2. DEFINISI
Ketosis adalah kelainan
fisiologis dimana badan-
badan keton menumpuk di
dalam tubuh(darah dan urin).
Ketosis merupakan salah satu penyakit yang
sering terjadi di sapi perah. Ketosis terjadi akibat
kekurangan glukosa di dalam darah dan tubuh.
Peristiwa ini biasanya sering terjadi pada sapi
yang bunting tua (masa kering) atau sapi-sapi
habis melahirkan (Masa awal laktasi) dengan
produksi susu yang tinggi.
3. Penyebab
Pada masa kebuntingan tua kebutuhan akan glukosa
meningkat karena glukosa pada masa itu sangat dibutuhkan
untuk perkembangan pedet dan persiapan kelahiran.
Sedangkan pada masa awal laktasi glukosa dibutuhkan
sekali untuk pembentukan Laktosa (gula susu) dan lemak,
sehingga jika asupan karbohidrat dari pakan kurang maka
secara fisiologis tubuh akan berusaha mencukupinya
dengan cara glukoneogenesis yang biasanya dengan
membongkar asam lemak dalam hati. Efek samping dari
pembongkaran asam lemak di hati untuk di dapatkan hasil
akhir glukosa akan meningkatkan juga hasil samping yang
disebut benda2 keton (acetone, acetoacetate, β-
hydroxybutyrate (BHB) dalam darah.
4. Pembagian ketosis
Ketosis primer, adalah kelainan metabolik yang
terjadi apabila tidak disertai kondisi patologis
lainnya, seperti pada sapi yang mempunyai
produksi susu tinggi dengan pemberian
karbohidrat dalam pakan yang kurang
Ketosis sekunder, yaitu akibat gangguan
penyakit tertentu yang menyebabkan terjadinya
gangguan metabolisme karbohidrat meskipun
karbohidrat dalam pakan yang diberikan cukup.
Kejadian ketosis yang bersifat sekunder dapat terjadi
akibat kasus Displasia Abomasum, Metritis, Peritonitis,
Mastitis atau penyakit2 yang menyebabkan penurunan
nafsu makan dalam waktu yang lama.
5. Gejala
Ada dua bentuk, yaitu adanya pembuangan
benda2 keton dan gangguan syaraf. Pada
awalnya biasanya hewan akan mengalami
penurunan nafsu makan lebih dari 2 atau 5 hari,
kemudian malas bergerak, kaki gemetar, jalan
sempoyongan atau bahkan tidak kuat berdiri.
Pengeluaran benda2 keton bisa dideteksi dengan
adanya bau khas keton pada urine, susu atau dari
nafas sapi yang menderita. Gejala gangguan
syaraf kadang-kadang dapat terlihat, ditandai
dengan sering menjilat, memakan benda2 asing
disekitarnya dan kadang kala bisa mengalami
kebutaan.
6. Diagnosis
Dengan melihat gejala klinis
pada sapi2 yang menderita,
pemeriksaan adanya
pengeluaran benda2 keton
pada susu, urine dan nafas
serta pemeriksaan kadar
keton pada urine, susu atau
darah. Pemeriksan cepat
benda2 keton untuk
dilapangan biasanya
menggunakan dipstick.
7. Terapi
Pada intinya terapi yang dilakukan adalah untuk
mengembalikan kadar gula dalam darah ke level
normal dan mengurangi kadar keton.
Terapi yang dapat dilakukan adalah pemberian
infus larutan Glukosa 50% sebanyak 500ml
Propylene Glycol 250-400 g/dosis, PO 2x sehari.
Injeksi Glukokortikoid (Dexametason) 5-20
mg/dosis, IM. Ada juga yang menyarankan
dengan terapi insulin 150-200 IU/hari, IM