
sumber pengetahuan yang telah diproses oleh teori wujud
pengetahuan (ontologi) menjadi sebuah bangun ilmu
pengetahuan yang bebas tekanan psikologi.
Aksiologi: berasal dari bahasa Yunani axios berarti nilai dan
logos berarti teori. Cara pengelolaan ilmu dengan menelaah
aspek etika dan estetika dari objek materi ilmu tersebut.
Integrasi komunikasi Islam dengan Dakwah dan Komunikasi
murnih adalah penulis menggunakan terminology Firdaus yaitu
penyatuan displin ilmu tetapi tidak merubah jenis materi ilmu
tersebut.
Ketiga teori ilmu pengetahuan ini merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh setiap praktisi ilmuan dalam mendesain
disilpin ilmu. Ilmu yang mandiri memiliki struktur, sistematika
yang bersifat universal, dapat diferifikasi dan dapat dicernah
oleh indra manusia. Konsep teori ini yang berkembang didunia
barat dan hampir seluruh lembaga akademik. Tapi penulis
memilih 3 teori kebenaran yaitu kebenaran empiris, kebenaran
relatifis, kebenaran pragmatis, yang bersifat linier dan unlinier
(meta empiris) inilah yang akan menjadi standar kebenaran ilmu
komunikasi Islam dalam kajian makalah ini.
1. Ontologi
Aspek kajian ontologi komunikasi Islam meliputi wujud
teologi, kosmologi dan antropologi. Para filosof pada masa
32. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 32
pemerintahan Mu’tazila selain melakukan proses kontenplasi,
juga mengembangkan dan memaksimalkan fungsi rasionalisme
dan empirisme sebagai cara mendapatkan pengetahuan untuk
mengetahui alam realitas dengan melakukan investasi ilmu
dengan menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani kedalam
bahasa Persia dan Arab.
Pada prinsipnya sumber pengetahuan komunikasi Islam
bersifat top down maka difahami dalam Al-Quran QS Ar-
rahman/55: 1-5 Allah menginformasikan lewat wahyu-Nya
mengajarkan manusia pandai berkomunikasi baik secara verbal
maupun non verbal lewat simbol-simbol qaulia dan kauniah yang
dapat dicernah oleh panca indra oleh manusia.
Al-Quran dan Sunnah banyak menginformasikan wujud
komunikasi Islam lisan dan menggunakan media pena, tinta dan
al-Qalam. Wujud komunikasi Islam dalam Al-Quran dan Sunnah
yang akan menjadi sumber teori dalam komunikasi Islam adalah
sebagai berikut:
Komunikasi bi al-Lisan, (Verbal) bi al-Qalam (NonVerbal)
dan bi al-Hal (Bodi Language/Komunikasi Tindakatan
nyata).
Komunikasi Islam bentuk ilmu al-Badi (ilmu tentang cara
mengatur keindahan bahasa), ilmu al-Ma’ani (ilmu
tentang cara memberikan pemahaman) dan al-Bayan yakni
(ilmu yang memberikan penjelasan).
Komunikasi Islam bentuk. Ams}al Musarrahah, adalah
yang didalamnya dijelaskan dengan lafadz masal atau
sesuatu yang menunjukkan tasybih.
Amtsal Kaminah, yaitu yang didalamnya tidak disebutkan
dengan jelas lafadz tamsil (pemisalan), tetapi ia
33. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 33
menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam
kepadatan redaksinya, dan mempunyai pengaruh tersendiri
bila dipindahkan kepada orang yang serupa dengannya.
Ams}al Mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak
menggunakan lafaz} tasybih secara jelas.
Komunikasi Qaulan baligan, Qaulan kariman QS Al-
Isra/17: 23, Qaulan layyinan QS Taha/20:44, Qaulan
Ma’rufan QS Al-Baqarah/2: 235, QS An-Nisa/4:5, Al-
Ahzab/33: 32. Qaulan maisyura QS Al-Isra/17: 28 Qaulan
Sadidan.
Instrumen Al-Quran di atas sebagai bentuk-bentuk metode
komunikasi Islam dan termasuk materi komunikasi Islam yang
membutuhkan epistemologi yang rapih sehingga memberi
manfaat dan kemudahan bagi praktisi keilmuan dalam bidang
komunikasi Islam.
Cara Allah swt memberikan informasi kepada umat manusia
yang dpat dijadikan sebagai sumber pengetahuan (bahan mentah
ilmu) yang kelak di konstruksi menjadi ilmu pengetahuan hemat
penulis perlu bantuan ilmuan tafsir dan ahli komunikasi Islam
dalam membangun khazanah komunikasi Islam yang lebih
konprehensip sehingga dapat menjelajahi pesan-pesan
komunikasi Islam dalam memahami Al-Quran dan Sunnah.
Berikut ini penulis kutip ayat dalam QS Arhman/ 55: 1-5 yang
ditejermahkan secara sederhana berikut ini.
Terjemahnya:
1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2. yang telah mengajarkan
Al Quran. 3. Dia menciptakan manusia. , 4. mengajarnya
pandai berbicara.5. matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan.
Terjemahnya:
34. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 34
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS An-Nahl/16:125).
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Sumber
pengetahuan komunikasi Islam secara lisan dalam ayat tersebut
memberikan gambaran bahwa banyak materi pengetahuan
(firman Allah swt) yang perlu dikomunikasikan dengan fakta
empiris yang selama ini belum digaraf tuntas oleh para ilmuan
komunikasi murni yang lahir di dunia Eropa.
Sumber pengetahuan komunikasi Islam dalam bentuk verbal
dan non verbal penulis dapatkan dalam Al-Quran dan Sunnah
berupa pena, tinta dalam Al-Quran dan Sunnah berulan
menyebutkan keutamaan pena dan tinta. Salah satu aspek
komunikasi Islam yang terdapat dalam QS Al-Fussilat/41:33
Terjemahnya:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
menyerah diri?"
Ayat ini memberikan informasi bahwa manusia itu dikukur
pada lisannya. Sebaik-baik lisannya maka orang tersebut
termasuk dalam manusia yang ahsan(baik). Hal ini sesuai dengan
makna (علم) ain, lam, dan mim. Simbol ‘ain berbentuk mulut
bermakna menghimpun ilmu sebanyak-banyaknya, simbol lam
menjulang ke atas bermakna memanjatkan ilmu itu kepada Allah
sehingga ilmu itu berberkah, dan simbol mim bermakna ilmu
35. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 35
harus pragmatis (bermanfaat bagi kemaslahatan umat) serta
berbekas perbaikan setiap melakukan hamblum minannas kepada
sesama manusia dan alam.
Sumber pengetahuan juga dalam Sunnah Rasul saw berulang
menyebutkan keutamaan pena dan tinta yang dikeluarkan oleh
Abu Hatim dari riwayat Abu Khurairah r.a menyebutkan bahwa
Rasulullah saw bersabda: Allah telah menciptakan nun yakni
dawat. Dalam hadis yang lain Rasulullah saw memberikan
informasi kepada manusia yang diriwayatkan oleh Inbu Jarir
dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah saw bersabda:
Setelah Allah menciptakan nun, yakni dawat dan telah
menciptakan qalam, Allah bertitah: Tulislah! Ya Rabbi, apa
yang hamba tulis, jawab Allah: Tulislah semua yang ada
sampai hari kiamat.
Dua hadis di atas memberikan isyarat bahwa kata nun dalam
QS Al-Qalam/68: 1 tiada lain adalah dawat atau tinta walaupun
sebagian ulama menginterpretasikan pada makna lain. Karena
salah satu kehebatan sumber Al-Quran dan Sunnah para ilmuan
diberikan banyak pilihan kebenaran sesuai kebutuhan dan
motivasinya masing-masing dari kajian ilmuan dalam
mendapatkan sumber-sumber ilmu pengetahuan.
2. Epistemologi
Ketergantungan manusia pada pengetahuan komunikasi Islam
adalah sesuatu yang natural. Ini karena manusia adalah mahluk
yang berpengetahuan dalam arti kemanapun dan dimanapun
manusia berada, maka ia senantiasa membawa pengetahuan
komunikasi Islam bersama dirinya, namun lebih dari itu,
kebahagiaan manusia bergantung sepenuhnya pada
36. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 36
pengetahuannya; sejauh mana pengetahuannya bersesuaian
dengan realitas, maka sejauh itu pula kebahagiaan yang bisa
digapainya, sebab pengetahuanlah komunikasi Islam yang
menjadikan manusia mampu mengenali realitas dan bertindak
sesuai dengan realitas.
Sampai pada poin ini, kesesuaian pengetahuan dengan
realitas adalah lapis luar dalam analisis kita. Lapis pertama,
tentu saja, adalah pertanyaan berikut, apakah pegetahuan itu
mungkin? dalam arti sejauh mana pengetahuan itu layak disebut
pengetahuan? Tidakkah ia berpeluang menipu? Analisis kita,
jika kedua pertanyaan ini telah terjawab, akan berlanjut pada
pertanyaan dengan media apa kita mengetahui? serta apa saja
sumber pegetahuan itu?
Demikianlah sekelumit pertanyaan yang akan menyapa
siapapun yang akan menelisik persoalan epistemologi.
Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti
pengetahuan, serta logos‘ yang juga berarti pengetahuan, hanya
saja yang disebut belakangan ini memiliki nuansa struktural,
sistematis dan teleologis. Jadi secara etimologis, epistemologi
berarti pengetahuan terstuktur tentang pengetahuan. Untuk lebih
gayanya, kita sebut saja epistemologi sebagai teori pengetahuan.
Secara terminologis, epistemologi bermakna cabang filsafat
yang meneliti pengetahuan dan apa-apa saja yang berkenaan
dengannya, semisal sumber pengetahuan, medium/alat
pengetahuan, objek pengetahuan dan cara memperoleh
pengetahuan. Defenisi lain epistemologi blia diajukan, sebagai
bidang ilmu yang membahas pengetahuan manusia, dalam
berbagai jenis dan ukuran kebenarannya. Posisi epistemologi
37. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 37
sebagai cabang filsafat sangat istimewa, khususnya dalam
filsafat Islam.
Kecanggihan epistemomologi komunikasi Islam yang
dikemas para ilmuan menjadi titik aksentuasi validitas ilmu
pengetahuan. Perbedaan titik tekan pada epistemologi memiliki
pengaruh terhadap hasil teori yang akan digunakan. proses
epistemologi komunikasi Islam Al-Gazali mensintesakan
rasionalisme, empirisme, dan kasyf-nya atau hanya mengadalkan
kekuatan rasio dan indra saja.
Jika dipelajari histografi pergulatan komunikasi Islam yang
diwariskan oleh para teolog klasik memberikan inspirasi
wawasan yang sangat kaya dengan unsur-unsur metode atau cara
melakukan komunikasi khususnya yang berhubungan dengan
persoalan eksistensi ketuhanan dan alam kosmos.
Konflik pemikiran dan metode dakwah dan komunikasi Islam
para teolog klasik ini sangat memengaruhi alam pikiran umat
Islam dewasa ini. Tetapi kekeliruan yang dipelihara adalah
munculnya pembenaran, klaim kebenaran terhadap kelompok
tertentu dan aliran cenderung alam pikirannya yang paling benar.
Hemat penulis ini adalah kekeliruan yang kurang
mengungtunkan dalam membangun konstruksi epistemologi
dakwah dan komunikasi Islam.
Tetapi harus kritis melihat perdebatan para teolog klasik ini,
maka banyak hikmah, pelajaran dan kekayaan epitemologi
komunikasi Islam yang dapat dipilih untuk membangun
arsitektur konstruksi epistemologi komunikasi Islam permanen
yang dapat memberikan kontribusi dan pelajaran bagi
pengembangan komunikasi Islam dewasa ini.
38. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 38
Hemat penulis komunikasi Islam yang bersumber dari Al-
Quran dan Sunnah serta warisan kekayaan intelektual para
teolog klasik serta fenomena alam semesta perlu dikomunikasi
dengan fakta empiris dewasa ini, bagaimana proses komunikasi
profetik, komunikasi spiritual, komunikasi telepati, intrapribadi,
antar individu, antar kelompok, massa, antar budaya sesama
bangsa dan antar negara sekalipun.
Karunia Allah swt yang paling besar adalah diberi kekuatan
berpikir dan kepekaan rasa sehingga dapat menangkap pesan
atau tanda-tanda kebesaran Tuhan kemudian melakukan
ekperimen-eksperimen teknologi yang dapat memudahkan
manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Hemat penulis unsur-unsur media perakam ilmu pengetahuan
manusia adalah sebagai berikut: unsur-unsur pendeteksi materi
pengetahuan dalam dakwah dan komunikasi Islam.
a. Ruh (rahasia Allah)
b. Akal (Logika)
c. Al-Sama’u
(Pendengaran)
d. Al-Absa>ru
(Penglihatan)
e. An-Naps (Napsu)
f. Al-Fu’a>du (Hati)
Semua fasilitas yang Allah berikan ini, sebagai alat
pendeteksi, perekam, fenomena alam untuk melahirkan
kebenaran dan proses penyusunan pengetahuan menjadi sebuah
bangunan ilmu pengetahuan. Unsur-unsur primer (penyebab
pertama) lahirnya komunikasi Islam yang bersumber dari Allah
yang Esa. Manusia diciptakan berasal dari sumber 4 anasir
yaitu: Air, Api, tanah dan Angin kemudian Allah tempelkan
rahasianya(ruh)/integrasikan dengan 4 anasir menjadi 5 unsur
tersebut sehingga membentuk namanya manusia yang fitrah.
39. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 39
Kata fitra berasal dari al-fatar (bayangan pencipta) sehingga
sangat memungkinkan menjadi khalifah di Bumi.
Dalam komuniksi Islam banyak inspirasi metode tomunikasi
yang dapat dijaidkan sebagai pedoman dala melakukan
komunikasi untuk menghindari terjadinya komunikasi yang tidak
efektif adalah sebagai berikut:
1. Taqwallah Lugah (Takut berkomunikasi yang salah)
2. Da’wat al-Na>s bi al-Lisa>n (Berkomunikasi secara
verbal).
3. H{usn al-Istima> wa al-Ins}a>t (Adab mendengar dan
memusatkan perhatian).
4. Al-Tadabbur (Komunikasi analisis)
5. Al-Muja>dalat bi allati> hiya Ah}san (Komunikasi sharing
tingkat tinggi)
6. Husn al-Qawl (pemilihan kata yang baik).
7. Isti’ma>l al-H{awa>s (memaksimalkan panca indra sebagai
respon terhadap aksi simbol). Bi H{ikmah wa al-Mau’zah
al-H{asanah (Mengungkap hikmah dalam proses
komunikasi Islam dalam Nasehat yang baik).
8. Al-Tadarruj fi> ta’dil al-sulu>k (tahapan Komunikasi
Islam).
9. Tauzi> Al-Ta’allum (berproses Komunikasi Islam)
10. Al-Intiba>h (menarik Perhatian), Al-Tikra>r
(Pengulangan-pengulangan)
11. Al-Qudwah Al-H{asanah (Memiliki nilai entertainer),
Al-H{iwa>r (Dialog)
12. Darb al- Amsal wa al-Tawd}ih} al-Hiss>i li al-Ma’ani>
(Membuat analog-analog yang mudah dicernah panca
indra manusia).
40. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 40
13. Al-Targhi>b wa al-Tarhi>b (Motivasi dan Inovasi)
14. Al-Qissi (Realitaskan dalam bentuk cerita/Kisah Cerita)
15. Al-Ibrah wa Maw’iz}at al-H{asanah (Komunikasi
Produktif yang mengadung nilai pelajaran), Al-S|awa>b
wa al-‘Iqa>b (Memberikan komunikasi yang sifatnya
dapat menekan psikologi).
16. Al-Mumarasah al-Amaliyyah (Pagelaran/Gebyar
Komunikasi)
17. Al-Rihlah al-Ilmiyyah (Komunikasi Ilmiyah).
18. Al-Ta’allum Mada> al-H{ayat (Komunikasi sepanjang
masa)
19. Fastabiq Al-Khaira>t (kompetisi komunikasi yang baik)
20. Ijad al-Bi’ah al-Islamiyyah (Menciptakan suasana
komunikasi yang Islami).
Penduduk dunia yang tersebar di planet bumi ini dari sisi
basyariah manusia adalah makhluk komunikasi sebagai dasar
naluri manusia secara universal. Petunjuk Al-Quran dan Sunnah
sebagai sumber pokok materi pengetahuan perlu pengkajian
secara sistematis untuk memudahkan proses desain ilmu
pengetahuan bidang komunikasi Islam. Komunikasi Islam yang
lahir Top douwn sedangkan komunikasi murnih lahir secara
bottom up. Hal ini menarik dialogkan kedua disiplin ilmu
tersebut sehingga mendapatkan corak baru dalam pengembangan
ilmu pengetahuan baru dari pengembangan konsentrasi dakwah
dan komunikasi.
Secara ontologi banyak term Al-Quran yang dapat dijadikan
sumber pengetahuan yang kelak dijadikan sebagai ilmu
pengetahuan dalam komunikasi Islam seperti yang tersurat
41. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 41
dalam QS An-Nisa/4: 63, Qaulan baligan, Qaulan kariman QS
Al-Isra/17: 23, Qaulan layyinan QS Taha/20:44, Qaulan
Ma’rufan QS Al-Baqarah/2: 235, QS An-Nisa/4:5, Al-Ahzab/33:
32. Qaulan maisyura QS Al-Isra/17: 28 Qaulan Sadidan QS An-
Nisa/4: 9, QS Al-Ahzab/33: 70-71.
Informasi sumber pengetahuan dalam Al-Quran tersebut akan
menjadi komponen utama bagi desain ilmu Komunikasi Islam.
Sumber pengetahuan yang terpelihara secara lisan (hafalan)
maupun secara konseptual ini adalah objek kajian ontologis bagi
desain pengembangan ilmu komunikasi Islam. Untuk
mengungkap persoalan metafisik yang ada kaintannya dengan
sumber material ilmu komunikasi Islam dalam Al-Quran hemat
penulis perlu kesucian jiwa, dan motivasi (niat) yang suci dengan
semata-mata mengharap ridha dari Allah sebagai penguasa ilmu
dilandasi oleh keahlian dalam bidang ilmu tafsir dan ilmu
komunikasi Islam.
Karena luasnya khazanah nilai dalam Al-Quran dan substansi
pelajaran komunikasi Islam yang tersirat maupun tersurat maka
perlu pejelajahan dan pemetaan sumber ilmu pengetahuan yang
relevan dengan struktur ilmu komunikasi Islam. Hal ini untuk
melakukan pemetaan secara tematik sumber pengetahuan
komunikasi Islam dengan melakukan klasifikasi dan spesialiasi
dari ayat yang telah ditakrij secara tematik.
Komunikasi Islam adalah disiplin ilmu yang membawahi
beberapa ilmu-ilmu pengembangan yang erat kaintannya dengan
kebutuhan dasar manusia dalam melakukan interkasi khususnya
cara berkomunikasi yang bewawasan Islam antara lain seperti:
42. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 42
1. Komunikasi Spiritual: mengkaji, menyelidiki cara dan
efek dari komunikasi Islam yang dilakukan seara ritual
seperti: shalat, haji, puasa, zakat dan tasawuf.
2. Komunikasi Islam Human Realtion dan Public
Relation mengkaji, menyelidiki cara dan efek dari
komunikasi Islam cara membagun jaringan (Hablum
minallah, Hablun Minannas dan Alam).
3. Komunikasi Profetik: mengkaji, menyelidiki cara dan
efek dari komunikasi Islam yang dilakukan oleh para
Nabi dan Rasul dalam menyampaikan pesan agama
dan kehidupan sosial sesuai zamannya masing-masing.
4. Komunikasi Ulil Albab: mengkaji, menyelidiki cara
dan efek dari komunikasi Islam yang dilakukan secara
intrapersonal melalui penjelajahan berfikir yang
mendalam baik yang dilakukan secara qiaman,
waqu’udan, dan wajunubihim.
5. Teknologi Komunikasi Islam : Media cetak dan
Elektromik (TV, Radio,Hp, Internet baik yang
sifatnya global maupun bersifat LANI (Lokal Areal
Network Islam).
6. Desain Komunikasi Visual Islam: mengkaji,
menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang
dilakukan secara visualisasi tanda dan simbol-simbol
Islam (semiotika Islam) seperti kaligrafi, gambar
mekah/kabbah yang bergerak maupun yang tidak
bergerak.
7. Komunikasi Global Islam: mengkaji, menyelidiki cara
dan efek dari komunikasi Islam yang dilakukan sistem
telekomunikasi (komunikasi jarak jauh) antara
43. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 43
provinsi, antar negara, antar bangsa seperti OKI dan
sejenisnya.
8. Komunikasi Telepati: mengkaji, menyelidiki cara dan
efek dari komunikasi Islam seperti ilmu magic,
hipnotis dan sejenisnya.
9. Komunikasi Penyiaran Islam; mengkaji, menyelidiki
cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep dan pola penyebaran
informasi yang dilakukan dengan cara bi al-Lisan, bi
al-Qalam, bi al-Hal dengan menggunakan media
teknologi informasi.
10. Analogi Komunikasi dalam Al-Quran: mengkaji,
menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep dan pola penyebaran
informasi dengan menggunakan perumpamaan.
Biasanya dalam kajian ini hal persoalan abstrak yang
direalitaskan.
11. Manajemen Sistem Informasi Islam: mengkaji,
menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep pembelajaran
kepemimpinan diri dan industri masyarakat,
manajemen pengembangan sumber daya masyarakat
Islam berdasarkan disiplin ilmu dan keterampilan yang
dimiliki sesuai kebutuhan jaman.
12. Psikologi Komunikasi Islam: mengkaji, menyelidiki
cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep tentang prilaku
komunikasi Islam baik sesama suku, bahasa, agama,
bangsa dan budaya.
44. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 44
13. Sejarah, dan Filsafat Ilmu Komunikasi Islam serta
metode pengembangan dan proses integrasi dengan
displin ilmu lain.
14. Komputer grafis Islam: mengkaji, menyelidiki cara
dan efek dari komunikasi Islam dari program
komputerisasi bidang desain dan arsitektur seperti
merancang masjid yang ASRI (Aman, Senang/
Sejahterah, Ramah dan Indah) dan mendesain pola
pencitraan Islam baik bidang cetak maupun bidang
animasi, grafika (Dunia Percetakan) dengan
menggunakan software 3 D Max, Adop Premier, Corel
Draw, Adobe Photosoft dan pelajaran tentang bidang
digital printing yang profesional .
15. Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Islam:
mengkaji, menyelidiki cara dan efek dari komunikasi
Islam yang dapat merubah masyarakat dari prilaku
yang kurang baik menjadi prilaku yang gemar berbuat
baik.
Adanya motivasi yang kuat dalam diri manusia untuk
mencapai kebenaran sehingga manusia berlomba-lomba mencari
kebenaran tersebut. Berbagai macam pola kebenaran yang lahir
dari manusia seperti kebenaran wahyu, kebenaran akal dan
kebenaran perasaan. Selain itu ada kebenaran ontologis
(kebenaran hakikat), epistemologi (kebenaran berdasarkan
pengetahuan manusia yang difahami melalui wahyu dan
pengalaman empiris), kebenaran aksiologi (kebenaran
berdasarkan etika dan Akhlaq). Banyaknya pemahaman
kebenaran inilah sehingga para filosof (ahli hikmah) mendorong
45. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 45
lahirnya epistemologi untuk mendeteksi mana yang mendekati
kebenaran hakiki.
Motivasi awal proses berpikir manusia adalah untuk
mencapai kebenaran yang sedapat mungkin pasti. Tetapi realitas
dari hasil pikiran yang dihasilkan belum tentu pasti
kebenarannya. Dengan demikian perlu ada ukuran kebenaran
untuk menguji proposisi, pendapat berupa pengetahuan yang
diproses oleh cara panca indra merespon tanda dari fenomena
yang dicernah oleh panca indra manusia. Untuk mengindari
konflik pemikiran kebenaran maka perlu standar kebenaran
untuk menguji kebenaran yang dihasilkan dari proses ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Dalam kajian komunikasi Islam ada
3 teori yang perlu diketahui yaitu:
1. Teori kebenaran bercorak top douwn (kebenaran wahyu)
memiliki model komunikasi komunikasi ama>nah,
fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip
Aqidah, Syariah dan Akhlaq.
2. Teori kebenaran bercorak bottom up (kebenaran empiris)
yang sesuai dengan akal (logis), rasional untuk menguji
kebenaran suatu pemikiran. Karakter kebenaran ini
sifatnya kebenaran yang hanya dapat dicernah oleh
panca indra dan cenderung propaganda.
3. Kriteria kebenaran ilmiah yang dianggap benar bagi para
ilmuan Eropa dan sebagian perguruan tinggi Islam di
Indonesia, yang berlaku secara umum di dunia akademik
diseluruh dunia yang menjadi ukuran dalam mendesain
kajian penelitian:
a. Sistematis, objektif , Dapat dipertanggungjawabkan
46. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 46
b. Bersifat universal, Dapat diferifikasi, Tidak
bertentangan dengan akal,
c. Memiliki objek formal, Mempunyai metodologi
4. Kriteria kebenaran ilmiah menurut komunikasi Islam:
a. Mempunyai metodologi, Sistematis, objektif, Dapat
dipertanggungjawabkan
b. Bersifat universal, Dapat diferifikasi, Tidak
bertentangan dengan akal
c. Memiliki objek formal dan Infomal, dengan nilai
materi informasi bersifat ama>nah, fat}a>nah, siddiq
dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,
Syari’ah dan Akhlaq.
3. Aksiologi
Istilah aksiologi sebenarnya berasal dari kata axios dan logos.
Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya
akal, teori. Aksiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai
kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai.1
Dalam
pemikiran Yunani studi mengenai nilai pemikiran Plato tentang
idea tantang kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan summon
bonum (kebaikan tertinggi). Diakui, bahwa dengan adanya ilmu
pengetahuan, manusia banyak mendapatkan manfaatnya, seperti
kemajuan teknologi, kemudahan komunikasi, kelancaran
produksi, dan lainya. Pendek kata, ilmu mengabdi kepada
masyarakat sehingga menjadi sarana kemajuan guna menemukan
harta-harta ciptaan Tuhan. Berdasarkan perspektif filsafat, dapat
1
Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi dan
Hakikat Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 95.
47. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 47
dikatakan bahwa fungsi dan kegunaan (aksiologi) suatu ilmu
adalah untuk memecahkan persoalan yang dihadapi manusia.
Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya "Filsafat Ilmu",
mendefinisikan aksiologi dalam dua tahap. Tahap pertama, ilmu
yang otonom terbebas dari segenap nilai yang bersifat dogmatic
(bebas nilai) maka dengan leluasa ilmu dapat mengembangkan
dirinya (fungsi internal). Tahap kedua, ilmu juga bertujuan
memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut
untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi.
Berbekal konsep mengenai kaitan antara hutan gundul dan
banjir, umpamanya ilmu mengembangkan teknologi untuk
mencegah banjir.
Pamor Aksiologi sebagai salah satu bidang kajian filsafat
ternyata belum mendapat tempat yang layak bagi para ilmuan
dan filsuf ilmu, khususnya dalam kajian filsafat Ilmu. Selama ini,
yang sering mendapat perhatian adalah aspek Ontologis dan
Epistemologis ilmu.
D. Berpikir reflektif
Kasih sayang Allah kepada umatnya diberi karunia berupa
kemampuan berpikir, melihat, mendengar, merasa, dan
memperhatikan tanda-tanda kebesaran Tuhan yang dibentangkan
di alam semesta ini. Prinsip ilmu pengetahuan dialetika (seni
berpikir) untuk mendapatkan materi pengetahuan yang ada
dilangit dan alam semesta. Substansi dari kreatifitas berpikir
adalah menjadi orang bijaksana dalam menelaah permasalahan
yang ada.
Berpikir adalah proses mengenal sesuatu sehingga
menghasilkan ‚pengetahuan‛ yang bakal menjadi ilmu
48. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 48
pengetahuan inilah proses ontologi yang digunakan oleh praktisi
ilmuan mulai dari Thales, aristoteles, Plato Al-Farabi, Thomas
Aquinus dan tokoh-tokoh ilmuan lainnya sampai pada aliran
rasionalis yang melahirkan aliran moderen sebagai warisan seni
berpikir oleh para ilmu di masa moderen yang akrab dikenal
dengan aliran strukturalime dan pragmatisme.
Dari gambaran aliran strukturalime dan pragmatisme para
tokoh filosof ini, dapat dipahami bahwa berpikir adalah seni
mengolah pesan dari proses komunikasi intrapersonal melalui
pengalaman hidup yang direspon oleh panca indra kemudian
dikemas secara sistematik sehingga menghasilkan ilmu
pengetahuan yang berguna bagi orang lain. Dalam seni berpikir
ada beberapa kategori cara berfikir, hal ini menunjukkan tidak
semua kerja berpikir ini dapat menjadi pengetahuan, tetapi ada
kaidah-kaidah yang ditemukan oleh para ilmuan.
Pandangan seni berpikir ini terbagi menjadi dua yaitu seni
berpikir yang dilakukan oleh para filosof dan seni berpikir yang
dilakukan oleh ilmua agama. Dalam pembahasan ini penulis
mengkaji ilmuan secara umum dan ilmuan agama dalam
menangkap pesan-pesan atau tanda-tanda fenomena alam
dibentangkan Tuhan lewat fenomena alam semesta ini. sebagai
berikut: Cara Berpikir reflektif menurut para filosof:
a. John Dewey mendefinisikan berpikir reflektif adalah:
proses interpretasi simbol yang direkam oleh mata dan
dikonsultasikan oleh otak kemudian lahirlah pengetahuan.
Seperti contoh jika melihat seekor burung terbang
kemudian secara reflektif burung itu dilihat dengan panca
indra mata manusia maka rekaman proses tersebut disebut
proses berfikir reflektif.
49. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 49
b. Berfikir Kreatif: Proses olah otak dalam menangkap gejala
kemudian memberikan pengertian terhadap simbol yang
dilihat kemudian dicernah oleh otak. Dari cara berpikir
inilah melahirkan teknologi untuk memudahkan manusia
memberika makna setiap perubahan yang ada disekitarnya
maupun diluar pikirannya. Seperti manusia menciptakan
alat recorder cahaya, (kamera), recorder audio (suara),
recorder inframera dan teknologi komputer yang sekarang
ini digunakan manusia.
c. Berfikir tepat: proses berpikir seperti ini disebut dengan
pemikiran logis artinya semua yang ditangkap oleh panca
indra harus sesuai dengan cara kerja akal yang penulis
istilakan berfikir linier. Logika ini dijadikan sebagai
rumusan berpikir kebenaran. Menurut aliran filosof barat
yang berkembang pada abad ke 18-20 didominasi oleh 2
aliran besar yaitu Idialisme yang berkembang di Jerman,
dan aliran empirisme berkembanga di Inggris. Tokoh
aliran idialisme di jerman adalah Ficte (1762-1814), Hegel
(1770-1831), Scheling (1775-1854). Tokoh aliran
empirisme di Inggris John Lucke (1632-1704), David
Hume (1711-1776), Herbert Spencer(1820-1903). Kedua
aliran memiliki takaran kebenaran masing-masing dalam
kajian ilmiah. Kebenaran menurut aliran idealisme
mengatakan bahwa kebenaran itu harus sesuai dengan
takaran logika, sedangkan menurut aliran empirisme
kebenaran itu harus sesuai dengan pengalaman yang
dialami oleh panca indra manusia. Dan kebenaran
relativisme yang ditemukan oleh Albert Enstein yang
berpendapat bahwa semua kebenaran itu bersifat relatif
50. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 50
dalam kajian ilmiah. Dan masih banyak lagi definisi
kebenaran para ilmuan barat tetapi setidaknya penulis
pilih 3 aliran ini karena aliran inilah yang menguasai
idiologi kebenaran para ilmuan barat dalam melakukan
kajian ilmiah.
Cara berfikir reflektif ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu cara berfikir rasional dan gabungan rasional-metarasional.
Metode berpikir ini dapat lihat pada pihak agamawan khususnya
umat Islam mendapatkan kebenaran bersifat top douwn (melalui
wahyu) pesan yang di bersumber pada Proses respon dari
perjalan spiritual yang difahami lewat wahyu dan warisan
teologi klasik para ilmu muslim sehingga mendapatkan
kebenaran. Aliran-aliran dalam kaidah berpikir reflektif ini
adalah: Mu’tazila, Khawarij, Murjiah, Jabariah, Qadariah,
Maturidiyah Syi’ah, dan ahlu Sunnah waljamaah. Semua aliran
ini memengaruhi dalam mendesain kebenaran bagi ilmuan
bercorak agama khususnya di dunia Islam.
a. Berfikir tepat: Semua fenomena alam adalah kebenaran
mutlak dari Tuhan, baik yang tampak maupun yang tidak
tampak. Panca indra manusia menangkap pesan berupa
tanda dan simbol-simbol yang dibentangkan oleh alam
langsung direkam oleh otak kemudian dikonfirmasi oleh
wahyu. karena Allah yang membuka mata hati, mata fisik,
dan pendengaran. Tokohnya adalah Ibnu Rusy, Ibnu Sina,
Al-Faraby, Al-Kindi.
b. Berfikir Kreatif: Cara berpikir dengan cara melakukan
penapsiran terhadap wahyu komunikasi dikomunikasikan
atau didialogkan dengan fakta empirik yang dikontrol oleh
51. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 51
akal, kemudian disistematiskan oleh logika sebagai
metode dialiektika dalam mendesain sebuah pengetahuan.
c. Berpikir reflektif: bentuk berpikir seperti ini lebih banyak
didapatkan lewat faham-faham jabariah. Menurut faham
ini bahwa semua fenomena alam yang tampak ini tidak
terlepas dari remout control Tuhan. Sementara aliran
qadariah berpendapat bahwa rafleksi berpikir adalah
merupakan sunnatullah yang telah di instal pada diri
manusia tinggal memaksimalkan saja. Semua aliran Islam
di atas menggunakan takaran kebenaran yang difahami
lewat wahyu.
Proses integrasi komunikasi Islam dakwah dan komunikasi.
Setelah melewati pertarungan dialogis dari institusi satu ke
institusi yang lain mulai dari abad 19-20 dengan berbagai macam
stereotype, prejudice antara science dan agama mulai nampak
pertemuan dalam berbagai aspek baik aspek metodologis
maupun pembuktian secara ilmiah. Kecendrungan informasi-
informasi agama mulai didialogkan dengan temuan-temuan
ilmiah. Misalnya ahli fisika, ahli biologi dan ahli tasawuf
bertemu pada titik kekaguman Allah atas semua ciptaannya.
Walaupun cara bersyukur dan berkontemplasi berbeda tetapi
betemu pada pentauhidan Allah swt.
Benturan antara ilmu agama dan ilmu terapan dewasa ini
tidak lagi menjadi wacana yang produktif, mulai saling
menungjang dan mengokohkan antara satu dengan yang lain. Hal
ini tampak pada ilmu hadis misalnya menggunakan ilmu
sosiologi dan antropologi sebagai ilmu bantu dalam mengungkap
peristiwa sosial dan prilaku manusia pada hadis dibukukan. Hal
52. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 52
ini menunjukkan perkembangan ilmu komunikasi Islam kedepan
memiliki masa depan yang cerah karena komunikasi Islam
bersifat universal karena setiap orang dalam melakukan interaksi
senang berkomunikasi dengan cara yang sopan, santun dan dapat
dipercaya. Sifat komunikasi Islam itu memiliki unsur ama>nah,
fat}a>nah, siddiq, dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,
Syariah dan Akhlaq.
Komunikasi Islam salah satu bentuk ilmu baru yang berusaha
mengkomunikasi cara-cara komunikasi kenabian (profetik) mulai
didialogkan dengan cara komunikasi manusia. Hal ini
menunjukkan kajian komunikasi Islam akan menjadi kajian yang
menarik dari ssisi pengembangan ilmu pengetahuan karena
banyak sekali ilmu langit yang perlu dikomunikasi dengan
kondisi di bumi inilah signifikansinya kajian komunikasi Islam.
Pertemuan ilmu yang berbeda yang disebut integrasi
keilmuan adalah juga termasuk sunattulah dari pengembangan
keilmuan. Intergrasi yang dimaksudkan dalam kajian
komunikasi Islam ini bersatu tetapi tetap berbeda laksana suami
istri perbedaan yang diikat oleh satu akad nikah (ikatan kuat)
sehingga hidup menjadi lebih kokok. Begitupula ilmu
komunikasi Islam dengan ilmu dakwah dan komunikasi murni.
Karena harus diakui pengembangan ilmu bumi telah sampai pada
puncaknya dengan ditemukannya teori relativisme. Cara
mengukur kebenaran teori ini dalam kajian ilmu empiris bahwa
ilmu yang ada di planet bumi ini dicernah panca indra bersifat
relatif kebenarannya.
Dalam artian semua kebenaran berdasarkan fakta yang dilihat
pada saat itu, jika 100 tahun kemudiam lebih berkembang lagi
berarti terjadi perubahan cara menentukan kebenaran lagi inilah
53. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 53
corak cara kerja teori relatifisme. Sampai sekarang ini belum ada
teori yang dapat menggugurkan teori realtifisme tersebut.
Jika dianalogikan dengan warisan teologi klasik Jabariah
lebih mengandalkan kekuatan Tuhan semata sedangkan
Qadariayah mengandalkan sunnah Allah yang telah diciptakan
untuk dipergunakan semaksimalkan akal dan perlakuan
ekperimen dan kajian-kajian untuk mengetahui sunnatullah yang
dihamparkan di planet bumi ini. Atau dapat diartikan lain bahwa
jabariah lebih banyak mengkaji ketahuidan tetapi Jabarian lebih
banyak mengkaji ciptaan Tuhan.
Begitupula komunikasi Islam dengan komunikasi murni
saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Karena memang
lahir dari rahim tradisi ontologi dan epistemologi yang berbeda
tetapi menuju pada satu titik yakni berusaha melakukan
komunikasi yang efektif dan antar sama umat manusia yang
berbeda-beda agama, ras, budaya dan bahasa.
Prinsipnya Komunikasi Islam dalam penyebaran informasi
memiliki indikator informasi seperti ama>nah, fat}a>nah, siddiq dan
qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah, Syari’ah dan
Akhlaq. Jika keluar dari kriteria ini maka proses komunikasi
tersebut tidak masuk pada wilayah komunikasi Islam. Wallhu
wa’lam
1. Sumber ilmu berasal dari satu sumber yaitu Dari Allah
Panca indra adalah wadah mendapatkan ilmu. Bentuk
komunikasi Islam dalam kajian ontologi, epistemologi,
dan aksiologi menggali ide ilmu dari Al-Quran dan
Sunnah dengan memaksimalkan panca Indra dan intuisi
yang suci untuk mendaptakan ilmu yang suci pula.
54. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 54
Semakin suci suasana kebatinan seseorang semakin
berkompeten menelaah ayat Qauliah dan Qauniah.
2. Teori kebenaran menurut komunikasi Islam dalam kajian
ontologi, epistemologi, aksiologi, Khusuli dan khuduri.
inilah kebenaran yang dianut oleh sistem komunikasi
Islan memiliki indikator informasi seperti ama>nah,
fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip
Aqidah (Keyakinan kokoh pada pencipta Ilmu), Syari’ah
(tata tertib kuat dalam berpikir), dan Akhlaq
(Kecerdasan budipekerti yang luhur). Inilah kriteria atau
indikator komunikasi Islam.
3. Proses integrasi komunikasi Islam, dakwah, dan
komunikasi. Setiap ilmu berwatak saling mendukung
dan mengkokohkan sehingga dalam tahap implementatif
ilmu komunikasi Islam, ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi memiliki keterpaduan metodologis sehingga
melahirkan banyak premis, paradigma dan citarasa
dalam mengungkap, menelaah, memetakan, setiap
probelamatika yang dihadapi oleh manusia.
E. Penelitian Natural/Kualitatif
Mendeskripkan tradisi penelitian kualitatif dalam ilmu sosial
dapat diambil analogi ‚arus gerak kendaraan dijalan raya yang
dikendalikan oleh lampu merah, hijau dan kuning. Pertanyaannya
adalah:
a. Adakah teraturan pola arus gerak lalulintas kendaraan paa
setiap persimpangan?
b. Adakah regularitas arus gerak kendaraan bersifat
menistik(seperti mesin)?
c. Bersifat otomatikah arus kendaraan tersebut?
55. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 55
d. Apakah arus gerak kendaraan pada persimpangan jalan
itu bersifat kausalitas?
Jawaban atas pertanyaan ini ternyata tidak tunggal
berdasarkan mekanisme ilmiah masing sesuai aliran idiologi
kebenaran, paradigma, pemikiran yang dianut oleh sang peneliti.
Jawabannya tergantung pada cara merekonstruksi data,
menyusun data, pendekatan, idiologi kebenaran, dalam
mengungkap objek yang diteliti sesuai tingkat kejujuran,
kridibilitas, dan kekuatan panca indra menangkap setiap
fenomena yang dilihat dilapangan.
Dalam kajian ilmiah disepakati beberapa aliran berpikir yang
dibagi menjadi beberapa aliran:
1. Inggris dan Perancis: paham kebenarannya harus bersifat:
empiris, behaviorisme, naturalism, dan saintisme,
positifisme. Pemikiran ini dipengaruhi oleh ilmu-ilmu
kealaman atau dikenal dengan istilah pengaruh
Aristotelian. Ia berpandangan bahwa hakikat itu bersifat
materi atau kealaman.
2. Jerman dan Amerika: Tradisi pemikiran kebenaran dari
Jerman bersifat: Humanistik, relatifitas menganggap
manusia adalah segalanya. Pemikiran ini dipengaruhi oleh
filsafat rasional (idealisme) Platonis. Pemuka aliran ini
seperti: Imanuel Kan, Hegel, David Hum Albert Eistein
sehingga mereka terkenal dengan gelaran
fenomenologisme.
3. Timur Tengah/Asia Tenggara: Aqidah (idiologi kebenaran
mutlak, Syariah (empiris, rasional, humanis, idealisme,
behaviorisme, naturalism) dan Akhlaq (khuduri dan
56. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 56
ushuli). Ketiga ini menjadi parameter dalam menetapkan
kebenaran sehingga dapat menghasilkan ilmu yang
memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Aliran-aliran inilah yang mewarnai mekanisme dalam
membingkai standar kebenaran, realitas, dalam memetakan
permasalahan sekaligus jawaban.
Penelitian natural inilah yang membedakan dengan penelitian
kuantitatif yang sifatnya serba kepastian pada kebenaran
empiris. Sementara kualitatif lebih pada metode berpikir
induktif. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rumus statistik
dalam menyimpulkan kebenaran tetapi menggunakan berbagai
macam analisis kontens, interasionis simbolik, fenomenologi,
analisis komparatif, analisis interaktif (simultan bolak balik
sampai mendapatkan kebenaran hakikat). dan pendekatan dalam
menetapkan kesimpulan.
Desain penelitian natural/kualitatif atau format penelitian
kualitatif pada umunya sama tergantung target pencapaian
dalam mengungkap hal-hal yang abstrak terhadap ketimpangan
yang ada pada masyarakat menjadi kenyataan lewat penelitian
ilmiah yang dilakukan dalam rangka memberikan solusi dari
permasalahan yang krusial sehingga pola kehidupan ini lebih
berkualitas dan memiliki dampak perbaikan hidup lebih
bermakna demi kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Penelitian kuantitatif menurut Burhan Bungin (penelitan
kualitatif: 2009: 74) lebih menonjolkan hubungan dan pengaruh
antar variabel serta jenis pengukuran yang akan dilakukan serta
judulnya bersifat pasti.
57. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 57
Penelitian kualitatif lebih mengekspos femonena yang
berhubungan dengan variabel yang akan di diteliti serta
mengungkap semua faktor yang dapat memengaruhi variabel
yang akan diteliti. Judul penelitian kualitatif tidak bersifat final.
Merancang konsep penelitian kualitatif bersifat kognitif
sosiologis dengan menimbah semua data yang berhubungan
dengan tema penelitian kita yang didapatkan di lapangan.
BAB 3
TEORI DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
Penulisan karya ilmian tidak bisa terlepas dari kajian teori
karena teorilah yang digunakan sebagai pemandu dalam
menelaah permasalahan yang dihadapi dalam penelitian.
Pentingnya kajian teori sehingga perlu penulis deskripsikan
teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dakwah dan
komunikasi. Urgensi teori kajain ilmiah memiliki peran strategis.
A. Pengertian Teori
Sebelum mengkaji kegunaan teori dalam penelitian dan
dakwah dan komunikasi perlu diberi apa itu teori. Teori berasal
58. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 58
dari bahasa Yunani, theoria, teori, diartikan sebagai suatu
hipotesa yang digunakan untuk menggambarkan fakta tentang
keteraturan alam. Contoh teori yang telah dihasilkan oleh para
ilmuan seperti:
1. Teori Dakwah Ali Mahfuz} tentang pencitraan bahwa
kredibilitas adalah wajib dimiliki oleh setiap informan.
2. Teori Gravitasi Bumi: Setiap benda yang dilemparkan
keatas maka pasti jatuh kebumi kembali.
3. Teori Relatifisme: semua yang ada didunia ini serba
realitf.
4. Teori Respon balas: setiap simbol yang dilihat manusia
pasti direspon oleh panca indra.
5. Teori Media McLuhan adalah: Media merupakan
perpanjangan panca indra manusia.
Terminologi teori menurut Istilah:
1. Teori kamus Istilah (2006: 270) karya ilmiah popular
Yooke Tjuparma adalah: sebagai kumpulan dalil-dalil
atau hipotesa sebagai landasan berpikir.
2. Wilbur Schramm (1982: 10) teori adalah: Suatu
perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada
abstransi dengan kadar yang tinggi dan proposisi yang
telah teruji secara ilmiah.
3. Stephen W. Littlejohn Teori adalah: Kumpulan
eksperimen manusia yang telah teruji kebenarannya.
4. Richard Laningan (1987 : 390) Teori adalah: Studi
tentang alam realitas. Atau kumpulan pemikiran untuk
59. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 59
mengetahui hubungan antara manusia dengan manusia
dan alam.
5. Joseph A. DeVito teori adalah: Hasil pemikiran
kebenaran yang didapatkan berdasarkan kajian empiris
yang telah diuji objetifitasnya.
6. Jujun Sumantri (2005: 63) teori adalah proposisi
tentang cara mengetahui keberadaan zat, pikiran, dan
peran manusia di bumi.
7. Deddy Mulayana Teori adalah: Pengalaman
eksperimen yang telah dilakukan oleh orang yang ahli
dibidannya dan terbukti secara faktual kebenarannya
secara terus menerus
8. Jalaluddin Rahmat teori adalah: Proposisi yang telah
teruji manfaatnya kepada manusia.
9. Syarifudin teori adalah kumpulan pengalaman ilmiah
yang telah diuji kebenarannya dipanggung akademik.
B. Ruang lingkup Kajian Teori
Setiap teori memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga
perlu kecerdasan calon peneliti memilih teori yang paling
relevan dengan objek yang dikaji. Ruanglingkup kajiannya
penting diberikan batasan untuk memudahkan calon peneliti
menyelesaikan permasalahan sesuai waktu, biaya dan
kemampuan yang dimiliki.
Menyusun karya tulis ilmiah merupakan rangkaian kegiatan
menuangkan hasil pemikiran, pendapat dalam bentuk tulisan
dengan memenuhi kriteria, etika dan kaidah ilmiah. Seorang
penulis mengeksplorasi hasil pemikirannya dalam bentuk tulisan,
terlebih dahulu harus mengetahui kriteria dan etika penyusunan
60. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 60
karya tulis ilmiah berdasarkan teori-teori dakwah dan
komunikasi yang telah diuji kebenarannya sesuai kajian ilmiah
dakwah dan komunikasi.
Kajian Ilmu Dakwah:dimulai pada tahun tahun 1912 di
Mesir oleh Ali Mahfuz} telah banyak memberikan kontribusi
pencerahan umat dewasa ini. Hal itu tampak pada perkembangan
umat Islam sekarang ini tersebar keseluruh penjuruh dunia yang
berjumlah kurang lebih 1,7 milyar. Perkembangan jumlah ini
terus meningkat sehingga peranan pengembangan keilmuan
dakwah perlu diperluas. Dewasa ini rumpun ilmu dakwah telah
berkembang menjadi beberapa bidang ilmu seperti:
Ilmu Dakwah, Managemen Dakwah
Psikologi Dakwah, Bimbingan Penyuluhan
Pemberdayaan masyarakat Islam
Komunikasi Penyiaran Islam
Teknologi Informasi Dakwah (Media Kontemporer)
Studi Naskah Dakwah
Sosiologi Dakwah
Antropologi Dakwah.
Sistem Informasi Dakwah.
Semiotika Dakwah
Jurnalistik Dakwah
Inilah rumpun ilmu dakwah yang menjadi kajian ilmiah
dipanggung akademik konsentrasi dakwah dan komunikasi
khususnya Universitas, IAIN dan STAIN dibawa naungan
kementrian agama.
Selain Ilmu Dakwah di Universitas, IAIN dan STAIN dibawa
naungan kementrian agama di Ilmu Komunikasi juga menjadi
konsentrasi bidang kajian ilmiah yang diintegrasikan dengan
61. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 61
ilmu Dakwah. Ilmu komunikasi yang bercorak profetik yang
lahir dari para ahli dakwah sehingga melahirkan satu ilmu baru
yakni komunikasi Islam.
Sebagai calon peneliti perlu mengetahui perkembangan teori
komunikasi yang sangat pesat. Hal ini dipercepat dengan
ditemukannya teknologi informasi. Histografi perkembangan
komunikasi tidak terlepas dari jasa-jasa ilmuan eropa yang
dipelopori oleh perintis komunikasi masa awal yaitu:
Harol Lasswel
Kurt Lewin
Paul Lazarsfeld
Carl Hovland
Wilbur Schramm
Perkembangan jumlah ini terus meningkat sehingga peranan
pengembangan keilmuan dakwah perlu diperluas. Dewasa ini
rumpun ilmu komunikasi telah berkembang menjadi beberapa
bidang ilmu seperti:
Komunikasi pembangunan
Komunikasi Massa
Psikologi Komunikasi
Ilmu Komunikasi
Komunikasi Islam ( komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan unsur Amanah, siddiq, fat}anah, dan
qanaah.
Komunikasi Kesehatan(ilmu yang mempelajari tentang
cara melakukan komunikasi yang dapat menyehatkan
suasana spiritual dan jasat manusia).
Komunikologi (Berkomunikasi dengan alam)
Komunikasi Data (Jenis komunikasi jarak jauh dengan
menggunakan jasa elektronik pengantar data pada mad’u
yang di tuju).
62. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 62
Dari ruanglingkup kajian dan rumpun ilmu dakwah dan
komunikasi di atas, perlu penulis deskripsikan kajian teori
dakwah dan komunikasi sehingga dapat memudahkan calon
peneliti memilih teori, sesuai permasalahan yang dihadapi di
lokasi penelitian baik penelitian pustaka maupun penelitian
lapangan.
C. Kajian Teori
1. Teori Dakwah
Pada hakikat dakwah Islam adalah merupakan aktualisasi
iman yang dimanisvestasikan dalam satu ekosistem kegiatan
manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan. Sehingga perlu
teori sebagai panduan dalam melakukan dakwah yang efektif dan
efisien:
Teori Siqaah (Krediblitas Informan)
Teori Medan dakwah
Teori Proses dakwah
Teori Tahapan dakwah
Teori Badi (keindahan tata bahasa)
Teori Bayan (Kecerdasan menjelaskan)
Taori Mani (keindahan artikulasi bahasa)
Teori Qaula>n Layyinan (Lelembutan Berdakwah)
Teori Sadidan:
Teori Qaula>n Bali>g>a (Informasi yang berbekas pada hati
seseorang): Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-
kalimat yang mudah diterima dan sangat pantas bagi
audiens diperdengarkan informasi itu.
Teori Qaula>n Maisyura(berasal dari kata Yasara artinya
mudah): Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-kalimat
63. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 63
yang mudah diterima dan sangat pantas bagi audiens
diperdengarkan informasi itu.
Teori Ma’rufa: Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-
kalimat yang baik sesuai takaran budaya masyarakat
setempat yang diajak berbicara.
Teori Qaula>n Kari>ma>n: Cara kerjanya teori ini memilih
kalimat-kalimat yang muliya dan penuh kebajikan sesuai
takaran budaya masyarakat setempat yang diajak
berbicara.
Teori Qaula>n Sadi>da> : Cara kerja teori ini: informan perlu
meneguhkan nilai-nilai ketaqwaan dengan perkataan yang
berdasarkan pada wahyu yang dipahami dlam Al-Quran
dan Sunnah.
Teori Uswatun Hasanah: Cara kerjanya seorang informan
menjadi garda terdepan mentradisikan melakukan
komunikasi yang santun kepada orang lain.
Teori Dakwah Syekh Mursyid: sistem dakwah amar
ma’ruf nahimunkar.
Teori Dakwah Ali Mahfuz: Teori Pencitraan.
2. Teori Komunikasi
Para tokoh ini cukup memberikan warna dalam bidang kajian
ilmiah ilmu komunikasi dewasa ini. Dengan karya mereka
sehingga para ilmuan kontemporer dapat mengembangkan teori
yang telah ditancapkan oleh pendahulu mereka. Kajian teori
komunikasi melahirkan teori sebagai berikut:
a) Teori masa awal pda tahun (1984):
64. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 64
- Laswel Model: who says what in which channel to whom
with what effect (Siapa mengatakan apa, melalui saluran
apa kepada siapa, dengan efek apa.
- S-O-R Teori: Stimulus Organisation Respon
- S-M-C-R Model: Source, Message, Channel, Receiver.
- The Matematical theory of communication oleh Claude
Shannon dan Weaver unsur-unsur teorinya: (Source,
Message, Signal, Receiver, Destination).
- The Osgood and Schramm Circular Model
- Dances’s Helical Model: sistem komunikasi mulai dari
kecil sehingga membesar.
- New Comb ABX Model
- The Teory of Cognitive Disonance
- Inoculation Theory
- The bullet Theori of Communication: teori peluruh atau
teori ini ibarat jarum hipordemik pesan laksana obat yang
disuntikkan kemudia obat bekerja dalam tubuh manusia.
b) Teori masa awal pada tahun (1950-an)
- Four Theories of the press
- Individual Differences Theory
- Social Categoris Theory
- Social Relatioship Theory
- Cultural Norms Theory
- Social Norms Theory
- Social Learning Theory
- Diffusion of Innovation Model
- Agenda Setting Model
- Uses and Gratification Model
- Clozentropy Theori
65. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 65
c) Teori masa awal pada tahun (1980-an)
- Theory difusi inovasi oleh Rogers, 1983 teori ini dalam
penyebaran informasi dengan berbagai kemasan informasi
dalam memengaruhi masyarakat.
- Teori Kulvitasi oleh Gerbner, Morgan pandangan teori ini
bahwa masyarakat adalah pecandu televisi sehingga
tercipta realitas.
- Teory gatekeepers oleh Hiebert, dikembangkan dari teori
Kurt Lewin (palang pintu): setiap informasi yang didengar
setiap hari akal sebagai penentu (palang pintu) akhir diteri
atau tidak
- Teory penyusunan agenda oleh: Agee, emery (1988)
kemampuan media memengaruhi masyarakat dengan cara
mengarahkan perhatian dengan mengkostruksi berita
tertentu.
- Teori Motivasi
- Teori Defisiensi Motivasi
- Teori Heirarki
- Teori ERG
- Teori Kesehatan /Motivator
- Teori Harapan dan Motivasi
- Teori ESQ, SQ, IQ: Teori komunikasi yang pesannya lebih
pada penekanan pada emosional spirit seseorang.
- Teori Dissonansi Kognitif: dikembangkan oleh Leo
Festinger. Cara kerja teori ini bersifat kognitif, informasi
yang dikeluarkan oleh informan dianalisa oleh komunikan
pesan itu dilakukan atau tidak.
- Teori Pertukaran Sosial
66. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 66
- Teori kredibilitas: Informasi itu dapat dipercaya jika
informan bersifat siddiq (dapat dipercaya atau telah
ketahu jarang berbohong). Dikembangan oleh Ali Mafuz}
adalah Mesir.
- Teori Inokulasi: Cara kerja teori ini informasi disuntikan
kepada audiens kemudian dan informasi itu akan bekejra
pada diri audiens sehingga dapat merubah prilaku audiens.
Dikembangkan oleh McGuire (1964)
- Teori behaviorisme
- Teori Interaksi Simbolik
- Teory Nonverbal Expectancy Vilation
- Teory Interpersonal Deception
- Teory Penetrasi Sosial
d) Teori Komunikasi kontemporer
- Teori propaganda moderen
- Teori Pembentukan opini
- Teory Efek
- Teory Fenomenistik Joseph Klapper
- Teory Media Sebagai Perpanjangan Panca Indra
- Teori Informasi: Mc.Luhan, bahwa Media: Perpanjangan
panca indra manusia.
- Teori J.D. Vito Tentang Presepsi dan Ekspresi:
Seseorang tergantung pada intensitas Informasi yang
didengar.
- Teori Prejudice (Prasangka/Penafsiran).
- Teori perbedaan penafsiran interkasionis simbolik: teori
komunikasi verbal dan non verbal.
67. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 67
- Teori Stereotype: Teori strategi pemecahan masalah
sistematis Krames. Teori Strategi Solso, Teori Strategi
Wankat dan Oreovoc.
- Teori Penafsiran masyarakat multikultural, Teori
strategi pemecahan masalah sistematis Krames. Teori
Raymond Willayam dikuti Lari May tentang sistem
Interaksi dan Penafsiran masyarakat Multikultural.
Dari definisi teori di atas jelas bahwa teori adalah hasil
telaah metode ilmiah yang memiliki prinsip objektif, sistematis,
faktual, dapat diferifikasi, pragmatis, bersifat universal dan
dapat dipertanggungjawabkan yang disusun oleh seseorang.
D. Jenis Karya Tulis Ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh
seseorang berdasarkan ketajaman panca indra mendapatkan data
berupa hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya,
antara lain, dalam bentuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas suatu
pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil
kajian yang disam-paikan dalam suatu pertemuan ilmiah
(seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus
diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa. Tebalnya
minimal 10 halaman. Dengan sistematika sebagai berikut:
a. Latarbelakang masalah
Gambaran umum objek permasalahan
Identifiasi masalah
Rumusan masalah
68. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 68
b. Pembahasan
Pengertian
Ruanglinkup masalah
Landasan Normatif (Al-Quran dan Sunnah, Ijma,
Qiyas, Pandangan Para ulama, dan teori pendukung).
Analisis
c. Kesimpulan
d. Pustaka
2. Skripsi: adalah karya ilmiah versi UIN Alauddin Makassar
yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau
penelitian kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang
ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat
Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. Tebal
skripsi minimal 60 (enam puluh) halaman jika ditulis dalam
bahasa Indonesia, dan minimal 40 (empat puluh) halaman jika
ditulis dalam bahasa asing (Arab atau Inggris). Komposisinya
sebagai berikut:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Abstrak
d. Halaman Persetujuan Pembimbing
e. Halaman Pernyataan Penulis
f. Halaman Pengesahan
g. Halaman Pengantar
h. Daftar Isi
i. Daftar Tabel (kalau ada)
j. Daftar Ilustrasi (kalau ada)
k. Daftar tranliterasi
69. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 69
3. Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka
penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2),
yang diajukan untuk diuji/ dinilai oleh tim penguji guna
memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis
mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan
meme-cahkannya secara analitis kritis. Tebal tesis minimal
100 (seratus) halaman. Contoh komposisinya sebagai berikut:
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan dan Batasan Masalah
c. Hipotesis (bila diperlukan)
d. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan
e. Metodologi penelitian
f. Kajian pustaka
g. Kerangka teoretis (bagi S2 dan S3)
h. Tujuan dan kegunaan,
i. Garis besar Isi
4. Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka
penyele-saian studi pada tingkat Strata Tiga (S3), yang
dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk
memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi
harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh
mahasiswa yang bersangkutan. Untuk itu, pembahasannya
harus menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat
memberikan suatu kesimpulan yang berimpli-kasi filosofis
dan mencakup beberapa bidang ilmiah. Tebalnya minimal
200 (dua ratus) halaman.
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan dan Batasan Masalah
70. Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 70
c. Hipotesis (bila diperlukan)
d. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan
e. Metodologi Penelitian
f. Kajian Pustaka
g. Kerangka Pikir dan Kerangka Teoretis lebih tajam
dibanding kajian S3.
h. Tujuan dan Kegunaan,
i. Garis Besar Isi
Keempat karya tulis makalah, skripsi, tesis, dan disertasi,
disebut sebagai ‚karya tulis ilmiah‛. Argumentasi dikatan karya
ilmiah karena melewati proses ferifikasi didepan para mahasiswa
dan dosen tentang data yang olah lewat referensi pustaka dan
lapangan yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh
mahasiswa atau calon promovendus.
E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah
Pemilihan kata dan kalimat dalam karya ilmiah menggunakan
bahasa Indonesia yang baku (kata dan kalimat yang ada dalam
kamus) yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa
ilmiah. Corak terpenting bahasa ilmiah adalah objektif, jelas,
cermat, dan konsisten.
Selain itu, kalimat yang digunakan harus efisien dan lengkap.
Kalimat dianggap efisien jika mampu mengomunikasikan
pikiran penulisnya secara tepat, singkat, dan padat. Kalimat
dipandang lengkap jika mengandung minimal subjek, predikat
dan objeknya. Sebaiknya dihindari penyusunan kalimat yang
terlalu panjang. Panjang lima baris ketukan biasanya sudah
merupakan ukuran maksimal sebuah kalimat. Harus diperhatikan
secara cermat dan tepat penggunaan huruf besar, huruf kecil,