Bab 8 membahas tahap penyelesaian audit yang meliputi (1) penyelesaian pekerjaan lapangan, (2) penelaahan peristiwa kemudian, dan (3) prosedur analitis komprehensif untuk mengumpulkan bukti tambahan dan mengevaluasi temuan audit.
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)
1. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahap ini dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus yang
telah kita bahas dimuka. Ditahap ini sangat penting. Tahap penyelesaian audit sangat
mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Keputusan yang diambil auditor selama tahap
penyelesaian ini sangat penting untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai
prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang
dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir
atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan
pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Prosedur-prosedur yang diterapkan pada tahap penyelesaian audit mempunyai
beberapa karakteristik khusus, yaitu:
1. Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu kesiklus transaksi maupun saldo
rekening tertentu.
2. Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca.
3. Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangan subyektif
auditor.
4. Prosedur-prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau
akuntan senior yang berpengalaman.
Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini
diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin.
Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang
tersedia untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai
keadaan yang sebenarnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyelesaian pekerjaan lapangan?
2. Bagaimana melakukan penelaahan peristiwa kemudian (subsequent event
review)?
3. Bagaimana menelaah notulen rapat?
4. Bagaimana mengajukan pertanyaan atau konfirmasi kepada penasihat hukum
klien?
KELOMPOK 8 Page 1
2. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
5. Bagaimana menghimpun surat representasi klien?
6. Bagaimana menghimpun surat representasi klien?
7. Bagaimana melaksanakan prosedur analitis komprehensif?
8. Bagaimana pengevaluasian temuan?
9. Bagaimana membuat penetapan akhir mengenai materialitas dan risiko audit?
10. Bagaimana melakukan penelaahan teknis mengenai laporan keuangan?
11. Bagaimana merumuskan pendapat dan membuat draft laporan audit?
12. Bagaimana melakukan penelaahan akhir atas kertas kerja?
13. Bagaimana berkomunikasi dengan klien?
14. Bagaimana komunikasi hal-hal yang berkaitan dengan struktur pengendalian
intern?
15. Bagaimana komunikasi mengenai pelaksanaan audit (dengan komite audit)?
16. Bagaimana menyusun management letter (surat pernyataan manajemen)?
17. Bagaimana tanggung jawab setelah audit?
18. Bagaimana peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan
tanggal dipublikasikannya laporan audit?
19. Bagaimana penemuan fakta-fakta baru?
20. Bagaimana penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan?
C. TUJUAN MAKALAH INI DIBUAT
1. Mengetahui penyelesaian pekerjaan lapangan
2. Mengetahui perlakuan penelaahan peristiwa kemudian (subsequent event
review)
3. Mengetahui penelaahan notulen rapat
4. Mengetahui pengajuan pertanyaan atau konfirmasi kepada penasihat hukum
klien
5. Mengetahui penghimpunan surat representasi klien
6. Mengetahui penghimpunan surat representasi klien
7. Mengetahui pelaksanaan prosedur analitis komprehensif
8. Mengetahui pengevaluasian temuan
9. Mengetahui pembuatan penetapan akhir mengenai materialitas dan risiko audit
10. Mengetahui perlakuan penelaahan teknis mengenai laporan keuangan
11. Mengetahui perumusan pendapat dan membuat draft laporan audit
12. Mengetahui melakukan penelaahan akhir atas kertas kerja
KELOMPOK 8 Page 2
3. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
13. Mengetahui berkomunikasi dengan klien
14. Mengetahui komunikasi hal-hal yang berkaitan dengan struktur pengendalian
intern
15. Mengetahui komunikasi mengenai pelaksanaan audit (dengan komite audit)
16. Mengetahui penyusunan management letter (surat pernyataan manajemen)
17. Mengetahui tanggung jawab setelah audit
18. Mengetahui peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan
tanggal dipublikasikannya laporan audit
19. Mengetahui penemuan fakta-fakta baru
20. Mengetahui penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan
KELOMPOK 8 Page 3
4. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYELESAIAN PEKERJAAN LAPANGAN
Dalam menyelesaikan atau melengkapi pekerjaan lapangan, auditor
melaksanakan beberapa prosedur audit untuk menghimpun tambahan bahan bukti
audit. Ada lima prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor, yaitu:
1. Melakukan penelaahan peristiwa kemudian (subsequent event review)
2. Membaca notulen rapat
3. Mengajukan pertanyaan atau melakukan konfirmasi dengan penasihat hukum
klien
4. Menghimpun surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis komprehensif
B. MELAKUKAN PENELAAHAN PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT
EVENT REVIEW)
Periode peristiwa kemudian adalah periode yang dihitung sejak tanggal neraca
sampai dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan (tanggal laporan audit).
Ada dua jenis peristiwa kemudian, yaitu:
Tipe peristiwa kemudian I, meliputi peristiwa yang memberikan tambahan
bukti yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan
berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan
keuangan. Yang memerlukan penyesuaian dan pengungkapan dalam laporan
keuangan, adalah:
a. Kerugian akibat piutang tak tertagih yang disebabkan adanya
pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan dan menuju kepailitan
sesudah tanggal neraca, merupakan indikasi keadaan yang ada pada
tanggal neraca.
b. Penyelesaian tuntutan hukum baik yang dilakukan klien maupun yang
ditujukan pada klien, yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang
atau piutang yang dicatat, membutuhkan penyesuaian laporan
keuangan jika peristiwa yang menimbulkan tuntutan tersebut telah
terjadi atau ada sebelum tanggal neraca.
KELOMPOK 8 Page 4
5. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
c. Penghentian operasi perusahaan cabang dengan rugi terestimasi yang
diakibatkan oleh kondisi yang ada sebelum tanggal neraca.
Tipe peristiwa kemudian II, meliputi peristiwa-peristiwa yang memberikan
tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca yang dilaporkan, tetapi kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca.
Peristiwa ini memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan, adalah:
a. Penjualan obligasi maupun penerbitan saham baru
b. Akuisisi pada perusahaan lain
c. Kerugian aktiva tetap yang disebabkan kebakaran yang terjadi setelah
tanggal neraca.
d. Business combination misalnya perusahaan klien akan merger dengan
sebuah perusahaan lain.
e. Perusahaan struktur modal
f. Pengumuman dividen saham ataupun dividen kas yang lain dari
biasanya.
Prosedur audit yang dapat dilakukan auditor berkaitan dengan peristiwa
kemudian, antara lain:
a. Membaca dan menganalisis laporan keuangan interim terbaru setelah tanggal
neraca serta membandingkannya dengan laporan keuangan tahunan.
b. Mengajukan pertanyaan kepada manajer atau eksekutif perusahaan mengenai
apakah laporan keuangan interim telah disajikan dengan dasar yang sama
dengan penyusunan laporan keuangan tahunan.
c. Mengajukan pertanyaan kepada pejabat atau eksekutif yang bertanggung
jawab atas masalah keuangan dan akuntansi.
d. Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya.
e. Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien mengenai adanya
tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
f. Mendapatkan surat representasi dari manajer yang berwenang mengenai
peristiwa kemudian yang perlu penyesuaian dan pengungkapan, yang
bertanggal sama dengan tanggal laporan audit.
g. Mengajukan pertanyaan tambahan
h. Melaksanakan beberapa prosedur yang dipertimbangkan perlu dan semestinya
dilakukan.
KELOMPOK 8 Page 5
6. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
Auditor dapat mengeluarkan laporan audit sebagai berikut (tergantung
materialitas peristiwa kemudian):
a. Pendapat tidak wajar apabila peristiwa kemudian sangat material.
b. Pendapat menolak memberikan pendapat.
C. MENELAAH NOTULEN RAPAT
Notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya (komite
keuangan dan komite audit), dapat berisi hal-hal yang secara signifikan berkaitan erat
dengan audit yang dilaksanakan, misalnya:
a. Otorisasi pengeluaran obligasi
b. Otorisasi pengeluaran saham baru
c. Otorisasi pembelian kembali saham sendiri
d. Otorisasi pembayaran dividen
e. Otorisasi penghentian jenis produk tertentu.
Kelima hal tersebut diatas berpengaruh pada asersi-asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Informasi yang diperoleh dari penelaahan tersebut dapat menyebabkan
auditor:
a. Melakukan pengujian substantif tambahan
b. Meminta klien mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan.
D. MENGAJUKAN PERTANYAAN ATAU KONFIRMASI KEPADA PENASIHAT
HUKUM KLIEN
Pengajuan pertanyaan atau konfirmasi dilakukan untuk memperoleh bukti
mengenai keberadaan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang
mempengaruhi usaha dan keuangan klien dimasa datang. Kadang kejadian ekonomi
lebih mempengaruhi posisi keuangan daripada suatu transaksi kas atau transaksi
lainnya. Sebagai contoh adalah kewajiban kontinjensi.
Kontinjensi adalah keadaan, situasi, atau kondisi yang meliputi ketidakpastian
yang mungkin melibatkan keuntungan atau kerugian dimasa datang. Perlakuan
akuntansi terhadap kontinjensi kerugian dapat berupa:
a. Dicatat sebagai contingent liability (kewajiban bersyarat)
b. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c. Tidak dicatat
Kontinjensi dapat timbul karena
a. Ketidakpastian jumlah pajak terhutang
KELOMPOK 8 Page 6
7. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
b. Pemberian garansi produk
c. Adanya tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan
E. MENGHIMPUN SURAT REPRESENTASI KLIEN
Auditor disyaratkan untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen
sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar pengauditan.
Auditor mengandalkan representasi klien untuk:
a. Mengkonfirmasikan pernyataan lisan yang disampaikan pada auditor
b. Mendokumentasikan ketepatan representasi yang kontinu.
c. Menurunkan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen.
Reprensentasi klien melengkapi dan mendukung prosedur audit lainnya. Isi
representasi klien meliputi:
a. Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan
laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.
b. Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan.
c. Kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat.
d. Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak
tercatat.
e. Informasi mengenai transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
f. Ketidakpatuhan dengan berbagai isi perjanjian kontrak yang mungkin
berdampak pada laporan keuangan.
g. Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi, dan lain
sebagainya.
F. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS KOMPREHENSIF
Prosedur analitis mencakup penggunaan rasio dan teknik pembandingan
lainnya. Prosedur analitis juga digunakan dalam tahap penyelesaian audit sebagai alat
penelaahan menyeluruh atau penelaahan akhir atas laporan keuangan. Prosedur
analitis ini bertujuan untuk membantu auditor dalam mengambil kesimpulan
mengenai audit, dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
Prosedur analitis kemudian diterapkan pada laporan keuangan untuk
menentukan apakah ada hubungan yang tidak wajar yang masih ada. Apabila ternyata
masih ada, maka auditor perlu melaksanakan prosedur audit tambahan.
KELOMPOK 8 Page 7
8. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
Data perusahaan dapat dibandingkan dengan:
a. Hasil perusahaan yang diharapkan misalnya seperti yang tercantum dalam
anggaran.
b. Data industri
c. Data non keuangan yang relevan seperti jumlah produksi, atau jumlah tenaga
kerja.
G. PENGEVALUASIAN TEMUAN
Auditor melaksanakan pengevaluasian atas temuan dengan tujuan:
a. Untuk menentukan jenis pendapat yang akan diberikan
b. Untuk menentukan apakah standar pengauditan telah dilaksanakan dengan
baik dalam audit.
Untuk mencapai tujuan tersebu, auditor melaksanakan beberapa langkah berikut:
1. Membuat penetapan akhir mengenai materialitas dan risiko audit
2. Melakukan penelaahan teknis mengenai laporan keuangan
3. Merumuskan pendapat dan membuat draft laporan audit
4. Melakukan penelaahan akhir atas kertas kerja
H. MEMBUAT PENETAPAN AKHIR MENGENAI MATERIALITAS DAN RISIKO
AUDIT
Tahap ini perlu dilakukan sebelum memutuskan pendapat yang akan diberikan
atas laporan keuangan klien. Titik awal proses ini adalah menjumlahkan seluruh salah
saji dalam pemeriksaan atas seluruh akun yang tidak dikoreksi oleh klien. Berkaitan
dengan hal ini, ada dua kasus yang mungkin ditemui auditor, yaitu:
a. Salah saji yang tidak atau belum dikoreksi mungkin secara individual tidak
material sehingga auditor tidak meminta pembetulan atau koreksi.
b. Klien tidak mau melakukan koreksi sesuai dengan yang diminta oleh auditor.
Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah menentukan pengaruh jumlah
seluruh salah saji pada laba bersih dan elemen laporan keuangan lain yang terkait
dengan salah saji, seperti aktiva lancar dan utang lancar. Penentuan salah saji oleh
auditor dalam suatu akun meliputi beberapa komponen berikut:
a. Salah saji yang tidak dikoreksi yang terdeteksi melalui pengujian substantive
(known misstatement).
b. Proyeksi salah saji yang tidak dikoreksi, yang diperkirakan melalui teknik
sampling audit.
KELOMPOK 8 Page 8
9. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis, dan yang
dikuantifikasikan dengan prosedur audit lainnya.
I. MELAKUKAN PENELAAHAN TEKNIS MENGENAI LAPORAN KEUANGAN
Banyak Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mempunyai checklist (daftar
pengecek) rincian laporan keuangan. Daftar ini diisi oleh auditor yang
melakukan penelaahan. Daftar yang sudah lengkap, ditelaah lagi oleh manajer
atau partner. Checklist meliputi hal-hal yang berhubungan dengan bentuk dan
isi setiap laporan keuangan, dan hal-hal lain yang harus diungkapkan.
Checklist yang telah lengkap, dan temuan yang diperoleh melalui penelaahan,
harus dimasukkan dalam kertas kerja.
J. MERUMUSKAN PENDAPAT DAN MEMBUAT DRAFT LAPORAN AUDIT
Pada setiap selesai dilaksanakannya prosedur pengujian audit, staf yang
melaksanakan prosedur tersebut diharapkan meringkas temuannya. Berbagai
ringkasan temuan tersebut, kemudian digabungkan, dan dievaluasi untuk menentukan
pendapat yang diberikan atas laporan keuangan secara keseluruhan. Proses ini
biasanya dilaksanakan oleh partner. Aktivitas ini bisa juga dilakukan oleh manajer
(manajer KAP) dan ditelaah kembali oleh partner. Sebelum mencapai keputusan
pendapat yang final, auditor perlu berdiskusi dengan klien. Apabila diskusi tersebut
menghasilkan kesepakatan bersama, auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Tetapi apabila diskusi tersebut tidak dapat menghasilkan kesepakatan
bersama, auditor dapat memberikan pendapat selain pendapat wajar tanpa
pengecualian.
K. MELAKUKAN PENELAAHAN AKHIR ATAS KERTAS KERJA
Setiap kertas kerja telah ditelaah oleh supervisor. Hal ini dimaksudkan untuk
menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan, bukti yang dihimpun, dan kesimpulan
yang ditarik oleh pembuat kertas kerja. Meskipun demikian, penelaahan tambahan
terhadap kertas kerja perlu dilakukan pada tahap akhir pekerjaan lapangan oleh
anggota tim audit. Hal ini dapat dilaksanakan oleh partner maupun manajer.
Manajer dapat melakukan penelaahan atas kertas kerja yang dibuat oleh
seorang auditor, maupun yang dibuat oleh asisten atau junior auditor yang telah
ditelaah oleh senior auditor. Partner dapat melakukan penelaahan atas kertas kerja
yang dibuat oleh manajer, penelaahan atas kertas kerja lain yang dipilih.
KELOMPOK 8 Page 9
10. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
L. BERKOMUNIKASI DENGAN KLIEN
Komunikasi oleh auditor dapat dilaksanakan dengan:
a. Komite audit
b. Manajemen
Komunikasi yang dapat dilakukan auditor dengan komite audit adalah
komunikasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan struktur pengendalian
intern klien, atau mengenal pelaksanaan audit. Komunikasi manajemen dapat
dilaksanakan melalui management letter (surat pernyataan manajemen).
M. KOMUNIKASI HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERN
Suatu persoalan SPI perlu dilaporkan apabila menunjukkan kekurangan yang
material dalam rancangan atau pelaksanaan SPI, yang berakibat buruk pada efektifitas
proses dan sistem akuntansi.
Auditor tidak berkewajiban untuk mencari kondisi yang dapat dilaporkan.
Tetapi, auditor mungkin menemukan kondisi yang dapat dilaporkan melalui:
a. Pertimbangannya atau pemahamannya atas unsur-unsur SPI
b. Penerapan prosedur audit terhadap saldo maupun transaksi
Komunikasi sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk suatu laporan tertulis.
Distribusi tersebut harus dibatasi pada komite audit, manajemen, dan anggota
organisasi klien lain yang berwenang.
Laporan tersebut harus:
a. Mengindikasikan kegunaan audit laporan keuangan adalah memberikan
pendapat atas laporan keuangan, bukan menyediakan mengenai struktur
pengendalian intern klien.
b. Mencakup definisi reportable condition
c. Mencakup pembatasan distribusi laporan
N. KOMUNIKASI MENGENAI PELAKSANAAN AUDIT (DENGAN KOMITE
AUDIT)
Komunikasi dapat berbentuk lisan atau tertulis. Komunikasi dengan komite
audit meliputi masalah-masalah berikut:
a. Tanggung jawab auditor berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan
Ikatan Akuntansi Indonesia
KELOMPOK 8 Page 10
11. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
b. Kebijakan akuntansi yang signifikan termasuk pilihan dan perubahan
kebijakan akuntansi serta metode akuntansi yang digunakan untuk transaksi
yang tidak biasa.
c. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi termasuk dasar
pertimbangan yang dilakukan, dan proses pembuatan estimasi.
d. Penyesuaian audit yang signifikan yang berdampak signifikan atas proses
pelaporan satuan usaha.
e. Ketidaksepakatan dengan manajemen
f. Konsultasi dengan akuntan lain mengenai masalah akuntansi dan pengauditan.
g. Kesulitan yang dijumpai selama pelaksanaan audit
O. MENYUSUN MANAGEMENT LETTER (SURAT PERNYATAAN
MANAJEMEN)
Management letter berisi rekomendasi-rekomendasi yang tidak disyaratkan
untuk dikomunikasikan dengan komite audit. Rekomendasi tersebut biasanya
berkaitan erat dengan usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan
klien oleh karena itu, management letter menunjukkan pelayanan yang diberikan
auditor agar klien puas. Pelayanan ini menunjukkan adanya perhatian auditor terhadap
kesejahteraan dan masa depan klien.
Management letter dapat mencakup komentar atas:
a. Struktur pengendalian intern, yang bukan termasuk reportable condition.
b. Sumber daya manajemen seperti kas, persediaan, dan investasi
c. Masalah perpajakan.
P. TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
Tanggung jawab setelah audit meliputi pertimbangan:
a. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan tanggal
dipublikasikannya laporan audit.
b. Penemuan fakta-fakta baru. Fakta-fakta baru yang ditemukan mungkin
mempengaruhi penyajian laporan keuangan yang akan berakibat menyesatkan
para pengguna laporan keuangan.
c. Penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan. Prosedur yang belum
dilaksanakan akan mempengaruhi tingkat efektivitas audit. Bila efektivitas
audit lemah ada kemungkinan auditor tidak dapat mencapai tingkat risiko
deteksi yang direncanakan.
KELOMPOK 8 Page 11
12. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
Q. PERISTIWA KEMUDIAN YANG TERJADI ANTARA TANGGAL LAPORAN
AUDIT DAN TANGGAL DIPUBLIKASIKANNYA LAPORAN AUDIT.
Sebenarnya auditor tidak bertanggung jawab (setelah audit selesai) untuk
menemukan hal-hal yang mempengaruhi laporan keuangan auditan setelah tanggal
laporan audit. Meskipun demikian, apabila kejadian tersebut timbul, auditor perlu
mempertimbangkan apakah perlu ada pengungkapan atau penyesuaian laporan
keuangan. Bila auditor menetapkan perlunya penyesuaian laporan keuangan. Bila
auditor menetapkan perlunya penyesuaian atau pengungkapan, dan manajemen setuju,
maka auditor dapat mengeluarkan laporan audit bentuk baku. Sebagai alternatif,
auditor dapat menggunakan penanggalan ganda (dual dating).
R. PENEMUAN FAKTA-FAKTA BARU
Apabila penyelidikan auditor menunjukkan adanya fakta tersebut, dan auditor
yakin bahwa informasi tersebut penting bagi keandalan laporan keuangan, auditor
harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah pengandalan (pemanfaatan)
dimasa datang atas laporan audit. Langkah-langkah tersebut meliputi:
a. Memberitahu (tertulis) klien bahwa laporan audit tidak dapat lagi dikaitkan
dengan laporan keuangan.
b. Memberitahu (tertulis) badan yang berwenang seperti BAPEPAM bahwa
laporan audit tidak dapat diandalkan lagi.
c. Memberitahu (tertulis) melalui badan berwenang (BAPEPAM) kepada setiap
individu yang diketahui mengandalkan laporan keuangan, bahwa laporan audit
tidak dapat diandalkan lagi.
S. PENEMUAN ADANYA PROSEDUR YANG TIDAK DILAKSANAKAN
Setelah tanggal laporan audit, ada kemungkinan auditor menyimpulkan bahwa
satu atau lebih prosedur audit, yang dianggap perlu sesuai keadaan, tidak dilaksanakan
selama pelaksanaan audit. Standar pengauditan tidak mensyaratkan auditor untuk
melaksanakan penelaahan pos audit (setelah audit berakhir) atas pekerjaan lapangan.
Meskipun demikian, penemuan adanya prosedur audit yang tidak dilaksanakan dapat
diketahui melalui:
a. Pelaksanaan program pengendalian kualitas Kantor Akuntan Publik
b. Pelaksanaan peer review
Sebagai contoh, auditor tidak melaksanakan penelaahan notulen rapat dan
verifikasi kesesuaian saldo.
KELOMPOK 8 Page 12
13. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
KONSEP PENTING DALAM MAKALAH INI
Peristiwa Kemudian
Jenis Peristiwa Kemudian
Telaah Notulen Rapat
Penasehat Hukum Klien
Surat Representasi Klien
Prosedur Analitis Komprehensif
Evaluasi Temuan
Likely Misstatement
Aggregate Likely Misstatement
Draft Laporan Audit
Telaah akhir
Komite Audit
Reportable Condition
Surat Pernyataan Manajemen
Tanggung jawab setelah audit
KELOMPOK 8 Page 13
14. AUDITING II | BAB 8 TAHAP PENYELESAIAN AUDIT
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Totok Budisantoso, AUDITING 2 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan
Laporan Keuangan Edisi 3, UPP AMP YKPN Yogyakarta: 2004
Sumber lain:
http://www.google.com//tahappenyelesaianaudit
KELOMPOK 8 Page 14